2. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
• UU No. 32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
• PP No. 74/2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) + Lampiran
• PP No 101/2014 tentang pengelolaan limbah B3 + Lampiran
• Permen LH No. 03/2007 tentang Fasilitas Limbah B3 di Pelabuhan
• Permen LH No. 03/2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label B3.
• Permen LH No. 02/2008 tentang Pemanfaatan Limbah B3
• Permen LH No. 18/2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3
• Permen LH No. 30/2009 tentang Tata Laksana Perizinan TPS Limbah B3
• Permen LH No. 33/2009 tentang Tata Cara Pemulihan Lahan terkontaminasi
Limbah beracun
• Kepmendag No. 254/2000 Tata niaga impor dan peredaran bahan berbahaya
tertentu
• Permen LH No. 14/2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3
3. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
• Keputusan Menteri Perindustrian No. 148/1985 tentang Pengamanan Bahan
Beracun Dan Berbahaya Di Perusahaan Industri
• Kepmennaker No. 187/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja
• KEP-01/BAPEDAL/09/95 tentang Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan
dan pengumpulan limbah B3
• KEP-02/BAPEDAL/09/95 tentang Dokumen Limbah B3
• KEP-03/BAPEDAL/09/95 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3
• KEP-04/BAPEDAL/09/95 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penimbunan Hasil
Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan, dan Lokasi Bekas
Penimbunan Limbah B3
• SE No. 08/SE/02/1997 tentang Penyerahan Minyak Pelumas Bekas
• Permen Perindustrian No. 87/2009 ttg Sistem harmonisasi global klasifikasi dan
label bahan kimia
4. DEFINISI B3
Definisi Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 menurut UU No. 32 /2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah sbb:
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain.
KLASIFIKASI B3
PermenLH No. 03/2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label B3
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely
flammable);
d. sangat mudah menyala (highly
flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun ( highly toxic);
h. beracun (toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. iritasi (irritant);
k. korosif (corrosive);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous
to environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenic (mutagenic); dan
p. bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas).
5. KRITERIA B3
(Kepmenaker No. 187/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
tempat kerja, menyebutkan bahwa Kriteria
bahan kimia berbahaya terdiri dari :
Bahan beracun
Bahan sangat beracun
Cairan mudah terbakar
Cairan sangat mudah terbakar
Gas mudah terbakar
Bahan mudah meledak
Bahan reaktif
Bahan oksidator
KepMen Perindustrian No. 148/1985
tentang Pengamanan B3 di Perusahaan
Industri pasal 1a.
Yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya
dan Beracun ialah bahan yeng termasuk
dalam salah satu golongan atau lebih dari
bahan-bahan berikut:
• Bahan beracun,
• Bahan peledak.
• Bahan mudah terbakar/menyala,
• Bahan oksidator dan reduktor,
• Bahan yang mudah meledak dan
terbakar,
• Gas bertekanan,
• Bahan Korosi/iritasi,
• Bahan radioaktif,
• B3 lainnya yang ditetapkan oleh
Menteri Perindustrian.
6. PENGELOLAAN B3
Pengelolaan B3 diatur dalam PP No. 74/2001
Pasal 1 poin 2
PENGELOLAAN B3 adalah adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
Pasal 4
Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah
terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 12
Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan dan pengedaran B3
wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet)
Pasal 14
Setiap B3 yang dihasilkan, diangkut, diedarkan, disimpan wajib dikemas sesuai
dengan klasifikasinya.
7. PENGELOLAAN B3
Pasal 15
Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet).
Pasal 17
1) Dalam hal simbol dan label mengalami kerusakan wajib diberikan simbol
dan label yang baru.
2) Tanggung jawab pemberian simbol dan label sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) untuk kerusakan pada tahap :
a. produksi, tanggung jawabnya ada pada produsen/penghasil;
b. pengangkutan, tanggung jawab ada pada penanggung jawab kegiatan
pengangkutan;
c. Penyimpanan, tanggung jawabnya ada pada penanggung jawab
kegiatan penyimpanan.
Pasal 18
Setiap tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan label.
8. PENGELOLAAN B3
Pasal 19
Pengelolaan tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi dengan sistem tanggap
darurat dan prosedur penanganan B3.
Pasal 20
B3 yang kadaluarsa dan atau tidak memenuhi spesifikasi dan atau bekas
kemasan, wajib dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Pasal 22
(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 23
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dan pengawasan B3 wajib
dilakukan uji kesehatan secara berkala.
Pasal 24
Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
9. LIMBAH B3
DEFINISI
Limbah bahan berbahaya dan
beracun, yang selanjutnya disebut
Limbah B3, adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.(UU No. 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1
poin 22 dan PP N0. 101 tahun 2014 Pasal
1 poin 3)
10. LIMBAH B3
Penetapan limbah B3 (Pasal 3)
1. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.
Pengelompokan limabh B3
1. Limbah B3 berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas:
a. Limbah B3 kategori 1; dan
b. Limbah B3 kategori 2.
2. Limbah B3 berdasarkan sumbernya terdiri atas:
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b. Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3; dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik.
3. Limbah B3 dari sumber spesifik meliputi:
a. Limbah B3 dari sumber spesifik umum; dan
b. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus.
4. Lihat Daftar pada Lampiran I PP 101 2014
5. Jika tidak terdaftar, menteri melakukan uji karakteristik
DAFTAR LIMBAH B3
11. Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam PP No 101 tahun 2014 (menggantikan PP
No. 18/1999 beserta perubahannya yang diatur dalam PP No. 85/1999)
DEFINISI (Pasal 1 poin 3 PP No. 101/2014 )
Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
dan/atau penimbunan.
PENGELOLAAN LIMBAH B3 ( Pengurangan)
Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk mengurangi
jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari Limbah B3
sebelum dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
1. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengurangan
Limbah B3.
2. Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:
a. substitusi bahan;
b. modifikasi proses; dan/atau
c. penggunaan teknologi ramah lingkungan.
3. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib menyampaikan laporan
tertulis secara berkala kepada Menteri paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6
(enam) bulan mengenai pelaksanaan Pengurangan Limbah B3 sejak
Pengurangan Limbah B3 dilakukan
12. PENGELOLAAN LIMBAH B3 (PENYIMPANAN)
Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang
dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan
sementara Limbah B3 yang dihasilkannya.
Beberapa hal penting dalam pengelolaan penyimpanan limbah B3
1. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
Penyimpanan Limbah B3.
2. Dilarang melakukan pencampuran Limbah B3 yang disimpannya.
3. Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3 wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.
4. Untuk memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3,
a. wajib memiliki Izin Lingkungan; dan
b. harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali
kota dan melampirkan persyaratan izin.
13. PENGELOLAAN LIMBAH B3 (PENYIMPANAN)
5. Tempat Penyimpanan Limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
a. lokasi Penyimpanan Limbah B3 (bebas banjir dan tidak rawan
bencana alam dan dalam penguasaan penghasil limbah)
b. fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah
Limbah B3, karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya
pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup;
6. Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 dapat berupa:
a. bangunan;
b. tangki dan/atau kontainer;
c. silo;
d. tempat tumpukan limbah (waste pile);
e. waste impoundment; dan/atau
f. bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
7. Tempat Penyimpanan Limbah B3 harus dilengkapi peralatan
penanggulangan keadaan darurat. antara lain pasir, oil absorbant,
safety shower, oil boom, dan oil skimmer.
14. PENGELOLAAN LIMBAH B3 (oleh penghasil)
8. Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan paling sedikit memenuhi
persyaratan:
a. desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan
sinar matahari;
b. memiliki penerangan dan ventilasi; dan
c. memiliki saluran drainase dan bak penampung.
9. Syarat kemasan limbah B3 :
a. terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan
karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan;
b. mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
c. memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan; dan
d. berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
10. Kemasan di beri simbol dan label sesuai aturan
11. Izin Penyimpanan berlaku 5 tahun
15. PENGELOLAAN LIMBAH B3 (oleh penghasil)
12. Kewajiban pemegang izin pemyimpanan :
a. memenuhi persyaratan lingkungan hidup dan kewajiban sebagaimana
tercantum dalam izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3;
b. melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling lama:
1. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3
yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih;
2. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per
hari untuk Limbah B3 kategori 1;
3. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per
hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber
spesifik umum; atau
4. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus,
16. PENGELOLAAN LIMBAH B3 (oleh penghasil)
c. menyusun dan menyampaikan laporan Penyimpanan Limbah B3 kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Menteri minimal sekali 3 bulan.
Laporan g memuat paling sedikit :
sumber, nama, jumlah, dan karakteristik Limbah B3;
pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3; dan
Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau
Penimbunan Limbah B3 yang dilakukan sendiri oleh pemegang izin
dan/atau penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun
Limbah B3.
d. Dalam hal Penyimpanan Limbah B3 melampaui jangka waktu sebagaimana
dimaksud diatas, pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3 wajib:
melakukan Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau
Penimbunan Limbah B3; dan/atau
menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain.
17. SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Simbol dan Label B3 diatur dalam
Peraturan Menteri LH No. 03/2008
Setiap kemasan B3 wajib diberi
simbol sesuai klasifikasi dan label
sesuai dengan jenis dan klasifikasi
Setiap penyimpanan kemasan dan
alat pengangkutan B3 wajib diberi
simbol sesuai ketentuan
Simbol dan label mengikuti
ketentuan pada Peraturan Menteri
LH No. 03/2008
Simbol dan Label limbah B3 diatur
dalam Per. Men. LH No. 14/2013
Setiap limbah B3 wajib diberi
simbol sesuai ketentuan.
Pemberian simbol dilakukan pada
- Wadah dan atau kemasan limbah
B3
- Tempat penyimpanan limbah B3
- Alat angkut limbah B3
Pemberian simbol sesuai
karakteristik limbah B3
Tatat cara pemberian Simbol dan
label mengikuti ketentuan pada
Permen LH No. 14/2013
18. SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Simbol B3
1. Mudah Meledak
2. Pengoksidasi
Simbol limbah B3
1. Mudah Meledak
2. Reaktif
19. SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Simbol B3
3. Mudah Menyala
4. Beracun
Simbol limbah B3
3. Cairan mudah menyala
4. Padatan mudah menyala
5. Beracun
20. SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Simbol B3
5. Berbahaya
6. Iritasi
Simbol limbah B3
6. Infeksius
21. SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Simbol B3
7. Korosif
8. Karsinogenik, teratogenik, mutagenik
Simbol limbah B3
7. Korosif
22. Simbol B3
9 . Berbahaya terhadap lingkungan
10. Gas bertekanan
SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Simbol limbah B3
7. Berbahaya terhadap lingkungan
23. Lembar Data Keselamatan Bahan
(=MSDS, Material Safety Data Sheet)
Kepmennaker No. 187/1999 Pasal 4 &Permen Perindustrian No. 87/2009 ttg Sistem
harmonisasi global klasifikasi dan label bahan kimia
1. Identitas bahan dan perusahaan
2. Komposisi bahan
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan P3K
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan
7. Penyimpanan dan penanganan bahan
8. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
9. Sifat fisika dan kimia
10. Stabilitas dan reaktifitas bahan
11. Informasi toksikologi
12. Informasi ekologi
13. Pembuangan limbah
14. Pengangkutan bahan
15. Informasi peraturan-perundang-undangan
16. Peraturan lain yang berlaku Klik melihat
contoh LDKB
24. Aturan pemberian SIMBOL B3
1. Ukuran simbol disesuaikan dengan
ukuran kemasan
2. Ukuran simbol pada kendaraan
pengangkut minimal 25x25 cm
3. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap
air, goresan dan bahan kimia yang
mengenainya.
4. Warna simbol pada kendaraan
pengangkut B3 harus dari cat berpendar
(fluoresence)
5. Simbol menempel dengan baik
6. Simbol terlihat dengan jelas (tidak
terhalang)
7. Simbol harus sesuai dengan karakteristik
B3
8. Tempat penyimpanan kemasan B3 harus
diberi simbol minimal 25 x 25 cm
SIMBOL DAN LABEL B3 & LIMBAH B3
Aturan pemberian SIMBOL limbah B3
1. Ukuran minmum untuk kemasan 10 x 10
cm,
2. Ukuran minimum untuk tempat
penyimpanan dan kendaraan
pengangkut minimum 25x25 cm, dapat
terlihat dengan jelas dari jarak 20 meter.
3. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap
air, goresan dan bahan kimia yang
mengenainya.
4. Simbol menempel dengan baik
5. Simbol harus sesuai dengan karakteristik
limbah B3
25. Ukuran label disesuaiakan dengan kemasan dengan perbandingan panjang:lebar =
3:1, Warna dasar putih dengan tulisan serta garis tepi warna hitam.
LABEL B3
27. LABEL LIMBAH B3
LABEL LIMBAH B3
a. Label untuk wadah kosong b. Label penunjuk posisi tutup kemasan
(minimum ukuran 10 cm x 10 cm) (ukuran minimum 5 x 7 cm)
28.
29. Prinsip pengemasan
• Limbah yang tidak saling cocok tidak boleh disimpan dalam satu
kemasan.
• Jumlah limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan
kemungkinan pengembangan volume, pembentukan gas, kenaikan
tekanan.
• Kemasan yang sudah dalam kondisi kurang layak (terjadi karat,
kebocoran) harus diganti dengan yang memenuhi syarat.
• Kemasan yang berisi limbah harus diberi tanda/label yang sesuai &
disimpan dengan cara dan dan persyaratan penyimpanan limbah.
• Terhadap kemasan dan fasilitas limbah B3 wajib dilakukan
pemeriksaan oleh penanggungjawab pengelolaan (penghasil,
pengumpul, atau pengolah) untuk memastikan tidak terjadinya
kerusakan atau kebocoran pada kemasan akibat korosi atau faktor
lainnya.
• Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus
dilaporkan sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan limbah B-3.
30. Penyimpanan kemasan dalam drum
Penumpukan kemasan limbah B-3 harus
mempertimbangkan kestabilan tumpukan
kemasan. Jika kemasan berupa drum logam (isi
200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3
lapis dengan tiap lapis dialasi palet (setiap palet
mengalasi 4 drum).
Jika tumpukan lebih dari 3 lapis atau kemasan
terbuat dari plastik, maka harus dipergunakan
rak.
34. Limbah B3 kategori 1 merupakan Limbah B3 yang
berdampak akut dan langsung terhadap manusia dan dapat
dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan
hidup.
Limbah B3 kategori 2 merupakan Limbah B3 yang
mengandung B3, memiliki efek tunda (delayed effect), dan
berdampak tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungan hidup serta memiliki toksisitas sub-kronis atau
kronis.
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik merupakan Limbah
B3 yang pada umumnya bukan berasal dari proses
utamanya, tetapi berasal dari kegiatan antara lain
pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi atau
inhibitor korosi, pelarutan kerak, dan pengemasan.
35. Limbah B3 dari sumber spesifik merupakan Limbah B3 sisa
proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik
dapat ditentukan.
Yang dimaksud dengan “Limbah B3 dari sumber spesifik khusus”
adalah Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed effect),
berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan
hidup, memiliki karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan
dalam jumlah yang besar per satuan waktu.
Yang dimaksud dengan “pencampuran Limbah B3”
adalah pencampuran Limbah B3 dengan media
lingkungan, bahan, Limbah, dan/atau Limbah B3 lainnya,
termasuk pengenceran dengan menambahkan cairan
atau zat lainnya pada Limbah B3, sehingga konsentrasi
zat racun dan/atau tingkat bahayanya turun.