Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas pengelolaan limbah non-B3 khususnya fly ash dan bottom ash dari PLTU; (2) Fly ash dan bottom ash dapat dikelompokkan sebagai limbah B3 atau non-B3 tergantung suhu pembakaran dan jenis batubaranya; (3) Hasil uji karakteristik menunjukkan fly ash dan bottom ash dari PLTU tidak berbahaya sehingga dikelompokkan sebagai limbah
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
WebinarDir_Pengelolaan FABA_MKI_5April21 (1).pptx
1. KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
DIREKTORAT VERIFIKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH
NONB3
Jakarta, 5 April 2021
PENGATURAN PE
BOTTOM ASH (
NGELOLAAN FLY ASH DAN
FABA) DALAM PP 22/2021
VPLB3
2. PENJELASAN LIMBAH NONB3
• Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah nonB3
adalah sisa suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak menunjukkan karakteristik Limbah
B3.
• Pengelolaan Limbah nonB3 :
➮ Dalam PP 22 Tahun 2021: BAB VII (Pasal 450 ‐ Pasal 470)
➮ Tercantum dalam Persetujuan Lingkungan
Limbah nonB3 Khusus : merupakan
Limbah B3 yang dikecualikan dari
Limbah B3 berdasarkan penetapan
pengecualian dari pengelolaan
Limbah B3 dari Sumber Spesifik
LIMBAH nonB3
LIMBAH nonB3 Terdaftar
Limbah nonB3 Terdaftar : pada
lampiran XIV Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021
LIMBAH nonB3 Khusus
2
VPLB3
3. FABA SEBAGAI LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3
Fly Ash dan Bottom Ash
(FABA)
dari kegiatan industri lainnya
Menggunakan teknologi stoker atau
tungku pembakaran adalah Limbah B3
Kode Limbah B3 :
• Fly Ash B409
• Bottom Ash B410
Digunakan untuk menghasilkan steam :
‐ Temperatur rendah (dibawah 600OC)
‐ Pembakaran belum sempurna
Fly Ash dan Bottom Ash (FABA)
dari kegiatan PLTU dengan PC,
CFB, dan ChainGrate Stoker
Digunakan untuk menghasilkan listrik:
‐ Temperatur tinggi (diatas 800OC)
untuk menjaga efisiensi pembakaran
‐ Menggunakan batubara dengan
kalori tinggi
Kode Limbah nonB3 :
• Fly Ash N106
• Bottom Ash N107
‐ Pembakaran sempurna
‐ Tidak menujukkan karakteristik
Limbah B3
Kalori 10 - 20
MJ/Kg
Kalori 19 - 26
MJ/Kg (4500-6200
kcal)
Kalori 25 - 35 Kalori > 35 MJ/Kg
(diatas 8300 kcal) 3
VPLB3 MJ/Kg (5900 – 8300
4. DATA UJI KARAKTERISTIK TERHADAP FABA PLTU
YANG DILAKUKAN OLEH KLHK
Uji Karakteristik Fly Ash Bottom Ash
1. Mudah Menyala Tidak mudah menyala (>140oF) Tidak mudah menyala (>140oF)
2. Mudah Meledak Tidak mudah meledak Tidak mudah meledak
3. Reaktif Sianida : tidak reaktif
Sulfida : tidak reaktif
Sianida : tidak reaktif
Sulfida : tidak reaktif
4. Korosif Tidak korosif
(pH :10 - 11)
Tidak korosif
(pH : 8 - 9)
5. TCLP :
16 Parameter anorganik, 6 parameter anion, 36
parameter organik, 8 parameter pestisida, dan 6
parameter tambahan
Memenuhi baku mutu Lampiran I
Permen LHK P.10 Thn 2020
Memenuhi baku mutu Lampiran I
Permen LHK P.10 Thn 2020
6. Total konsentrasi logam berat :
16 parameter
Memenuhi baku mutu Lampiran II
Permen LHK P.10 Thn 2020
Memenuhi baku mutu Lampiran II
Permen LHK P.10 Thn 2020
7. Lethal Dose-50 / LD50 Nilai > 5000 mg/kg BB hewan uji Nilai > 5000 mg/kg BB hewan uji
Data KLHK Tahun
4
VPLB32020
5. DATA REFERENSI DARI PLTU
5
VPLB3
1. Hasil uji TCLP terhadap limbah FABA dari 19 unit PLTU dengan hasil uji semua
parameter memenuhi Baku Mutu Lampiran III PP 102 Tahun 2014.
2. Hasil Uji LD50 dari 19 unit PLTU dengan hasil, nilai LD50 > 5000 mg/kg berat badan
hewan uji.
3. Kajian Human Healt Risk Assessment (HHRA) oleh PLTU PT. PJB UP Paiton 1 dan 2,
dengan hasil : Telah dijalankan di Lokasi untuk mengevaluasi potensi resiko bagi
pekerja lapangan. Tidak ada parameter yang melebihi TRV (Toxicity Reference
Value) yang ditentukan Kementerian Tenaga Kerja Indonesia (didefinisikan dalam
Permenaker No. 5 Tahun 2018).
6. PENGELOLAAN FABA SEBAGAI LIMBAH NON B3 … (1)
PENYIMPANAN
Fasilitas :
• Bangunan
• Silo
• Waste Pile
• Waste Inpoundment
• Sesuai IPTEK
Persyaratan :
1. Kriteria Lokasi
2. Kriteria Desain
3. Kapasitas Penyimpanan
Pengemasan :
1. Tidak Bocor
2. Tidak Berkarat
3. Tidak Rusak
Pelabelan, berisi informasi :
1. Identitas Penghasil
2. KodeLimbah
3. Jumlah Limbah
4. Tanggal disimpan
Syarat Lokasi :
1. Bebas Banjir
2. Jarak Aman
3. Loaksi di area
Pengasil
4. SOP
5. Dapat dilakukan
rekayasa teknologi
PENIMBUNAN
Fasilitas Penimbunan:
1. Penimbusan Akhir
2. Penempatan di area bekas tambang
3. Bendungan
4. Sesuai IPTEK
Syarat Fasilitas :
1. Lokasi
2. Desain Kontruksi
3. Sarana dan Prasana pendukung kontruksi
4. Sarana Pemantauan lingkungan
Khusus Penimbusan Akhir :
1. Wajib uji paint filter
2. Dilakukan Pre‐treatment berupa
solidifikasi dan/ atau stabilisasi
VPLB3
7. PENGELOLAAN FABA SEBAGAI LIMBAH NON B3 … (2)
PEMANFAATAN
Sesuai
IPTEK
Dilakukan sendiri oleh penghasil
Produk Samping
harus memenuhi ketentuan:
1. dihasilkan dari proses
industri yang terintegrasi
dengan proses utama sebagai
produksekunder;
2. penggunaannya bersifat
pasti;
3. kualitas produk yang
dihasilkan bersifat konsisten;
dan
4. memenuhi syarat dan/atau
standar produk
Substitusi Bahan
Baku
• Bahan Baku
Kontruksi
• Industri semen
• Pemadatan tanah
• Pemanfaatan lainnya
Memenuhi Standar
Produk :
1. SNI
2. Standar yang
ditetapkan pemerintah
3. Standar Internasional
Dilakukan oleh Pihak Ketiga
- Tidak wajib memiliki Perizinan
Berusaha
- Rincian dan tujuan pemanfaatan harus
termuat dalam persetujuan lingkungan
penghasil
VPLB3
8. 8
Pemanfaatan FABA di Indonesia
No Jenis
Pemanfaatan
Fly ash Bottom ash
1 Substitusi bahan
baku untuk
material
infrastruktur
1.Substitusi agregat dalam pembuatan
batako, paving/cone block dan genting;
2.Campuran dalam pembuatan beton
siap pakai (ready mix);
3.pemanfaatan sebagai Subbased Jalan;
4.Filler Asphalt
1.Substitusi agregat dalam
pembuatan batako, paving/cone
block dan genteng;
2.Pemanfaatan sebagai Sub‐based
Jalan.
2 Substitusi bahan
baku untuk
daerah Tambang
Lapisan Tudung untuk menetralisir air
asam tambang
‐‐
3 Substitusi bahan
baku untuk
industri semen
1.Substitusi material dalam produksi
semen dan cement clinkers;
2.Kegiatan batching plant untuk
menghasilkan produk beton siap pakai
Bottom ash sebagai substitusi
material dalam pabrik semen
memerlukan tambahan perlakukan
yaitu harus dilakukan penghalusan
(grinding) terlebih dahulu
ALTERNATIF PEMANFAATAN FABA
8
VPLB3
9. PLTU Nagan Raya
PLTU Pangkalan
Susu
PLTU Labuhan
Angin
PLTU Tj Kasam
PLTU Teluk Sirih
PLTU Ombilin
PLTU Bengkulu
PLTU Bukit Asam
PLTU Batu Raja
PLTU Belitung
PLTU Bangka
PLTU Pelabuhan
PLTU Lontar
PLTU Tanjung Jati B
PLTU Pacitan
PLTU Rembang
PLTU Gresik
PLTU Paiton
PLTU Jeranjak
PLTU Lombok
PLTU Sumbawa
Barat
PLTU Bima
PLTU Ropa
PLTU Bolok
PLTU Parit Baru
PLTU Bengkayang
PLTU Sanggau
PLTU Kapuas
PLTU Pulang Pisau
PLTU Asam‐Asam
PLTU Tarjun
PLTU Kariangau
PLTU Mangkujenang
PLTU Kaltim
PLTU KPC
PLTU Janeponto
PLTU Tello
PLTU Barru
PLTU Kendari
PLTU IMIP
PLTU Ampana
PLTU Mamuju
PLTUPalu
PLTU Anggrek
PLTU Amurang
PLTU Ternate
PLTU SDIC
PLTU Hotlekamp
By Azalea
ES
no
er
lg
uisi Bangun Andalas
Semen Padang
Semen Baturaja
Semen Bosowa IndonesiaPLTU Tambak Lorok
Semen Conch Indonesia PLTU Adipala
Semen Merah Putih
Semen Tiga Roda
Solusi Bangun Indonesia PLTU Tj Awar Awar
Semen Indonesia
BS
ee
litm
un
e
gn Andalas PL
ST
e
U
m
S
e
u
n
raIlm
aya
asco Asiatic
Semen Andalas IndonesiaPLSTeUmLeanbuTaonnasa
Ra
Ste
umen Kupang
By Azalea
Peta Sebaran PLTU dan Perusahaan Semen di
Indonesia
PLTU
PERUSAHA
AN SEMEN
9
Semen Jawa
Semen Garuda
Semen Bima
LB3Semen Gresik
10. P E L A P O R A N
PELAPORAN
• 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan
• Disampaikan Kepada Menteri,
Gubernur & Bupati/Walikota
Laporan Memuat :
‐ NamaLimbah nonB3
‐ Jumlah Limbah nonB3
‐ Waktu penyimpanan Limbah nonB3
‐ Jenis kegiatan pengelolaan Limbah
nonB3
Dalam hal pengelolaan Limbah nonB3,
maka setiap orang dilarang melakukan :
1. Dumping (pembuangan) Limbah
nonB3 tanpa persetujuan dari
Pemerintah Pusat
2. Pembakaran secara terbuka
(open burning)
3. Pencampuran Limbah nonB3
dengan B3 dan/atau Limbah B3
4. Penimbunan Limbah nonB3 di
fasilitas tempat pemrosesan akhir
(TPA) sampah.
P E L A R A N G A N
1
VPLB3