SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Peraturan Pengelolaan
Limbah B3
Struktur Perundang-Undangan
2
UU
PP
PerMen
dan
KepDIrjen UU 32/2009 jo UU 11/2020
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
PP 22/2021
Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan LH (BAB VII)
PP 5/2021
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
Simbol dan Label
PerMen LH 14/2013
UU 23/2014 jo 2/2015
Pemerintahan Daerah
Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah B3
Permen LHK No. 6/2021
Tanggap Darurat LB3
Permen LHK 74/2019
Pengangkutan
KepDirJen HubDar 725/2004
Pengelolaan Limbah di Pelabuhan
Permen LH 5/2009
Pengertian Limbah B3
• Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
3
PP 22/2021 dan Permen LHK 06/2021
Paradigma Limbah B3 tidak bersifat end of pipe, namun bersifat
up the pipe
Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Bahan Berbahaya dan Beracun adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena
 sifat,
 konsentrasi,
 dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung,
 dapat mencemarkan ;
 dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
 dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
 kesehatan,
 serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
4
Kewajiban Penghasil Limbah B3
5
Pengurangan
Penyimpanan
Pengumpulan
Pengangkutan
Pemanfaatan
Pengolahan
Penimbunan/
Dumping
Mencegah dan menanggulangi, serta memulihkan
lingkungan akibat pencemaran
“From Cradle to Grave”
Prinsip Pengelolaan LB3
6
Minimization
Near the Source
Sustainable
Development
From Cradle to
Grave
Interaksi Pengelola Limbah B3
7
Enam Pihak Pengelola Limbah B3
Penghasil Pengumpul
Pemanfaat
Pengolah
Penimbun
Pengangkut
Pengangkut
Pengangkut Pengangkut
Pengangkut
Tata Cara & Persyaratan Pengelolaan LB3
8
Lingkup
Permen 6/2021
Penetapan
status LB3
Penguranga
n LB3
Penyimpan
an LB3
Pengumpul
an LB3
Pengangkut
an LB3
Pemanfaat
an LB3
Pengolahan
LB3
Penimbuna
n LB3
Dumping
(Pembuang
an) Limbah
Perpindaha
n Lintas
Batas LB3
Permohona
n
Penerbitan
Pertek &
SLO LB3
1. Penghasil
 Wajib melakukan :
 Pengurangan LB3 (Reduksi LB3)
 Penyimpanan LB3
 Pemanfaatan, Pengolahan, dan Penimbunan LB3, jika tidak mampu LB3
dapat diserahkan kepada Pemanfaat, Pengolahan dan/atau Penimbun
LB3
9
Pengurangan Limbah B3
10
Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:
SUBSTITUSI BAHAN,
MODIFIKASI PROSES,
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN
Laporan mengenai pelaksanaan
Pengurangan Limbah B3. WAJIB
disampaikan secara tertulis kepada
Menteri LHK setiap 6 bulan sekali
1. Penghasil
 Penyimpanan Limbah B3 yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif ≥1 Bq/cm2 atau konsentrasi
aktivitas sebesar:
a. 1 Bq/gr untuk tiap radionuklida anggota deret uranium dan thorium;atau
b. 10 Bq/gr untuk kalium,
wajib dilakukan intervensi paparan technologically enhanced naturally occurring radioactive
material (TENORM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Dilarang melakukan pencampuran LB3 yang disimpan.
11
1. Penghasil
 Penyimpanan wajib memenuhi:
 Standar Penyimpanan LB3 yang diintegrasikan ke dalam NIB (bagi Penghasil LB3 dari
usaha/kegiatan wajib SPPL); dan/atau
 Rincian teknis Penyimpanan LB3 yang dimuat dalam Persetujuan Lingkungan bagi
• Penghasil LB3 dari usaha/kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL; dan
• Instansi Pemerintah yang menghasilkan LB3.
12
1. Penghasil
 Standar Penyimpanan LB3 meliputi:
a. LB3 yang disimpan terlindungi dari hujan dan tertutup;
b. Memiliki lantai kedap air;
c. Dilengkapi dengan simbol dan label LB3;
d. LB3 dikemas dengan menggunakan kemasan dari bahan logam atau plastik;
e. Kemasan mampu mengungkung LB3 untuk tetap berada di dalam kemasan;
f. Memiliki penutup yang kuat.
g. Kondisi kemasan tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak.
13
1. Penghasil
 Rincian Teknis Penyimpanan LB3 meliputi:
a. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah LB3 yang akan disimpan;
b. Dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan LB3;
c. Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan LB3;
d. Persyaratan Lingkungan Hidup; dan
e. Kewajiban pemenuhan rincian teknis Penyimpanan LB3.
14
1. Penghasil
 Nomor induk berusaha atau Persetujuan Lingkungan wajib dirubah dalam hal terjadi perubahan
terhadap persyaratan (Pasal 293):
a.Nama Limbah B3 yang disimpan;
b.Lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau
c. Desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3
15
1. Penghasil
• Ketentuan Penyimpanan Limbah B3 paling lama:
1. 90 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan ≥ 50 kg/hari
2. 180 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan < 50 kg/hari untuk kategori 1
3. 365 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan < 50 kg/hari untuk LB3 kategori 2 dari
sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum
4. 365 hari sejak LB3 dihasilkan untuk LB3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus
16
1. Penghasil
• Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Penyimpanan
LB3 yang menjadi bagian dalam pelaporan dokumen lingkungan, dan disampaikan
kepada:
1. Bupati/wali kota, untuk Penghasil LB3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
2. Pejabat Penerbit Persetujuan Lingkungan sesuai dengan kewenangannya untuk Penghasil LB3
dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL.
• Laporan kegiatan Penyimpanan LB3 disampaikan paling sedikit 6 bulan sekali
sejak NIB dan/atau Persetujuan Lingkungan diterbitkan.
17
2. Pengumpul
 Pengumpul wajib memiliki:
 Persetujuan Lingkungan; dan
 Perizinan Berusaha untuk kegiatan bidang usaha Pengelolaan LB3.
 Untuk mendapatkan Persetujuan Lingkungan, Pengumpul LB3 wajib memiliki Persetujuan
Teknis Pengelolaan LB3
 Pengumpul LB3 dilarang:
 melakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan terhadap LB3 yang dikumpulkan;
 menyerahkan limbah yang dikumpulkannya kepada Pengumpul LB3 lainnya; dan
 melakukan pencampuran LB3
18
2. Pengumpul
 Waktu penyimpanan LB3 untuk Pengumpulan LB3 paling lama 90 hari sejak LB3
diserahkan oleh Penghasil LB3.
 Apabila Pengumpul akan melakukan ekspor, dilakukan dalam batasan waktu
penyimpanan paling lama 90 hari.
 Melaporkan pelaksanaan Pengumpulan LB3 paling sedikit 6 bulan sekali sejak
Persetujuan Teknis diterbitkan.
 Laporan disampaikan melalui laman https://plb3.menlhk.go.id dengan bukti
pelaporan berupa tanda terima elektronik.
19
3. Pengangkut
1) Pengangkutan LB3 wajib dilakukan oleh Pengangkut LB3 yang memiliki perizinan berusaha di
bidang pengangkutan LB3.
2) Kegiatan Pengangkutan LB3 wajib memenuhi ketentuan:
a. Alat angkut LB3; dan
b. Rekomendasi pengangkutan LB3; dan
c. Festronik Pengangkutan LB3.
20
3. Pengangkut – Alat Angkut
 Pengangkutan LB3 wajib dilakukan dengan ketentuan:
a. Alat angkut tertutup untuk LB3 kategori 1: atau
b. Alat angkut terbuka atau tertutup untuk LB3 kategori 2.
 Alat angkut meliputi:
a. Angkutan jalan;
b. Perkeretaapian; dan/atau
c. Angkutan laut, sungai, danau, dan penyeberangan.
21
3. Pengangkut – Rekomendasi
Pengangkutan LB3
 Pengangkut LB3 wajib memiliki:
a.Rekomendasi pengangkutan LB3
b.Perizinan berusaha di bidang pengangkutan LB3.
 Untuk memperoleh rekomendasi pengangkutan LB3, Pengangkut LB3 wajib mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Menteri dan dilengkapi dengan:
a. persyaratan umum
b. persyaratan khusus.
22
3. Pengangkut – Rekomendasi
Pengangkutan LB3
Kewajiban memiliki rekomendasi pengangkutan LB3 dikecualikan terhadap:
a. Kegiatan pengangkutan LB3 yang dilakukan di dalam wilayah kerja sesuai dengan
Persetujuan Lingkungan dan tidak melewati jalan umum;
b. Kegiatan pengangkutan LB3 berupa angkutan kapal dari fasilitas di lepas pantai (offshore)
ke fasilitas di darat (onshore) di wilayah kerja.
c. Kegiatan Pengangkutan LB3 untuk tujuan penelitian.
23
3. Pengangkut
Kewajiban Pengangkut LB3 meliputi:
a. Melakukan pengangkutan LB3 sesuai rekomendasi pengangkutan dan
perizinan berusaha;
b. Membuat Festronik dan melakukan rekapitulasi pengangkutan LB3; dan
c. Melaporkan Festronik dan rekapitulasi pengangkutan LB3 kepada Menteri
(tembusan kepada menteri perhubungan), paling sedikit 1 kali dalam 6
bulan.
24
4. Pemanfaat
 Pemanfaatan LB3 meliputi pemanfaatan LB3 sebagai:
Substitusi bahan baku
Substitusi sumber energi
Bahan baku
Disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Untuk dapat melakukan Pemanfaatan Limbah B3, setiap perhasil LB3 wajib memiliki:
a. Persetujuan Lingkungan; dan
 Untuk mendapatkannya Penghasil LB3 wajib memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3 untuk
kegiatan Pemanfaatan LB3.
b. Perizinan Berusaha.
25
4. Pemanfaat
• Persetujuan Teknis untuk Pemanfaatan LB3 wajib diubah dalam hal terjadi
perubahan pada:
a. Nama, kategori, dan karakteristik LB3 yang dimanfaatkan;
b. Teknologi dan kapasitas Pemanfaatan LB3; dan/atau
c. Bahan baku dan/atau bahan penolong berupa LB3 untuk campuran Pemanfaatan LB3.
• Perubahan Persetujuan Teknis menjadi dasar dalam perubahan Persetujuan
Lingkungan.
26
4. Pemanfaat
• Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari sumber spesifik umum dan
khusus (Lampiran IX Tabel 3 dan 4 PP 22/2021), yang akan melakukan
Pemanfaatan Limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping
dikecualikan dari kewajiban memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah
B3.
• Catatan: Limbah yang dapat diajukan adalah limbah yang berasal dari satu
siklus tertutup produksi yang terintegrasi
27
5. Pengolah
• Pengolahan LB3 dilakukan dengan cara:
a. Termal;
b. Stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau
c. Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa:
1. bioremediasi;
2. elektrokoagulasi; dan/atau
3. Pencucian (tangki kapal (tank cleaning) dan pencucian kemasan bekas B3/LB3.
28
5. Pengolah
 Untuk dapat melakukan Pengolahan Limbah B3, setiap orang yang melakukan Pengolahan LB3
wajib memiliki:
a.Persetujuan Lingkungan; dan
wajib memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3 untuk kegiatan Pengolahan LB3
b.Perizinan Berusaha.
29
5. Pengolah
 Pengolahan dengan cara termal, wajib melakukan penyimpanan residu/sisa
pembakaran berupa abu dan cairan dari kegiatan pengolahan.
 Pengolahan dengan cara stabilisasi dan solidifikasi, wajib melakukan
Penimbunan LB3 hasil stabilisasi dan solidifikasi di fasilitas penimbunan akhir
LB3.
30
5. Pengolah
Kegiatan Pengolahan Limbah B3 dengan cara:
a. termal; dan
b. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak memiliki
SNI,
•wajib dilakukan uji coba Pengolahan Limbah B3.
Kegiatan uji coba Pengolahan LB3 dilakukan terhadap:
a. peralatan dan teknologi Pengolahan LB3;
b. metode Pengolahan LB3; dan
c. fasilitas Pengolahan LB3.
31
5. Pengolah
• Setiap Orang yang menghasilkan LB3 atau Pengolah LB3 yang
melakukan uji coba Pengolahan LB3 wajib menghentikan
pelaksanaan uji coba Pengolahan LB3 jika hasil uji coba
menyebabkan dilampauinya standar lingkungan hidup.
32
6. Penimbun
 Penimbunan LB3 wajib dilakukan oleh Penghasil LB3, jika tidak mampu, dapat
diserahkan kepada Penimbun LB3.
 Penimbunan LB3 dapat dilakukan pada fasilitas Penimbunan LB3 berupa:
a. Penimbusan akhir;
b. Sumur injeksi;
c. Penempatan kembali di area bekas tambang;
d. Bendungan penampung Limbah tambang; dan/atau
e. Fasilitas Penimbunan LB3 lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
33
6. Penimbun
 Memenuhi standar LB3 yang dapat ditimbun.
 LB3 wajib uji total konsentrasi zat pencemar sebelum ditimbun.
 Untuk dapat melakukan Penimbunan Limbah B3, wajib memiliki:
a.Persetujuan Lingkungan; dan
Dilengkapi dengan Persetujuan Teknis.
b.Perizinan Berusaha.
34
6. Penimbun
 Apabila telah diperoleh penetapan penghentian kegiatan Penimbunan LB3, penanggung jawab
wajib melakukan pemantauan paling singkat:
a.30 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk penimbusan akhir dan
sumur injeksi);
b.10 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk bendungan penampung
Limbah Tambang); dan
c. 5 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk penempatan kembali di area
bekas tambang).
35
6. Penimbun
 Pemantauan paling sedikit meliputi kegiatan:
a.Pemantauan terhadap potensi kebocoran pelindian, dan/atau kegagalan fasilitas Penimbunan
Limbah B3;
b.Pemantauan kualitas lingkungan hidup di sekitar lokasi fasilitas Penimbunan LB3; dan
c. Pelaporan hasil pemantauan secara berkala.
36
7. Dumping LB3
 Dumping hanya bisa dilakukan oleh Penghasil LB3.
 Harus mendapatkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat.
 Persetujuan ini berlaku untuk kegiatan Dumping LB3 berupa:
a.Tanah
 Ikuti aturan untuk penimbunan LB3
b.Laut.
37
7. Dumping LB3
• Limbah B3 yang dapat dilakukan Dumping ke laut meliputi:
a.Tailing dari kegiatan pengolahan hasil pertambangan; dan
b.Serbuk bor dari hasil pengeboran dan/atau eksplorasi dan/atau eksploitasi di laut
menggunakan Lumpur Bor berbahan dasar sintetis (synthetic based mud); dan
• Sebelum di Dumping wajib dilakukan netralisasi atau penurunan kadar racun.
38
Kewenangan Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3
39
Pengumpulan
(Skala Kab/Kota)
Pengumpulan
(Skala Provinsi)
Pengumpulan
(Skala Nasional)
Pemanfaatan
Pengolahan
Penimbunan
Pengangkutan
Kabupaten/Kota
(Bupati/Walikota)
Provinsi
(Gubernur)
KLHK
(Menteri LHK)
Kabupaten/Kota
(Bupati/Walikota)
Provinsi
(Gubernur)
KLHK
(Menteri LHK)
Dumping
Prinsip Perubahan PP 101/2014 ke PP
22/2021
40
Penyimpanan - TPS Limbah B3 TERINTEGRASI dengan Persetujuan Lingkungan
Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba
pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat Persetujuan Teknis dilakukan
prosedur/mekanisme verifikasi.
Verifikasi memenuhi Persetujuan
Teknis
diterbitkan Surat Persetujuan Operasional
(SLO) kegiatan.
Verifikasi tidak memenuhi Persetujuan
Teknis
diterbitkan surat penghentian
sementara
PRINSIP PERUBAHAN PP 101/2014 ke PP 22/2021
PENYIMPANAN LIMBAH B3
41
Izin TPS LB3 di integrasikan ke dalam NIB atau
dokumen Amdal, UKL-UPL
(tergantung risiko Pelaku Usaha).
Tidak ada lagi izin TPS LB3
berdiri sendiri
Cukup dengan memenuhi persyaratan &
ketentuan teknis TPS LB3 yg ditetapkan
Bila terjadi perubahan karena
pengembangan kegiatan, maka
Perubahan Dokumen
Amdal, UKL-UPL, atau
disesuaikan dengan
peraturan
Selama ini Kewenangan izin TPS LB3 ada di
Kab/Kota
Prinsip Perubahan PP 101/2014 ke PP 22/2021
42
IZIN PLB3
Diintegrasikan
PERSETUJUAN
LINGKUNGAN
PERIZINAN
BERUSAHA
PEMENUHAN
KOMITMEN
PERSETUJUAN TEKNIS
Surat Kelayakan
Operasional
PERSYARATAN
PERMOHONAN
PERSETUJUAN
TEKNIS
NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)
Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil LB3
mencakup: pengolahan; pemanfaatan;
penimbunan; dan dumping LB3.
JASA PLB3
(KBLI – Bidang usaha
pengolahan LB3)
Izin usaha di
Menteri LHK
Diganti menjadi:
Persetujuan Teknis, dan
Persetujuan dari Pemerintah
Pusat (untuk kegiatan Dumping) PENGAWASAN
Verifikasi /
Pembinaan
Proses Permohonan Persetujuan Teknis Untuk
Penghasil Limbah B3
43
Proses Permohonan Persetujuan Teknis Untuk Jasa
Pengelolaan Limbah B3
44
Menteri, Gubernur,
Bupati/ Walikota
(sesuai kewenangannya)
Kedudukan Persetujuan Teknis (Pertek) dalam Persetujuan
Lingkungan
45

More Related Content

Similar to 1. Peraturan LB3.pptx

390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx
390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx
390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptxaeroX4
 
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxMateri Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxssuser8a9432
 
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3Heri Romansyah
 
Pp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
Pp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracunPp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
Pp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracunUlfah Hanum
 
Persyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kes
Persyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kesPersyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kes
Persyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kesRayRichalmy1
 
F02130620210408A3602.pptx
F02130620210408A3602.pptxF02130620210408A3602.pptx
F02130620210408A3602.pptxBpbdJember
 
2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptx2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptxAhmadFadhli38
 
2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptx2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptxAhmadFadhli38
 
FGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptx
FGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptxFGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptx
FGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptxShoniaDr2
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014Fransiscus Xaverius
 
Pp nomor 101 tahun 2014
Pp nomor 101 tahun 2014Pp nomor 101 tahun 2014
Pp nomor 101 tahun 2014Ardi Yanson
 
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...LenteraNusantara
 
faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3
faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3
faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3virga ristya putri
 
07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdf07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdfdennisjuntak
 
BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...
BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...
BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...NatashaNugraha1
 
peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3Rindi Sulistyani
 

Similar to 1. Peraturan LB3.pptx (20)

390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx
390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx
390232429-Materi-Training-Pengelolaan-B3-Dan-Limbah-B3-Di-Tempat-Kerja.pptx
 
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxMateri Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
 
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
 
Pp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
Pp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracunPp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
Pp no 101_2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
 
LB3.pptx
LB3.pptxLB3.pptx
LB3.pptx
 
Persyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kes
Persyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kesPersyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kes
Persyaratan teknis pengelolaan limbah b3 kes
 
F02130620210408A3602.pptx
F02130620210408A3602.pptxF02130620210408A3602.pptx
F02130620210408A3602.pptx
 
2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptx2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptx
 
2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptx2. Pemanfaatan LB3.pptx
2. Pemanfaatan LB3.pptx
 
FGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptx
FGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptxFGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptx
FGD PP 22 Tahun 2021 Tentang PPPLH.pptx
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
 
Pp nomor 101 tahun 2014
Pp nomor 101 tahun 2014Pp nomor 101 tahun 2014
Pp nomor 101 tahun 2014
 
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BEBAHAYA DAN BERACUN (L...
 
faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3
faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3
faktor-faktor penentu design pengelolaan limbah b3
 
07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdf07 Peretujuan teknis city training.pdf
07 Peretujuan teknis city training.pdf
 
BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...
BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...
BAHAN_PRESENTASI_RPP_PENGELOLAAN_LIMBAH_B3_29_JAN_2014_oleh_KLH_publikasi_06_...
 
Bapedal031995
Bapedal031995Bapedal031995
Bapedal031995
 
Bapedal031995
Bapedal031995Bapedal031995
Bapedal031995
 
peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3
 

1. Peraturan LB3.pptx

  • 2. Struktur Perundang-Undangan 2 UU PP PerMen dan KepDIrjen UU 32/2009 jo UU 11/2020 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP 22/2021 Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan LH (BAB VII) PP 5/2021 Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Simbol dan Label PerMen LH 14/2013 UU 23/2014 jo 2/2015 Pemerintahan Daerah Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3 Permen LHK No. 6/2021 Tanggap Darurat LB3 Permen LHK 74/2019 Pengangkutan KepDirJen HubDar 725/2004 Pengelolaan Limbah di Pelabuhan Permen LH 5/2009
  • 3. Pengertian Limbah B3 • Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. 3 PP 22/2021 dan Permen LHK 06/2021 Paradigma Limbah B3 tidak bersifat end of pipe, namun bersifat up the pipe
  • 4. Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Bahan Berbahaya dan Beracun adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena  sifat,  konsentrasi,  dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,  dapat mencemarkan ;  dan/atau merusakkan lingkungan hidup,  dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,  kesehatan,  serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain 4
  • 5. Kewajiban Penghasil Limbah B3 5 Pengurangan Penyimpanan Pengumpulan Pengangkutan Pemanfaatan Pengolahan Penimbunan/ Dumping Mencegah dan menanggulangi, serta memulihkan lingkungan akibat pencemaran “From Cradle to Grave”
  • 6. Prinsip Pengelolaan LB3 6 Minimization Near the Source Sustainable Development From Cradle to Grave
  • 7. Interaksi Pengelola Limbah B3 7 Enam Pihak Pengelola Limbah B3 Penghasil Pengumpul Pemanfaat Pengolah Penimbun Pengangkut Pengangkut Pengangkut Pengangkut Pengangkut
  • 8. Tata Cara & Persyaratan Pengelolaan LB3 8 Lingkup Permen 6/2021 Penetapan status LB3 Penguranga n LB3 Penyimpan an LB3 Pengumpul an LB3 Pengangkut an LB3 Pemanfaat an LB3 Pengolahan LB3 Penimbuna n LB3 Dumping (Pembuang an) Limbah Perpindaha n Lintas Batas LB3 Permohona n Penerbitan Pertek & SLO LB3
  • 9. 1. Penghasil  Wajib melakukan :  Pengurangan LB3 (Reduksi LB3)  Penyimpanan LB3  Pemanfaatan, Pengolahan, dan Penimbunan LB3, jika tidak mampu LB3 dapat diserahkan kepada Pemanfaat, Pengolahan dan/atau Penimbun LB3 9
  • 10. Pengurangan Limbah B3 10 Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui: SUBSTITUSI BAHAN, MODIFIKASI PROSES, MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN Laporan mengenai pelaksanaan Pengurangan Limbah B3. WAJIB disampaikan secara tertulis kepada Menteri LHK setiap 6 bulan sekali
  • 11. 1. Penghasil  Penyimpanan Limbah B3 yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif ≥1 Bq/cm2 atau konsentrasi aktivitas sebesar: a. 1 Bq/gr untuk tiap radionuklida anggota deret uranium dan thorium;atau b. 10 Bq/gr untuk kalium, wajib dilakukan intervensi paparan technologically enhanced naturally occurring radioactive material (TENORM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.  Dilarang melakukan pencampuran LB3 yang disimpan. 11
  • 12. 1. Penghasil  Penyimpanan wajib memenuhi:  Standar Penyimpanan LB3 yang diintegrasikan ke dalam NIB (bagi Penghasil LB3 dari usaha/kegiatan wajib SPPL); dan/atau  Rincian teknis Penyimpanan LB3 yang dimuat dalam Persetujuan Lingkungan bagi • Penghasil LB3 dari usaha/kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL; dan • Instansi Pemerintah yang menghasilkan LB3. 12
  • 13. 1. Penghasil  Standar Penyimpanan LB3 meliputi: a. LB3 yang disimpan terlindungi dari hujan dan tertutup; b. Memiliki lantai kedap air; c. Dilengkapi dengan simbol dan label LB3; d. LB3 dikemas dengan menggunakan kemasan dari bahan logam atau plastik; e. Kemasan mampu mengungkung LB3 untuk tetap berada di dalam kemasan; f. Memiliki penutup yang kuat. g. Kondisi kemasan tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak. 13
  • 14. 1. Penghasil  Rincian Teknis Penyimpanan LB3 meliputi: a. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah LB3 yang akan disimpan; b. Dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan LB3; c. Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan LB3; d. Persyaratan Lingkungan Hidup; dan e. Kewajiban pemenuhan rincian teknis Penyimpanan LB3. 14
  • 15. 1. Penghasil  Nomor induk berusaha atau Persetujuan Lingkungan wajib dirubah dalam hal terjadi perubahan terhadap persyaratan (Pasal 293): a.Nama Limbah B3 yang disimpan; b.Lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau c. Desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3 15
  • 16. 1. Penghasil • Ketentuan Penyimpanan Limbah B3 paling lama: 1. 90 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan ≥ 50 kg/hari 2. 180 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan < 50 kg/hari untuk kategori 1 3. 365 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan < 50 kg/hari untuk LB3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum 4. 365 hari sejak LB3 dihasilkan untuk LB3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus 16
  • 17. 1. Penghasil • Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Penyimpanan LB3 yang menjadi bagian dalam pelaporan dokumen lingkungan, dan disampaikan kepada: 1. Bupati/wali kota, untuk Penghasil LB3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL; dan/atau 2. Pejabat Penerbit Persetujuan Lingkungan sesuai dengan kewenangannya untuk Penghasil LB3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL. • Laporan kegiatan Penyimpanan LB3 disampaikan paling sedikit 6 bulan sekali sejak NIB dan/atau Persetujuan Lingkungan diterbitkan. 17
  • 18. 2. Pengumpul  Pengumpul wajib memiliki:  Persetujuan Lingkungan; dan  Perizinan Berusaha untuk kegiatan bidang usaha Pengelolaan LB3.  Untuk mendapatkan Persetujuan Lingkungan, Pengumpul LB3 wajib memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3  Pengumpul LB3 dilarang:  melakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan terhadap LB3 yang dikumpulkan;  menyerahkan limbah yang dikumpulkannya kepada Pengumpul LB3 lainnya; dan  melakukan pencampuran LB3 18
  • 19. 2. Pengumpul  Waktu penyimpanan LB3 untuk Pengumpulan LB3 paling lama 90 hari sejak LB3 diserahkan oleh Penghasil LB3.  Apabila Pengumpul akan melakukan ekspor, dilakukan dalam batasan waktu penyimpanan paling lama 90 hari.  Melaporkan pelaksanaan Pengumpulan LB3 paling sedikit 6 bulan sekali sejak Persetujuan Teknis diterbitkan.  Laporan disampaikan melalui laman https://plb3.menlhk.go.id dengan bukti pelaporan berupa tanda terima elektronik. 19
  • 20. 3. Pengangkut 1) Pengangkutan LB3 wajib dilakukan oleh Pengangkut LB3 yang memiliki perizinan berusaha di bidang pengangkutan LB3. 2) Kegiatan Pengangkutan LB3 wajib memenuhi ketentuan: a. Alat angkut LB3; dan b. Rekomendasi pengangkutan LB3; dan c. Festronik Pengangkutan LB3. 20
  • 21. 3. Pengangkut – Alat Angkut  Pengangkutan LB3 wajib dilakukan dengan ketentuan: a. Alat angkut tertutup untuk LB3 kategori 1: atau b. Alat angkut terbuka atau tertutup untuk LB3 kategori 2.  Alat angkut meliputi: a. Angkutan jalan; b. Perkeretaapian; dan/atau c. Angkutan laut, sungai, danau, dan penyeberangan. 21
  • 22. 3. Pengangkut – Rekomendasi Pengangkutan LB3  Pengangkut LB3 wajib memiliki: a.Rekomendasi pengangkutan LB3 b.Perizinan berusaha di bidang pengangkutan LB3.  Untuk memperoleh rekomendasi pengangkutan LB3, Pengangkut LB3 wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri dan dilengkapi dengan: a. persyaratan umum b. persyaratan khusus. 22
  • 23. 3. Pengangkut – Rekomendasi Pengangkutan LB3 Kewajiban memiliki rekomendasi pengangkutan LB3 dikecualikan terhadap: a. Kegiatan pengangkutan LB3 yang dilakukan di dalam wilayah kerja sesuai dengan Persetujuan Lingkungan dan tidak melewati jalan umum; b. Kegiatan pengangkutan LB3 berupa angkutan kapal dari fasilitas di lepas pantai (offshore) ke fasilitas di darat (onshore) di wilayah kerja. c. Kegiatan Pengangkutan LB3 untuk tujuan penelitian. 23
  • 24. 3. Pengangkut Kewajiban Pengangkut LB3 meliputi: a. Melakukan pengangkutan LB3 sesuai rekomendasi pengangkutan dan perizinan berusaha; b. Membuat Festronik dan melakukan rekapitulasi pengangkutan LB3; dan c. Melaporkan Festronik dan rekapitulasi pengangkutan LB3 kepada Menteri (tembusan kepada menteri perhubungan), paling sedikit 1 kali dalam 6 bulan. 24
  • 25. 4. Pemanfaat  Pemanfaatan LB3 meliputi pemanfaatan LB3 sebagai: Substitusi bahan baku Substitusi sumber energi Bahan baku Disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  Untuk dapat melakukan Pemanfaatan Limbah B3, setiap perhasil LB3 wajib memiliki: a. Persetujuan Lingkungan; dan  Untuk mendapatkannya Penghasil LB3 wajib memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3 untuk kegiatan Pemanfaatan LB3. b. Perizinan Berusaha. 25
  • 26. 4. Pemanfaat • Persetujuan Teknis untuk Pemanfaatan LB3 wajib diubah dalam hal terjadi perubahan pada: a. Nama, kategori, dan karakteristik LB3 yang dimanfaatkan; b. Teknologi dan kapasitas Pemanfaatan LB3; dan/atau c. Bahan baku dan/atau bahan penolong berupa LB3 untuk campuran Pemanfaatan LB3. • Perubahan Persetujuan Teknis menjadi dasar dalam perubahan Persetujuan Lingkungan. 26
  • 27. 4. Pemanfaat • Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus (Lampiran IX Tabel 3 dan 4 PP 22/2021), yang akan melakukan Pemanfaatan Limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping dikecualikan dari kewajiban memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3. • Catatan: Limbah yang dapat diajukan adalah limbah yang berasal dari satu siklus tertutup produksi yang terintegrasi 27
  • 28. 5. Pengolah • Pengolahan LB3 dilakukan dengan cara: a. Termal; b. Stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau c. Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa: 1. bioremediasi; 2. elektrokoagulasi; dan/atau 3. Pencucian (tangki kapal (tank cleaning) dan pencucian kemasan bekas B3/LB3. 28
  • 29. 5. Pengolah  Untuk dapat melakukan Pengolahan Limbah B3, setiap orang yang melakukan Pengolahan LB3 wajib memiliki: a.Persetujuan Lingkungan; dan wajib memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3 untuk kegiatan Pengolahan LB3 b.Perizinan Berusaha. 29
  • 30. 5. Pengolah  Pengolahan dengan cara termal, wajib melakukan penyimpanan residu/sisa pembakaran berupa abu dan cairan dari kegiatan pengolahan.  Pengolahan dengan cara stabilisasi dan solidifikasi, wajib melakukan Penimbunan LB3 hasil stabilisasi dan solidifikasi di fasilitas penimbunan akhir LB3. 30
  • 31. 5. Pengolah Kegiatan Pengolahan Limbah B3 dengan cara: a. termal; dan b. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak memiliki SNI, •wajib dilakukan uji coba Pengolahan Limbah B3. Kegiatan uji coba Pengolahan LB3 dilakukan terhadap: a. peralatan dan teknologi Pengolahan LB3; b. metode Pengolahan LB3; dan c. fasilitas Pengolahan LB3. 31
  • 32. 5. Pengolah • Setiap Orang yang menghasilkan LB3 atau Pengolah LB3 yang melakukan uji coba Pengolahan LB3 wajib menghentikan pelaksanaan uji coba Pengolahan LB3 jika hasil uji coba menyebabkan dilampauinya standar lingkungan hidup. 32
  • 33. 6. Penimbun  Penimbunan LB3 wajib dilakukan oleh Penghasil LB3, jika tidak mampu, dapat diserahkan kepada Penimbun LB3.  Penimbunan LB3 dapat dilakukan pada fasilitas Penimbunan LB3 berupa: a. Penimbusan akhir; b. Sumur injeksi; c. Penempatan kembali di area bekas tambang; d. Bendungan penampung Limbah tambang; dan/atau e. Fasilitas Penimbunan LB3 lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 33
  • 34. 6. Penimbun  Memenuhi standar LB3 yang dapat ditimbun.  LB3 wajib uji total konsentrasi zat pencemar sebelum ditimbun.  Untuk dapat melakukan Penimbunan Limbah B3, wajib memiliki: a.Persetujuan Lingkungan; dan Dilengkapi dengan Persetujuan Teknis. b.Perizinan Berusaha. 34
  • 35. 6. Penimbun  Apabila telah diperoleh penetapan penghentian kegiatan Penimbunan LB3, penanggung jawab wajib melakukan pemantauan paling singkat: a.30 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk penimbusan akhir dan sumur injeksi); b.10 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk bendungan penampung Limbah Tambang); dan c. 5 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk penempatan kembali di area bekas tambang). 35
  • 36. 6. Penimbun  Pemantauan paling sedikit meliputi kegiatan: a.Pemantauan terhadap potensi kebocoran pelindian, dan/atau kegagalan fasilitas Penimbunan Limbah B3; b.Pemantauan kualitas lingkungan hidup di sekitar lokasi fasilitas Penimbunan LB3; dan c. Pelaporan hasil pemantauan secara berkala. 36
  • 37. 7. Dumping LB3  Dumping hanya bisa dilakukan oleh Penghasil LB3.  Harus mendapatkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat.  Persetujuan ini berlaku untuk kegiatan Dumping LB3 berupa: a.Tanah  Ikuti aturan untuk penimbunan LB3 b.Laut. 37
  • 38. 7. Dumping LB3 • Limbah B3 yang dapat dilakukan Dumping ke laut meliputi: a.Tailing dari kegiatan pengolahan hasil pertambangan; dan b.Serbuk bor dari hasil pengeboran dan/atau eksplorasi dan/atau eksploitasi di laut menggunakan Lumpur Bor berbahan dasar sintetis (synthetic based mud); dan • Sebelum di Dumping wajib dilakukan netralisasi atau penurunan kadar racun. 38
  • 39. Kewenangan Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3 39 Pengumpulan (Skala Kab/Kota) Pengumpulan (Skala Provinsi) Pengumpulan (Skala Nasional) Pemanfaatan Pengolahan Penimbunan Pengangkutan Kabupaten/Kota (Bupati/Walikota) Provinsi (Gubernur) KLHK (Menteri LHK) Kabupaten/Kota (Bupati/Walikota) Provinsi (Gubernur) KLHK (Menteri LHK) Dumping
  • 40. Prinsip Perubahan PP 101/2014 ke PP 22/2021 40 Penyimpanan - TPS Limbah B3 TERINTEGRASI dengan Persetujuan Lingkungan Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat Persetujuan Teknis dilakukan prosedur/mekanisme verifikasi. Verifikasi memenuhi Persetujuan Teknis diterbitkan Surat Persetujuan Operasional (SLO) kegiatan. Verifikasi tidak memenuhi Persetujuan Teknis diterbitkan surat penghentian sementara
  • 41. PRINSIP PERUBAHAN PP 101/2014 ke PP 22/2021 PENYIMPANAN LIMBAH B3 41 Izin TPS LB3 di integrasikan ke dalam NIB atau dokumen Amdal, UKL-UPL (tergantung risiko Pelaku Usaha). Tidak ada lagi izin TPS LB3 berdiri sendiri Cukup dengan memenuhi persyaratan & ketentuan teknis TPS LB3 yg ditetapkan Bila terjadi perubahan karena pengembangan kegiatan, maka Perubahan Dokumen Amdal, UKL-UPL, atau disesuaikan dengan peraturan Selama ini Kewenangan izin TPS LB3 ada di Kab/Kota
  • 42. Prinsip Perubahan PP 101/2014 ke PP 22/2021 42 IZIN PLB3 Diintegrasikan PERSETUJUAN LINGKUNGAN PERIZINAN BERUSAHA PEMENUHAN KOMITMEN PERSETUJUAN TEKNIS Surat Kelayakan Operasional PERSYARATAN PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS NON JASA/ PENGHASIL LB3 (KBLI mengikuti kegiatan induk) Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil LB3 mencakup: pengolahan; pemanfaatan; penimbunan; dan dumping LB3. JASA PLB3 (KBLI – Bidang usaha pengolahan LB3) Izin usaha di Menteri LHK Diganti menjadi: Persetujuan Teknis, dan Persetujuan dari Pemerintah Pusat (untuk kegiatan Dumping) PENGAWASAN Verifikasi / Pembinaan
  • 43. Proses Permohonan Persetujuan Teknis Untuk Penghasil Limbah B3 43
  • 44. Proses Permohonan Persetujuan Teknis Untuk Jasa Pengelolaan Limbah B3 44 Menteri, Gubernur, Bupati/ Walikota (sesuai kewenangannya)
  • 45. Kedudukan Persetujuan Teknis (Pertek) dalam Persetujuan Lingkungan 45