1. Bahasa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki
berbagai definisi. Definisi bahasa adalah sebagai berikut:
1. suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
2. suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran
orang lain
3. suatu kesatuan sistem makna
4. suatu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan
makna.
5. suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh: Perkataan, kalimat,
dan lain-lain.)
6. suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.
Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah
[1]
fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut
sebagai linguistik.
Menetapkan perbedaan utama antara bahasa manusia satu dan yang lainnya sering amat
sukar. Chomsky (1986) membuktikan bahwa sebagian dialek Jerman hampir serupa dengan
bahasa Belandadan tidaklah terlalu berbeda sehingga tidak mudah dikenali sebagai bahasa lain,
[rujukan?]
khususnya Jerman.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Unsur dasar bahasa
2 Tahapan perolehan bahasa[2]
3 Bahasa buatan
4 Menerjemahkan bahasa
5 Catatan
6 Lihat pula
7 Catatan kaki
[sunting]Unsur dasar bahasa
Fonem
2. yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata.
Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/.
Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya bahasa Jepang tidak
mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
Morfem
yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada
bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem
yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan
perubahan arti pada kata duga.
Sintaksis
yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa
tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek. Aturan ini
berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman aturan pembuatan
kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat. Hal ini berbeda dengan
bahasaInggris yang memperbolehkan kata kerja diletakan bukan pada urutan kedua dalam suatu
kalimat.
Semantik
mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.
Diskurs
mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraf, bab, cerita atau literatur.
[2]
[sunting]Tahapan perolehan bahasa
Cooing atau berbunyi
Tahapan ini dilakukan oleh bayi di seluruh dunia, tidak terpengaruh pada jenis bahasa yang ada
disekitarnya. Bayi yangtuna rungu pun melakukannya. Biasanya terdiri atas bebunyian dari huruf
hidup.
Babbling atau bergumam
Tahapan ini menunjukkan kecenderungan bayi untuk mengeluarkan berbagai jenis fonem yang
digabung antara huruf hidup dan konsonan. Pada tahap ini suara babbling terdengar sama pada bayi
berbahasa apapun.
Ujaran satu kata
3. Tahapan ini menunjukkan kecenderungan bayi untuk mengeluarkan fonem yang berguna pada
bahasanya, baik huruf hidup maupun konsonan. Bayi Jepang tidak akan mengeluarkan fonem /la/.
Pada saat ini bayi mulai mengeluarkan satu kata.
Ujaran dua kata dan penuturan telegrafik
Tahapan ini berlangsung pada usia 1,5 - 2,5 tahun, dimana bayi dan balita mulai menggabungkan
dua atau tiga buah kata. Pada saat ini anak mulai belajar memahami sintaks.
Struktur dasar kalimat dewasa
Tahapan ini mulai muncul pada usia 4 tahun. Ditunjang oleh pertambahan perolehan kosa kata yang
meningkat secara eksponensial
[sunting]Bahasa buatan
Ada beberapa bahasa artifisial (buatan) yang dikenal. Salah satunya adalah bahasa Esperanto.
Bahasa ini diciptakan oleh L. L. Zamenhof di mana bahasa ini merupakan paduan dari berbagai unsur
bahasa, khususnya bahasa-bahasa Roman yang dicampurkan dengan unsur-unsur Bahasa
Slavia dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, serta digunakan untuk mempermudah pembelajaran
bahasa karena kesederhanaan tata bahasanya.
Bahasa-bahasa artifisial lainnya yang disebut conlang (constructed language) antara lain
adalah Bahasa Interlingua dan Bahasa Lojban.
Sebagian pakar bahasa, seperti J.R.R. Tolkien, telah menciptakan bahasa rekaan, untuk tujuan di
bidang sastera . Salah satunya adalah bahasa Quenya, yakni satu bentuk bahasa yang dipakai oleh
kaum Elvish. Quenya mempunyai abjad dan istilah tersendiri serta dapat digunakan oleh manusia. Di
samping bahasa Quenya, juga diciptakan bahasa Klingon yang pernah dipakai dalam film Star Trek.
[sunting]Menerjemahkan bahasa
Bahasa manusia yang berbeda-beda menyebabkan manusia mencoba untuk mengungkapkannya
dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan komputer untuk menerjemahkan
satu bahasa ke bahasa lainnya. Perangkat demikian dikenal sebagai "Mesin Penerjemah".
Mesin Penerjemah merupakan hal yang sangat diidam-idamkan oleh para pakar komputer sejak
awal. Pada mulanya mereka memperkirakan, bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah.
Akan tetapi, hal tersebut ternyata sulit dalam pelaksanaannya, sehingga para pakar komputer
tersebut putus asa. Meskipun demikian, di masa sekarang ini beberapa perangkat penerjemah telah
dijual secara komersial di pasaran.
[sunting]Catatan
4. Bahasa itu alat yang sangat tidak memadai untuk berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan
pendapat (C.P.F. Lecoutere, L. Grootaers dalam Inleideng tot de Taalkunde en tot de
Geschiedens van het Nederlands, halaman 177)
Bahasa sebagai bayang-bayang pikiran, artinya bahasa tidak dapat melukiskan bentuk pikiran
sesempurna dan selengkap bentuk pikiran itu sendiri. Itulah mengapa timbul apa yang dikenal
sebagai gaya bahasa, ragam bahasa dan seterusnya.
Terdapat 2 macam kaidah bahasa, yaitu kaidah umum yang berlaku untuk semua bahasa dan
kaidah khusus yang berlaku untuk suatu bahasa tertentu.
Terjemahan: yang diterjemahkan itu bukan bahasanya (seperti kata-katanya dan kalimatnya)
tetapi bentuk pikirannya. Sebab bayang-bayang tidak sesempurna dan selengkap bentuk pikiran
itu sendiri sehingga kemungkinan salah makna atau salah terima pikiran itu sendiri dapat
dikurangi.
Laras bahasa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Laras bahasa (bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan
atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan
yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para
ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos
(1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu (1) beku (frozen), (2)
resmi (formal), (3) konsultatif (consultative), (4) santai (casual), dan (5) akrab (intimate).
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti
pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam
komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam
konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau
pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan
dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan
akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan
intim.