SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
1
10 LANGKAH TATALAKSANA
ANAK GIZI BURUK
2
Tatalaksana Gizi buruk
“10 langkah utama”
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Atasi/cegah
hipoglikemia
2. Atasi/cegah
hipotermia
3. Atasi/cegah
dehidrasi
4. Perbaiki gang-
guan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe
Nutrien mikro
7. Makanan stab & trans
8. Makanan Tumb.kejar
9. Stimulasi
10. Siapkan tindak
lanjut
(Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
3
Kadar glukosa darah yang sangat rendah (< 3
mmol/liter atau < 54 mg/dl)
Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia
Tanda lain : letargis, nadi lemah, kehilangan
kesadaran
Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan
pucat sangat jarang dijumpai pada balita gizi
buruk
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
LANGKAH 1
Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
4
HIPOGLIKEMIA (lanjutan)
 Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang
hanya didahului dengan tanda seperti mengantuk
 Di unit pelayanan kesehatan yang tidak ada
fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, setiap
balita gizi buruk yang datang harus dianggap
mengalami hipoglikemia  segera rawat/tangani
sesuai tatalaksana hipoglikemia
(Buku II: Petunjuk Teknis Tatalaksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal.3)
Lethargi
5
6
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR
(TIDAK LETARGIS)
 Berikan 50 ml larutan Dekstrosa/ Glukosa
10%*) atau 50 ml larutan gula pasir 10%
secara oral/ NGT (bolus)
TIDAK SADAR
(LETARGIS)
 Berikan Larutan dekstrosa/ Glukosa 10% iv,
5 ml x kgBB
 Selanjutnya berikan 50 ml larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus)
RENJATAN (SHOCK)  Berikan Larutan Dekstrosa/ Glukosa 10%
secara intravena (iv) sebanyak 5 ml x kgBB
 Selanjutnya beri infus Ringer Laktat dan
Glukosa 10% prebandingan 1:1 (= RLG 5%)
sebanyak 15 ml x kgBB untuk 1 jam
*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
7
HIPOTERMIA
 Suhu aksiler < 36,5 C (ukur selama 5 menit)
 Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia
 Hipotermia + hipoglikemia : merupakan tanda dari
adanya infeksi sistemik serius  terapi u/ ketiganya
 hipotermia + hipoglikemia + infeksi, Cadangan
energi balita gizi buruk sangat terbatas  tidak
mampu memproduksi panas utk mempertahankan
suhu tubuh
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
8
HIPOTERMIA (lanjutan)
 Pertahankan suhu tubuh balita gizi buruk
dengan cara menyelimuti tubuhnya dengan
baik.
 Tindakan menghangatkan tubuh = usaha
penghematan penggunaan cadangan
energi.
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
9
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh balita agar tidak hipotermia
Suhu tubuh 36,5 – 37,0 ºC
Mudah terjadi hipotermia  pertahankan suhu :
1. Tutuplah tubuh balita termasuk kepalanya
2 . Hindari adanya hembusan angin
3. Pertahankan suhu ruangan 25–30C
4. Tetap diselimuti pada malam hari
5. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan
& penimbangan
6. Tangan yg merawat harus hangat
7. Segeralah ganti baju atau peralatan tidur yang basah
8. Segera keringkan badan setelah mandi
9. Jangan gunakan botol air panas utk menghangati balita
 kulit terbakar
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
10
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh balita
agar tidak hipotermia(lanjutan)
Suhu tubuh < 36,5 ºC (hipotermia)
Tindakan  hangatkan tubuh :
1. Cara “kanguru” : kontak langsung kulit ibu
dan kulit balita
2. Lampu : diletakkan 50 cm dari tubuh balita
3. Monitor suhu setiap 30 menit
- suhu sdh normal?
- suhu tdk terlalu tinggi?
4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah
mencapai 37C
Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
11
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik
thdp kejadian sekitar
2 Anak gelisah
dan rewel
terutama bila disentuh/ ditangani
untuk tindakan
3 Tidak ada air
mata
Tidak ada air mata saat balita menangis
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 5)
12
TANDA DEHIDRASI (lanjutan)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
5 Mulut dan
lidah kering
Raba dengan jari yang kering dan bersih
untuk menentukan apakah lidah dan
mulutnya kering
6 H a u s Apakah balita ingin meraih cangkir saat
diberi ReSoMal. Saat cangkir itu
disingkirkan, apakah balita masih ingin
minum lagi?
7 Kembalinya
cubitan/tur
gor kulit
lambat
Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
(belum balik rata)  kulit/turgor kulit
lambat. (catatan : cubitan kulit biasanya
lambat pada anak “wasting”)
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 5)
Tanda dehidrasi
13
Turgor :
Sunken eyes
14
Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit
 Pada anak gizi buruk terjadi
ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh
 Perlu diberikan larutan elektrolit/ mineral
dalam bentuk ReSoMal (bila diare) dan
Formula WHO sesuai dengan fasenya
15
ReSoMal
(Rehidration Solution for Malnutrition)
Cara membuat ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*): 1 pak
Gula pasir : 50 g
Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml
Ditambah air sampai : 2 liter
Setiap 1 liter cairan Resomal:
Na = 37,5 mEq, K = 40 mEq dan
Mg = 1,5 mEq
(*) Bubuk WHO-ORS/1 liter:Nacl= 2,6 g
Trisodium citrat dihidrat = 2,9 g
KCl = 1,5 g dan glukosa = 13,5 g
Cara membuat lar.
Elektrolit/mineral
(**)komposisi :
KCl : 224 g
Tripotasium citrat: 81 g
MgCl2.6H2) : 76 g
Zn acetat 2 H2O : 8,2 g
CuSO4.5H2O : 1,4 g
Ditambah air sampai: 2,5 liter
16
ReSoMal
(Rehidration Solution for Malnutrition)
Modifikasi ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak
Gula pasir : 50 gr
Bubuk KCl : 4 gr
Ditambah air sampai : 2 liter
Atau
Bubuk WHO-ORS siap pakai : 1 liter
Gula pasir : 50 gr
Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml
Ditambah air sampai : 2 liter
Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu,
Diberi jus buah2an yang banyak mengandung mineral, atau diberikan
MgSO4 50 % I.m 1 x dosis 0,3 ml/kg BB maksimum 2 ml.
17
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
 Tidak ada komplikasi/ infeksi yang jelas
 kotrimoksasol/ oral/ 12 jam selama 5 hari
 Ada komplikasi
 gentamisin iv atau im selama 7 hari,
ditambah ampisilin iv atau im/ 6 jam selama
2 hari, diikuti amoksisilin/ 8 jam selama 5 hari
18
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan)
 Dalam 48 jam tidak membaik
 kloramfenikol iv atau im/ 8 jam selama 5 hari
 Bila ada infeksi khusus
 antibiotika khusus sesuai dengan penyakitnya
Catatan:
1. Jika balita tidak kencing, Gentamisin akan menumpuk di dalam
tubuh dan menyebabkan tuli, jangan diberi dosis kedua sampai
balita bisa kencing.
2. Jika Amoksisilin tidak tersedia, beri Ampisilin 50 mg/kg peroral
setiap 6 jam selama 5 hari.
19
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
BENTUK FORMULA Fe D O S I S
TABLET BESI/FOLAT
(sulfas ferosus 200 mg atau
60 mg besi elemental +
0,25 mg as folat)
Bayi usia 6 – < 12 bln  1 x sehari ¼ tab
Anak usia 1–5thn 1 x sehari ½ tablet
SIRUP BESI
(sulfas ferosus 150 ml),
setiap 5 ml mengandung 30
mg besi elemental
Bayi 6 – < 12 bulan  1 x sehari 2 ,5 ml
(½ sendok teh)
Anak usia 1–5 thn  1 x sehari 5 ml
(1 sendok teh)
Catatan :
•Zat besi atau Fe baru boleh diberikan setelah memasuki Fase Rehabilitasi
•Zat Besi atau Fe diberikan setiap hari selama 4 minggu atau lebih
•Dosis Fe : 1 – 3 mg Fe elemental/kg berat badan/hari
Anemia
20
21
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN
VITAMIN A
JIKA MATA
MENGALAMI:
TINDAKAN
 Hanya bercak Bitot saja
 tidak ada gejala mata
yang lain
 Tidak memerlukan obat tetes mata
 Nanah atau
peradangan
 Berikan tetes mata kloramfenikol
atau tetrasiklin (1%)
 Kekeruhan pada kornea
 Ulkus pada kornea
Berikan kedua obat tersebut :
 Tetes mata kloramfenikol/
tetrasiklin(1%) & Tetes mata atropin(1%)
Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang
mengandung “kortikosteroid” karena dapat menyebabkan kebutaan
serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
Kelainan pada mata
22
23
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA MATA AKIBAT
KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan)
Teteskan obat ke mata yang terganggu, dengan dosis:
Tetes mata kloramfenikol/ tetrasiklin (1%): 1 tetes, 4 x sehari
Tetes mata atropin (1%) : 1 tetes, 3 x sehari
• Jika kedua jenis obat tetes mata tersebut diperlukan dapat
diberikan secara bersamaan
• Pengobatan sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala
pada mata menghilang
• Lakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan dengan sangat
berhati-hati dan lembut
24
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN
VITAMIN A (lanjutan)
• Gunakan penetes & botol yg terpisah utk setiap balita
• Lakukan selalu tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
mengobati
• Mata yang terganggu harus ditutup selama 3 – 5 hari hingga
peradangan dan iritasi mereda
• Gunakan kasa penutup mata yang dicelup dalam larutan NaCl 0,9%
• Gantilah kasa setiap kali dilakukan pengobatan
• Bila balita tertidur dengan mata terbuka, katupkanlah kelopak mata
dengan lembut
25
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT GANGGUAN PADA MATA AKIBAT
KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan)
JADWAL DAN DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A
Gejala Hari ke –1 Hari ke – 2 Hari ke – 15
Tidak ada gejala mata atau tidak
pernah sakit Campak dlm 3 bulan
terakhir
Beri kapsul
dgn dosis
sesuai umur
Tdk diberi
kapsul
Tdk diberi
kapsul
Ada salah satu gejala :
Bercak Bitot
Nanah / Radang
Kornea keruh
Ulkus kornea
Pernah sakit Campak dalam 3
bulan terakhir
Beri kapsul
dengan dosis
sesuai umur
Beri kapsul
dengan dosis
sesuai umur
Beri kapsul
dengan dosis
sesuai umur
Umur Dosis
< 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru )
6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )
1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
26
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
GANGGUAN PADA KULIT (DERMATOSIS)
 Hipo/hiperpigmentasi
 Deskuamasi (mengelupas)
 Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering
disertai infeksi sekunder (candida)
Tindakan:
 Kompres dgn lar. KMnO4 1% selama 10 menit
 Salep/ krim (Zn dgn minyak kastor)
 Usahakan agar daerah perineum tetap kering
 Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral
 Pengobatan anti jamur (bila perlu)
27
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT DIARE PERSISTEN
 Makanan tinggi laktosa
 Kerusakan mukosa usus dan giardiasis
Tindakan
 Makanan formula bebas atau rendah laktosa
 Kotrimoksasol sesuai dosis
 Periksa feses dan ganti dengan metronidasol bila
pemeriksaan giardiasis 
 Metronidasol 7,5 mg/kgBB/8 jam selama 7 hari
28
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT ANEMIA BERAT
Hb < 4,0 g/dl atau Hb 4,0 – 6,0 g/dl disertai distres
pernafasan atau tanda gagal jantung
Tindakan
 Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
 Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells
dengan jumlah yang sama
 Furosemid 1 mg/ kgBB iv
 Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan
lewat oral/NGT
29
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT
PENYULIT PARASIT CACING
Periksa :
Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)
Tindakan
Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain
yang sesuai
30
TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT
TUBERKULOSIS PARU
Sistem skoring diagnosis Tuberkulosis anak di sarana kesehatan terbatas
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga,
BTA (-) atau tidak
tahu
Kavitas (+) BTA
tidak jelas
BTA (+)
Uji tuberkulin negatif Positif (>10 mm atau
> 5 mm pd keadaan
imunosupresi)
Berat badan/ keadaan gizi Bawah garis merah
(KMS) atau BB/U <
80%
Klinis gizi buruk
atau BB/U < 60%
Demam tanpa sebab jelas > 2 minggu
Batuk > 3 minggu
Pembesaran kel. Limfe
kolli, aksila, inguinal
> 1 cm, jumlah > 1,
tidak nyeri
Pembengkakan tulang/
sendi panggul, lutut, falang
Ada pembengkakan
Foto rontgen toraks normal/
tidak jelas
- infiltrat
- pembesaran
kelenjar
- Kalsifikasi +
infiltrat
- Pembesaran
31
JENIS DAN DOSIS OBAT TUBERKULOSIS ANAK
JENIS OBAT BB
5 -< 10 kg
BB
10 -<20 kg
BB
20 - 33 kg
Isoniasid 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg
Pyrasinamid 150 mg 300 mg 600 mg
Berdasarkan rekomendasi IDAI
32
LANGKAH 7 :
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN TRANSISI
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR
Langkah 8 :
33
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan)
A. Fase Stabilisasi
 Hari 1 – 2
F-75/ modifikasi/ modisco ½  12 x pemberian
ASI  bebas
 Hari 3 – 7
F-75/ modifikasi/ modisco ½  8 x pemberian
ASI  bebas
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan tabel
Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20)
34
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan)
B. Fase Transisi
Hari 8 - 14
F- 100/ modifikasi/ modisco I/ II  6 x pemberian
ASI  bebas
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan tabel
Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20)
35
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan)
C. Fase Rehabilitasi (Minggu 3 – 6)
Berat Badan < 7 Kg
F-135/ modifikasi/ modisco III  3 x pemberian
ASI  bebas
Ditambah
Makanan lunak/ lembik  3 x 1 porsi
Sari buah  1 x pemberian
Berat Badan > 7 Kg
F-135/ modifikasi/ modisco III  3 x pemberian
ASI  bebas
Ditambah
Makanan lunak/ makanan biasa  3 x 1 porsi
Sari buah  1 - 2 x pemberian
36
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2
(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)
2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok
atau dehidrasi berat
3. Jangan berikan protein terlalu tinggi
4. Jangan berikan diuretik pada penderita
kwashiorkor
37
TATA LAKSANA GIZI PADA FASE TINDAK
LANJUT (Minggu ke 7 – 26)
Tingkat Rumah Tangga
• Makanan beraneka ragam, porsi kecil,
frekuensi sering
• Suapi anak dengan sabar dan tekun
• ASI diberikan sampai usia 2 tahun
38
TATA LAKSANA GIZI PADA FASE TINDAK
LANJUT (lanjutan)
Tingkat Posyandu
• Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
dengan komposisi energi 350 Kkal, protein 15 g
• Bentuk PMT-P: kudapan dari bahan makanan
setempat
• Lama pemberian: 3 bulan (90 hari)
• Cara penyelenggaraan: setiap hari di pusat pemulihan
gizi, demonstrasi pembuatan makanan seminggu
sekali di posyandu, penimbangan dan pemantauan
peningkatan berat badan dengan KMS
39
STIMULASI SENSORIK DAN DUKUNGAN
EMOSIONAL PADA ANAK GIZI BURUK
Anak Gizi buruk/ KEP berat:
keterlambatan perkembangan mental dan perilaku
 berikan:
• Kasih sayang
• Lingkungan yang ceria
• Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/
hari
• Aktifitas fisik segera setelah sembuh
• Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)
LANGKAH 9
40
Langkah 10
Mempersiapkan untuk
tindak lanjut dirumah
41
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK
B a l i t a :
1. Selera makan baik, makanan yang diberikan
dihabiskan
2. Ada perbaikan kondisi mental
3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri,
berjalan, sesuai umurnya
4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 C
42
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK
(lanjutan)
5. Tidak ada muntah atau diare
6. Tidak ada edema
7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/ hari, 3 hari
berturutan atau kenaikan 50 g/ kgBB/ minggu,
2 minggu berturut-turut
8. Sudah berada di kondisi gizi kurang > - 3 SD
(sudah tidak ada gizi buruk)
43
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI
BURUK (lanjutan)
Ibu/pengasuh :
1. Sudah dapat membuat makanan yang diperlukan
untuk tumbuh kejar dirumah
2. Ibu sudah mampu merawat serta memberikan
makan dengan benar kepada anaknya
Institusi lapangan :
Sudah siap menerima rujukan paska perawatan
44
TINDAK LANJUT DI RUMAH
• Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat badan
balita mencapai 80% BB/U atau 90% BB/TB 
”anak sembuh”
• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi
harus tetap dilanjutkan di rumah
Peragakan kepada Orang Tua :
• Pemberian makanan dgn frekuensi yang lebih
sering dengan kandungan tinggi energi dan padat
gizi
• Terapi bermain terstruktur
45
TINDAK LANJUT DI RUMAH (lanjutan)
Sarankan :
• Membawa kembali untuk kontrol secara teratur:
Bulan I : 1 x/ minggu
Bulan II : 1x/ 2 minggu
Bulan III - VI : 1x/ bulan
• Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,
Campak, Hepatitis dan ulangan (booster)
• Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai
umur)
46
TINDAK LANJUT DI RUMAH (lanjutan)
Jadwal imunisasi
Imunisasi I II III IV
BCG Sedini
mungkin
(s/d < 1 tahun)
Polio Waktu lahir
(sedini
mungkin)
1 bulan setelah
imunisasi polio ke-1
(interval 4 minggu)
1 bulan setelah
imunisasi polio ke-2
(interval 4 minggu)
1 bulan setelah
imunisasi polio ke-3
(interval 4 minggu)
DPT 2 bulan 1 bulan setelah
imunisasi DPT ke-1
(interval 4 minggu)
1 bulan setelah
imunisasi DPT ke-2
(interval 4 minggu)
Campak 9 bulan
Hepatitis Waktu lahir
(sedini
mungkin)
1 bulan setelah
imunisasi hepatitis
ke-1
(interval 4 minggu)
1 bulan setelah
imunisasi hepatitis
ke-2
(interval 4 minggu)
47
Anak Gizi Buruk setelah perawatan
48
ANAK GIZI BURUK
SETELAH PERAWATAN
49
50

More Related Content

Similar to 3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf

WASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDAWASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDAakuikut
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
197431179 case-diare-rotasi-2
197431179 case-diare-rotasi-2197431179 case-diare-rotasi-2
197431179 case-diare-rotasi-2homeworkping3
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareYudha09
 
materivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdf
materivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdfmaterivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdf
materivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdfIhsanH1
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxudjkw
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diareDian Ratih
 
Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderWarnet Raha
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxrida90
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017intanwida
 
Pengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab Diare
Pengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab DiarePengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab Diare
Pengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab DiareDwi Kurnia
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptximas78
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukJoni Iswanto
 
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptx
PPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptxPPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptx
PPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptxritaafrimiyanti1
 

Similar to 3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf (20)

WASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDAWASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
WASPADA DIARE PADA ANAK ANDA
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
197431179 case-diare-rotasi-2
197431179 case-diare-rotasi-2197431179 case-diare-rotasi-2
197431179 case-diare-rotasi-2
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
materivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdf
materivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdfmaterivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdf
materivpembuatanformulapadagiziburuk-111207031818-phpapp01.pdf
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
 
Materi inti v jan-2013
Materi inti v  jan-2013Materi inti v  jan-2013
Materi inti v jan-2013
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diare
 
Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diader
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docx
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Pengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab Diare
Pengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab DiarePengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab Diare
Pengaruh Bakteri dlm Pembuatan Yakult dan Penyebab Diare
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Anamnesa hidrasi
Anamnesa hidrasiAnamnesa hidrasi
Anamnesa hidrasi
 
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
PPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptx
PPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptxPPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptx
PPT KEL 5 GADAR HIPOGLIKEMI, BU EVRINA.pptx
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Kelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Kelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Kelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Kelompok 8, Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf

  • 2. 2 Tatalaksana Gizi buruk “10 langkah utama” No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26 1. Atasi/cegah hipoglikemia 2. Atasi/cegah hipotermia 3. Atasi/cegah dehidrasi 4. Perbaiki gang- guan elektrolit 5. Obati infeksi 6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe Nutrien mikro 7. Makanan stab & trans 8. Makanan Tumb.kejar 9. Stimulasi 10. Siapkan tindak lanjut (Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
  • 3. 3 Kadar glukosa darah yang sangat rendah (< 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl) Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia Tanda lain : letargis, nadi lemah, kehilangan kesadaran Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan pucat sangat jarang dijumpai pada balita gizi buruk (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3) LANGKAH 1 Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
  • 4. 4 HIPOGLIKEMIA (lanjutan)  Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang hanya didahului dengan tanda seperti mengantuk  Di unit pelayanan kesehatan yang tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, setiap balita gizi buruk yang datang harus dianggap mengalami hipoglikemia  segera rawat/tangani sesuai tatalaksana hipoglikemia (Buku II: Petunjuk Teknis Tatalaksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal.3)
  • 6. 6 CARA MENGATASI HIPOGLIKEMIA TANDA CARA MENGATASI SADAR (TIDAK LETARGIS)  Berikan 50 ml larutan Dekstrosa/ Glukosa 10%*) atau 50 ml larutan gula pasir 10% secara oral/ NGT (bolus) TIDAK SADAR (LETARGIS)  Berikan Larutan dekstrosa/ Glukosa 10% iv, 5 ml x kgBB  Selanjutnya berikan 50 ml larutan Glukosa 10% atau larutan gula pasir 10% secara oral atau NGT (bolus) RENJATAN (SHOCK)  Berikan Larutan Dekstrosa/ Glukosa 10% secara intravena (iv) sebanyak 5 ml x kgBB  Selanjutnya beri infus Ringer Laktat dan Glukosa 10% prebandingan 1:1 (= RLG 5%) sebanyak 15 ml x kgBB untuk 1 jam *) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 3)
  • 7. 7 HIPOTERMIA  Suhu aksiler < 36,5 C (ukur selama 5 menit)  Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia  Hipotermia + hipoglikemia : merupakan tanda dari adanya infeksi sistemik serius  terapi u/ ketiganya  hipotermia + hipoglikemia + infeksi, Cadangan energi balita gizi buruk sangat terbatas  tidak mampu memproduksi panas utk mempertahankan suhu tubuh (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
  • 8. 8 HIPOTERMIA (lanjutan)  Pertahankan suhu tubuh balita gizi buruk dengan cara menyelimuti tubuhnya dengan baik.  Tindakan menghangatkan tubuh = usaha penghematan penggunaan cadangan energi. (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
  • 9. 9 Cara mempertahankan dan memulihkan suhu tubuh balita agar tidak hipotermia Suhu tubuh 36,5 – 37,0 ºC Mudah terjadi hipotermia  pertahankan suhu : 1. Tutuplah tubuh balita termasuk kepalanya 2 . Hindari adanya hembusan angin 3. Pertahankan suhu ruangan 25–30C 4. Tetap diselimuti pada malam hari 5. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan & penimbangan 6. Tangan yg merawat harus hangat 7. Segeralah ganti baju atau peralatan tidur yang basah 8. Segera keringkan badan setelah mandi 9. Jangan gunakan botol air panas utk menghangati balita  kulit terbakar (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
  • 10. 10 Cara mempertahankan dan memulihkan suhu tubuh balita agar tidak hipotermia(lanjutan) Suhu tubuh < 36,5 ºC (hipotermia) Tindakan  hangatkan tubuh : 1. Cara “kanguru” : kontak langsung kulit ibu dan kulit balita 2. Lampu : diletakkan 50 cm dari tubuh balita 3. Monitor suhu setiap 30 menit - suhu sdh normal? - suhu tdk terlalu tinggi? 4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah mencapai 37C Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 4)
  • 11. 11 TANDA DEHIDRASI No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik thdp kejadian sekitar 2 Anak gelisah dan rewel terutama bila disentuh/ ditangani untuk tindakan 3 Tidak ada air mata Tidak ada air mata saat balita menangis 4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya ataukah baru beberapa saat timbulnya (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 5)
  • 12. 12 TANDA DEHIDRASI (lanjutan) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 5 Mulut dan lidah kering Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk menentukan apakah lidah dan mulutnya kering 6 H a u s Apakah balita ingin meraih cangkir saat diberi ReSoMal. Saat cangkir itu disingkirkan, apakah balita masih ingin minum lagi? 7 Kembalinya cubitan/tur gor kulit lambat Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum balik rata)  kulit/turgor kulit lambat. (catatan : cubitan kulit biasanya lambat pada anak “wasting”) (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2005, hal. 5)
  • 14. 14 Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit  Pada anak gizi buruk terjadi ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh  Perlu diberikan larutan elektrolit/ mineral dalam bentuk ReSoMal (bila diare) dan Formula WHO sesuai dengan fasenya
  • 15. 15 ReSoMal (Rehidration Solution for Malnutrition) Cara membuat ReSoMal Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*): 1 pak Gula pasir : 50 g Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml Ditambah air sampai : 2 liter Setiap 1 liter cairan Resomal: Na = 37,5 mEq, K = 40 mEq dan Mg = 1,5 mEq (*) Bubuk WHO-ORS/1 liter:Nacl= 2,6 g Trisodium citrat dihidrat = 2,9 g KCl = 1,5 g dan glukosa = 13,5 g Cara membuat lar. Elektrolit/mineral (**)komposisi : KCl : 224 g Tripotasium citrat: 81 g MgCl2.6H2) : 76 g Zn acetat 2 H2O : 8,2 g CuSO4.5H2O : 1,4 g Ditambah air sampai: 2,5 liter
  • 16. 16 ReSoMal (Rehidration Solution for Malnutrition) Modifikasi ReSoMal Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak Gula pasir : 50 gr Bubuk KCl : 4 gr Ditambah air sampai : 2 liter Atau Bubuk WHO-ORS siap pakai : 1 liter Gula pasir : 50 gr Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml Ditambah air sampai : 2 liter Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu, Diberi jus buah2an yang banyak mengandung mineral, atau diberikan MgSO4 50 % I.m 1 x dosis 0,3 ml/kg BB maksimum 2 ml.
  • 17. 17 PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA  Tidak ada komplikasi/ infeksi yang jelas  kotrimoksasol/ oral/ 12 jam selama 5 hari  Ada komplikasi  gentamisin iv atau im selama 7 hari, ditambah ampisilin iv atau im/ 6 jam selama 2 hari, diikuti amoksisilin/ 8 jam selama 5 hari
  • 18. 18 PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA (lanjutan)  Dalam 48 jam tidak membaik  kloramfenikol iv atau im/ 8 jam selama 5 hari  Bila ada infeksi khusus  antibiotika khusus sesuai dengan penyakitnya Catatan: 1. Jika balita tidak kencing, Gentamisin akan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan tuli, jangan diberi dosis kedua sampai balita bisa kencing. 2. Jika Amoksisilin tidak tersedia, beri Ampisilin 50 mg/kg peroral setiap 6 jam selama 5 hari.
  • 19. 19 DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN BENTUK FORMULA Fe D O S I S TABLET BESI/FOLAT (sulfas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental + 0,25 mg as folat) Bayi usia 6 – < 12 bln  1 x sehari ¼ tab Anak usia 1–5thn 1 x sehari ½ tablet SIRUP BESI (sulfas ferosus 150 ml), setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental Bayi 6 – < 12 bulan  1 x sehari 2 ,5 ml (½ sendok teh) Anak usia 1–5 thn  1 x sehari 5 ml (1 sendok teh) Catatan : •Zat besi atau Fe baru boleh diberikan setelah memasuki Fase Rehabilitasi •Zat Besi atau Fe diberikan setiap hari selama 4 minggu atau lebih •Dosis Fe : 1 – 3 mg Fe elemental/kg berat badan/hari
  • 21. 21 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A JIKA MATA MENGALAMI: TINDAKAN  Hanya bercak Bitot saja  tidak ada gejala mata yang lain  Tidak memerlukan obat tetes mata  Nanah atau peradangan  Berikan tetes mata kloramfenikol atau tetrasiklin (1%)  Kekeruhan pada kornea  Ulkus pada kornea Berikan kedua obat tersebut :  Tetes mata kloramfenikol/ tetrasiklin(1%) & Tetes mata atropin(1%) Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang mengandung “kortikosteroid” karena dapat menyebabkan kebutaan serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
  • 23. 23 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan) Teteskan obat ke mata yang terganggu, dengan dosis: Tetes mata kloramfenikol/ tetrasiklin (1%): 1 tetes, 4 x sehari Tetes mata atropin (1%) : 1 tetes, 3 x sehari • Jika kedua jenis obat tetes mata tersebut diperlukan dapat diberikan secara bersamaan • Pengobatan sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala pada mata menghilang • Lakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan dengan sangat berhati-hati dan lembut
  • 24. 24 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan) • Gunakan penetes & botol yg terpisah utk setiap balita • Lakukan selalu tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengobati • Mata yang terganggu harus ditutup selama 3 – 5 hari hingga peradangan dan iritasi mereda • Gunakan kasa penutup mata yang dicelup dalam larutan NaCl 0,9% • Gantilah kasa setiap kali dilakukan pengobatan • Bila balita tertidur dengan mata terbuka, katupkanlah kelopak mata dengan lembut
  • 25. 25 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT GANGGUAN PADA MATA AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A (lanjutan) JADWAL DAN DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A Gejala Hari ke –1 Hari ke – 2 Hari ke – 15 Tidak ada gejala mata atau tidak pernah sakit Campak dlm 3 bulan terakhir Beri kapsul dgn dosis sesuai umur Tdk diberi kapsul Tdk diberi kapsul Ada salah satu gejala : Bercak Bitot Nanah / Radang Kornea keruh Ulkus kornea Pernah sakit Campak dalam 3 bulan terakhir Beri kapsul dengan dosis sesuai umur Beri kapsul dengan dosis sesuai umur Beri kapsul dengan dosis sesuai umur Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
  • 26. 26 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT GANGGUAN PADA KULIT (DERMATOSIS)  Hipo/hiperpigmentasi  Deskuamasi (mengelupas)  Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering disertai infeksi sekunder (candida) Tindakan:  Kompres dgn lar. KMnO4 1% selama 10 menit  Salep/ krim (Zn dgn minyak kastor)  Usahakan agar daerah perineum tetap kering  Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral  Pengobatan anti jamur (bila perlu)
  • 27. 27 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT DIARE PERSISTEN  Makanan tinggi laktosa  Kerusakan mukosa usus dan giardiasis Tindakan  Makanan formula bebas atau rendah laktosa  Kotrimoksasol sesuai dosis  Periksa feses dan ganti dengan metronidasol bila pemeriksaan giardiasis   Metronidasol 7,5 mg/kgBB/8 jam selama 7 hari
  • 28. 28 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT ANEMIA BERAT Hb < 4,0 g/dl atau Hb 4,0 – 6,0 g/dl disertai distres pernafasan atau tanda gagal jantung Tindakan  Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.  Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells dengan jumlah yang sama  Furosemid 1 mg/ kgBB iv  Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan lewat oral/NGT
  • 29. 29 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT PARASIT CACING Periksa : Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan) Tindakan Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain yang sesuai
  • 30. 30 TINDAKAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYULIT TUBERKULOSIS PARU Sistem skoring diagnosis Tuberkulosis anak di sarana kesehatan terbatas Parameter 0 1 2 3 Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu Kavitas (+) BTA tidak jelas BTA (+) Uji tuberkulin negatif Positif (>10 mm atau > 5 mm pd keadaan imunosupresi) Berat badan/ keadaan gizi Bawah garis merah (KMS) atau BB/U < 80% Klinis gizi buruk atau BB/U < 60% Demam tanpa sebab jelas > 2 minggu Batuk > 3 minggu Pembesaran kel. Limfe kolli, aksila, inguinal > 1 cm, jumlah > 1, tidak nyeri Pembengkakan tulang/ sendi panggul, lutut, falang Ada pembengkakan Foto rontgen toraks normal/ tidak jelas - infiltrat - pembesaran kelenjar - Kalsifikasi + infiltrat - Pembesaran
  • 31. 31 JENIS DAN DOSIS OBAT TUBERKULOSIS ANAK JENIS OBAT BB 5 -< 10 kg BB 10 -<20 kg BB 20 - 33 kg Isoniasid 50 mg 100 mg 200 mg Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg Pyrasinamid 150 mg 300 mg 600 mg Berdasarkan rekomendasi IDAI
  • 32. 32 LANGKAH 7 : MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK STABILISASI DAN TRANSISI MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK TUMBUH KEJAR Langkah 8 :
  • 33. 33 KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan) A. Fase Stabilisasi  Hari 1 – 2 F-75/ modifikasi/ modisco ½  12 x pemberian ASI  bebas  Hari 3 – 7 F-75/ modifikasi/ modisco ½  8 x pemberian ASI  bebas Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan tabel Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20)
  • 34. 34 KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan) B. Fase Transisi Hari 8 - 14 F- 100/ modifikasi/ modisco I/ II  6 x pemberian ASI  bebas Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan tabel Pedoman F-75 (buku I, hal.19 – 20)
  • 35. 35 KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan) C. Fase Rehabilitasi (Minggu 3 – 6) Berat Badan < 7 Kg F-135/ modifikasi/ modisco III  3 x pemberian ASI  bebas Ditambah Makanan lunak/ lembik  3 x 1 porsi Sari buah  1 x pemberian Berat Badan > 7 Kg F-135/ modifikasi/ modisco III  3 x pemberian ASI  bebas Ditambah Makanan lunak/ makanan biasa  3 x 1 porsi Sari buah  1 - 2 x pemberian
  • 36. 36 HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2 (Fe diberikan pada fase rehabilitasi) 2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat 3. Jangan berikan protein terlalu tinggi 4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor
  • 37. 37 TATA LAKSANA GIZI PADA FASE TINDAK LANJUT (Minggu ke 7 – 26) Tingkat Rumah Tangga • Makanan beraneka ragam, porsi kecil, frekuensi sering • Suapi anak dengan sabar dan tekun • ASI diberikan sampai usia 2 tahun
  • 38. 38 TATA LAKSANA GIZI PADA FASE TINDAK LANJUT (lanjutan) Tingkat Posyandu • Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) dengan komposisi energi 350 Kkal, protein 15 g • Bentuk PMT-P: kudapan dari bahan makanan setempat • Lama pemberian: 3 bulan (90 hari) • Cara penyelenggaraan: setiap hari di pusat pemulihan gizi, demonstrasi pembuatan makanan seminggu sekali di posyandu, penimbangan dan pemantauan peningkatan berat badan dengan KMS
  • 39. 39 STIMULASI SENSORIK DAN DUKUNGAN EMOSIONAL PADA ANAK GIZI BURUK Anak Gizi buruk/ KEP berat: keterlambatan perkembangan mental dan perilaku  berikan: • Kasih sayang • Lingkungan yang ceria • Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/ hari • Aktifitas fisik segera setelah sembuh • Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya) LANGKAH 9
  • 41. 41 KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK B a l i t a : 1. Selera makan baik, makanan yang diberikan dihabiskan 2. Ada perbaikan kondisi mental 3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, sesuai umurnya 4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 C
  • 42. 42 KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK (lanjutan) 5. Tidak ada muntah atau diare 6. Tidak ada edema 7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/ hari, 3 hari berturutan atau kenaikan 50 g/ kgBB/ minggu, 2 minggu berturut-turut 8. Sudah berada di kondisi gizi kurang > - 3 SD (sudah tidak ada gizi buruk)
  • 43. 43 KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK (lanjutan) Ibu/pengasuh : 1. Sudah dapat membuat makanan yang diperlukan untuk tumbuh kejar dirumah 2. Ibu sudah mampu merawat serta memberikan makan dengan benar kepada anaknya Institusi lapangan : Sudah siap menerima rujukan paska perawatan
  • 44. 44 TINDAK LANJUT DI RUMAH • Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat badan balita mencapai 80% BB/U atau 90% BB/TB  ”anak sembuh” • Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah Peragakan kepada Orang Tua : • Pemberian makanan dgn frekuensi yang lebih sering dengan kandungan tinggi energi dan padat gizi • Terapi bermain terstruktur
  • 45. 45 TINDAK LANJUT DI RUMAH (lanjutan) Sarankan : • Membawa kembali untuk kontrol secara teratur: Bulan I : 1 x/ minggu Bulan II : 1x/ 2 minggu Bulan III - VI : 1x/ bulan • Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT, Campak, Hepatitis dan ulangan (booster) • Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
  • 46. 46 TINDAK LANJUT DI RUMAH (lanjutan) Jadwal imunisasi Imunisasi I II III IV BCG Sedini mungkin (s/d < 1 tahun) Polio Waktu lahir (sedini mungkin) 1 bulan setelah imunisasi polio ke-1 (interval 4 minggu) 1 bulan setelah imunisasi polio ke-2 (interval 4 minggu) 1 bulan setelah imunisasi polio ke-3 (interval 4 minggu) DPT 2 bulan 1 bulan setelah imunisasi DPT ke-1 (interval 4 minggu) 1 bulan setelah imunisasi DPT ke-2 (interval 4 minggu) Campak 9 bulan Hepatitis Waktu lahir (sedini mungkin) 1 bulan setelah imunisasi hepatitis ke-1 (interval 4 minggu) 1 bulan setelah imunisasi hepatitis ke-2 (interval 4 minggu)
  • 47. 47 Anak Gizi Buruk setelah perawatan
  • 49. 49
  • 50. 50