SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
MORFOLOGI BAHASA JEPANG
Definisi
• Morfologi bukanlah cabang ilmu linguistik
yang membahas kata, akan tetapi morfologi
merupakan cabang ilmu linguistik yang
membahas mengenai pembentukan kata.
Definisi ini masih prematur dan perlu
dibenahi.
• Sudut pandang yang berbeda diberikan oleh
Prof. Tjandra mengenai pemahaman dari
morfologi ini.
Definisi
• Prof. Tjandra (2015 : 1) mengambil definisi
berangkat dari pemahaman akan fonologi.
• Jika fonologi mempelajari bunyi bahasa, maka
bunyi-bunyi bahasa bergabung menjadi satu
satuan bahasa yang mengandung arti dan cabang
ilmu linguistik yang secara khusus mempelajari
satuan bahasa terkecil yang mengandung arti
adalah morfologi.
• Dengan ini maka pemahaman akan morfologi
menjadi tepat.
Waktu
• Jika membicarakan mengenai pembentukan
sebuah kata maka kita haruslah melihat akan
kondisi zaman. Kita ingin melihat di zaman
sekarang atau melihatnya dari perkembangan
per zaman.
• Sinkroni merupakan penelitian bahasa yang
dilakukan pada satu zaman, terutama zaman
sekarang.
Waktu
• Sedangkan diakroni merupakan penelitian
bahasa yang dilakukan mengenai
perkembangan dari zaman ke zaman yang
lainnya.
• Sehingga morfologi yang dibahas adalah
morfologi dengan pendekatan sinkroni,
walaupun pada penjelasan khusus diakroni
akan dilibatkan juga.
Kelas Kata
• Pembagian kosakata berdasarkan kelas
katanya merupakan ranah dua bidang
linguistik yaitu morfologi dan sintaksis.
• Bahasa Jepang mengikuti teori linguistik
umum memiliki syarat yang sama, seperti
a. sifat kemandirian kata;
b. kemampuan berkonjugasi;
c. kemampuan menjadi subjek;
Kelas Kata
d. kemampuan menjadi predikat;
e. kemampuan memodifikasi (menerangkan)
kata lainnya;
f. ciri-ciri makna asli dari satuan bersangkutan;
g. kemampuan hadir sebagai unsur
pembentuk kalimat
Sehingga berdasarkan ketujuh kriteria tersebut
maka kata-kata bahasa jepang dibagi menjadi
12 kelas kata.
名詞
a. Nomina dan makna gender
Pada intinya nomina bahasa Jepang sama sekali
tidak membedakan gender. Makna gender
haruslah terbentuk dari proses gramatikal
seperti bahasa Jerman, Perancis maupun bahasa
Indonesia.
b. Nomina dan makna plural
Makna plural adalah makna yang
mengungkapkan jumlah benda lebih dari satu.
Jumlah dari benda yang dapat dihitung baik
bernyawa maupun tidak bernyawa.
名詞
c. Nomina dan makna definit
Makna definit adalah makna penunjukan
tertentu mengenai satu benda yang sudah
teridentifikasi sebelumnya.
d. Nomina dan etimologisnya.
Terdiri dari Wago, kango, gairaigo, dan
konshugo.
名詞
e. Nomina dan makna kasus
Makna kasus adalah salah satu makna
gramatikal yang menyatakan peran dari
sebuah nomina secara gramatikal dalam
relasinya terhadap verba predikat dan kata
lain di dalam sebuah kalimat atau dalam
rangka pembentuk kalimat.
Verba Bahasa Jepang
• Verba bahasa Jepang secara konkrit dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu.
• Verba tunggal
• Verba Majemuk
• Verba berpasangan
Verba Tunggal
• Verba tunggal adalah verba yang hanya
dibentuk satu morfem.
• Verba bahasa Jepang memiliki sistem
perubahan bentuk yang disesuaikan
pemakaian secara gramatikal. Sistem ini
disebut dengan konjugasi.
• Bentuk yang paling mendasar adalah bentuk
kamus.
Verba tunggal Kelompok /ru/
• Sub-kelompok golongan satu
Contoh: verba /kiru/ 切る ‘memotong’
bentuk negatif : kira-nai
bentuk MASU : kiri-masu
bentuk kamus : kiru
bentuk kondisional : kire-ba
bentuk volisional : kiro-u
Verba tunggal Kelompok /ru/
• Sub-kelompok golongan dua
Contoh: verba /miru/ 見る ‘melihat’
bentuk negatif : mi-nai
bentuk MASU : mi-masu
bentuk kamus : miru
bentuk kondisional : mire-ba
bentuk volisional : mi-you
Verba tunggal Kelompok /ru/
• Sub-kelompok golongan tiga
Contoh: verba /suru/ する ‘melakukan’
bentuk negatif : shi-nai
bentuk MASU : shi-masu
bentuk kamus : suru
bentuk kondisional : sure-ba
bentuk volisional : shi-you
Verba Tunggal bukan kelompok /ru/
• Golongan 1 yang tidak berakhiran /ru/
contoh :
bunyi /u/ : {arau}
bunyi /ku/ : {yaku}
bunyi /gu/ : {kogu}
bunyi /su/ : {osu}
bunyi /tsu/: {utsu}
bunyi /nu/ : {shinu}
bunyi /bu/ :{manabu}
bunyi /mu/ : {kamu}
Verba Tunggal bukan kelompok /ru/
Contoh: verba /kamu/ かむ ‘menggigit’
bentuk negatif : kama-nai
bentuk MASU : kami-masu
bentuk kamus : kamu
bentuk kondisional : kame-ba
bentuk volisional : kamo-u
Verba Majemuk
• Verba majemuk adalah verba yang terdiri dari
dua morfem leksikal dan lebih.
• Ditinjau dari pembentukannya, verba
majemuk dapat diidentifikasi menjadi 3 jenis.
1. Verba majemuk suru
2. Verba majemuk tanpa sufiks
3. Verba majemuk bersufiks
Verba Majemuk Suru
• Verba majemuk suru adalah verba majemuk
yang terdiri dari gabungan nomina verbal
berposisi di depan dan verba umum {suru}
bermakna ‘melakukan’ berposisi di belakang .
• Dua-duanya mengandung makna leksikal.
• Contoh : /∫u:risuru/修理する’reparasi’
menjadi ‘memperbaiki’
/o:puNsuru/オープンする’buka’
menjadi ‘membuka’
Verba Majemuk tanpa sufiks
• Verba majemuk tanpa sufiks adalah verba
majemuk yang merupakan gabungan dari dua
verba tunggal; verba tunggal berposisi di
depan adalah inti, dan verba tunggal di
belakang adalah pelengkap.
• Dua-duanya mengandung makna leksikal.
• Contoh :/utsu/ + /otosu/ → /ut∫iotosu/
Verba Majemuk bersufiks
• Verba majemuk bersufiks adalah verba
majemuk yang terdiri dari verba tunggal
berposisi di depan dan bermakna leksikal,
dengan sufiks yang berasal dari verba atau
adjektif tetapi bermakna gramatikal berposisi
di belakang.
• /ɸuru/+/dasu/ = /ɸuridasu/
Numeralia Dasar
• Angka satuan
ichi –juu
• Angka belasan
juuichi-juuku
• Angka puluhan
juu-kyuujuu
• Angka Ratusan
hyaku-kyuuhyaku
Numeralia Dasar
• Angka ribuan
sen-kyuusen
• Angka puluhan ribu
ichiman-kyuuman
• Angka jutaan
hyakuman-kyuuhyakuman
Numeralia Penghitung benda
• [hitotsu];[ɸutatsu];[miQtsu];[yoQtsu];[itsutsu];
[muQtsu];[nanatsu];[yaQtsu];[kokonotsu];[to:]
• Morfem sufiks /tsu/ bermakna jumlah barang.
• Selanjutnya terdapat pengecualian tertentu
yang akan dibahas lebih lanjut.
Kata Bantu Bilangan
• Orang
sufiks [niN]
/saNniN/; /yoniN/; /goniN/ dst.
• Binatang (tubuh kecil)
sufiks[hiki] dengan alomorf /hiki/;/piki/;/biki/
/iQpiki/;/nihiki/;/saNbiki/;/yoNhiki/ dst
• Binatang (tubuh besar)
sufiks [to]
/iQto:/;/nito:/;/saNto:/;/yoNto:/ dst
• Binatang (bersayap/unggas)
sufiks [wa] dengan alomorf /wa/; /ba/
/it∫i/;/niwa/;/saNba/;/yoNwa/ dst
Kata Bantu Bilangan
• Carilah kata bantu bilangan lainnya, dan
tentukan proses morfologinya.
Terimakasih.
Pronomina
• Pronomina merupakan kata yang
menggantikan nomina
• Pronomina digunakan untuk menggantikan
orang, benda, tempat, arah atau hal yang
sejenisnya.
Pronomina persona
• Dalam bahasa Jepang disebut 人称代名詞
‘ninshoo daimeishi’.
• Pronomina ini digunakan untuk menggantikan
orang satu, orang dua, dan orang tiga.
• Pronomina bahasa Jepang ada yang bersifat
netral dan ada yang tidak.
• Dikatakan bersifat netral artinya pemakainya atau
orang yang diacu tidak dikaitkan dengan makna
jenis kelamin, usia, generasi, atau status sosial
lain.
Pronomina Persona
• Pronomina persona yang bersifat netral
mengandung makna jumlah, yakni makna
singular atau makna plural.
• Pronomina persona yang mengandung jenis
kelamin ada 2 kategori
a. jenis kelamin yang terdapat pada makna
kata berarti jenis kelamin dari orang yang
diacu.
Pronomina Persona
b. jenis kelamin yang terdapat pada pemakai kata
berarti tidak ada kaitannya dengan orang yang
diacu.
Dalam gramatika makna a. merupakan makna
gender, dan makna b. adalah satu jenis makna
fase bahasa.
sehingga pronomina persona yang mengandung
makna usia adalah pronomina bagi pemakainya
maupun orang yang diacu yang berusia tertentu,
ini termasuk salah satu jenis makna fase bahasa.
Pronomina Netral Bermakna Jumlah
• Orang satu singular
[wata∫i] , [wataku∫i]
• Orang satu plural
[wata∫itat∫i] , [wataku∫itat∫i] , [wareware]
• Orang dua singular
[anata] , [otaku]
• Orang dua plural
[anatagata] , [anatatat∫i]
Pronomina Netral Bermakna Jumlah
• Orang tiga singular
[konohito] , [sonohito] , [anohito] , [donohito]
• Orang tiga plural
[konohitotat∫i] , [sonohitotat∫i] , [anohitotat∫i]
, [donohitotat∫i]
Pronomina Persona & Honorifik
• Pronomina orang satu standar : [wata∫i] &
[wata∫itat∫i]
• Pronomina orang satu sopan-formal : [wataku∫i]
& [wataku∫itat∫i]
• Pronomina orang satu standar-akrab : [wareware]
• Pronomina orang dua standar : [anata] &
[anatagata]
• Pronomina orang dua standar-akrab: [anatatat∫i]
Pronomina Bermakna Jenis Kelamin
• Kategori Gender
pada pronomina persona orang satu dan
orang dua tidak ditemukan makna gender.
Sedangkan pada pronomina persona orang
tiga ditemukan adanya makna gender.
maskulin : /kare/ & /karera/
feminin : /kanojo/ & /kanojotat∫i/
Pronomina Bermakna Jenis Kelamin
• Kategori Fase Bahasa
Makna jenis kelamin yang kedua ditemukan
bukan di dalam kata, melainkan pada pemakai
(penutur) kata itu. Pemakai kata ada yang laki-
laki dan ada yang perempuan, sehingga
terbentuk fase bahasa laki dan fase bahasa
perempuan.
Pronomina Bermakna Jenis Kelamin
• Kategori Fase Bahasa
Fase bahasa laki adalah variasi bahasa khusus
yang dipakai kaum laki-laki, dan fase bahasa
perempuan adalah variasi bahasa yang khusus
dipakai oleh kalangan perempuan.
• Dalam bahasa Jepang fase bahasa Laki disebut
Danseigo‘男性語’ dan bahasa perempuan
disebut dengan Joseigo ‘女性語’.
Pronomina Kata KOSOADO
• Pronomina Benda
kore, sore, dan are
• Pronomina Tempat
koko, soko, dan asoko
• Pronomina Arah
kochira, sochira, dan achira
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to MORFOLOGI BAHASA JEPANG

Bahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptxBahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptxCalsen
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaDewi Puspitasari
 
Nota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdfNota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdfsavithakaur
 
Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumJaf Hussin
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)qxxqfdqqxh
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation biwachid870
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIAZURYATI1
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Bahan Diskusi Morfem dan Morf.pdf
Bahan  Diskusi Morfem dan Morf.pdfBahan  Diskusi Morfem dan Morf.pdf
Bahan Diskusi Morfem dan Morf.pdfFidelHarjo
 
Assignement
AssignementAssignement
AssignementSJKCHAU
 
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa IndonesiaMorfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa IndonesiaRia Widia
 

Similar to MORFOLOGI BAHASA JEPANG (20)

Bahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptxBahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
 
sesi 2.pptx
sesi 2.pptxsesi 2.pptx
sesi 2.pptx
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
 
Nota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdfNota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdf
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umum
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation bi
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Materi sesi 2.pptx
Materi sesi 2.pptxMateri sesi 2.pptx
Materi sesi 2.pptx
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Semantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptxSemantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptx
 
Bahan Diskusi Morfem dan Morf.pdf
Bahan  Diskusi Morfem dan Morf.pdfBahan  Diskusi Morfem dan Morf.pdf
Bahan Diskusi Morfem dan Morf.pdf
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Assignement
AssignementAssignement
Assignement
 
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa IndonesiaMorfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
 

MORFOLOGI BAHASA JEPANG

  • 2. Definisi • Morfologi bukanlah cabang ilmu linguistik yang membahas kata, akan tetapi morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas mengenai pembentukan kata. Definisi ini masih prematur dan perlu dibenahi. • Sudut pandang yang berbeda diberikan oleh Prof. Tjandra mengenai pemahaman dari morfologi ini.
  • 3. Definisi • Prof. Tjandra (2015 : 1) mengambil definisi berangkat dari pemahaman akan fonologi. • Jika fonologi mempelajari bunyi bahasa, maka bunyi-bunyi bahasa bergabung menjadi satu satuan bahasa yang mengandung arti dan cabang ilmu linguistik yang secara khusus mempelajari satuan bahasa terkecil yang mengandung arti adalah morfologi. • Dengan ini maka pemahaman akan morfologi menjadi tepat.
  • 4. Waktu • Jika membicarakan mengenai pembentukan sebuah kata maka kita haruslah melihat akan kondisi zaman. Kita ingin melihat di zaman sekarang atau melihatnya dari perkembangan per zaman. • Sinkroni merupakan penelitian bahasa yang dilakukan pada satu zaman, terutama zaman sekarang.
  • 5. Waktu • Sedangkan diakroni merupakan penelitian bahasa yang dilakukan mengenai perkembangan dari zaman ke zaman yang lainnya. • Sehingga morfologi yang dibahas adalah morfologi dengan pendekatan sinkroni, walaupun pada penjelasan khusus diakroni akan dilibatkan juga.
  • 6. Kelas Kata • Pembagian kosakata berdasarkan kelas katanya merupakan ranah dua bidang linguistik yaitu morfologi dan sintaksis. • Bahasa Jepang mengikuti teori linguistik umum memiliki syarat yang sama, seperti a. sifat kemandirian kata; b. kemampuan berkonjugasi; c. kemampuan menjadi subjek;
  • 7. Kelas Kata d. kemampuan menjadi predikat; e. kemampuan memodifikasi (menerangkan) kata lainnya; f. ciri-ciri makna asli dari satuan bersangkutan; g. kemampuan hadir sebagai unsur pembentuk kalimat Sehingga berdasarkan ketujuh kriteria tersebut maka kata-kata bahasa jepang dibagi menjadi 12 kelas kata.
  • 8. 名詞 a. Nomina dan makna gender Pada intinya nomina bahasa Jepang sama sekali tidak membedakan gender. Makna gender haruslah terbentuk dari proses gramatikal seperti bahasa Jerman, Perancis maupun bahasa Indonesia. b. Nomina dan makna plural Makna plural adalah makna yang mengungkapkan jumlah benda lebih dari satu. Jumlah dari benda yang dapat dihitung baik bernyawa maupun tidak bernyawa.
  • 9. 名詞 c. Nomina dan makna definit Makna definit adalah makna penunjukan tertentu mengenai satu benda yang sudah teridentifikasi sebelumnya. d. Nomina dan etimologisnya. Terdiri dari Wago, kango, gairaigo, dan konshugo.
  • 10. 名詞 e. Nomina dan makna kasus Makna kasus adalah salah satu makna gramatikal yang menyatakan peran dari sebuah nomina secara gramatikal dalam relasinya terhadap verba predikat dan kata lain di dalam sebuah kalimat atau dalam rangka pembentuk kalimat.
  • 11. Verba Bahasa Jepang • Verba bahasa Jepang secara konkrit dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu. • Verba tunggal • Verba Majemuk • Verba berpasangan
  • 12. Verba Tunggal • Verba tunggal adalah verba yang hanya dibentuk satu morfem. • Verba bahasa Jepang memiliki sistem perubahan bentuk yang disesuaikan pemakaian secara gramatikal. Sistem ini disebut dengan konjugasi. • Bentuk yang paling mendasar adalah bentuk kamus.
  • 13. Verba tunggal Kelompok /ru/ • Sub-kelompok golongan satu Contoh: verba /kiru/ 切る ‘memotong’ bentuk negatif : kira-nai bentuk MASU : kiri-masu bentuk kamus : kiru bentuk kondisional : kire-ba bentuk volisional : kiro-u
  • 14. Verba tunggal Kelompok /ru/ • Sub-kelompok golongan dua Contoh: verba /miru/ 見る ‘melihat’ bentuk negatif : mi-nai bentuk MASU : mi-masu bentuk kamus : miru bentuk kondisional : mire-ba bentuk volisional : mi-you
  • 15. Verba tunggal Kelompok /ru/ • Sub-kelompok golongan tiga Contoh: verba /suru/ する ‘melakukan’ bentuk negatif : shi-nai bentuk MASU : shi-masu bentuk kamus : suru bentuk kondisional : sure-ba bentuk volisional : shi-you
  • 16. Verba Tunggal bukan kelompok /ru/ • Golongan 1 yang tidak berakhiran /ru/ contoh : bunyi /u/ : {arau} bunyi /ku/ : {yaku} bunyi /gu/ : {kogu} bunyi /su/ : {osu} bunyi /tsu/: {utsu} bunyi /nu/ : {shinu} bunyi /bu/ :{manabu} bunyi /mu/ : {kamu}
  • 17. Verba Tunggal bukan kelompok /ru/ Contoh: verba /kamu/ かむ ‘menggigit’ bentuk negatif : kama-nai bentuk MASU : kami-masu bentuk kamus : kamu bentuk kondisional : kame-ba bentuk volisional : kamo-u
  • 18. Verba Majemuk • Verba majemuk adalah verba yang terdiri dari dua morfem leksikal dan lebih. • Ditinjau dari pembentukannya, verba majemuk dapat diidentifikasi menjadi 3 jenis. 1. Verba majemuk suru 2. Verba majemuk tanpa sufiks 3. Verba majemuk bersufiks
  • 19. Verba Majemuk Suru • Verba majemuk suru adalah verba majemuk yang terdiri dari gabungan nomina verbal berposisi di depan dan verba umum {suru} bermakna ‘melakukan’ berposisi di belakang . • Dua-duanya mengandung makna leksikal. • Contoh : /∫u:risuru/修理する’reparasi’ menjadi ‘memperbaiki’ /o:puNsuru/オープンする’buka’ menjadi ‘membuka’
  • 20. Verba Majemuk tanpa sufiks • Verba majemuk tanpa sufiks adalah verba majemuk yang merupakan gabungan dari dua verba tunggal; verba tunggal berposisi di depan adalah inti, dan verba tunggal di belakang adalah pelengkap. • Dua-duanya mengandung makna leksikal. • Contoh :/utsu/ + /otosu/ → /ut∫iotosu/
  • 21. Verba Majemuk bersufiks • Verba majemuk bersufiks adalah verba majemuk yang terdiri dari verba tunggal berposisi di depan dan bermakna leksikal, dengan sufiks yang berasal dari verba atau adjektif tetapi bermakna gramatikal berposisi di belakang. • /ɸuru/+/dasu/ = /ɸuridasu/
  • 22. Numeralia Dasar • Angka satuan ichi –juu • Angka belasan juuichi-juuku • Angka puluhan juu-kyuujuu • Angka Ratusan hyaku-kyuuhyaku
  • 23. Numeralia Dasar • Angka ribuan sen-kyuusen • Angka puluhan ribu ichiman-kyuuman • Angka jutaan hyakuman-kyuuhyakuman
  • 24. Numeralia Penghitung benda • [hitotsu];[ɸutatsu];[miQtsu];[yoQtsu];[itsutsu]; [muQtsu];[nanatsu];[yaQtsu];[kokonotsu];[to:] • Morfem sufiks /tsu/ bermakna jumlah barang. • Selanjutnya terdapat pengecualian tertentu yang akan dibahas lebih lanjut.
  • 25. Kata Bantu Bilangan • Orang sufiks [niN] /saNniN/; /yoniN/; /goniN/ dst. • Binatang (tubuh kecil) sufiks[hiki] dengan alomorf /hiki/;/piki/;/biki/ /iQpiki/;/nihiki/;/saNbiki/;/yoNhiki/ dst • Binatang (tubuh besar) sufiks [to] /iQto:/;/nito:/;/saNto:/;/yoNto:/ dst • Binatang (bersayap/unggas) sufiks [wa] dengan alomorf /wa/; /ba/ /it∫i/;/niwa/;/saNba/;/yoNwa/ dst
  • 26. Kata Bantu Bilangan • Carilah kata bantu bilangan lainnya, dan tentukan proses morfologinya. Terimakasih.
  • 27. Pronomina • Pronomina merupakan kata yang menggantikan nomina • Pronomina digunakan untuk menggantikan orang, benda, tempat, arah atau hal yang sejenisnya.
  • 28. Pronomina persona • Dalam bahasa Jepang disebut 人称代名詞 ‘ninshoo daimeishi’. • Pronomina ini digunakan untuk menggantikan orang satu, orang dua, dan orang tiga. • Pronomina bahasa Jepang ada yang bersifat netral dan ada yang tidak. • Dikatakan bersifat netral artinya pemakainya atau orang yang diacu tidak dikaitkan dengan makna jenis kelamin, usia, generasi, atau status sosial lain.
  • 29. Pronomina Persona • Pronomina persona yang bersifat netral mengandung makna jumlah, yakni makna singular atau makna plural. • Pronomina persona yang mengandung jenis kelamin ada 2 kategori a. jenis kelamin yang terdapat pada makna kata berarti jenis kelamin dari orang yang diacu.
  • 30. Pronomina Persona b. jenis kelamin yang terdapat pada pemakai kata berarti tidak ada kaitannya dengan orang yang diacu. Dalam gramatika makna a. merupakan makna gender, dan makna b. adalah satu jenis makna fase bahasa. sehingga pronomina persona yang mengandung makna usia adalah pronomina bagi pemakainya maupun orang yang diacu yang berusia tertentu, ini termasuk salah satu jenis makna fase bahasa.
  • 31. Pronomina Netral Bermakna Jumlah • Orang satu singular [wata∫i] , [wataku∫i] • Orang satu plural [wata∫itat∫i] , [wataku∫itat∫i] , [wareware] • Orang dua singular [anata] , [otaku] • Orang dua plural [anatagata] , [anatatat∫i]
  • 32. Pronomina Netral Bermakna Jumlah • Orang tiga singular [konohito] , [sonohito] , [anohito] , [donohito] • Orang tiga plural [konohitotat∫i] , [sonohitotat∫i] , [anohitotat∫i] , [donohitotat∫i]
  • 33. Pronomina Persona & Honorifik • Pronomina orang satu standar : [wata∫i] & [wata∫itat∫i] • Pronomina orang satu sopan-formal : [wataku∫i] & [wataku∫itat∫i] • Pronomina orang satu standar-akrab : [wareware] • Pronomina orang dua standar : [anata] & [anatagata] • Pronomina orang dua standar-akrab: [anatatat∫i]
  • 34. Pronomina Bermakna Jenis Kelamin • Kategori Gender pada pronomina persona orang satu dan orang dua tidak ditemukan makna gender. Sedangkan pada pronomina persona orang tiga ditemukan adanya makna gender. maskulin : /kare/ & /karera/ feminin : /kanojo/ & /kanojotat∫i/
  • 35. Pronomina Bermakna Jenis Kelamin • Kategori Fase Bahasa Makna jenis kelamin yang kedua ditemukan bukan di dalam kata, melainkan pada pemakai (penutur) kata itu. Pemakai kata ada yang laki- laki dan ada yang perempuan, sehingga terbentuk fase bahasa laki dan fase bahasa perempuan.
  • 36. Pronomina Bermakna Jenis Kelamin • Kategori Fase Bahasa Fase bahasa laki adalah variasi bahasa khusus yang dipakai kaum laki-laki, dan fase bahasa perempuan adalah variasi bahasa yang khusus dipakai oleh kalangan perempuan. • Dalam bahasa Jepang fase bahasa Laki disebut Danseigo‘男性語’ dan bahasa perempuan disebut dengan Joseigo ‘女性語’.
  • 37. Pronomina Kata KOSOADO • Pronomina Benda kore, sore, dan are • Pronomina Tempat koko, soko, dan asoko • Pronomina Arah kochira, sochira, dan achira