4. BUTIR-BUTIR PERUBAHAN (1)
Kategori limbah B3 : Kategori 1 dan Kategori 2
Tata cara penetapan limbah B3 berdasarkan Daftar dan Uji
karakteristik
(TCLP, LD50 & sub-kronis)
Pengaturan limbah B3 kategori bahaya 2 dari sumber spesifik
khusus
(slag, kapur, dll)
Penyimpanan limbah B3 : 90 hari, 180, hari dan 365 hari
Uji coba (pemanfaatan & pengolahan limbah B3)
Pengecualian Limbah B3(berguna untuk (delisting)
Kodefikasi karakteristik limbah B3
5. BUTIR-BUTIR PERUBAHAN (2)
Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pengaturan produk samping (by-product)
Ketentuan mengenai dana jaminan lingkungan
Perpindahan lintas batas Limbah B3
Pengaturan dumping Limbah B3
Penanggulangan Pencemaran dan/atau Kerusakan LH dan Pemulihan
Fungsi LH
Pengaturan tanggap darurat
Sanksi Administrasi
6. PENETAPAN LIMBAH B3
Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3
yang dihasilkannya.
Limbah B3 sebagaimana dimaksud di atas berdasarkan kategori bahayanya terdiri
atas:
a. Limbah B3 kategori 1
b. Limbah B3 kategori 2
Limbah B3 di atas berdasarkan sumbernya terdiri
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b. Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang spesifikasi produk yang akan dibuang,
dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik.
Limbah B3 dari sumber spesifik meliputi:
a. Limbah B3 dari sumber spesifik umum; dan
b. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
7. LIMBAH B3 BERDASARKAN KATEGORI
BAHAYANYA (1)
Limbah B3
Kategori 1
Penyimpanan
Pengangkutan
Pemanfaatan
Pengolahan
Penimbunan
Kategori 2
Penyimpanan
Pengangkutan
Pemanfaatan
Pengolahan
Penimbunan
Resiko Limbah B3 berbeda
Pengelolaannya berbeda
8. LIMBAH B3 BERDASARKAN KATEGORI
BAHAYANYA (1)
Limbah B3
KATEGORI 1
• Berdampak akut dan
langsung thd manusia
• Dapat dipastikan akan
berdampak negatif thd
lingkungan
• Asam, basa,
pelarut
• PCBs,dll
Limbah B3
KATEGORI 2
• Memiliki efek
tunda dan
berdampak tidak
langsung thd
manusia &
lingkungan
• Memiliki
toksisitas sub-
• Steel slag, copper
slag
• Karbon aktif bekas
• Fly ash
• Filter bekas, dll
TATA CARA
PENGELOLAAN
BERBEDA-BEDA
9. LIMBAH B3 BERDASARKAN
SUMBERNYA
1
Limbah B3 dari sumber tidak
spesifik (Lampiran I Tabel 1)
2
Limbah B3 dari B3
kadaluwarsa, tumpahan B3,
B3 yg tidak memenuhi
spesifikasi produk yang akan
dibuang, dan bekas kemasan
B3 (Lampiran I Tabel 2)
3
Limbah B3 dari sumber
spesifik:
a. Sumber spesifik umum
(Lampiran I Tabel 3)
b. Sumber spesifik khusus
(Lampiran I Tabel 4)
Note : Kategori Limbah B3 1 dan 2 untuk setiap jenis l
sudah dicantumkan dalam daftar Lampiran I
10. LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik:
Limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal dari proses utamanya,
tetapi berasal dari kegiatan antara lain pemeliharaan alat pencucian,
pencegahan korosi atau inhibitor korosi, pelarutan kerak dan
pengemasan.
Limbah B3 dari sumber spesifik:
Limbah B3 sisa proses suatu industry atau kegiatan yang secara
spesifik dapat ditentukan.
Limbah B3 dari sumber spesifik khusus:
Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed effect), berdampak tidak
langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup, memiliki
karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan dalam jumlah yang
12. LIMBAH B3 BERDASARKAN
KARAKTERISTIKNYA (2)
Note : uji karakteristik dilakukan oleh
laboratorium yg telah terakreditasi
dan/atau laboratorium yg menerapkan
prosedur yg telah memenuhi SNI (Pasal 6)
13. PENETAPAN LIMBAH B3
LIMBA
H
Berdasarkan Sumber
Daftar Lampiran I
pp 101/2014
Karakteristik Limbah B3
Mudah
Meledak
Mudah
Menyala
Reaktif
Infeksius Korosif Beracun
Limbah B3 Limbah B3
Limbah Non
B3
Kategori LB3 sudah
dicantumkan dalam
daftar Lampiran I
Limbah B3 Kategori 1?
Limbah B3 Kategori 2?
Ya (1)
Ya (3) Ya (4)
Tidak (2)
14. TATA CARA PENETAPAN KATEGORI
LIMBAH B3
Mencocokan
dg kategori 1
daftar limbah
B3 lampiran 1
Mencocokan
dg kategori 2
daftar limbah
B3 lampiran 1
Apakah
limbah
menunjukkan
karakteristik
LB3 kategori
1?
Apakah
limbah
menunjukkan
karakteristik
LB3 kategori
2?
Limbah Non
B3
Limbah B3
Kategori 1
Limbah B3
Kategori 1
Ya
Ya Ya
Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
NOTE: Untuk limbah B3 yang ada
dalam daftar Limbah B3 Lampiran I
NOTE: - Untuk limbah diluar daftar
Limbah B3 Lampiran I
- Uji Karakteristik dilakukan
oleh Pemerintah untuk limbah
diluar Lampiran I
15. TATA CARA PENETAPAN KATEGORI LIMBAH
B3 DAN BM NYA
LIMBA
H
Berdasarkan Sumber
Daftar Lampiran I
pp 101/2014
Uji Karakteristik Limbah B3
Mudah
Meledak
Mudah
Menyala
Reaktif
Infeksius Korosif
Beracun
Limbah B3
Kategori 1
Limbah B3
Kategori 2
Limbah Non
B3
Ya kategori 1
(1)
Uji TCLP
Uji TCLP
LD50
LD50
Ya kategori 2
(2)
Tidak kategori 1 & 2
(3)
Ya
(4)
Tidak
≤ TCLP-A
≤ TCLP-B
LD50> 50 mg/kg BB
Beracun
Tidak
LD50> 50 mg/kg BB
Ya sesuai kriteria Lampiran II
≤ TCLP-A & > TCLP-B Lampiran III
LD50 > 50 mg/kg dan LD50 ≤ 5000 mg/Kg BB lamp II
LD50 ≤ 50 mg/Kg BB Lampiran II
> TCLP-A & Lampiran III
16. MEKANISME PENETAPAN LIMBAH
Hasil uji
Karakteristik
ahli LB3 :
pakar
Toksikologi;
kesehatan
manusia; proses
kimia; dan pakar
yg ditentukan
Menteri
Meliputi identifikasi dan analisis thd
:
hasil uji karakteristik Limbah; proses
produksi pada usaha dan/atau
kegiatan yang menghasilkan Limbah;
dan bahan baku dan/atau bahan
penolong yang digunakan dalam
proses produksi
Evaluasi hasil
uji
karakteristik
oleh Tim Ahli
Limbah B3
Tim Ahli
menyampaikan
rekomendasi
hasil evaluasi
ke Menteri
Rapat
Koordina
si
Penetapan limbah :
1. Limbah B3
Kategori 1,
2. Limbah B3
Kategori 2,
3. Limbah Non B3
Memuat :
a. identitas
Limbah;
b. dasar
pertimbangan
rekomendasi;
dan
c. kesimpulan hasil
evaluasi thd hasil
uji karakteristik
Rekomendasi tim ahli memuat
pernyataan bahwa Limbah
merupakan :
1. Limbah B3 Kategori 1 atau 2
apabila menunjukan adanya
karakteristik Limbah B3
2. Limbah Non B3 apabila tidak
menunjukan adanya
karakteristik Limbah B3
NOTE: - Untuk limbah diluar daftar
Limbah B3 Lampiran I, Uji
Karakteristik dilakukan oleh
Pemerintah
Maks
90 Hari
Maks
14 Hari
Maks
7 Hari
17. PENGECUALIAN LIMBAH B3
Limbah B3 dari sumber spesifik dapat dikecualikan
dari Pengelolaan Limbah B3
Untuk dapat dikecualikan dari Pengelolaan Limbah
B3, setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari
sumber spesifik wajib melaksanakan uji karakteristik
Limbah B3.
Tahapan Uji karakteristik Limbah B3 dilakukan secara
berurutan.
18. PENGECUALIAN LIMBAH B3
Limbah B3 sumber spesifik umum dan spesifik khusus (terdapat dalam
daftar Limbah B3 Lampiran I Tabel 3 dan 4)
Pembuktian:
1. Uji Karakteristik Limbah B3 (tidak menunjukkan karakteristik LB3)
2. Hasil studi yg menyimpulkan bhw limbah yg dihasilkan tdk menimbulkan pencemaran dan
gangguan kesehatan thdp manusia dan mahluk hidup lainnya
Bukan Limbah B3 (Limbah Non B3)
Pengecualian Pengelolaan sebagai limbah B3
NOTE:
Uji karakteristik
Dilakukan oleh
Penghasil
Limbah B3
Dilakukan kasus
19. TATA CARA PENGECUALIAN LIMBAH B3
Limbah B3 yg
tercantum dlm
daftar Sumber
Spesifik
Lampiran I
table 3&4
Uji Karakteristik Limbah B3
Mudah
Meledak
Mudah
Menyala
Reaktif
Infeksius Korosif
Beracun
Limbah Non
B3
Uji TCLP
LD50
Tidak
Beracun
Sub
kronis
LD50 > 5000 mg/Kg BB
> TCLP-A & Lampiran III
Hasil studi yg menyimpulkan bhw limbah yg dihasilkan
menimbulkan pencemaran dan gangguan kesehatan thdp
manusia dan mahluk hidup lainnya
Pengecualian
Pengelolaan sbg
Limbah B3
Tidak Memenuhi
Kriteria Lampiran
Lampiran II
20. DOKUMEN PERMOHONAN
PENGECUALIAN LIMBAH B3
a. identitas pemohon;
b. identitas Limbah B3 dari sumber spesifik yang
dihasilkan; dan
c. bahan baku dan/ atau bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi yang
menghasilkan Limbah B3 dari sumber spesifik; dan
d. proses produksi yang menghasilkan Limbah B3 dari
sumber spesifik.
22. MEKANISME PENGECUALIAN
LIMBAH B3
Pedoman
pengecualian dg
menyampaikan
hasil uji
karakteristik +
dokumen
ahli LB3 :
pakar
Toksikologi;
kesehatan
manusia; proses
kimia; dan pakar
yg ditentukan
Menteri
Meliputi identifikasi dan analisis thd
:
hasil uji karakteristik Limbah; proses
produksi pada usaha dan/atau
kegiatan yang menghasilkan Limbah;
dan bahan baku dan/atau bahan
penolong yang digunakan dalam
proses produksi
Evaluasi hasil
uji
karakteristik
oleh Tim Ahli
Limbah B3
Tim Ahli
menyampaikan
rekomendasi
hasil evaluasi
ke Menteri
Penetapan limbah :
a.Pengecualian dari
pengelolaan Limbah thd
Limbah B3 dari sumber
spesifik atau
b.Limbah B3 dari sumber
spesifik tidak
dikecualikan adri
Pengelolaan Limbah B3
Memuat :
a. identitas
Limbah;
b. dasar
pertimbangan
rekomendasi;
dan
c. kesimpulan hasil
evaluasi thd hasil
uji karakteristik
Limbah dari
Rekomendasi tim ahli memuat
pernyataan:
1. Apabila tidak menunjukkan
karakteristik LB3 dari sumber
spesifik yang dikecualikan dari
Pengecualian LB3
2. Apabila menunjukkan
karakteristik LB3, maka dari
sumber spesifik tetap
merupakan LB3 dari sumber
spesifik
NOTE: - Untuk limbah B3 sumber
spesifik Lampiran I table 3&4, Uji
karakteristik dilakukan oleh
Penghasil Limbah B3
Maks
90 Hari
Maks
14 Hari
Maks
30 Hari
23. LABORATORIUM UJI
Menggunakan laboratorium yang
terakreditasi untukmasing-masing
uji
Laboratorium yang menerapkan
prosedur yang telah memenuhi
Standar Nasional Indonesia
mengenai tata cara berlaboratorium
24. PENGURANGAN LIMBAH B3
Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk
mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari
Limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
a. Wajib dilakukan oleh penghasil limbah B3
b. Dilakukan melalui:
c. Wajib menyampaikan laporan setiap 6 bulan sekali
Substitusi
Bahan
Modif
Proses
Penggunaan teknologi
ramah lingkungan
Pemilihan bahan &/ bahan penolong yg semula
mengandung b3 digantikan dg yg tdk
mengandung B3
Pemilihan dan penerapan proses produksi yang
lebih efisien
25. PENYIMPANAN LIMBAH B3
Pasal 12
(1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
penyimpanan limb ah B3 yang dihasilkannya
Pelaku
Penyimpanan
LB3
Penghasil LB3
26. DEFINISI DAN TUJUAN
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Definisi
Kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil LB3
dengan maksud menyimpan sementara LB3 yang dihasilkan
Tujuan
Menyimpan sementara limbah sampai dengan tercapai kuantitas
limbah yang memadai sehingga efisien secara ekonomi untuk
pengelolaan lebih lanjut
28. PERSYARATAN LOKASI
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Bebas banjir dan tidak rawan bencana alam
Dalam hal lokasi Penyimpanan Limbah B3 tidak
bebas banjir dan rawan bencana alam, lokasi
Penyimpanan Limbah B3 harus dapat direkayasa
dengan teknologi untuk perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus berada di
dalam penguasaan Setiap Orang yang menghasilkan
Limbah B3
29. FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH
B3 (1)
1. Bisa dalam bentuk containment building (bangunan)
2. Bisa dalam bentuk Tangki dan/atau container
3. Bisa dalam bentuk silo
4. Bisa dalam bentuk tempat tumpukan limbah (waste pile)
5. Bisa dalam bentuk waste impoundment
6. Bisa dalam bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
30. FASILITAS PENYIMPANAN VS JENIS
LIMBAH B3
Fsilitas Penyimpanan
Jenis LB3 yang disimpan
LB3 Kategori
1
LB3 Kategori 2
dari sumber tidak
spesifik
LB3 Kategori 2
dari sumber
spesifik umum
LB3 Kategori 2
dari sumber
spesifik khusus
Bangunan √ √ √ √
Tangki √ √ √
Silo √ √ √ √
Tempat tumpukan
limbah (site pile)
√
Waste impoundment √
Bentuk lainnya sesuai dg
perkembangan ilmu
pengetahuan &
teknologi
√ √ √ √
31. PERSYARATAN MINIMUM FASILITAS
PENYIMPANAN LIMBAH B3 YANG
BERUPA BANGUNAN
a.Desain dan konstruksi yang mampu
melindungi Limbah B3 dari hujan
dan sinar matahari;
b.Memiliki penerangan dan ventilasi
c.memiliki saluran drainase dan bak
penampung
32. PERSYARATAN FASILITAS
PENYIMPANAN LIMBAH B3 BERUPA
BANGUNAN (BERLAKU JUGA UNTUK
PERMOHONAN IZIN PENYIMPANAN LB3)
Persyaratan
Jenis LB3 yang disimpan
LB3 Kategori
1
LB3 Kategori 2
dari sumber tidak
spesifik
LB3 Kategori 2
dari sumber
spesifik umum
LB3 Kategori 2
dari sumber
spesifik khusus
Desain dan konstruksi
yang mampu melindungi
Limbah B3 dari hujan
dan sinar matahar
√ √ √ √
Memiliki penerangan
dan ventilasi
√ √ √
Memiliki saluran
drainase dan bak
penampung
√ √ √ √
33. PERSYARATAN PENGEMASAN
LIMBAH B3
1. Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan :
a. terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang
akan disimpan;
b. mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
c. memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan, ,
pemindahan, atau pengangkutan; dan
d. berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
2. Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah & Simbol Limbah B3.
3. Label Limbah B3 paling sedikit memuat keterangan
a. nama Limbah B3;
b. identitas Penghasil Limbah B3;
c. tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
d. tanggal Pengemasan Limbah B3
4. Pemilihan Simbol Limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah b3
34. KEWAJIBAN DALAM PENYIMPANAN
LIMBAH B3
a. Melakukan identifikasi limbah B3 yang d ihasilkan (menentukan
sumber dihasilkannya limbah B3);
b. Melakukan pencatatan nama dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan;
c. Melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai dengan ketentuan waktu
yang ditetapkan dalam peraturan;
d. Melakukan pemanfaatan limbah B3, pengolahan limbah B3,
dan/atau penimbunan limbah B3 yang dilakukan sendiri atau
menyerahkan kepada pengumpul limbah B3, pemanfaat limbah B3,
pengolah limbah B3, dan/atau penimbun limbah B3;
e. Memenuhi persyaratan lingkungan hidup
f. Menyusun dan menyampaikan laporan penyimpanan limbah B3
35. PERSYARATAN LINGKUNGAN HIDUP
TERKAIT PENYIMPANAN LIMBAH B3
a. Memfungsikan tempat penyimpanan limbah B3 sebagai tempat
penyimpanan limbah B3
b. Menyimpan limbah B3 yang dihasilkan ke dalam tempat
penyimpanan limbah B3
c. Melakukan pengemasan limbah B3 sesuai dengan karakteristik
limbah B3; dan
d. Melekatkan label limbah B3 dan simbol limbah B3 pada
kemasan limbah B3.
Note : persyaratan lingkungan hidup sebagaimana di atas huruf c dan huruf d
dikecualikan untuk muatan izin pengelolaan limbah b3 untuk kegiatan
penyimpanan limbah b3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus
36. PELAPORAN PENYIMPANAN LIMBAH
B3
Penghasil limbah B3 wajib menyusun dan menyampaikan
laporan Penyimpanan Limbah B3.
Laporan Penyimpanan Limbah B3 paling sedikit memuat:
a. sumber, nama, jumlah, dan karakteristik Limbah B3;
b. pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3;
c. Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 yang dilakukan sendiri oleh pemegang izin dan/atau
penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3.
Laporan Penyimpanan Limbah B3 disampaikan kepada
bupati/wali kota dan ditembuskan kepada Menteri paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
37. PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pasal 31
(1) Setiap orang yang
menghasilkan Limbah B3
wajib melakukan
pengumpulan limbah B3 yang
dihasilkannya
Pasal 32
(1) Dalam hal orang yang
menghasilkan limbah B3 tidak
mampu melakukan sendiri
pengumpulan limbah yg
dihasilkannya, pengumpulan
limbah B3 diserahkan kepada
Penghasil LB3
Pengumpul LB3
(badan usaha yg
melakukan
kegiatan
pengumpulan
LB3)
Pelaku
Pengumpulan
B3
38. DEFINISI
Pengumpulan Limbah B3 adalah
kegiatan mengumpulkan Limbah B3
dari penghasil Limbah B3 sebelum
diserahkan kepada Pemanfaat Limbah
B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau
Penimbun Limbah B3
39. KETENTUAN PENGUMPULAN
LIMBAH B3
o Melakukan segregasi, menyimpan dan tidak melakukan
pencampuran dengan maksud pengenceran.
o Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk
pengumpulan limbah B3
o Skala nasional, provinsi dan kabupaten/kota
o Fasilitas penyimpanan : bangunan, tangki, waste pile,
waste impoundment, dan teknologi lain sesuai
perkembangan IPTEK
o Perubahan izin dan penghentian izin
o Kewajiban pemegang izin
40. LARANGAN PENGUMPUL LIMBAH B3
Pengumpul limbah B3 dilarang:
a. Melakukan pemanfaatan limbah B3 dan/ atau pengolahan limbah B3
terhadap sebagian atau seluruh limbah B3 yang dikumpulkan;
b. Menyerahkan limbah B3 yang dikumpulkan kepada pengumpul
limbah B3 yang lain; dan
c. Melakukan pencampuran limbah B3.
Setiap orang yang menghasilkan limbah b3 dilarang:
a. Melakukan pengumpulan limbah B3 yang tidak dihasilkannya;
b. Melakukan pencampuran limbah B3 yang dikumpulkannya
41. PENGUMPULAN LIMBAH B3
Dalam hal setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 tidak
mampu melakukan sendiri Pengumpulan Limbah B3 yang
dihasilkannya, Pengumpulan Limbah B3 diserahkan kepada
Pengumpul Limbah B3.
Penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3
dengan bukti penyerahan Limbah B3.
Salinan bukti penyerahan Limbah B3 disampaikan oleh
setiap Orang kepada Menteri, gubernur, atau bupati/wali
kota sesuai dengan kewenangannya paling lama 7 (tujuh)
hari sejak penyerahan Limbah B3.
42. PENGUMPULAN LIMBAH B3
Dalam hal Penyimpanan Limbah B3 melampaui 90
(Sembilan puluh) hari, Pengumpul Limbah B3 wajib
menyerahkan Limbah B3 yang dikumpulkannya kepada
pihak lain yang meliputi
a. Pemanfaat Limbah B3;
b. Pengolah Limbah B3; dan/atau
c. Penimbun Limbah B3.
43. PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Pasal 47 Penghasil LB3
Pengangkut LB3
(badan usaha yg
melakukan
kegiatan
Pengangkutan
LB3)
Pelaku
Pengangkutan
LB3
44. KETENTUAN PENGANGKUTAN
LIMBAH B3
1. Masa berlaku rekomendasi selama 5 (lima) tahun
sepanjang tidak terjadi perubahan jenis dan jumlah
armada. Bagi yg telah memiliki rekomendasi pengangkutan
tanpa batasan waktu maka rekomendasi berlaku selama 5
(lima) tahun
2. Pengangkutan yg dilakukan oleh penghasil dari luar
wilayah kerjanya (off site) ke lokasi penghasil (on site),
wajib memiliki rekomendasi, dengan tanpa perubahan
akte, tanpa asuransi dan tetap menggunakan manifest)
3. Pengangkutan yg dilakukan oleh penghasil didalam
wilayah kerjanya (on site) dan tidak melalui jalan umum,
tidak diwajibkan rekomendasi, namun wajib membuat
45. PERSYARATAN PENGANGKUTAN
LIMBAH B3
Kemasan harus diberi simbol dan label limbah B3.
Limbah B3 kategori 1 wajib diangkut dengan kendaraan tertutup
Memiliki alat tanggap darurat.
Memasang SOP tanggap darurat dan SOP loading & unloading.
Alat angkut disesuaikan dengan limbah B3 yang akan diangkut.
Limbah B3 harus diberi tutup agar terhindar dari hujan dan atau
sinar matahari langsung.
Radio komunikasi sebagai alat komunikasi dengan pusat
pengendali operasi
46. FORMAT PENYAMPAIAN DATA
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
No
Kode
Limbah
B3
Uraian
Limbah
B3
Karakteristik
Limbah B3
Jenis
Kemasan
Kategori
Bahaya
LB3
Asal LB3
Tujuan
LB3
47. PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pasal 53
(1) Pemanfaatan Limbah B3
wajib dilaksanakan oleh
setiap orang yang
menghasilkan Limbah B3
(2) Dalam hal setiap orang
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak mampu
melakukan sendiri,
pemanfaatan limbah B3
diserahkan kepada
pemanfaat Limbah B3
Penghasil LB3
Pemanfaat LB3
(badan usaha yg
melakukan
kegiatan
Pemanfaatan
LB3)
Pelaku
Pemanfaatan
B3
48. PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan
penggunaan kembali,
daur ulang, dan/ atau
perolehan kembali
Yang bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk yang dapat
digunakan sebagai:
substitusi bahan baku,
bahan penolong, dan / atau
bahan bakar
yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup
49. PEMANFAATAN LIMBAH B3
Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk pemanfaatan limbah B3
Izin oleh Menteri dan dapat diperpanjang
Pemanfaatan sebagai bahan baku, substitusi bahan baku, substitusi energi dan
ara lain sesuai perkembangan IPTEK
Dilarang untuk pemanfaatan limbah B3 yang mengandung radioaktivitas (Tnorm
standar), kecuali tingat radioaktivitasnya telah diturunkan.
Dilakukan oleh penghasil atau jasa pemanfaat
Dilakukan uji coba bagi kegiatan peemanfaatan yang belum ada standar
produknya.
Kewajiban pelaporan
Perubahan dan penghentian izin
Kewajiban pemegang izin
50. KEWAJIBAN PEMANFAAT LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3 wajib
dilaksanakan oleh Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3
Dalam hal Setiap Orang tidak mampu
melakukan sendiri, Pemanfaatan Limbah
Limbah B3 diserahkan kepada
Pemanfaat Limbah
51. CAKUPAN PEMANFAATAN
Pemanfaatan Limbah B3 meliputi:
Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi bahan
baku
Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi sumber
energi
Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku
Pemanfaatan Limbah B3 sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
52. LARANGAN PEMANFAATAN
Terhadap Limbah B3 dari sumber tidak spesifik sumber
spesifik yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif
lebih besar dari atau sama dengan 1 Bq/cm2 (satu
Becquerel per sentimeter persegi) dan/atau konsentrasi
aktivitas sebesar
1 Bq/ gr (satu Becquerel per gram) untuk tiap
radionuklida anggota deret uranium dan thorium
atau
10 Bq/ gr (sepuluh Becquerel per gram) untuk
kalium.
53. PERSYARATAN MEMILIKI IZIN
PEMANFAATAN
Sebelum memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3 wajib memiliki:
1. Izin Lingkungan; dan
2. Persetujuan pelaksanaan Uji coba Pemanfaatan
Limbah B3.
54. UJI COBA PEMANFAATAN
Persetujuan pelaksanaan uji coba pemanfaatan
Limbah B3 diwajibkan untuk pemanfaatan Limbah
B3:
Sebagai substitusi bahan baku yang tidak
memiliki standar Nasional Indonesia; dan
Sebagai substitusi sumber energi
55. KEWAJIBAN SETELAH
MEMPEROLEH PERSETUJUAN
PELAKSANAAN UJI COBA
a. Memulai pelaksanaan uji coba peralatan, metode, Teknologi, dan fasilitas
pemanfaatan limbah B3
b. Memenuhi standar pelaksanaan pemanfaatan limbah B3;
c. Menaati baku mutu air limbah
d. Menaati baku mutu emisi udara
e. Menghentikan pelaksanaan uji coba pemanfaatan menyebabkan
dilampauinya standar lingkungan hidup
f. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
g. Mengajukan permohonan izin pemanfaatan limbah B3 jika hasil uji coba
memenuhi persyaratan pemanfaatan limbah B3.
56. PENGHENTIAN UJI COBA
Jika:
a. Uji coba gagal;
b. Bermaksud menghentikan usaha dan/atau
kegiatan; atau
c. Bermaksud mengubah penggunaan atau
memindahkan lokasi dan/atau fasilitas uji
coba
57. PEMANFAATAN SEBAGAI PRODUK
SESUAI SNI
Permohonan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 yang
menghasilkan produk sesuai dengan standar
Nasional Indonesia dikecualikan dari
persyaratan dokumen salinan Persetujuan
pelaksanaan Ujl coba Pemanfaatan Limbah B3
58. PRODUK SAMPING (BY PRODUCT)
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3
dari sumber spesifik sebagai produk samping
dapat mengajukan permohonan penetapan
limbah B3 dari sumber spesifik sebagai
produk samping kepada Menteri.
Limbah B3 dari sumber spesifik yang dapat
diajukan permohonan penetapan sebagai
produk sampingberasal dari satu siklus
tertutup produksi yang terintegrasi.
59. PRODUK SAMPING (BY PRODUCT)
(2)
Permohonan penetapan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping
diajukan secara tertulis kepada Menteri dan dilengkapi dengan persyaratan yang
meliputi:
identitas pemohon;
profil usaha dan/atau kegiatan;
nama limbah B3;
bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi
yang menghasilkan limbah B3;
proses produksi yang menghasilkan limbah B3 yang diajukan untuk ditetapkan
sebagai produk samping;
nama produk samping serta sertifikat standar produk yang dipenuhi yang
ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan; dan
nomor registrasi produk samping sebagai produk yang ditetapkan oleh
menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi usaha
60. KRITERIA PRODUK SAMPING
(*)SESUAI DENGAN PUU:
a.Memenuhi standar
sebagai produk dan
ditetapkan sebagai
produk samping oleh
instansi yang
membidangi usaha
dan/atau kegiatan;
b.Memiliki nomorregistrasi
sebagai produk yang
ditetapkan oleh instansi
yang berwenang; dan
c.Pemanfaatannya tidak
akan menimbulkan
dampak terhadap
kesehatan manusia dan
lingkungan hidup.
Apakah limbah atau produk samping?
Apakah penggunaan sisa bersifat pasti?
Apakah sisa dapat digunakan secara langsung
tanpa proses lebih lanjut?
Apakah sisa dihasilkan dari suatu proses yang
terintegrasi dengan proses produksi?
Apakah penggunaan sisa sesuai dengan
Peraturan Per-UU-an(*)?
Produk samping (by-product)
Limbah
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
61. PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pasal 99
(1) Pengolahan Limbah B3
wajib dilaksanakan oleh
setiap orang yang
menghasilkan Limbah B3
(2) Dalam hal setiap orang
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak mampu
melakukan sendiri,
pemanfaatan limbah B3
diserahkan kepada
Pengolah Limbah B3
Penghasil LB3
Pengolah LB3
(badan usaha yg
melakukan
kegiatan
Pengolahan LB3)
Pelaku
Pengolahan
LB3
62. PENGOLAHAN LIMBAH B3
o Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk pengolahan
limbah B3
o Izin oleh Menteri dan dapat diperpanjang
o Pengolahan secara termal, solidifikasi, stabilisasidan cara lain
sesuai perkembangan IPTEK
o Dilakukan oleh penghasil atau jasa pengolah
o Dilakukan uji coba pengolahan.
o Kewajiban pelaporan
o Perubahan dan penghentian izin
o Kewajiban pemegang izin
63. CARA PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pasal 100 PP 101/2014:
1) Dilakukan dengan cara:
a. termal;
b. stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau
c. cara lain sesuai perkembangan
teknologi.
2) Pengolahan Limbah B3 dilakukan
dengan mempertimbangkan
a. ketersediaan teknologi; dan
b. standar lingkungan hidup atau baku
mutu lingkungan hidup
Cara pengolahan merujuk PP
Lama
Fisika dan/atau kimia;
o Fisika
o Kimia
o Stabilisai atau solidifikasi
Biologi/hayati
Thermal
Note: Cara pengolahan dilakukan sesuai
dengan perkembangan teknologi
64. PENGOLAHAN LIMBAH B3
Note: uji coba peralatan,
metode, teknologi, dan/
fasilitas Pengolahan
Penghasil Limbah
B3
Wajib Izin
Pengolahan
Limbah B3
Izin
Lingkungan
Persetujuan pelaksanaan uji coba
pengolahan LB3 untuk cara:
• Thermal
• Cara lain sesuai perkembangan
teknologi yang tidak memiliki SNI
65. KEWAJIBAN DALAM PELAKSANAAN
UJI COBA PENGOLAHAN LIMBAH B3
Memenuhi standar pelaksanaan pengolahan limbah B3
Menaati baku mutu air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, jika uji coba menghasilkan air limbah
Menghentikan pelaksanaan uji coba pengolahan limbah B3, jika hasil uji coba
menyebabkan dilampauinya standar lingkungan hidup dan/ baku mutu
lingkungan hidup;
Melaporkan hasil pelaksanaan uji coba peralatan, metode, teknologi dan fasilitas
pengolahan limbah B3; dan
Mengajukan permohonan izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan pengolahan
limbah B3, jika hasil uji coba memenuhi persyaratan pengolahan limbah B3.
Dalam hal uji coba pengolahan limbah b3 dilakukan dengan cara thermal, selain
memenuhi kewajiban di atas terhadap residu dan/ sisa pembakaran berupa abu
dan cairan wajib dilakukan penyimpanan
66. STANDAR PELAKSANAAN
PENGOLAHAN LIMBAH B3 UNTUK
PENGOLAHAN LIMBAH B3 DENGAN
CARA TERMAL :
a. Emisi udara;
b. Efisiensi pembakaran dengan nilai paling sedikit
mencapai 99,99% (tidak berlaku untuk Pengolahan
Limbah B3 dengan menggunakan kiln pada industri
semen );
c. Efisiensi penghancuran dan penghilangan senyawa
principle organic hazardous constituents (POHCs)
dengan nilai paling sedikit 99,99% (tidak berlaku untuk
Pengolahan Limbah B3 dengan karakteristik infeksius ).
67. STANDAR PELAKSANAAN
PENGOLAHAN LIMBAH B3 UNTUK
PENGOLAHAN LIMBAH B3 DILAKUKAN
DENGAN CARA STABILISASI DAN
SOLIDIFIKASI
Baku Mutu stabilisasi dan solidifikasi berdasarkan
analisis organik dan anorganik sesuai dengan baku
mutu TCLP lampiran IV
68. KETENTUAN PENGANGKUTAN
LIMBAH B3
Pengangkutan limbah B3 kategori 1
wajib dilakukan dengan alat
angkut yang tertutup
Pengangkutan limbah B3 kategori 2
dapat dilakukan dengan alat
angkut yang terbuka
69. KETENTUAN PENGANGKUTAN
LIMBAH B3
1. Masa berlaku rekomendasi selama 5 (lima) tahun sepanjang
tidak terjadi perubahan jenis dan jumlah armada. Bagi yg
telah memiliki rekomendasi pengangkutan tanpa batasan
waktu maka rekomendasi berlaku selama 5 (lima) tahun
2. Pengangkutan yg dilakukan oleh penghasil dari luar wilayah
kerjanya (off site) ke lokasi penghasil (on site), wajib memiliki
rekomendasi, dengan tanpa perubahan akte, tanpa asuransi
dan tetap menggunakan manifest)
3. Pengangkutan yg dilakukan oleh penghasil didalam wilayah
kerjanya (on site) dan tidak melalui jalan umum, tidak
diwajibkan rekomendasi, namun wajib membuat laporan
perpindahan limbah B3
71. PENIMBUNAN LIMBAH B3
Pasal 145
(1) Setiap orang yang
menghasilkan Limbah B3
wajib melaksanakan
penimbunan Limbah B3
(2) Dalam hal setiap orang
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak mampu
melakukan sendiri,
pemanfaatan limbah B3
diserahkan kepada
Penimbun Limbah B3
Penghasil LB3
Penimbun LB3
(badan usaha yg
melakukan
kegiatan
Penimbunan LB3)
Pelaku
Penimbunan
LB3
72. DEFINISI
Penimbunan Limbah B3 adalah
kegiatan menempatkan Limbah
B3 pada fasilitas penimbunan
dengan maksud tidak
membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan hidup
73. KETENTUAN UMUM PENIMBUNAN
LIMBAH B3
Wajib memiliki izin pengelolaan limbah B3 untuk penimbunan
limbah B3
Izin oleh Menteri
Fasilitas Penimbunan : penimbusan akhir, sumur injeksi,
penempatan kembali di area bekas tambang (back filling), dump
tailing dan/ fasilitas penimbunan limbah B3 lain sesuai
perkembangan IPTEK
Dilakukan oleh penghasil atau jasa penimbunan
Penimbusan akhir (landfill ) terbagi dalam kategori I, II, & III
Kewajiban pelaporan
Perubahan dan penghentian izin
74. FASILITAS PENIMBUNAN LIMBAH B3
a. Penimbusan akhir;
b. Sumur injeksi;
c. Penempatan kembali di area bekas tambang
d. dam tailing; dan/ atau
e. Fasilitas Penimbunan Limbah B3 lain sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
75. Fasilitas Penimbunan Limbah B3 berupa
penimbusan akhir terdiri atas fasilitas
penimbusan akhir :
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
76. TAILING
Limbah B3 berupa tailing dari kegiatan
pertambangan yang memiliki tingkat
kontaminasi radioaktif dapat
ditempatkan pada fasilitas
Penimbunan Limbah B3 berupa dam
tailing
77. SYARAT LOKASI PENIMBUNAN
LIMBAH B3
a. Bebas banjir;
b. Permeabilitas tanah;
c. Merupakan daerah yang secara geologis aman,
stabil, tidak rawan bencana, dan di luar kawasan
lindung dan
d. Tidak merupakan daerah resapan air tanah,
terutama yang digunakan untuk air minum
78. PERSYARATAN PERMEABILITAS
TANAH
Tidak berlaku untuk Penimbunan limbah B3
menggunakan fasilitas berupa
a. Sumur injeksi;
b. Penempatan kembali di area bekas tambang;
c. Dam tailing; dan/ atau
d. Fasilitas Penimbunan Limbah B3 lain sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi
79. PERSYARATAN PERMEABILITAS
TANAH
a. Permeabilitas tanah yang memiliki nilai paling
banyak 10-7 cm/ detik (sepuluh pangkat
minus tujuh sentimeter per detik), untuk
fasilitas penimbusan akhir Limbah B3 kelas I
dan kelas II
b. Permeabilitas tanah yang memiliki nilai paling
banyak 10-5 cm/detik (sepuluh pangkat
minus lima senti meter per detik), untuk
fasilitas penimbusan akhir Limbah B3 kelas
III.
80. FASILITAS PENIMBUNAN LIMBAH B3
Harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. desain fasilitas;
b. memiliki sistem pelapis yg dilengkapi dengan
1. saluran untuk pengaturan aliran air permukaan;
2. pengumpulan air lindi dan pengolahannya
3. sumur pantau; dan
4. lapisan penutup akhir;
c. memiliki peralatan pendukung Penimbunan Limbah B3
d. memiliki rencana Penimbunan Limbah B3, penutupan, dan pasca
penutupan fasilitas Penimbunan Limbah B3
81. SISTEM PELAPIS FASILITAS
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Sistem pelapis dilengkapi dengan:
1. saluran untuk pengaturan aliran air
permukaan;
2. pengumpulan air lindi dan pengolahannya
3. sumur pantau; dan
4. lapisan penutup akhir;
82. SISTEM PELAPIS
• "sistem pelapis" adalah adanya lapisan pelindung
yang dibangun untuk mencegah terpaparnya
Limbah B3 atau air lindi dari Limbah B3 ke
lingkungan hidup.
• Lapisan pelindung dapat berupa synthetic liner
atau compacted clay atau lapisan lain yang setara
yang memiliki permeabilitas yang sama.
• Lapisan pelindung dapat diberikan dengan
double liner dan. Single liner atau hanya dengan
compacted clay.
84. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 yang
akan melakukan Penimbunan Limbah B3 pada
fasilitas penimbusan akhir wajib melakukan uji
total konsentrasi zat pencemar sebelum
mengajukan permohonan izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk Penimbunan Limbah B3.
Uji total konsentrasi zat pencemar sebagaimana
Limbah B3. pada laboratorium uji
Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3
sebagaimana dimaksud di atas :
a. wajib mengajukan permohonan izin Pengelolaan Limbah
B3 untuk Penimbunan Limbah B3 paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak uji total konsentrasi zat pencemar
Limbah B3 selesai dilakukan; atau
b. dapat menyerahkan kepada Penimbun Limbah B3
85. Pasal 1 Butir 24 UU 32/2009 dan Pasal 1 Butir
12 PP 101/2014
Dumping (pembuangan) adalah kegiatan
membuang, menempatkan, dan/ memasukkan
limbah dan/ bahan dalam jumlah, konsentrasi,
waktu dan lokasi tertentu dengan persyaratan
tertentu ke media lingkundan hidup tertentu
Media Lingkungan Hidup tertentu
1. TANAH
(Mengikuti
ketentuan
penimbunan /
Landfill LB3
2. LAUT
86. Pasal 60 UU 32/2009
Setiap orang dilarang melakukan dumping
limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tanpa izin
Pasal 175 PP 101/2014
Setiap Orang dilarang melakukan dumping
(Pembuangan) Limbah B3 ke media lingkungan
hidup tanpa izin.
87. Limbah B3 yang boleh di Dumping ke Laut
Tailing dari Kegiatan Pertambangan
Serbuk bor dari hasil pemboran usaha
dan/ kegiatan Eksplorasi dan/ eksploitasi
di laut menggunakan lumpur bor berbahan
dasar sintetis (synthetic-based mud)
MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS
DAN TIDAK BERDAMPAK
TERHADAP LINGKUNGAN (Limbah
B3 wajib dilakukan netralisasi
atau penurunan kadar racun
sebelum dilakukan dumping LB3
ke laut
Note :
Pihak yang boleh dumping limbah B3
adalah pihak yang pertama kali
menghasilkan Limbah B3.
88. Dokumen kajian teknis Dumping
(Pembuangan) Limbah B3 paling sedikit
meliputi keterangan mengenai:
1. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3
yang akan dilakukan Dumping (Pembuangan)
Limbah B3
2. Studi pemodelan Dumping (Pembuangan) Limbah B3
dengan memperhatikan keberadaan termoklin
3. Lokasi tempat dilakukannya Dumping (Pembuangan)
Limbah B3; dan
4. Rencana penanggulangan keadaan darurat
89. PERSYARATAN LOKASI DUMPING
a. Terletak di dasar laut pada laut yang memiliki lapisan
termoklin permanen
b. Tidak berada di lokasi tertentu atau di daerah sensitif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Daerah sensitive meliputi : kawasan lindung laut daerah rekreasi, kawasan
pantai berhutan bakau, lamun, rumput laut dan terumbu karang taman
nasional, taman wisata alam, kawasancagar budaya dan ilmu pengetahuan,
kawasan rawan bencana alam, dan alur pelayaran, pemijahan dan pembesaran
ikan serta budidaya perikanan, alur migrasi ikan, daerah penangkapan ikan,
alur pelayaran, dan daerah khusus militer atau daerah lain yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan
90. PERSYARATAN LOKASI DUMPING
Jika tidak ada lapisan termoklin permanen, dumping berupa
tailing dari kegiatan pertambangan harus memenuhi
persyaratan lokasi yang meliputi:
Terletak di dasar laut dengan kedalaman lebih dari atau
sama dengan 100 m
Secara topografi dan batimetri menunjukkan adanya
ngarai dan/atau saluran di dasar laut yang mengarahkan
tailing ke kedalaman lebih dari atau sama dengan 200 m
(dua ratus meter); dan
Tidak ada fenomena up-welling
91. PERSYARATAN LOKASI DUMPING
Jika tidak ada lapisan termoklin permanen, dumping berupa
serbuk bor dari kegiatan pertambangan harus memenuhi
persyaratan lokasi yang meliputi:
a. terletak di laut dengan kedalaman lebih dari atau sama
dengan 50 m (lima puluh meter); dan
b. dampaknya berada di dalam radius lebih kecil dari atau
sama dengan 500 m (lima ratus meter) dari lokasi
pemboran di laut
Note : Limbah serbuk bor yg dapat dilakukan dumping merupakan Limbah B3 yang tidak
memiliki kandungan hidrokarbon
92. KEWAJIBAN
a. Melaksanakan kewajiban sebagaimana tercantum dalam izin
dumping (pembuangan) limbah B3;
b. Melakukan netralisasi atau penurunan kadar racun untuk dumping
(pembuangan) limbah B3 berupa tailing
c. Melakukan penurunan kandungan hidrokarbon total terhadap limbah
B3 untuk dumping (pembuangan) limbah B3 berupa serbuk bor ;
d. Menaati baku mutu air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melakukan pemantauan terhadap dampak lingkungan dari
pelaksanaan dumping (pembuangan) limbah B3;
f. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan dumping
(pembuangan) limbah B3
93. PELAPORAN DUMPING LIMBAH B3
Laporan pelaksanaan Dumping (Pembuangan Limbah B3
paling sedikit memuat:
a. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah B3; dan
b. Pelaksanaan dumping (pembuangan limbah B3 yang
dihasilkannya
Laporan Dumping (Pembuangan) Limbah B3 disampaikan
kepada
Menteri paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan
94. PERPINDAHAN LINTAS BATAS
LIMBAH B3
Dalam hal Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 tidak mampu
melakukan sendiri Pemanfaatan dan/atau Pengolahan Limbah B3 yang
dihasilkannya:
a. Pengolahan Limbah B3 diserahkan kepada Pengolah Limbah B3; atau
b. dapat melakukan ekspor Limbah B3 yang dihasilkannya
Ekspor Limbah B3 sebagaimana dimaksud di atas dapat dilakukan jika
tidaktersedia teknologi Pemanfaatan Limbah B3 dan/atau Pengolahan
Limbah B3 di dalam negeri
Setiap Orang untuk dapat melakukan ekspor Limbah B3 yang dihasilkannya
wajib:
a. mengajukan permohonan notifikasi secara tertulis kepada Menteri;
b. menyampaikan rute perjalanan ekspor Limbah B3 yang akan dilalui;
c. mengisi formulir notifikasi dari Menteri; dan
95. PEMBINAAN PLB3
Menteri melakukan pembinaan kepada instansi
lingkungan hidup provinsi dan kabupaten/kota
Instansi lingkungan hidup provinsi melakukan
pembinaan kepada instansi lingkungan hidup
kabupaten/kota
Pembinaan dilakukan : DIKLAT, Bimbingan Teknis,
Penetapan NSPK pengelolaan limbah B3
96. PENGAWASAN PLB3
Pengawasan oleh Menteri, gubernur atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya.
Menetapkan PPLH
Dilakukan dengan verifikasi dan/atau inspeksi
97. PEMBIAYAAN
Pembiayaan izin oleh pemohon
Pembiayaan untuk pembinaan, pelatihan, gladi
kedaruratan dan pemulihan yang tidak diketahui
pihak pencemaranya dialokasikan dari APDN atau
APBD sesuai peraturan perundang-undangan.
100. PENGELOLAAN LIMBAH B3
(UU NO. 32/2009 DAN PP 101/2014)
Rangkaian kegiatan yang
mencakup pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan
Limbah B3
101. DASAR HUKUM PERIZINAN DAN
KEWAJIBAN PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Undang-undang RI No. 32 / 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan
limbah B3 yang dihasilkan (Pasal 59 ayat 1);
• Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya (Pasal 59 ayat 4)
PP No. 101 Tahun 2014 Ttg Pengelolaan Limbah B3 :
• Pasal 3 : Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan
• Pasal 12 ayat (3), Pasal 33 ayat (1), Pasal 48 ayat (1), Pasal 56 ayat (1), Pasal
101 ayat (1), Pasal 146 ayat (1), Pasal 176 ayat (1) : setiap badan usaha yang
melakukan kegiatan pengelolaan limbah B3 wajib memiliki izin dan/atau
rekomendasi Pengelolaan Limbah B3
102. JENIS-JENIS PERIZINAN PLB3 YANG
KEWENANGANNYA TELAH DISERAHKAN
KE DAERAH SESUAI PERMEN LH
30/2009
Izin Penyimpanan Sementara;
Izin Pengumpulan skala Provinsi dan
Kabupaten/Kota (tidak termasuk izin
pengumpulan minyak pelumas bekas/ oli
bekas);
Rekomendasi izin pengumpulan limbah B3
skala nasional
103. MEKANISME PENETAPAN LIMBAH
Permohonan
Izin masuk
Status
lengkap
Pemberitahuan
Status
pemenuhan
kelengkapan
administrasi
Verifikas
i teknis Keputusan Penerbitan atau
Penolakan Izin Max 7 hari
kerja sejak hasil verifikasi
telah memenuhi persyaratan
Izin Terbit (berlaku
tahun dan 10 tahun
untuk penimbunan)
Penolakan izin
dgn disertai
alasan
penolakan
Hasil Verifikasi
tidak memenuhi
persyaratan
2 hari sejak
permohonan
diterima
45
hari
7 hari (setelah
verifikasi memenuhi
persyaratan)
Status belum
lengkap
Permintaan
kelengkapa
n
104. JANGKA WAKTU PROSES PERIZINAN
PENGELOLAAN LB3
Kegiatan/Waktu Proses Perizinan
Penyimpana
n
Pengumpul
an
Pemanfaatan
&
Pengolahan
Penimbuna
n
Pernyataan Kelengkapan adm sejak
permohonan
2 hari 2 hari 2 hari 2 hari
Evaluasi kelengkapan data sebelum verifikasi 45 hari 45 hari 45 hari 45 hari
Terbit Izin setelah verifikasi 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Pengumuman di Media cetak sejak izin terbit 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari
Perpanjangan izin sebelum berakhir izinnya 60 hari 60 hari 60 hari 60 hari
Evaluasi setelah dok lengkap 10 hari 10 hari 10 hari 10 hari
Terbit izin Setelah Evaluasi 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
engajukan permohonan setelah Terjadi
Perubahan
30 hari 30 hari 30 hari 30 hari
Evaluasi bila terjadi perubahan dok pada
identitas dan akta pendirian
7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Evaluasi bila terjadi Perubahan pada nama,
karakteristik, desain, teknologi dll
30 hari 30 hari 30 hari 30 hari
106. PERSYARATAN MENGAJUKAN PERMOHONAN
IZIN
Kegiatan/Waktu Proses
Perizinan
Penyimpana
n
Pengumpul
an
Pengangkut
an
Pemanfaata
n
Pengolaha
n
Penimb
unan
identitas pemohon; √ √ √ √ √ √
pendirian badan usaha √ √ √ √ √ √
Jenis, sumber,
karakteristik, dan
jumlah Limbah B3
√ √ √ √ √ √
Dokumen ttg tempat
Penyimpanan
Limbah B3
√ √ √ √ √ √
Dokumen ttg pengemasan
LB3
√ √ √ √ √ √
Prosedur Pengumpulan
Limbah B3
√ √ √ √ √
Kepemilikan atas dana
Penanggulangan
Pencemaran
Lingkungan Hidup
√ √ √ √ √
107. DOKUMEN PERSYARATAN UJI COBA
DAN IZIN PEMANFAATAN &
PENGOLAHAN LIMBAH B3
Dokumen Uji coba
Perhentian
Uji Coba
Pemanfaata
n/pengolah
an
Perpanjanga
n
Izin Lingkungan √ √ √
identitas pemohon; √ √ √ √
akta pendirian badan usaha √ √ √
Asuransi Penanggulangan Pencemaran √ √ √
dokumen rencana uji coba √
persetujuan pelaksanaan Ujl coba √ √
laporan hasil pelaksanaan uji coba √ √
dokumen mengenai tempat Penyimpanan
Limbah B3
√ √
laporan pelaksanaan Pemulihan Fungsi
Lingkungan
√
108. DOKUMEN PERSYARATAN UJI COBA
DAN IZIN PEMANFAATAN &
PENGOLAHAN LIMBAH B3 (2)
Dokumen Uji coba
Perhentian
Uji Coba
Pemanfaata
n/pengolah
an
Perpanjanga
n
pengemasan limbah B3 √ √
desain teknologi, metode, proses, dan
kapasitas Pemanfaatan/pengolahaan
Limbah B3
√ √
nama dan jumlah bahan baku dan/ atau
bahan penolong berupa Limbah B3 untuk
campuran Pemanfaatan Limbah B3
√ √
rosedur Pemanfaatan/pengolahan Limbah
B3
√ √
laporan pelaksanaan Pemanfaatan
/pengolahan Limbah B3
√ √
109. PERIZINAN PENYIMPANAN LIMBAH
B3
Penghasil limbah B3 wajib memiliki izin pengelolaan
limbah B3 untuk penyimpanan limbah B3
Persyaratan : izin lingkungan, lokasi, fasilitan
penyimpanan, pengemasan
Izin oleh Bupati/walikota, berlaku 5 tahun dan dapat
diperpanjang.
Perubahan izin dan penghentian izin
Kewajiban pemegang izin
110. PERIZINAN PENYIMPANAN LIMBAH
B3
Wajib memiliki izin lingkungan (Persyaratan dan tata cara permohonan dan
penerbitan Izin Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan )
Mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota dan
melampirkan persyaratan izin :
a. Identitas pemohon;
b. Akta pendirian badan usaha;
c. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan disimpan;
d. Dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan Limbah B3;
e. Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan Limbah B3 (dikecualikan
bagi kegiatan Penyimpanan Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik
khusus), dan
f. Dokumen lain sesuai peraturan perundang-undangan
111. PERSYARATAN IZIN PENYIMPANAN
Dokumen
Pengajuan
Awal
Perpanjang
an Izin
Perubahan
Izin
identitas pemohon izin; √ √ √
akta pendirian badan usaha √ √ √
nama, sumber, karakteristik, dan jumlah
Limbah B3
√ √ √
dokumen ttg tempat Penyimpanan Limbah
B3
√ √
dokumen ttg pengemasan Limbah B3 √ √
Laporan Pelaksanaan Penyimpanan √
Dokumen lain √
Lokasi Penyimpanan √
Desain/Kapasitas Fasilitas √
112. KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
PENYIMPANAN LIMBAH B3
identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan
pencatatan nama dan jumlah Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3
Pengelolaan lanjutan
menyusun dan menyampaikan laporan
Penyimpanan Limbah B3
113. PERUBAHAN IZIN PENYIMPANAN
Pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 wajib mengajukan perubahan izin jika terjadi perubahan
terhadap persyaratan yang meliputi:
a. identitas pemegang izin;
b. akta pendirian badan usaha;
c. nama Limbah B3 yang disimpan;
d. lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau
e. desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan
114. PERSYARATAN IZIN PENGUMPULAN
Dokumen
Pengajuan
Awal
Perpanjang
an Izin
Perubahan
Izin
identitas pemegang izin; √ √ √
akta pendirian badan usaha √ √ √
nama Limbah B3 yang dikelola √ √ √
lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3 √ √
desain dan kapasitas fasilitas
Penyimpanan Limbah B3.
√ √
prosedur Pengumpulan Limbah B3 √ √
bukti kepemilikan atas dana
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Hid up
√ √
laporan pelaksanaan Pengumpulan Limbah
B3
√
115. PENYEBAB WAJIB PERUBAHAN IZIN
No Penyebab
Penyimpana
n
Pengumpul
an
1 identitas pemegang izin; √ √
2 akta pendirian badan usaha √ √
3 nama Limbah B3 yang
dikelola
√ √
4 lokasi tempat Penyimpanan
Limbah B3
√ √
5 desain dan kapasitas
fasilitas Penyimpanan
Limbah B3.
√ √
6 Skala pengumpulan √
116. IZIN PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pengumpul Limbah B3 wajib memiliki penetapan
penghentian kegiatan jika bermaksud:
• menghentikan usaha dan/atau kegiatan;
• mengubah penggunaan lokasi dan/atau fasilitas
Pengumpulan Limbah B3; atau
• memindahkan lokasi dan/atau fasilitas
Pengumpulan Limbah B3.
117. IZIN PENGUMPULAN LIMBAH B3
• Untuk memperoleh penetapan penghentian kegiatan,
Pengumpul Limbah B3 wajib melaksanakan Pemulihan Fungsi
Lingkungan Hidup dan harus mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Menteri.
• Permohonan dilengkapi dengan:
a. identitas pemohon;
b. laporan pelaksanaan Pengumpulan Limbah B3; dan
c. laporan pelaksanaan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup.
• Menteri setelah menerima permohonan melakukan evaluasi
terhadap permohonan dan menerbitkan penetapan
penghentian kegiatan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak permohonan diterima.
118. KEWAJIBAN PENGUMPUL LIMBAH
B3
Kewajiban pemegang 1zin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3 meliputi:
a. melakukan identifikasi Limbah B3 yang
dikumpulkan;
b. melakukan Penyimpanan Limbah B3 sesuai dengan
ketentuan
c. melakukan segregasi Limbah B3 sesua1 dengan
ketentuan
d. melakukan pencatatan nama, sumber, karakteristik,
119. LAPORAN PENGUMPULAN LIMBAH
B3
Laporan Pengumpulan Limbah B3 paling sedikit
memuat:
a. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah
B3;
b. salinan bukti penyerahan Limbah B3;
c. identitas Pengangkut Limbah B3;
d. pelaksanaan Pengumpulan Limbah B3; dan
e. penyerahan Limbah B3 kepada Pemanfaat
Limbah B3 Penimbun Limbah B3.
120. BERAKHIRNYA IZIN
No Penyebab berakhirnya
Penyimpana
n
Pengumpul
an
1 masa berlaku izin habis dan tidak dilakukan
perpanjangan izin
√ √
2 dicabut oleh bupati/wali kota √ √
3 badan usaha pemegang izin bubar atau dibubarkan √ √
4 Izin Lingkungan dicabut √ √
122. PENETAPAN PENGHENTIAN
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Penyimpanan
1. wajib melaksanakan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup;
2. harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Menteri
123. KELENGKAPAN PENETAPAN
PENGHENTIAN PENYIMPANAN
LIMBAH B3
Permohonan penghentian dilengkapi dengan:
a. identitas pemohon;
b. laporan pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3;
dan
c. laporan pelaksanaan Pemulihan Fungsi
Lingkungan Hidup.
124. PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH
REKOMENDASI
PENGANGKUTAN LIMBAH B3 :
a. identitas pemohon;
b. akta pendirian badan usaha;
c. bukti kepemilikan atas dana Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
dan dana penjaminan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup;
d. bukti kepemilikan alat angkut;
e. dokumen Pengangkutan Limbah B3; dan
f. kontrak kerjasama antara Penghasil Limbah B3 dengan
Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah
Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3 yang telah
memiliki izin.
125. PEMANFAATAN LIMBAH KATEGORI 2
SPESIFIK KHUSUS
Permohonan izin Pengelolaan Limbah
B3 untuk kegiatan Pemanfaatan
Limbah B3 kategori 2 dari sumber
spesifik khusus dikecualikan dari
persyaratan dokumen mengenai
pengemasan limbah B3
126. PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN
MEMILIKI IZIN
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari
sumber spesifik sebagaimana tercantum dalam
Tabel 3 dan Tabel 4 Lampiran I yang akan
melakukan Pemanfaatan Limbah B3 dari sumber
spesifik sebagai produk samping, dikecualikan dari
kewajiban memiliki izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3
Produk samping merupakan limbah B3 dari
sumber spesifik yang berasal dari satu
siklus tertutup produksi yang terintegrasi
127. PERMOHONAN PENETAPAN
SEBAGAI PRODUK SAMPING
Persyaratan menyampaikan :
• identitas pemohon;
• profil usaha dan/ a tau kegiatan;
• nama Limbah B3;
• bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan dalam proses
produksi menghasilkan Lim bah B3
• proses produksi yang menghasilkan Limbah B3 dari sumber spesifik yang
diajukan untuk ditetapkan sebagai produk samping; dan
• nama produk samping serta sertifikat standar produk yang dipenuhi yang
ditetapkan oleh menteri atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian
yang membidangi usaha dan/ kegiatan
128. EVALUASI PENETAPAN PRODUK
SAMPING
a. Bahan baku dan/atau bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi yang
menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik
b. Proses produksi yang menghasilkan limbah B3 dari
sumber spesifik yang diajukan untuk ditetapkan
sebagai produk samping;
c. Nama produk samping serta sertifikat standar
produk yang dipenuhi, yang ditetapkan oleh menteri
atau kepala lembaga pemerintah non kementerian
yang membidangi usaha dan/ atau
130. SYARAT REKOMENDASI MENJADI
PRODUK SAMPING
a. penggunaan Limbah B3 dari sumber spesifik bersifat pasti dan
konsisten
b. Limbah B3 dari sumber spesifik dihasilkan dari satu siklus
tertutup produksi yang terintegrasi;
c. Limbah B3 diproduksi sesuai dengan standar produk yang
ditetapkan menteri atau kepala lembaga pemerintah
nonkementerian yang membidangi usaha dan/ atau kegiatan
d. adanya nomor registrasi produk samping sebagai produk yang
ditetapkan oleh menteri atau kepala lembaga pemerintah
nonkementerian yang membidangi usaha dan/ atau kegiatan
131. No Perubahan
Perubahan
lain
Penghentia
n
1 Izin lingkungan dicabut √
2 Badan Usaha Bubar √
3 Izin dicabut Menteri √
4 Masa berlaku izin habis, tdk diperpanjang √
5 identitas pemegang izin √
6 akta pendirian badan hukum; √
7 nama dan karakteristik Limbah B3 yang
dimanfaatkan
√
8 desain teknologi, metode, proses, kapasitas
Pemanfaatan
√
9 bahan baku dan/atau bahan penolong berupa
Limbah B3 untuk campuran Pemanfaatan
√
10 menghentikan usaha dan /atau kegiatan
pemanfaatan
√
11 mengubah penggunaan √
12 memindahkan lokasi /Fasilitas Pemanfaatan √
132. INDUSTRI PENGELOLAAN LIMBAH B3
YANG WAJIB AMDAL (PERMENLH 05/2012)
Industri jasa pengelolaan LB3 yang melakukan kombinasi 2 atau lebih
kegiatan meliputi pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan LB3
Pemanfaatan LB3
a. Pemanfaatan LB3 sebagai bahan bakar sintetis pada kiln industri semen,
kecuali pemanfaatan LB3 yang dihasilkan sendiri dan berasal dari 1
lokasi kegiatan.
b. Pembuatan bahan bakar sintetis
c. Sebagai alternatif material semen, kecuali pemanfaatan yang hanya dari
fly ash
d. Pemanfaatan oli bekas sebagai lubrikan termasuk base oil
e. Daur ulang aki bekas (Pb)
f. Pemanfaatan baterai/aki kering bekas untuk ingot
133. INDUSTRI PENGELOLAAN LIMBAH B3
YANG WAJIB AMDAL (PERMENLH 05/2012)
Industri jasa pengelolaan LB3 yang melakukan kombinasi 2 atau lebih
kegiatan meliputi pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan LB3
Pengolahan Limbah B3
a. Dengan insinerator kecuali pengolahan LB3 yang dihasilkan sendiri
b. Pengolahan LB3 secara biologi
c. Injeksi dan/atau re-injeksi ke dalam formasi
Landfill LB
134. KEWAJIBAN SETELAH IZIN TERBIT
a. memenuhi persyaratan lingkungan hidup dan melaksanakan
kewajiban
b. melakukan Penyimpanan Limbah B3 yang dihasilkan di tempat
Penyimpanan Limbah B3
c. melakukan pengemasan Limbah B3 yang dihasilkannya
d. melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya
e. menaati baku mutu air Limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, jika Pengelolaan Limbah B3 menghasilkan
air Lirnbah;
f. menaati baku mutu emisi udara jika Pengelolaan Limbah B3
menghasilkan emisi udara; dan
g. menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan Limbah B3
135. KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN YG
TERCANTUM DALAM IZIN
Paling sedikit memuat
a. melakukan identifikasi Limbah B3 yang dikumpulkan;
b. melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah B3 yang
akan ditimbun;
c. memfungsikan tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagai
tempat Penyimpanan Limbah B3;
d. menyimpan Limbah B3 yang akan ditimbun ke dalam tempat
Penyimpanan Limbah B3; dan
e. menyusun dan menyampaikan laporan penimbunan Limbah
B3
136. KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
a. Memenuhi persyaratan lingkungan hidup dan melaksanakan
kewajiban sebagaimana tercantum dalam izin pengelolaan limbah
B3 untuk kegiatan penimbunan limbah B3;
b. Melakukan pengumpulan limbah B3
c. Melakukan penyimpanan limbah B3 yang dihasilkan limbah B3;
d. Melakukan penimbunan limbah B3 yang dihasilkannya;
e. Memenuhi standar lingkungan hidup dan/ atau baku mutu
lingkungan hidup
f. Menaati baku mutu air limbah;
g. Melakukan pemagaran dan memberi tanda tempat penimbunan
limbah B3;
137. KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN (2)
h. melakukan pemantauan kualitas air tanah dan yang mungkin
timbul akibat keluamya Limbah B3 ke lingkungan hidup;
i. menutup bagian paling atas fasilitas penimbunan akhir; dan
j. menyusun dan menyampaikan laporan Penimbunan
menanggulangi dampak negative Limbah B3
138. PENYEBAB BERAKHIRNYA IZIN
1. masa berlaku izin habis dan tidak dilakukan
perpanjangan izin
2. dicabut oleh Menteri/Gubernur/bupati/wali kota
3. badan usaha pemegang izin bubar atau
dibubarkan
4. Izin Lingkungan dicabut
139. PENGHENTIAN PENGELOLAAN
LIMBAH B3
Pengelola Limbah B3 wajib memiliki penetapan
penghentian kegiatan jika bermaksud:
Menghentikan usaha dan/atau kegiatan;
Mengubah penggunaan lokasi dan/atau fasilitas
Pengelolaan Limbah B3; atau
Memindahkan lokasi dan
140. PERIODA PELAPORAN
No Kegiatan Waktu
1 Penyimpanan 3 bulan
2 Menyampaikan Manifest 7 hari
3 Pengumpul 3 bulan
4 Pengangkutan 3 bulan
5 Pemanfaatan 3 bulan
6 Pengolahan 3 bulan
7 Penimbunan 3 bulan
141. PEMANTAUAN
Penimbun Limbah B3 yang telah memperoleh
penetapan penghentian kegiatan wajib
melaksanakan pemantauan lingkungan hidup
pada bekas lokasi dan/ atau fasilitas Penimbunan
Limbah B3 yang telah memperoleh penetapan
penghentian kegiatan.
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan paling
singkat 30 (tiga puluh) tahun sejak penetapan
penghentian kegiatan diterbitkan
142. PEMANTAUAN
Pemantauan lingkungan hidup paling sedikit
meliputi kegiatan:
Pemantauan terhadap potensi kebocoran, pelindian,
dan/ atau kegagalan fasilitas Penimbunan Limbah B3;
Pemantauan kualitas lingkungan hidup di sekitar
lokasi fasilitas Penimbunan Limbah B3; dan
Pelaporan hasil pemantauan secara berkala.
143. PENYEBAB PENGHENTIAN
PENIMBUNAN
Penimbun Limbah B3 yang telah memperoleh izin
Penimbunan Limbah B3 wajib memiliki penetapan
penghentian kegiatan jika berrnaksud:
a. bermaksud menghentikan usaha dan/ atau kegiatan;
b. bermaksud mengubah penggunaan atau
memindahkan lokasi dan/ atau fasilitas Penimbunan
Limbah B3; atau
c. selesai melaksanakan Penimbunan Limbah B3