3. Pendahuluan
• Emboli Paru adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu
embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan
darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang,
pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai
akhirnya menyumbat pembuluh darah.
• Ketika trombus menyumbat sebagian atau seluruh arteri pulmonal, ruang rugi
alveolar membesar karena area, meski terus mendapat ventilasi, menerima
aliran darah sedikit maupun tidak sama sekali.
4. KLASIFIKASI
01
Embolus Besar
02
Embolus Kecil
• Tersangkut di arteri pulmonalis besar
atau dari percabangan arteri
pulmonalis.
Dapat menyebabkan kematian
seketika.
• Dapat menyebabkan kolaps
kardiovaskuler dan gangguan
hemodinamik
• Tidak menimbulkan gejala klinis pada
penderita tanpa kelemahan kardiovaskuler.
• Dapat menyebabkan nyeri dada sepintas dan
kadang – kadang hemoptisi karena
pendarahan paru.
• Pada penderita dengan kelemahan sirkulasi
pulmoner (payah jantung) dapat menyebabkan
infark.
6. PENGKAJIAN
Keluhan Utama
Pemeriksaan Fisik
a. Identitas pasien
b. Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Riwayat merokok
2. Pengobatan saat ini dan
masa lalu
3. Alergi
• Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Penyakit infeksi tertentu
2. Kelainan alergis
3. Pasien bronchitis kronik
1. Batuk (Cough)
2. Dyspnea
3. Hemoptysis
4. Chest Pain
1. Pola aktifitas / istirahat
2. Pola makana dan cairan
3. Pola eliminasi
4. Sistim kardiovaskuler
5. Sistem respirasi
6. Sistem neurosensori
7. Integrasi ego
8. Keamanan
7. Diagnosa
01 02
05
04
03
Pola nafas tidak efektif
,dyspnea berhubungan
dengan penurunan
kemampuan paru
Nyeri dada berhubungan dengan
infark paru-paru
Gangguan pertukaran
gas berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
ventilasi dan perfusi
Resiko gagal
jantung kanan
berhubungan
dengan
peningkatan kerja
ventrikel kanan
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen
dalam jaringan
8. Intervensi
A. Pola nafas tidak efektif ,dyspnea berhubungan dengan penurunan kemampuan paru
• Tujuan: Pola nafas efektif
• Kriteria hasil:
1. Menunjukkan pola napas normal/efektif dng gda normal.
2. Bebas sianosis dan tanda gejala hipoksia
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Identifikasi etiologi atau faktor pencetus Mengetahui etiologi dan faktor pencetus
2. Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat, sianosis, perubahan tanda vital) Dapat mengakaji
fungsi pernafasan
3. Auskultasi bunyi napas Dapat mendengarkan bunyi nafas normal atau tidak
4. Catat pengembangan dada dan posisi trakea, kaji fremitus Dapat mengetahui penumpukan
sekret atau benda asing lain
5. Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian kepala tempat tidur Untuk memudahkan
klien bernafas
6. Berikan oksigen melalui kanul/masker Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja
nafas
9. B. Nyeri dada berhubungan dengan infark paru-paru
• Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang
• Kriteria hasil
1. Pasien mengatakan nyeri berkurang atau dapat dikontrol
2. Pasien tampak tenang
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji terhadap adanya nyeri, skala dan intensitas nyeri Dapat mengetahui skala nyeri pada
klien
2. Ajarkan pada klien tentang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi Klien dapat
mengerti tentang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi
3. Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa nyeri Dapat mengurangi rasa nyeri yang diderita
klien
10. C. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
• Tujuan : Klien akan menunjukkan pertukaran gas yang normal.
• Kriteria hasil : Klien akan menunjukkan pertukaran gas yang normal
dan warna kulit merah muda.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji frekuensi, irama, bunyi dan dalamnya pernafasan.
Mengetahui normal atau tidaknya pernafasan
2. Berikan tambahan oksigen Memaksimalkan permafasan dan
menurunkan pernafasan
3. Pantau saturasi oksigen Menyeimbangkan oksigen antara
inspirasi dan ekspirasi
4. Koreksi keseimbangan asam basa. Mengetahui normal tidaknya
pertukaran gas
5. Beri posisi yang memudahkan meningkatkan ekspansi paru.
Untuk memudahkan pernafasan
6. Latih batuk efektif dan nafas dalam Dapat mengurangi atau
mengeluarkan secret
11. D. Resiko gagal jantung kanan berhubungan dengan peningkatan kerja
ventrikel kanan
• Tujuan: Denyut nadi klien kembali normal
• Kriteria hasil: Denyut jantung kembali normal
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji denyut jantung tiap 4 jam sekali
2. Mengetahui normal tidakny denyut jantung
3. Auskultasi denyut jantung Dapat mengetahui bunyi jantung
4. Berikan lingkungan tenang, nyaman, dan kurangi aktivitas Agar pasien
dapat istirahat dengan tenang
5. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur Untuk
mengurangi kerja jantung
12. E. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
dalam jaringan
• Tujuan: Pasien tidak intoleransi aktivitas lagi
• Kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
2. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji respon aktivitas Mengetahui seberat atau sebesar apakah aktivitas
yang dapat dilakukan oleh klien
2. Instruksi pasien tentang teknik penghematan energi Pasien dapat
menghemat energinya sendiri
3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap
jika intoleransi kembali
4. Pasien dan keluarga dapat melakukan perawat diri sendiri apabila
intoleransi kembali