SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
SAJIAN PRESENTASI TUTOR DALAM BENTUK POWERPOINT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
MATA KULIAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD
PERTEMUAN KE-1 / /3/4/5/6/7/8*
2
Tinjauan dan Konsep Dasar: Melafalkan dan
Menulis Lambang Bahasa yang Benar
Inisiasi Tutor Ke-2
Mata Kuliah: Bahasa dan Sastra Indonesia di SD
Program Studi Pendidikan Dasar
Fakultas FKIP
Penulis: Sri Astuti
email: sriastuti170515@gmail.com
penelaah:
emai:
Modul 2: Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar
• Kegiatan belajar:
1. Fonologi bahasa Indonesia;
2. Lambang tulis dari bunyi bahasa;
3. Morfologi bahasa Indonesia.
Tujuan kegiatan belajar
• Belajar 1
1. Menjelaskaan fonem bahasa Indonesia;
2. Menggunakan kaidah fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa.
Belajar 2
1. Menjelakan konsep aksara;
2. Menjelakan konsep ejaan;
3. Membedakan bunyi bahasa dan unsur bahasa;
4. Menggunakan lambang tulis yang benar.
Tujuan belajar 3
1. Menjelakan kosep morfem;
2. Memjelakan bentuk kata dalam bahasa Indonesia;
3. Menjelakan makna gramatikal morfem;
4. Menggunkan kaidah morfologi bahasa Indonesia dalam berbahasa.
Kegiatan belajar 1: Fonologi Bahasa Indonesia
• A. Fonem
Satuan terkecil dari bahasa adalah bunyi. Bunyi yang dimaksud adalah bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia saat mengucapkan ujaran. Bunyi yang
diucapkan saat mengucapkan ujaran disebut bunyi bahasa.
Fonem adalah bunyi bahasa sebagai satuan bunyi terkecil yang membedakan
makna.
Contoh:
Kasta-kista-kusta
Batak-batuk-batik-batok
Jari-hari- tari-dari-mari-sari
B. Fonem dalam Bahasa Indonesia
• Fonem adalah satuan terkecil dari bahasa yang membedakan makna.
Proses pembentukan bunyi melibatkan 3 factor, yaitu sumber tenaga,
alat ucap, dan rongga pengubah getaran (pita siara)
Alat ucap
• Peran alat ucap dalam menghasilakn bunyi ujaran
1. Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara
2. Artikulator, yaitu alat ucap yang berperan waktu menghasilkan
bunyi ujaran, ujung lidah, tengah lidah, daun lidah, pangkal lidah,
bibir bawah dan lain-lain
3. Titik artikulasi, yaitu alat ucapa yang menjadi tujuan sentuhan
articulator, gigi, gusi, langit-langit keras, langit-langit lunak
4. Pita suara: alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis
yang pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.
Alat ucap
2. Vokal dan Konsonan
• Berdaerkan ada tidaknya hambatan udara yang mengalir dari paru-
paru, fonem dibedakan atas vocal dan konsonan. Bunyi vocal
dihasilakn apabila tidak ada arus udara tidak mendapat hambatan
baik di rongga mulut maupun rongga hidung.
• Bunyi konsonan dihasilan apabila arus udara mengalami hambatan di
rongga mulut maupun rongga hidung.
Vokal
1. Posisi bibir, Vokal bulat: /0/, /u/, /a/ Vokal tidak bulat: /i/, /e/.
2. Tinggi rendahnya lidah, Vokal tinggi: /i/, /u/ Vokal madia: /e/, /o/
Vokal rendah: /a/
3. Grakan lidah bagian, vocal depan: /i/ dan /e/, /a/, vocal pusat: /e/
vocal belakang: /u/, /o/.
Tabel vokal
Posisi Depan Pusat Belakang
Atas i u
Tengah e ə o
Bawah a
Diftong
• Diftong adalah vocal yang waktu diucapkan posisi lidah yang satu
dengan yang lain saling berbeda. Perbedaan itu menyangkut tinggi
rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strikturnya (jarak
lidah dengan langit-langit)
• Contoh diftong
• Diftong naik-menutup-maju: [aI], [oI]: pandai, nilai, sepoi, amboi
• Diftong naik-menutup-mundur [aU]: saudara, lampau, pulau
Konsonan
1. Bergetar tiaknya pita sauar: konsan bersuara dan konsonan tidak
bersuara
2. Daerah artikulasi: bilabial, labiodental, apoko-alpeolar, palatal,
glottal.
3. Cara artikulasi: hambat, frikatif, nasal, gatar atau lateral
Daerah
artikulasi
Cara
artikulasi
Bilabial Labiodental Dental/alve
olar
Palatal Velar glottal
hambat TB p t k
B b d g
afrikatif TB c
B j
frikatif TB f S s x h
B v z
Nasal B m n ny ng
Getar B r
Laterar B w l y
C. Latihan Pelafalan Vokal
• Perhatikan kalimat berikut!
1. Setelah apel [apel], kami makan buah apel [apəl]
2. Kota serang [seraŋ] pernah diserang [səraŋ] wabah malaria
Fonem e [ə]
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pegang buku ini erat-erat
Kejarlah cita-citamu
Berat benar emas ini
Enam anak enggan belajar
• Fonem e
Lihatlah lima ekor bebek
Ini majalah Tempo edisi baru
Enak sekali es doger ini
Arman membersikan empang
Diftong
Diftong aU
Ia nerantau pergi ke luar negeri
Kampung ini banjir kalau musim hujan
Diftong aI
Mari kita santai
Jangan lalai belajar
Diftong Oi
Angin sepoi-sepoi bertiup
Amboi! Indah sekali pemandangan di sini!
• Deret vocal:
• Mau
• Soal
• Doa
• Saat
• dll
• Deret vocal yang membentuk semi vocal
Kue
Buih
Tiap
tiup
Konsonan
a. Gusus konsonan
Pribumi, prasangka
Kritik, kreasi,
Tradisi, sutra
Drama, drakula
Kompleks
Teks
b. Bunyi nasal
• Nyanyi
• Angsa
Latihan pelafalan konsonan
• Pada pembelajaran pelafalan sebagai siswa sukar melafalkan
konsonan tertentu, seperti konsonan frikatif /f/, /s/, /sy/,/x/,/h/
Benar Salah
Hafal Hapal
Positif Positip
Fakultas Pakultas
Variasi Pariasi
Kreatif Kreatip
Kompleks Komplek
Antraks Antrak
Ekspor Espor
Hangat Anget
Hati-hati Ati-ati
Hati ati
Mereka menghafalkan nama latin tumbuh-tumbuhan
Penduduk Desa Babakan positif terserang malaria
Ibu mengajar di Fakultas Kedokteran
Model dan warna baju adik bervariasi
Marjuki sangat kreatif
Malalah yang dihadapinya sangat kompleks
Penyakit antraks menyerang sapi peliharaan
Hati-hati berjalan di jalan raya
Hati ayam mengandung zat besi
Indonesia mengekspor rotan ke luar negeri
Kapal itu sarat dengan muatan
Mereka memenuhi syarat naik kelas
Kami pemilih sah perusahaan ini
Syah Iran pernah berkuasa di negeri Iran
Masa kejayaan Majapahit menjadi legenda
Kerumunan massa menarik perhatian Iwan
Masyarakat wajib memelihara kebersihan
• Hal yang perlu diperhatikan dalam pelafalan adalah tekanan jata atau
ritme (keras lembutnya), tempo (panjang pendeknya suara), tinggi
rendahnya nada atau intonasi alunan nada ucapan)
• Letak tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada suku kata sebelum
yang terakhi. Contoh:
• Lebar
• Melebar
• Melebarkan
• Lebar-lebar
• Dalam kalimat biasanya hanya kata-kaya yang diangap penting yang
diberi tekanan. Contoh:
• Kami akan datang ke rumahnya hari ini
• Kami akan datang ke rumahnya hari ini
• Kami akan datang ke rumahnya hari ini
Intonasi mempengaruhi makna kalimat
• Perhatikan bentuk kalimat berita (.) kalimat tanya (?) dan kalimat
perintah (!) berikut
Kodir keluar.
Kodir keluar?
Kodir keluar!
• Nada randah (1)
• Nada sedang (2)
• Nada tinggi (3)
• Nada tinggi sekali (4)
Contoh:
Buang
2 3 1
Di buang
2 3 1
Ke mana?
2 3 3
Lari
2 1
Lari!
2 4
• Dalam pelafalan rangakain kata dalam kalimat terdapat perhentian
atau kesenuapan (jeda). Batas kalimat ditandai dengan jeda # pada
awal dan akhir kalimat. Jeda yang menandai batas kata, frasa atau
klausa ditandai dengan /
• Contoh:
#tempat rekreasi/ramai dikunjungi masyarakat/ apabila masa libur/
telah tiba.#
Kegiatan Belajar 2: Lambang Tulis Bunyi
Bahasa
A. Sejarah Aksara
Akasa merupakan lambang ujaran.
1. Aksara dalam Unsur Bahasa
Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata
atau morfem, disebut grafem. Dalam aksara romawi setiap grafem
menggambarkan satu fonem.
2. Pembelajaran Aksara bagi Siswa Sekolah
Dasar
Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah
siswa menguasai aspek berbicara. Pembelajaran
menulis permulaan biasanya disertai dengan menulis
permulaan. Mengenal tulisan memelukan gerak
motoric halus yang terlatih. Siswa akan mudah
mengenal tulisan apabila pada usia dini anak terlatih
menggambar atau mencoret-coret.
3. Ejaan
Perkembangan bahasa Indonesia dapat terjadi pada setiap
masa. Penyeragaman ejaan latin dalam bahasa Melayu baru
dilakukan setelah terjadi beberapa perubahan. Tahun 1901
pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan,
yaitu ejaan van Ophuysen. Penyederhanaan ejaan terjadi
pada tahun 1947. ejaan tersebut dinamakan ejaan Soewandi
atau ejaan Republik.
Sistem ejaan yang disempurnakan adalah system yang
memenuhi prinsip kecermatan, kehematan, keluwesan, dan
kepraktisan.
Kegiatan Belajar 3: Morfologi Bahasa
Indonesia
A. Kata Dasar
Adalah morfem dasar, contoh: malam, ini, tidak. Kata dasar
bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata,
yaitu:
V : vocal
Vk : vocal Konsonan
Kv : konsonan vocal
Kvk : konsonan-vocal-konsonan
B. Kata Berimbuhan
Morfem bebas:
adalah morfem yang bisa berdiri sendiri dari segi makna, yang tidak
harus dihubungkan dengan morfem lainnya.
morfem terikat:
adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dari segi makna
• Makna awalan ber-
• Makna awalan me-
• Makna awalan ke-
• Makna awalan ter-
• Makna awalan se-
• Makna awalan pe-
• Makna imbuhan gabungan atau konfiks
• Makna akhiran –I dan –an
Kata ulang
• Kata ulang murni
• Kata ulang berubah bunyi
• Kata ulang sebagian
• Kata ulang berimbuhan
Kata majemuk (ciri-ciri)
• Merupakan gabungan kata
• Gabungan kata terdiri atas kata dasar
• Gabungan katamembentuk sebuah arti baru
Modul 3:
Menggunakan Tata Bahasa yang Benar
• TIU: dapat membuat kalimat dan wacana dengan baik.
• TUK:
• Dapat menjelaskan pengertian sintaksis
• Dapat menjelaskan satuan-satuan sintaksis
• Jenis-jenis kalimat
• Proses pembentukan kalimat
• Pengertian wacana
• Ragam wacana
• Alat pembentuk wacana
• Membuat wacana dengan memperhatikan kaidah bahasa
KB 1: Sintaksis Bahasa Indonesia
• Pengertian:
sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang membahas tentang kaidah
penggabungan kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang
disebut frasa, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem
suprasegmental (intonasi) sesuai dengan struktur semantik yang
diinginkan pembicara sebagai dasarnya
Struktur sintaksis
• Fungsi, Kategori, dan Peran
a. Fungsi
1) Subjek dan Predikat
2) Objek dan Pelengkap
3) Keterangan
Kategori
• Dalam ilmu bahasa, kata yang memiliki bentuk dan perilaku yang
sama atau mirip dimasukkan ke dalam suatu kelompok. Di sisi lain,
kata yang memiliki bentuk dan perilaku yang sama atau mirip dengan
sesamanya, tetapi berbeda dengan kelompok yang pertama,
dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata
dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis
sering pula disebut kategori atau kelas kata. Empat kategori sintaksis
utama adalah (a) verba atau kata kerja, (b) nomina atau kata benda,
(c) adjektiva atau kata sifat, dan (d) adverbial atau kata keterangan.
Peran sintaksis
• Suatu kata dalam konteks kalimat memiliki peran semantik tertentu
Satuan Sintaksis
1. Kata
2. Frase
3. Klausa
4. Kalimat
Kegiatan Belajar 2:
Wacana Bahasa Indonesia
• Pengertian
bahan bacaan, percakapan atau tuturan
• Satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam komunikasi.
Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat,
frasa, kata, dan bunyi. Rangkaian bunyi membentuk kata, rangkaian
kata membentuk frasa, rangkaian frase membentuk klausa, rangkaian
klausa membentuk kalimat, rangkaian kalimat membentuk wacana.
Semuanya itu bisa lisan, bisa tulis.
Ragam wacana
• Berdasarkan jumlah peserta
• Wacana monolog
• Wacana dialog
• Wacana polilog
Bedasarkan tujuan berkomunikasi
• Argumentasi
• Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti.
Karangan ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai
kebenaran informasi yang disajikan secara logis, ktitis, dan sesuai
fakta. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca.
Eksposisi
• Karangan eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk
memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan,
dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan desakan agar
pembaca mengikutinya. Sasarannya adalah untuk memberikan
informasi kepada pembaca tanpa mempengaruhi pikiran pembaca.
Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas
apa yang disampaikan
Persuasi
• Karangan ini ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat
sesuatu sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Contoh persuasi : iklan, selebaran atau kampanye.
Deskripsi (Pemerian)
• Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan dari pengamatan, pengalaman,
dan perasaan penulisnya. Karangan ini sasarannya adalah pembaca,
agar terciptanya daya khayal atau imajinasi sehingga seolah-olah
pembaca melihat, mengalami, dan merasakan objek yang dibicarakan.
Narasi (penceritaan atau pengisahan)
• Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu peristiwa. Narasi juga karangan yang memaparkan peristiwa
kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Sasarannya adalah memberikan
gambaran kepada pembaca langkah, atau rangkaian terjadinya suatu
hal. Contoh karangan narasi adalah karya prosa atau drama, biografi
atau autobiografi, laporan peristiwa, resep atau cara membuat dan
melakukan sesuatu hal
Alat-alat pembentuk wacana
• Merupakan unsur-unsur yang membangun atau membentuk wacana.
Alat pembentuk wacana disebut elemen-elemen wacana.
Analisis wacana
• Merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang
digunakan secara alamiah, baik bentuk maupun tulisan.
• Analisis wacana berkembang sejak awal tahun 1970-an.
• Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji penggunaan
bahasa yang nyata dalam tindak komunikasi.
• Analisis wacana mengkaji hubungan bahasa dengan konteks
penggunaannya.
• Untuk memahami sebuah wacana perlu diperhatikan semua unsur
yang terlibat dalam penggunaan bahasa. Unsur yang terlibat dalam
penggunaan bahasa disebut konteks dan koteks
• Wacana merujuk pada kompleksitas aspek yang terbentuk oleh
interaksi aspek kebahasaan sebagaimana yang terwujud dalam teks
dan aspek luar bahasa
• Fairclaugh mendefinisikan (1) wacana sebagai penggunaan bahasa
sebagai praktik sosial, (2) jenis bahasa yang digunakan dalam suatu
bidang khusus, seperti wacana politik
• Dalam perkembangan selanjutnya wacana memiliki acuan yang lebih
yang digunakan dalam ilmu sosial yang mengacu pada perbincangan
publik, seperti pada media massa cetak maupun elektronik.
• Konteks mencakup segala hal yang ada di lingkungan penggunaan
bahasa yang mengacu pada pengetahuan tentang dunia. Koteks
merupakan teks yang mendahului atau yang mengikuti sebuah teks.
• Data dalam analisis wacana berupa teks, baik lisan maupun tulis. Teks
mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran.
Kalimat mengacu pada bahasa tulis, sedangkan ujaran bahasa lisan

More Related Content

What's hot

Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaYudha Fadillah
 
Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1
Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1
Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1Mas Apim
 
Fungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesiaFungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesiaage46
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia illaaaaaa
 
Materi Pidato Kelas VIII
Materi Pidato Kelas VIIIMateri Pidato Kelas VIII
Materi Pidato Kelas VIIIDenny Hasibuan
 
Materi bahasa indonesia full
Materi bahasa indonesia fullMateri bahasa indonesia full
Materi bahasa indonesia fullMarinda Mega
 
IDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptx
IDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptxIDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptx
IDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptxSintyaNova2
 
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptxPPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptxArifAbdurrahman12
 
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik TagmemikPresentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik TagmemikMamakFeri
 

What's hot (20)

Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
 
Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1
Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1
Rpp bahasa inggris sd kelas iv sms 1
 
Angket siswa
Angket siswaAngket siswa
Angket siswa
 
Fungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesiaFungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesia
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
 
Makalah Pemerolehan Bahasa Anak
Makalah Pemerolehan Bahasa AnakMakalah Pemerolehan Bahasa Anak
Makalah Pemerolehan Bahasa Anak
 
Materi Pidato Kelas VIII
Materi Pidato Kelas VIIIMateri Pidato Kelas VIII
Materi Pidato Kelas VIII
 
PPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptxPPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptx
 
Materi bahasa indonesia full
Materi bahasa indonesia fullMateri bahasa indonesia full
Materi bahasa indonesia full
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
IDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptx
IDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptxIDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptx
IDE POKOK atau GAGASAN POKOK.pptx
 
Jenis – jenis ragam bahasa
Jenis – jenis ragam bahasaJenis – jenis ragam bahasa
Jenis – jenis ragam bahasa
 
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptxPPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
 
PPT KELAS IV .pptx
PPT KELAS IV .pptxPPT KELAS IV .pptx
PPT KELAS IV .pptx
 
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptxPPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
 
Apresiasi puisi
Apresiasi puisiApresiasi puisi
Apresiasi puisi
 
Pkn kelas 2
Pkn kelas 2Pkn kelas 2
Pkn kelas 2
 
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik TagmemikPresentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
 

Similar to Materi sesi 2.pptx

Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonanProblematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonanIfwhar Yuhono
 
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANGhian Velina
 
makalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonemmakalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonemsuraijmunir
 
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptxKELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptxNiPutuPramiyogi
 
VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...
VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...
VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...PUTUEKARESPATI
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaDewi Puspitasari
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaRakatajasa
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]hashimazlina
 
Modul 2 MORFOLOGI.pdf
Modul 2 MORFOLOGI.pdfModul 2 MORFOLOGI.pdf
Modul 2 MORFOLOGI.pdfwzg25129
 
Bahasa
BahasaBahasa
BahasaJ-M
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxVZRGaming
 
Pertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxPertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxFika753292
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fixzhu ma
 

Similar to Materi sesi 2.pptx (20)

Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonanProblematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
Problematika pelafalan bahasa indonesia pada fonem vokal dan konsonan
 
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
 
TATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARANTATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARAN
 
Nurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 cNurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 c
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
makalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonemmakalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonem
 
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptxKELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
 
VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...
VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...
VARIASI FONOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PONTIANAK YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT SIA...
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
 
Modul 2 MORFOLOGI.pdf
Modul 2 MORFOLOGI.pdfModul 2 MORFOLOGI.pdf
Modul 2 MORFOLOGI.pdf
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptx
 
Pertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxPertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptx
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

Materi sesi 2.pptx

  • 1. SAJIAN PRESENTASI TUTOR DALAM BENTUK POWERPOINT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR MATA KULIAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD PERTEMUAN KE-1 / /3/4/5/6/7/8* 2
  • 2. Tinjauan dan Konsep Dasar: Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar Inisiasi Tutor Ke-2 Mata Kuliah: Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Program Studi Pendidikan Dasar Fakultas FKIP Penulis: Sri Astuti email: sriastuti170515@gmail.com penelaah: emai:
  • 3. Modul 2: Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar • Kegiatan belajar: 1. Fonologi bahasa Indonesia; 2. Lambang tulis dari bunyi bahasa; 3. Morfologi bahasa Indonesia.
  • 4. Tujuan kegiatan belajar • Belajar 1 1. Menjelaskaan fonem bahasa Indonesia; 2. Menggunakan kaidah fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa. Belajar 2 1. Menjelakan konsep aksara; 2. Menjelakan konsep ejaan; 3. Membedakan bunyi bahasa dan unsur bahasa; 4. Menggunakan lambang tulis yang benar. Tujuan belajar 3 1. Menjelakan kosep morfem; 2. Memjelakan bentuk kata dalam bahasa Indonesia; 3. Menjelakan makna gramatikal morfem; 4. Menggunkan kaidah morfologi bahasa Indonesia dalam berbahasa.
  • 5. Kegiatan belajar 1: Fonologi Bahasa Indonesia • A. Fonem Satuan terkecil dari bahasa adalah bunyi. Bunyi yang dimaksud adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia saat mengucapkan ujaran. Bunyi yang diucapkan saat mengucapkan ujaran disebut bunyi bahasa. Fonem adalah bunyi bahasa sebagai satuan bunyi terkecil yang membedakan makna. Contoh: Kasta-kista-kusta Batak-batuk-batik-batok Jari-hari- tari-dari-mari-sari
  • 6. B. Fonem dalam Bahasa Indonesia • Fonem adalah satuan terkecil dari bahasa yang membedakan makna. Proses pembentukan bunyi melibatkan 3 factor, yaitu sumber tenaga, alat ucap, dan rongga pengubah getaran (pita siara)
  • 7.
  • 8. Alat ucap • Peran alat ucap dalam menghasilakn bunyi ujaran 1. Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara 2. Artikulator, yaitu alat ucap yang berperan waktu menghasilkan bunyi ujaran, ujung lidah, tengah lidah, daun lidah, pangkal lidah, bibir bawah dan lain-lain 3. Titik artikulasi, yaitu alat ucapa yang menjadi tujuan sentuhan articulator, gigi, gusi, langit-langit keras, langit-langit lunak 4. Pita suara: alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis yang pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.
  • 10. 2. Vokal dan Konsonan • Berdaerkan ada tidaknya hambatan udara yang mengalir dari paru- paru, fonem dibedakan atas vocal dan konsonan. Bunyi vocal dihasilakn apabila tidak ada arus udara tidak mendapat hambatan baik di rongga mulut maupun rongga hidung. • Bunyi konsonan dihasilan apabila arus udara mengalami hambatan di rongga mulut maupun rongga hidung.
  • 11. Vokal 1. Posisi bibir, Vokal bulat: /0/, /u/, /a/ Vokal tidak bulat: /i/, /e/. 2. Tinggi rendahnya lidah, Vokal tinggi: /i/, /u/ Vokal madia: /e/, /o/ Vokal rendah: /a/ 3. Grakan lidah bagian, vocal depan: /i/ dan /e/, /a/, vocal pusat: /e/ vocal belakang: /u/, /o/.
  • 12. Tabel vokal Posisi Depan Pusat Belakang Atas i u Tengah e ə o Bawah a
  • 13. Diftong • Diftong adalah vocal yang waktu diucapkan posisi lidah yang satu dengan yang lain saling berbeda. Perbedaan itu menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strikturnya (jarak lidah dengan langit-langit) • Contoh diftong • Diftong naik-menutup-maju: [aI], [oI]: pandai, nilai, sepoi, amboi • Diftong naik-menutup-mundur [aU]: saudara, lampau, pulau
  • 14. Konsonan 1. Bergetar tiaknya pita sauar: konsan bersuara dan konsonan tidak bersuara 2. Daerah artikulasi: bilabial, labiodental, apoko-alpeolar, palatal, glottal. 3. Cara artikulasi: hambat, frikatif, nasal, gatar atau lateral
  • 15. Daerah artikulasi Cara artikulasi Bilabial Labiodental Dental/alve olar Palatal Velar glottal hambat TB p t k B b d g afrikatif TB c B j frikatif TB f S s x h B v z Nasal B m n ny ng Getar B r Laterar B w l y
  • 16. C. Latihan Pelafalan Vokal • Perhatikan kalimat berikut! 1. Setelah apel [apel], kami makan buah apel [apəl] 2. Kota serang [seraŋ] pernah diserang [səraŋ] wabah malaria Fonem e [ə] Ketuhanan Yang Maha Esa Pegang buku ini erat-erat Kejarlah cita-citamu Berat benar emas ini Enam anak enggan belajar
  • 17. • Fonem e Lihatlah lima ekor bebek Ini majalah Tempo edisi baru Enak sekali es doger ini Arman membersikan empang
  • 18. Diftong Diftong aU Ia nerantau pergi ke luar negeri Kampung ini banjir kalau musim hujan Diftong aI Mari kita santai Jangan lalai belajar Diftong Oi Angin sepoi-sepoi bertiup Amboi! Indah sekali pemandangan di sini!
  • 19. • Deret vocal: • Mau • Soal • Doa • Saat • dll
  • 20. • Deret vocal yang membentuk semi vocal Kue Buih Tiap tiup
  • 21. Konsonan a. Gusus konsonan Pribumi, prasangka Kritik, kreasi, Tradisi, sutra Drama, drakula Kompleks Teks
  • 22. b. Bunyi nasal • Nyanyi • Angsa
  • 23. Latihan pelafalan konsonan • Pada pembelajaran pelafalan sebagai siswa sukar melafalkan konsonan tertentu, seperti konsonan frikatif /f/, /s/, /sy/,/x/,/h/ Benar Salah Hafal Hapal Positif Positip Fakultas Pakultas Variasi Pariasi Kreatif Kreatip Kompleks Komplek Antraks Antrak Ekspor Espor Hangat Anget Hati-hati Ati-ati Hati ati
  • 24. Mereka menghafalkan nama latin tumbuh-tumbuhan Penduduk Desa Babakan positif terserang malaria Ibu mengajar di Fakultas Kedokteran Model dan warna baju adik bervariasi Marjuki sangat kreatif Malalah yang dihadapinya sangat kompleks Penyakit antraks menyerang sapi peliharaan Hati-hati berjalan di jalan raya Hati ayam mengandung zat besi Indonesia mengekspor rotan ke luar negeri
  • 25. Kapal itu sarat dengan muatan Mereka memenuhi syarat naik kelas Kami pemilih sah perusahaan ini Syah Iran pernah berkuasa di negeri Iran Masa kejayaan Majapahit menjadi legenda Kerumunan massa menarik perhatian Iwan Masyarakat wajib memelihara kebersihan
  • 26. • Hal yang perlu diperhatikan dalam pelafalan adalah tekanan jata atau ritme (keras lembutnya), tempo (panjang pendeknya suara), tinggi rendahnya nada atau intonasi alunan nada ucapan) • Letak tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada suku kata sebelum yang terakhi. Contoh: • Lebar • Melebar • Melebarkan • Lebar-lebar
  • 27. • Dalam kalimat biasanya hanya kata-kaya yang diangap penting yang diberi tekanan. Contoh: • Kami akan datang ke rumahnya hari ini • Kami akan datang ke rumahnya hari ini • Kami akan datang ke rumahnya hari ini
  • 28. Intonasi mempengaruhi makna kalimat • Perhatikan bentuk kalimat berita (.) kalimat tanya (?) dan kalimat perintah (!) berikut Kodir keluar. Kodir keluar? Kodir keluar!
  • 29. • Nada randah (1) • Nada sedang (2) • Nada tinggi (3) • Nada tinggi sekali (4) Contoh: Buang 2 3 1 Di buang 2 3 1 Ke mana? 2 3 3 Lari 2 1 Lari! 2 4
  • 30. • Dalam pelafalan rangakain kata dalam kalimat terdapat perhentian atau kesenuapan (jeda). Batas kalimat ditandai dengan jeda # pada awal dan akhir kalimat. Jeda yang menandai batas kata, frasa atau klausa ditandai dengan / • Contoh: #tempat rekreasi/ramai dikunjungi masyarakat/ apabila masa libur/ telah tiba.#
  • 31. Kegiatan Belajar 2: Lambang Tulis Bunyi Bahasa A. Sejarah Aksara Akasa merupakan lambang ujaran.
  • 32. 1. Aksara dalam Unsur Bahasa Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata atau morfem, disebut grafem. Dalam aksara romawi setiap grafem menggambarkan satu fonem.
  • 33. 2. Pembelajaran Aksara bagi Siswa Sekolah Dasar Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek berbicara. Pembelajaran menulis permulaan biasanya disertai dengan menulis permulaan. Mengenal tulisan memelukan gerak motoric halus yang terlatih. Siswa akan mudah mengenal tulisan apabila pada usia dini anak terlatih menggambar atau mencoret-coret.
  • 34. 3. Ejaan Perkembangan bahasa Indonesia dapat terjadi pada setiap masa. Penyeragaman ejaan latin dalam bahasa Melayu baru dilakukan setelah terjadi beberapa perubahan. Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan, yaitu ejaan van Ophuysen. Penyederhanaan ejaan terjadi pada tahun 1947. ejaan tersebut dinamakan ejaan Soewandi atau ejaan Republik. Sistem ejaan yang disempurnakan adalah system yang memenuhi prinsip kecermatan, kehematan, keluwesan, dan kepraktisan.
  • 35. Kegiatan Belajar 3: Morfologi Bahasa Indonesia A. Kata Dasar Adalah morfem dasar, contoh: malam, ini, tidak. Kata dasar bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata, yaitu: V : vocal Vk : vocal Konsonan Kv : konsonan vocal Kvk : konsonan-vocal-konsonan
  • 36. B. Kata Berimbuhan Morfem bebas: adalah morfem yang bisa berdiri sendiri dari segi makna, yang tidak harus dihubungkan dengan morfem lainnya. morfem terikat: adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dari segi makna
  • 37. • Makna awalan ber- • Makna awalan me- • Makna awalan ke- • Makna awalan ter- • Makna awalan se- • Makna awalan pe- • Makna imbuhan gabungan atau konfiks • Makna akhiran –I dan –an
  • 38. Kata ulang • Kata ulang murni • Kata ulang berubah bunyi • Kata ulang sebagian • Kata ulang berimbuhan
  • 39. Kata majemuk (ciri-ciri) • Merupakan gabungan kata • Gabungan kata terdiri atas kata dasar • Gabungan katamembentuk sebuah arti baru
  • 40. Modul 3: Menggunakan Tata Bahasa yang Benar • TIU: dapat membuat kalimat dan wacana dengan baik. • TUK: • Dapat menjelaskan pengertian sintaksis • Dapat menjelaskan satuan-satuan sintaksis • Jenis-jenis kalimat • Proses pembentukan kalimat • Pengertian wacana • Ragam wacana • Alat pembentuk wacana • Membuat wacana dengan memperhatikan kaidah bahasa
  • 41. KB 1: Sintaksis Bahasa Indonesia • Pengertian: sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang membahas tentang kaidah penggabungan kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang disebut frasa, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem suprasegmental (intonasi) sesuai dengan struktur semantik yang diinginkan pembicara sebagai dasarnya
  • 42. Struktur sintaksis • Fungsi, Kategori, dan Peran a. Fungsi 1) Subjek dan Predikat 2) Objek dan Pelengkap 3) Keterangan
  • 43. Kategori • Dalam ilmu bahasa, kata yang memiliki bentuk dan perilaku yang sama atau mirip dimasukkan ke dalam suatu kelompok. Di sisi lain, kata yang memiliki bentuk dan perilaku yang sama atau mirip dengan sesamanya, tetapi berbeda dengan kelompok yang pertama, dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata. Empat kategori sintaksis utama adalah (a) verba atau kata kerja, (b) nomina atau kata benda, (c) adjektiva atau kata sifat, dan (d) adverbial atau kata keterangan.
  • 44. Peran sintaksis • Suatu kata dalam konteks kalimat memiliki peran semantik tertentu
  • 45. Satuan Sintaksis 1. Kata 2. Frase 3. Klausa 4. Kalimat
  • 46. Kegiatan Belajar 2: Wacana Bahasa Indonesia • Pengertian bahan bacaan, percakapan atau tuturan • Satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frasa, kata, dan bunyi. Rangkaian bunyi membentuk kata, rangkaian kata membentuk frasa, rangkaian frase membentuk klausa, rangkaian klausa membentuk kalimat, rangkaian kalimat membentuk wacana. Semuanya itu bisa lisan, bisa tulis.
  • 47. Ragam wacana • Berdasarkan jumlah peserta • Wacana monolog • Wacana dialog • Wacana polilog
  • 48. Bedasarkan tujuan berkomunikasi • Argumentasi • Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Karangan ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran informasi yang disajikan secara logis, ktitis, dan sesuai fakta. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.
  • 49. Eksposisi • Karangan eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan desakan agar pembaca mengikutinya. Sasarannya adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tanpa mempengaruhi pikiran pembaca. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas apa yang disampaikan
  • 50. Persuasi • Karangan ini ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh persuasi : iklan, selebaran atau kampanye.
  • 51. Deskripsi (Pemerian) • Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Karangan ini sasarannya adalah pembaca, agar terciptanya daya khayal atau imajinasi sehingga seolah-olah pembaca melihat, mengalami, dan merasakan objek yang dibicarakan.
  • 52. Narasi (penceritaan atau pengisahan) • Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Narasi juga karangan yang memaparkan peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Sasarannya adalah memberikan gambaran kepada pembaca langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Contoh karangan narasi adalah karya prosa atau drama, biografi atau autobiografi, laporan peristiwa, resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal
  • 53. Alat-alat pembentuk wacana • Merupakan unsur-unsur yang membangun atau membentuk wacana. Alat pembentuk wacana disebut elemen-elemen wacana.
  • 54. Analisis wacana • Merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik bentuk maupun tulisan. • Analisis wacana berkembang sejak awal tahun 1970-an. • Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam tindak komunikasi. • Analisis wacana mengkaji hubungan bahasa dengan konteks penggunaannya. • Untuk memahami sebuah wacana perlu diperhatikan semua unsur yang terlibat dalam penggunaan bahasa. Unsur yang terlibat dalam penggunaan bahasa disebut konteks dan koteks
  • 55. • Wacana merujuk pada kompleksitas aspek yang terbentuk oleh interaksi aspek kebahasaan sebagaimana yang terwujud dalam teks dan aspek luar bahasa • Fairclaugh mendefinisikan (1) wacana sebagai penggunaan bahasa sebagai praktik sosial, (2) jenis bahasa yang digunakan dalam suatu bidang khusus, seperti wacana politik • Dalam perkembangan selanjutnya wacana memiliki acuan yang lebih yang digunakan dalam ilmu sosial yang mengacu pada perbincangan publik, seperti pada media massa cetak maupun elektronik.
  • 56. • Konteks mencakup segala hal yang ada di lingkungan penggunaan bahasa yang mengacu pada pengetahuan tentang dunia. Koteks merupakan teks yang mendahului atau yang mengikuti sebuah teks. • Data dalam analisis wacana berupa teks, baik lisan maupun tulis. Teks mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran. Kalimat mengacu pada bahasa tulis, sedangkan ujaran bahasa lisan