2. Apa itu konektivitas antar ruang?
Konektivitas adalah keterkaitan atau hubungan
sedangkan ruang adalah tempat di permukaan
bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian (Sumatmadja, 1981)
3. Ruang
• Ruang tidak hanya sebatas udara yang
bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi
juga dengan lapisan atmosfer terbawah yang
mempengaruhi permukaan bumi.
• Ruang juga mencakup daratan, perairan yang ada
di atas permukaan bumi dan di bawah
permukaan bumi sampai kedalaman tertentu.
• Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan
sampai pada lapisan tertentu yang menjadi
sumber daya bagi kehidupan.
4. Berbagai organisme
atau mahluk hidup juga
merupakan bagian dari
ruang. Ruang digunakan
manusia sebagai tempat
tinggal dan tempat
melakukan interaksi
antara satu dan lainnya.
Mereka saling menyapa,
menegur, berkenalan,
dan saling
mempengaruhi.
5. Manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka selalu
berhubungan dengan manusia lain. Hubungan tersebut
tercemin dari interaksi sosial mendasari aktivitas manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya satu dan lainnya.
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menciptkan
berbagai hal untuk membuat kehidupan mereka menjadi
lebih baik. Setiap ruang di permukaan bumi meliputi
karakteristik atau ciri khas tertentu. Karakteristik inilah
yang kemudian menciptakan keterkaitan antar ruang di
permukaan bumi
6. Contoh: peristiwa banjir
di Jakarta terjadi karena
kerusakan hutan di
daerah Bogor. Air hujan
sebagaian besar masuk ke
sungai, hanya sebagaian
kecil air hujan yang
terserap oleh tanah di
Bogor. Akibatnya, Jakarta
terkena banjir yang airnya
sebagian berasal dari
wilayah Bogor
7. Produk kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti
pakaian, kendaraan, barang-barang elektronik, dan lain-lain.
Penduduk desa tidak menghasilkan produk-produk tersebut
sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh barang-
barang tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak
menghasilkan bahan pangan sehingga mereka
memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya ada aliran
barang dari kota ke desa dan aliran bahan makanan dari desa
ke kota.
8. Lapangan pekerjaan banyak tersedia di kota,
sedangkan di desa hanya terbatas pada sektor
pertanian. Akibatnya, banyak penduduk desa yang
berpergian ke kota untuk bekerja atau mencari
pekerjaan.
Contoh-contoh tersebut menunjukan adanya
keterkaitan peristiwa dari gejala antar-ruang. Suatu
gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi akan terkait dengan gejala
atau peristiwa pada ruang lainnya.
9. Waktu
Selain terikat oleh ruang. Suatu
gejala atau peristiwa juga terikat
oleh waktu. Waktu adalah masa
atau periode yang terjadi pada
kehidupan semua yang ada di atas
permukaan bumi. Dalam sejarah,
konsep waktu sangat penting untuk
mengetahui peristiwa masa lalu
dan perkembangannya hingga saat
ini. Konsep waktu dalam sejarah
mempunyai arti masa atau periode
belangsungnya perjalanan
kehidupan manusia. Waktu dapat
di bagi menjadi tiga, yaitu waktu
lampau, waktu sekarang, dan
waktu yang akan datang
10. Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu di kaitkan
dengan ruang dan waktu , misalnya :
Jika di perhatikan 2 contoh di atas terdiri dari unsur yaitu
tempat (ruang) dan tanggal (waktu)
Tsunami Aceh terjadi pada tanggal 26
Desember 2004
Gunung Semeru Meletus pada tanggal
Desember 2021
11. Keadaan Alam Indonesia
Dataran Rendah
Di dataran rendah aktivitas yang dominan adalah aktivitas pertanian,
di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian menanam padi.
Pulau jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia.
12. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan
permukiman di daerah dataran rendah, yaitu sebagai berikut :
1. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan
pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat
lainnya.
2. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak
penduduk yang bekerja sebagai nelayan
3. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia
luar melalui jalur laut
13. Bukit dan perbukitan
Perbukitan berarti perkumpulan dari
sejumlah bukit pada suatu wilayah
tertentu. Di daerah perbukitan,
aktivitas permukiman tidak seperti di
daerah dataran rendah. Permukiman
tersebar pada daerah-daerah tertntu
atau membentuk kelompok-
kelompok kecil. Penduduk
memanfaatkan lahan datar yang
luasnya terbatas di antara perbukitan.
Pemukiman umumnya dibangun di
kaki atau di lembah perbukitan
karena biasanya di tempat tersebut di
temukan sumber air berupa mata air
atau sungai.
14. Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian, di lakukan dengan
memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng
tertentu. Untuk memudahkan penanaman. Penduduk
menggunakan tehnik sengkedan dengan memotong bagian
lereng tertentu agar menjadi datar. Tehnik ini juga kemudian
juga bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air.
15. Di daerah perbukitan, pada
umumnya aktivitas pertanian
adalah pertanian lahan kering.
Pertanian lahan kering merupakan
pertanian yang di lakukan di
wilayah yang pasokan airnya
terbatas atau hanya mengandalkan
air hujan. Tanaman yang di tanam
umumnya adalah umbi-umbian
atau palawija dan tanaman tahunan
(kayu dan buah-buahan).
Pada bagian lereng yang masi
landai dan lembah perbukitan,
sebagian penduduk juga
memanfaatkan lahannya untuk
tanaman padi
16. Dataran tinggi
Di daerah dataran tinggi, aktivitas pertanian yang berkembang
adalah menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Sejumlah
dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udara yang sejuk
dari pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik
penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi.
17. Gunung dan Pegunungan
Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan
memanfaatkan lahan yang terbatas untuk prtanian. Lahan-lahan
dengan kemiringan yang cukup besar masih di manfaatkan
penduduk. Komoditas yang di kembangkan biasanya adalah
sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfatkan
lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk
di jual. Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas
permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian
tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk pemukiman.
Permukimna di bangun di daerah yang dekat dengan sumber air,
terutama di lereng bawah atau di kaki gunung. Potensi bencana
alam di daerah pegunungan adalah longsor dan letusan gunung
berapi