SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
BEBERAPA METODE DAN TEKNIK
PEMBELAJARAN ORANG
DEWASA
1. Metode Ceramah Bervariasi
Ceramah bervariasi adalah suatu metode
yang menggunakan penjelasan secara lisan
yang dilengkapi dengan penggunaan alat-alat
audio visual dan teknik-teknik kegiatan
belajar lain misalnya tanya jawab, diskusi,
demonstrasi, simulasi, penugasan dsb.
Langkah-langkah dalam metode ini sebagai
berikut:
• Sumber belajar, mengikutsertakan warga
belajar dalam menyusun topik berdasarkan
kebutuhan warga belajar
• Sumber belajar memilih dan menetapkan alat-
alat audio visual yang cocok dengan pokok
informasi sebagai alat bantu dalam
penyampaian informasi
• Sumber belajar menetapkan teknik kegiatan
belajar partisipatif lain yang akan digunakan
setelah pokok-pokok informasi disampaikan.
• Sumber belajar membantu warga belajar
untuk melakukan kegiatan belajar.
Keunggulan metode ceramah bervariasi
sebagai berikut:
• Waktu yang disediakan dapat digunakan
secara efisien dan efektif
• Dapat digunakan pada kelompok warga
belajar yang jumlahnya besar
• Dapat digunakan untuk merangsang para
warga belajar guna memperluas dan
memperdalam informasi melalui kegiatan
belajar dengan teknik lain
• Lebih efektif apabila digunakan bagi warga
belajar yang telah dewasa
• Kegiatan belajar dapat menampung
pendapat, tanggapan dan pertanyaan dalam
suasana partisipatif dan mungkin suasana
gembira.
Sedangkan kelemahan penggunaan metode
ini adalah sebagai berikut:
• Warga belajar terhalang untuk merespon
secara langsung pada saat pokok-pokok
informasi yang disampaikan
• Waktu yang digunakan tidak cukup apabila
warga belajar sangat aktif dalam kegiatan
melalui teknik lainya.
• Sumber belajar harus menguasai pokok-pokok
informasi dan sumber-sumber lain serta
terlatih dalam menyampaikan dan memotivasi
warga belajar.
• Agak sulit digunakan bagi warga belajar yang
belum dewasa dan tuna aksara
• Tidak semua jawaban dan penjelasan
terhadap pertanyaan dan tanggapan para
warga belajar dapat memuaskan mereka.
2. Teknik Alat Bantu Pandang (VISUAL AIDS)
Alat bantu pandang terdiri dari gambar,
poster, diagram, leamflet dan sebagainya.
Alat bantu pandang dapat memdorong dan
menambah kegairahan belajar bagi para
warga belajar dan dapat meningkatkan
kegairahan daya hayal untuk menimbulkan
minat dan menambah pengetahuan.
Pada umumnya penggunaan alat bantu
pandang dimaksudkan sebagai alat bantu
untuk kegiatan diskusi dalam usaha
mengembangkan ketarampilan menganalisis
atau membahas masalah bagi warga belajar.
Langkah-langkah penggunaan teknik alat bantu
pandang adalah sebagai berikut:
• Sumber belajar bersama warga belajar menentukan
topik permasalahan yang akan dijadikan bahan
dalam kegiatan belajar.
• Sumber belajar bersama warga menentukan bagian-
bagian mana dari bahan tersebut yang memerlukan
alat bantu pandang. Selanjutnya memilih dan
menyusun gambar tersebut yang berhubungan
dengan pengalaman belajar dan latar belakang
kehidupan warga belajar.
• Sumber belajar membantu atau menugaskan warga
belajar untuk menyiapkan tempat dan alat-alat yang
diperlukan untuk kegiatan belajar.
• Sumber belajar membantu para warga belajar untuk
melakukan proses pembelajaran.
• Sumber belajar bersama warga belajar
mendiskusikan dan menilai kebutuhan.
Keunggulan teknik alat bantu pandang antara
lain:
• Dapat menumbuhkan kegembiraan dalam
kegiatan belajar bersama.
• Belajar tidak hanya mendengarkan tetapi
melengkapi dengan melihat dan mungkin pula
dengan berbuat.
• Dapat menumbuhkan atau mengembangkan
kemampuan dan daya khayal warga belajar untuk
menganalisis atau membuat cerita tentang pesan
dalam alat bantu pandang.
• Dapat mengembangkan kemampuan untuk
menyampaikan informasi melalui media pandang.
Kelemahan teknik alat bantu pandang antara
lain:
• Membutuhkan keterampilan untuk membuat
alat bantu pandang
• Kemungkinan interpretasi warga belajar
menyimpang dari pesan yang terkandung
dalam informasi yang disampaikan.
• Memerlukan alat-alat, waktu dan tempat
untuk membuat dan menyajikan alat bantu
pandang
• Mungkin kegiatan belajar membutuhkan
waktu lebih lama untuk diskusi, menganalisis
dan membuat cerita yang sesuai dengan
pesan.
Teknik Diskusi Cerita
Cerita diskusi merupakan bahan kegiatan
belajar yang berhubungan dengan
pemecahan masalah. Isinya memberikan
gambaran tentang suatu kejadian yang
penting. Situasi relevan dengan latar
belakang kehidupan peserta. Sumber belajar
dapat menyajikan cerita tersebut, begitupun
peserta dapat menyusun secara bersama-
sama cerita tersebut.
Langkah-langkah penggunaan teknik diskusi cerita sebagai
berikut:
• Sumber belajar dan warga belajar bersama-sama menyusun
cerita yang belum diselesaikan dengan memperhatikan
isi, bahasa dan latar belakang warga belajar.
• Sumber belajar mengelompokkan warga belajar menjadi sub-
sub kelompok
• Sumber belajar memberikan petunjuk tentang kegiatan yang
dilakukan dalam kelompok dan tentang cara mendiskusikan
cerita yang harus disempurnakan.
• Sumber belajar menyusun pertanyaan tentang cerita
tersebut dengan maksud merangsang timbulnya diskusi dan
untuk membantu para warga belajar dalam menghubungkan
cerita tersebut dengan pengalaman mereka.
• Warga belajar mendiskusikan serta menyusun lanjutan cerita
yang mereka anggap tepat untuk menyempurnakan cerita
diskusi tersebut.
• Sumber belajar bersama warga belajar mengevaluasi proses
dan hasil diskusi serta cerita lanjutanya.
Keunggulan teknik diskusi cerita antara lain:
• Warga belajar dapat mengadakan diskusi
berdasarkan pengalaman kehidupan masing-
masing.
• Warga belajar dapat menyusun hasil
pengalaman mereka dalam sebuah cerita
sebagai bahan diskusi.
• Warga belajar didorong untuk mengingat dan
menghubungkan pengalamnaya dengan
pengalaman orang lain.
• Lanjutan cerita dapat dijadikan bahan untuk
diskusi selanjutnya
• Mengkombinasikan kegiatan berpikir dan
menulis.
Kelemahan teknik diskusi cerita antara lain:
• Hanya efektif bagi warga belajar yang telah
dapat membaca dan menulis
• Tidak mudah menyusun cerita yang dapat
diterima dengan mudah oleh para warga
belajar.
• Membutuhkan keterampilan warga belajar
dalam menghubungkan pengalaman mereka
• Memerlukan alat-alat dan bahan-bahan untuk
menulis
• Memerlukan waktu relatif lama.
Teknik Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah pembicaraan dengan tatap
muka yang direncakan diantara dua orang warga
belajar atau lebih, tentang pokok dan topik bahasan
tertentu dengan dipimpin oleh seorang pimpinan
diskusi. Pembicaraan itu merupakan pertukaran
gagasan dan pendapat tentang topik yang dibahas.
Tujuan penggunaan teknik diskusi adalah alat untuk
tukar menukar informasi tentang topik yang dibahas
sehingga dapat dicapai kesamaan, kecocokan dan
kesepatakatan pikiran diantara warga belajar.
Keunggulan teknik diskusi kelompok antara
lain:
• Semua warga belajar memperoleh
kesempatan yang sama untuk saling
mengemukakan pendapat dan gagasan.
• Dapat menumbuhkan pendekatan yang
demokratis di dalam kelompok
• Dapat menumbuhkan rasa kesatuan dan
tanggungjawab kelompok
• Dapat memperluas pandangan melalui
kegiatan saling belajar
• Dapat mengembangkan rasa kepemimpinan
dan penghayatan terhadap kepemimpinan
bersama.
Adapun kelemahan penggunaan teknik diskusi
kelompok ini adalah sebagai berikut:
• Kurang efektif bila dilakukan dalam kelompok
yang warga belajarnya terlalu banyak
• Informasi yang diterima para peserta terbatas,
pembicaraan dibatasi dan suasana resmi.
• Kecenderungan pembicaraan dapat menyimpang
menjadi meluas atau terjadi pertentangan
pendapat.
• Pembicaraan dapat didominasi oleh peserta
tertentu
• Membutuhkan pimpinan diskusi yang lebih
berwibawa dan terampil dalam mengatur jalannya
pembicaraan.
Langkah-langkah penggunaan diskusi kelompok
antara lain:
• Sebelum diskusi dilangsungkan, maka sumber
belajar dan bersama warga belajar menghimpun
informasi dan berhubungan dengan topik yang akan
dibahas.
• Sumber belajar menyarankan agar kelompok besar
dibagi menjadi beberapa sub kelompok dan setiap
sub kelompok memiliki seorang pimpinan diskusi
dan seorang penulis/pelapor.
• Sub-sub kelompok melaksanakan diskusi antara
lain:
• Sumber belajar memimpin kelompok besar untuk
membahas laporan hasil diskusi sub-sub kelompok
• Sumber belajar bersama warga belajar
menyimpulkan hasil diskusi kelompok besar
• Sumber belajar bersama warga belajar melakukan
evaluasi tentang proses dan hasil diskusi.
Teknik DIAD
Teknik Diad dapat diartikan sebagai
pertemuan antara dua orang yang
berkomunikasi secara lisan. Sebagai teknik
dalam kegiatan belajar Diad dilakukan
dengan cara sederhana tidak rumit dan
dapat dilakukan oleh orang-orang yang
belum pernah kenalan satu sama lain.
Kelebihan teknik Diad adalah sebagai berikut:
• Mudah dilakukan asal terdapat dua warga
belajar atau lebih
• Tidak memerlukan banyak alat karena
dilakukan secara lisan
• Menimbulkan keakraban hubungan warga
belajar yang baru pertama kali bertemu
• Dapat mengungkapkan pengalaman pribadi
secara lebih mendalam sehingga prinsip-
prinsip pribadi banyak terungkap.
• Warga belajar merasa senang kerana
keadaan pribadinya diceritakan oleh orang
lain.
Sedangkan kelemahan teknik Diad adalah:
• Memerlukan keberanian dalam mengemukakan
gambaran pribadi berdasarkan pokok-pokok pikiran
• Untuk memantapkan daya ingat perlu dilengkapi
catatan tentang jawaban-jawaban yang
disampaikan.
• Memerlukan tempat belajar yang memungkinkan
warga belajar dapat bertanya dan melaporkan
secara terbuka
• Waktu mungkin akan melewati batas yang
ditetapkan terlebih lagi apabila warga belajar
terlibat pada pengalaman yang menarik
• Tanya jawab kadang-kadang meluas pada aspek lain
tentang pribadi orang yang sedang ditanya yang
mungkin orang tersebut kurang senang apabila
terlalu mendalam pada aspek pribadinya.
Langkah-langkah penggunaan teknik Diad
sebagai berikut:
• Sumber belajar memberikan petunjuk kepada
kelompok tentang diskripsi teknik ini.
• Sumber belajar minta untuk mencari seorang
pasangan orang yang duduk disamping atau
dibelakang atau di depanya yang belum
dikenalnya.
• Sumber belajar menjelaskan pokok-pokok
yang ditanyakan antara pasangan masing-
masing.
• Apabila pasangan diad telah selesai
mewawancarai satu sama lain, setiap peserta
memperkenalkan pasanganya sendiri-sendiri.
Metode Ramu Pendapat (BRAINSTORMING)
Ramu pendapat atau dalam istilah lain adalah curah
pendapat dan juga disebut Brain Storming yaitu suatu cara
belajar yang memberikan kesempatan kepada setiap warga
belajar secara bergiliran untuk mengemukakan pendapat
tentang kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan
oleh warga belajar.
Dengan curah pendapat ini diharapkan akan terhimpun
sebanyak mungkin gagasan, pendapat, jawaban berupa
alternatif dan cara meninjau suatu masalah. Penggunaan
metode curah pendapat ini khususnya untuk pemecahan
masalah-masalah baru atau untuk menentukan cara-cara
baru untuk menghadapi atau memecahkan masalah baru.
Keunggulan metode ramu pendapat adalah sebagai berikut:
• Membangkitkan pikiran kreatif
• Merangsang partisipasi warga belajar pada waktu mencari
semua pemecahan masalah
• Membangkitkan pendapat-pendapat baru dari setiap warga
belajar
• Waktu dapat dikontrol dan dapat dipakai untuk kelompok
besar atau kecil
• Dapat digunakan mencapai tujuan instruksional pada
kawasan belajar kognitif maupun afektif
• Tidak memerlukan alat yang banyak
Kelemahan metode ramu pendapat antara lain:
• Warga belajar yang kurang perhatian dan kurang berani
mengemukakan pendapat merasa terpaksa untuk
mengambil bagian
• Cenderung mudah terlepas dari pendapat yang berantai
• Warga belajar cenderung beranggapan bahwa semua
pendapat diterima
• Memerlukan evaluasi lanjutan.
Pelaksanaan metode ramu pendapat antara lain:
• Fasilitator mengemukakan suatu masalah kepada warga belajar
• Warga belajar dengan cepat mengajukan usul pemecahan masalah
yang dianggap baik, setiap usulan warga belajar ditulis dikertas atau
papan tulis.
• Pengaturan bentuk peserta menggunakan bentuk setengah lingkaran
atau huruf U.
• Pimpinan diskusi harus mengemukakan peraturan yang harus
diperhatikan oleh warga belajar bahwa peserta harus dapat
mengemukakan pendapatnya atau jawaban dengan cepat dalam
mengemukakan pendapatnya.
• Fasilitator boleh menunjuk seorang penulis yang mencatat pendapat
atau jawaban yang diajukan oleh warga belajar dan boleh menunjuk
satu team untuk mengevaluasi jawaban-jawaban peserta.
• Jika sudah tidak ada pendapat dari peserta, fasilitator mendiskusikan
untuk mencari alternatif pemecahan masalah.
• Kegiatan diakhiri dengan evaluasi terhadap seluruh materi yang
disajikan.
Teknik Penentuan Prioritas (Q-SHORT TECHNIQUE)
Teknik Q-Short adalah alat untuk memilih dan menentukan
prioritas dari beberapa alternatif kemungkinan program yang
telah disusun dan yang akan dilakukan. Teknik ini digunakan pula
untuk memilih masalah-masalah yang dihadapi dan segera
dipecahkan.
Cara pemilihan dilakukan dengan cepat, sesuai dengan
penanaman teknik ini yaitu quikly sort atau disebut quota sort.
Alternatif kemungkinan program atau masalah yang akan dipilih
disiapkan sebelumnya berdasarkan hasil identifikasi
kebutuhan, sumber-sumber kemungkinan berdasarkan
hambatan atau berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Warga
belajar menelaah dan memilih alternatif-alternatif tersebut
berdasarkan pemahaman dan pertimbangan masing-masing.
Biasanya hasil pilihan ini dievaluasi dengan menggunakan teknik
lain seperti Nominal Group Technique.
Keunggulan teknik penentuan prioritas adalah:
• Warga belajar dapat memperluas kegiatan berpikir dalam
mencari alasan-alasan pemilihan program ke dalam kategori
• Tiap warga belajar aktif melakukan tugas yang telah
ditentukan langkah-langkahnya.
• Warga belajar dapat ikut serta mengolah nilai program yang
telah ditabulasi dan memberi alasan dalam diskusi.
Kelemahan dalam teknik penentuan prioritas adalah:
• Membutuhkan persiapan untuk menyusun daftar program
kategori dan alat-alat yang diperlukan.
• Warga belajar yang mempunyai alternatif program lain tidak
dapat menyatakan dalam kategori
• Agar sukar menilai apabila warga belajar terlalu banyak
jumlahnya.
Langkah-langkah penggunaan teknik penentuan prioritas
sebagai berikut:
• Sumber belajar menyusun daftar alternatif program atau
masalah yang akan dipilih dan ditetapkan urutan tingkatan
oleh warga belajar.
• Sumber belajar membuat alat-alat bantu yang diperlukan
• Sumber belajar membagikan daftar alternatif dan alat-alat
kepada warga belajar dan memberikan petunjuk tentang
cara menggunakan bahan belajar tersebut.
• Sumber belajar membantu warga belajar untuk mengolah
kartu-kartu yang telah disusun berdasarkan kategori
• Sumber belajar memimpin diskusi tentang hasil yang telah
dicapai dan memotivasi para warga belajar untuk
mengemukakan alasan pemilihan susunan prioritas program
tersebut dan kemungkinan kegiatan tindak lanjut yang akan
dilakukan.
Teknik Cawan Ikan (FISH BOWL)
Teknik cawan ikan adalah kegiatan belajar mengajar dengan
bentuk diskusi yang diamati. Kegiatan belajar dilakukan
dalam kelompok yang jumlah pesertanya tidak terlalu
besar. Metode ini dapat menumbuhkan kegiatan belajar
yang aktif, gembira dan mengharuskan semua peserta
terlibat baik dalam diskusi, mendengarkan maupun dalam
menyaksikan diskusi. Kemudian dapat dilanjutkan dengan
diskusi tentang proses dan hasil kegiatan belajar yang telah
ditentukan.
Langkah-langkah penggunaan teknik cawan ikan, sebagai barikut:
• Sumber belajar bersama warga belajar memilih dan menentukan materi yang
akan dievaluasi sebagai bahan diskusi kelompok lingkaran.
• Sumber belajar menugaskan warga belajar untuk menyiapkan susunan tempat
duduk untuk warga belajar yang terdiri dari lingkungan dalam dan lingkungan
luar.
• Setelah warga belajar menempati tempat duduk pada kelompok masing-masing,
sumber belajar memberi petunjuk tentang cara melakukan diskusi yang
dilakukan oleh mereka dilingkungan dengan cara mengamati yang dilakukan oleh
mereka dilingkungan luar. Perlu ditunjuk seorang pencatat isi pembicaraan.
• Warga belajar dilingkungan dalam berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
• Warga belajar yang duduk di lingkaran luar dapat mengajukan jawaban atau
pendapatnya dengan menukar tempat duduk sehingga yang bersangkutan
berada di tempat duduk lingkaran dalam. Ketika seorang warga belajar dari
lingkaran luar ingin menyampaikan pendapat maka ia akan menyentuh seorang
temanya yang duduk di lingkaran dalam dan kemudian bertukar tempat.
• Setelah selesai diskusi, sumber belajar bersama warga belajar mengevaluasi isi,
proses dan hasil penggunaan teknik tersebut.
Keunggulan teknik cawan ikan adalah:
• Kegiatan belajar dilakukan dalam suasana gembira dan
pengajuan pendapat dikemukakan secara terbuka
• Pertanyaan-pertanyaan akan terarah pada bahan yang
dievaluasi karena telah dipersiapkan terlebih dahulu.
• Pendapat akan bervariasi dan lebih lengkap karena peserta
pada kedua lingkaran dapat bertukar tempat dan saling
bergantian peranan.
• Isi pembicaraan dicatat oleh pancatat.
• Dapat dilengkapi dengan alat perekam.
Kelemahan teknik cawan ikan, antara lain:
• Jawaban atau pendapat mungkin ada yang melantur
atau menyimpang dari pokok yang dibicarakan
• Peserta yang senang bicara dapat mendominasi
pembicaraan dalam diskusi
• Membutuhkan keterampilan dalam mengemukakan
pendapat secara singkat dan tepat.
• Waktu penyelenggaraan bertambah dari yang telah
ditetapkan.
• Warga belajar yang kurang berani, yang menjadi
pengamat tidak mau untuk berganti peranan.
Teknik Kelompok Buzz (BUZZ GROUPS)
Teknik kelompok buzz digunakan dalam kegiatan belajar
memecahkan masalah yang mengandung bagian-bagian
khusus dalam masalah tersebut. Kegiatan belajar biasanya
dilakukan di dalam kelompok-kelompok yang kecil. Suatu
kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
(sub group) dengan jumlah anggota masing-masing
kelompok sekitar 3-4 orang. Kelompok-kelompok kecil ini
melakukan kegiatan diskusi dalam waktu singkat tentang
satu bagian masalah dari masalah-masalah yang dihadapi
oleh kelompok besar.
Langkah-langkah penggunaan teknik kelompok Buzz sebagai berikut:
• Sumber belajar bersama warga belajar memilih dan menentukan masalah dan dipecahkan
dalam kegiatan belajar.
• Sumber belajar menunjuk beberapa warga belajar untuk membentuk kelompok kecil.
Jumlah kelompok kecil yang akan dibentuk dan jumlah pesertanya disesuaikan dengan
jumlah bagian masalah yang akan dibahas.
• Sumber belajar membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok
kecil. Satu kelompok kecil membahas satu bagian masalah. Selanjutnya sumber belajar
menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu membahas antara 5-15
menit, pemilihan pelapor dan seterusnya.
• Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah
ditentukan. Para warga belajar dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian
masalah, membahasnya berdasarkan pendapat warga belajar lainya, serta memberikan
saran-saran untuk pemecahan masalah.
• Apabila waktu yang ditentukan telah selesai, sumber belajar mengundang kelompok-
kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian
mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran
menyampaikan laporanya kepada kelompok besar.
• Sumber belajar atau seorang warga belajar yang ditunjuk mencatat pokok-pokok laporan
yang telah disampaikan. Selanjutnya warga belajar diminta untuk
menambah/mengurangi/memberi kementar terhadap laporan tersebut.
• Sumber belajar dapat menugaskan salah seorang atau beberapa warga belajar untuk
menerangkan hasil pembahasan akhir dari laporan-laporan tersebut.
Keunggulan teknik kelompok BUZZ antara lain:
• Warga belajar yang kurang biasa menyampaikan
pendapatnya dalam kelompok belajar dipaksa oleh situasi
untuk berbicara dalam kelompok kecil.
• Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian
terhadap pendapat orang lain dan mungkin akan
menyenangkan.
• Dapat menghimpun pendapat yang banyak tentang bagian-
bagian masalah dalam waktu singkat.
• Dapat digunakan bersama teknik lain, sehingga teknik-teknik
itu bervariasi.
Adapun kelemahan teknik kelompok BUZZ adalah:
• Terjadi pengelompokkan yang pesertanya terdiri dari orang-
orang yang tidak tahu apa-apa. Kekuatan kelompok tidak
seimbang.
• Laporan kelompok-kelompok kecil tidak tersusun secara
sistematis dan tidak terarah
• Pembicaraan mungkin dapat berputar-putar
• Membutuhkan waktu untuk mempersiapkan masalah dan
untuk merinci bagian-bagian masalah tersebut.
Metode Permainan Simulasi
Permainan simulasi adalah permainan peranan dimana
para pemainya berkompetensi untuk mencapai tujuan
dengan mentaati peraturan yang telah disepakati
sebelumnya. Dalam permainan tersebut, orang yang
melakukan peranan para pengambil keputusan bertindak
seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam
situasi/kehidupan yang sebenarnya dalam berkompetisi
untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peranan
khusus yang dimainkan.
Keunggulan metode permainan simulasi antara lain:
• Kegiatan dekat dengan masalah dalam kehidupan nyata
warga belajar
• Dapat mendorong warga belajar untuk berpikir tentang
masalah dan kehidupan nyata dan berusaha untuk
memecahkanya.
• Kegiatan dapat lebih menarik karena dihubungkan
dengan peran-peran kehidupan.
• Mendorong tumbuhnya kerjasama para warga belajar
dalam menghadapi masalah bersama.
Kelemahan metode permainan simulasi antara lain:
• Membutuhkan persiapan untuk identifikasi
permasalahan dari kehidupan nyata para warga belajar.
• Tidak mudah mencuplik situasi kehidupan yang dapat
menarik minat semua peserta
• Penyesuaian terhadap peran-peran orang
membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi.
• Kegiatan kadang-kadang dapat menyita waktu yang
lebih dari yang ditentukan.
Teknik Bermain Peran (ROLE PLAYING)
Teknik bermain peran adalah suatu teknik kegiatan belajar
yang menekankan kemampuan penampilan warga belajar
untuk memerankan suatu status atau fungsi pihak lain yang
terdapat pada dunia kehidupan. Dengan permainan peran
diharapkan agar warga belajar memperoleh pengalaman
yang diperankan oleh pihak-pihak lain. Teknik ini dapat
digunakan untuk merangsang pendapat warga
belajar, menentukan kesepakatan bersama tentang
ketepatan, kekurangan dan pengembangan peran-peran
yang dialami atau yang diamati.
Keunggulan teknik bermain peran sebagai berikut:
• Peran yang ditampilkan dengan menarik akan segera
mendapat perhatian warga belajar
• Teknik dapat digunakan baik untuk kelompok kecil
maupun kelompok besar.
• Dapat membantu warga belajar untuk memahami
pengalaman orang lain yang melakukan peran.
• Dapat membantu warga belajar untuk menganilisis dan
mengalami situasi dan memikirkan masalah yang terjadi
dalam permainan peran tersebut.
• Menumbuhkan rasa kemampuan dan rasa kepercayaan
diri warga belajar untuk berperan dalam menghadapi
masalah.
Sedangkan kelemahan teknik bermain peran antara lain:
• Kemungkinan adanya warga belajar yang tidak
menyenangi memainkan peran tertentu.
• Lebih menekankan kepada peran atau masalah dari
pada terhadap peranan.
• Akan terjadi kesulitan dalam penyesuaian diri terhadapt
peran yang harus dilakukan
• Membutuhkan waktu lebih lama untuk memerankan
sesuatu dalam kegiatan belajar itu.
• Bermain peran terbatas pada beberapa situasi kegiatan
belajar.
Langkah-langkah metode bermain peran ini antara lain:
• Sumber belajar bersama menyiapkan bahan belajar berupa
topik yang akan diperankan.
• Sumber belajar dan warga belajar mengidentifikasi dan
menetapkan peran-peran warga belajar berdasarkan
kedudukan mereka dan tugasnya masing-masing.
• Sumber belajar membantu warga belajar untuk menyiapkan
tempat, waktu dan alat-alat yang digunakan dalam bermain
peran tersebut.
• Sumber belajar membantu warga belajar melaksanakan
permainan peran.
• Sumber belajar dan warga belajar melakukan penilaian
terhadap proses dan hasil kegiatan belajar.
Studi Kasus (CASE STUDY)
Studi kasus adalah deskripsi tentang suatu situasi
kehidupan, masalah atau isu yang nyata. Teknik ini
memberikan informasi tentang kasus tertentu pada warga
belajar, sehingga dengan informasi itu warga belajar dapat
mengenal, memahami dan menganalisis kasus tersebut
secara mendalam. Dalam studi kasus dapat ditemukan
berbagai alternatif permasalahan kehidupan nyata yang
memerlukan diagnosa dan perbaikan.
Kelebihan teknik studi kasus adalah:
• Kasus dapat disajikan dalam berbagai bentuk
(tertulis,lisan, film, slide, rekaman)
• Setiap warga belajar diberikan kesempatan yang sama
untuk menganalisis dan mengajukan informasi tentang
pemecahan masalah.
• Mengenal masalah-masalah dari kehidupan nyata.
• Mengembangkan suasana utnuk bertukar pikiran dan
pendapat dan untuk menggunakan dan keterampilan
yang mereka miliki.
Kelemahan teknik studi kasus antara lain:
• Memerlukan kreativitas dan keterampilan dalam
menyusun kasus yang diangkat dari kehidupan nyata.
• Semua warga belajar tidak sama kepentinganya tentang
masalah yang diajukan.
• Waktu yang diperlukan dapat bertambahn lebih-lebih
apabila analisis kasus dilakukan secara mendalam.
• Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil untuk
menghindari perdebatan yang tidak perlu. Karena
kepemimpinan yang terampil dapat menyelesaikan
perdebatan dalam diskusi dengan cepat.
Teknik Kunjungan Lapangan (FIELD VISIT TECHNIQUE)
Teknik kunjungan lapangan dilakukan sebagai suatu studi
yang telah direncanakan terlebih dahulu. Rencana itu
biasanya disusun oleh sumber belajar bersama warga
belajar. Penyusunan rencana didasarkan atas kebutuhan
belajar yang dinyatakan oleh para warga belajar. Kebutuhan
belajar itu dapat dilengkapi pula sumber belajar, lembaga
dan masyarakat.
Langkah-langkah teknik kunjungan lapangan antara lain:
• Sumber belajar bersama warga belajar mengidentifikasi kebutuhan
belajar yang dapat dijadikan dasar untuk penyusunan rencana
kunjungan lapangan.
• Atas dasar kebutuhan belajar itu sumber belajar bersama warga belajar
menyusun rencana pelaksanaan kunjungan lapangan.
• Sumber belajar membantu warga belajar dalam melaksanakan rencana
kunjungan lapangan.
• Selesai kunjungan lapangan warga belajar menyusun laporan
pelaksanaan tugas dalam kunjungan lapangan itu.
• Warga belajar mendiskusikan proses, hasil dan pengaruh kunjungan
lapangan.
• Sumber belajar bersama warga belajar melakukan evaluasi terhadap
proses dan hasil pelaksanaan teknik kunjungan lapangan.
Keunggulan teknik kunjungan lapangan antara lain:
• Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga
belajar melalui pengalaman belajar dari situasi kehidupan
nyata.
• Warga belajar dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah diinternalisasi dalam jiwanya dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sebenarnya.
• Warga belajar dapat bekerjasama dengan warga belajar
lainya dengan cara menggabungkan latar belakang
kemampuan individual serta kepribadian yang berbeda-
beda.
• Warga belajar termotivasi untuk mengembangkan
kreativitas dalam kehidupan nyata.
• Dapat menimbulkan suasana belajar yang menggembirakan
dan menggairahkan minat belajar.
Sedangkan kelemahan teknik kunjungan lapangan adalah:
• Memerlukan kerjasama yang erat dan motivasi yang tinggi
diantara warga belajar untuk melakukan kunjungan
lapangan.
• Menuntut kemahiran warga belajar untuk kreatif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata.
• Memerlukan kegiatan monitoring, supervisi dan pengarahan
dari pihak di luar warga belajar.
• Warga belajar dituntut untuk peka terhadapat masalah-
masalah yang ada dalam masyarakat.
• Waktu yang diperlukan lebih lama dari pada yang telah
direncanakan
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Modul kel 8
Modul kel 8Modul kel 8
Modul kel 8delnioka
 
Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaraniswantosahir
 
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1Eryansyah SPd
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Modul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iii
Modul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iiiModul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iii
Modul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iiiSYUKUR123
 
Presentasi media-pembelajaran
Presentasi media-pembelajaranPresentasi media-pembelajaran
Presentasi media-pembelajaranHajaratul Aswad
 
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2Eryansyah SPd
 
Karakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SD
Karakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SDKarakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SD
Karakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SDdindinamuiz
 
modul pembelajaran multimedia presentasi
modul pembelajaran multimedia presentasimodul pembelajaran multimedia presentasi
modul pembelajaran multimedia presentasifariasyarif
 
6 media pendidikan dalam proses pembelajaran
6 media pendidikan dalam proses pembelajaran6 media pendidikan dalam proses pembelajaran
6 media pendidikan dalam proses pembelajaranNuzli Muhammad
 
Media Pembelajaran Bahasa Arab
Media Pembelajaran Bahasa ArabMedia Pembelajaran Bahasa Arab
Media Pembelajaran Bahasa Arabvidyalfilannisa11
 
Pengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdf
Pengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdfPengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdf
Pengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdfherusubrata
 
Berbicara & Berdiskusi
Berbicara & BerdiskusiBerbicara & Berdiskusi
Berbicara & BerdiskusiDedi Nurfalaq
 
Makalah karakteristik media_pembelajaran
Makalah karakteristik media_pembelajaranMakalah karakteristik media_pembelajaran
Makalah karakteristik media_pembelajaranbagibagiilmu
 
Makalah metode pembelajaran bahasa arab
Makalah metode pembelajaran bahasa arabMakalah metode pembelajaran bahasa arab
Makalah metode pembelajaran bahasa arabMuhammad Idris
 

What's hot (18)

Modul kel 8
Modul kel 8Modul kel 8
Modul kel 8
 
Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaran
 
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-1
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Modul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iii
Modul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iiiModul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iii
Modul media pembelajaran oleh muhammad syukur 14010101147 pai c iii
 
Modul 6 kb 2
Modul 6 kb 2Modul 6 kb 2
Modul 6 kb 2
 
Presentasi media-pembelajaran
Presentasi media-pembelajaranPresentasi media-pembelajaran
Presentasi media-pembelajaran
 
Bmm 3103
Bmm 3103Bmm 3103
Bmm 3103
 
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2
 
Karakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SD
Karakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SDKarakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SD
Karakteristik Media Cetak dan Non Cetak untuk SD
 
modul pembelajaran multimedia presentasi
modul pembelajaran multimedia presentasimodul pembelajaran multimedia presentasi
modul pembelajaran multimedia presentasi
 
6 media pendidikan dalam proses pembelajaran
6 media pendidikan dalam proses pembelajaran6 media pendidikan dalam proses pembelajaran
6 media pendidikan dalam proses pembelajaran
 
Media Pembelajaran Bahasa Arab
Media Pembelajaran Bahasa ArabMedia Pembelajaran Bahasa Arab
Media Pembelajaran Bahasa Arab
 
Pengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdf
Pengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdfPengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdf
Pengembangan media pembelajaran ppt ed2.pdf
 
Berbicara & Berdiskusi
Berbicara & BerdiskusiBerbicara & Berdiskusi
Berbicara & Berdiskusi
 
Makalah karakteristik media_pembelajaran
Makalah karakteristik media_pembelajaranMakalah karakteristik media_pembelajaran
Makalah karakteristik media_pembelajaran
 
Makalah metode pembelajaran bahasa arab
Makalah metode pembelajaran bahasa arabMakalah metode pembelajaran bahasa arab
Makalah metode pembelajaran bahasa arab
 
Bab i[1]
Bab i[1]Bab i[1]
Bab i[1]
 

Similar to PBOD

Pwer point evaluasi
Pwer point evaluasiPwer point evaluasi
Pwer point evaluasiMargembug
 
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi dalam proses belajar mengajarMetode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi dalam proses belajar mengajarLya El-nadhiea
 
Metode instruksional
Metode instruksionalMetode instruksional
Metode instruksionaltarmizitaher
 
Rangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranRangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranHayat Nurhayat
 
Presentasi Alwi ModPemb.pptx
Presentasi Alwi ModPemb.pptxPresentasi Alwi ModPemb.pptx
Presentasi Alwi ModPemb.pptxAlwi Hasan
 
Sosial emosional topik 1
Sosial emosional topik 1Sosial emosional topik 1
Sosial emosional topik 1RizzkiGiselda
 
Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]Manji Lala
 
Metode pengajaran kelompok
Metode pengajaran kelompokMetode pengajaran kelompok
Metode pengajaran kelompokSunawan Sunawan
 
Kuliah 14 fgd pada penyuluhan perikanan
Kuliah 14 fgd pada penyuluhan perikananKuliah 14 fgd pada penyuluhan perikanan
Kuliah 14 fgd pada penyuluhan perikananMuhammad Hanif Azhar
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)PratiwiKartikaSari
 
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptxMATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptxalmaskur1
 
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfMenyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfERNIsutira
 
Jenis layanan BK
Jenis layanan BKJenis layanan BK
Jenis layanan BKElvira Ulni
 

Similar to PBOD (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Pwer point evaluasi
Pwer point evaluasiPwer point evaluasi
Pwer point evaluasi
 
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi dalam proses belajar mengajarMetode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
 
Metode instruksional
Metode instruksionalMetode instruksional
Metode instruksional
 
Rangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranRangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaran
 
Presentasi Alwi ModPemb.pptx
Presentasi Alwi ModPemb.pptxPresentasi Alwi ModPemb.pptx
Presentasi Alwi ModPemb.pptx
 
Pkp
PkpPkp
Pkp
 
Pkp
PkpPkp
Pkp
 
Sosial emosional topik 1
Sosial emosional topik 1Sosial emosional topik 1
Sosial emosional topik 1
 
Small Group Discussion
Small Group DiscussionSmall Group Discussion
Small Group Discussion
 
judul tugas uas
judul tugas uasjudul tugas uas
judul tugas uas
 
Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 8 [Pelatihan Kader Posyandu]
 
Metode pengajaran kelompok
Metode pengajaran kelompokMetode pengajaran kelompok
Metode pengajaran kelompok
 
Group 4.pptx
Group 4.pptxGroup 4.pptx
Group 4.pptx
 
Kuliah 14 fgd pada penyuluhan perikanan
Kuliah 14 fgd pada penyuluhan perikananKuliah 14 fgd pada penyuluhan perikanan
Kuliah 14 fgd pada penyuluhan perikanan
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
 
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptxMATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
 
Teknik fasilitasi
Teknik fasilitasiTeknik fasilitasi
Teknik fasilitasi
 
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfMenyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
 
Jenis layanan BK
Jenis layanan BKJenis layanan BK
Jenis layanan BK
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 

Recently uploaded (7)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 

PBOD

  • 1. BEBERAPA METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
  • 2. 1. Metode Ceramah Bervariasi Ceramah bervariasi adalah suatu metode yang menggunakan penjelasan secara lisan yang dilengkapi dengan penggunaan alat-alat audio visual dan teknik-teknik kegiatan belajar lain misalnya tanya jawab, diskusi, demonstrasi, simulasi, penugasan dsb.
  • 3. Langkah-langkah dalam metode ini sebagai berikut: • Sumber belajar, mengikutsertakan warga belajar dalam menyusun topik berdasarkan kebutuhan warga belajar • Sumber belajar memilih dan menetapkan alat- alat audio visual yang cocok dengan pokok informasi sebagai alat bantu dalam penyampaian informasi • Sumber belajar menetapkan teknik kegiatan belajar partisipatif lain yang akan digunakan setelah pokok-pokok informasi disampaikan. • Sumber belajar membantu warga belajar untuk melakukan kegiatan belajar.
  • 4. Keunggulan metode ceramah bervariasi sebagai berikut: • Waktu yang disediakan dapat digunakan secara efisien dan efektif • Dapat digunakan pada kelompok warga belajar yang jumlahnya besar • Dapat digunakan untuk merangsang para warga belajar guna memperluas dan memperdalam informasi melalui kegiatan belajar dengan teknik lain • Lebih efektif apabila digunakan bagi warga belajar yang telah dewasa • Kegiatan belajar dapat menampung pendapat, tanggapan dan pertanyaan dalam suasana partisipatif dan mungkin suasana gembira.
  • 5. Sedangkan kelemahan penggunaan metode ini adalah sebagai berikut: • Warga belajar terhalang untuk merespon secara langsung pada saat pokok-pokok informasi yang disampaikan • Waktu yang digunakan tidak cukup apabila warga belajar sangat aktif dalam kegiatan melalui teknik lainya. • Sumber belajar harus menguasai pokok-pokok informasi dan sumber-sumber lain serta terlatih dalam menyampaikan dan memotivasi warga belajar. • Agak sulit digunakan bagi warga belajar yang belum dewasa dan tuna aksara • Tidak semua jawaban dan penjelasan terhadap pertanyaan dan tanggapan para warga belajar dapat memuaskan mereka.
  • 6. 2. Teknik Alat Bantu Pandang (VISUAL AIDS) Alat bantu pandang terdiri dari gambar, poster, diagram, leamflet dan sebagainya. Alat bantu pandang dapat memdorong dan menambah kegairahan belajar bagi para warga belajar dan dapat meningkatkan kegairahan daya hayal untuk menimbulkan minat dan menambah pengetahuan. Pada umumnya penggunaan alat bantu pandang dimaksudkan sebagai alat bantu untuk kegiatan diskusi dalam usaha mengembangkan ketarampilan menganalisis atau membahas masalah bagi warga belajar.
  • 7. Langkah-langkah penggunaan teknik alat bantu pandang adalah sebagai berikut: • Sumber belajar bersama warga belajar menentukan topik permasalahan yang akan dijadikan bahan dalam kegiatan belajar. • Sumber belajar bersama warga menentukan bagian- bagian mana dari bahan tersebut yang memerlukan alat bantu pandang. Selanjutnya memilih dan menyusun gambar tersebut yang berhubungan dengan pengalaman belajar dan latar belakang kehidupan warga belajar. • Sumber belajar membantu atau menugaskan warga belajar untuk menyiapkan tempat dan alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan belajar. • Sumber belajar membantu para warga belajar untuk melakukan proses pembelajaran. • Sumber belajar bersama warga belajar mendiskusikan dan menilai kebutuhan.
  • 8. Keunggulan teknik alat bantu pandang antara lain: • Dapat menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar bersama. • Belajar tidak hanya mendengarkan tetapi melengkapi dengan melihat dan mungkin pula dengan berbuat. • Dapat menumbuhkan atau mengembangkan kemampuan dan daya khayal warga belajar untuk menganalisis atau membuat cerita tentang pesan dalam alat bantu pandang. • Dapat mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan informasi melalui media pandang.
  • 9. Kelemahan teknik alat bantu pandang antara lain: • Membutuhkan keterampilan untuk membuat alat bantu pandang • Kemungkinan interpretasi warga belajar menyimpang dari pesan yang terkandung dalam informasi yang disampaikan. • Memerlukan alat-alat, waktu dan tempat untuk membuat dan menyajikan alat bantu pandang • Mungkin kegiatan belajar membutuhkan waktu lebih lama untuk diskusi, menganalisis dan membuat cerita yang sesuai dengan pesan.
  • 10. Teknik Diskusi Cerita Cerita diskusi merupakan bahan kegiatan belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Isinya memberikan gambaran tentang suatu kejadian yang penting. Situasi relevan dengan latar belakang kehidupan peserta. Sumber belajar dapat menyajikan cerita tersebut, begitupun peserta dapat menyusun secara bersama- sama cerita tersebut.
  • 11. Langkah-langkah penggunaan teknik diskusi cerita sebagai berikut: • Sumber belajar dan warga belajar bersama-sama menyusun cerita yang belum diselesaikan dengan memperhatikan isi, bahasa dan latar belakang warga belajar. • Sumber belajar mengelompokkan warga belajar menjadi sub- sub kelompok • Sumber belajar memberikan petunjuk tentang kegiatan yang dilakukan dalam kelompok dan tentang cara mendiskusikan cerita yang harus disempurnakan. • Sumber belajar menyusun pertanyaan tentang cerita tersebut dengan maksud merangsang timbulnya diskusi dan untuk membantu para warga belajar dalam menghubungkan cerita tersebut dengan pengalaman mereka. • Warga belajar mendiskusikan serta menyusun lanjutan cerita yang mereka anggap tepat untuk menyempurnakan cerita diskusi tersebut. • Sumber belajar bersama warga belajar mengevaluasi proses dan hasil diskusi serta cerita lanjutanya.
  • 12. Keunggulan teknik diskusi cerita antara lain: • Warga belajar dapat mengadakan diskusi berdasarkan pengalaman kehidupan masing- masing. • Warga belajar dapat menyusun hasil pengalaman mereka dalam sebuah cerita sebagai bahan diskusi. • Warga belajar didorong untuk mengingat dan menghubungkan pengalamnaya dengan pengalaman orang lain. • Lanjutan cerita dapat dijadikan bahan untuk diskusi selanjutnya • Mengkombinasikan kegiatan berpikir dan menulis.
  • 13. Kelemahan teknik diskusi cerita antara lain: • Hanya efektif bagi warga belajar yang telah dapat membaca dan menulis • Tidak mudah menyusun cerita yang dapat diterima dengan mudah oleh para warga belajar. • Membutuhkan keterampilan warga belajar dalam menghubungkan pengalaman mereka • Memerlukan alat-alat dan bahan-bahan untuk menulis • Memerlukan waktu relatif lama.
  • 14. Teknik Diskusi Kelompok Diskusi kelompok adalah pembicaraan dengan tatap muka yang direncakan diantara dua orang warga belajar atau lebih, tentang pokok dan topik bahasan tertentu dengan dipimpin oleh seorang pimpinan diskusi. Pembicaraan itu merupakan pertukaran gagasan dan pendapat tentang topik yang dibahas. Tujuan penggunaan teknik diskusi adalah alat untuk tukar menukar informasi tentang topik yang dibahas sehingga dapat dicapai kesamaan, kecocokan dan kesepatakatan pikiran diantara warga belajar.
  • 15. Keunggulan teknik diskusi kelompok antara lain: • Semua warga belajar memperoleh kesempatan yang sama untuk saling mengemukakan pendapat dan gagasan. • Dapat menumbuhkan pendekatan yang demokratis di dalam kelompok • Dapat menumbuhkan rasa kesatuan dan tanggungjawab kelompok • Dapat memperluas pandangan melalui kegiatan saling belajar • Dapat mengembangkan rasa kepemimpinan dan penghayatan terhadap kepemimpinan bersama.
  • 16. Adapun kelemahan penggunaan teknik diskusi kelompok ini adalah sebagai berikut: • Kurang efektif bila dilakukan dalam kelompok yang warga belajarnya terlalu banyak • Informasi yang diterima para peserta terbatas, pembicaraan dibatasi dan suasana resmi. • Kecenderungan pembicaraan dapat menyimpang menjadi meluas atau terjadi pertentangan pendapat. • Pembicaraan dapat didominasi oleh peserta tertentu • Membutuhkan pimpinan diskusi yang lebih berwibawa dan terampil dalam mengatur jalannya pembicaraan.
  • 17. Langkah-langkah penggunaan diskusi kelompok antara lain: • Sebelum diskusi dilangsungkan, maka sumber belajar dan bersama warga belajar menghimpun informasi dan berhubungan dengan topik yang akan dibahas. • Sumber belajar menyarankan agar kelompok besar dibagi menjadi beberapa sub kelompok dan setiap sub kelompok memiliki seorang pimpinan diskusi dan seorang penulis/pelapor. • Sub-sub kelompok melaksanakan diskusi antara lain: • Sumber belajar memimpin kelompok besar untuk membahas laporan hasil diskusi sub-sub kelompok • Sumber belajar bersama warga belajar menyimpulkan hasil diskusi kelompok besar • Sumber belajar bersama warga belajar melakukan evaluasi tentang proses dan hasil diskusi.
  • 18. Teknik DIAD Teknik Diad dapat diartikan sebagai pertemuan antara dua orang yang berkomunikasi secara lisan. Sebagai teknik dalam kegiatan belajar Diad dilakukan dengan cara sederhana tidak rumit dan dapat dilakukan oleh orang-orang yang belum pernah kenalan satu sama lain.
  • 19. Kelebihan teknik Diad adalah sebagai berikut: • Mudah dilakukan asal terdapat dua warga belajar atau lebih • Tidak memerlukan banyak alat karena dilakukan secara lisan • Menimbulkan keakraban hubungan warga belajar yang baru pertama kali bertemu • Dapat mengungkapkan pengalaman pribadi secara lebih mendalam sehingga prinsip- prinsip pribadi banyak terungkap. • Warga belajar merasa senang kerana keadaan pribadinya diceritakan oleh orang lain.
  • 20. Sedangkan kelemahan teknik Diad adalah: • Memerlukan keberanian dalam mengemukakan gambaran pribadi berdasarkan pokok-pokok pikiran • Untuk memantapkan daya ingat perlu dilengkapi catatan tentang jawaban-jawaban yang disampaikan. • Memerlukan tempat belajar yang memungkinkan warga belajar dapat bertanya dan melaporkan secara terbuka • Waktu mungkin akan melewati batas yang ditetapkan terlebih lagi apabila warga belajar terlibat pada pengalaman yang menarik • Tanya jawab kadang-kadang meluas pada aspek lain tentang pribadi orang yang sedang ditanya yang mungkin orang tersebut kurang senang apabila terlalu mendalam pada aspek pribadinya.
  • 21. Langkah-langkah penggunaan teknik Diad sebagai berikut: • Sumber belajar memberikan petunjuk kepada kelompok tentang diskripsi teknik ini. • Sumber belajar minta untuk mencari seorang pasangan orang yang duduk disamping atau dibelakang atau di depanya yang belum dikenalnya. • Sumber belajar menjelaskan pokok-pokok yang ditanyakan antara pasangan masing- masing. • Apabila pasangan diad telah selesai mewawancarai satu sama lain, setiap peserta memperkenalkan pasanganya sendiri-sendiri.
  • 22. Metode Ramu Pendapat (BRAINSTORMING) Ramu pendapat atau dalam istilah lain adalah curah pendapat dan juga disebut Brain Storming yaitu suatu cara belajar yang memberikan kesempatan kepada setiap warga belajar secara bergiliran untuk mengemukakan pendapat tentang kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh warga belajar. Dengan curah pendapat ini diharapkan akan terhimpun sebanyak mungkin gagasan, pendapat, jawaban berupa alternatif dan cara meninjau suatu masalah. Penggunaan metode curah pendapat ini khususnya untuk pemecahan masalah-masalah baru atau untuk menentukan cara-cara baru untuk menghadapi atau memecahkan masalah baru.
  • 23. Keunggulan metode ramu pendapat adalah sebagai berikut: • Membangkitkan pikiran kreatif • Merangsang partisipasi warga belajar pada waktu mencari semua pemecahan masalah • Membangkitkan pendapat-pendapat baru dari setiap warga belajar • Waktu dapat dikontrol dan dapat dipakai untuk kelompok besar atau kecil • Dapat digunakan mencapai tujuan instruksional pada kawasan belajar kognitif maupun afektif • Tidak memerlukan alat yang banyak
  • 24. Kelemahan metode ramu pendapat antara lain: • Warga belajar yang kurang perhatian dan kurang berani mengemukakan pendapat merasa terpaksa untuk mengambil bagian • Cenderung mudah terlepas dari pendapat yang berantai • Warga belajar cenderung beranggapan bahwa semua pendapat diterima • Memerlukan evaluasi lanjutan.
  • 25. Pelaksanaan metode ramu pendapat antara lain: • Fasilitator mengemukakan suatu masalah kepada warga belajar • Warga belajar dengan cepat mengajukan usul pemecahan masalah yang dianggap baik, setiap usulan warga belajar ditulis dikertas atau papan tulis. • Pengaturan bentuk peserta menggunakan bentuk setengah lingkaran atau huruf U. • Pimpinan diskusi harus mengemukakan peraturan yang harus diperhatikan oleh warga belajar bahwa peserta harus dapat mengemukakan pendapatnya atau jawaban dengan cepat dalam mengemukakan pendapatnya. • Fasilitator boleh menunjuk seorang penulis yang mencatat pendapat atau jawaban yang diajukan oleh warga belajar dan boleh menunjuk satu team untuk mengevaluasi jawaban-jawaban peserta. • Jika sudah tidak ada pendapat dari peserta, fasilitator mendiskusikan untuk mencari alternatif pemecahan masalah. • Kegiatan diakhiri dengan evaluasi terhadap seluruh materi yang disajikan.
  • 26. Teknik Penentuan Prioritas (Q-SHORT TECHNIQUE) Teknik Q-Short adalah alat untuk memilih dan menentukan prioritas dari beberapa alternatif kemungkinan program yang telah disusun dan yang akan dilakukan. Teknik ini digunakan pula untuk memilih masalah-masalah yang dihadapi dan segera dipecahkan. Cara pemilihan dilakukan dengan cepat, sesuai dengan penanaman teknik ini yaitu quikly sort atau disebut quota sort. Alternatif kemungkinan program atau masalah yang akan dipilih disiapkan sebelumnya berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan, sumber-sumber kemungkinan berdasarkan hambatan atau berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Warga belajar menelaah dan memilih alternatif-alternatif tersebut berdasarkan pemahaman dan pertimbangan masing-masing. Biasanya hasil pilihan ini dievaluasi dengan menggunakan teknik lain seperti Nominal Group Technique.
  • 27. Keunggulan teknik penentuan prioritas adalah: • Warga belajar dapat memperluas kegiatan berpikir dalam mencari alasan-alasan pemilihan program ke dalam kategori • Tiap warga belajar aktif melakukan tugas yang telah ditentukan langkah-langkahnya. • Warga belajar dapat ikut serta mengolah nilai program yang telah ditabulasi dan memberi alasan dalam diskusi.
  • 28. Kelemahan dalam teknik penentuan prioritas adalah: • Membutuhkan persiapan untuk menyusun daftar program kategori dan alat-alat yang diperlukan. • Warga belajar yang mempunyai alternatif program lain tidak dapat menyatakan dalam kategori • Agar sukar menilai apabila warga belajar terlalu banyak jumlahnya.
  • 29. Langkah-langkah penggunaan teknik penentuan prioritas sebagai berikut: • Sumber belajar menyusun daftar alternatif program atau masalah yang akan dipilih dan ditetapkan urutan tingkatan oleh warga belajar. • Sumber belajar membuat alat-alat bantu yang diperlukan • Sumber belajar membagikan daftar alternatif dan alat-alat kepada warga belajar dan memberikan petunjuk tentang cara menggunakan bahan belajar tersebut. • Sumber belajar membantu warga belajar untuk mengolah kartu-kartu yang telah disusun berdasarkan kategori • Sumber belajar memimpin diskusi tentang hasil yang telah dicapai dan memotivasi para warga belajar untuk mengemukakan alasan pemilihan susunan prioritas program tersebut dan kemungkinan kegiatan tindak lanjut yang akan dilakukan.
  • 30. Teknik Cawan Ikan (FISH BOWL) Teknik cawan ikan adalah kegiatan belajar mengajar dengan bentuk diskusi yang diamati. Kegiatan belajar dilakukan dalam kelompok yang jumlah pesertanya tidak terlalu besar. Metode ini dapat menumbuhkan kegiatan belajar yang aktif, gembira dan mengharuskan semua peserta terlibat baik dalam diskusi, mendengarkan maupun dalam menyaksikan diskusi. Kemudian dapat dilanjutkan dengan diskusi tentang proses dan hasil kegiatan belajar yang telah ditentukan.
  • 31. Langkah-langkah penggunaan teknik cawan ikan, sebagai barikut: • Sumber belajar bersama warga belajar memilih dan menentukan materi yang akan dievaluasi sebagai bahan diskusi kelompok lingkaran. • Sumber belajar menugaskan warga belajar untuk menyiapkan susunan tempat duduk untuk warga belajar yang terdiri dari lingkungan dalam dan lingkungan luar. • Setelah warga belajar menempati tempat duduk pada kelompok masing-masing, sumber belajar memberi petunjuk tentang cara melakukan diskusi yang dilakukan oleh mereka dilingkungan dengan cara mengamati yang dilakukan oleh mereka dilingkungan luar. Perlu ditunjuk seorang pencatat isi pembicaraan. • Warga belajar dilingkungan dalam berdiskusi untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut. • Warga belajar yang duduk di lingkaran luar dapat mengajukan jawaban atau pendapatnya dengan menukar tempat duduk sehingga yang bersangkutan berada di tempat duduk lingkaran dalam. Ketika seorang warga belajar dari lingkaran luar ingin menyampaikan pendapat maka ia akan menyentuh seorang temanya yang duduk di lingkaran dalam dan kemudian bertukar tempat. • Setelah selesai diskusi, sumber belajar bersama warga belajar mengevaluasi isi, proses dan hasil penggunaan teknik tersebut.
  • 32. Keunggulan teknik cawan ikan adalah: • Kegiatan belajar dilakukan dalam suasana gembira dan pengajuan pendapat dikemukakan secara terbuka • Pertanyaan-pertanyaan akan terarah pada bahan yang dievaluasi karena telah dipersiapkan terlebih dahulu. • Pendapat akan bervariasi dan lebih lengkap karena peserta pada kedua lingkaran dapat bertukar tempat dan saling bergantian peranan. • Isi pembicaraan dicatat oleh pancatat. • Dapat dilengkapi dengan alat perekam.
  • 33. Kelemahan teknik cawan ikan, antara lain: • Jawaban atau pendapat mungkin ada yang melantur atau menyimpang dari pokok yang dibicarakan • Peserta yang senang bicara dapat mendominasi pembicaraan dalam diskusi • Membutuhkan keterampilan dalam mengemukakan pendapat secara singkat dan tepat. • Waktu penyelenggaraan bertambah dari yang telah ditetapkan. • Warga belajar yang kurang berani, yang menjadi pengamat tidak mau untuk berganti peranan.
  • 34. Teknik Kelompok Buzz (BUZZ GROUPS) Teknik kelompok buzz digunakan dalam kegiatan belajar memecahkan masalah yang mengandung bagian-bagian khusus dalam masalah tersebut. Kegiatan belajar biasanya dilakukan di dalam kelompok-kelompok yang kecil. Suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (sub group) dengan jumlah anggota masing-masing kelompok sekitar 3-4 orang. Kelompok-kelompok kecil ini melakukan kegiatan diskusi dalam waktu singkat tentang satu bagian masalah dari masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok besar.
  • 35. Langkah-langkah penggunaan teknik kelompok Buzz sebagai berikut: • Sumber belajar bersama warga belajar memilih dan menentukan masalah dan dipecahkan dalam kegiatan belajar. • Sumber belajar menunjuk beberapa warga belajar untuk membentuk kelompok kecil. Jumlah kelompok kecil yang akan dibentuk dan jumlah pesertanya disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas. • Sumber belajar membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil. Satu kelompok kecil membahas satu bagian masalah. Selanjutnya sumber belajar menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu membahas antara 5-15 menit, pemilihan pelapor dan seterusnya. • Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para warga belajar dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, membahasnya berdasarkan pendapat warga belajar lainya, serta memberikan saran-saran untuk pemecahan masalah. • Apabila waktu yang ditentukan telah selesai, sumber belajar mengundang kelompok- kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran menyampaikan laporanya kepada kelompok besar. • Sumber belajar atau seorang warga belajar yang ditunjuk mencatat pokok-pokok laporan yang telah disampaikan. Selanjutnya warga belajar diminta untuk menambah/mengurangi/memberi kementar terhadap laporan tersebut. • Sumber belajar dapat menugaskan salah seorang atau beberapa warga belajar untuk menerangkan hasil pembahasan akhir dari laporan-laporan tersebut.
  • 36. Keunggulan teknik kelompok BUZZ antara lain: • Warga belajar yang kurang biasa menyampaikan pendapatnya dalam kelompok belajar dipaksa oleh situasi untuk berbicara dalam kelompok kecil. • Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain dan mungkin akan menyenangkan. • Dapat menghimpun pendapat yang banyak tentang bagian- bagian masalah dalam waktu singkat. • Dapat digunakan bersama teknik lain, sehingga teknik-teknik itu bervariasi.
  • 37. Adapun kelemahan teknik kelompok BUZZ adalah: • Terjadi pengelompokkan yang pesertanya terdiri dari orang- orang yang tidak tahu apa-apa. Kekuatan kelompok tidak seimbang. • Laporan kelompok-kelompok kecil tidak tersusun secara sistematis dan tidak terarah • Pembicaraan mungkin dapat berputar-putar • Membutuhkan waktu untuk mempersiapkan masalah dan untuk merinci bagian-bagian masalah tersebut.
  • 38. Metode Permainan Simulasi Permainan simulasi adalah permainan peranan dimana para pemainya berkompetensi untuk mencapai tujuan dengan mentaati peraturan yang telah disepakati sebelumnya. Dalam permainan tersebut, orang yang melakukan peranan para pengambil keputusan bertindak seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam situasi/kehidupan yang sebenarnya dalam berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peranan khusus yang dimainkan.
  • 39. Keunggulan metode permainan simulasi antara lain: • Kegiatan dekat dengan masalah dalam kehidupan nyata warga belajar • Dapat mendorong warga belajar untuk berpikir tentang masalah dan kehidupan nyata dan berusaha untuk memecahkanya. • Kegiatan dapat lebih menarik karena dihubungkan dengan peran-peran kehidupan. • Mendorong tumbuhnya kerjasama para warga belajar dalam menghadapi masalah bersama.
  • 40. Kelemahan metode permainan simulasi antara lain: • Membutuhkan persiapan untuk identifikasi permasalahan dari kehidupan nyata para warga belajar. • Tidak mudah mencuplik situasi kehidupan yang dapat menarik minat semua peserta • Penyesuaian terhadap peran-peran orang membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi. • Kegiatan kadang-kadang dapat menyita waktu yang lebih dari yang ditentukan.
  • 41. Teknik Bermain Peran (ROLE PLAYING) Teknik bermain peran adalah suatu teknik kegiatan belajar yang menekankan kemampuan penampilan warga belajar untuk memerankan suatu status atau fungsi pihak lain yang terdapat pada dunia kehidupan. Dengan permainan peran diharapkan agar warga belajar memperoleh pengalaman yang diperankan oleh pihak-pihak lain. Teknik ini dapat digunakan untuk merangsang pendapat warga belajar, menentukan kesepakatan bersama tentang ketepatan, kekurangan dan pengembangan peran-peran yang dialami atau yang diamati.
  • 42. Keunggulan teknik bermain peran sebagai berikut: • Peran yang ditampilkan dengan menarik akan segera mendapat perhatian warga belajar • Teknik dapat digunakan baik untuk kelompok kecil maupun kelompok besar. • Dapat membantu warga belajar untuk memahami pengalaman orang lain yang melakukan peran. • Dapat membantu warga belajar untuk menganilisis dan mengalami situasi dan memikirkan masalah yang terjadi dalam permainan peran tersebut. • Menumbuhkan rasa kemampuan dan rasa kepercayaan diri warga belajar untuk berperan dalam menghadapi masalah.
  • 43. Sedangkan kelemahan teknik bermain peran antara lain: • Kemungkinan adanya warga belajar yang tidak menyenangi memainkan peran tertentu. • Lebih menekankan kepada peran atau masalah dari pada terhadap peranan. • Akan terjadi kesulitan dalam penyesuaian diri terhadapt peran yang harus dilakukan • Membutuhkan waktu lebih lama untuk memerankan sesuatu dalam kegiatan belajar itu. • Bermain peran terbatas pada beberapa situasi kegiatan belajar.
  • 44. Langkah-langkah metode bermain peran ini antara lain: • Sumber belajar bersama menyiapkan bahan belajar berupa topik yang akan diperankan. • Sumber belajar dan warga belajar mengidentifikasi dan menetapkan peran-peran warga belajar berdasarkan kedudukan mereka dan tugasnya masing-masing. • Sumber belajar membantu warga belajar untuk menyiapkan tempat, waktu dan alat-alat yang digunakan dalam bermain peran tersebut. • Sumber belajar membantu warga belajar melaksanakan permainan peran. • Sumber belajar dan warga belajar melakukan penilaian terhadap proses dan hasil kegiatan belajar.
  • 45. Studi Kasus (CASE STUDY) Studi kasus adalah deskripsi tentang suatu situasi kehidupan, masalah atau isu yang nyata. Teknik ini memberikan informasi tentang kasus tertentu pada warga belajar, sehingga dengan informasi itu warga belajar dapat mengenal, memahami dan menganalisis kasus tersebut secara mendalam. Dalam studi kasus dapat ditemukan berbagai alternatif permasalahan kehidupan nyata yang memerlukan diagnosa dan perbaikan.
  • 46. Kelebihan teknik studi kasus adalah: • Kasus dapat disajikan dalam berbagai bentuk (tertulis,lisan, film, slide, rekaman) • Setiap warga belajar diberikan kesempatan yang sama untuk menganalisis dan mengajukan informasi tentang pemecahan masalah. • Mengenal masalah-masalah dari kehidupan nyata. • Mengembangkan suasana utnuk bertukar pikiran dan pendapat dan untuk menggunakan dan keterampilan yang mereka miliki.
  • 47. Kelemahan teknik studi kasus antara lain: • Memerlukan kreativitas dan keterampilan dalam menyusun kasus yang diangkat dari kehidupan nyata. • Semua warga belajar tidak sama kepentinganya tentang masalah yang diajukan. • Waktu yang diperlukan dapat bertambahn lebih-lebih apabila analisis kasus dilakukan secara mendalam. • Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil untuk menghindari perdebatan yang tidak perlu. Karena kepemimpinan yang terampil dapat menyelesaikan perdebatan dalam diskusi dengan cepat.
  • 48. Teknik Kunjungan Lapangan (FIELD VISIT TECHNIQUE) Teknik kunjungan lapangan dilakukan sebagai suatu studi yang telah direncanakan terlebih dahulu. Rencana itu biasanya disusun oleh sumber belajar bersama warga belajar. Penyusunan rencana didasarkan atas kebutuhan belajar yang dinyatakan oleh para warga belajar. Kebutuhan belajar itu dapat dilengkapi pula sumber belajar, lembaga dan masyarakat.
  • 49. Langkah-langkah teknik kunjungan lapangan antara lain: • Sumber belajar bersama warga belajar mengidentifikasi kebutuhan belajar yang dapat dijadikan dasar untuk penyusunan rencana kunjungan lapangan. • Atas dasar kebutuhan belajar itu sumber belajar bersama warga belajar menyusun rencana pelaksanaan kunjungan lapangan. • Sumber belajar membantu warga belajar dalam melaksanakan rencana kunjungan lapangan. • Selesai kunjungan lapangan warga belajar menyusun laporan pelaksanaan tugas dalam kunjungan lapangan itu. • Warga belajar mendiskusikan proses, hasil dan pengaruh kunjungan lapangan. • Sumber belajar bersama warga belajar melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil pelaksanaan teknik kunjungan lapangan.
  • 50. Keunggulan teknik kunjungan lapangan antara lain: • Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga belajar melalui pengalaman belajar dari situasi kehidupan nyata. • Warga belajar dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diinternalisasi dalam jiwanya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sebenarnya. • Warga belajar dapat bekerjasama dengan warga belajar lainya dengan cara menggabungkan latar belakang kemampuan individual serta kepribadian yang berbeda- beda. • Warga belajar termotivasi untuk mengembangkan kreativitas dalam kehidupan nyata. • Dapat menimbulkan suasana belajar yang menggembirakan dan menggairahkan minat belajar.
  • 51. Sedangkan kelemahan teknik kunjungan lapangan adalah: • Memerlukan kerjasama yang erat dan motivasi yang tinggi diantara warga belajar untuk melakukan kunjungan lapangan. • Menuntut kemahiran warga belajar untuk kreatif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. • Memerlukan kegiatan monitoring, supervisi dan pengarahan dari pihak di luar warga belajar. • Warga belajar dituntut untuk peka terhadapat masalah- masalah yang ada dalam masyarakat. • Waktu yang diperlukan lebih lama dari pada yang telah direncanakan