SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
ANALISIS REAL
(ROBERT G. BARTLE)
2.4.3 SIFAT ARCHIMEDES –
TEOREMA 2.4.7
Disusun oleh :
Nurya Maulida Husna (0401521037)
Eka Anjarwati (0401521048)
M. T. Yusuf Abdullah (0401521049)
2.4.3 SIFAT ARCHIMEDES
ο‚΄ Sifat Archimedes adalah salah satu sifat yang mengaitkan hubungan antara bilangan real dan
bilangan asli. Sifat ini menyatakan bahwa apabila sebarang bilangan real x, maka selalu dapat
ditemukan suatu bilangan asli n yang lebih besar dari x.
ο‚΄ 2.4.3 Sifat Archimedes
ο‚΄ Jika π‘₯ ∈ ℝ maka βˆƒ 𝑛π‘₯ ∈ β„• sehingga π‘₯ ≀ 𝑛π‘₯
ο‚΄ Bukti :
ο‚΄ Akan dibuktikan dengan kontradiksi
ο‚΄ Ambil sebarang π‘₯ ∈ ℝ
ο‚΄ Andaikan tidak ada 𝑛 elemen β„• sedemikian sehinggaπ‘₯ ≀ 𝑛, maka βˆ€π‘› ∈ β„•, 𝑛 < π‘₯, dengan kata
lain π‘₯batas atas β„•
ο‚΄ Jadi β„• subset ℝ, β„• β‰  βˆ… karena 1 ∈ β„• dan β„• terbatas di atas
Menurut sifat supremum (Definisi 2.3.2):
ο‚΄ Karena π‘₯ batas atas β„•, maka β„• mempunyai supremum
ο‚΄ Misalkan 𝑒 = sup β„•
ο‚΄ Karena 𝑒 βˆ’ 1 < 𝑒 (berdasarkan Lemma 2.3.4)
Definisi 2.3.2
Jika S terbatas di atas, maka u dapat dikatakan sebagai supremum (atau batas atas terkecil)
dari S jika terdapat kondisi
β€’u batas atas pada S, dan
β€’jika v terbatas atas di S, maka u≀v
Lemma 2.3.4
S βˆ…β‰ 
, S subset R ,u∈R batas atas dari S adalah supremum pada S jika dan hanya jika βˆ€Ξ΅>0 βˆƒ sΞ΅ Ο΅ S∈u- Ξ΅<sΞ΅
ο‚΄ Karena u sup. β„• , maka u – 1 bukan batas atasβ„•
ο‚΄ Maka βˆƒ π‘˜ ∈ β„• ∈ 𝑒 βˆ’ 1 < π‘˜
⟺ 𝑒 βˆ’ 1 + 1 < π‘˜ + 1 (kedua ruas ditambah 1, Teorema 2.1.7)
⟺ 𝑒 + 0 < π‘˜ + 1 (invers pada penjumlahan)
⟺ 𝑒 < π‘˜ + 1 (identitas pada penjumlahan)
ο‚΄ Karena π‘˜ ∈ β„• maka π‘˜ + 1 ∈ β„• (Sifat Keterurutan 2.1.5 (i) atau sifat Induktif
bilanganAsli)
ο‚΄ Jadi 𝑒 < π‘˜ + 1 artinya 𝑒 bukan batas atas β„•
ο‚΄ Ini kontradiksi dengan 𝑒 = sup β„• jadi pengandaian salah.
ο‚΄ Jadi β„• tidak mempunyai batas atas.
ο‚΄ Haruslah π‘₯ ≀ 𝑛π‘₯
ο‚΄ Akibatnya, jikaπ‘₯ ∈ ℝ maka βˆƒ 𝑛π‘₯ ∈ β„• sehingga π‘₯ ≀ 𝑛π‘₯
2.4.4 Corollary
Jika 𝑆 =
1
𝑛
; 𝑛 ∈ β„• , maka inf. 𝑆 = 0
Bukti :
𝑆 β‰  βˆ… , terbatas ke bawah dari 0
Kenapa 𝑆 β‰  βˆ… karena 𝑆 =
1
𝑛
; 𝑛 ∈ 𝑁 dan bila dimasukan n bilangan asli maka
1
1
,
1
2
, …
maka 𝑆 β‰  βˆ…
ο‚΄ Jelas 𝑀 β‰₯ 0
ο‚΄ Untuk sebarang πœ€ > 0
ο‚΄ Berdasarkan sifat Archimedes, βˆƒ 𝑛 ∈ β„• ∈
1
πœ€
< 𝑛, karena
1
𝑛
> 0
Maka
1
πœ€
< 𝑛
⇔
1
πœ€
. πœ€ < 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan πœ€ , Teorema 2.1.7)
⇔ 1 < 𝑛. πœ€ (invers pada perkalian)
⇔
1
𝑛
. 1 <
1
𝑛
. 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan
1
𝑛
)
⇔
1
𝑛
. 1 < 1 . πœ€ (invers pada perkalian)
⇔
1
𝑛
< πœ€ (identitas pada perkalian)
Karena 𝑀 β‰₯ 0 , Ξ΅ > 0, dan
1
n
< πœ€
Akibatnya, 0 ≀ 𝑀 ≀
1
n
< πœ€ (Berdasarkan Teorema 2.1.9, maka w = 0)
Teorema 2.1.9
Jika ∈ ℝ ∈ 0 ≀ π‘Ž < πœ€ βˆ€ πœ€ > 0 , maka π‘Ž = 0
Jadi, inf. S = 0
CONTOH SOAL:
1. Buktikan jika diberikan πœ€ > 0 maka terdapat bilangan asli 𝑛 sehingga
1
𝑛
< πœ€
Bukti:
Berdasarkan sifat Archimedes, βˆƒ 𝑛 ∈ β„• ∈
1
πœ€
< 𝑛, karena
1
𝑛
> 0
Maka
1
πœ€
< 𝑛
⇔
1
πœ€
. πœ€ < 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan πœ€ , Teorema 2.1.7)
⇔ 1 < 𝑛. πœ€ (invers pada perkalian)
⇔
1
𝑛
. 1 <
1
𝑛
. 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan
1
𝑛
)
⇔
1
𝑛
. 1 < 1 . πœ€ (invers pada perkalian)
⇔
1
𝑛
< πœ€ (identitas pada perkalian)
Jadi
1
𝑛
< πœ€
2.4.5
Corollary (Akibat)
Jika t >0 , terdapat 𝑛𝑑 ∈ β„• sedemikian sehingga 0 <
1
𝑛𝑑
< 𝑑.
Bukti:
Berdasarkan akibat 2.4.4, jika 𝑆 =
1
𝑛
∢ 𝑛 ∈ β„• , maka inf.S = 0
Karena inf.
1
𝑛
∢ 𝑛 ∈ β„• = 0 dan t> 0 ,
Maka 𝑑 bukan batas bawah dari himpunan
1
𝑛
∢ 𝑛 ∈ β„•
Akibatnya, βˆƒπ‘›π‘‘ ∈ β„• ∈ 0 <
1
𝑛𝑑
< 𝑑
2.4.6
Corollary (Akibat)
Jika > 0 , maka terdapaat 𝑛𝑦 ∈ β„• sedemikian sehingga𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ y ≀ 𝑛𝑦
Bukti:
Misal βˆƒ ℕ𝑦 = π‘š ∈ β„• ∢ 𝑦 < π‘š dengan ℕ𝑦 subset dariβ„•
Sifat Archimedes menjamin bahwa subset ℕ𝑦 dari β„• tidak kosong
Menurut sifat Well-Ordering 1.2.1,
1.2.1. Well-Ordering Property of β„•
Every nonempty subset of β„• has a least element
Maka terdapat 𝑛𝑦 ∈ ℕ𝑦 , ℕ𝑦 mempunyai elemen yang paling kecil yang dinotasikan dengan 𝑛𝑦
Berarti 𝑦 < 𝑛𝑦
Karena 𝑛𝑦 sebagai elemen terkecil dari ℕ𝑦, oleh karena itu 𝑛𝑦 βˆ’ 1 βˆ‰ ℕ𝑦 maka 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ 𝑦.
Andaikan 𝑦 < 𝑛𝑦 βˆ’ 1 maka 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ∈ ℕ𝑦 hal ini kontradiksi dengan 𝑛𝑦 sebagai elemen terkecil dari ℕ𝑦.
Haruslah 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ 𝑦.
Jadi, diperoleh 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ y < 𝑛𝑦
CONTOH SOAL
Untuk setiap bilangan riil π‘Ž dan 𝑏 dengan π‘Ž > 0 maka terdapat bilangan asli
𝑛 sehingga π‘›π‘Ž > 𝑏
ο‚΄ Bukti:
ο‚΄ Akan dibuktikan dengan kontradiksi
ο‚΄ Andaikan tidak demikian, maka terdapat bilangan riil π‘Ž dan 𝑏 dengan π‘Ž > 0 maka
terdapat bilangan asli 𝑛 sehingga π‘›π‘Ž ≀ 𝑏
ο‚΄ Dibuat himpunan 𝑆 = π‘₯ ∈ ℝ: π‘₯ = π‘›π‘Ž, 𝑛 ∈ β„• .
ο‚΄ Jelas S tidak kosong dan S terbatas di atas dengan b suatu batas atasnya.
ο‚΄ Misalkan c = Sup.S
ο‚΄ Karena c = Sup.S maka terdapat 𝑦 ∈ 𝑆 dan 𝑐 βˆ’ π‘Ž < 𝑦.
ο‚΄ Jadi terdapat π‘š ∈ β„• dan 𝑐 βˆ’ π‘Ž < π‘šπ‘Ž = 𝑦
ο‚΄ 𝑐 βˆ’ π‘Ž < π‘šπ‘Ž
⟺ 𝑐 βˆ’ π‘Ž + π‘Ž < π‘šπ‘Ž + π‘Ž(penambahan dengan a, teorema 2.1.7)
⟺ 𝑐 + 0 < π‘šπ‘Ž + π‘Ž (invers pada penjumlahan)
⟺ 𝑐 < π‘Ž(π‘š + 1) (identitas pada penjumlahan, distributif)
Karena π‘š ∈ β„• maka π‘š + 1 ∈ β„•, (sifat keterurutan 2.1.5 (i))
Hal ini kontradiksi dengan c =Sup.S
Maka pengandaian salah haruslah π‘›π‘Ž > 𝑏
Jadi Untuk setiap bilangan riilπ‘Ž dan 𝑏 dengan π‘Ž > 0 maka terdapat bilangan asli
𝑛 sehingga π‘›π‘Ž > 𝑏
2.4.7 Teorema : Ada bilangan Riil positif x
sedemikian hingga x2 = 2
Misalkan S = {s ∈ R I 0 ≀ s, s 2 < 2}. Karena 1 ∈ s, maka S bukan himpunan kosong.
Juga, S terbatas di atas oleh 2, karena bila t > 2, maka 𝑑2
> 4 sehingga t βˆ‰ S. Karena
itu, menurut sifat supremum, S mempunyai supremum di R, katakan x = sup S. Catatan
: x > 1.
Kita akan buktikan bahwa π‘₯2 = 2 dengan menanggalkan dua kemungkinan x2 < 2 dan
x2 > 2
Kemungkinan I: Untuk π‘₯2 < 2
Karena π‘₯2
< 2, maka 2 βˆ’ π‘₯2
> 0.
Perhatikan bahwa untuk setiap 𝑛 ∈ Ν , berlaku
1
𝑛2 ≀
1
𝑛
, maka
π‘₯ +
1
𝑛
2
= π‘₯2 +
2
𝑛
π‘₯ +
1
𝑛2
≀ π‘₯2 +
1
𝑛
2π‘₯ + 1 .
Karena 2 βˆ’ π‘₯2
> 0 dan 2π‘₯ + 1 > 0, maka
2βˆ’π‘₯2
2π‘₯+1
> 0. Menurut akibat Sifat Archimedes
dapat ditemukan 𝑛 ∈ Ν sehingga
1
𝑛
<
2 βˆ’ π‘₯2
2π‘₯ + 1
Akibatnya
1
𝑛
2π‘₯ + 1 < 2 βˆ’ π‘₯2
Dan
π‘₯ +
1
𝑛
2
= π‘₯2
+
1
𝑛
2π‘₯ + 1 ≀ π‘₯2
+ 2 βˆ’ π‘₯2
= 2
Diperoleh bahwa π‘₯ +
1
𝑛
2
< 2, yang berarti bahwa π‘₯ +
1
𝑛
πœ– 𝑆. Kontradiksi dengan x =
Sup S. Oleh karena itu, tidak mungkin x2 < 2.
Kemungkinan II: Untuk π‘₯2
> 2
Karena π‘₯2 > 2, maka π‘₯2 βˆ’ 2 > 0. Perhatikan bahwa untukk sebarang bilangan asli m
π‘₯ +
1
π‘š
2
= π‘₯2
+
2π‘₯
π‘š
+
1
π‘š2 ≀ π‘₯2
+
2π‘₯
π‘š
.
Karena π‘₯2
βˆ’ 2 > 0 dan 2π‘₯ > 0, maka dipilih π‘š πœ– Ν sedemikian sehingga
π‘š >
2π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2
π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’
2π‘₯
π‘š
< π‘₯2
βˆ’ 2
Akibatnya
π‘₯ +
1
π‘š
2
> π‘₯2
βˆ’
2π‘₯
π‘š
> π‘₯2
βˆ’ (π‘₯2
βˆ’2) = 2.
Diperoleh bahwa π‘₯ +
1
π‘š
2
> 2, yang berarti bahwa π‘₯ +
1
π‘š
βˆ‰ 𝑆 yaitu π‘₯ βˆ’
1
π‘š
batas atas.
Kontradiksi dengan x = Sup S. Oleh karena itu, tidak mungkin x2 > 2.
Jadi pengandaiannya salah, yang benar adalah x2 = 2.
CONTOH SOAL
Diberikan himpunan A =
𝑛+1
𝑛
: 𝑛 ∈ β„•
Tunjukkan bahwa inf A = 1.
Bukti:
Sebelum menunjukkan supremum dan infimum,
himpunan A dapat dinyatakan dalam bentuk lain
yaitu 1 +
1
𝑛
: 𝑛 ∈ β„• atau dengan mendaftar elemennya
yaitu
2,1
1
2
, 1
1
3
, 1
1
4
, …
Untuk menunjukkan inf A = 1, perhatikan bahwa untuk sembarang n ∈ N berlaku
𝑛 + 1 β‰₯ 𝑛
⟺
1
𝑛
. 𝑛 + 1 β‰₯
1
𝑛
. 𝑛 (perkalian dengan
1
𝑛
, Teorema 2.1.7)
⟺
𝑛+1
𝑛
β‰₯ 1 (invers pada perkalian)
Akibatnya 1 merupakan batas bawah A.
Selanjutnya, andaikan terdapat w batas bawah A yang lebih besar dari 1. Karena w > 1,
maka w – 1 > 0 dan
1
π‘€βˆ’1
> 0
Berdasarkan sifat Archimedean terdapat π‘˜ ∈ β„• sedemikian sehingga
1
π‘€βˆ’1
< π‘˜
⟺
1
π‘€βˆ’1
. 𝑀 βˆ’ 1 < π‘˜. (𝑀 βˆ’ 1) (perkalian dengan (w - 1) teorema 2.1.7)
⟺ 1 < π‘˜. (𝑀 βˆ’ 1) (invers pada perkalian)
⟺ 1 < π‘˜π‘€ βˆ’ π‘˜ (sifat distributif)
⟺ 1 + π‘˜ < π‘˜π‘€ βˆ’ π‘˜ + π‘˜ (penambahan dengan k, teorema 2.1.7)
⟺ 1 + π‘˜ < π‘˜π‘€ + 0 (invers pada penjumlahan)
⟺ 1 + π‘˜ < π‘˜π‘€ (identitas terhadap penjumlahan)
⟺ π‘˜ + 1 < π‘˜π‘€ (komutatif terhadap penjumlahan)
⟺
1
π‘˜
. π‘˜ + 1 <
1
π‘˜
. π‘˜π‘€ (perkalian dengan
1
π‘˜
, teorema 2.1.7)
⟺
π‘˜+1
π‘˜
< 1. 𝑀 (invers pada perkalian)
⟺
π‘˜+1
π‘˜
< 𝑀 (identitas pada perkalian)
Karena π‘˜ ∈ β„•, diperoleh
π‘˜+1
π‘˜
∈ β„• (Sifat Keterurutan 2.1.5 (i) atau sifat Induktif bilangan
Asli).
Akibatnya, w bukan bukan batas bawah A. Jadi inf A = 1
Terima Kasih
Kelompok 5
Soal latihan
1.Tunjukkan bahwa sup= { 1-1/n : n ∈N} } = 1
2.Misalkan S:={1/n–1/m :n, m ∈ N}, tentukan inf S dan sup S.

More Related Content

What's hot

Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
Β 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Muhamad Husni Mubaraq
Β 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
Β 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
Β 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
Β 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
Β 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensiAcika Karunila
Β 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
Β 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
Β 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
Β 
5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasiHeni Widayani
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
Β 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
Β 
Buku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaBuku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaRuth Dian
Β 

What's hot (20)

Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
Β 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Β 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
Β 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
Β 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
Β 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
Β 
Ring
RingRing
Ring
Β 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Β 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
Β 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Β 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
Β 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Β 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Β 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Β 
5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Β 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
Β 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Β 
Buku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaBuku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematika
Β 

Similar to KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx

Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganAndry Lalang
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
Β 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transendenRizki Ar-rifa
Β 
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmBedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmrukmono budi utomo
Β 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi MatematikaEman Mendrofa
Β 
KELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptx
KELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptxKELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptx
KELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptxLeniapriyanti
Β 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaHeni Widayani
Β 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursifEssa Novalia
Β 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksRochimatulLaili
Β 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
Β 
M3 k1 sistem bilangan
M3 k1 sistem bilanganM3 k1 sistem bilangan
M3 k1 sistem bilanganSMPNegeri12
Β 
Nilai mutlak intoduction and definition
Nilai mutlak   intoduction and definitionNilai mutlak   intoduction and definition
Nilai mutlak intoduction and definitionAtikaFaradilla
Β 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialHeni Widayani
Β 
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)FarHan102
Β 
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)MuktiGumelar
Β 

Similar to KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx (20)

Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Β 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transenden
Β 
Polinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksiPolinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksi
Β 
Modul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus LanjutModul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus Lanjut
Β 
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturmBedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm
Β 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
Β 
KELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptx
KELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptxKELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptx
KELOMPOK 2 ANRIL - SUPREMUM DAN INFIMUM_052537.pptx
Β 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
Β 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
Β 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
Β 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
Β 
M3 k1 sistem bilangan
M3 k1 sistem bilanganM3 k1 sistem bilangan
M3 k1 sistem bilangan
Β 
Aturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variableAturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variable
Β 
Nilai mutlak intoduction and definition
Nilai mutlak   intoduction and definitionNilai mutlak   intoduction and definition
Nilai mutlak intoduction and definition
Β 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan Multinomial
Β 
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Pendiferensialan Kompleks dan Persamaan Cauchy (Fungsi Peubah Kompleks)
Β 
Ruang vektor umum.pptx
Ruang vektor umum.pptxRuang vektor umum.pptx
Ruang vektor umum.pptx
Β 
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
Β 

Recently uploaded

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
Β 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
Β 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
Β 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
Β 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
Β 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
Β 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
Β 

Recently uploaded (7)

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
Β 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
Β 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Β 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
Β 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Β 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
Β 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Β 

KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx

  • 1. ANALISIS REAL (ROBERT G. BARTLE) 2.4.3 SIFAT ARCHIMEDES – TEOREMA 2.4.7 Disusun oleh : Nurya Maulida Husna (0401521037) Eka Anjarwati (0401521048) M. T. Yusuf Abdullah (0401521049)
  • 2. 2.4.3 SIFAT ARCHIMEDES ο‚΄ Sifat Archimedes adalah salah satu sifat yang mengaitkan hubungan antara bilangan real dan bilangan asli. Sifat ini menyatakan bahwa apabila sebarang bilangan real x, maka selalu dapat ditemukan suatu bilangan asli n yang lebih besar dari x. ο‚΄ 2.4.3 Sifat Archimedes ο‚΄ Jika π‘₯ ∈ ℝ maka βˆƒ 𝑛π‘₯ ∈ β„• sehingga π‘₯ ≀ 𝑛π‘₯ ο‚΄ Bukti : ο‚΄ Akan dibuktikan dengan kontradiksi ο‚΄ Ambil sebarang π‘₯ ∈ ℝ ο‚΄ Andaikan tidak ada 𝑛 elemen β„• sedemikian sehinggaπ‘₯ ≀ 𝑛, maka βˆ€π‘› ∈ β„•, 𝑛 < π‘₯, dengan kata lain π‘₯batas atas β„• ο‚΄ Jadi β„• subset ℝ, β„• β‰  βˆ… karena 1 ∈ β„• dan β„• terbatas di atas
  • 3. Menurut sifat supremum (Definisi 2.3.2): ο‚΄ Karena π‘₯ batas atas β„•, maka β„• mempunyai supremum ο‚΄ Misalkan 𝑒 = sup β„• ο‚΄ Karena 𝑒 βˆ’ 1 < 𝑒 (berdasarkan Lemma 2.3.4) Definisi 2.3.2 Jika S terbatas di atas, maka u dapat dikatakan sebagai supremum (atau batas atas terkecil) dari S jika terdapat kondisi β€’u batas atas pada S, dan β€’jika v terbatas atas di S, maka u≀v Lemma 2.3.4 S βˆ…β‰  , S subset R ,u∈R batas atas dari S adalah supremum pada S jika dan hanya jika βˆ€Ξ΅>0 βˆƒ sΞ΅ Ο΅ S∈u- Ξ΅<sΞ΅
  • 4. ο‚΄ Karena u sup. β„• , maka u – 1 bukan batas atasβ„• ο‚΄ Maka βˆƒ π‘˜ ∈ β„• ∈ 𝑒 βˆ’ 1 < π‘˜ ⟺ 𝑒 βˆ’ 1 + 1 < π‘˜ + 1 (kedua ruas ditambah 1, Teorema 2.1.7) ⟺ 𝑒 + 0 < π‘˜ + 1 (invers pada penjumlahan) ⟺ 𝑒 < π‘˜ + 1 (identitas pada penjumlahan) ο‚΄ Karena π‘˜ ∈ β„• maka π‘˜ + 1 ∈ β„• (Sifat Keterurutan 2.1.5 (i) atau sifat Induktif bilanganAsli) ο‚΄ Jadi 𝑒 < π‘˜ + 1 artinya 𝑒 bukan batas atas β„• ο‚΄ Ini kontradiksi dengan 𝑒 = sup β„• jadi pengandaian salah. ο‚΄ Jadi β„• tidak mempunyai batas atas. ο‚΄ Haruslah π‘₯ ≀ 𝑛π‘₯ ο‚΄ Akibatnya, jikaπ‘₯ ∈ ℝ maka βˆƒ 𝑛π‘₯ ∈ β„• sehingga π‘₯ ≀ 𝑛π‘₯
  • 5. 2.4.4 Corollary Jika 𝑆 = 1 𝑛 ; 𝑛 ∈ β„• , maka inf. 𝑆 = 0 Bukti : 𝑆 β‰  βˆ… , terbatas ke bawah dari 0 Kenapa 𝑆 β‰  βˆ… karena 𝑆 = 1 𝑛 ; 𝑛 ∈ 𝑁 dan bila dimasukan n bilangan asli maka 1 1 , 1 2 , … maka 𝑆 β‰  βˆ… ο‚΄ Jelas 𝑀 β‰₯ 0 ο‚΄ Untuk sebarang πœ€ > 0 ο‚΄ Berdasarkan sifat Archimedes, βˆƒ 𝑛 ∈ β„• ∈ 1 πœ€ < 𝑛, karena 1 𝑛 > 0
  • 6. Maka 1 πœ€ < 𝑛 ⇔ 1 πœ€ . πœ€ < 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan πœ€ , Teorema 2.1.7) ⇔ 1 < 𝑛. πœ€ (invers pada perkalian) ⇔ 1 𝑛 . 1 < 1 𝑛 . 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan 1 𝑛 ) ⇔ 1 𝑛 . 1 < 1 . πœ€ (invers pada perkalian) ⇔ 1 𝑛 < πœ€ (identitas pada perkalian) Karena 𝑀 β‰₯ 0 , Ξ΅ > 0, dan 1 n < πœ€ Akibatnya, 0 ≀ 𝑀 ≀ 1 n < πœ€ (Berdasarkan Teorema 2.1.9, maka w = 0) Teorema 2.1.9 Jika ∈ ℝ ∈ 0 ≀ π‘Ž < πœ€ βˆ€ πœ€ > 0 , maka π‘Ž = 0 Jadi, inf. S = 0
  • 7. CONTOH SOAL: 1. Buktikan jika diberikan πœ€ > 0 maka terdapat bilangan asli 𝑛 sehingga 1 𝑛 < πœ€ Bukti: Berdasarkan sifat Archimedes, βˆƒ 𝑛 ∈ β„• ∈ 1 πœ€ < 𝑛, karena 1 𝑛 > 0 Maka 1 πœ€ < 𝑛 ⇔ 1 πœ€ . πœ€ < 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan πœ€ , Teorema 2.1.7) ⇔ 1 < 𝑛. πœ€ (invers pada perkalian) ⇔ 1 𝑛 . 1 < 1 𝑛 . 𝑛. πœ€ (kedua ruas dikalikan 1 𝑛 ) ⇔ 1 𝑛 . 1 < 1 . πœ€ (invers pada perkalian) ⇔ 1 𝑛 < πœ€ (identitas pada perkalian) Jadi 1 𝑛 < πœ€
  • 8. 2.4.5 Corollary (Akibat) Jika t >0 , terdapat 𝑛𝑑 ∈ β„• sedemikian sehingga 0 < 1 𝑛𝑑 < 𝑑. Bukti: Berdasarkan akibat 2.4.4, jika 𝑆 = 1 𝑛 ∢ 𝑛 ∈ β„• , maka inf.S = 0 Karena inf. 1 𝑛 ∢ 𝑛 ∈ β„• = 0 dan t> 0 , Maka 𝑑 bukan batas bawah dari himpunan 1 𝑛 ∢ 𝑛 ∈ β„• Akibatnya, βˆƒπ‘›π‘‘ ∈ β„• ∈ 0 < 1 𝑛𝑑 < 𝑑
  • 9. 2.4.6 Corollary (Akibat) Jika > 0 , maka terdapaat 𝑛𝑦 ∈ β„• sedemikian sehingga𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ y ≀ 𝑛𝑦 Bukti: Misal βˆƒ ℕ𝑦 = π‘š ∈ β„• ∢ 𝑦 < π‘š dengan ℕ𝑦 subset dariβ„• Sifat Archimedes menjamin bahwa subset ℕ𝑦 dari β„• tidak kosong Menurut sifat Well-Ordering 1.2.1, 1.2.1. Well-Ordering Property of β„• Every nonempty subset of β„• has a least element Maka terdapat 𝑛𝑦 ∈ ℕ𝑦 , ℕ𝑦 mempunyai elemen yang paling kecil yang dinotasikan dengan 𝑛𝑦 Berarti 𝑦 < 𝑛𝑦 Karena 𝑛𝑦 sebagai elemen terkecil dari ℕ𝑦, oleh karena itu 𝑛𝑦 βˆ’ 1 βˆ‰ ℕ𝑦 maka 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ 𝑦. Andaikan 𝑦 < 𝑛𝑦 βˆ’ 1 maka 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ∈ ℕ𝑦 hal ini kontradiksi dengan 𝑛𝑦 sebagai elemen terkecil dari ℕ𝑦. Haruslah 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ 𝑦. Jadi, diperoleh 𝑛𝑦 βˆ’ 1 ≀ y < 𝑛𝑦
  • 10. CONTOH SOAL Untuk setiap bilangan riil π‘Ž dan 𝑏 dengan π‘Ž > 0 maka terdapat bilangan asli 𝑛 sehingga π‘›π‘Ž > 𝑏 ο‚΄ Bukti: ο‚΄ Akan dibuktikan dengan kontradiksi ο‚΄ Andaikan tidak demikian, maka terdapat bilangan riil π‘Ž dan 𝑏 dengan π‘Ž > 0 maka terdapat bilangan asli 𝑛 sehingga π‘›π‘Ž ≀ 𝑏 ο‚΄ Dibuat himpunan 𝑆 = π‘₯ ∈ ℝ: π‘₯ = π‘›π‘Ž, 𝑛 ∈ β„• . ο‚΄ Jelas S tidak kosong dan S terbatas di atas dengan b suatu batas atasnya. ο‚΄ Misalkan c = Sup.S ο‚΄ Karena c = Sup.S maka terdapat 𝑦 ∈ 𝑆 dan 𝑐 βˆ’ π‘Ž < 𝑦. ο‚΄ Jadi terdapat π‘š ∈ β„• dan 𝑐 βˆ’ π‘Ž < π‘šπ‘Ž = 𝑦 ο‚΄ 𝑐 βˆ’ π‘Ž < π‘šπ‘Ž
  • 11. ⟺ 𝑐 βˆ’ π‘Ž + π‘Ž < π‘šπ‘Ž + π‘Ž(penambahan dengan a, teorema 2.1.7) ⟺ 𝑐 + 0 < π‘šπ‘Ž + π‘Ž (invers pada penjumlahan) ⟺ 𝑐 < π‘Ž(π‘š + 1) (identitas pada penjumlahan, distributif) Karena π‘š ∈ β„• maka π‘š + 1 ∈ β„•, (sifat keterurutan 2.1.5 (i)) Hal ini kontradiksi dengan c =Sup.S Maka pengandaian salah haruslah π‘›π‘Ž > 𝑏 Jadi Untuk setiap bilangan riilπ‘Ž dan 𝑏 dengan π‘Ž > 0 maka terdapat bilangan asli 𝑛 sehingga π‘›π‘Ž > 𝑏
  • 12. 2.4.7 Teorema : Ada bilangan Riil positif x sedemikian hingga x2 = 2 Misalkan S = {s ∈ R I 0 ≀ s, s 2 < 2}. Karena 1 ∈ s, maka S bukan himpunan kosong. Juga, S terbatas di atas oleh 2, karena bila t > 2, maka 𝑑2 > 4 sehingga t βˆ‰ S. Karena itu, menurut sifat supremum, S mempunyai supremum di R, katakan x = sup S. Catatan : x > 1. Kita akan buktikan bahwa π‘₯2 = 2 dengan menanggalkan dua kemungkinan x2 < 2 dan x2 > 2 Kemungkinan I: Untuk π‘₯2 < 2 Karena π‘₯2 < 2, maka 2 βˆ’ π‘₯2 > 0. Perhatikan bahwa untuk setiap 𝑛 ∈ Ν , berlaku 1 𝑛2 ≀ 1 𝑛 , maka π‘₯ + 1 𝑛 2 = π‘₯2 + 2 𝑛 π‘₯ + 1 𝑛2 ≀ π‘₯2 + 1 𝑛 2π‘₯ + 1 . Karena 2 βˆ’ π‘₯2 > 0 dan 2π‘₯ + 1 > 0, maka 2βˆ’π‘₯2 2π‘₯+1 > 0. Menurut akibat Sifat Archimedes dapat ditemukan 𝑛 ∈ Ν sehingga
  • 13. 1 𝑛 < 2 βˆ’ π‘₯2 2π‘₯ + 1 Akibatnya 1 𝑛 2π‘₯ + 1 < 2 βˆ’ π‘₯2 Dan π‘₯ + 1 𝑛 2 = π‘₯2 + 1 𝑛 2π‘₯ + 1 ≀ π‘₯2 + 2 βˆ’ π‘₯2 = 2 Diperoleh bahwa π‘₯ + 1 𝑛 2 < 2, yang berarti bahwa π‘₯ + 1 𝑛 πœ– 𝑆. Kontradiksi dengan x = Sup S. Oleh karena itu, tidak mungkin x2 < 2.
  • 14. Kemungkinan II: Untuk π‘₯2 > 2 Karena π‘₯2 > 2, maka π‘₯2 βˆ’ 2 > 0. Perhatikan bahwa untukk sebarang bilangan asli m π‘₯ + 1 π‘š 2 = π‘₯2 + 2π‘₯ π‘š + 1 π‘š2 ≀ π‘₯2 + 2π‘₯ π‘š . Karena π‘₯2 βˆ’ 2 > 0 dan 2π‘₯ > 0, maka dipilih π‘š πœ– Ν sedemikian sehingga π‘š > 2π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 2π‘₯ π‘š < π‘₯2 βˆ’ 2 Akibatnya π‘₯ + 1 π‘š 2 > π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ π‘š > π‘₯2 βˆ’ (π‘₯2 βˆ’2) = 2. Diperoleh bahwa π‘₯ + 1 π‘š 2 > 2, yang berarti bahwa π‘₯ + 1 π‘š βˆ‰ 𝑆 yaitu π‘₯ βˆ’ 1 π‘š batas atas. Kontradiksi dengan x = Sup S. Oleh karena itu, tidak mungkin x2 > 2. Jadi pengandaiannya salah, yang benar adalah x2 = 2.
  • 15. CONTOH SOAL Diberikan himpunan A = 𝑛+1 𝑛 : 𝑛 ∈ β„• Tunjukkan bahwa inf A = 1. Bukti: Sebelum menunjukkan supremum dan infimum, himpunan A dapat dinyatakan dalam bentuk lain yaitu 1 + 1 𝑛 : 𝑛 ∈ β„• atau dengan mendaftar elemennya yaitu 2,1 1 2 , 1 1 3 , 1 1 4 , …
  • 16. Untuk menunjukkan inf A = 1, perhatikan bahwa untuk sembarang n ∈ N berlaku 𝑛 + 1 β‰₯ 𝑛 ⟺ 1 𝑛 . 𝑛 + 1 β‰₯ 1 𝑛 . 𝑛 (perkalian dengan 1 𝑛 , Teorema 2.1.7) ⟺ 𝑛+1 𝑛 β‰₯ 1 (invers pada perkalian) Akibatnya 1 merupakan batas bawah A. Selanjutnya, andaikan terdapat w batas bawah A yang lebih besar dari 1. Karena w > 1, maka w – 1 > 0 dan 1 π‘€βˆ’1 > 0 Berdasarkan sifat Archimedean terdapat π‘˜ ∈ β„• sedemikian sehingga 1 π‘€βˆ’1 < π‘˜ ⟺ 1 π‘€βˆ’1 . 𝑀 βˆ’ 1 < π‘˜. (𝑀 βˆ’ 1) (perkalian dengan (w - 1) teorema 2.1.7) ⟺ 1 < π‘˜. (𝑀 βˆ’ 1) (invers pada perkalian) ⟺ 1 < π‘˜π‘€ βˆ’ π‘˜ (sifat distributif) ⟺ 1 + π‘˜ < π‘˜π‘€ βˆ’ π‘˜ + π‘˜ (penambahan dengan k, teorema 2.1.7)
  • 17. ⟺ 1 + π‘˜ < π‘˜π‘€ + 0 (invers pada penjumlahan) ⟺ 1 + π‘˜ < π‘˜π‘€ (identitas terhadap penjumlahan) ⟺ π‘˜ + 1 < π‘˜π‘€ (komutatif terhadap penjumlahan) ⟺ 1 π‘˜ . π‘˜ + 1 < 1 π‘˜ . π‘˜π‘€ (perkalian dengan 1 π‘˜ , teorema 2.1.7) ⟺ π‘˜+1 π‘˜ < 1. 𝑀 (invers pada perkalian) ⟺ π‘˜+1 π‘˜ < 𝑀 (identitas pada perkalian) Karena π‘˜ ∈ β„•, diperoleh π‘˜+1 π‘˜ ∈ β„• (Sifat Keterurutan 2.1.5 (i) atau sifat Induktif bilangan Asli). Akibatnya, w bukan bukan batas bawah A. Jadi inf A = 1
  • 19. Soal latihan 1.Tunjukkan bahwa sup= { 1-1/n : n ∈N} } = 1 2.Misalkan S:={1/n–1/m :n, m ∈ N}, tentukan inf S dan sup S.