Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang melalui siklus akuntansi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian perusahaan dagang, proses pencatatan transaksi perusahaan dagang dalam siklus akuntansi, dan proses penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang berdasarkan siklus akuntansi.
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Akuntansi Dagang dan Siklus Akuntansi
1. 177
KEGIATAN BELAJAR
Penyusunan Laporan Keuangan
Perusahaan Dagang Melalui Siklus
Akuntansi
4
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Peserta PPG menguasai akuntansi usaha jasa, akuntansi usaha dagang
dan akuntansi keuangan, serta hasil penelitian terkait
Pokok-Pokok Materi
1) Pengertian Perusahaan Dagang dan Proses Pencatatan Transaksi
Perusahaan Dagang dalam Siklus Akuntansi
2) Proses Pengikhtisaran Akun Perusahaan Dagang dalam Siklus
Akuntansi
3) Proses Pelaporan keuangan Perusahaan Dagang atas dasar Siklus
akuntansi
2. 178
A. Pengertian Perusahaan Dagang dan Proses Pencatatan Transaksi
Perusahaan Dagang dalam Siklus Akuntansi
1) Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang merupakan
perusahaan yang aktivitas utamanya
adalah membeli, menyimpan dan menjual
kembali barang-barang dagang tanpa
memberi nilai tambah terhadapnya. Dalam
hal ini nilai tambah adalah seperti
mengolah dan mengubah sifat atau bentuk
barang asli sedemikian rupa sehingga
barang tersebut mempunyai nilai jual
tinggi.
Dalam operasionalnya, perusahaan
dagang menghasilkan pendapatan namun
pendapatan yang dihasilkan asalnya dari
transaksi jual beli barang. Sehingga
kegiatan utama perusahaan dagang
adalah melakukan jual beli barang
dagang yang berupa bahan baku, bahan
setengah jadi ataupun barang jadi.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa ciri khas perusahaan dagang
berbeda dengan perusahaan jasa yang telah bahas pada kegiatan belajar 3.
Perbedaan tersebut terletak pada kegiatan perusahaan dagang yang meliputi
pembelian barang dagangan, menyimpannya sementara dan kemudian menjual
persediaan barang dagangannya kepada pelanggan untuk memperoleh uang kas,
selanjutnya menggunakan uang kas untuk membeli persediaan lagi. Sehingga
PENDALAMAN MATERI
Sumber: :
https://islam.nu.or.id/post/read/84503/hukum-
baiul-uhdah-transaksi-jual-beli-dengan-tempo
Sumber:
http://lazis.ipb.ac.id/2016/08/02/zakat-
barang-dagangan/
Contoh perusahaan dagang
https://bisnis.tempo.co/read/891498/begini-
penjelasan-matahari-soal-penutupan-
hypermart
3. 179
perhitungan laba rugi perusahaan dagang akan berbeda dengan perusahaan jasa.
Perbedaan karakteristik perusahaan dagang dengan perusahaan lainnya
ditunjukkan dalam tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Perbedaan Produk, Asal dan Aktivitas Produk Perusahaan
Karakteristik
Jenis
Produk yang
dijual
Asal Produk Aktivitas Pokok
Perusahaan Jasa Tidak berwujud
(intangible)
disebut Jasa
(service)
Jasa dari
pemilik
Penjualan jasa
Perusahaan
Dagang
Berwujud
(tangible),
disebut Barang
dagangan
(Goods)
Pembelian
dari pihak
lain untuk
dijual
Pembelian Barang
Penyimpanan Barang
Penjualan Barang
Perusahaan
Industri
Berwujud
(tangible),
disebut Barang
dagangan
(Goods)
Pengolahan
bahan baku
menjadi
barang siap
dijual
Pembelian Bahan Baku
Penyiapan Bahan Baku
Pengolahan bahan Baku
menjadi barang siap
dijual
Penyimpanan barang jadi
3) Proses Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang dalam Siklus
Akuntansi
Pada dasarnya, siklus akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda degan
perusahaan jasa, dimana proses yang dilakukan pada periode tertentu tersebut lalu
dimulai dari pencatatan transaksi dan diakhir penyusunan laporan keuangan
perusahaan, serta menyajikan saldo yang ditutup dengan jurnal penutup dan
menyusun jurnal pembalik. Namun perusahaan dagang terdapat transaksi
penjualan dan pembelian barang dagang yang membutuhkan jurnal khusus.
Jenis-jenis jurnal khusus diantaranya jurnal penerimaan kas, jurnal
pengeluaran kas, Jurnal pembelian, dan jurnal penjualan. Disisi lain perusahaan
dagang pada umumnya juga membuat buku besar khusus atau biasa disebut
dengan buku besar pembantu. Buku besar pembantu adalah bagian dari buku
besar umum yang bertujuan untuk merinci lebih lanjut data dalam satu akun.
4. 180
Pencatatan dari beberapa akun tertentu (akun piutang dan akun utang) kemudian
dijadikan dasar informasi dalam menyusun neraca saldo perusahaan dagang.
Selanjutnya bila perusahaan dagang menerapkan metode pencatatan secara
perpetual (fisik), secara otomatis besarnya harga pokok barang yang terjual bisa
ditentukan saat terjadi penjualan sehingga saat membuat jurnal penjualan
sekaligus mencatat harga pokok penjualan. Namun perhitungan HPP tetap
dianggap sebagai komponen dari laporan laba rugi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan.
Gambar 4.1
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Sekali lagi ditekankan, siklus akuntansi perusahaan dagang sama dengan
perusahaan jasa. Perbedaan antara akuntansi perusahaan dagang dan akuntansi
perusahaan jasa hanya terletak pada prosedur transaksi jual beli barang dagangan,
bukan pada siklus akuntansinya. Perbedaan detail antara perusahaan dagang
dengan perusahaan jasa antara lain:
Perbedaan akun-akun yang ada pada laporan keuangan perusahaan dagang
seperti; persediaan barang dagangan, harga pokok penjualan, piutang
5. 181
dagang, utang dagang, retur pembelian/penjualan, potongan
pembelian/penjualan, biaya angkut pembelian/penjualan dsb, yang tidak
ada di perusahaan jasa.
Perbedaan cara melakukan perhitungan laba/rugi perusahaan. Laba (rugi)
pada perusahaan jasa adalah selisih pendapatan jasa dengan biaya. Namun,
pada perusahaan dagang terdapat laba kotor dan laba bersih. Laba kotor
adalah selisih penjualan dengan harga pokok penjualan. Laba bersih
adalah selisih laba kotor dengan biaya perusahaan dagang.
1) Ayat Jurnal Umum
Dalam akuntansi perusahaan dagang, seluruh transaksi keuangan yang
timbul akibat kegiatan perdagangan dapat dicatat pada jurnal umum dan jurnal
khusus. Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi
menjadi empat, yaitu pembelian, pengeluaran kas,penjualan, dan penerimaan kas.
a. Pembelian
Dalam transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang dagangan yaitu
barang yang akan dijual kembali kepada pelanggan. Dalam Transaksi
pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
1) Beban Angkut Pembelian
Akun beban angkut pembelian akan menambah nilai pembelian.
Pencatatan pengeluaran untuk beban angkut bergantung pada syarat
penyerahan barang yang telah disepakati. Adapun syarat penyerahan
barang yang biasa di gunakan, di antaranya adalah FOB shipping point dan
FOB destination point.
a) Free on Board Shipping Point/FOB Shipping Point / Franco Gudang
Penjual.
Berdasarkan syarat ini, pihak pembeli menanggung biaya angkut
pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.
Oleh karena itu, syarat penyerahan ini disebut juga syarat penyerahan
loko gudang penjual. Syarat ini berakibat :
6. 182
Biaya pengangkutan barang menjadi tanggungan pembeli sejak
barang itu diserahkan di gudang penjual
Risiko atas barang (misalnya rusak atau hilang) sejak diserahkan di
gudang penjual menjadi tanggungan pembeli
Transaksi dianggap telah terjadi dan dapat dibukukan sejak barang
diserahkan ke gudang penjual
Ketika barang sudah keluar dari gudang penjual, transaksi jual beli
barang dapat langsung dilakukan pencatatan oleh pihak penjual
maupun pembeli meskipun barang yang dibeli belum sampai ke
gudang pembeli
Apabila terjadi pembelian barang dari penjual dan seandainya
barang terkait masih dalam perjalanan menuju tempat pembeli,
barang dalam perjalanan tersebut adalah barang milik pembeli
meskipun pada saat tutup buku barang tersebut belum diterima
sudah harus dicatat sebagai persediaan.
Biaya pengiriman tidak dicatat dan dijurnal oleh pihak penjual
tetapi harus dicatat dan dijurnal oleh pihak pembeli dan akibatnya
harga beli barang dagang tersebut akan bertambah sebesar biaya
pengiriminnya
b) Free on Board Destination Point/FOB Destination Point/Franco
Gudang Pembeli
Berdasarkan syarat ini, pihak penjual menanggung beban angkut
pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.
Oleh karena itu, syarat penyerahan ini disebut juga syarat penyerahan
loko gudang pembeli. Syarat ini berakibat :
Biaya pengangkutan barang sampai barang diserahkan di gudang
pembeli menjadi tanggungan penjual. Jika barang diasuransikan
selama pengiriman, biaya asuransi juga menjadi tanggungan
penjual
Risiko atas barang selama dalam pengiriman menjadi tanggungan
penjual
7. 183
Transaksi dianggap sah jika barang telah diserahkan oleh penjual
di gudang pembeli
Pembeli tidak dapat mengetahui besarnya biaya angkut pembelian
karena biaya angkut sudah melekat pada harga yang dibeli, jadi
yang dicatat dalam pembukuan pembeli adalah harga beli barang
Apabila terjadi pembelian, dan barang tersebut masih dalam
perjalanan ke tempat pembeli, barang dalam perjalanan tersebut
masih milik penjual. Pada saat akhir tahun buku barang tersebut
belum diterima, maka nilai barang tersebut tidak boleh dimasukkan
sebagai persediaan oleh perusahaan pembeli pada neraca akhir
tahun.
Beban pengiriman menjadi tanggungan pihak penjual dan menjadi
bagian dari beban operasi yang harus dikeluarkannya pada periode
tersebut, dan yang akan mengakibatkan berkurangnya laba usaha
perusahaan penjual pada periode bersangkutan.
2) Potongan Tunai Pembelian
Potongan tunai pembelian akan mengurangi jumlah pembelian.
Perusahaan akan mendapatkan potongan tunai pembelian pada saat
membeli barang dagangan atau barang lainnya secara tunai atau membayar
utang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.
Misalnya, syarat pemba yarannya 3/10, n/60. Angka 3 mengandung makna
bahwa besarnya potongan (dalam persen), 10 menunjukkan lamanya
waktu pembayaran yang mendapatkan potongan sejak tanggal terjadinya
transaksi, dan n/60 menunjukkan jangka waktu pelunasan. Dengan
demikian, syarat 3/10, n/60 bermakna akan mendapat potongan sebesar
3%, jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang
dari 10 hari sejak terjadinya transaksi dan jangka waktu pelunasannya
selama 60 hari.
3) Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (Purchases Return and
Allowances)
8. 184
Retur pembelian dan pengurangan harga adalah pengembalian barang
yang rusak atau tidak sesuai dengan keinginan pembeli kepada penjual
yang dilakukan oleh pembeli. Retur pembelian dan pengurangan harga
akan mengurangi nilai pembelian barang dagangan. Transaksi retur
pembelian dan pengurangan harga terjadi pada saat barang yang dipesan
tidak sesuai dengan pesanan. Jika ada barang yang tidak sesuai dengan
pesanan atau rusak, perusahaan yang membeli dapat mengembalikan
barang tersebut kepada penjual. Selanjutnya, transaksi tersebut dicatat
dalam akun retur pembelian dan pengurangan harga.
b. Penjualan
Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan. Akun
penjualan digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan barang
dagangan. Jumlah yang dicatat dalam akun ini adalah sebesar harga jual,
bukan sebesar harga pokok dari barang yang dijual tersebut. Transaksi
penjualan ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
1) Potongan Tunai Penjualan
Potongan tunai penjualan akan mengurangi jumlah penjualan. Perusahaan
akan memberikan potongan tunai penjualan pada saat menjual barang
dagangan secara tunai dengan syarat-syarat tertentu atau menerima
pelunasan piutang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah
disepakati.
2) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga akan mengurangi nilai penjualan.
Pengiriman barang dagangan tidak selamanya berjalan dengan baik.
Barang dagangan bisa saja mengalami kerusakan dalam perjalanan atau
tidak sesuai dengan yang di pesan sehingga mungkin saja pembeli
mengembalikan barang yang rusak tersebut dan perusahaan harus
menerimanya.
c. Penerimaan Kas
Penerimaan kas adalah semua bagian (items) dari mana perusahaan menerima
aliran kas masuk selama periode keuangan tertentu. Komponen yang paling
9. 185
umum yang termasuk ke dalam penerimaan kas adalah penjualan tunai,
pengumpulan piutang dan penerimaan kas lainnya. Hal ini berarti bahwa
perusahaan akan menerima sejumlah kas pada saat pelanggan membayar
utangnya kepada perusahaan dan menjual barang dagangan atau barang
lainnya secara tunai. Perusahaan juga akan menerima kas dari kegiatan lain di
luar usaha pokok perusahaan. Misalnya, penerimaan kas dari pendapatan
bunga.
d. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya
saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian
tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan
berkurangnya kas. Dengan demikian Jika waktu pembayaran sudah jatuh
tempo, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah kas untuk melunasi utang
tersebut. Selain itu, perusahaan juga akan mengeluarkan sejumlah kas untuk
membeli barang dagangan dan membeli barang atau jasa lain secara tunai.
Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal umum dalam perusahaan
dagang terdapat dua metode yaitu metode fisik/periodik dan metode perpetual.
a. Metode fisik atau periodik (Periodic system)
Dalam Metode fisik atau periodik (Periodic system) pada umumnya
digunakan perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga relative
murah, tetapi sering terjadi. Menurut metode ini, akun Persediaan barang
dagangan tidak boleh didebit untuk mencatat transaksi pembelian barang
dagangan, dan tidak boleh dikredit untuk mencatat transaksi penjualan barang
dagangan. Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan
dicatat dengan mendebit akun Pembelian, sedangkan jika terjadi penjualan
akan dicatat dengan mengkredit akun Penjualan, sehingga pergerakan barang
dagangan sepanjang periode akuntansi tidak dicatat. Pada akhir periode,
perusahaan harus menghitung per sediaan yang masih tersisa secara fisik
untuk menentukan jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa.
b. Metode perpetual atau terus-menerus (Perpetual System)
10. 186
Dalam Metode fisik atau periodik (Periodic system) pada umumnya digunakan
perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga relatif mahal, dan
tidak sering terjadi. Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan
akan dicatat dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga
beli (harga perolehan), sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan
mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya,
sehingga pergerakan barang dagangan (merchandise inventory) selalu dicatat,
baik yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual.
Bagi perusahaan dagang, penghitungan dan penyusunan harga pokok
merupakan hal yang penting. Untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam
perusahaan dagang bisa menggunakan tahapan penghitungan sebagai berikut :
a. Menghitung Penjualan Bersih
Penjualan bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)
b. Menghitung Pembelian Bersih
Pembelian bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur
Pembelian + Potongan Pembelian)
c. Menghitung Persediaan Barang
Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pemebelian Bersih
d. Menghitung Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persedian Akhir
Berikut adalah format penghitungan Harga Pokok Penjualan :
Harga Pokok Penjualan
Perusahaan Dagang Fadhlan
Per 31 Juli 2018
Persediaan Barang dagangan (awal) Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Beban Angkut Pembelian Rp xxx +
Total Pembelian Rp xxx
Retur Pembelian dan Peng. Harga Rp xxx
Potongan Pembelian Rp xxx +
Total Potongan Pembelian Rp xxx -
Total Pembelian Bersih Rp xxx +
Barang yang tersedia untuk dijual Rp xxx
Persediaan Barang dagangan (akhir) Rp xxx -
Harga pokok Penjualan Rp xxx
11. 187
Perhatikan perbedaan pencatatan dalam jurnal umum untuk kedua metode
tersebut, berikut ini :
No SistemPerpetual Debit Kredit Debit Kredit
1 Pembelian Persediaanbarangdagangan xxx Pembelian xxx
Utangdagang/kas xxx Utangdagang/Kas xxx
2 Returpembeliandan Utangdagang/kas xxx Utangdagang/kas xxx
penguranganharga Returpembeliandanpenguranganharga xxx Returpembeliandanpenguranganharga xxx
3 Bebanangkutpembelian Persediaanbarangdagangan xxx Bebanangkutpembelian xxx
Utangdagang/kas xxx Utangdagang/kas xxx
4 Pembayaranutangdagang Utangdagang xxx Utangdagang xxx
denganpotonganpenjualan Kas xxx Kas xxx
Potonganpembelian xxx Potonganpembelian xxx
5 Penjualan Penjualan xxx Piutangdagang/kas xxx
Hargapokokpenjualan xxx Penjualan xxx
Persediaanbarangdagangan xxx
6 Returpenjualandan Returpenjualandanpenguranganharga xxx Returpenjualandanpenguranganharga xxx
penguranganharga Piutangdagamg/kas xxx Piutangdagang/kas xxx
Persediaanbarangdagangan xxx
Hargapokokpenjualan xxx
7 Penjualan Kas xxx Kas xxx
Potonganpenjualan xxx Potonganpenjualan xxx
Piutangdagang xxx Piutangdagang/kas xxx
Transaksi SistemPeriodik
2) Transaksi yang dicatat dalam Jurnal Khusus
Transaksi perusahaan dagang secara garis besar terdiri atas transaksi
pembelian, penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi transaksi
tersebut terjadi secara rutin atau berulang-ulang selama satu periode akuntansi.
Oleh karena itu, pencatatan transaksi perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal
khusus. Untuk transaksi yang jarang terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum.
Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan secara khusus untuk mencatat
transaksi yang terjadi berulang-ulang dan sejenis, dimana setiap jenis transaksi
dikelompokkan berdasarkan jenis transaksinya, sehingga pencatatan lebih mudah.
Oleh karena itu tujuan penggunaan jurnal khusus, di antaranya untuk
12. 188
mempermudah proses pencatatan transaksi dan mengurangi biaya yang harus
dikeluarkan untuk mencatat transaksi tersebut.
Adapun manfaat Jurnal khusus ini adalah (i) mempermudah pembagian
pekerjaan (spesialis), (ii) mempermudah posting ke akun buku besar, (iii)
memungkinkan pengendalian intern yang lebih baik dan (iv) memudahkan dalam
pemeriksanaan kembali secara berkala. Sesuai dengan transaksi yang terjadi
dalam perusahaan dagang, secara sistematis jurnal khusus dibagi menjadi lima,
yaitu jurnal pembelian, jurnal penerimaan khas, jurnal penjualan, jurnal
pengeluaran khas, dan jurnal umum (jurnal memorial).
a) Jurnal Pembelian (Purchase Journal)
Jurnal pembelian adalah jurnal yang secara khusus yang digunakan untuk
mencatat semua transaksi pembelian barang dagangan atau aktiva lainnya yang
sering dilakukan secara kredit. Misalnya transaksi adalah pembelian barang
dagangan dan juga bukan barangan dagangan seperti pembelian perlengkapan,
pembelian peralatan, inventaris, dan sebagainya yang dilakukan secara kredit.
Adapun bentuk dari jurnal khusus pembelian ini, yaitu sebagai berikut:
b) Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Transaksi penjualan barang dagangan, terutama penjualan barang dagangan
secara kredit sangat sering dilakukan oleh perusahaan dagang. Atas dasar hal
tersebut diperlukan pencatatan secara khusus atas transaksi tersebut dalam
jurnal penjualan. Dengan demikian Jurnal penjualan adalah buku jurnal yang
secara khusus digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan barang
dagangan secara kredit.
Adapun bentuk dari jurnal khusus pembelian ini, yaitu sebagai berikut:
13. 189
atau yang lebih sederhana adalah :
c) Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Jurnal)
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang secara khusus berfungsi untuk
mencatat transaksi keuangan yang terjadi dan dapat menambah saldo kas
perusahaan, contohnya seperti transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan
piutang, transaksi pendapatan lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi,
dan transaksi pengembalian barang yang telah dibeli akibat tidak sesuai
(mengalami kerusakan) secara tunai (retur pembelian).
Adapun bentuk dari jurnal Penerimaan Kas ini, yaitu sebagai berikut:
14. 190
d) Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
semua pengeluaran kas. Misalnya membayar utang, membayar gaji, membayar
pembelian barang dagangan secara tunai dan lain-lain. Transaksi yang dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas antara lain sebagai berikut.
Pembelian secara tunai.
Pembayaran atau pelunasan utang dagang.
Pembayaran beban-beban.
Retur penjualan secara tunai/
Pengambilan utang tunai untuk pribadi.
Adapun bentuk dari jurnal Pengelauaran kas ini, yaitu sebagai berikut:
e) Jurnal Umum
Jurnal Umum adalah suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi yang tidak bisa dicatat ke dalam jurnal khusus yang telah
dijelaskan di atas (jurnal pembelian, penerimaan kas, penjualan,pengeluaran kas).
Adapun bentuk jurnal umumnya sama dengan jurnal yang sudah digunakan dalam
pembahasan di kegiatan belajar sebelumnya.
Contoh soal :
Perusahan Dagang Fadhlan Karya Pada 31 Desember 2017, memiliki Neraca
saldo (trial balance), sebagai berikut :
Kas Rp 11.664.000,00
Piutang dagang Rp 22.488.000,00
Persediaan barang dagangan Rp 49.560.000,00
Asuransi dibayar di muka Rp 1.500.000,00
Perlengkapan toko Rp 1.020.000,00
15. 191
Peralatan toko Rp 21.720.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 5.040.000,00
Utang usaha Rp 15.400.000,00
Modal Tn Fadhlan Rp 71.708.000,00
Prive Tn Fadhlan Rp 10.000.000,00
Penjualan Rp 292.640.000,00
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Rp 5.440.000,00
Potongan penjualan Rp 2.080.000,00
Pembelian Rp 199.016.000,00
Beban gaji bagian penjualan Rp 29.760.000,00
Beban iklan Rp 7.200.000,00
Beban penjualan rupa-rupa Rp 1.120.000,00
Beban gaji bagian kantor Rp 11.760.000,00
Beban sewa Rp 9.800.000,00
Beban administrasi rupa-rupa Rp 660.000,00
Selama Desember 2007 dilakukan transaksi berikut.
1 Desember Dibayar sewa untuk Desember Rp 960.000,00
1 Desember Diterima wesel tagih Rp 3.000.000,00 dari Perusahaan Satria
untuk pembayaran utang usahanya
2 Desember Dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Surya
dengan syarat 2/10, n/30, sebesar Rp 10.000.000,00.
3 Desember Dibayar beban transportasi untuk pembelian tanggal2
Desember Rp 300.000,00.
5 Desember Dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Anton
Rp 2.800.000,00 dengan syarat 2/10, n/30.
7 Desember Diterima uang sebesar Rp 6.760.000,00 dari Perusahaan Ridha
untuk pembayaran utang usaha
10 Desember Dijual barang secara tunai Rp 7.320.000,00
12 Desember Dibayar barang dagangan yang dibeli tanggal 2 Desember.
13 Desember Diterima kembali barang dagangan yang dijual pada 5
Desember sebesar Rp 600.000,00.
14 Desember Dibayar beban iklan untuk setengah bulan terakhir Desember
Rp 1.000.000,00
15 Desember Diterima kas dari penjualan pada 5 Desember
19 Desember Dibeli barang dagangan sebesar Rp 3.460.000,00 secara tunai.
19 Desember Dibayar Rp 10.380.000,00 kepada Perusahaan Santi untuk
melunasi utang usaha.
16. 192
20 Desember Dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Jati,
sebesar Rp 6.400.000,00 dan syarat pembayaran 1/10, n/30.
21 Desember Dibayar beban pengiriman untuk penjualan 20 Desember
sebesar Rp 240.000,00.
21 Desember Diterima kas sebesar Rp 12.400.000,00 dari Perusahaan Kekal
untuk pembayaran utang usaha.
21 Desember Dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Mawar
dengan syarat-syarat 1/10, n/30 sebesar Rp 5.000.000,00
24 Desember Ddikembalikan sebuah barang dagangan sebesar Rp
1.000.000,00 dari pembelian ba rang tanggal 21 Desember
25 Desember Dikembalikan uang tunai atas penjualan tunai sebesar Rp
300.000,00.
27 Desember Dibayar gaji bagian penjualan Rp 1.080.000,00 dan gaji bagian
kantor Rp 360.000,00
29 Desember Dibeli perlengkapan toko secara tunai sebesar
Rp 140.000,00.
30 Desember Dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Genta
dengan syarat 2/10, n/30 Rp 17.395.000,00.
30 Desember diterima kas penjualan tanggal 20 Desember
30 Desember dibayar pembelian 21 Desember
Kredit
Perkiraan Ref Jumlah
Des 2 Perusahaan Surya 10.000.000,00 10.000.000,00
21 Perusahaan Mawar 6.000.000,00 6.000.000,00
16.000.000,00 16.000.000,00
Kredit
Perkiraan Ref Jumlah
Des 5 Perusahaan Anton 3.400.000,00 3.400.000,00
20 Perusahaan Jati 6.400.000,00 6.400.000,00
30 Perusahaan Genta 17.395.000,00 17.395.000,00
27.195.000,00 27.195.000,00
Piutang Dagang
Serba Serbi
Penjualan
2017
Jumlah
Utang Dagang
2017
Jumlah
Jurnal Penjualan Halaman : 1
Tanggal No. Faktur Keterangan Ref
Debit
Dlm 000 Rp Jurnal Pembelian Halaman : 1
Tanggal No. Faktur Keterangan Ref
Debit
Pembelian
Serba Serbi
17. 193
Dlm Rp
Perkiraan Ref Jumlah
Des 1 Perusahaan Satria 3.000.000,00 3.000.000,00
7 Perusahaan Ridha 6.760.000,00 6.760.000,00
10 Penjualan Tunai 7.320.000,00 7.320.000,00
15 Perusahaan Anton 2.744.000,00 56.000,00 2.800.000,00
21 Perusahaan Kekal 12.400.000,00 12.400.000,00
30 Perusahaan Jati 6.336.000,00 64.000,00 6.400.000,00
38.560.000,00 7.320.000,00 31.360.000,00
Dlm Rp
Perkiraan Ref Jumlah
Des 1 Pembayaran Sewa Beban Sewa 960.000,00 960.000,00 -
3 Pembayaran Beban Angkut Beban Angkut Pemb 300.000,00 300.000,00
12 Perusahaan Surya 10.000.000,00 9.800.000,00 200.000,00
14 Pembayaran Iklan Beban Iklan 1.000.000,00 1.000.000,00
19 Pelunasan Utang 3.460.000,00 3.460.000,00
19 Perusahaan Santi 10.380.000,00 10.380.000,00
21 Pemb. Beban Angkut Penj Beban Angkut Penj 240.000,00 240.000,00 -
27 Pembayaran Gaji Beban Gaji Bag.Penj 1.080.000,00 1.080.000,00
Pembayaran Gaji Beban Gaji Bag. Kantor 360.000,00 360.000,00 -
29 Pembelian Perlengkapan Perlengkapan Toko 140.000,00 140.000,00 -
30 Perusahaan Mawar 5.000.000,00 4.950.000,00 50.000,00
3.460.000,00 25.380.000,00 32.670.000,00 250.000,00
Ref
Debit Kredit
Kas
Potongan
Penjualan
Serba Serbi
Penjualan Piutang Dagang
2017
Jumlah
Jurnal Penerimaan Kas Halaman :
Tanggal No. Bukti Keterangan
Jurnal Penerimaan Kas Halaman :
Tanggal No. Bukti Keterangan Ref
Debit
2017
Jumlah
Kredit
Utang Dagang Pembelian
Serba Serbi
Kas
Potongan
Pembelian
18. 194
(Dlm Rp-) Halaman : 1
Keterangan Ref Debit Kredit
Des 13 Retur penjualan dan Pengurangan Harga 600.000,00
Piutang Dagang 600.000,00
24 Utang dagang 1.000.000,00
Retur pembelian dan Pengurangan Harga 1.000.000,00
25 Retur penjualan dan Pengurangan Harga 300.000,00
Kas 300.000,00
Jumlah 1.900.000,00 1.900.000,00
Jurnal Umum
Tanggal
2017
3) Pengelompokkan transaksi melalui buku besar
Dalam perusahaan dagang pengelompokkan transaksi melalui buku besar
dilakukan melalui dua macam buku besar, yaitu buku besar utama (ledger) dan
buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar (general ledger) adalah
kumpulan rekening-rekening yang digunakan menyortasi dan meringkas
informasi yang telah dicatat dalam jurnal, sedangkan buku besar pembantu
(subsidiary ledger ) adalah suatu kelompok rekening yang merupakan rincian
rekening tertentu yang ada dalam buku besar, tempat mencatat informasi lain yang
diperlukan disamping buku besar utama. Secara singkat, buku besar pembantu
merupakan pencatatan secara rinci nama-nama pelanggan beserta jumlahnya dari
perkiraan buku besar umum.
Adapun macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara
lain sebagai berikut:
a. Buku pembantu piutang dagang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang
perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur.
b. Buku pembantu utang dagang, adalah buku tempat mencatat rincian utang
perusahaan menurut nama kreditur.
c. Buku pembantu persediaan barang dagangan, adalah buku tempat mencatat
secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit,
maupun harga pokok secara keseluruhan.
19. 195
Hubungan antara Buku Besar Umum dan Buku Besar Pembantu,
diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 4.2 Hubungan Buku Besar dan Buku Pembantu
Perlu diperhatikan bahwa Antara buku besar umum dan buku besar pembantu
pada setiap bulan harus dicocokkan apakah keduanya menunjukkan saldo yang
sama. Saldo akun buku besar harus sama dengan saldo akun pembantunya. Jika
ada perbedaan harus segera ditentukan saldo mana yang benar di antara keduanya.
Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan
jurnal umum, Selanjutnya, jurnal tersebut dipindah bukukan ke dalam buku besar.
Selain buku besar, dalam proses akuntansi perusahaan dagang digunakan juga
buku besar pembantu (subsidiary ledger). Berikut adalah buku besar dan buku
pembantu dari contoh sebelumnya.
Bukti
Transaksi
Buku
Jurnal
Buku Besar :
1. Piutang Dagang
2. Utang Dagang
Buku
Jurnal
Buku
Jurnal
Buku Pembantu Piutang
Dagang
Buku Pembantu Utang
Dagang
Buku Pembantu
Persediaan Barang
Dagangan
20. 196
NamaAkun:Kas No:112
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 11.664.000,0 11.664.000,0
31 JurnalPenerimaanKas JPn_1 38.560.000,00 50.224.000,00
31 JurnalUmum JU_1 300.000,00 49.924.000,00
31 JurnalPengeluaranKas JPk_1 - 32.670.000,00 17.254.000,00
NamaAkun:UtangDagang No:221
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 22.488.000,00 - 22.488.000,00 -
31 JurnalPenjualan JPj_1 27.195.000,00 - 49.683.000,00
31 JurnalPenerimaanKas JPn_1 - 600.000,00 49.083.000,00
31 JurnalUmum JU_1 - 31.360.000,00 17.723.000,00
NamaAkun:PersediaanBarangDagangan No:113
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 49.560.000,00 49.560.000,00 -
NamaAkun:AsuransiDibayarDimuka No:114
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 1.500.000,00 1.500.000,00 -
NamaAkun:PerlengkapanToko No:115
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 1.020.000,00 1.020.000,00 -
31 JurnalPengeluaranKas 140.000,00 1.160.000,00 -
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
21. 197
NamaAkun:PeralatanToko No:121
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 21.720.000,00 21.720.000,00 -
NamaAkun:AkumulayiPenyusutanPeralatanToko No:122
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 5.040.000,00 5.040.000,00
NamaAkun:HutangDagang No:211
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 15.400.000,00 15.400.000,00
31 JurnalPembelian JPm_1 - 16.000.000,00 - 31.400.000,00
31 JurnalPengeluaranKas JPk_1 25.380.000,00 - 25.380.000,00 6.020.000,00
31 JurnalUmum JU_1 1.000.000,00 - 1.000.000,00 5.020.000,00
NamaAkun:ModalFadhlan No:311
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 71.708.000,00 71.708.000,00
NamaAkun:PriveFadhlan No:312
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 10.000.000,00 10.000.000,00
NamaAkun:Penjualan No:411
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 292.640.000,00 292.640.000,00
31 JurnalPenjualan JPj_1 - 27.195.000,00 - 319.835.000,00
31 JurnalPenerimaanKas JPn_1 - 7.320.000,00 - 327.155.000,00
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
22. 198
NamaAkun:Penjualan No:411
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 292.640.000,00 292.640.000,00
31 JurnalPenjualan JPj_1 - 27.195.000,00 - 319.835.000,00
31 JurnalPenerimaanKas JPn_1 - 7.320.000,00 - 327.155.000,00
NamaAkun:ReturPenjualan danPenguranganHarga No:411
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 5.440.000,00 - 5.440.000,00 -
31 JurnalPenjualan JPj_1 600.000,00 - 6.040.000,00
31 JurnalPenjualan JPj_1 300.000,00 - 6.340.000,00
NamaAkun:PotonganPenjualan No:411
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 2.080.000,00 - 2.080.000,00 -
31 JurnalPenerimaanKas JPn_1 120.000,00 - 2.200.000,00
NamaAkun:Pembelian No:511
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 199.016.000,00 199.016.000,00 -
JurnalPembelian JPm_1 16.000.000,00 215.016.000,00 -
JurnalPengeluaranKas JPk_1 3.460.000,00 218.476.000,00 -
NamaAkun:Retur PembeliandanPenguranganHarga No:512
Debit Kredit
2017
Desember 31 JurnalUmum JU_1 1.000.000,00 1.000.000,00
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
23. 199
NamaAkun:Retur PembeliandanPenguranganHarga No:512
Debit Kredit
2017
Desember 31 JurnalUmum JU_1 1.000.000,00 1.000.000,00
NamaAkun:PotonganPembelian No:513
Debit Kredit
2017
Desember 31 JurnalPenerimaanKas JU_1 250.000,00 250.000,00
NamaAkun:BebanangkutPembelian No:611
Debit Kredit
2017
Desember 31 JurnalPenerimaanKas JU_1 300.000,00 - 300.000,00 -
NamaAkun:BebanangkutPenjualan No:612
Debit Kredit
2017
Desember 31 JurnalPengeluaranKas JPk_1 240.000,00 - 240.000,00 -
NamaAkun:BebanGajiBagianPenjualan No:613
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 29.760.000,00 - 29.760.000,00 -
31 JurnalPenerimaanKas JPn_1 1.080.000,00 - 30.840.000,00 -
NamaAkun:BebanIklan No:614
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 7.200.000,00 - 7.200.000,00 -
31 JurnalPengeluaranKas JPk_1 1.000.000,00 - 8.200.000,00 -
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
24. 200
NamaAkun:BebanPenjulanRupa-rupa No:615
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 1.120.000,00 - 1.120.000,00 -
NamaAkun:BebanGajiBagianKantor No:616
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 11.760.000,00 - 11.760.000,00 -
31 JurnalPengeluaranKas JPk_1 360.000,00 - 12.120.000,00 -
NamaAkun:BebanSewa No:617
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 9.800.000,00 - 9.800.000,00 -
31 JurnalPengeluaranKas JPk_1 960.000,00 - 10.760.000,00 -
NamaAkun:BebanAdm.Ruparupa No:618
Debit Kredit
2017
Desember 31 Saldo 660.000,00 - 660.000,00 -
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
TANGGAL KETERANGAN Ref Debit Kredit
Saldo
B. Proses Pengikhtisaran Akun Perusahaan Dagang dalam Siklus Akuntansi
Seperti halnya perusahaan jasa, perusahaan dagang juga membuat neraca
saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan saldo-saldo dari buku besar yang
merupakan hasil pemindahan dari jurnal ke buku besar. Dengan demikian
langkah-langkah pembuatan neraca saldo baik perusahaan dagang ataupun
perusahaan jasa pada dasarnya tidak jauh berbeda. Sumber penyusunan neraca
saldo perusahaan dagang juga berasal dari informasi di buku besar.
Untuk contoh neraca saldo dari soal sebelumya adalah sebagai berikut :
25. 201
4) Ayat jurnal penyesuaian
Sama halnya seperti pada perusahaan jasa, pada akhir periode perusahaan
dagangpun harus membuat jurnal penyesuaian, karena ada beberapa hal yang pada
akhir periode belum dicatat. Oleh karena itu dengan dibuatnya jurnal penyesuaian
laporan keuangan akan menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Jurnal penyesuaian perusahaan dagang digunakan untuk mencatat
transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, digunakan juga untuk
26. 202
mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi memerlukan koreksi agar nilainya
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pencatatan jurnal penyesuaian dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu deferal atau penangguhan pengakuan
pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun dan akrual atau pengakuan atas
pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.
Sama seperti dalam perusahaan jasa seperti yang telah dibahas pada
kegiatan belajar 3 terdapat tujuh macam jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut.
1) Penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, artinya penurunan nilai
perlengkapan dikarenakan adanya pemakaian, sehingga harus disesuaikan
dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode.
2) Penyesuaian untuk beban yang masih harus dibayar atau utang beban, artinya
beban yang sudah saatnya untuk dibayar tetapi belum dilakukan pembayaran
atau belum dilunasi.
3) Penyesuaian untuk pendapatan yang masih harus diterima atau piutang
pendapatan, artinya pendapatan yang seharusnya sudah diterima, tetapi belum
diterima pelunasannya.
4) Penyesuaian untuk beban dibayar di muka atau persekot biaya, artinya beban
yang sudah dibayar tetapi sebenarnya beban tersebut untuk beban di masa
yang akan datang.
5) Penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan,
artinya pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya pendapatan
tersebut untuk pendapatan di masa yang akan datang.
6) Penyesuaian untuk kerugian piutang tak tertagih, artinya taksiran kerugian
yang timbul karena sebagian dari jumlah piutang tidak dapat ditagih.
7) Penyesuaian untuk penyusutan aktiva tetap, artinya pembebanan akan
pemakaian aktiva tetap, sehingga susut nilai dan disesuaikan dengan harga
pada setiap akhir periode.
Berbeda dengan perusahaan dagang, selain menyusun jurnal penyesuaian
seperti yang telah disebutkan di atas, masih terdapat jurnal penyesuaian untuk
akun persediaan barang dagangan, yaitu persediaan barang dagangan yang belum
27. 203
laku dijual dan masih terdapat di gudang, untuk dapat dijual pada periode
mendatang.
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo Saldo-saldo
yang terdapat dalam neraca sisa yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian
antara lain sebagai berikut :
No Jenis Penyesuaian Ayat Jurnal Peneyesuaian Debit Kredit
1 Pemakaian Perlengkapan Beban Perlengkapan Rp xxxx
Perlengkapan Rp xxxx
Piutang xxxxx Rp xxxx
Pendapatan xxxxx Rp xxxx
Beban xxxxx Rp xxxx
Utang xxxxx Rp xxxx
xxxxx Diterima Dimuka Rp xxxx
Pendapatan Rp xxxx
Pendapatan xxxxx Rp xxxx
xxxxx Diterima Dimuka Rp xxxx
5 Beban dibayar dimuka
Beban xxxxx Rp xxxx
xxxxx Dibayar Dimuka Rp xxxx
Saat Pembayaran dicatat sebagai Beban xxxxx Dibayar Dimuka Rp xxxx
Beban xxxxxx Rp xxxx
6 Beban Kerugian Piutang Rp xxxx
Cadagang Kerugian Piutang Rp xxxx
7 Penyusutan Aktiva Tetap Beban Penyusutan xxxxx Rp xxxx
Akum. Penyusutan xxxxx Rp xxxx
Tambahan Ayat Penyesuaian di Perusahaan Dagang
8 Persediaan Barang Dagangan
Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R Ikhtisar L/R Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan (Awal) Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan (Akhir) Rp xxxx
Ikhtisar L/R Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan (Awal) Rp xxxx
Pembelian Rp xxxx
Beban Angkut Pembelian Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan (Akhir) Rp xxxx
Retur Pembelian dan Peng. Harga Rp xxxx
Potongan Pembelian Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx
Saat penerimaan dicatat sebagai beban
Saat Pembayaran dicatat sebagai harta
Kerugian Piutang/Oiutang yang tidak tertagih
Metode/Pendekatan Harga Pokok Penjualan
2 Piutang pendapatan/ Pendapatan yang masih
harus diterima
3 Utang Beban / Beban yang masih harus
dibayar
4 Utang Pendapatan / Pendapatan diterima
dimuka :
Saat penerimaan dicatat sebagai Utang
28. 204
Untuk memahami proses penyusunan ayat jurnal penyesuaian perusahaan
dagang, atas dasar contoh soal sebelumnya, dimisalkan bahwa data penyesuaian
pada 31 Desember perusahaan dagang Fadhlan Karya, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapatan bunga dari wesel tagih yang belum diterima sebesar Rp 40.000,00.
b. Persediaan akhir barang dagangan sebesar Rp 37.927.000,00.
c. Asuransi yang terpakai sebesar Rp 500.000,00.
d. Perlengkapan toko yang tersisa sebesar Rp 420.000,00.
e. Penyusutan peralatan toko sebesar Rp 3.544.000,00.
f. Gaji yang belum dibayar, yaitu gaji bagian penjualan sebesar Rp 160.000,00
dan gaji bagian kantor Rp 56.000,00.
Berdasarkan data tersebut, dibuat jurnal khusus dan buku besar seperti
berikut ini :
Keterangan Debit Kredit
Des 31 Piutang Bunga 40.000,00
Pendapatan Bunga 40.000,00
Ikhtisar L/R 49.560.000,00
Persediaan Barang Dagangan (Awal) 49.560.000,00
Persediaan Barang Dagangan (Akhir) 37.927.000,00
Ikhtisar L/R 37.927.000,00
31 Beban Asuransi 500.000,00
Asuransi dibayar dimuka 500.000,00
31 Beban Perlengkapan Toko 740.000,00
Perlengkapan Toko 740.000,00
31 Beban Penyusutan Peralatan Toko 3.544.000,00
Akum. Penyusutan Peralatan Toko 3.544.000,00
31 Beban Gaji Bagian Penjualan 500.000,00
Beban Gaji Bagian Kantor 400.000,00
Utang Gaji 900.000,00
93.211.000,00 93.211.000,00Jumlah
Perusahaan Dagang Fadhlan Karya
Ayat Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2017
Tanggal
2017
31
29. 205
5) Neraca Lajur
Setelah perusahaan dagang menyiapkan jurnal penyesuaian, langkah
berikutnya dalam siklus akuntansi sama seperti pada perusahaan jasa. Proses
akuntansi berikutnya adalah menyiapkan neraca lajur atau kertas kerja. Neraca
Lajur atau worksheet adalah lembar kerja laporan keuangan setelah proses jurnal
penyesuaian. Bentuk neraca lajur bisa 10 (sepuluh) kolom bisa juga 12 (dua belas)
kolom. Proses penyusunan neraca lajurpun sama seperti pada perusahaan jasa.
31. 207
C. Proses Pelaporan Keuangan Perusahaan Dagang dalam Siklus Akuntansi
Berdasarkan siklus akuntansi yang digambarkan dalam gambar 4.1 di atas,
ditunjukkan bahwa tahap pelaporan dari akuntansi perusahaan dagang dapat
dilakukan dengan melakukan proses (i) penyusunan Laporan Keuangan, (ii)
Melakukan ayat jurnal Penutup dan ayat jurnal pembalik.
1) Penyusunan Laporan Keuangan
Setelah kertas kerja atau neraca lajur disusun, maka langkah berikutnya dalam
siklus akuntansi perusahaan dagang adalah penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang
merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan
dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal
serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi
dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan
keputusan. Pada dasarnya laporan keuangan perusahaan dagang sama seperti
perusahaan lain. Namun yang membedakan adalah elemen-elemen atau jenis akun
yang termasuk di dalam laporan keuangan tersebut.
a) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang mencerminkan aktivitas operasi
perusahaan. Laporan ini menyajikan rincian informasi tentang penghasilan,
beban, laba atau rugi perusahaan pada periode tertentu. Terdapat dua
komponen utama dalam laporan laba rugi, yaitu penjualan dan beban.
Sedangkan komponen lainnya adalah harga pokok penjualan. Berikut adalah
contoh laporan laba rugi perusahaan dagang atas dasar contoh sebelumnya.
33. 209
b) Laporan Perubahan Modal
Sama halnya dengan perusahan jasa, laporan perubahan modal merupakan
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang perubahan modal pada
perusahaan akibat dari berbagai kegiatan pokok operasi perusahaan pada suatu
periode akuntansi tertentu. Laporan ini disusun setelah menyusun neraca lajur
atau kertas kerja dan laporan laba rugi, karena sumber data laporan ini terkait
dengan laba bersih atau rugi bersih yang berasal dari laporan laba rugi.
Laporan perubahan modal dibutuhkan untuk menerangkan kondisi modal yang
sebenarnya dan juga mengetahui dana yang dihasilkan sepanjang satu periode
akuntansi. Berikut adalah contoh laporan laba rugi perusahaan dagang atas
dasar contoh sebelumnya.
c) Neraca (Balance Sheet)
Sama halnya dengan perusahan jasa, didalam Perusahaan Dagang, Neraca
adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir
periode, mengenai besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Data-data
dalam menyusun laporan necara pada perusahaan dagang bersumber dari
kolom neraca pada kertas kerja dan modal akhir dalam laporan perubahan
modal. Berikut adalah contoh laporan laba rugi perusahaan dagang atas dasar
contoh sebelumnya.
34. 210
d) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas untuk perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan
jasa, dimana dalam laporan arus kas perusahaan dagang juga merupakan
laporan yang memperlihatkan jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan
tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan
perusahaan, seperti beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan
pengambilan prive. Berikut adalah contoh laporan arus kas atas dasar contoh
sebelumnya.
35. 211
6) Ayat jurnal penutup
Pada Kegiatan Belajar 3, terkait dengan Perusahaan jasa, telah dibahas
Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Jasa mulai dari dari pencatatan, posting jurnal
ke buku besar, membuat neraca saldo, neraca lajur, jurnal penyesuaian, dan
laporan keuangan. Begitupan dengan Perusahaan dagang, siklus akuntansinya
sama. Setelah disusun laporan keuangan, baik laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, neraca dan laporan arus kas, selanjutnya adalah melakukan
tahap tahap penutup an siklus akuntansi perusahaan dagang dengan membuat
jurnal penutup.
Ayat jurnal penutup (closing journal entry) adalah ayat jurnal yang
digunakan untuk menghilang kan saldo akun sementara agar dapat digunakan
untuk transaksi akuntansi periode berikutnya. Akun pendapatan dan beban
merupakan akun sementara. Oleh karena itu, pada akhir periode nilai kedua akun
tersebut harus dijadikan nol. Pengambilan pribadi (prive) juga merupakan akun
sementara yang harus ditutup pada akhir periode.
Jika jurnal penyesuaian menggunakan basis akun Ikhtisar laba/rugi maka
pencatatan jurnal penutup di perusahaan dagang pada dasarnya sama dengan di
perusahaan jasa. Jurnal penutup meliputi akun-akun pendapatan, akun-akun biaya,
akun Ikhtisar Laba/Rugi, dan akun pribadi. Jika jurnal penyesuaian menggunakan
36. 212
basis akun Harga Pokok Penjualan maka diperlukan satu tambahan pencatatan
jurnal penutup, yaitu penutupan akun Harga Pokok Penjualan ke akun Ikhtisar
Laba/Rugi. Penutupan akun Ikhtisar Laba Rugi dilakukan setelah akun-akun
nominal dan akun Harga Pokok Penjualan ditutup terlebih dahulu
Dalam akuntansi perusahan dagang, jurnal penutup untuk akun sementara,
dilakukan sebagai berikut:
37. 213
Contoh Ayah jurnal Penutup untuk kasus soal sebelumnya adalah sebagai
berikut :
7) Ayat jurnal pembalik
Ayat jurnal pembalik (reversing journal entry), yaitu ayat jurnal untuk
membalikkan ayat jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada akhir periode dan
mempunyai pengaruh penting terhadap transaksi rutin yang akan terjadi pada
periode berikutnya. Ayat jurnal pembalik ini dibuat pada awal periode berikutnya.
Untuk ayat jurnal pembalik ini baik perusahaan dagang ataupun perusahaan jasa,
38. 214
pencatatannya sama dilakukan pada empat hal yang memerlukan jurnal pembalik,
yaitu sebagai berikut:
a) Beban yang Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka) yang Dicatat
sebagai Beban
b) Pendapatan yang Belum Direalisasikan (Pendapatan Diterima di Muka) yang
Dicatat sebagai Pendapatan
c) Beban yang Belum Dibayar
d) Pendapatan yang Belum Diterima
Adapun jurnal pembalik untuk kasus Perusahaan Fadhlan Karya dalam
contoh pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
D. Forum Diskusi
Aduh! Masih Banyak Pelaku UMKM Buta Laporan Keuangan
Nurul Arifin, Jurnalis · Selasa 23 Mei 2017 20:02 WIB
SURABAYA - Kendala pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah
sulitnya akses perkreditan. Pasalnya, ribuan UMKM di Indonesia banyak
diangggap tidak bankable karena pelaku UMKM sendiri masih buta terhadap
laporan keuangan. Bahkan, adapula pelaku UMKM yang laporan keuangannya
bercampur dengan keuangan pribadi.
Menurut Pimpinan Sentra Kredit Kecil BNK Surabaya Hasan Supriadi, pelaku
yang paham dan memiliki laporan keuangan sangat sedikit bahkan tidak sampai
10%. Rata-rata laporan keuangan ini digunakan untuk mengajukan kredit dan
petugas bank yang membantu untuk membuat neraca perdagangan.
"Petugas akan menanyakan berapa penjualannya, berapa pengeluarannya, uang
cash-nya berapa, tagihannya berapa, stoknya berapa dan berapa asetnya. Setelah
39. 215
itu petugas akan membantu membuatkan neraca dan laporan laba rugi," kata
Hasan dalam sebuah diskusi dengan tema program kapasitas dan pengembanga
UMKM, Selasa (23/5/2017).
Hasan menjelaskan, laporan keuangan ini sangat penting karena menjadi bukti
apakah usaha tersebut sehat atau tidak. Sehingga, pihak bank dapat menilai dari
laporan tersebut. Selain itu, dari laporan keuangan itu, pihak bank dapat
memperkirakan berapa kredit yang akan diberikan kepada pelaku UMKM itu.
"Laporan keuangan ini penting bagi pihak bank. Dengan itu, dapat diketahui
apakah usaha itu sehat atau tidak," jelasnya.
Sementara kredit usaha kecil yang bisa diberikan kepada pelaku UMKM
maksimal mencapai Rp500 juta. Jika lebih, maka skema yang akan diberlakukan
adalah kredit komersial. Di BNI Surabaya wilayah Surabaya Utara, Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang teralisasi hingga Mei diperkirakan mencapai Rp45 miliar
hingga Rp 50 miliar. Sampai akhir 2017, diprediksi mencapai Rp100 miliar.
Sementara itu koordinator acara, Paring Waluyo, mengatakan bahwa dalam
diskusi ini juga dilakukan pelatihan kepada sejumlah pelaku UMKM. Kata
Paring, pelatihan ini sangat tepat untuk memajukan UMKM mengingat laporan
keuangan adalah satu faktor penting untuk mengetahui kinerja mereka. Dari
laporan keuangan dan neraca perdagangan itu akan terlihat apakah usaha
mereka mengalami kemajuan atau kerugian.
"Dari sisi internal, mereka punya raport tentang usahanya, apakah membaik
ataukah tidak. Untuk kepentingan keluar, seperti lembaga keuangan atau
perbankan itu memudahkan untuk mengidentifikasi apakah layak atau tidak
mendapatkan kredit, selain juga harus meenuhi persyaratan administrasi lainnya
seperti NPWP. Tetapi dengan melihat portofolio arus kas, mereka bisa melihat
apakah sehat ataukah tidak," pungkasnya.
Sumber : https://economy.okezone.com/read/2017/05/23/320/1698304/aduh-
masih-banyak-pelaku-umkm-buta-laporan-keuangan
Berdasarkan artikel tersebut di atas, silahkan Saudara diskusikan secara
jelas dan tegas terkait dengan hal-hal berikut :
1. Permasalahan bukti-bukti transaksi yang terkait dengan kegiatan perdagangan
UMKM serta jenis-jenis transaksi yang akan terjadi di dalam kegiatan
perdagangan UMKM
2. Permasalahan proses pencatatan Transaksi yang terkait dengan kegiatan Usaha
Dagang di UMKM
3. Permasalahan proses pengikhtisaran akun yang terkait dengan kegiatan usaha
dagang di UMKM
4. Permasalahan proses penyusunan laporan keuangan usaha dagang di UMKM
40. 216
5. Bagaimana pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan para UMKM?
6. Solusi apa yang dapat ditawarkan untuk menyesalaikan ke lima permasalahan
di atas, sehingga UMKM mampu melakukan penyusunan laporan keuangan
dengan baik dan benar.