SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 83/HUK/2005 TENTANG
PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. Bahwa Karang Taruna merupakan Oganisasi Sosial wadah pengembangan Generasi Muda
yang mampu menampilkan karakternya melalui cipta, rasa, karsa dan karya di bidang
kesejahteraan sosial;
b. Bahwa Karang Taruna sebagai modal sosial strategis untuk mewujudkan keserasian,
keharmonisan, keselarasan, dalam kerangka memperkuat kesetiakawanan sosial, kebersamaan,
kejuangan dan pengabdian terutama di bidang Kesejahteraan Sosial;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan
Peraturan Menteri Sosial RI tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Mengingat :
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Kesejahteraan‑ ‑
Sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3039);
2. Undang undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran‑
Negara Tahun 1985 Nomor 44. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3298);
3. Undang undang, Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara‑
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Keputusan Presiden RI Nomor 8/M Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
RI Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden RI
Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
Republik Indonesia;
7. Keputusan Menteri Sosiai RI Nomor 25/HUK/2003 tentang Pola Pembangunan Kesejahteraan
Sosial;
8. Keputusan Menteri Sosiai RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Sosial;
Memperhatikan :
Hasil Temu Karya Nasional V Karang Taruna Tahun 2005 tanggal 10 sampai dengan 12 April
2005 di Provinsi Banten.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh
dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
2. Anggota Karang Taruna adalah setiap generasi muda dari usia 11 tahun sampai dengan 45
tahun yang berada di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di
bidang usaha kesejahteraan sosial.
3. Komunitas Adat Sederajat adalah warga masyarakat yang tinggal dan hidup bersama di
daerah yang dibatasi oleh wilayah adat dan kedudukannya sederajat dengan desa/kelurahan.
4. Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) adalah wadah penghimpun mantan pengurus
Karang Taruna dan tokoh Masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat bagi kemajuan
Karang Taruna, yang tidak memiliki hubungan struktural dengan Kepengurusan Karang
Tarunanya.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Setiap Karang Taruna berasaskan Pancasila.
2. Tujuan Karang Taruna adalah :
a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung jawab sosial setiap
generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai masalah sosial.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang
trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan
keberdayaan warga Karang Taruna.
d. Termotivasinya setiap generasi muda Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan
menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka
mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di
desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi
sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan
sosial dilingkungannya.
g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial
yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya
dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya
secara swadaya.
h. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan
berbagai sektor lainnya.
j. Penyelenggara Usaha usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.‑
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
1. Keanggotaan Karang Taruna menganut sistem stelsel pasif yang berarti seluruh generasi
muda dalam lingkungan desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang berusia 11 tahun
sampai dengan 45 tahun, selanjutnya disebut sebagai warga Karang Taruna.
2. Setiap generasi muda dalam kedudukannya sebagai warga Karang Taruna mempunyai hak dan
kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis
kelamin, kedudukan sosial, pendidikan politik dan agama.
BAB V
KEORGANISASIAN
Pasal 5
1. Keorganisasian Karang Taruna diatur berdasarkan aspirasi warga Karang Taruna yang
bersangkutan didesa/kelurahan atau komunitas adat sederajat setempat.
2. Untuk memantapkan komunikasi, kerjasama, pertukaran informasi dan kolaborasi antar
Karang Taruna, dapat dibentuk wadah dilingkup Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan
Nasional sebagai sarana organisasi Karang Taruna yang pemantapannya melalui para
pengurus disetiap lingkup masing masing.‑
BAB VI
KFPENGURUSAN
Pasal 6
1. Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh warga Karang Taruna
yang bersangkutan dan memenuhi syarat-syarat untuk diangkat sebagai pengurus Karang
Taruna yaitu :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
C. Dapat membaca dan menulis.
d. Memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna.
e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan,
pengabdian di bidang kesejahteraan sosial.
f. Sebagai warga penduduk setempat dan bertempat tinggal tetap.
g. Berumur 17 tahun sampai dengan 45 tahun.
2. Susuna pengurus Karang Taruna dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
3. Kepengurusan Karang Taruna sesuai dengan keorganisasiannya diatur sebagai berikut :
a. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas adat Sederajat yang terpilih dan
disahkan dalam Temu Karya diwilayahnya adalah sebagai pelaksana organisasi dalam
wilayah yang bersangkutan dan dikukuhkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Kepala/Ketua
Komunitas Adat Sederajat setempat.
b. Pengurus di lingkup Kecamatan yang disahkan dalam Temu Karya Kecamatan adalah
sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar
Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Kecamatan dan dikukuhkan oleh Camat setempat.
c. Pengurus dilingkup Kabupaten/Kota yang disahkan dalam Temu Karya Kabupaten/Kota
adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama informasi dan kolaborasi
antar Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Kabupaten/Kota dan dikukuhkan oleh
Bupati/Walikota setempat.
d. Pengurus dilingkup Provinsi yang disahkan dalam Temu Karya Provinsi adalah sebagai
pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang
Taruna dalam lingkup/wilayah Provinsi dan dikukuhkan oleh Gubernur setempat.
e. Pengurus di lingkup Nasional yang disahkan dalam Temu Karya Nasional adalah sebagai
pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang
Taruna dalam lingkup/wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
dikukuhkan oleh Menteri Sosial.
4. Susunan pengurus disetiap lingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
disesuaikan dengan kebutuhan di Masing-masing lingkup.
BAB VII
MEKANISME KERJA
Pasal 7
1. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat melaksanakan
fungsi fungsi operasional di bidang Kesejahteraan sosial sebagai tugas pokok Karang Taruna‑
dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) serta program kerja lainnya yang
dilaksanakan bersama Pemerintah dan komponen terkait sesuai dengan Peraturan
Perundang undangan yang berlaku.‑
2. Pengurus disetiap lingkup yang ditetapkan sebagai pranata jaringan komunikasi, informasi,
kerjasama dan kolaborasi antar Karang Taruna mulai dari pengurus di lingkup Kecamatan
sampai dengan Nasional melaksanakan fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan sistem informasi dan komunikasi.
b. Pemberdaya, mengembangkan dan memperkuat sistem jaringan kerjasama (networking)
antar Karang Taruna serta dengan pihak lain yang terkait.
c. Penyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi, pendampingan, dan
advokasi.
d. Konsolidasi dan sosialisasi dalam rangka memelihara solidaritas, konsistensi dan citra
organisasi.
3. Mekanisme hubungan komunikasi, Informasi, kerjasama dan kolaborasi antar Karang Taruna
dengan wadah pengurus di lingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional adalah
bersifat koordinatif, konsultatif dan kolaboratif secara fungsional serta bukan operasional.
4. Untuk mendayagunakan pranata jaringan komunikasi, informasi, kerjasama dan kolaborasi
antar Karang Taruna yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, maka diadakan Forum
pertemuan Karang Taruna yang diatur sebagai berikut :
a. Bentuk bentuk Forum terdiri dari :‑
1). Temu Karya;
2). Rapat Kerja;
3). Rapat Pimpinan;
4). Rapat Pengurus Pleno;
5). Rapat Konsultasi;
6). Rapat Pengurus Harian.
b. Mekanisme Forum pertemuan tersebut diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pelaksanaan
Karang taruna.
c. Forum forum pertemuan tersebut diatur lebih lanjut dalam Pedoman pelaksanaan Karang‑
Taruna.
d. Pengambilan keputusan dalam setiap Forum pertemuan Karang Taruna wajib dilakukan
secara musyawarah dan mufakat, dan apabila hal itu tidak tercapai maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
e. Forum Pertemuan Karang Taruna yang diadakan secara Nasional dan khusus dalam rangka
usulan untuk bahan perubahan Pedoman Dasar/Pedoman pelaksanaan Karang Taruna,
diatur sebagai berikut :
1). Minimal 2/3 (dua pertiga) dari Jumlah peserta/pengurus dari lingkup Provinsi diseluruh
wilayah indonesia harus hadir ditambah unsur dari Departemen Sosial selaku Pembina
Fungsional;
2). Usulan perubahan Pedoman Dasar / Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna dapat
dinyatakan sah apabila didasarkan pada persetujuan minimal 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah Provinsi peserta yang hadir dan mendapat persetujuan dari Pembina Fungsional
Pusat (Departemen Sosial);
3).Rekomendasi usulan guna perubahan tersebut, diusulkan sebagai bahan untuk disahkan
atau ditetapkan oleh Menteri Sosial Rl;
5. Kedudukan, pemilihan dan masa bakti pengurus sebagai berikut :
a. Pengurus Karang Taruna berkedudukan di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat
setempat. Pengurus di lingkup Kecamatan, Kabupaton/Kota dan Provinsi berkedudukan di
lbukota masing masing dan pengurus di lingkup Nasional berkedudukan di lbukota‑
Negara.
b. Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah dan mufakat dalam Temu Karya serta
wajiib memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
c. Masa bakti Pengurus Karang Taruna di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajit
paling lama 3 (tiga) tahun dan Pengurus lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional,
masing masing selama 5 (lima) tahun serta dapat dipilih kembali untuk kedua kalinya,‑
serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
BAB VIII
PENGUKUHAN DAN PELANTIKAN PENGURUS
Pasal 8
1).Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat dan
Pengurus di lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional dilakukan dengan Surat Keputusan
Pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya.
2).Surat Keputusan Pejabat yang berwenang tersebut pada ayat (1) diatas adalah :
a. Surat Keputusan Kepala desa/Lurah atau Komunitas adat sederajat untuk Pengukuhan
Pengurus Karang Taruna setempat.
b. Surat Keputusan Camat untuk pengukuhan Pengurus, dilingkup Kecamatan setempat.
c. Surat Keputusan Bupati/Walikota untuk pengukuhan Pengurus dilingkup Kabupaten/Kota
setempat.
d. Surat Keputusan Gubernur untuk pengukuhan Pengurus dilingkup Provinsi setempat.
e. Surat Keputusan Menteri Sosial untuk Pengukuhan Pengurus dilingkup Nasional.
3).Pelantikan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas adat Sederajat dan
Pengurus dilingkup Kecamatan sampai dengan Nasional dilakukan oleh Pejabat yang
berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya masing masing.‑
BAB IX
PEMBINA
Pasal 9
1. Karang Taruna sebagai Organisasi Sosial Generasi Muda diseluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, memiliki Pembina Utama, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis.
2. Pembina Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Presiden Republik Indonesia.
3. Pembina Umum, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), di Pusat dan di daerah adalah :
a. Pembina di Pusat terdiri:
1). Menteri Dalam Negeri selaku Pembina Umum.
2). Menteri Sosial selaku pembina Fungsional.
3). Pimipinan Departemen/Kementerian Negara/Lembaga atau Badan Negara yang terkait
sebagai Pembina Teknis Karang Taruna.
b. Pembina di Daerah terdiri dari:
1). Pembina Umum:
a. Gubernur Provinsi.
b. Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota.
c. Camat untuk Kecamatan.
d. Kepala Desa/Lurah atau Komunitas Adat Sederajat untuk Desa/Kelurahan atau Komuntas
adat sederajat.
2) Pembina Fungsional :
a. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi.
b. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.
c. Kepala Seksi/Unit yang tugasnya berkaitan langsung dengan bidang kesejahteraan
sosial di Kecamatan dan atau di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat.
3). Pembina Teknis :
a. Pimpinan Instansi/Lembaga/Badan Daerah Provinsi yang terkait.
b. Pimpinan Instansi/Jawatan/Lembaga atau Badan Daerah Kabupaten/Kota yang
terkait.
c. Pimpinan Unit Kecamatan, Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat yang
terkait dengan Penyediaan dukungan bagi peningkatan Fungsi Karang Taruna di
wilayah setempat.
BAB X
KEUANGAN
Pasal 10
Keuangan Karang Taruna dapat diperoleh dari:
a. Iuran warga Karang Taruna.
b. Usaha Sendiri yang diperoleh secara syah.
c. Bantuan Masyarakat yang tidak mengikat.
d. Bantuan/Subsidi dari Pemerintah.
e. Usaha usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang‑ ‑
berlaku.
BAB XI
MAJELIS PERTIMBANGAN DAN UNIT TEKNIS KARANG TARUNA
Pasal 11
(1). Setiap Karang Taruna dapat membentuk Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT)
pada forum tertinggi (Temu Karya) di masing masing wilayahnya yang kemudian‑
dikukuhkan oleh forum tersebut.
(2). Majelis Pertimbangan Karang Taruna dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota,
seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil Sekretaris (sesuai kebutuhan) merangkap
anggota, dan para anggota yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan jumlah mantan aktivis
Karang Taruna di wilayahnya masing masing ditambah beberapa tokoh yang dianggap‑
layak apabila memungkinkan.
Pasal 12
(1). Karang Taruna dapat membentuk Unit Teknis sesuai dengan kebutuhan pengembangan
organisasi dan program programnya.‑
(2). Unit Teknis dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelembagaan Karang
Taruna dan pembentukannya harus melalui mekanisme pengambilan keputusan dalam forum
yang representatif dan sesuai kapasitasnya untuk itu.
(3). Unit Teknis disahkan dan dilantik oleh Karang Taruna yang membentuknya dan harus
berkoordinasi serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Karang Taruna yang
membentuknya.
BAB XII
IDENTITAS
Pasal 13
(1). Karang Taruna dapat memiliki identitas lambang bendera, panji, yang telah ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Sosial Rl Nomor 65/HUK/KEP/XI/1982, dan lagu mars serta
hymne.
(2). Identitas yang telah ditetapkan dan/atau digunakan tersebut menjadi identitas resmi Karang
Taruna dan hanya dapat dirubah dengan Keputusan Menteri Sosial.
(3). Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Pelaksanaan Karang Taruna.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 14
(1). Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan‑
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial.
(2) Dengan ditetapkan Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 11/HUK/1988.
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3). Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Juli 2005
MENTERI SOSIAL RI,
TTD
H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE
Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth:
1. Bapak Presiden Republik Indonesia;
2. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;
3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat;
4. Sekretaris Jenderal, para Direktur Jenderal dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Sosial di lingkungan Departemen Sosial;
5. Gubernur Provinsi di seluruh lndonesia;
6. Kepala Dinas/instansi Sosial Provinsi di seluruh Indonesia;
7. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;
8. Para Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Sekretaris Itjen/Ditjen/Badan dan Kepala Pusat di
lingkungan Departemen Sosial;
9. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota di seluruh lndonesia;
10. Kepala Bagian Bantuan Hukum dan Dokumentasi Biro Kepegawaian dan Hukum‑
Departemen Sosial.
(3). Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Pelaksanaan Karang Taruna.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 14
(1). Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan‑
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial.
(2) Dengan ditetapkan Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 11/HUK/1988.
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3). Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Juli 2005
MENTERI SOSIAL RI,
TTD
H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE
Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth:
1. Bapak Presiden Republik Indonesia;
2. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;
3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat;
4. Sekretaris Jenderal, para Direktur Jenderal dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Sosial di lingkungan Departemen Sosial;
5. Gubernur Provinsi di seluruh lndonesia;
6. Kepala Dinas/instansi Sosial Provinsi di seluruh Indonesia;
7. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;
8. Para Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Sekretaris Itjen/Ditjen/Badan dan Kepala Pusat di
lingkungan Departemen Sosial;
9. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota di seluruh lndonesia;
10. Kepala Bagian Bantuan Hukum dan Dokumentasi Biro Kepegawaian dan Hukum‑
Departemen Sosial.

More Related Content

What's hot

Visi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. Kalipare
Visi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. KalipareVisi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. Kalipare
Visi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. KalipareOemar Bakrie
 
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan MasyarakatPeran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakatnugisptrainig
 
Karang taruna garda taruna wina raharja
Karang taruna garda taruna wina raharjaKarang taruna garda taruna wina raharja
Karang taruna garda taruna wina raharjaAdynursoefyan Fadila
 
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesiaoptimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesiaBe Susantyo
 
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTASK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTAAmir Net
 
Pekerja sosial masyarakat (psm)
Pekerja sosial masyarakat (psm)Pekerja sosial masyarakat (psm)
Pekerja sosial masyarakat (psm)Eka Saputra
 
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdfPERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdfHaerunRizal
 
Permensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang TarunaPermensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang TarunaRano Rahman
 
Dasar dasar fasilitasi
Dasar dasar fasilitasiDasar dasar fasilitasi
Dasar dasar fasilitasinugisptrainig
 
Anggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu Baru
Anggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu BaruAnggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu Baru
Anggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu BaruRYAN KOMPI
 
Bimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSM
Bimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSMBimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSM
Bimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSMprih wardoyo
 
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05Bpd Desa Kasokandel
 

What's hot (19)

Visi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. Kalipare
Visi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. KalipareVisi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. Kalipare
Visi Misi Karangtaruna Suka Karya Desa Sukowilangun Kec. Kalipare
 
Pedoman karang taruna
Pedoman karang tarunaPedoman karang taruna
Pedoman karang taruna
 
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan MasyarakatPeran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
 
Materi kpmd
Materi kpmdMateri kpmd
Materi kpmd
 
Karang taruna garda taruna wina raharja
Karang taruna garda taruna wina raharjaKarang taruna garda taruna wina raharja
Karang taruna garda taruna wina raharja
 
kpmd
kpmdkpmd
kpmd
 
Permensos 23 Tahun 2013
Permensos 23 Tahun 2013Permensos 23 Tahun 2013
Permensos 23 Tahun 2013
 
3.1. kpmd
3.1. kpmd3.1. kpmd
3.1. kpmd
 
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesiaoptimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
 
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTASK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
 
Pekerja sosial masyarakat (psm)
Pekerja sosial masyarakat (psm)Pekerja sosial masyarakat (psm)
Pekerja sosial masyarakat (psm)
 
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdfPERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
PERMENSOS NOMOR 25 TAHUN 2019 (1).pdf
 
Permensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang TarunaPermensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
Permensos 25 tahun 2019 Karang Taruna
 
Dasar dasar fasilitasi
Dasar dasar fasilitasiDasar dasar fasilitasi
Dasar dasar fasilitasi
 
Anggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu Baru
Anggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu BaruAnggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu Baru
Anggaran dasar karang taruna samparona Kel. Kaisabu Baru
 
Bimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSM
Bimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSMBimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSM
Bimbingan Teknik Pengembangan Kapasitas PSKS-TKSM
 
Karang taruna
Karang tarunaKarang taruna
Karang taruna
 
Pemerintah desa
Pemerintah desaPemerintah desa
Pemerintah desa
 
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05
 

Viewers also liked

Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社
Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社
Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社luruiyang
 
Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°
Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°
Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°morejitos
 
Struktur organisasi karang taruna muda karya
Struktur organisasi karang taruna muda karyaStruktur organisasi karang taruna muda karya
Struktur organisasi karang taruna muda karyaUtiel Sitaraguyang
 
Audience research
Audience researchAudience research
Audience researchEmilyPlenty
 
recommendation letter 2
recommendation letter 2recommendation letter 2
recommendation letter 2preksha raj
 
Mengelola Organisasi
Mengelola OrganisasiMengelola Organisasi
Mengelola Organisasi... ciamik
 
A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...
A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...
A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...LIBER Europe
 
Proposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa Lajer
Proposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa LajerProposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa Lajer
Proposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa LajerIndri Aryanti
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanFirdausJuliani
 
Biblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznych
Biblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznychBiblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznych
Biblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznychMałopolski Instytut Kultury
 

Viewers also liked (16)

Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社
Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社
Ppt.co op.台湾.主妇联盟生活消费合作社
 
Kaf pres
Kaf presKaf pres
Kaf pres
 
Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°
Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°
Refuerzo de ciencias. busca una cita 6°
 
Struktur organisasi karang taruna muda karya
Struktur organisasi karang taruna muda karyaStruktur organisasi karang taruna muda karya
Struktur organisasi karang taruna muda karya
 
Dummies
DummiesDummies
Dummies
 
Audience research
Audience researchAudience research
Audience research
 
Jeem press
Jeem pressJeem press
Jeem press
 
Pueblos prerromanos
Pueblos prerromanosPueblos prerromanos
Pueblos prerromanos
 
recommendation letter 2
recommendation letter 2recommendation letter 2
recommendation letter 2
 
Garis Sejarah Karang Taruna
Garis Sejarah Karang TarunaGaris Sejarah Karang Taruna
Garis Sejarah Karang Taruna
 
Kepemimpinan mahasiswa
Kepemimpinan mahasiswaKepemimpinan mahasiswa
Kepemimpinan mahasiswa
 
Mengelola Organisasi
Mengelola OrganisasiMengelola Organisasi
Mengelola Organisasi
 
A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...
A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...
A Revolution in Open Science: Open Data and the Role of Libraries (Professor ...
 
Proposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa Lajer
Proposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa LajerProposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa Lajer
Proposal Pengajuan Dana Karang Taruna Desa Lajer
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Biblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznych
Biblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznychBiblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznych
Biblioteka Kraków. Rozwój sieci miejskich bibliotek publicznych
 

Similar to Karang Taruna

ADART Karang Taruna.pdf
ADART Karang Taruna.pdfADART Karang Taruna.pdf
ADART Karang Taruna.pdfZuhdiIlham
 
Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01
Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01
Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01Azie Qtajaya
 
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang TarunaPermensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang TarunaPemdes Seboro Sadang
 
420296273 ad-art-karang-taruna
420296273 ad-art-karang-taruna420296273 ad-art-karang-taruna
420296273 ad-art-karang-tarunawirawanbalaka
 
STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...
STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...
STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...Kang Ari Tea
 
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan DesaPerdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan DesaAji Sahdi Sutisna
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Salim SAg
 
Permendesa nomor 3 tahun 2015
Permendesa nomor 3 tahun 2015Permendesa nomor 3 tahun 2015
Permendesa nomor 3 tahun 2015Rumah Kolaborasi
 
Permendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desaPermendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desaPajeg Lempung
 
Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015 Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015 ahmadefendi19
 
Permendesa 03-th-2015 pendampingan-desa
Permendesa 03-th-2015 pendampingan-desaPermendesa 03-th-2015 pendampingan-desa
Permendesa 03-th-2015 pendampingan-desaKantor Desa Junwangi
 
Permendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desaPermendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desaPajeg Lempung
 
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desaPermendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desaAngling Darma
 
Materi Karang Taruna.pptx
Materi Karang Taruna.pptxMateri Karang Taruna.pptx
Materi Karang Taruna.pptxhaifa74
 

Similar to Karang Taruna (20)

ADART Karang Taruna.pdf
ADART Karang Taruna.pdfADART Karang Taruna.pdf
ADART Karang Taruna.pdf
 
Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01
Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01
Pedomankarangtaruna 130126173352-phpapp01
 
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang TarunaPermensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
Permensos No.25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna
 
Perbup 13 2011
Perbup 13 2011Perbup 13 2011
Perbup 13 2011
 
420296273 ad-art-karang-taruna
420296273 ad-art-karang-taruna420296273 ad-art-karang-taruna
420296273 ad-art-karang-taruna
 
STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...
STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...
STRATEGI PENGEMBANGAN LOKASI PEMBERDAYAAN KAT PURNA BINA MELALUI SINERJI POGR...
 
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan DesaPerdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
 
KARTUN.pptx
KARTUN.pptxKARTUN.pptx
KARTUN.pptx
 
Ad art karangtaruna
Ad art karangtarunaAd art karangtaruna
Ad art karangtaruna
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
 
Permen no.07 2007
Permen no.07 2007Permen no.07 2007
Permen no.07 2007
 
Permendesa nomor 3 tahun 2015
Permendesa nomor 3 tahun 2015Permendesa nomor 3 tahun 2015
Permendesa nomor 3 tahun 2015
 
Permendesa no 3_ta_2015
Permendesa no 3_ta_2015Permendesa no 3_ta_2015
Permendesa no 3_ta_2015
 
Permendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desaPermendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 tentang pendampingan desa
 
Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015 Permendes No. 3 Tahun 2015
Permendes No. 3 Tahun 2015
 
Permendesa 03-th-2015 pendampingan-desa
Permendesa 03-th-2015 pendampingan-desaPermendesa 03-th-2015 pendampingan-desa
Permendesa 03-th-2015 pendampingan-desa
 
Permendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desaPermendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desa
Permendesa no 3 ta 2015 tentang pendampingan desa
 
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desaPermendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
Permendesa no 3_ta_2015 - pendampingan desa
 
Permendesa pdtt no.3 th.2015
Permendesa pdtt no.3 th.2015Permendesa pdtt no.3 th.2015
Permendesa pdtt no.3 th.2015
 
Materi Karang Taruna.pptx
Materi Karang Taruna.pptxMateri Karang Taruna.pptx
Materi Karang Taruna.pptx
 

Recently uploaded

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 

Karang Taruna

  • 1. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 83/HUK/2005 TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa Karang Taruna merupakan Oganisasi Sosial wadah pengembangan Generasi Muda yang mampu menampilkan karakternya melalui cipta, rasa, karsa dan karya di bidang kesejahteraan sosial; b. Bahwa Karang Taruna sebagai modal sosial strategis untuk mewujudkan keserasian, keharmonisan, keselarasan, dalam kerangka memperkuat kesetiakawanan sosial, kebersamaan, kejuangan dan pengabdian terutama di bidang Kesejahteraan Sosial; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial RI tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Kesejahteraan‑ ‑ Sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3039); 2. Undang undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran‑ Negara Tahun 1985 Nomor 44. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3298); 3. Undang undang, Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara‑ Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4. Keputusan Presiden RI Nomor 8/M Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 5. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 7. Keputusan Menteri Sosiai RI Nomor 25/HUK/2003 tentang Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial; 8. Keputusan Menteri Sosiai RI Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial; Memperhatikan : Hasil Temu Karya Nasional V Karang Taruna Tahun 2005 tanggal 10 sampai dengan 12 April 2005 di Provinsi Banten. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA
  • 2. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. 2. Anggota Karang Taruna adalah setiap generasi muda dari usia 11 tahun sampai dengan 45 tahun yang berada di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. 3. Komunitas Adat Sederajat adalah warga masyarakat yang tinggal dan hidup bersama di daerah yang dibatasi oleh wilayah adat dan kedudukannya sederajat dengan desa/kelurahan. 4. Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) adalah wadah penghimpun mantan pengurus Karang Taruna dan tokoh Masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat bagi kemajuan Karang Taruna, yang tidak memiliki hubungan struktural dengan Kepengurusan Karang Tarunanya. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 1. Setiap Karang Taruna berasaskan Pancasila. 2. Tujuan Karang Taruna adalah : a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial. b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan. c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna. d. Termotivasinya setiap generasi muda Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat. f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.
  • 3. g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya. h. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial. i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya. j. Penyelenggara Usaha usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.‑ BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 4 1. Keanggotaan Karang Taruna menganut sistem stelsel pasif yang berarti seluruh generasi muda dalam lingkungan desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang berusia 11 tahun sampai dengan 45 tahun, selanjutnya disebut sebagai warga Karang Taruna. 2. Setiap generasi muda dalam kedudukannya sebagai warga Karang Taruna mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis kelamin, kedudukan sosial, pendidikan politik dan agama. BAB V KEORGANISASIAN Pasal 5 1. Keorganisasian Karang Taruna diatur berdasarkan aspirasi warga Karang Taruna yang bersangkutan didesa/kelurahan atau komunitas adat sederajat setempat. 2. Untuk memantapkan komunikasi, kerjasama, pertukaran informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna, dapat dibentuk wadah dilingkup Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional sebagai sarana organisasi Karang Taruna yang pemantapannya melalui para pengurus disetiap lingkup masing masing.‑ BAB VI KFPENGURUSAN Pasal 6 1. Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh warga Karang Taruna yang bersangkutan dan memenuhi syarat-syarat untuk diangkat sebagai pengurus Karang Taruna yaitu : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. C. Dapat membaca dan menulis.
  • 4. d. Memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna. e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan, pengabdian di bidang kesejahteraan sosial. f. Sebagai warga penduduk setempat dan bertempat tinggal tetap. g. Berumur 17 tahun sampai dengan 45 tahun. 2. Susuna pengurus Karang Taruna dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan. 3. Kepengurusan Karang Taruna sesuai dengan keorganisasiannya diatur sebagai berikut : a. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas adat Sederajat yang terpilih dan disahkan dalam Temu Karya diwilayahnya adalah sebagai pelaksana organisasi dalam wilayah yang bersangkutan dan dikukuhkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Kepala/Ketua Komunitas Adat Sederajat setempat. b. Pengurus di lingkup Kecamatan yang disahkan dalam Temu Karya Kecamatan adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Kecamatan dan dikukuhkan oleh Camat setempat. c. Pengurus dilingkup Kabupaten/Kota yang disahkan dalam Temu Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Kabupaten/Kota dan dikukuhkan oleh Bupati/Walikota setempat. d. Pengurus dilingkup Provinsi yang disahkan dalam Temu Karya Provinsi adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Provinsi dan dikukuhkan oleh Gubernur setempat. e. Pengurus di lingkup Nasional yang disahkan dalam Temu Karya Nasional adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam lingkup/wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dikukuhkan oleh Menteri Sosial. 4. Susunan pengurus disetiap lingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional disesuaikan dengan kebutuhan di Masing-masing lingkup. BAB VII MEKANISME KERJA Pasal 7 1. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat melaksanakan fungsi fungsi operasional di bidang Kesejahteraan sosial sebagai tugas pokok Karang Taruna‑ dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) serta program kerja lainnya yang dilaksanakan bersama Pemerintah dan komponen terkait sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku.‑ 2. Pengurus disetiap lingkup yang ditetapkan sebagai pranata jaringan komunikasi, informasi, kerjasama dan kolaborasi antar Karang Taruna mulai dari pengurus di lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional melaksanakan fungsi sebagai berikut :
  • 5. a. Pengelolaan sistem informasi dan komunikasi. b. Pemberdaya, mengembangkan dan memperkuat sistem jaringan kerjasama (networking) antar Karang Taruna serta dengan pihak lain yang terkait. c. Penyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi, pendampingan, dan advokasi. d. Konsolidasi dan sosialisasi dalam rangka memelihara solidaritas, konsistensi dan citra organisasi. 3. Mekanisme hubungan komunikasi, Informasi, kerjasama dan kolaborasi antar Karang Taruna dengan wadah pengurus di lingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional adalah bersifat koordinatif, konsultatif dan kolaboratif secara fungsional serta bukan operasional. 4. Untuk mendayagunakan pranata jaringan komunikasi, informasi, kerjasama dan kolaborasi antar Karang Taruna yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, maka diadakan Forum pertemuan Karang Taruna yang diatur sebagai berikut : a. Bentuk bentuk Forum terdiri dari :‑ 1). Temu Karya; 2). Rapat Kerja; 3). Rapat Pimpinan; 4). Rapat Pengurus Pleno; 5). Rapat Konsultasi; 6). Rapat Pengurus Harian. b. Mekanisme Forum pertemuan tersebut diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pelaksanaan Karang taruna. c. Forum forum pertemuan tersebut diatur lebih lanjut dalam Pedoman pelaksanaan Karang‑ Taruna. d. Pengambilan keputusan dalam setiap Forum pertemuan Karang Taruna wajib dilakukan secara musyawarah dan mufakat, dan apabila hal itu tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. e. Forum Pertemuan Karang Taruna yang diadakan secara Nasional dan khusus dalam rangka usulan untuk bahan perubahan Pedoman Dasar/Pedoman pelaksanaan Karang Taruna, diatur sebagai berikut : 1). Minimal 2/3 (dua pertiga) dari Jumlah peserta/pengurus dari lingkup Provinsi diseluruh wilayah indonesia harus hadir ditambah unsur dari Departemen Sosial selaku Pembina Fungsional; 2). Usulan perubahan Pedoman Dasar / Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna dapat dinyatakan sah apabila didasarkan pada persetujuan minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Provinsi peserta yang hadir dan mendapat persetujuan dari Pembina Fungsional Pusat (Departemen Sosial);
  • 6. 3).Rekomendasi usulan guna perubahan tersebut, diusulkan sebagai bahan untuk disahkan atau ditetapkan oleh Menteri Sosial Rl; 5. Kedudukan, pemilihan dan masa bakti pengurus sebagai berikut : a. Pengurus Karang Taruna berkedudukan di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat setempat. Pengurus di lingkup Kecamatan, Kabupaton/Kota dan Provinsi berkedudukan di lbukota masing masing dan pengurus di lingkup Nasional berkedudukan di lbukota‑ Negara. b. Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah dan mufakat dalam Temu Karya serta wajiib memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. c. Masa bakti Pengurus Karang Taruna di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajit paling lama 3 (tiga) tahun dan Pengurus lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional, masing masing selama 5 (lima) tahun serta dapat dipilih kembali untuk kedua kalinya,‑ serta memenuhi persyaratan yang berlaku. BAB VIII PENGUKUHAN DAN PELANTIKAN PENGURUS Pasal 8 1).Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat dan Pengurus di lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional dilakukan dengan Surat Keputusan Pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya. 2).Surat Keputusan Pejabat yang berwenang tersebut pada ayat (1) diatas adalah : a. Surat Keputusan Kepala desa/Lurah atau Komunitas adat sederajat untuk Pengukuhan Pengurus Karang Taruna setempat. b. Surat Keputusan Camat untuk pengukuhan Pengurus, dilingkup Kecamatan setempat. c. Surat Keputusan Bupati/Walikota untuk pengukuhan Pengurus dilingkup Kabupaten/Kota setempat. d. Surat Keputusan Gubernur untuk pengukuhan Pengurus dilingkup Provinsi setempat. e. Surat Keputusan Menteri Sosial untuk Pengukuhan Pengurus dilingkup Nasional. 3).Pelantikan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas adat Sederajat dan Pengurus dilingkup Kecamatan sampai dengan Nasional dilakukan oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya masing masing.‑ BAB IX PEMBINA Pasal 9 1. Karang Taruna sebagai Organisasi Sosial Generasi Muda diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki Pembina Utama, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis. 2. Pembina Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Presiden Republik Indonesia.
  • 7. 3. Pembina Umum, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), di Pusat dan di daerah adalah : a. Pembina di Pusat terdiri: 1). Menteri Dalam Negeri selaku Pembina Umum. 2). Menteri Sosial selaku pembina Fungsional. 3). Pimipinan Departemen/Kementerian Negara/Lembaga atau Badan Negara yang terkait sebagai Pembina Teknis Karang Taruna. b. Pembina di Daerah terdiri dari: 1). Pembina Umum: a. Gubernur Provinsi. b. Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota. c. Camat untuk Kecamatan. d. Kepala Desa/Lurah atau Komunitas Adat Sederajat untuk Desa/Kelurahan atau Komuntas adat sederajat. 2) Pembina Fungsional : a. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi. b. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota. c. Kepala Seksi/Unit yang tugasnya berkaitan langsung dengan bidang kesejahteraan sosial di Kecamatan dan atau di Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat. 3). Pembina Teknis : a. Pimpinan Instansi/Lembaga/Badan Daerah Provinsi yang terkait. b. Pimpinan Instansi/Jawatan/Lembaga atau Badan Daerah Kabupaten/Kota yang terkait. c. Pimpinan Unit Kecamatan, Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat yang terkait dengan Penyediaan dukungan bagi peningkatan Fungsi Karang Taruna di wilayah setempat.
  • 8. BAB X KEUANGAN Pasal 10 Keuangan Karang Taruna dapat diperoleh dari: a. Iuran warga Karang Taruna. b. Usaha Sendiri yang diperoleh secara syah. c. Bantuan Masyarakat yang tidak mengikat. d. Bantuan/Subsidi dari Pemerintah. e. Usaha usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang‑ ‑ berlaku. BAB XI MAJELIS PERTIMBANGAN DAN UNIT TEKNIS KARANG TARUNA Pasal 11 (1). Setiap Karang Taruna dapat membentuk Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) pada forum tertinggi (Temu Karya) di masing masing wilayahnya yang kemudian‑ dikukuhkan oleh forum tersebut. (2). Majelis Pertimbangan Karang Taruna dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota, seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil Sekretaris (sesuai kebutuhan) merangkap anggota, dan para anggota yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan jumlah mantan aktivis Karang Taruna di wilayahnya masing masing ditambah beberapa tokoh yang dianggap‑ layak apabila memungkinkan. Pasal 12 (1). Karang Taruna dapat membentuk Unit Teknis sesuai dengan kebutuhan pengembangan organisasi dan program programnya.‑ (2). Unit Teknis dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelembagaan Karang Taruna dan pembentukannya harus melalui mekanisme pengambilan keputusan dalam forum yang representatif dan sesuai kapasitasnya untuk itu. (3). Unit Teknis disahkan dan dilantik oleh Karang Taruna yang membentuknya dan harus berkoordinasi serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Karang Taruna yang membentuknya. BAB XII IDENTITAS Pasal 13 (1). Karang Taruna dapat memiliki identitas lambang bendera, panji, yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Sosial Rl Nomor 65/HUK/KEP/XI/1982, dan lagu mars serta hymne. (2). Identitas yang telah ditetapkan dan/atau digunakan tersebut menjadi identitas resmi Karang Taruna dan hanya dapat dirubah dengan Keputusan Menteri Sosial.
  • 9. (3). Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pelaksanaan Karang Taruna. BAB XIII PENUTUP Pasal 14 (1). Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan‑ Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial. (2) Dengan ditetapkan Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 11/HUK/1988. tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, dinyatakan tidak berlaku lagi. (3). Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Juli 2005 MENTERI SOSIAL RI, TTD H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth: 1. Bapak Presiden Republik Indonesia; 2. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu; 3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat; 4. Sekretaris Jenderal, para Direktur Jenderal dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial di lingkungan Departemen Sosial; 5. Gubernur Provinsi di seluruh lndonesia; 6. Kepala Dinas/instansi Sosial Provinsi di seluruh Indonesia; 7. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia; 8. Para Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Sekretaris Itjen/Ditjen/Badan dan Kepala Pusat di lingkungan Departemen Sosial; 9. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota di seluruh lndonesia; 10. Kepala Bagian Bantuan Hukum dan Dokumentasi Biro Kepegawaian dan Hukum‑ Departemen Sosial.
  • 10. (3). Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pelaksanaan Karang Taruna. BAB XIII PENUTUP Pasal 14 (1). Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan‑ Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial. (2) Dengan ditetapkan Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 11/HUK/1988. tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, dinyatakan tidak berlaku lagi. (3). Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Juli 2005 MENTERI SOSIAL RI, TTD H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth: 1. Bapak Presiden Republik Indonesia; 2. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu; 3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat; 4. Sekretaris Jenderal, para Direktur Jenderal dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial di lingkungan Departemen Sosial; 5. Gubernur Provinsi di seluruh lndonesia; 6. Kepala Dinas/instansi Sosial Provinsi di seluruh Indonesia; 7. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia; 8. Para Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Sekretaris Itjen/Ditjen/Badan dan Kepala Pusat di lingkungan Departemen Sosial; 9. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota di seluruh lndonesia; 10. Kepala Bagian Bantuan Hukum dan Dokumentasi Biro Kepegawaian dan Hukum‑ Departemen Sosial.