1. SAJIAN PRESENTASI TUTOR DALAM BENTUK POWERPOINT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
MATA KULIAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD
PERTEMUAN KE-1 / /3/4/5/6/7/8*
2
2. Tinjauan dan Konsep Dasar: Melafalkan dan
Menulis Lambang Bahasa yang Benar
Inisiasi Tutor Ke-2
Mata Kuliah: Bahasa dan Sastra Indonesia di SD
Program Studi Pendidikan Dasar
Fakultas FKIP
Penulis: Sri Astuti
email: sriastuti170515@gmail.com
penelaah:
emai:
3. Modul 2: Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar
• Kegiatan belajar:
1. Fonologi bahasa Indonesia;
2. Lambang tulis dari bunyi bahasa;
3. Morfologi bahasa Indonesia.
4. Tujuan kegiatan belajar
• Belajar 1
1. Menjelaskaan fonem bahasa Indonesia;
2. Menggunakan kaidah fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa.
Belajar 2
1. Menjelakan konsep aksara;
2. Menjelakan konsep ejaan;
3. Membedakan bunyi bahasa dan unsur bahasa;
4. Menggunakan lambang tulis yang benar.
Tujuan belajar 3
1. Menjelakan kosep morfem;
2. Memjelakan bentuk kata dalam bahasa Indonesia;
3. Menjelakan makna gramatikal morfem;
4. Menggunkan kaidah morfologi bahasa Indonesia dalam berbahasa.
5. Kegiatan belajar 1: Fonologi Bahasa Indonesia
• A. Fonem
Satuan terkecil dari bahasa adalah bunyi. Bunyi yang dimaksud adalah bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia saat mengucapkan ujaran. Bunyi yang
diucapkan saat mengucapkan ujaran disebut bunyi bahasa.
Fonem adalah bunyi bahasa sebagai satuan bunyi terkecil yang membedakan
makna.
Contoh:
Kasta-kista-kusta
Batak-batuk-batik-batok
Jari-hari- tari-dari-mari-sari
6. B. Fonem dalam Bahasa Indonesia
• Fonem adalah satuan terkecil dari bahasa yang membedakan makna.
Proses pembentukan bunyi melibatkan 3 factor, yaitu sumber tenaga,
alat ucap, dan rongga pengubah getaran (pita siara)
7.
8. Alat ucap
• Peran alat ucap dalam menghasilakn bunyi ujaran
1. Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara
2. Artikulator, yaitu alat ucap yang berperan waktu menghasilkan
bunyi ujaran, ujung lidah, tengah lidah, daun lidah, pangkal lidah,
bibir bawah dan lain-lain
3. Titik artikulasi, yaitu alat ucapa yang menjadi tujuan sentuhan
articulator, gigi, gusi, langit-langit keras, langit-langit lunak
4. Pita suara: alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis
yang pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.
10. 2. Vokal dan Konsonan
• Berdaerkan ada tidaknya hambatan udara yang mengalir dari paru-
paru, fonem dibedakan atas vocal dan konsonan. Bunyi vocal
dihasilakn apabila tidak ada arus udara tidak mendapat hambatan
baik di rongga mulut maupun rongga hidung.
• Bunyi konsonan dihasilan apabila arus udara mengalami hambatan di
rongga mulut maupun rongga hidung.
13. Diftong
• Diftong adalah vocal yang waktu diucapkan posisi lidah yang satu
dengan yang lain saling berbeda. Perbedaan itu menyangkut tinggi
rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strikturnya (jarak
lidah dengan langit-langit)
• Contoh diftong
• Diftong naik-menutup-maju: [aI], [oI]: pandai, nilai, sepoi, amboi
• Diftong naik-menutup-mundur [aU]: saudara, lampau, pulau
14. Konsonan
1. Bergetar tiaknya pita sauar: konsan bersuara dan konsonan tidak
bersuara
2. Daerah artikulasi: bilabial, labiodental, apoko-alpeolar, palatal,
glottal.
3. Cara artikulasi: hambat, frikatif, nasal, gatar atau lateral
16. C. Latihan Pelafalan Vokal
• Perhatikan kalimat berikut!
1. Setelah apel [apel], kami makan buah apel [apəl]
2. Kota serang [seraŋ] pernah diserang [səraŋ] wabah malaria
Fonem e [ə]
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pegang buku ini erat-erat
Kejarlah cita-citamu
Berat benar emas ini
Enam anak enggan belajar
17. • Fonem e
Lihatlah lima ekor bebek
Ini majalah Tempo edisi baru
Enak sekali es doger ini
Arman membersikan empang
18. Diftong
Diftong aU
Ia nerantau pergi ke luar negeri
Kampung ini banjir kalau musim hujan
Diftong aI
Mari kita santai
Jangan lalai belajar
Diftong Oi
Angin sepoi-sepoi bertiup
Amboi! Indah sekali pemandangan di sini!
23. Latihan pelafalan konsonan
• Pada pembelajaran pelafalan sebagai siswa sukar melafalkan
konsonan tertentu, seperti konsonan frikatif /f/, /s/, /sy/,/x/,/h/
Benar Salah
Hafal Hapal
Positif Positip
Fakultas Pakultas
Variasi Pariasi
Kreatif Kreatip
Kompleks Komplek
Antraks Antrak
Ekspor Espor
Hangat Anget
Hati-hati Ati-ati
Hati ati
24. Mereka menghafalkan nama latin tumbuh-tumbuhan
Penduduk Desa Babakan positif terserang malaria
Ibu mengajar di Fakultas Kedokteran
Model dan warna baju adik bervariasi
Marjuki sangat kreatif
Malalah yang dihadapinya sangat kompleks
Penyakit antraks menyerang sapi peliharaan
Hati-hati berjalan di jalan raya
Hati ayam mengandung zat besi
Indonesia mengekspor rotan ke luar negeri
25. Kapal itu sarat dengan muatan
Mereka memenuhi syarat naik kelas
Kami pemilih sah perusahaan ini
Syah Iran pernah berkuasa di negeri Iran
Masa kejayaan Majapahit menjadi legenda
Kerumunan massa menarik perhatian Iwan
Masyarakat wajib memelihara kebersihan
26. • Hal yang perlu diperhatikan dalam pelafalan adalah tekanan jata atau
ritme (keras lembutnya), tempo (panjang pendeknya suara), tinggi
rendahnya nada atau intonasi alunan nada ucapan)
• Letak tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada suku kata sebelum
yang terakhi. Contoh:
• Lebar
• Melebar
• Melebarkan
• Lebar-lebar
27. • Dalam kalimat biasanya hanya kata-kaya yang diangap penting yang
diberi tekanan. Contoh:
• Kami akan datang ke rumahnya hari ini
• Kami akan datang ke rumahnya hari ini
• Kami akan datang ke rumahnya hari ini
28. Intonasi mempengaruhi makna kalimat
• Perhatikan bentuk kalimat berita (.) kalimat tanya (?) dan kalimat
perintah (!) berikut
Kodir keluar.
Kodir keluar?
Kodir keluar!
29. • Nada randah (1)
• Nada sedang (2)
• Nada tinggi (3)
• Nada tinggi sekali (4)
Contoh:
Buang
2 3 1
Di buang
2 3 1
Ke mana?
2 3 3
Lari
2 1
Lari!
2 4
30. • Dalam pelafalan rangakain kata dalam kalimat terdapat perhentian
atau kesenuapan (jeda). Batas kalimat ditandai dengan jeda # pada
awal dan akhir kalimat. Jeda yang menandai batas kata, frasa atau
klausa ditandai dengan /
• Contoh:
#tempat rekreasi/ramai dikunjungi masyarakat/ apabila masa libur/
telah tiba.#
31. Kegiatan Belajar 2: Lambang Tulis Bunyi
Bahasa
A. Sejarah Aksara
Akasa merupakan lambang ujaran.
32. 1. Aksara dalam Unsur Bahasa
Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata
atau morfem, disebut grafem. Dalam aksara romawi setiap grafem
menggambarkan satu fonem.
33. 2. Pembelajaran Aksara bagi Siswa Sekolah
Dasar
Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah
siswa menguasai aspek berbicara. Pembelajaran
menulis permulaan biasanya disertai dengan menulis
permulaan. Mengenal tulisan memelukan gerak
motoric halus yang terlatih. Siswa akan mudah
mengenal tulisan apabila pada usia dini anak terlatih
menggambar atau mencoret-coret.
34. 3. Ejaan
Perkembangan bahasa Indonesia dapat terjadi pada setiap
masa. Penyeragaman ejaan latin dalam bahasa Melayu baru
dilakukan setelah terjadi beberapa perubahan. Tahun 1901
pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan,
yaitu ejaan van Ophuysen. Penyederhanaan ejaan terjadi
pada tahun 1947. ejaan tersebut dinamakan ejaan Soewandi
atau ejaan Republik.
Sistem ejaan yang disempurnakan adalah system yang
memenuhi prinsip kecermatan, kehematan, keluwesan, dan
kepraktisan.
35. Kegiatan Belajar 3: Morfologi Bahasa
Indonesia
A. Kata Dasar
Adalah morfem dasar, contoh: malam, ini, tidak. Kata dasar
bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata,
yaitu:
V : vocal
Vk : vocal Konsonan
Kv : konsonan vocal
Kvk : konsonan-vocal-konsonan
36. B. Kata Berimbuhan
Morfem bebas:
adalah morfem yang bisa berdiri sendiri dari segi makna, yang tidak
harus dihubungkan dengan morfem lainnya.
morfem terikat:
adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dari segi makna
38. Kata ulang
• Kata ulang murni
• Kata ulang berubah bunyi
• Kata ulang sebagian
• Kata ulang berimbuhan
39. Kata majemuk (ciri-ciri)
• Merupakan gabungan kata
• Gabungan kata terdiri atas kata dasar
• Gabungan katamembentuk sebuah arti baru
40. Modul 3:
Menggunakan Tata Bahasa yang Benar
• TIU: dapat membuat kalimat dan wacana dengan baik.
• TUK:
• Dapat menjelaskan pengertian sintaksis
• Dapat menjelaskan satuan-satuan sintaksis
• Jenis-jenis kalimat
• Proses pembentukan kalimat
• Pengertian wacana
• Ragam wacana
• Alat pembentuk wacana
• Membuat wacana dengan memperhatikan kaidah bahasa
41. KB 1: Sintaksis Bahasa Indonesia
• Pengertian:
sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang membahas tentang kaidah
penggabungan kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang
disebut frasa, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem
suprasegmental (intonasi) sesuai dengan struktur semantik yang
diinginkan pembicara sebagai dasarnya
42. Struktur sintaksis
• Fungsi, Kategori, dan Peran
a. Fungsi
1) Subjek dan Predikat
2) Objek dan Pelengkap
3) Keterangan
43. Kategori
• Dalam ilmu bahasa, kata yang memiliki bentuk dan perilaku yang
sama atau mirip dimasukkan ke dalam suatu kelompok. Di sisi lain,
kata yang memiliki bentuk dan perilaku yang sama atau mirip dengan
sesamanya, tetapi berbeda dengan kelompok yang pertama,
dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata
dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis
sering pula disebut kategori atau kelas kata. Empat kategori sintaksis
utama adalah (a) verba atau kata kerja, (b) nomina atau kata benda,
(c) adjektiva atau kata sifat, dan (d) adverbial atau kata keterangan.
46. Kegiatan Belajar 2:
Wacana Bahasa Indonesia
• Pengertian
bahan bacaan, percakapan atau tuturan
• Satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam komunikasi.
Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat,
frasa, kata, dan bunyi. Rangkaian bunyi membentuk kata, rangkaian
kata membentuk frasa, rangkaian frase membentuk klausa, rangkaian
klausa membentuk kalimat, rangkaian kalimat membentuk wacana.
Semuanya itu bisa lisan, bisa tulis.
48. Bedasarkan tujuan berkomunikasi
• Argumentasi
• Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti.
Karangan ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai
kebenaran informasi yang disajikan secara logis, ktitis, dan sesuai
fakta. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca.
49. Eksposisi
• Karangan eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk
memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan,
dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan desakan agar
pembaca mengikutinya. Sasarannya adalah untuk memberikan
informasi kepada pembaca tanpa mempengaruhi pikiran pembaca.
Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas
apa yang disampaikan
50. Persuasi
• Karangan ini ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat
sesuatu sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Contoh persuasi : iklan, selebaran atau kampanye.
51. Deskripsi (Pemerian)
• Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan dari pengamatan, pengalaman,
dan perasaan penulisnya. Karangan ini sasarannya adalah pembaca,
agar terciptanya daya khayal atau imajinasi sehingga seolah-olah
pembaca melihat, mengalami, dan merasakan objek yang dibicarakan.
52. Narasi (penceritaan atau pengisahan)
• Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu peristiwa. Narasi juga karangan yang memaparkan peristiwa
kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Sasarannya adalah memberikan
gambaran kepada pembaca langkah, atau rangkaian terjadinya suatu
hal. Contoh karangan narasi adalah karya prosa atau drama, biografi
atau autobiografi, laporan peristiwa, resep atau cara membuat dan
melakukan sesuatu hal
53. Alat-alat pembentuk wacana
• Merupakan unsur-unsur yang membangun atau membentuk wacana.
Alat pembentuk wacana disebut elemen-elemen wacana.
54. Analisis wacana
• Merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang
digunakan secara alamiah, baik bentuk maupun tulisan.
• Analisis wacana berkembang sejak awal tahun 1970-an.
• Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji penggunaan
bahasa yang nyata dalam tindak komunikasi.
• Analisis wacana mengkaji hubungan bahasa dengan konteks
penggunaannya.
• Untuk memahami sebuah wacana perlu diperhatikan semua unsur
yang terlibat dalam penggunaan bahasa. Unsur yang terlibat dalam
penggunaan bahasa disebut konteks dan koteks
55. • Wacana merujuk pada kompleksitas aspek yang terbentuk oleh
interaksi aspek kebahasaan sebagaimana yang terwujud dalam teks
dan aspek luar bahasa
• Fairclaugh mendefinisikan (1) wacana sebagai penggunaan bahasa
sebagai praktik sosial, (2) jenis bahasa yang digunakan dalam suatu
bidang khusus, seperti wacana politik
• Dalam perkembangan selanjutnya wacana memiliki acuan yang lebih
yang digunakan dalam ilmu sosial yang mengacu pada perbincangan
publik, seperti pada media massa cetak maupun elektronik.
56. • Konteks mencakup segala hal yang ada di lingkungan penggunaan
bahasa yang mengacu pada pengetahuan tentang dunia. Koteks
merupakan teks yang mendahului atau yang mengikuti sebuah teks.
• Data dalam analisis wacana berupa teks, baik lisan maupun tulis. Teks
mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran.
Kalimat mengacu pada bahasa tulis, sedangkan ujaran bahasa lisan