SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
AIR TANAH 
A. PENDAHULUAN 
Studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-negara 
berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi dalam penelolaan air 
yang sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang air 
tersebut adalah Hidrologi. Secara etimologi, berasal dari dua kata, yaitu hidro = 
air, dan logos = ilmu. Dengan demikian secara umum hidrologi dapat berarti ilmu 
yang mempelajari tentang air. 
Konsep yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek 
hidrologi menjadi lebih jelas. Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa 
hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan 
distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang 
sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya 
dengan kehidupan. 
Gambar 2.1 Obyek Maretial Hidrologi 
Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan 
yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: 
1. asal mula dan proses terjadinya air 
2. pergerakan dan penyebaran air 
3. sifat-sifat air
4. keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan 
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan 
air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut 
perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam 
atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya, 
gerakannya dan lain sebagainya. Secara meteorologis, air merupakan unsur 
pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 
12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di 
atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan 
laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, 
maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira 
sebanyak 2,5 cm. 
Akibat panas yang bersumber pada matahari, maka terjadilah: 
1. Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka (open water) dan 
permukaan tanah. 
2. Transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman. 
Gambar 2.2. Siklus Hidrologi 
Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, 
kemudian beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi 
(presipitasi = yang diendapkan atau dijatuhkan), bisa dalam bentuk salju, hujan
es, hujan, dan embun. Air hujan yang jatuh kadang-kadang tertahan oleh tajuk 
(ujung-ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dan sebagainya. 
Hal ini diberi istilah intersepsi. Besarnya intersepsi pada tanaman, tergantung 
dari jenis tanaman, tingkat pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada 
hujan-hujan pertama. Kemudian sekitar 20% pada hujan-hujan berikutnya. 
Air hujan yang mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan 
tanah), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flor) 
kemudian terkumpul pada saluran. Aliran air ini disebut surface run off. 
Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub 
surface flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah. Air yang 
menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil. 
Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan 
airnya akan berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah 
(ground water flow) akan menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air yang 
mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau, 
sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh 
kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah. 
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi 
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan 
transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci 
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, 
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan 
es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi 
beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh 
yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah 
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara 
yang berbeda:
1. Evaporasi / transpirasi 
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan 
menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada 
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang 
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika 
air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki 
cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian 
terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. 
Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 
80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal 
dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting 
juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses 
semuanya itu disebut Evapotranspirasi. 
Gambar 2.3 Evaporasi 
2. Infiltrasi / perkolasi kedalam tanah 
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan 
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau 
air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah 
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Gambar 2.4 Infiltrasi Air 
3. Air permukaan 
Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; 
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran 
permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya 
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan 
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar 
daerah aliran sungai menuju laut. 
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, 
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir 
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu 
terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten 
Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif 
tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
B. PENGERTIAN AIR TANAH 
Air tanah adalah salah satu sumber air bersih yang tersedia untuk memenuhi 
kebutuhan air yang terus meningkat khususnya didaerah perkotaan dan industri. 
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah 
yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam 
tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan 
yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan 
yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air 
tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. 
Cakupan sebaran air tanah atau akifer yang cukup luas dan sifatnya yang relatif 
lebih sulit terkontaminasi oleh polutan permukaan, membuat sumber air tanah 
menjadi sumber air yang penting dan strategis. Disamping itu, air tanah juga 
berfungsi sebagai media penopang beban permukaan. 
Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan 
tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya 
terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini 
disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah 
permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada 
bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah 
kelembaban tanah. 
C. JENIS AIR TANAH 
Air tanah dapat dibedakan atas air tanah yang tertekan dan yang tidak tertekan. 
Airtanah bebas (water table) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi 
oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini 
disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai 
tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer. Memiliki karakter berfluktuasi 
terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan 
karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat
kecenderungan disebut sebagai air tanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam 
itu sangat relatif). 
Air tanah tertekan adalah airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut 
sebagai air sumur artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang 
menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; 
kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah sehingga 
airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis 
potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama 
dengan permukaan tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka 
tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini 
dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah 
permukaan tanah. 
Tolman (1937) dalam Wiwoho (1999:26) mengemukakan bahwa air tanah 
dangkal pada akifer dengan material yang belum termampatkan di daerah 
beriklim kering menunjukan konsentrasi unsur-unsur kimia yang tinggi terutama 
musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan kapiler air tanah dan 
tingkat evaporasi yang cukup besar. Besar kecilnya material terlarut tergantung 
pada lamanya air kontak dengan batuan. Semakin lama air kontak dengan 
batuan semakin tinggi unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. Disamping itu 
umur batuan juga mempengaruhi tingkat kegaraman air, sebab semakin tua 
umur batuan, maka semakin tinggi pula kadar garam-garam yang terlarut di 
dalamnya.
Todd (1980) dalam Hartono (1999:7) menyatakan tidak semua formasi litologi 
dan kondisi geomorfologi merupakan akifer yang baik. Berdasarkan pengamatan 
lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut: 
a. Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap 
di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul 
alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan karikil. 
b. Lembah yang terkubur (burried valley) atau lembah yang ditinggalkan 
(abandoned valley), tersusun oleh materi lepas-lepas yang berupa pasir halus 
sampai kasar. 
c. Dataran (plain), ialah bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan 
aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer 
yang baik. 
d. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada 
diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak 
massa batuan dari pegunungan di sekitarnya. 
e. Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam retakan-retakan atau 
diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder. 
f. Batuan vulkanik, terutama yang bersifat basal. Sewaktu aliran basal ini 
mengalir , ia mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah yang 
merupakan lubang atau pori-pori dapat terisi air. 
D. MODEL ALIRAN AIR TANAH 
Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau 
sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). 
Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air 
hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara 
gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada 
tanah/batuan.
(Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul) 
Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut 
menemui suatu lapisan  atau struktur batuan yang bersifat kedap air 
(impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk suatu zona jenuh air 
(saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan airtanah 
(discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air 
dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan 
tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang 
disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut 
sebagai daerah aliran (flow zone). 
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer 
yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) 
hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah 
lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. 
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari 
bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti 
hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien 
hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi “volume air
tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding 
terbalik dengan tebal lapisan (Utaya, 1990:35). 
E. ASAL-USUL DAN SIFAT AIR TANAH 
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), 
untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak 
terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian 
tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah 
terutama bagi kaum miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan 
justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah 
itu sendiri serta kaum miskin tersebut. 
Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah 
adalah : 
1. Pembentukan air tanah 
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada 
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air 
hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak 
jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) 
hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. 
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa 
yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi 
dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air 
pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan 
dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 
1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah 
berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang 
terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan
penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang 
berada di permiukaan. 
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi 
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi 
terhadap air permukaan, demikian sebaliknya. 
2. Wadah air tanah 
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan 
melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – 
mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi 
geologi yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut 
akuifer tersebut dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan 
air yang rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang 
sama dapat juga menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer 
tersebut di bawah tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang 
sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan 
air tanah muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. 
Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah di dalamnya 
tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan tekanan udara luar. 
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas 
menyimpan air tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun 
demikaian sebagai hasil dari keragaman geologinya, akuifer sangat 
beragam dalam sifat-sifat hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume 
tandoannya (ketebalan dan sebaran geografinya). Berdasarkan sifat-sifat 
tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat 
besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya. 
Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut (i) 
air tanah dangkal (phreatic), umumnya berasosiasi dengan akuifer tak 
tertekan, yakni yang tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga 
kedalaman – tergantung kesepakatan – 15 sampai 40 m. (ii) air tanah 
dalam, umumnya berasosiasi dengan akuifer tertekan, yakni tersimpan
dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 40 m (apabila kesepakatan air 
tanah dangkal hingga kedalaman 40 m). Air tanah dangkal umumnya 
dimanfaatkan oleh masyarakat (miskin) dengan membuat sumur gali, 
sementara air tanah dalam dimanfaatkan oleh kalangan industri dan 
masyarakat berpunya. 
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas 
kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh 
batasan-batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan 
penyebaran luas, disebut cekungan air tanah. 
3. Pengalihan dan imbuhan air tanah 
Air tanah dapat terbentuk atau mengalir (terutama secara horisontal), dari 
titik /daerah imbuh (recharge), seketika itu juga pada saat hujan turun, 
hingga membutuhkan waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan 
tahun, ratusan tahun, bahkan ribuan tahun,, tinggal di dalam akuifer sebelum 
muncul kembali secara alami di titik/daerah luah (discahrge), tergantung dari 
kedudukan zona jenuh air, topografi, kondisi iklim dan sifat-sifat hidrolika 
akuifer. Oleh sebab itu, kalau dibandingkan dalam kerangka waktu umur 
rata-rata manusia, air tanah sesungguhnya adalah salah satu sumber daya 
alam yang tak terbarukan. 
Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya 
sudah sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, 
dan Medan, muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah 
berada di bawah muka air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi 
perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air tanah dalam memasok air 
tanah dangkal (karena piezometic head lebih tinggi dari phreatic head), saat 
ini justru sebaliknya air tanah dangkal memasok air tanah dalam. 
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui 
jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah 
secara menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. 
(Seperti halnya aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran
melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan terus berkurang). Jika ini 
hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over 
exploitation) , dan penambangan air tanah terjadi. 
4. Mutu air tanah 
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah 
secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis 
tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu 
tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air 
tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll 
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat 
pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat 
melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air 
tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis 
zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan 
penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air 
tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air 
tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah dangkalnya 
di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah 
pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases). 
F. PENELITIAN TENTANG AIR TANAH 
· Penentuan asal-usul air tanah 
· Penentuan hubungan antara air tanah dengan air permukaan 
· Garis muka dan mekanisme intrusi air laut 
· Asal usul salinitas pada air tanah 
· Penentuan arah gerakan air tanah
Penelitian gerakan airtanah Jakarta berdasarkan usia airtanah 
Pendekatan Isotop Alam 
Dalam penelitian air tanah dengan pendekatan isotop alam, perlu dipasang 
beberapa alat penangkap curah hujan pada ketinggian yang berbeda dan 
mencakup daerah yang diteliti. Kemudian sampel air hujan dari alat terpasang 
dianalisis kandungan isotop alamnya khususnya O-18dan H-2. Dari hasil analisis 
ini akan dapat dibuat beberapa grafik linear sebagai grafik karakteristik basin air 
tanah tersebut. Diantara grafik linear yang sangat penting tersebut adalah: 
· Grafik antara H-2 dengan O-18 (local meteoric water line) 
· Grafik antara O-18 dengan elevasi 
· Grafik antara H-2 dengan elevasi 
Dengan bantuan grafik ini, hasil analisis komposisi isotop alam dan kandungan 
unsur kimia dari contoh air tanah yang dikumpulkan dapat mengungkap antara 
lain: daerah resapan air tanah, asal usul air tanah, hubungan antara air tanah 
dengan air permukaan, garis muka dan mekanisme intrusi air laut. Jenis isotop 
alam yang paling penting dan sering digunakan adalah: O-18, H-2, H-3, dan C- 
14.
Pendekatan Isotop Buatan 
Penentuan arah gerakan air tanah adalah salah satu jenis pekerjaan dalam air 
tanah yang dapat dilakukan dengan pendekatan isotop buatan. 
G. PENCEMARAN AIR TANAH 
Pencemaran air tanah dapat disebabkan oleh limbah domestik, limbah industri 
dan libah pertanian. 
1. Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; 
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan 
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa 
limbah padat dan cair. 
a. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat 
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong 
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb. 
b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah 
akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme 
di dalam tanah. 
2. Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; 
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan 
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa 
limbah padat dan cair. 
a. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan 
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses 
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, 
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
b. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses 
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan 
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron 
adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam. 
3. Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan 
tanah/tanaman, misalnya pupuk urea. Pestisida pemberantas hama 
tanaman, misalnya DDT. 
H. DAMPAK PENCEMARAN AIR TANAH 
Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap 
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang 
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. 
Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang 
berasal dari proses pengolahan. Penimbunan limbah padat mengakibatkan 
pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia 
yang menghasilkan gas tertentu. Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka 
waktu lama, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam 
tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya 
kualitas air tanah pada musim kemarau.
Perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) dibangun di atas lahan seluas ± 
83.691 m² di Kawasan Manyaran Kecamatan Gunung Pati Kelurahan Sadeng, 
Semarang. Berdasarkan Peta Geologi Teknik lembar Semarang-Magelang 
wilayah Gunung Pati ini terdiri atas batulempung-napal dengan daya dukung 
sedang. Sedangkan menurut Peta Zona Gerakan Tanah Kota Semarang wilayah 
Gunung Pati merupakan zona gerakan tanah tinggi. Perumahan ini dibangun di 
atas tanah yang labil dan telah beberapa kali mengalami kelongsoran di ruas 
jalan dan lokasi perumahannya sendiri. Dalam kurun waktu 2008-2010 awal 
sudah ada 4 (empat) rumah yang roboh dan 40 (empat puluh) rumah mengalami 
kerusakan cukup parah. Kelongsoran disebabkan kondisi tanah yang labil dan 
tidak ada saluran pembuangan air yang permanen di perumahan. Untuk 
mengatasi hal tersebut perlu dicari jalan keluar dan pemecahan masalah dengan 
berupaya memperoleh metode untuk perencanaan penanganan yang sesuai 
dengan tipe gerakan tanah dan kondisi di lapangan. Hasil analisis menunjukkan 
bahwa Angka keamanan (SF) di Blok K, L, O, P adalah 1.028 yang berarti 
kondisi lereng belum aman. Faktor penyebab utama terjadinya longsoran adalah 
kondisi geologi, selain faktor kemiringan dan kondisi muka air tanah dangkal 
yang menyebabkan lapisan tanah jenuh air. Alternatif penanganan yang 
direncanakan dengan melakukan grouting, menggunakan sheet pile dan 
menggunakan dinding penahan tanah dengan pondasi tiang pancang. Alternatif 
yang pertama dengan melakukan grouting menghasilkan angka keamanan 
2.063 dan total displacement 15.281 cm. Alternatif kedua menggunakan turap
(sheetpile) baja bentuk kotak dengan kedalaman 18 m menghasilkan angka 
keamanan 1.325 dan total displacement 5.358 cm. Alternatif ketiga adalah 
dengan menggunakan konstruksi dinding penahan tanah dengan pondasi tiang 
pancang beton mutu K600 menghasilkan angka keamanan 1.456 dan total 
displacement 5.434 cm. Ketiga alternatif tersebut menghasilkan angka 
keamanan (SF) lebih besar dibanding SF minimal untuk keruntuhan yaitu 1.25 
sehingga lereng dalam keadaan aman. Dari ketiga alternatif di atas ditentukan 
penanganan dengan menggunakan sheet pile adalah yang paling tepat 
digunakan sebagai perkuatan lereng di lokasi studi karena mempunyai kelebihan 
dibandingkan dengan alternatif yang lain, yaitu: memiliki total displacement 
paling kecil, yaitu 5.358 cm dan memiliki nilai safety factor (SF) yang memenuhi 
persyaratan, yaitu 1.325. Kata kunci: kestabilan lereng, penanganan 
kelongsoran, Bukit Manyaran Permai. 
Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 
merupakan salah satu kecamatan yang terus berkembang. Peningkatan jumlah 
penduduk tidak dapat dihindari lagi, sehingga kebutuhan air akan terus 
bertambah. Untuk itu, perlu ada media untuk mengatur dan melindungi airtanah 
baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk 
memberikan informasi mengenai kondisi airtanah baik dari segi kualitas dengan 
Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pencemaran dan dari segi kuantitas 
dengan Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pemompaan. Kemudian 
mengkombinasi kedua peta tersebut menjadi Peta Kerentanan Terhadap
Pencemaran dan Pemompaan Airtanah. Data – data yang dikumpulkan berupa 
data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil berupa data 
kedalaman muka airtanah dan data jenis material pada zona tidak jenuh air. 
Sedangkan data sekunder berupa data sumur bor di Kecamatan Godean dan 
sekitarnya, data klimatologi. Data – data tersebut dievaluasi dengan 
menggunakan metode Simple Vertical Vulnerability (SVV) dan metode Foster 
untuk menghasilkan Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pencemaran dan Peta 
Kerentanan Airtanah Terhadap Pemompaan. Hasil evaluasi kerentanan airtanah 
terhadap pencemaran menunjukkan bahwa di wilayah Godean terdapat 2 zona 
kerentanan airtanah yaitu, kerentanan airtanah tinggi dan kerentanan airtanah 
sangat tinggi. Sedangkan hasil evaluasi untuk kerentanan airtanah terhadap 
pemompaan menunjukkan bahwa di wilayah Godean hanya terdapat 1 (satu) 
zona kerentanan yaitu kerentanan airtanah sedang. Kombinasi dari kedua 
macam kerentanan tersebut menghasilkan Peta Kerentanan Terhadap 
Pencemaran dan Pemompaan Airtanah, dapat digunakan untuk menentukan 
rekomendasi airtanah di Kecamatan Godean. Peta Kerentanan Terhadap 
Pencemaran dan Pemompaan Airtanah di Kecamatan Godean, menghasilkan 2 
zona kerentanan, yaitu kerentanan airtanah cukup tinggi dan kerentanan 
airtanah tinggi. Zat pencemar yang masuk dari permukaan tanah pada daerah 
dengan kerentanan airtanah cukup tinggi membutuhkan waktu beberapa bulan 
sampai 3 tahun, serta mudah mengalami penurunan muka airtanah., serta 
mudah mengalami penurunan muka airtanah. Zat pencemar yang masuk dari
permukaan tanah ke dalam akuifer pada daerah dengan kerentanan tinggi dapat 
mencapai airtanah dalam waktu beberapa hari sampai 1 tahun, serta sangat 
mudah mengalami penurunan muka airtanah. Peta ini dapat digunakan untuk 
melindungi airtanah di Kecamatan Godean baik kualitas maupun kuantitasnya.

More Related Content

What's hot

What's hot (10)

geografi kelas 11- hidrologi
geografi kelas 11- hidrologi geografi kelas 11- hidrologi
geografi kelas 11- hidrologi
 
Dinamika Perubahan Hidrosfer
Dinamika Perubahan HidrosferDinamika Perubahan Hidrosfer
Dinamika Perubahan Hidrosfer
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Pengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus HidrologiPengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus Hidrologi
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
 
Hidrosefer
HidroseferHidrosefer
Hidrosefer
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologi Siklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)
 
hidrosfer Geografi
hidrosfer Geografi hidrosfer Geografi
hidrosfer Geografi
 

Similar to Airtanah (20)

Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Akuifer
AkuiferAkuifer
Akuifer
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
 
siklus hidrologi
siklus hidrologisiklus hidrologi
siklus hidrologi
 
Kitaran hidrologi
Kitaran hidrologiKitaran hidrologi
Kitaran hidrologi
 
Asal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 bAsal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 b
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
Novi
NoviNovi
Novi
 
Hubungan antara atsmosfer
Hubungan antara atsmosferHubungan antara atsmosfer
Hubungan antara atsmosfer
 
Siklus hujan.pptx
Siklus hujan.pptxSiklus hujan.pptx
Siklus hujan.pptx
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
HIDROSFER.pptx
HIDROSFER.pptxHIDROSFER.pptx
HIDROSFER.pptx
 
Hidrosfer darat
Hidrosfer daratHidrosfer darat
Hidrosfer darat
 
Makalah intan
Makalah intanMakalah intan
Makalah intan
 
WaterCycleReview.ppt
WaterCycleReview.pptWaterCycleReview.ppt
WaterCycleReview.ppt
 

More from Awang Deswari

Semester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budayaSemester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budayaAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 

More from Awang Deswari (20)

Semester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budayaSemester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budaya
 
Mapinfo tutorial
Mapinfo tutorialMapinfo tutorial
Mapinfo tutorial
 
Mapinfo tutorial
Mapinfo tutorialMapinfo tutorial
Mapinfo tutorial
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 

Airtanah

  • 1. AIR TANAH A. PENDAHULUAN Studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-negara berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi dalam penelolaan air yang sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang air tersebut adalah Hidrologi. Secara etimologi, berasal dari dua kata, yaitu hidro = air, dan logos = ilmu. Dengan demikian secara umum hidrologi dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang air. Konsep yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek hidrologi menjadi lebih jelas. Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan. Gambar 2.1 Obyek Maretial Hidrologi Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: 1. asal mula dan proses terjadinya air 2. pergerakan dan penyebaran air 3. sifat-sifat air
  • 2. 4. keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya. Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Akibat panas yang bersumber pada matahari, maka terjadilah: 1. Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka (open water) dan permukaan tanah. 2. Transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman. Gambar 2.2. Siklus Hidrologi Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian beberapa sebab awan akan berkondensasi menjadi presipitasi (presipitasi = yang diendapkan atau dijatuhkan), bisa dalam bentuk salju, hujan
  • 3. es, hujan, dan embun. Air hujan yang jatuh kadang-kadang tertahan oleh tajuk (ujung-ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dan sebagainya. Hal ini diberi istilah intersepsi. Besarnya intersepsi pada tanaman, tergantung dari jenis tanaman, tingkat pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada hujan-hujan pertama. Kemudian sekitar 20% pada hujan-hujan berikutnya. Air hujan yang mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan tanah), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flor) kemudian terkumpul pada saluran. Aliran air ini disebut surface run off. Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub surface flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah. Air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil. Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan airnya akan berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah (ground water flow) akan menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau, sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah. Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
  • 4. 1. Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi. Gambar 2.3 Evaporasi 2. Infiltrasi / perkolasi kedalam tanah Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • 5. Gambar 2.4 Infiltrasi Air 3. Air permukaan Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
  • 6. B. PENGERTIAN AIR TANAH Air tanah adalah salah satu sumber air bersih yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat khususnya didaerah perkotaan dan industri. Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Cakupan sebaran air tanah atau akifer yang cukup luas dan sifatnya yang relatif lebih sulit terkontaminasi oleh polutan permukaan, membuat sumber air tanah menjadi sumber air yang penting dan strategis. Disamping itu, air tanah juga berfungsi sebagai media penopang beban permukaan. Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah kelembaban tanah. C. JENIS AIR TANAH Air tanah dapat dibedakan atas air tanah yang tertekan dan yang tidak tertekan. Airtanah bebas (water table) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer. Memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat
  • 7. kecenderungan disebut sebagai air tanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam itu sangat relatif). Air tanah tertekan adalah airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah permukaan tanah. Tolman (1937) dalam Wiwoho (1999:26) mengemukakan bahwa air tanah dangkal pada akifer dengan material yang belum termampatkan di daerah beriklim kering menunjukan konsentrasi unsur-unsur kimia yang tinggi terutama musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan kapiler air tanah dan tingkat evaporasi yang cukup besar. Besar kecilnya material terlarut tergantung pada lamanya air kontak dengan batuan. Semakin lama air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. Disamping itu umur batuan juga mempengaruhi tingkat kegaraman air, sebab semakin tua umur batuan, maka semakin tinggi pula kadar garam-garam yang terlarut di dalamnya.
  • 8. Todd (1980) dalam Hartono (1999:7) menyatakan tidak semua formasi litologi dan kondisi geomorfologi merupakan akifer yang baik. Berdasarkan pengamatan lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut: a. Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan karikil. b. Lembah yang terkubur (burried valley) atau lembah yang ditinggalkan (abandoned valley), tersusun oleh materi lepas-lepas yang berupa pasir halus sampai kasar. c. Dataran (plain), ialah bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer yang baik. d. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan di sekitarnya. e. Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam retakan-retakan atau diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder. f. Batuan vulkanik, terutama yang bersifat basal. Sewaktu aliran basal ini mengalir , ia mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah yang merupakan lubang atau pori-pori dapat terisi air. D. MODEL ALIRAN AIR TANAH Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan.
  • 9. (Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul) Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu lapisan  atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan airtanah (discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone). Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi “volume air
  • 10. tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan (Utaya, 1990:35). E. ASAL-USUL DAN SIFAT AIR TANAH Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah adalah : 1. Pembentukan air tanah Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan
  • 11. penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan. Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya. 2. Wadah air tanah Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan tekanan udara luar. Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya. Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut (i) air tanah dangkal (phreatic), umumnya berasosiasi dengan akuifer tak tertekan, yakni yang tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga kedalaman – tergantung kesepakatan – 15 sampai 40 m. (ii) air tanah dalam, umumnya berasosiasi dengan akuifer tertekan, yakni tersimpan
  • 12. dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 40 m (apabila kesepakatan air tanah dangkal hingga kedalaman 40 m). Air tanah dangkal umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat (miskin) dengan membuat sumur gali, sementara air tanah dalam dimanfaatkan oleh kalangan industri dan masyarakat berpunya. Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut cekungan air tanah. 3. Pengalihan dan imbuhan air tanah Air tanah dapat terbentuk atau mengalir (terutama secara horisontal), dari titik /daerah imbuh (recharge), seketika itu juga pada saat hujan turun, hingga membutuhkan waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan ribuan tahun,, tinggal di dalam akuifer sebelum muncul kembali secara alami di titik/daerah luah (discahrge), tergantung dari kedudukan zona jenuh air, topografi, kondisi iklim dan sifat-sifat hidrolika akuifer. Oleh sebab itu, kalau dibandingkan dalam kerangka waktu umur rata-rata manusia, air tanah sesungguhnya adalah salah satu sumber daya alam yang tak terbarukan. Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan, muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal memasok air tanah dalam. Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran
  • 13. melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan air tanah terjadi. 4. Mutu air tanah Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases). F. PENELITIAN TENTANG AIR TANAH · Penentuan asal-usul air tanah · Penentuan hubungan antara air tanah dengan air permukaan · Garis muka dan mekanisme intrusi air laut · Asal usul salinitas pada air tanah · Penentuan arah gerakan air tanah
  • 14. Penelitian gerakan airtanah Jakarta berdasarkan usia airtanah Pendekatan Isotop Alam Dalam penelitian air tanah dengan pendekatan isotop alam, perlu dipasang beberapa alat penangkap curah hujan pada ketinggian yang berbeda dan mencakup daerah yang diteliti. Kemudian sampel air hujan dari alat terpasang dianalisis kandungan isotop alamnya khususnya O-18dan H-2. Dari hasil analisis ini akan dapat dibuat beberapa grafik linear sebagai grafik karakteristik basin air tanah tersebut. Diantara grafik linear yang sangat penting tersebut adalah: · Grafik antara H-2 dengan O-18 (local meteoric water line) · Grafik antara O-18 dengan elevasi · Grafik antara H-2 dengan elevasi Dengan bantuan grafik ini, hasil analisis komposisi isotop alam dan kandungan unsur kimia dari contoh air tanah yang dikumpulkan dapat mengungkap antara lain: daerah resapan air tanah, asal usul air tanah, hubungan antara air tanah dengan air permukaan, garis muka dan mekanisme intrusi air laut. Jenis isotop alam yang paling penting dan sering digunakan adalah: O-18, H-2, H-3, dan C- 14.
  • 15. Pendekatan Isotop Buatan Penentuan arah gerakan air tanah adalah salah satu jenis pekerjaan dalam air tanah yang dapat dilakukan dengan pendekatan isotop buatan. G. PENCEMARAN AIR TANAH Pencemaran air tanah dapat disebabkan oleh limbah domestik, limbah industri dan libah pertanian. 1. Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. a. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb. b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. 2. Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. a. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
  • 16. b. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam. 3. Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea. Pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT. H. DAMPAK PENCEMARAN AIR TANAH Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu. Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau.
  • 17. Perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) dibangun di atas lahan seluas ± 83.691 m² di Kawasan Manyaran Kecamatan Gunung Pati Kelurahan Sadeng, Semarang. Berdasarkan Peta Geologi Teknik lembar Semarang-Magelang wilayah Gunung Pati ini terdiri atas batulempung-napal dengan daya dukung sedang. Sedangkan menurut Peta Zona Gerakan Tanah Kota Semarang wilayah Gunung Pati merupakan zona gerakan tanah tinggi. Perumahan ini dibangun di atas tanah yang labil dan telah beberapa kali mengalami kelongsoran di ruas jalan dan lokasi perumahannya sendiri. Dalam kurun waktu 2008-2010 awal sudah ada 4 (empat) rumah yang roboh dan 40 (empat puluh) rumah mengalami kerusakan cukup parah. Kelongsoran disebabkan kondisi tanah yang labil dan tidak ada saluran pembuangan air yang permanen di perumahan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari jalan keluar dan pemecahan masalah dengan berupaya memperoleh metode untuk perencanaan penanganan yang sesuai dengan tipe gerakan tanah dan kondisi di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Angka keamanan (SF) di Blok K, L, O, P adalah 1.028 yang berarti kondisi lereng belum aman. Faktor penyebab utama terjadinya longsoran adalah kondisi geologi, selain faktor kemiringan dan kondisi muka air tanah dangkal yang menyebabkan lapisan tanah jenuh air. Alternatif penanganan yang direncanakan dengan melakukan grouting, menggunakan sheet pile dan menggunakan dinding penahan tanah dengan pondasi tiang pancang. Alternatif yang pertama dengan melakukan grouting menghasilkan angka keamanan 2.063 dan total displacement 15.281 cm. Alternatif kedua menggunakan turap
  • 18. (sheetpile) baja bentuk kotak dengan kedalaman 18 m menghasilkan angka keamanan 1.325 dan total displacement 5.358 cm. Alternatif ketiga adalah dengan menggunakan konstruksi dinding penahan tanah dengan pondasi tiang pancang beton mutu K600 menghasilkan angka keamanan 1.456 dan total displacement 5.434 cm. Ketiga alternatif tersebut menghasilkan angka keamanan (SF) lebih besar dibanding SF minimal untuk keruntuhan yaitu 1.25 sehingga lereng dalam keadaan aman. Dari ketiga alternatif di atas ditentukan penanganan dengan menggunakan sheet pile adalah yang paling tepat digunakan sebagai perkuatan lereng di lokasi studi karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alternatif yang lain, yaitu: memiliki total displacement paling kecil, yaitu 5.358 cm dan memiliki nilai safety factor (SF) yang memenuhi persyaratan, yaitu 1.325. Kata kunci: kestabilan lereng, penanganan kelongsoran, Bukit Manyaran Permai. Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kecamatan yang terus berkembang. Peningkatan jumlah penduduk tidak dapat dihindari lagi, sehingga kebutuhan air akan terus bertambah. Untuk itu, perlu ada media untuk mengatur dan melindungi airtanah baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kondisi airtanah baik dari segi kualitas dengan Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pencemaran dan dari segi kuantitas dengan Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pemompaan. Kemudian mengkombinasi kedua peta tersebut menjadi Peta Kerentanan Terhadap
  • 19. Pencemaran dan Pemompaan Airtanah. Data – data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil berupa data kedalaman muka airtanah dan data jenis material pada zona tidak jenuh air. Sedangkan data sekunder berupa data sumur bor di Kecamatan Godean dan sekitarnya, data klimatologi. Data – data tersebut dievaluasi dengan menggunakan metode Simple Vertical Vulnerability (SVV) dan metode Foster untuk menghasilkan Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pencemaran dan Peta Kerentanan Airtanah Terhadap Pemompaan. Hasil evaluasi kerentanan airtanah terhadap pencemaran menunjukkan bahwa di wilayah Godean terdapat 2 zona kerentanan airtanah yaitu, kerentanan airtanah tinggi dan kerentanan airtanah sangat tinggi. Sedangkan hasil evaluasi untuk kerentanan airtanah terhadap pemompaan menunjukkan bahwa di wilayah Godean hanya terdapat 1 (satu) zona kerentanan yaitu kerentanan airtanah sedang. Kombinasi dari kedua macam kerentanan tersebut menghasilkan Peta Kerentanan Terhadap Pencemaran dan Pemompaan Airtanah, dapat digunakan untuk menentukan rekomendasi airtanah di Kecamatan Godean. Peta Kerentanan Terhadap Pencemaran dan Pemompaan Airtanah di Kecamatan Godean, menghasilkan 2 zona kerentanan, yaitu kerentanan airtanah cukup tinggi dan kerentanan airtanah tinggi. Zat pencemar yang masuk dari permukaan tanah pada daerah dengan kerentanan airtanah cukup tinggi membutuhkan waktu beberapa bulan sampai 3 tahun, serta mudah mengalami penurunan muka airtanah., serta mudah mengalami penurunan muka airtanah. Zat pencemar yang masuk dari
  • 20. permukaan tanah ke dalam akuifer pada daerah dengan kerentanan tinggi dapat mencapai airtanah dalam waktu beberapa hari sampai 1 tahun, serta sangat mudah mengalami penurunan muka airtanah. Peta ini dapat digunakan untuk melindungi airtanah di Kecamatan Godean baik kualitas maupun kuantitasnya.