SlideShare a Scribd company logo
Pengertian Cyberlaw
Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang-perorangan atau subjek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan
memasuki dunia cyber (dunia maya). Cuberlaw sendiri merupakan istilah yang
berasala dari cyberspase law.
Andi Hamzah (1989) dalam tulisannya, Aspek-Aspek Pidana di Bidang Komputer,
mengartikan kejahatan komputer sebagai “Kejahatan di bidang komputer secara
umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer ilegal”.
Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan
memasuki dunia cyber atau maya.
Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Istilah lain
yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum
Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara.
Tujuan Cyberlaw
Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana,
ataupun penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan menjadi dasar hukum dalam
proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik
dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan kejahatan terorisme.
Tujuan Cyber Law
 Hak Cipta (Copy Right)
 Hak Merk (Trademark)
 Pencemaran nama baik (Defamation)
 Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)
 Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal
Access)
 Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain
name
 Kenyamanan Individu (Privacy)
Ruang Lingkup Cyber Law
Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet
mengingatkan tentang ruang lingkup dari cyber law diantaranya :
 Prinsip kehati-hatian (Duty care)
 Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat
 Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll
 Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital
 Pornografi
 Pencurian melalui Internet
 Perlindungan Konsumen
 Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti e-
commerce, e-government, e-education dll
Ruang Lingkup Cyber Law
(Cont)
1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta, profesional).
2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip
hukum konvensional dan norma hukum baru yang akan
terbentuk
3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya
Perangkat Hukum Cyber Law
Agar pembentukan perangkat perundangan tentang teknologi
informasi mampu mengarahkan segala aktivitas dan transaksi
didunia cyber sesuai dengan standar etik dan hukum yang
disepakati maka proses pembuatannya diupayakan sebagai
berikut:
Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi
informasi antara lain :
4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat
internet yang global
5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam
persoalan yang menyangkut industri dan perdagangan.
6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab
yang jelas untuk persoalan yang menyangkut kepentingan
publik
7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif
melainkan harus direktif dan futuristik
Perangkat Hukum Cyber Law
(Cont)
Topik-topik Cyberlaw
Secara garis besar ada 5 topik dari cyberlaw di setiap negara yaitu:
1. Information security, menyangkut masalah keotentikan pengirim atau
penerima dan integritas dari pesan yang mengalir melalui internet.
Dalam hal ini diatur masalah kerahasiaan dan keabsahan tanda tangan
elektronik;
2. Online transaction, meliputi penawaran, jual-beli, pembayaran sampai
pengiriman barang melalui internet;
3. Right in electronic information, soal hak cipta dan hak-hak yang muncul
bagi pengguna maupun penyedia content
4. Regulation information content, sejauh mana perangkat hukum
mengatur content yang dialirkan melalui internet; dan
5. Regulation online contact, tata karma dalam berkomunikasi dan
berbisnis melalui internet termasuk perpajakan, retriksi eksport-import,
kriminalitas dan yurisdiksi hukum.
 Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang
memiliki kaitan langsung maupun tidak langsung dengan
munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet seperti :
UU hak cipta, UU merk, UU perlindungan konsumen, UU
Penyiaran dan Telekomunikasi, UU Perseroan Terbatas, UU
Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan, Hukum Kontrak,
Hukum Pidana dll.
Perangkat Hukum Cyber Law
(Cont)
Asas-asas Cyberlaw
Dalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku dikenal beberapa asas
yang biasa digunakan, yaitu:
 Subjective territoriality, yang menekankan bahwa keberlakuan hukum
ditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak
pidananya dilakukan di negara lain;
 Objective territoriality, yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah
hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak
yang sangat merugikan bagi negara yang bersangkutan;
 Nationality, yang menentukan bahwa negara mempunyai jurisdiksi untuk
menentukan hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku;
 Passive nationality, yang menekankan jurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan
korban
 Protective principle, yang menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas
keinginan negara untuk melindungi kepentingan negara dari kejahatan yang
dilakukan di luar wilayahnya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah
negara atau pemerintah.
Perangkat Hukum Internasional
1. Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya –
upaya penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih
efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut :
Dalam rangka upaya menanggulangi cyber crime Resolusi
Kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime”
mengajukan beberapa kebijakan antara lain :
a. Melakukan moderinasi hukum pidana material dan hukum
acara pidana.
b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan
komputer.
c. Melakukan langkah untuk membuat peka warga masyarakat,
aparat terhadap pentingnya pencegahan kejahatan.
Teori-teori Cyberlaw
Berdasarkan karakteristik khusus yang terdapat dalam ruang cyber maka dapat
dikemukakan beberapa teori sebagai berikut:
 The Theory of the Uploader and the Downloader. Berdasarkan teori ini, suatu
negara dapat melarang dalam wilayahnya, kegiatan upload-download yang
diperkirakan dapat bertentangan dengan kepentingannya. Misalnya, suatu
negara dapat melarang setiap orang untuk meng-upload kegiatan perjudian atau
kegiatan perusakan lainnya dalam wilayah negara, dan melarang setiap orang
dalam wilayahnya untuk men-download kegiatan perjudian tersebut. Minnesota
adalah salah satu negara bagian pertama yang menggunakan jurisdiksi ini;
 The Theory of Law of the Server. Pendekatan ini memperlakukan server di
mana webpages secara fisik berlokasi, yaitu di mana mereka dicatat sebagai
data elektronik. Menurut teori ini sebuah webpages yang berlokasi di server
pada Stanford University tunduk pada hukum California. Namun teori ini akan
sulit digunakan apabila uploader berada dalam jurisdiksi asing; dan
 The Theory of International Spaces. Ruang cyber dianggap sebagai the fourth
space. Yang menjadi analogi adalah tidak terletak pada kesamaan fisik,
melainkan pada sifat internasional, yakni sovereignless quality.
d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum
tentang cyber crime.
e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui
kurikulum informasi,
f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai
deklarasi PBB.
2. Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya
Penanggulangan cyber crime
3. Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan
pencegahan kejahatan PBB (Committee on Crime Prevention
and Control) untuk : Menyebarluaskan pedoman dan standar
untuk membantu negara anggota menghadapi cyber crime,
mengembangkan penelitian dan analisis untuk menemukan
cara baru menghadapi cyber crime dimasa datang.
Perangkat Hukum Internasional
(Cont)
Kebijakan IT di Indonesia
Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur
kegiatan di cyber space, yaitu :
 Model ketentuan Payung (Umbrella Provisions), Model ini dapat
memuat materi pokok saja dengan memperhatikan semua
kepentingan (seperti pelaku usaha, konsumen, pemerintah dan
pemegak hukum), Juga keterkaitan hubungan dengan peraturan
perundang – undangan.
 Model Triangle Regulations sebagai upaya mengantisipasi
pesatnya laju kegiatan di cyber space. Upaya yang
menitikberatkan permasalahan prioritas yaitu pengaturan
sehubungan transaksi online, pengaturan sehubungan privacy
protection terhadap pelaku bisnis dan konsumen, pengaturan
sehubungan cyber crime yang memuat yuridiksi dan kompetensi
dari badan peradilan terhadap kasus cyber space.
Dalam moderinisasi hukum pidana, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
dalam seminar cyber crime 19 maret 2003 mengusulkan alternatif :
1. Menghapus pasal – pasal dalam UU terkait yang tidak dipakai lagi
2. Mengamandemen KUHP
3. Menyisipkan hasil kajian dalam RUU yang ada
4. Membuat RUU sendiri misalnya RUU Teknologi Informasi
Kebijakan IT di Indonesia (Cont)
Upaya tersebut tampaknya telah dilakukan terbukti dengan mulai
disusunnya RUU KUHP yang baru (konsep tahun 2000).Di samping
pembaharuan KHUP di Indonesia juga telah ditawarkan alternatif
menyusun RUU sendiri, antara lain RUU yang disusun oleh tim dari
pusat kajian cyber law UNPAD yang diberi title RUU TI draft III.

More Related Content

What's hot

teori pembentukan etika
teori pembentukan etikateori pembentukan etika
teori pembentukan etika
Cecep Kustandi
 
Keamanan Fisik
Keamanan FisikKeamanan Fisik
Keamanan Fisik
Iwan stwn
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Syifa Nadia
 
Analisa website Traveloka - Tugas IMK
Analisa website Traveloka - Tugas IMKAnalisa website Traveloka - Tugas IMK
Analisa website Traveloka - Tugas IMK
Miftahul Muttaqin
 
Presentasi sosial media
Presentasi sosial mediaPresentasi sosial media
Presentasi sosial media
Dwiki Setyawan
 
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDHakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Fox Broadcasting
 
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRM
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRMPemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRM
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRM
Rumah Studio
 
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIMMetode Pengembangan dan Evaluasi SIM
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
Fahmi Hakam
 
Tugas arsitektur dalam komponen sistem informasi
Tugas arsitektur dalam komponen sistem informasiTugas arsitektur dalam komponen sistem informasi
Tugas arsitektur dalam komponen sistem informasipradiptasetiawan
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
hermanwae
 
Requirement Engineering
Requirement EngineeringRequirement Engineering
Requirement Engineering
Febryci Legirian
 
Makalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan Hotel
Makalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan HotelMakalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan Hotel
Makalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan Hotel
Muhammad Iqbal
 
Tugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
Tugas Presentasi Kelompok 3 - BenchmarkingTugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
Tugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
AndiFildzaShabrina
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Aisyah Turidho
 
Etika dan Keamanan dalam Sistem Informasi
Etika dan Keamanan dalam Sistem InformasiEtika dan Keamanan dalam Sistem Informasi
Etika dan Keamanan dalam Sistem Informasi
Wahyu W
 
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalSeri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
literasi digital
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
oqpram
 
Interaksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputerInteraksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputer
Miftahul Khair N
 

What's hot (20)

teori pembentukan etika
teori pembentukan etikateori pembentukan etika
teori pembentukan etika
 
Keamanan Fisik
Keamanan FisikKeamanan Fisik
Keamanan Fisik
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Uud ite
Uud iteUud ite
Uud ite
 
Analisa website Traveloka - Tugas IMK
Analisa website Traveloka - Tugas IMKAnalisa website Traveloka - Tugas IMK
Analisa website Traveloka - Tugas IMK
 
Presentasi sosial media
Presentasi sosial mediaPresentasi sosial media
Presentasi sosial media
 
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDHakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
 
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRM
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRMPemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRM
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Organisasi : Kuliah ICT HRM
 
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIMMetode Pengembangan dan Evaluasi SIM
Metode Pengembangan dan Evaluasi SIM
 
Tugas arsitektur dalam komponen sistem informasi
Tugas arsitektur dalam komponen sistem informasiTugas arsitektur dalam komponen sistem informasi
Tugas arsitektur dalam komponen sistem informasi
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Requirement Engineering
Requirement EngineeringRequirement Engineering
Requirement Engineering
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Makalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan Hotel
Makalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan HotelMakalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan Hotel
Makalah Perancangan ERD & LRS Pada Sistem Pemesanan Hotel
 
Tugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
Tugas Presentasi Kelompok 3 - BenchmarkingTugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
Tugas Presentasi Kelompok 3 - Benchmarking
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Etika dan Keamanan dalam Sistem Informasi
Etika dan Keamanan dalam Sistem InformasiEtika dan Keamanan dalam Sistem Informasi
Etika dan Keamanan dalam Sistem Informasi
 
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalSeri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Interaksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputerInteraksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputer
 

Similar to Cyberlaw 2

Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
As'ad Reza
 
H
HH
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
Riri Riyanti
 
CYBER LAW.ppt
CYBER LAW.pptCYBER LAW.ppt
CYBER LAW.ppt
AiAdhi
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
ROYCIPTOSABASTIAN1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
AlMaliki1
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
ekotejo234
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
ekotejo234
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
Rahmat As-Syaakir
 
Makalah
MakalahMakalah
CYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptxCYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptx
santisetiyaningsih2
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkup
iwan setiawan
 
Cyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di IndonesiaCyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di Indonesia
Achmad Hidayat
 
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
Afifah Luthfiah
 
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
rhosidadesarti
 
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Rahmat Inggi
 

Similar to Cyberlaw 2 (20)

Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
H
HH
H
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
CYBER LAW.ppt
CYBER LAW.pptCYBER LAW.ppt
CYBER LAW.ppt
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
CYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptxCYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptx
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
Eptik deface
 
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkup
 
Cyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di IndonesiaCyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di Indonesia
 
ppt
pptppt
ppt
 
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
 
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
 
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 

Recently uploaded (7)

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 

Cyberlaw 2

  • 1.
  • 2. Pengertian Cyberlaw Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang-perorangan atau subjek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber (dunia maya). Cuberlaw sendiri merupakan istilah yang berasala dari cyberspase law. Andi Hamzah (1989) dalam tulisannya, Aspek-Aspek Pidana di Bidang Komputer, mengartikan kejahatan komputer sebagai “Kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer ilegal”. Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Istilah lain yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara.
  • 3. Tujuan Cyberlaw Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana, ataupun penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan kejahatan terorisme. Tujuan Cyber Law
  • 4.  Hak Cipta (Copy Right)  Hak Merk (Trademark)  Pencemaran nama baik (Defamation)  Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)  Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)  Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name  Kenyamanan Individu (Privacy) Ruang Lingkup Cyber Law Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup dari cyber law diantaranya :
  • 5.  Prinsip kehati-hatian (Duty care)  Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat  Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll  Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital  Pornografi  Pencurian melalui Internet  Perlindungan Konsumen  Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti e- commerce, e-government, e-education dll Ruang Lingkup Cyber Law (Cont)
  • 6. 1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta, profesional). 2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip hukum konvensional dan norma hukum baru yang akan terbentuk 3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya Perangkat Hukum Cyber Law Agar pembentukan perangkat perundangan tentang teknologi informasi mampu mengarahkan segala aktivitas dan transaksi didunia cyber sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati maka proses pembuatannya diupayakan sebagai berikut: Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain :
  • 7. 4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global 5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut industri dan perdagangan. 6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan yang menyangkut kepentingan publik 7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif dan futuristik Perangkat Hukum Cyber Law (Cont)
  • 8. Topik-topik Cyberlaw Secara garis besar ada 5 topik dari cyberlaw di setiap negara yaitu: 1. Information security, menyangkut masalah keotentikan pengirim atau penerima dan integritas dari pesan yang mengalir melalui internet. Dalam hal ini diatur masalah kerahasiaan dan keabsahan tanda tangan elektronik; 2. Online transaction, meliputi penawaran, jual-beli, pembayaran sampai pengiriman barang melalui internet; 3. Right in electronic information, soal hak cipta dan hak-hak yang muncul bagi pengguna maupun penyedia content 4. Regulation information content, sejauh mana perangkat hukum mengatur content yang dialirkan melalui internet; dan 5. Regulation online contact, tata karma dalam berkomunikasi dan berbisnis melalui internet termasuk perpajakan, retriksi eksport-import, kriminalitas dan yurisdiksi hukum.
  • 9.  Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki kaitan langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet seperti : UU hak cipta, UU merk, UU perlindungan konsumen, UU Penyiaran dan Telekomunikasi, UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan, Hukum Kontrak, Hukum Pidana dll. Perangkat Hukum Cyber Law (Cont)
  • 10. Asas-asas Cyberlaw Dalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku dikenal beberapa asas yang biasa digunakan, yaitu:  Subjective territoriality, yang menekankan bahwa keberlakuan hukum ditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya dilakukan di negara lain;  Objective territoriality, yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi negara yang bersangkutan;  Nationality, yang menentukan bahwa negara mempunyai jurisdiksi untuk menentukan hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku;  Passive nationality, yang menekankan jurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban  Protective principle, yang menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan negara untuk melindungi kepentingan negara dari kejahatan yang dilakukan di luar wilayahnya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah.
  • 11. Perangkat Hukum Internasional 1. Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya – upaya penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut : Dalam rangka upaya menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime” mengajukan beberapa kebijakan antara lain : a. Melakukan moderinasi hukum pidana material dan hukum acara pidana. b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer. c. Melakukan langkah untuk membuat peka warga masyarakat, aparat terhadap pentingnya pencegahan kejahatan.
  • 12. Teori-teori Cyberlaw Berdasarkan karakteristik khusus yang terdapat dalam ruang cyber maka dapat dikemukakan beberapa teori sebagai berikut:  The Theory of the Uploader and the Downloader. Berdasarkan teori ini, suatu negara dapat melarang dalam wilayahnya, kegiatan upload-download yang diperkirakan dapat bertentangan dengan kepentingannya. Misalnya, suatu negara dapat melarang setiap orang untuk meng-upload kegiatan perjudian atau kegiatan perusakan lainnya dalam wilayah negara, dan melarang setiap orang dalam wilayahnya untuk men-download kegiatan perjudian tersebut. Minnesota adalah salah satu negara bagian pertama yang menggunakan jurisdiksi ini;  The Theory of Law of the Server. Pendekatan ini memperlakukan server di mana webpages secara fisik berlokasi, yaitu di mana mereka dicatat sebagai data elektronik. Menurut teori ini sebuah webpages yang berlokasi di server pada Stanford University tunduk pada hukum California. Namun teori ini akan sulit digunakan apabila uploader berada dalam jurisdiksi asing; dan  The Theory of International Spaces. Ruang cyber dianggap sebagai the fourth space. Yang menjadi analogi adalah tidak terletak pada kesamaan fisik, melainkan pada sifat internasional, yakni sovereignless quality.
  • 13. d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum tentang cyber crime. e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui kurikulum informasi, f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai deklarasi PBB. 2. Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya Penanggulangan cyber crime 3. Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan kejahatan PBB (Committee on Crime Prevention and Control) untuk : Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu negara anggota menghadapi cyber crime, mengembangkan penelitian dan analisis untuk menemukan cara baru menghadapi cyber crime dimasa datang. Perangkat Hukum Internasional (Cont)
  • 14. Kebijakan IT di Indonesia Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyber space, yaitu :  Model ketentuan Payung (Umbrella Provisions), Model ini dapat memuat materi pokok saja dengan memperhatikan semua kepentingan (seperti pelaku usaha, konsumen, pemerintah dan pemegak hukum), Juga keterkaitan hubungan dengan peraturan perundang – undangan.  Model Triangle Regulations sebagai upaya mengantisipasi pesatnya laju kegiatan di cyber space. Upaya yang menitikberatkan permasalahan prioritas yaitu pengaturan sehubungan transaksi online, pengaturan sehubungan privacy protection terhadap pelaku bisnis dan konsumen, pengaturan sehubungan cyber crime yang memuat yuridiksi dan kompetensi dari badan peradilan terhadap kasus cyber space.
  • 15. Dalam moderinisasi hukum pidana, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dalam seminar cyber crime 19 maret 2003 mengusulkan alternatif : 1. Menghapus pasal – pasal dalam UU terkait yang tidak dipakai lagi 2. Mengamandemen KUHP 3. Menyisipkan hasil kajian dalam RUU yang ada 4. Membuat RUU sendiri misalnya RUU Teknologi Informasi Kebijakan IT di Indonesia (Cont) Upaya tersebut tampaknya telah dilakukan terbukti dengan mulai disusunnya RUU KUHP yang baru (konsep tahun 2000).Di samping pembaharuan KHUP di Indonesia juga telah ditawarkan alternatif menyusun RUU sendiri, antara lain RUU yang disusun oleh tim dari pusat kajian cyber law UNPAD yang diberi title RUU TI draft III.