SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Untuk mengatasi penyelesaian sengketa lintas jurisdiksi khususnya dalam transaksi e-
commerce, berkembang suatu metode penyelesaian sengketa disebut online dispute
resolution. Apa yang saudara ketahui tentang online dispute resolution? bagaimana pengaturan
ODR di Indonesia saat ini? serta berikan contoh kasus terkait ODR.
Jawaban :
Diilhami eksistensi APS dalam dunia offline, Online Dispute Resolution (ODR) lahir sebagai varian
dari APS. Sehingga dapat dikatakan bahwa ODR merupakan implementasi APS dengan
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagaimana definisi ODR menurut Colin
Rule (dalam Terjemahan Bahasa Indonesia), yakni: “penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk membantu pihak-pihak mengelola, mengubah, dan menyelesaikan konflik
mereka.” Pengertian senada diberikan oleh Pablo Cortes (dalam Terjemahan Bahasa Indonesia)
yakni: “Online Dispute Resolution (ODR) sering disebut sebagai bentuk Alternatif Dispute
Resolution (ADR) yang memanfaatkan kecepatan dan kenyamanan Internet dan ICT. ODR adalah
pilihan terbaik (dan seringkali satu-satunya) untuk meningkatkan penanganan keluhan konsumen,
memperkuat kepercayaan mereka di pasar, dan mempromosikan pertumbuhan e-commerce yang
berkelanjutan”. Di mana ODR diartikan secara umum sebagai suatu proses di mana perselisihan
ditangani secara substansial (melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase atau kombinasi dari
semuanya) melalui jaringan elektronik seperti Internet.
ODR pertama muncul pada Tahun 1995 di Amerika Serikat. The National Centre for Automated
Information Research (Philadelphia, Amerika Serikat) membuat ODR dengan nama Virtual
Magistrate (VM) yang mempunyai kompetensi untuk menyelesaikan sengketa antara penyedia jasa
internet (internet service providers) dan pengguna (users).
Pada awalnya penerapan ODR di Indonesia masih menimbulkan beberapa permasalahan, karena UU
AAPS secara eksplisit belum mengatur tentang penyelesaian sengketa secara online melainkan hanya
mengatur secara jelas penyelesaian sengketa secara konvensional seperti yang termaktub dalam Pasal 6
Ayat (2) UU AAPS yaitu: “Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak
dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepekatan
tertulis” Namun, setelah pemerintah Indonesia pada November 2019 mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (Selanjutnya ditulis
PP PMSE), maka implementasi ODR di Indonesia sudah memiliki dasar hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 Ayat (2) PP PMSE sebagai berikut: “Penyelesaian sengketa elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara elektronik (online dispute resolution) berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.” Pasal tersebut dianggap memberikan dasar bagi pelaksanaan ODR di
Indonesia, meskipun peraturan pemerintah ini belum secara khusus menunjuk suatu lembaga sebagai
penyelenggara ODR di Indonesia.
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah pusat arbitrase di Indonesia. Lembaga arbitrase ini
memberikan beragam jasa yang berhubungan dengan arbitrase, mediasi dan bentuk-bentuk lain dari
APS termasuk hybrid arbitration sebagai APS komersial melalui pengadilan. BANI menawarkan kepada
para pihak forum yang independen untuk menyelesaikan sengketa bisnis dan memberikan dukungan
kelembagaan yang diperlukan dengan bertindak secara otonomi dan independen dalam penegakan
hukum dan keadilan. BANI membantu para pihak menunjuk arbiter apabila mereka tidak mencapai
kesepakatan dan memantau dan mengawasi proses arbitrase.
Dalam lingkup BANI, penerapan metode online untuk menyelesaikan sengketa pada awalnya
menggunakan dasar hukum Pasal 4 Ayat (3) dan Pasal 34 UU AAPS untuk penyelenggaraan arbitrase
online. Berdasarkan kedua pasal tersebut, BANI mengelompokkan sengketa yang diajukan pemohon
termasuk pada wanprestasi jual beli online, pelanggaran hak cipta, paten, atau pencemaran nama baik
karena banyak sengketa yang berhubungan dengan kegiatan melalui media online. BANI akan
menetapkan proses penyelesaian sengketa tersebut secara online atau tidak setelah mendapat
persetujuan para pihak bersengketa.
Pada Mei 2020 lalu BANI menerbitkan Surat Keputusan Nomor 20.015/V.SK-BANI/HU tentang Peraturan
dan Prosedur Penyelenggaraan Arbitrase Secara Elektronik yang terdiri dari 12 pasal. SK Arbitrase Secara
Elektronik terbit dengan mempertimbangkan rapat dan sidang Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal
dapat diadakan pada setiap waktu dan tempat termasuk melalui jaringan internet. Dengan adanya SK
Arbitrase Secara Elektronik ini, maka SK Dewan Pengurus BANI mengenai Penghentian Sementara Proses
Persidangan di BANI Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) dinyatakan tidak berlaku.
Sedangkan SK Arbitrase Secara Elektronik mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Namun, dari 12 pasal
tersebut tidak ada satupun pasal yang mengatur tentang asas dan prinsip pelaksanaan ODR, aspek
keamanan media yang digunakan, dan perlindungan hukum terhadap kerahasiaan data pribadi para
pihak. Sehingga dapat dikatakan bahwa SK BANI ini belum memberikan pengaturan secara jelas
mengenai ODR.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan ODR di Indonesia, klausul
tersebut juga belum banyak memberikan kejelasan mengenai bagaimana syarat
dilaksanakannya ODR, mekanisme ODR, dan penjelasan lainnya. Perlu disadari bahwa
penyelesaian sengketa secara online juga masih banyak mengalami kendala di Indonesia
seperti belum adanya regulasi secara khusus terkait ODR, tidak meratanya koneksi internet,
masih banyaknya kekhawatiran warga Indonesia yang belum percaya akan sahnya dokumen
berbentuk soft-file, penyelesaian sengketa secara online masih belum terdengar familiar bagi
sebagian masyarakat Indonesia, belum banyaknya sarana-prasarana yang mendukung
penyelesaian sengketa secara online guna memudahkan masyarakat seperti lembaga atau
website dsb. Artinya, Khusus dalam konteks Indonesia, isu yang perlu memperoleh perhatian dalam
pengaturan dan penyelenggaraan ODR di masa mendatang adalah berikut ini: (1) pengaturan ODR yang
tersebar dan tidak lengkap; (2) kesadaran (awareness) atas kehadiran ODR; (3) aksesibilitas dan literasi;
(4) infrastruktur; dan (5) pengembangan kapasitas.
Contoh Kasus : PT. Aneka Tambang Tbk (PT. ANTAM), sebuah BUMN yang bergerak dibidang produksi
emas dan nikel, yang digugat oleh Budi Said di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur karena
dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hal ini, Budi Said membeli emas sebanyak 7
ton dari pihak ketiga yang bernama Eksi Anggraeni dengan harga di bawah harga resmi yang ditawarkan
PT. ANTAM. Setelah disepakati dan dibayar lunas, ternyata Budi Said hanya mendapat emas sebesar
5,935 ton dari total 7 ton yang telah disepakati. Tetapi PT. ANTAM merasa tidak pernah menjual Logam
Mulia selain harga resmi yang tercantum di laman resmi perusahaan. Gugatan Budi Said diajukan
tanggal 7 Februari 2020 dengan nomor perkara 158/Pdt.G/2020/PN-Sby.
Sumber :
Meline Gerarita Sitompul, DKK., Online Dispute Resolution (Odr): Prospek Penyelesaian Sengketa E-
Commerce Di Indonesia, Jurnal Renaissance, Volume 1 No. 02, Agustus 2016, hlm: 75-93.

More Related Content

Similar to Diskusi 2.docx

Regulatory ethical and social environment 2020.pdf
Regulatory ethical and social environment 2020.pdfRegulatory ethical and social environment 2020.pdf
Regulatory ethical and social environment 2020.pdf
langkahgontay88
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
tahmabsi
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
tahmabsi
 
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Antonius Sihombing
 

Similar to Diskusi 2.docx (20)

Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
Presentasi aspek hukum pada aktivitas perdagangan elektronik (e commerce)
Presentasi aspek hukum pada aktivitas perdagangan elektronik (e commerce)Presentasi aspek hukum pada aktivitas perdagangan elektronik (e commerce)
Presentasi aspek hukum pada aktivitas perdagangan elektronik (e commerce)
 
Regulatory ethical and social environment 2020.pdf
Regulatory ethical and social environment 2020.pdfRegulatory ethical and social environment 2020.pdf
Regulatory ethical and social environment 2020.pdf
 
Instrumen internasional di bidang it
Instrumen internasional di bidang itInstrumen internasional di bidang it
Instrumen internasional di bidang it
 
Diskusi 1.docx
Diskusi 1.docxDiskusi 1.docx
Diskusi 1.docx
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
 
Materi 2.2
Materi 2.2Materi 2.2
Materi 2.2
 
Internet dan fta firdaus cahyadi
Internet dan fta firdaus cahyadiInternet dan fta firdaus cahyadi
Internet dan fta firdaus cahyadi
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
E-Commerce - Regulatory, Ethical and Social Environment
E-Commerce - Regulatory, Ethical and Social EnvironmentE-Commerce - Regulatory, Ethical and Social Environment
E-Commerce - Regulatory, Ethical and Social Environment
 
H
HH
H
 
Workshop Pembekalan Ujian Sertifikasi Desk Collector Fintech P2P - April22.pdf
Workshop Pembekalan Ujian Sertifikasi Desk Collector Fintech P2P - April22.pdfWorkshop Pembekalan Ujian Sertifikasi Desk Collector Fintech P2P - April22.pdf
Workshop Pembekalan Ujian Sertifikasi Desk Collector Fintech P2P - April22.pdf
 
Cyberlaw 2
Cyberlaw 2Cyberlaw 2
Cyberlaw 2
 
Dasar Hukum Bea Materai dan Akibat HUkum
Dasar Hukum Bea Materai dan Akibat HUkumDasar Hukum Bea Materai dan Akibat HUkum
Dasar Hukum Bea Materai dan Akibat HUkum
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
 
Non-Disclosure Agreement.docx
Non-Disclosure Agreement.docxNon-Disclosure Agreement.docx
Non-Disclosure Agreement.docx
 
Uu ite
Uu iteUu ite
Uu ite
 

Recently uploaded

kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Diskusi 2.docx

  • 1. Untuk mengatasi penyelesaian sengketa lintas jurisdiksi khususnya dalam transaksi e- commerce, berkembang suatu metode penyelesaian sengketa disebut online dispute resolution. Apa yang saudara ketahui tentang online dispute resolution? bagaimana pengaturan ODR di Indonesia saat ini? serta berikan contoh kasus terkait ODR. Jawaban : Diilhami eksistensi APS dalam dunia offline, Online Dispute Resolution (ODR) lahir sebagai varian dari APS. Sehingga dapat dikatakan bahwa ODR merupakan implementasi APS dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagaimana definisi ODR menurut Colin Rule (dalam Terjemahan Bahasa Indonesia), yakni: “penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu pihak-pihak mengelola, mengubah, dan menyelesaikan konflik mereka.” Pengertian senada diberikan oleh Pablo Cortes (dalam Terjemahan Bahasa Indonesia) yakni: “Online Dispute Resolution (ODR) sering disebut sebagai bentuk Alternatif Dispute Resolution (ADR) yang memanfaatkan kecepatan dan kenyamanan Internet dan ICT. ODR adalah pilihan terbaik (dan seringkali satu-satunya) untuk meningkatkan penanganan keluhan konsumen, memperkuat kepercayaan mereka di pasar, dan mempromosikan pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan”. Di mana ODR diartikan secara umum sebagai suatu proses di mana perselisihan ditangani secara substansial (melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase atau kombinasi dari semuanya) melalui jaringan elektronik seperti Internet. ODR pertama muncul pada Tahun 1995 di Amerika Serikat. The National Centre for Automated Information Research (Philadelphia, Amerika Serikat) membuat ODR dengan nama Virtual Magistrate (VM) yang mempunyai kompetensi untuk menyelesaikan sengketa antara penyedia jasa internet (internet service providers) dan pengguna (users). Pada awalnya penerapan ODR di Indonesia masih menimbulkan beberapa permasalahan, karena UU AAPS secara eksplisit belum mengatur tentang penyelesaian sengketa secara online melainkan hanya mengatur secara jelas penyelesaian sengketa secara konvensional seperti yang termaktub dalam Pasal 6 Ayat (2) UU AAPS yaitu: “Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepekatan tertulis” Namun, setelah pemerintah Indonesia pada November 2019 mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (Selanjutnya ditulis PP PMSE), maka implementasi ODR di Indonesia sudah memiliki dasar hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 Ayat (2) PP PMSE sebagai berikut: “Penyelesaian sengketa elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara elektronik (online dispute resolution) berdasarkan ketentuan perundang-undangan.” Pasal tersebut dianggap memberikan dasar bagi pelaksanaan ODR di Indonesia, meskipun peraturan pemerintah ini belum secara khusus menunjuk suatu lembaga sebagai penyelenggara ODR di Indonesia. Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah pusat arbitrase di Indonesia. Lembaga arbitrase ini memberikan beragam jasa yang berhubungan dengan arbitrase, mediasi dan bentuk-bentuk lain dari APS termasuk hybrid arbitration sebagai APS komersial melalui pengadilan. BANI menawarkan kepada
  • 2. para pihak forum yang independen untuk menyelesaikan sengketa bisnis dan memberikan dukungan kelembagaan yang diperlukan dengan bertindak secara otonomi dan independen dalam penegakan hukum dan keadilan. BANI membantu para pihak menunjuk arbiter apabila mereka tidak mencapai kesepakatan dan memantau dan mengawasi proses arbitrase. Dalam lingkup BANI, penerapan metode online untuk menyelesaikan sengketa pada awalnya menggunakan dasar hukum Pasal 4 Ayat (3) dan Pasal 34 UU AAPS untuk penyelenggaraan arbitrase online. Berdasarkan kedua pasal tersebut, BANI mengelompokkan sengketa yang diajukan pemohon termasuk pada wanprestasi jual beli online, pelanggaran hak cipta, paten, atau pencemaran nama baik karena banyak sengketa yang berhubungan dengan kegiatan melalui media online. BANI akan menetapkan proses penyelesaian sengketa tersebut secara online atau tidak setelah mendapat persetujuan para pihak bersengketa. Pada Mei 2020 lalu BANI menerbitkan Surat Keputusan Nomor 20.015/V.SK-BANI/HU tentang Peraturan dan Prosedur Penyelenggaraan Arbitrase Secara Elektronik yang terdiri dari 12 pasal. SK Arbitrase Secara Elektronik terbit dengan mempertimbangkan rapat dan sidang Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal dapat diadakan pada setiap waktu dan tempat termasuk melalui jaringan internet. Dengan adanya SK Arbitrase Secara Elektronik ini, maka SK Dewan Pengurus BANI mengenai Penghentian Sementara Proses Persidangan di BANI Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) dinyatakan tidak berlaku. Sedangkan SK Arbitrase Secara Elektronik mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Namun, dari 12 pasal tersebut tidak ada satupun pasal yang mengatur tentang asas dan prinsip pelaksanaan ODR, aspek keamanan media yang digunakan, dan perlindungan hukum terhadap kerahasiaan data pribadi para pihak. Sehingga dapat dikatakan bahwa SK BANI ini belum memberikan pengaturan secara jelas mengenai ODR. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan ODR di Indonesia, klausul tersebut juga belum banyak memberikan kejelasan mengenai bagaimana syarat dilaksanakannya ODR, mekanisme ODR, dan penjelasan lainnya. Perlu disadari bahwa penyelesaian sengketa secara online juga masih banyak mengalami kendala di Indonesia seperti belum adanya regulasi secara khusus terkait ODR, tidak meratanya koneksi internet, masih banyaknya kekhawatiran warga Indonesia yang belum percaya akan sahnya dokumen berbentuk soft-file, penyelesaian sengketa secara online masih belum terdengar familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia, belum banyaknya sarana-prasarana yang mendukung penyelesaian sengketa secara online guna memudahkan masyarakat seperti lembaga atau website dsb. Artinya, Khusus dalam konteks Indonesia, isu yang perlu memperoleh perhatian dalam pengaturan dan penyelenggaraan ODR di masa mendatang adalah berikut ini: (1) pengaturan ODR yang tersebar dan tidak lengkap; (2) kesadaran (awareness) atas kehadiran ODR; (3) aksesibilitas dan literasi; (4) infrastruktur; dan (5) pengembangan kapasitas. Contoh Kasus : PT. Aneka Tambang Tbk (PT. ANTAM), sebuah BUMN yang bergerak dibidang produksi emas dan nikel, yang digugat oleh Budi Said di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur karena dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hal ini, Budi Said membeli emas sebanyak 7 ton dari pihak ketiga yang bernama Eksi Anggraeni dengan harga di bawah harga resmi yang ditawarkan
  • 3. PT. ANTAM. Setelah disepakati dan dibayar lunas, ternyata Budi Said hanya mendapat emas sebesar 5,935 ton dari total 7 ton yang telah disepakati. Tetapi PT. ANTAM merasa tidak pernah menjual Logam Mulia selain harga resmi yang tercantum di laman resmi perusahaan. Gugatan Budi Said diajukan tanggal 7 Februari 2020 dengan nomor perkara 158/Pdt.G/2020/PN-Sby. Sumber : Meline Gerarita Sitompul, DKK., Online Dispute Resolution (Odr): Prospek Penyelesaian Sengketa E- Commerce Di Indonesia, Jurnal Renaissance, Volume 1 No. 02, Agustus 2016, hlm: 75-93.