SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Syakbaniansyah
201698367481
PPG-PGSD
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Peserta didik tidak
memperhatikan
dalam PBM IPA
Rentang perhatiannya
masih pendek yaitu
Usia 6 tahun: 12-18
menit, usia 8 tahun:
16-24 menit , usia 10
tahun: 20-30 menit ,
usia 12 tahun: 24-36
menit.
Berdasarkan hasil literatur ditemukan
alternatif solusi sebagai berikut:
1. Melakukan apersepsi yang menarik.
Pentingnya apersepsi dalam
pembelajaran adalah mengetahui
kesiapan anak dalam belajar, dalam hal
ini guru mengondisikan anak agar anak
berkonsentrasi pada materi yang
disampaikan. (Saidah, dkk: 2021)
Sunita & Nardus (2018) menyatakan
bahwa sangatlah penting bagi seorang
guru untuk berusaha menghubungkan
terlebih dahulu bahan pembelajaran
yang akan diberikan dengan 30 bahan
pembelajaran yang telah dikuasai oleh
peserta didik karena pembelajaran tidak
dapat dipisahkan antara pengetahuan
awal peserta didik dengan materi ajar
atau bahan pembelajaran yang akan
diberikan.
2. Menggunakan media dalam
pembelajaran
Wahyuningtyas & Sulasmono (2020)
menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran sangat berpengaruh
Cara mengatasi masalah peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA
yaitu dengan melakukan kegiatan apersepsi yang menarik, kegiatan tersebut
dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
1.1 Guru meminta siswa mengawali pembelajaran dengan menyanyikan lagu
nasional.
1.2 Guru mengawali pembelajaran dengan berbagai gerakan pemanasan berupa
gerakan leher, gerakan bahu, gerakan tangan, gerakan pinggul dan gerakan
kaki.
1.3 Guru mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan gambar/media yang
menarik dan relevan dengan materi yang disampaikan.
Cara mengatasi masalah peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA
yaitu dengan kegiatan menggunakan media dalam pembelajaran, kegiatan
tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
2.1 Guru menggunakan media pembelajaran power point dalam menyajikan
materi.
2.2 Guru membuat kartu yang berisi informasi dan kemudian diberikan kepada
siswa dalam menyajikan materi pembelajaran.
terhadap hasil belajar siswa dalam
muatan pembelajaran IPA.
Berbagai komponen penguasaan guru
dalam pengimplementasian pada proses
pembelajaran yang didukung oleh media
dan teknologi pembelajaran
diasumsikan dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. (Wahid:
2018)
3. Penggunaan model kooperatif
Hartono, B. P. (2018) menyatakan
bahwa ada banyak model pembelajaran
yang berguna untuk meningkatkan
perhatian siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan
perhatian siswa adalah model
pembelajaran kooperatif.
2.3 Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai (Vidio/benda konkrit)
dalam menyajikan materi
Cara mengatasi masalah peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA
yaitu dengan kegiatan menggunakan model kooperatif dalam pembelajaran,
kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
3.1 Penggunaan model picture-picture dalam pembelajaran.
Adapun kelebihan Metode Pembelajaran Picture and Picture (PP):
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran
guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat terlebih dahulu.
b. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Sedangkan kekurangan Metode Pembelajaran Picture and Picture (PP):
a. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
c. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
d. Tidak tersedianya dana khusus untuk men
3.2 Penggunaan model make a match
Adapun kelebihan Metode Pembelajaran Make A Match (MaM):
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif
maupun fisik.
b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyengkan.
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi.
e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
Sedangkan kekurangan Metode Pembelajaran Make A Match (MaM):
a. Jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu
yang terbuang.
b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya.
c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa
yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
d. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat member hukuman pada siswa
yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.
e. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan.
3.3 Penggunaan model think pair share
Kelebihan TPS (Think-Pair-Share):
a. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain.
b. Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana.
c. Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota
kelompok.
d. Interaksi lebih mudah.
e. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya.
f. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling
menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di
depan kelas.
g. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. h.
h. Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab
dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling
membantu dalam kelompok kecil.
i. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu
materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan
yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan
di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
j. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena
secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan
oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi
yang diajarkan.
k. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam
memecahkan masalah.
l. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari
2 orang.
m. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
n. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam
proses pembelajaran.
o. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode
pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk
mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh
guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu
memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya
pada pertemuan selanjutnya.
p. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap
pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha
hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir
maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan
mempengaruhi hasil belajar mereka.
q. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan
model konvensional.
r. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai,
kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas
hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab
semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan
lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode
konvensional.
s. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model
pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah
siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima
materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah
"pendengar" materi yang disampaikan oleh guru. Dengan
pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa
akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
t. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil
belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS
perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara
bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh
siswa dapat lebih optimal.
u. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem
kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut
siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut
untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau
mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.
Kelemahan TPS (Think-Pair-Share):
a. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.
b. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.
c. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat
perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah
waktu yang terbuang.
d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
e. Lebih sedikit ide yang muncul.
f. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah.
g. Menggantungkan pada pasangan.
h. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan
kelompok, karena ada satu siswa tidak mempunyai pasangan.
i. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan
pelaksanaannya.
j. Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di
sekolah.
k. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu
pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara
maksimal.
l. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang
sesuai dengan taraf berfikir anak
m. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara
mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan
masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi
siswa.
n. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan
siswanya rendah dan waktu yang terbatas.
o. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
p. Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri,
saling mengganggu antar siswa karena siswa baru tahu metode TPS
2 Perlunya waktu yang
lama dalam
menjawab soal
numerasi
perkalian/pembagian
kurangnya
kemampuan dasar
perkalian(pemahaman
konsep). Sehingga
perlu penanaman
konsep cara hitung
cepat pada proses
perkalian agar waktu
pembelajaran
matematika menjadi
lebih efektif
Berdasarkan hasil literatur ditemukan
alternatif solusi sebagai berikut:
1. Penggunaan metode jarimatika
Penggunaan jarimatika dapat membuat
peserta didik dengan mudah mengetahui
hasil dari perkalian hanya dengan
menggunakan jari-jari tangan yang
mereka miliki. (Dewi: 2020)
Cara mengatasi masalah perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal
numerasi perkalian/pembagian yaitu dengan kegiatan menggunakan jarimatika
dalam pembelajaran perkalian, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa
aktivitas sebagai berikut
1.1. Metode jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan
menggunakan alat bantu jari
1.2. Adapun langkah-langkah penggunaan metode jarimatika dapat di uraikan
sebagai berikut
a. Buka tanganmu di depan wajah dengan telapak tangan menghadap ke
atas.
b. Tekuk jari sesuai soal perkalian
c. Hitunglah jumlah jari yang ditunjukkan.(cara penggunaan secara
lebih lengkap dapat diakses pada web berikut
https://id.wikihow.com/Mengalikan-dengan-Tangan )
1.3. Adapun kelebihan dari penggunaan metode jarimatika yaitu
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal
berhitung perkalian bilangan dan juga untuk membuat pembelajaran lebih
menyenangkan dengan menggunakan metode yang variatif. Penggunaan
jarimatika ini dapat membuat peserta didik dengan mudah mengetahui
hasil dari perkalian hanya dengan menggunakan jari-jari tangan yang
2. Penggunaan metode persilangan garis
untuk perkalian dua digit lebih
3. Menggunakan media panlintarmatika
Salah satu media pembelajaran untuk
mengatasi permasalahan belajar
matematika pada materi perkalian adalah
mereka miliki. Jarimatika juga dapat digunakan pada saat pembelajaran
materi lain yang melibatkan perkalian, karena Jarimatika terbukti
berpengaruh terhadap kemampuan berhitung perkalian peserta didik.
penggunaan metode jarimatika yang tepat dapat memberikan visualisasi
proses berhitung, menggembirakan anak saat digunakan, tidak
membebani memori otak, alatnya selalu dibawa karena menggunkan jari.
Cara mengatasi masalah perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal
numerasi perkalian/pembagian yaitu dengan kegiatan menggunakan metode
persilangan garis untuk perkalian dua digit atau lebih dalam pelajaran perkalian,
kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
2.1. Metode cross line pertama kali di perkenalkan dan dipergunakan oleh
masyarakat jepang. Metode cross line adalah suatu cara yang di
pergunakan untuk memecahkan perkalian dua digit atau bahkan lebih
2.2. Langkah-langkah penggunaan metode persilangan garis
a. Buatlah garis-garis secara terpisah dan bersilangan sesuai soal yang
akan dikerjakan
b. Buatlah lingkaran untuk mengelompokkan jumlah titik persilangan
c. Hitunglah jumlah titik persilangan pada setiap kelompok
2.3. Mengimplimentasikan metode persilangan garis untuk perkalian dua digit
lebih.
Contoh:
Cara mengatasi masalah perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal
numerasi perkalian/pembagian yaitu dengan kegiatan menggunakan
Menggunakan media panlintarmatika dalam pelajaran perkalian, kegiatan
tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
media pembelajaran Papan Perkalian
Pintar Matematika (Panlintarmatika).
3.1. Panlintarmatika adalah media pembelajaran yang berbentuk persegi yang
dapat digunakan dalam membantu proses perkalian secara cepat. Papan
perkalian terdiri dari angka 1 – 10. Angka 1 – 10 mendatar diberi warna
merah dan angka 1 – 10 menurun diberi warna kuning. Kolom perkalian
terdiri dari 100 kolom. Bagian kanan atas terdapat kolom untuk
menempelkan soal dan bagian kanan bawah terdapat kolom untuk
menjawab soal perkalian tersebut dengan benar
3.2. Mempraktekan penggunaan panlintar di depan kelas dengan panduan dari
guru
3.3. Siswa diminta membuat panlintar seperti panlintarmatika yang sudah
diperlihatkan, hamya saja dengan persi yang lebih sederhana yaitu
menggunakan kertas karton.
3.4. Menggunakan panlintar hasil buatan masing-masing untuk menyelesaikan
soal perkalian pada LKPD
3 Sulitnya siswa
memahami
pertanyaan dalam
bentuk
cerita/pertanyaan
yang memerlukan
pemahaman.
kemampuan
membaca siswa masih
berada pada tahap
membaca secara
teknis/membaca
permulaan.
Sedangkan untuk
memahami
pertanyaan bentuk
cerita/pertanyaan
Berdasarkan hasil wawancara
ditemukan alternatif solusi sebagai berikut:
Pakar
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa
memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan
pemahaman yaitu:
1. Meminta siswa membaca soal kembali
Pakar
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
meminta siswa membaca soal kembali, kegiatan tersebut dapat dijabarkan
berupa aktivitas sebagai berikut
1.1. Semua siswa mengulang membaca soal dengan membaca dalam hati
yang memerlukan
pemahaman, kita
perlu berada pada
keterampilan
membaca tahap
lanjut.
2. Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa untuk mengetahui apakah soal
sudah benar-benar dipahami.
3. Guru menganalisis hasil kerja siswa
Kepala Sekolah
Cara mengatasi masalah Sulitnya siswa
memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan
pemahaman yaitu:
1. Memberikan contoh soal yang mirip
beserta cara menjawabnya dengan
tingkat yang lebih sederhana
1.2. Salah satu siswa membaca soal secara nyaring dan siswa yang lain
mendengarkan
1.3. Siswa diminta membaca soal berulangkali
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui apakah soal sudah
benar-benar dipahami, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas
sebagai berikut
2.1. Guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang diketahui dari soal
2.2. Guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang ditanyakan dalam soal
2.3. Guru mengajukan pertanyaan tentang cara/langkah penyelesaian soal
2.4. Guru mengajukan pertanyaan kesimpulan dari penyelesaian soal tersebut
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
menganalisis hasil kerja siswa, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa
aktivitas sebagai berikut
3.1. Guru memberikan analisis kesalahan secara lisan dan menyeluruh
terhadap hasil kerja siswa
3.2. Guru memberikan analisis kesalahan secara tertulis pada hasil kerja siswa
3.3. Guru meminta siswa menunjukkan kata kunci dari soal yang telah
dikerjakan tersebut. (apa yang diketahui, apa yang ditanyakan pada soal
tersebut, dan bagaimana cara penyelesaian soal)
Kepala sekolah
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
memberikan contoh soal yang mirip beserta cara menjawabnya dengan tingkat
yang lebih sederhana, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas
sebagai berikut
1.1. Guru memberikan contoh soal yang hanya berbeda angkanya saja dengan
tingkat kesulitan yang lebih sederhana (penyelesaian soal dua operasi
hitung dan batasan dua digit angka). Contoh
1.2. Guru memberikan contoh soal dengan redaksi berbeda tetapi langkah
pengerjaan sama dengan tingkat kesulitan yang lebih sederhana
(penyelesaian soal dua operasi hitung dan batasan dua digit angka)
2. Guru menganalisis kemampuan
membaca pemahaman siswa
3. Guru memberikan soal cerita pada setiap
kesempatan.
Teman sejawat
Cara mengatasi masalah Sulitnya siswa
memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan
pemahaman yaitu:
1. Guru memberikan soal dengan cara
penyelesaian yang sama berulang-ulang.
1.3. Guru memberikan contoh soal yang lebih kompleks dibandingkan dengan
soal yang akan di berikan. (penyelesaian soal lebih dari dua operasi hitung
dengan bilangan yang besar)
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
menganalisis kemampuan membaca pemahaman siswa, kegiatan tersebut dapat
dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
2.1. Guru menanyakan kembali maksud soal (penjumlahan/pengurangan/
perkalian/pembagian)
2.2. Siswa diminta menerjemahkan soal cerita itu kedalam model matematis
(kalimat matematika). Contoh : 5 + 3 x 4 = ....
2.3. Siswa diminta menganalisis model matematis pekerjaan temannya dan
bila ditemui kesalahan maka siswa tersebut dapat memeberikan solusi
penyelesaian soal yang benar.
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
memberikan soal cerita pada setiap kesempatan., kegiatan tersebut dapat
dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
3.1. Guru memberikan soal cerita ketika menerapkan model PBL pada tahap
apersepsi
3.2. Guru memberikan soal cerita setiap habis menyampaikan materi diakhir
pembelajaran
3.3. Siswa diminta mengerjakan soal cerita pada LKPD
Teman Sejawat
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
memberikan soal dengan cara penyelesaian yang sama berulang-ulang, kegiatan
tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
1.1. Guru memberikan soal cerita pada pretes guna mengukur kemampuan
awal siswa
1.2. Guru memberikan soal cerita pada kegiatan kerja kelompok
2. Guru menyampaikan kisi-kisi soal yang
akan keluar untuk kegiatan berikutnya
3. Guru memberikan latihan berkelanjutan
kepada siswa
1.3. Guru memberikan soal cerita sebagai tambahan post tes diakhir
pembelajaran untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
menyampaikan kisi-kisi soal yang akan keluar untuk kegiatan berikutnya,
kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
2.1. Guru menyampaikan prediksi penyelesaian soal berdasarkan kisi-kisi soal
yang akan keluar. (dua kali operasi hitung)
Contoh:
24 + 5 x 9 = ....
2.2. Guru menyampaikan batasan angka terkait soal yang akan keluar
2.3. Menyampaikan jenis penyelesaian soal yang belum pernah diberikan.
(tiga kali operasi hitung).
Contoh:
24 + 5 x 9 : 3 = ....
Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan
memberikan latihan berkelanjutan kepada siswa, kegiatan tersebut dapat
dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
3.1. Guru meminta siswa menjawab soal sebelum memulai pembelajaran
3.2. Guru meminta siswa menjawab soal sebelum pulang sekolah
3.3. Guru memberikan tugas dirumah kepada siswa
4. Kurangnya
penerapan HOTS
dalam pembelajaran
Guru masih belum
paham tentang cara
penerapan HOTS
dalam pembelajaran.
Pemahaman terhadap
cara menerapkan
HOTS pada
pembelajaran yang
kurang
mengakibatkan
rendahnya
keterampilan guru
dalam menerapkan
pembelajaran HOTS,
Berdasarkan hasil wawancara
ditemukan alternatif solusi sebagai berikut:
Pakar
Cara mengatasi masalah kurangnya
penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
1. Melakukan kajian literatur
Pakar
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan mencari literatur yang dapat dijabarkan berupa aktivitas
sebagai berikut
1.1. Guru melakukan kajian literatur dengan mengunjungi dan membaca buku
di perpustakaan
1.2. Guru melakukan kajian literatur dengan mencari informasi secara online,
baik itu ebook, google scholar, youtube maupun dari situs web lainnya.
1.3. Guru melakukan kajian literatur dengan menanyakan pada teman yang
sudah berpengalaman
sehingga guru lebih
memilih untuk
menghindari
penerapan HOTS
dalam pembelajaran
2. Menyusun perangkat pembelajaran
3. Simulasi
Kepala Sekolah
Cara mengatasi masalah kurangnya
penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
1. Guru memilih model pembelajaran yang
memicu berpikir kritis
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan menyusun perangkat pembelajaran yang dapat dijabarkan
berupa aktivitas sebagai berikut
2.1. Guru menyusun perangkat pembelajaran berupa sintak pembelajaran atau
RPP
2.2. Guru membuat media yang relevan dengan materi dan berbasis HOTS
2.3. Guru menyusun perangkat pembelajaran berupa LKPD berbasis HOTS
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan simulasi yang dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai
berikut
3.1. Guru melakukan apersepsi berbasis HOTS. Guru mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan
dengan pengalaman peserta didik. Siswa diminta mengamati sesuatu.
Guru mengajukan pertanyaan pembuka.
3.2. Guru melakukan kegiatan inti yang menekankan berpikir kritis (Siswa
diminta mengamati sesuatu dan guru mengajukan pertanyaan pemancing
sikap kritis siswa)
3.3. Guru melakukan penilaian terbimbing (penilaian dilakukan dengan
mengajak siswa dengan mengisi LKPD dengan pengawasan dan
bimbingan dari guru agar siswa yang belum memahami maksud soal tetap
dapat menyelesaikan soal yang diberikan)
Kepala Sekolah
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis,
kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
1.1. Guru memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis berupa
model PBL. Hamdani (2011) mengemukakan beberapa kelebihan model
PBL sebagai berikut:
a. siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserap dengan baik;
b. siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain; dan
c. siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber.
Sementara itu Rerung (2017) menambahkan kelebihan PBL sebagai
berikut :
a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata.
b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar.
c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa untuk menghapal atau menyimpan
informasi.
d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.
Kekurangan model PBL sebagai berikut
a. untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
b. membutuhkan banyak waktu dan dana; dan
c. tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
d. dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
e. PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok.
f. PBL biasanya mebutuhkan waktu yang tidak sedikit
g. membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja
siswa dalam kelompok secara efektif.
1.2. Guru memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis berupa
model TPS. Adapun kelebihan model TPS (Think-Pair-Share):
a. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain.
b. Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana.
c. Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota
kelompok.
d. Interaksi lebih mudah.
e. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya.
f. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling
menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di
depan kelas.
g. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. h.
h. Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab
dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling
membantu dalam kelompok kecil.
i. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu
materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan
yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan
di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
j. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena
secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan
oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi
yang diajarkan.
k. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam
memecahkan masalah.
l. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari
2 orang.
m. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
n. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam
proses pembelajaran.
o. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode
pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk
mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh
guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu
memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya
pada pertemuan selanjutnya.
p. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap
pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha
hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir
maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan
mempengaruhi hasil belajar mereka.
q. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan
model konvensional.
r. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai,
kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas
hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab
semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan
lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode
konvensional.
s. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model
pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah
siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima
materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah
"pendengar" materi yang disampaikan oleh guru. Dengan
pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa
akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
t. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil
belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS
perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara
bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh
siswa dapat lebih optimal.
u. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem
kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut
siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut
untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau
mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.
Kelemahan TPS (Think-Pair-Share):
a. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.
b. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.
c. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat
perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah
waktu yang terbuang.
d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
e. Lebih sedikit ide yang muncul.
f. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah.
g. Menggantungkan pada pasangan.
h. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan
kelompok, karena ada satu siswa tidak mempunyai pasangan.
2. Guru membuat media pembelajaran
i. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan
pelaksanaannya.
j. Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di
sekolah.
k. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu
pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara
maksimal.
l. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang
sesuai dengan taraf berfikir anak
m. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara
mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan
masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi
siswa.
n. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan
siswanya rendah dan waktu yang terbatas.
o. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
p. Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri,
saling mengganggu antar siswa karena siswa baru tahu metode TPS
1.3. Model TSTS
Kelebihan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS):
a. Pembelajaran akan lebih bermakna.
b. Pembelajaran berpusat pada siswa.
c. Siswa akan lebih aktif.
d. Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
e. Meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
f. Dapat meningkatkan minat siswa.
Kekurangan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS):
a. Memperlukan waktu yang lama.
b. Membutuhkan banyak persiapan.
c. Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar maka
ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam kelompok
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan membuat media pembelajaran yang dapat dijabarkan berupa
aktivitas sebagai berikut
3. Penilaian oleh kepala sekolah terhadap
pembelajaran yang dilakukan guru
Teman sejawat
Cara mengatasi masalah kurangnya
penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
1. Membentuk KKG mini untuk
mempelajari penerapan HOTS
2.1. Guru membuat media kartu bicara (kartu tersebut berfungsi untuk
menuntut setiap siswa aktif bertanya sebanyak jumlah kartu yang
dibagikan)
2.2. Guru membuat atau mencari media pembelajaran berupa gambar maupun
vidio yang dapat digunakan dalam menyajikan materi (Gambar/vidio
yang memancing keingintahuan siswa)
2.3. Guru membuat media pembelajaran berupa PPT/Kartu informasi yang
dapat digunakan dalam menyajikan materi
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan Penilaian oleh kepala sekolah terhadap pembelajaran yang
dilakukan guru, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai
berikut
3.1. Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap perangkat pembelajaran
yang dibuat oleh guru.
3.2. Kepala sekolah melakukan penilaian proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru yang dimulai dari apersepsi, kegiatan inti hingga cara
guru menutup pembelajaran.
3.3. Kepala sekolah menilai keberhasilan pembelajaran dari taraf serap siswa
yang telah disusun guru sebagai bentuk laporan hasil pembelajaran.
Teman Sejawat
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan membentuk KKG mini untuk mempelajari penerapan HOTS,
kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
1.1. Guru bersama kelompok mempelajari kajian literatur tentang penerapan
HOTS pada pembelajaran di kelas.
1.2. Guru bersama kelompok mempelajari contoh perangkat pembelajaran
berbasis HOTS yang dimulai dari pembuatan RPP hingga pembuatan
LKPD berbasis HOTS
1.3. Guru bersama kelompok mempelajari vidio penerapan pembelajaran
HOTS
2. Guru menyusun perangkat pembelajaran
berbasis HOTS
3. Tutor/kepala sekolah melakukan
penilaian perangkat pembelajaran
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan menyusun perangkat pembelajaran berbasis HOTS, kegiatan
tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
2.1. Guru melakukan penyusunan sintaks pembelajaran berbasis HOTS yang
diambil dari penerapan model yang menekankan pembelajaran dengan
berpikir kritis.
2.2. Guru membuat media pembelajaran baik itu berupa PPT, gambar, vidio
maupun media konkrit lainnya yang relevan dan berbasis HOTS
2.3. Guru membuat LKPD berbasis HOTS yang dilengkapi dengan kunci
jawaban dan tabel penilaian
Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu
dengan kegiatan melakukan penilaian perangkat pembelajaran yang dilakukan
oleh tutor/kepala sekolah, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas
sebagai berikut
3.1. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian terhadap RPP yang telah
dibuat guru. Menilai apakah RPP yang telah dibuat guru sudah
menerapkan pembelajaran HOTS atau tidak.
3.2. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian media yang dibuat guru.
Menilai apakah media yang telah dibuat guru sudah menerapkan
pembelajaran HOTS atau tidak.
3.3. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian terhadap LKPD yang dibuat
guru. Menilai apakah LKPD yang telah dibuat guru sudah menerapkan
pembelajaran HOTS atau tidak.
Daftar Pustaka
Afifah, H. N., & Fitrianawati, M. (2021). Pengembangan Media Panlintarmatika (Papan Perkalian Pintar Matematika) Materi Perkalian untuk
Siswa Sekolah Dasar. WASIS: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1), 41-47.
Dewi, V. F., Suryana, Y., & Hidayat, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik
Kelas IV Sekolah Dasar. EduBasic Journal: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(2), 79-87.
Hartono, B. P. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Metode Snowball Drilling untuk Meningkatkan Perhatian
Siswa. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(01), 9-16.
Masrinah, E. N., Aripin, I., & Gaffar, A. A. (2019, October). Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1, pp. 924-932).
Moch. Agus Krisno Budiyanto. (2016). SINTAKS 45 Model Pembelajaran dalam Student Centered Learning (SCL). Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang
Saidah, K., Primasatya, N., Mukmin, B. A., & Damayanti, S. (2021). Sosialisasi Peran Apersepsi Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Anak
Di Sanggar Genius Yayasan Yatim Mandiri Cabang Kediri. Dedikasi Nusantara: Jurnal Pengabdian Masyarakat Pendidikan
Dasar, 1(1), 10-16
Sudirman, S., & Soleha, S. (2021). Pelatihan Cara Cepat Perhitungan Perkalian Menggunakan Metode Garis Untuk Siswa SD Di Desa
Sukadana Kecamatan Tukdana. Abdi Wiralodra: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 44-52.
Sunita, N. W., & Nardus, E. O. (2018). Pengaruh penerapan strategi apersepsi scene setting terhadap pemahaman konsep matematika dengan
mengontrol motivasi berprestasi. Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 7(1), 29-37.
Wahid, A. (2018). Jurnal Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
Islam, 5(2).
Wahyuningtyas, R., & Sulasmono, B. S. (2020). Pentingnya media dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar di Sekolah
Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 23-27.
Langkah-langkah atau sintaks model Pembelajaran
Model Pembelajaran Problem based learning
Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Orientasi peserta didik pada masalah Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan
secara kelompok. Masalah yang diangkat hendaknya
kontekstual. Masalah bisa ditemukan sendiri oleh
peserta didik melalui bahan bacaan atau lembar
kegiatan.
Kelompok mengamati dan memahami masalah yang
disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan
bacaan yang disarankan.
Mengorganisa sikan peserta didik untuk belajar Guru memastikan setiap anggota memahami tugas
masing-masing.
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk
mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam
pengumpulan data/bahan selama proses penyelidikan
Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
data/referensi/sumber) untuk bahan diskusi kelompok.
Mengembang kan dan menyajikan hasil karya Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan
laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk
dipresentasikan
Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan
solusi pemecahan masalah dan hasilnya
dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru membimbing presentasi dan mendorong
kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang
lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan
dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai
dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
Model Pembelajaran TPS
Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai.
Siswa mendengarkan penyampaian inti materi dan
kompetensi yang ingin dicapai.
Berpikir (thinking) Guru memberikan stimulus/mengkondisikan siswa Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru.
Berpasangan (pairing) Guru mengelompokkan siswa Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing.
Berbagi (sharing) Guru memimpin pleno kecil diskusi, Setiap kelompok siswa mengemukakan hasil
diskusinya.
Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa
Siswa melakukan diskusi tentang pokok permasalahan
Model Pembelajaran TSTS
Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapan Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), sistem penilaian, menyiapkan LKS
(lembar kerja siswa)
Siswa memenuhi kemampuan prasyarat pembelajaran
Presentasi Guru Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan
menjelaskan materi secara garis besarnya sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat
Siswa mendengarkan penyampaikan indikator
pembelajaran dan materi
Kegiatan kelompok Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan masing-masing beranggotakan 4 siswa dan
setiap anggota kelompok harus heterogen dalam hal
jenis kelamin dan prestasi belajar
Siswa mempelajarinya lembar kegiatan yang berisi
tugas-tugas yang harus dipelajari dalam kelompok kecil
yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama anggota
kelompoknya. Masing-masing kelompok
menyelesaikan atau memecahkan masalah yang
diberikan dengan cara mereka sendiri. Masing-masing
siswa boleh mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dari temannya. Kemudian dua dari empat
anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain
secara terpisah, sementara dua anggota yang tinggal
dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh
informasi dari dua anggota yang tinggal, tamu mohon
diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan
melaporkan temuan dari kelompok lain serta
mencocokkan hasil kerja mereka.
Presentasi kelompok Guru membahas dan mengarahkan siswa ke jawaban
yang benar
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan
dengan kelompok lainnya. Dalam hal ini masing-
masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan
memberikan jawaban ataupun tanggapan kepada
kelompok yang sedang mempresentasikan hasil
diskusinya
Evaluasi kelompok dan penghargaan Guru melakukan evaluasi kelompok dan penghargaan Siswa mengikkuti kegiatan evaluasi kelompok dan
penghargaan
Model Pembelajaran Picture and picture
Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Mendiskripsikan perangkat-perangkat 3 dimensi,
menggambar obyek 3 dimensi
Guru mendiskripsikan perangkat-perangkat 3 dimensi,
menggambar obyek 3 dimensi
Siswa memnuhi kemampuan prasyarat pada
pembelajaran yang akan dilakukan
Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Siswa memperhatikan penyajian materi pengantar
sebelum kegiatan.
Menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan
(berkaitan dengan materi).
Guru menyediakan gambar-gambar yang akan
digunakan (berkaitan dengan materi).
Siswa mengamati gambar-gambar yang akan digunakan
(berkaitan dengan materi).
Menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada
Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk
mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang
ada
Siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada
Memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam
menentukan urutan gambar
Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa
dalam menentukan urutan gambar
Siswa menyampaikan alasan dalam menentukan urutan
gambar
Mengembangkan materi dan menanamkan Konsep
materi dan memberi tugas
Guru melakukan pengembangkan materi dan
menanamkan konsep materi dan memberi tugas
Siswa mengikuti pengembangkan materi dan
menanamkan konsep materi dan memberi tugas
Model Pembelajaran MAM
Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk
sesi review (satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa
kartu jawaban beserta gambar). b.
Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok
untuk sesi review (satu sisi kartu soal dan satu sisi
berupa kartu jawaban beserta gambar). b.
Siswa memenuhi kemampuan prasyarat pada
pembelajaran yang akan dilakukan
Membagikan kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.
Guru membagikan kartu dan meminta siswa
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegang.
Setiap siswa mendapat satu kartu dan mulai memikirkan
jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
Mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), siswa yang
dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi point.
Guru menfasilitasi siswa dalam mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu
soal/kartu jawaban), dan memberikan poin pada siswa
yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu.
Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban),
siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi point
Pengumpulan kartu dan membagikan ulang, agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
Guru meminta siswa mengumpulkan kartu dan
membagikan ulang, agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya
siswa mengumpulkan kartu dan membagikan ulang,
agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya

More Related Content

Similar to LK. 2.1 Syakbaniansyah_201698367481.pdf

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfMeilanieGitchuu
 
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdfLK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdfNovellaRumbewas
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfYatiNurfauziah
 
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfLK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfubaybaehaki
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdfLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdfFatmawatiLaisouw
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxFatmawatiLaisouw
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfSiswatiSiswati5
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaLaila Amru
 
LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdf
LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdfLK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdf
LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdffitriyantisiulak
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docxAspihaniAzvhi
 
Presentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptxPresentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptxhudriyah1
 
LK. 2.1_PPG Daljab.pdf
LK. 2.1_PPG Daljab.pdfLK. 2.1_PPG Daljab.pdf
LK. 2.1_PPG Daljab.pdfRismaAmalia19
 
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxStrategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxAcelLines
 
conto LK. 2.1.pdf
conto LK. 2.1.pdfconto LK. 2.1.pdf
conto LK. 2.1.pdfumam100
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxJunaiHunter
 

Similar to LK. 2.1 Syakbaniansyah_201698367481.pdf (20)

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
 
Karil Muhamad Syahril
Karil Muhamad SyahrilKaril Muhamad Syahril
Karil Muhamad Syahril
 
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdfLK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfLK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdfLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdf
LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdfLK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdf
LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice siklus 2 baru.pdf
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
1
11
1
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Perbaikan.docx
 
Presentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptxPresentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptx
 
LK. 2.1_PPG Daljab.pdf
LK. 2.1_PPG Daljab.pdfLK. 2.1_PPG Daljab.pdf
LK. 2.1_PPG Daljab.pdf
 
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxStrategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
 
conto LK. 2.1.pdf
conto LK. 2.1.pdfconto LK. 2.1.pdf
conto LK. 2.1.pdf
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
 

Recently uploaded

Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSStakasli
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxrisyadmaulana1
 
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxMateri RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxSriHartantiShodiq1
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxZullaiqahNurhali2
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAmasqiqu340
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorritch4
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfPemdes Wonoyoso
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...HelmiatulHasanah
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfInnesKana26
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.pptsarassasha
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )masqiqu340
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxmeirahayu651
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxZullaiqahNurhali2
 

Recently uploaded (20)

Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxMateri RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 

LK. 2.1 Syakbaniansyah_201698367481.pdf

  • 1. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Syakbaniansyah 201698367481 PPG-PGSD No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi 1 Peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA Rentang perhatiannya masih pendek yaitu Usia 6 tahun: 12-18 menit, usia 8 tahun: 16-24 menit , usia 10 tahun: 20-30 menit , usia 12 tahun: 24-36 menit. Berdasarkan hasil literatur ditemukan alternatif solusi sebagai berikut: 1. Melakukan apersepsi yang menarik. Pentingnya apersepsi dalam pembelajaran adalah mengetahui kesiapan anak dalam belajar, dalam hal ini guru mengondisikan anak agar anak berkonsentrasi pada materi yang disampaikan. (Saidah, dkk: 2021) Sunita & Nardus (2018) menyatakan bahwa sangatlah penting bagi seorang guru untuk berusaha menghubungkan terlebih dahulu bahan pembelajaran yang akan diberikan dengan 30 bahan pembelajaran yang telah dikuasai oleh peserta didik karena pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal peserta didik dengan materi ajar atau bahan pembelajaran yang akan diberikan. 2. Menggunakan media dalam pembelajaran Wahyuningtyas & Sulasmono (2020) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh Cara mengatasi masalah peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA yaitu dengan melakukan kegiatan apersepsi yang menarik, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1 Guru meminta siswa mengawali pembelajaran dengan menyanyikan lagu nasional. 1.2 Guru mengawali pembelajaran dengan berbagai gerakan pemanasan berupa gerakan leher, gerakan bahu, gerakan tangan, gerakan pinggul dan gerakan kaki. 1.3 Guru mengawali pembelajaran dengan memperlihatkan gambar/media yang menarik dan relevan dengan materi yang disampaikan. Cara mengatasi masalah peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA yaitu dengan kegiatan menggunakan media dalam pembelajaran, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1 Guru menggunakan media pembelajaran power point dalam menyajikan materi. 2.2 Guru membuat kartu yang berisi informasi dan kemudian diberikan kepada siswa dalam menyajikan materi pembelajaran.
  • 2. terhadap hasil belajar siswa dalam muatan pembelajaran IPA. Berbagai komponen penguasaan guru dalam pengimplementasian pada proses pembelajaran yang didukung oleh media dan teknologi pembelajaran diasumsikan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. (Wahid: 2018) 3. Penggunaan model kooperatif Hartono, B. P. (2018) menyatakan bahwa ada banyak model pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan perhatian siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan perhatian siswa adalah model pembelajaran kooperatif. 2.3 Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai (Vidio/benda konkrit) dalam menyajikan materi Cara mengatasi masalah peserta didik tidak memperhatikan dalam PBM IPA yaitu dengan kegiatan menggunakan model kooperatif dalam pembelajaran, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1 Penggunaan model picture-picture dalam pembelajaran. Adapun kelebihan Metode Pembelajaran Picture and Picture (PP): a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. b. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Sedangkan kekurangan Metode Pembelajaran Picture and Picture (PP): a. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. c. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran. d. Tidak tersedianya dana khusus untuk men
  • 3. 3.2 Penggunaan model make a match Adapun kelebihan Metode Pembelajaran Make A Match (MaM): a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyengkan. c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi. e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Sedangkan kekurangan Metode Pembelajaran Make A Match (MaM): a. Jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang. b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya. c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan. d. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat member hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. e. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan. 3.3 Penggunaan model think pair share Kelebihan TPS (Think-Pair-Share): a. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. b. Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana. c. Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok. d. Interaksi lebih mudah. e. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya. f. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. g. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. h.
  • 4. h. Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. i. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. j. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. k. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. l. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. m. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. n. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. o. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya. p. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. q. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.
  • 5. r. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional. s. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah "pendengar" materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. t. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. u. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. Kelemahan TPS (Think-Pair-Share): a. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas. b. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas. c. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. e. Lebih sedikit ide yang muncul. f. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah. g. Menggantungkan pada pasangan. h. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa tidak mempunyai pasangan.
  • 6. i. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. j. Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah. k. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal. l. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir anak m. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa. n. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas. o. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak. p. Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa karena siswa baru tahu metode TPS 2 Perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal numerasi perkalian/pembagian kurangnya kemampuan dasar perkalian(pemahaman konsep). Sehingga perlu penanaman konsep cara hitung cepat pada proses perkalian agar waktu pembelajaran matematika menjadi lebih efektif Berdasarkan hasil literatur ditemukan alternatif solusi sebagai berikut: 1. Penggunaan metode jarimatika Penggunaan jarimatika dapat membuat peserta didik dengan mudah mengetahui hasil dari perkalian hanya dengan menggunakan jari-jari tangan yang mereka miliki. (Dewi: 2020) Cara mengatasi masalah perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal numerasi perkalian/pembagian yaitu dengan kegiatan menggunakan jarimatika dalam pembelajaran perkalian, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Metode jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari 1.2. Adapun langkah-langkah penggunaan metode jarimatika dapat di uraikan sebagai berikut a. Buka tanganmu di depan wajah dengan telapak tangan menghadap ke atas. b. Tekuk jari sesuai soal perkalian c. Hitunglah jumlah jari yang ditunjukkan.(cara penggunaan secara lebih lengkap dapat diakses pada web berikut https://id.wikihow.com/Mengalikan-dengan-Tangan ) 1.3. Adapun kelebihan dari penggunaan metode jarimatika yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal berhitung perkalian bilangan dan juga untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dengan menggunakan metode yang variatif. Penggunaan jarimatika ini dapat membuat peserta didik dengan mudah mengetahui hasil dari perkalian hanya dengan menggunakan jari-jari tangan yang
  • 7. 2. Penggunaan metode persilangan garis untuk perkalian dua digit lebih 3. Menggunakan media panlintarmatika Salah satu media pembelajaran untuk mengatasi permasalahan belajar matematika pada materi perkalian adalah mereka miliki. Jarimatika juga dapat digunakan pada saat pembelajaran materi lain yang melibatkan perkalian, karena Jarimatika terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berhitung perkalian peserta didik. penggunaan metode jarimatika yang tepat dapat memberikan visualisasi proses berhitung, menggembirakan anak saat digunakan, tidak membebani memori otak, alatnya selalu dibawa karena menggunkan jari. Cara mengatasi masalah perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal numerasi perkalian/pembagian yaitu dengan kegiatan menggunakan metode persilangan garis untuk perkalian dua digit atau lebih dalam pelajaran perkalian, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1. Metode cross line pertama kali di perkenalkan dan dipergunakan oleh masyarakat jepang. Metode cross line adalah suatu cara yang di pergunakan untuk memecahkan perkalian dua digit atau bahkan lebih 2.2. Langkah-langkah penggunaan metode persilangan garis a. Buatlah garis-garis secara terpisah dan bersilangan sesuai soal yang akan dikerjakan b. Buatlah lingkaran untuk mengelompokkan jumlah titik persilangan c. Hitunglah jumlah titik persilangan pada setiap kelompok 2.3. Mengimplimentasikan metode persilangan garis untuk perkalian dua digit lebih. Contoh: Cara mengatasi masalah perlunya waktu yang lama dalam menjawab soal numerasi perkalian/pembagian yaitu dengan kegiatan menggunakan Menggunakan media panlintarmatika dalam pelajaran perkalian, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
  • 8. media pembelajaran Papan Perkalian Pintar Matematika (Panlintarmatika). 3.1. Panlintarmatika adalah media pembelajaran yang berbentuk persegi yang dapat digunakan dalam membantu proses perkalian secara cepat. Papan perkalian terdiri dari angka 1 – 10. Angka 1 – 10 mendatar diberi warna merah dan angka 1 – 10 menurun diberi warna kuning. Kolom perkalian terdiri dari 100 kolom. Bagian kanan atas terdapat kolom untuk menempelkan soal dan bagian kanan bawah terdapat kolom untuk menjawab soal perkalian tersebut dengan benar 3.2. Mempraktekan penggunaan panlintar di depan kelas dengan panduan dari guru 3.3. Siswa diminta membuat panlintar seperti panlintarmatika yang sudah diperlihatkan, hamya saja dengan persi yang lebih sederhana yaitu menggunakan kertas karton. 3.4. Menggunakan panlintar hasil buatan masing-masing untuk menyelesaikan soal perkalian pada LKPD 3 Sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman. kemampuan membaca siswa masih berada pada tahap membaca secara teknis/membaca permulaan. Sedangkan untuk memahami pertanyaan bentuk cerita/pertanyaan Berdasarkan hasil wawancara ditemukan alternatif solusi sebagai berikut: Pakar Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu: 1. Meminta siswa membaca soal kembali Pakar Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan meminta siswa membaca soal kembali, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Semua siswa mengulang membaca soal dengan membaca dalam hati
  • 9. yang memerlukan pemahaman, kita perlu berada pada keterampilan membaca tahap lanjut. 2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui apakah soal sudah benar-benar dipahami. 3. Guru menganalisis hasil kerja siswa Kepala Sekolah Cara mengatasi masalah Sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu: 1. Memberikan contoh soal yang mirip beserta cara menjawabnya dengan tingkat yang lebih sederhana 1.2. Salah satu siswa membaca soal secara nyaring dan siswa yang lain mendengarkan 1.3. Siswa diminta membaca soal berulangkali Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui apakah soal sudah benar-benar dipahami, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1. Guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang diketahui dari soal 2.2. Guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang ditanyakan dalam soal 2.3. Guru mengajukan pertanyaan tentang cara/langkah penyelesaian soal 2.4. Guru mengajukan pertanyaan kesimpulan dari penyelesaian soal tersebut Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan menganalisis hasil kerja siswa, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1. Guru memberikan analisis kesalahan secara lisan dan menyeluruh terhadap hasil kerja siswa 3.2. Guru memberikan analisis kesalahan secara tertulis pada hasil kerja siswa 3.3. Guru meminta siswa menunjukkan kata kunci dari soal yang telah dikerjakan tersebut. (apa yang diketahui, apa yang ditanyakan pada soal tersebut, dan bagaimana cara penyelesaian soal) Kepala sekolah Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan memberikan contoh soal yang mirip beserta cara menjawabnya dengan tingkat yang lebih sederhana, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Guru memberikan contoh soal yang hanya berbeda angkanya saja dengan tingkat kesulitan yang lebih sederhana (penyelesaian soal dua operasi hitung dan batasan dua digit angka). Contoh 1.2. Guru memberikan contoh soal dengan redaksi berbeda tetapi langkah pengerjaan sama dengan tingkat kesulitan yang lebih sederhana (penyelesaian soal dua operasi hitung dan batasan dua digit angka)
  • 10. 2. Guru menganalisis kemampuan membaca pemahaman siswa 3. Guru memberikan soal cerita pada setiap kesempatan. Teman sejawat Cara mengatasi masalah Sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu: 1. Guru memberikan soal dengan cara penyelesaian yang sama berulang-ulang. 1.3. Guru memberikan contoh soal yang lebih kompleks dibandingkan dengan soal yang akan di berikan. (penyelesaian soal lebih dari dua operasi hitung dengan bilangan yang besar) Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan menganalisis kemampuan membaca pemahaman siswa, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1. Guru menanyakan kembali maksud soal (penjumlahan/pengurangan/ perkalian/pembagian) 2.2. Siswa diminta menerjemahkan soal cerita itu kedalam model matematis (kalimat matematika). Contoh : 5 + 3 x 4 = .... 2.3. Siswa diminta menganalisis model matematis pekerjaan temannya dan bila ditemui kesalahan maka siswa tersebut dapat memeberikan solusi penyelesaian soal yang benar. Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan memberikan soal cerita pada setiap kesempatan., kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1. Guru memberikan soal cerita ketika menerapkan model PBL pada tahap apersepsi 3.2. Guru memberikan soal cerita setiap habis menyampaikan materi diakhir pembelajaran 3.3. Siswa diminta mengerjakan soal cerita pada LKPD Teman Sejawat Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan memberikan soal dengan cara penyelesaian yang sama berulang-ulang, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Guru memberikan soal cerita pada pretes guna mengukur kemampuan awal siswa 1.2. Guru memberikan soal cerita pada kegiatan kerja kelompok
  • 11. 2. Guru menyampaikan kisi-kisi soal yang akan keluar untuk kegiatan berikutnya 3. Guru memberikan latihan berkelanjutan kepada siswa 1.3. Guru memberikan soal cerita sebagai tambahan post tes diakhir pembelajaran untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan menyampaikan kisi-kisi soal yang akan keluar untuk kegiatan berikutnya, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1. Guru menyampaikan prediksi penyelesaian soal berdasarkan kisi-kisi soal yang akan keluar. (dua kali operasi hitung) Contoh: 24 + 5 x 9 = .... 2.2. Guru menyampaikan batasan angka terkait soal yang akan keluar 2.3. Menyampaikan jenis penyelesaian soal yang belum pernah diberikan. (tiga kali operasi hitung). Contoh: 24 + 5 x 9 : 3 = .... Cara mengatasi masalah sulitnya siswa memahami pertanyaan dalam bentuk cerita/pertanyaan yang memerlukan pemahaman yaitu dengan kegiatan memberikan latihan berkelanjutan kepada siswa, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1. Guru meminta siswa menjawab soal sebelum memulai pembelajaran 3.2. Guru meminta siswa menjawab soal sebelum pulang sekolah 3.3. Guru memberikan tugas dirumah kepada siswa 4. Kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran Guru masih belum paham tentang cara penerapan HOTS dalam pembelajaran. Pemahaman terhadap cara menerapkan HOTS pada pembelajaran yang kurang mengakibatkan rendahnya keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran HOTS, Berdasarkan hasil wawancara ditemukan alternatif solusi sebagai berikut: Pakar Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu 1. Melakukan kajian literatur Pakar Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan mencari literatur yang dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Guru melakukan kajian literatur dengan mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan 1.2. Guru melakukan kajian literatur dengan mencari informasi secara online, baik itu ebook, google scholar, youtube maupun dari situs web lainnya. 1.3. Guru melakukan kajian literatur dengan menanyakan pada teman yang sudah berpengalaman
  • 12. sehingga guru lebih memilih untuk menghindari penerapan HOTS dalam pembelajaran 2. Menyusun perangkat pembelajaran 3. Simulasi Kepala Sekolah Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu 1. Guru memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan menyusun perangkat pembelajaran yang dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1. Guru menyusun perangkat pembelajaran berupa sintak pembelajaran atau RPP 2.2. Guru membuat media yang relevan dengan materi dan berbasis HOTS 2.3. Guru menyusun perangkat pembelajaran berupa LKPD berbasis HOTS Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan simulasi yang dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1. Guru melakukan apersepsi berbasis HOTS. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik. Siswa diminta mengamati sesuatu. Guru mengajukan pertanyaan pembuka. 3.2. Guru melakukan kegiatan inti yang menekankan berpikir kritis (Siswa diminta mengamati sesuatu dan guru mengajukan pertanyaan pemancing sikap kritis siswa) 3.3. Guru melakukan penilaian terbimbing (penilaian dilakukan dengan mengajak siswa dengan mengisi LKPD dengan pengawasan dan bimbingan dari guru agar siswa yang belum memahami maksud soal tetap dapat menyelesaikan soal yang diberikan) Kepala Sekolah Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Guru memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis berupa model PBL. Hamdani (2011) mengemukakan beberapa kelebihan model PBL sebagai berikut: a. siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik; b. siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain; dan c. siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber. Sementara itu Rerung (2017) menambahkan kelebihan PBL sebagai berikut :
  • 13. a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa untuk menghapal atau menyimpan informasi. d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi. Kekurangan model PBL sebagai berikut a. untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai. b. membutuhkan banyak waktu dan dana; dan c. tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. d. dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas e. PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. f. PBL biasanya mebutuhkan waktu yang tidak sedikit g. membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif. 1.2. Guru memilih model pembelajaran yang memicu berpikir kritis berupa model TPS. Adapun kelebihan model TPS (Think-Pair-Share): a. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. b. Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana. c. Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok. d. Interaksi lebih mudah. e. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya. f. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. g. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. h.
  • 14. h. Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. i. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. j. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. k. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. l. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. m. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. n. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. o. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya. p. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. q. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.
  • 15. r. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional. s. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah "pendengar" materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. t. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. u. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. Kelemahan TPS (Think-Pair-Share): a. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas. b. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas. c. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. e. Lebih sedikit ide yang muncul. f. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah. g. Menggantungkan pada pasangan. h. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa tidak mempunyai pasangan.
  • 16. 2. Guru membuat media pembelajaran i. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. j. Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah. k. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal. l. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir anak m. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa. n. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas. o. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak. p. Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa karena siswa baru tahu metode TPS 1.3. Model TSTS Kelebihan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS): a. Pembelajaran akan lebih bermakna. b. Pembelajaran berpusat pada siswa. c. Siswa akan lebih aktif. d. Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya. e. Meningkatkan kemampuan berbicara siswa. f. Dapat meningkatkan minat siswa. Kekurangan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS): a. Memperlukan waktu yang lama. b. Membutuhkan banyak persiapan. c. Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar maka ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam kelompok Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan membuat media pembelajaran yang dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut
  • 17. 3. Penilaian oleh kepala sekolah terhadap pembelajaran yang dilakukan guru Teman sejawat Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu 1. Membentuk KKG mini untuk mempelajari penerapan HOTS 2.1. Guru membuat media kartu bicara (kartu tersebut berfungsi untuk menuntut setiap siswa aktif bertanya sebanyak jumlah kartu yang dibagikan) 2.2. Guru membuat atau mencari media pembelajaran berupa gambar maupun vidio yang dapat digunakan dalam menyajikan materi (Gambar/vidio yang memancing keingintahuan siswa) 2.3. Guru membuat media pembelajaran berupa PPT/Kartu informasi yang dapat digunakan dalam menyajikan materi Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan Penilaian oleh kepala sekolah terhadap pembelajaran yang dilakukan guru, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1. Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. 3.2. Kepala sekolah melakukan penilaian proses pembelajaran yang dilaksanakan guru yang dimulai dari apersepsi, kegiatan inti hingga cara guru menutup pembelajaran. 3.3. Kepala sekolah menilai keberhasilan pembelajaran dari taraf serap siswa yang telah disusun guru sebagai bentuk laporan hasil pembelajaran. Teman Sejawat Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan membentuk KKG mini untuk mempelajari penerapan HOTS, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 1.1. Guru bersama kelompok mempelajari kajian literatur tentang penerapan HOTS pada pembelajaran di kelas. 1.2. Guru bersama kelompok mempelajari contoh perangkat pembelajaran berbasis HOTS yang dimulai dari pembuatan RPP hingga pembuatan LKPD berbasis HOTS 1.3. Guru bersama kelompok mempelajari vidio penerapan pembelajaran HOTS
  • 18. 2. Guru menyusun perangkat pembelajaran berbasis HOTS 3. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian perangkat pembelajaran Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan menyusun perangkat pembelajaran berbasis HOTS, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 2.1. Guru melakukan penyusunan sintaks pembelajaran berbasis HOTS yang diambil dari penerapan model yang menekankan pembelajaran dengan berpikir kritis. 2.2. Guru membuat media pembelajaran baik itu berupa PPT, gambar, vidio maupun media konkrit lainnya yang relevan dan berbasis HOTS 2.3. Guru membuat LKPD berbasis HOTS yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan tabel penilaian Cara mengatasi masalah kurangnya penerapan HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan kegiatan melakukan penilaian perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh tutor/kepala sekolah, kegiatan tersebut dapat dijabarkan berupa aktivitas sebagai berikut 3.1. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian terhadap RPP yang telah dibuat guru. Menilai apakah RPP yang telah dibuat guru sudah menerapkan pembelajaran HOTS atau tidak. 3.2. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian media yang dibuat guru. Menilai apakah media yang telah dibuat guru sudah menerapkan pembelajaran HOTS atau tidak. 3.3. Tutor/kepala sekolah melakukan penilaian terhadap LKPD yang dibuat guru. Menilai apakah LKPD yang telah dibuat guru sudah menerapkan pembelajaran HOTS atau tidak.
  • 19. Daftar Pustaka Afifah, H. N., & Fitrianawati, M. (2021). Pengembangan Media Panlintarmatika (Papan Perkalian Pintar Matematika) Materi Perkalian untuk Siswa Sekolah Dasar. WASIS: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1), 41-47. Dewi, V. F., Suryana, Y., & Hidayat, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar. EduBasic Journal: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(2), 79-87. Hartono, B. P. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Metode Snowball Drilling untuk Meningkatkan Perhatian Siswa. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(01), 9-16. Masrinah, E. N., Aripin, I., & Gaffar, A. A. (2019, October). Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1, pp. 924-932). Moch. Agus Krisno Budiyanto. (2016). SINTAKS 45 Model Pembelajaran dalam Student Centered Learning (SCL). Universitas Muhammadiyah Malang. Malang Saidah, K., Primasatya, N., Mukmin, B. A., & Damayanti, S. (2021). Sosialisasi Peran Apersepsi Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Anak Di Sanggar Genius Yayasan Yatim Mandiri Cabang Kediri. Dedikasi Nusantara: Jurnal Pengabdian Masyarakat Pendidikan Dasar, 1(1), 10-16 Sudirman, S., & Soleha, S. (2021). Pelatihan Cara Cepat Perhitungan Perkalian Menggunakan Metode Garis Untuk Siswa SD Di Desa Sukadana Kecamatan Tukdana. Abdi Wiralodra: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 44-52. Sunita, N. W., & Nardus, E. O. (2018). Pengaruh penerapan strategi apersepsi scene setting terhadap pemahaman konsep matematika dengan mengontrol motivasi berprestasi. Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 7(1), 29-37. Wahid, A. (2018). Jurnal Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 5(2). Wahyuningtyas, R., & Sulasmono, B. S. (2020). Pentingnya media dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 23-27.
  • 20. Langkah-langkah atau sintaks model Pembelajaran Model Pembelajaran Problem based learning Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Orientasi peserta didik pada masalah Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara kelompok. Masalah yang diangkat hendaknya kontekstual. Masalah bisa ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui bahan bacaan atau lembar kegiatan. Kelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan yang disarankan. Mengorganisa sikan peserta didik untuk belajar Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-masing. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data/bahan selama proses penyelidikan Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber) untuk bahan diskusi kelompok. Mengembang kan dan menyajikan hasil karya Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi. Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain. Model Pembelajaran TPS Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. Siswa mendengarkan penyampaian inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. Berpikir (thinking) Guru memberikan stimulus/mengkondisikan siswa Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. Berpasangan (pairing) Guru mengelompokkan siswa Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Berbagi (sharing) Guru memimpin pleno kecil diskusi, Setiap kelompok siswa mengemukakan hasil diskusinya. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa Siswa melakukan diskusi tentang pokok permasalahan
  • 21. Model Pembelajaran TSTS Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Persiapan Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sistem penilaian, menyiapkan LKS (lembar kerja siswa) Siswa memenuhi kemampuan prasyarat pembelajaran Presentasi Guru Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menjelaskan materi secara garis besarnya sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat Siswa mendengarkan penyampaikan indikator pembelajaran dan materi Kegiatan kelompok Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen dalam hal jenis kelamin dan prestasi belajar Siswa mempelajarinya lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Masing-masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari temannya. Kemudian dua dari empat anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah, sementara dua anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh informasi dari dua anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuan dari kelompok lain serta mencocokkan hasil kerja mereka. Presentasi kelompok Guru membahas dan mengarahkan siswa ke jawaban yang benar Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Dalam hal ini masing- masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban ataupun tanggapan kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya Evaluasi kelompok dan penghargaan Guru melakukan evaluasi kelompok dan penghargaan Siswa mengikkuti kegiatan evaluasi kelompok dan penghargaan
  • 22. Model Pembelajaran Picture and picture Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Mendiskripsikan perangkat-perangkat 3 dimensi, menggambar obyek 3 dimensi Guru mendiskripsikan perangkat-perangkat 3 dimensi, menggambar obyek 3 dimensi Siswa memnuhi kemampuan prasyarat pada pembelajaran yang akan dilakukan Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Siswa memperhatikan penyajian materi pengantar sebelum kegiatan. Menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Siswa mengamati gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada Siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada Memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar Siswa menyampaikan alasan dalam menentukan urutan gambar Mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi dan memberi tugas Guru melakukan pengembangkan materi dan menanamkan konsep materi dan memberi tugas Siswa mengikuti pengembangkan materi dan menanamkan konsep materi dan memberi tugas Model Pembelajaran MAM Langkah kerja Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban beserta gambar). b. Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban beserta gambar). b. Siswa memenuhi kemampuan prasyarat pada pembelajaran yang akan dilakukan Membagikan kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Guru membagikan kartu dan meminta siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Setiap siswa mendapat satu kartu dan mulai memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point. Guru menfasilitasi siswa dalam mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), dan memberikan poin pada siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point Pengumpulan kartu dan membagikan ulang, agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya Guru meminta siswa mengumpulkan kartu dan membagikan ulang, agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya siswa mengumpulkan kartu dan membagikan ulang, agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya