2. Definisi
• Morfologi bukanlah cabang ilmu linguistik
yang membahas kata, akan tetapi morfologi
merupakan cabang ilmu linguistik yang
membahas mengenai pembentukan kata.
Definisi ini masih prematur dan perlu
dibenahi.
• Sudut pandang yang berbeda diberikan oleh
Prof. Tjandra mengenai pemahaman dari
morfologi ini.
3. Definisi
• Prof. Tjandra (2015 : 1) mengambil definisi
berangkat dari pemahaman akan fonologi.
• Jika fonologi mempelajari bunyi bahasa, maka
bunyi-bunyi bahasa bergabung menjadi satu
satuan bahasa yang mengandung arti dan cabang
ilmu linguistik yang secara khusus mempelajari
satuan bahasa terkecil yang mengandung arti
adalah morfologi.
• Dengan ini maka pemahaman akan morfologi
menjadi tepat.
4. Waktu
• Jika membicarakan mengenai pembentukan
sebuah kata maka kita haruslah melihat akan
kondisi zaman. Kita ingin melihat di zaman
sekarang atau melihatnya dari perkembangan
per zaman.
• Sinkroni merupakan penelitian bahasa yang
dilakukan pada satu zaman, terutama zaman
sekarang.
5. Waktu
• Sedangkan diakroni merupakan penelitian
bahasa yang dilakukan mengenai
perkembangan dari zaman ke zaman yang
lainnya.
• Sehingga morfologi yang dibahas adalah
morfologi dengan pendekatan sinkroni,
walaupun pada penjelasan khusus diakroni
akan dilibatkan juga.
6. Kelas Kata
• Pembagian kosakata berdasarkan kelas
katanya merupakan ranah dua bidang
linguistik yaitu morfologi dan sintaksis.
• Bahasa Jepang mengikuti teori linguistik
umum memiliki syarat yang sama, seperti
a. sifat kemandirian kata;
b. kemampuan berkonjugasi;
c. kemampuan menjadi subjek;
7. Kelas Kata
d. kemampuan menjadi predikat;
e. kemampuan memodifikasi (menerangkan)
kata lainnya;
f. ciri-ciri makna asli dari satuan bersangkutan;
g. kemampuan hadir sebagai unsur
pembentuk kalimat
Sehingga berdasarkan ketujuh kriteria tersebut
maka kata-kata bahasa jepang dibagi menjadi
12 kelas kata.
8. 名詞
a. Nomina dan makna gender
Pada intinya nomina bahasa Jepang sama sekali
tidak membedakan gender. Makna gender
haruslah terbentuk dari proses gramatikal
seperti bahasa Jerman, Perancis maupun bahasa
Indonesia.
b. Nomina dan makna plural
Makna plural adalah makna yang
mengungkapkan jumlah benda lebih dari satu.
Jumlah dari benda yang dapat dihitung baik
bernyawa maupun tidak bernyawa.
9. 名詞
c. Nomina dan makna definit
Makna definit adalah makna penunjukan
tertentu mengenai satu benda yang sudah
teridentifikasi sebelumnya.
d. Nomina dan etimologisnya.
Terdiri dari Wago, kango, gairaigo, dan
konshugo.
10. 名詞
e. Nomina dan makna kasus
Makna kasus adalah salah satu makna
gramatikal yang menyatakan peran dari
sebuah nomina secara gramatikal dalam
relasinya terhadap verba predikat dan kata
lain di dalam sebuah kalimat atau dalam
rangka pembentuk kalimat.
11. Verba Bahasa Jepang
• Verba bahasa Jepang secara konkrit dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu.
• Verba tunggal
• Verba Majemuk
• Verba berpasangan
12. Verba Tunggal
• Verba tunggal adalah verba yang hanya
dibentuk satu morfem.
• Verba bahasa Jepang memiliki sistem
perubahan bentuk yang disesuaikan
pemakaian secara gramatikal. Sistem ini
disebut dengan konjugasi.
• Bentuk yang paling mendasar adalah bentuk
kamus.
13. Verba tunggal Kelompok /ru/
• Sub-kelompok golongan satu
Contoh: verba /kiru/ 切る ‘memotong’
bentuk negatif : kira-nai
bentuk MASU : kiri-masu
bentuk kamus : kiru
bentuk kondisional : kire-ba
bentuk volisional : kiro-u
14. Verba tunggal Kelompok /ru/
• Sub-kelompok golongan dua
Contoh: verba /miru/ 見る ‘melihat’
bentuk negatif : mi-nai
bentuk MASU : mi-masu
bentuk kamus : miru
bentuk kondisional : mire-ba
bentuk volisional : mi-you
15. Verba tunggal Kelompok /ru/
• Sub-kelompok golongan tiga
Contoh: verba /suru/ する ‘melakukan’
bentuk negatif : shi-nai
bentuk MASU : shi-masu
bentuk kamus : suru
bentuk kondisional : sure-ba
bentuk volisional : shi-you
16. Verba Tunggal bukan kelompok /ru/
• Golongan 1 yang tidak berakhiran /ru/
contoh :
bunyi /u/ : {arau}
bunyi /ku/ : {yaku}
bunyi /gu/ : {kogu}
bunyi /su/ : {osu}
bunyi /tsu/: {utsu}
bunyi /nu/ : {shinu}
bunyi /bu/ :{manabu}
bunyi /mu/ : {kamu}
17. Verba Tunggal bukan kelompok /ru/
Contoh: verba /kamu/ かむ ‘menggigit’
bentuk negatif : kama-nai
bentuk MASU : kami-masu
bentuk kamus : kamu
bentuk kondisional : kame-ba
bentuk volisional : kamo-u
18. Verba Majemuk
• Verba majemuk adalah verba yang terdiri dari
dua morfem leksikal dan lebih.
• Ditinjau dari pembentukannya, verba
majemuk dapat diidentifikasi menjadi 3 jenis.
1. Verba majemuk suru
2. Verba majemuk tanpa sufiks
3. Verba majemuk bersufiks
19. Verba Majemuk Suru
• Verba majemuk suru adalah verba majemuk
yang terdiri dari gabungan nomina verbal
berposisi di depan dan verba umum {suru}
bermakna ‘melakukan’ berposisi di belakang .
• Dua-duanya mengandung makna leksikal.
• Contoh : /∫u:risuru/修理する’reparasi’
menjadi ‘memperbaiki’
/o:puNsuru/オープンする’buka’
menjadi ‘membuka’
20. Verba Majemuk tanpa sufiks
• Verba majemuk tanpa sufiks adalah verba
majemuk yang merupakan gabungan dari dua
verba tunggal; verba tunggal berposisi di
depan adalah inti, dan verba tunggal di
belakang adalah pelengkap.
• Dua-duanya mengandung makna leksikal.
• Contoh :/utsu/ + /otosu/ → /ut∫iotosu/
21. Verba Majemuk bersufiks
• Verba majemuk bersufiks adalah verba
majemuk yang terdiri dari verba tunggal
berposisi di depan dan bermakna leksikal,
dengan sufiks yang berasal dari verba atau
adjektif tetapi bermakna gramatikal berposisi
di belakang.
• /ɸuru/+/dasu/ = /ɸuridasu/
24. Numeralia Penghitung benda
• [hitotsu];[ɸutatsu];[miQtsu];[yoQtsu];[itsutsu];
[muQtsu];[nanatsu];[yaQtsu];[kokonotsu];[to:]
• Morfem sufiks /tsu/ bermakna jumlah barang.
• Selanjutnya terdapat pengecualian tertentu
yang akan dibahas lebih lanjut.
25. Kata Bantu Bilangan
• Orang
sufiks [niN]
/saNniN/; /yoniN/; /goniN/ dst.
• Binatang (tubuh kecil)
sufiks[hiki] dengan alomorf /hiki/;/piki/;/biki/
/iQpiki/;/nihiki/;/saNbiki/;/yoNhiki/ dst
• Binatang (tubuh besar)
sufiks [to]
/iQto:/;/nito:/;/saNto:/;/yoNto:/ dst
• Binatang (bersayap/unggas)
sufiks [wa] dengan alomorf /wa/; /ba/
/it∫i/;/niwa/;/saNba/;/yoNwa/ dst
26. Kata Bantu Bilangan
• Carilah kata bantu bilangan lainnya, dan
tentukan proses morfologinya.
Terimakasih.
27. Pronomina
• Pronomina merupakan kata yang
menggantikan nomina
• Pronomina digunakan untuk menggantikan
orang, benda, tempat, arah atau hal yang
sejenisnya.
28. Pronomina persona
• Dalam bahasa Jepang disebut 人称代名詞
‘ninshoo daimeishi’.
• Pronomina ini digunakan untuk menggantikan
orang satu, orang dua, dan orang tiga.
• Pronomina bahasa Jepang ada yang bersifat
netral dan ada yang tidak.
• Dikatakan bersifat netral artinya pemakainya atau
orang yang diacu tidak dikaitkan dengan makna
jenis kelamin, usia, generasi, atau status sosial
lain.
29. Pronomina Persona
• Pronomina persona yang bersifat netral
mengandung makna jumlah, yakni makna
singular atau makna plural.
• Pronomina persona yang mengandung jenis
kelamin ada 2 kategori
a. jenis kelamin yang terdapat pada makna
kata berarti jenis kelamin dari orang yang
diacu.
30. Pronomina Persona
b. jenis kelamin yang terdapat pada pemakai kata
berarti tidak ada kaitannya dengan orang yang
diacu.
Dalam gramatika makna a. merupakan makna
gender, dan makna b. adalah satu jenis makna
fase bahasa.
sehingga pronomina persona yang mengandung
makna usia adalah pronomina bagi pemakainya
maupun orang yang diacu yang berusia tertentu,
ini termasuk salah satu jenis makna fase bahasa.
31. Pronomina Netral Bermakna Jumlah
• Orang satu singular
[wata∫i] , [wataku∫i]
• Orang satu plural
[wata∫itat∫i] , [wataku∫itat∫i] , [wareware]
• Orang dua singular
[anata] , [otaku]
• Orang dua plural
[anatagata] , [anatatat∫i]
32. Pronomina Netral Bermakna Jumlah
• Orang tiga singular
[konohito] , [sonohito] , [anohito] , [donohito]
• Orang tiga plural
[konohitotat∫i] , [sonohitotat∫i] , [anohitotat∫i]
, [donohitotat∫i]
33. Pronomina Persona & Honorifik
• Pronomina orang satu standar : [wata∫i] &
[wata∫itat∫i]
• Pronomina orang satu sopan-formal : [wataku∫i]
& [wataku∫itat∫i]
• Pronomina orang satu standar-akrab : [wareware]
• Pronomina orang dua standar : [anata] &
[anatagata]
• Pronomina orang dua standar-akrab: [anatatat∫i]
34. Pronomina Bermakna Jenis Kelamin
• Kategori Gender
pada pronomina persona orang satu dan
orang dua tidak ditemukan makna gender.
Sedangkan pada pronomina persona orang
tiga ditemukan adanya makna gender.
maskulin : /kare/ & /karera/
feminin : /kanojo/ & /kanojotat∫i/
35. Pronomina Bermakna Jenis Kelamin
• Kategori Fase Bahasa
Makna jenis kelamin yang kedua ditemukan
bukan di dalam kata, melainkan pada pemakai
(penutur) kata itu. Pemakai kata ada yang laki-
laki dan ada yang perempuan, sehingga
terbentuk fase bahasa laki dan fase bahasa
perempuan.
36. Pronomina Bermakna Jenis Kelamin
• Kategori Fase Bahasa
Fase bahasa laki adalah variasi bahasa khusus
yang dipakai kaum laki-laki, dan fase bahasa
perempuan adalah variasi bahasa yang khusus
dipakai oleh kalangan perempuan.
• Dalam bahasa Jepang fase bahasa Laki disebut
Danseigo‘男性語’ dan bahasa perempuan
disebut dengan Joseigo ‘女性語’.
37. Pronomina Kata KOSOADO
• Pronomina Benda
kore, sore, dan are
• Pronomina Tempat
koko, soko, dan asoko
• Pronomina Arah
kochira, sochira, dan achira