Teks tersebut membahas tentang sistem pemerintahan Khilafah sebagai sistem terbaik berdasarkan ajaran Islam. Sistem demokrasi dinilai tidak mampu membawa perubahan nyata karena hanya mengubah pemimpin tanpa mengubah sistem. Khilafah dijelaskan sebagai sistem pemerintahan yang diwariskan Nabi Muhammad SAW dan menjadi sistem terbaik berdasarkan hukum Allah.
1. 28/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perubahan Hakiki Bukan Dari Pemilu
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/27/perubahan-hakiki-bukan-dari-pemilu/ 1/4
Perubahan Hakiki Bukan Dari Pemilu
March 27th, 2014 by kafi
Oleh : Adi Victoria (Humas HTI Samarinda)
“Suara anda menentukan masa depan
bangsa…!”Demikianlah seruan yang biasa kita
lihat pada beberapa tulisan di pinggir jalan
ataupun di media elektronik yang pada intinya
mengajak partisipasi masyarakat untuk
memberikan hak suaranya pada pemilu 09 April
2014. Sebuah pesta rakyat yang bernama pesta
demokrasi. Demokrasi sendiri sebagaimana
yang sudah diketahui bersama adalah sebuah ide yang berpijak pada prinsip dasar kekuasaan
dan kedaulatan berada di tangan rakyat. Artinya rakyat memiliki kekuasaan dan kedaulatan
untuk menentukan setiap aturan yang akan mengatur kehidupan mereka. Ini sesuai dengan
slogan demokrasi yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun karena tidak mungkin
semua rakyat membuat undang-undang tersebut, maka rakyat akan memilih para wakilnya
yang akan duduk di pemerintahan. Merekalah (para wakil rakyat, red) yang kemudian akan
membuat berbagai kebijakan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat pada
sebuah Negara demokrasi, termasuk di Indonesia.
Dengan undang-undang yang dibuat para wakil rakyat tersebut, mereka yang mewakilkan
aspirasinya kepada mereka (anggota dewan, red) tentu berharap bahwa para wakil rakyat
tersebut akan menampung aspirasi mereka. Namun dengan pengamatan sejenak, tentu bisa
dilihat bahwa kebijakan yang dibuat oleh para anggota dewan yang ,mengaku wakil rakyat
tersebut sebenarnya tidak mewakili rakyat. Kita bisa melihat bagaimana beberapa kebijakan
pemerintah yang menyebabkan kedzaliman kepada masyarakat. Sebutlah kenaikan harga
BMM, TDL, penjualan aset Negara kepada asing, dll. Saat rakyat berteriak menentang
kebijakan tersebut, nyatanya para wakil rakyat hanya diam membisu. Jadi sebenarnya mereka
mewakili siapa?
Sudah pula diketahui bahwa kampanye pemilu yang bernama pesta demokrasi memerlukan
dana yang sangat besar. Tentu para caleg ataupun partai tidak akan mampu untuk merogoh
kocek dari kantong mereka sendiri. Di sinilah peranan para pengusaha yang akan mensupport
dana untuk pesta demokrasi tersebut. Dan kelak saat para wakil rakyat ini menang dan duduk
di kursi kekuasaan, maka para pengusaha akan meminta imbalan dari bantuan mereka saat
sebelum pemilu. Hal tersebut bisa dalam bentuk proyek ataupun kebijakan yang akan
menguntungkan para pengusaha. Tidak heran jika kemudian ada yang berpendapat bahwa
sesungguhnya yang berkuasa di pemerintahan itu adalah para pengusaha kapitalis. Akibatnya,
2. 28/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perubahan Hakiki Bukan Dari Pemilu
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/27/perubahan-hakiki-bukan-dari-pemilu/ 2/4
rakyat yang tadinya berharap perubahan yang lebih baik dengan pergantian pemimpin, tidak
mendapatkan apa yang mereka harapkan.
Perubahan Sistem, Bukan Hanya Pemimpin
Dalam system Demokrasi, pemilu bukan di-setting untuk mengganti sistem, melainkan untuk
melanjutkan kepemimpinan atau pergantian kepemimpinan. dimana rakyat memilih para
wakilnya untuk masuk kepada kekuasaan.
Padahal, yang diperlukan untuk menuju sebuah perubahan tidak hanya duduknya orang-orang
yang amanah di kekuasaan tersebut, melainkan juga disertai dengan adanya perubahan
sistem. Karena sistem itulah yang akan menentukan seseorang dalam membuat sebuah
kebijakan.
Jadi, perubahan yang diharapkan bukan hanya adanya perubahan kepemimpinan, namun juga
adanya perubahan sistem politik pemerintahan. Dengan adanya dua perubahan itulah maka
perubahan hakiki akan di dapatkan. Pertanyaan kemudian, berubah menjadi sistem yang baik
itu sistem yang bagaimana?
Khilafah, Sistem Pemerintahan Terbaik.
Sistem yang baik tentu berasal dari dzat yang maha baik. Dan dzat yang maha baik itu adalah
tentu hanya tentu Allah SWT, bukan yang lain, itulah sistem Islam. Dan di dalam Islam, sistem
pemerintahan yang digunakan adalah sistem Khilafah. System yang diwariskan oleh baginda
nabi Muhammad saw kepada para khulafaur rasyidin, yang dilanjutkan terus oleh para khalifah
sebagai pemimpin kaum muslimin di seluruh dunia.
Rasulullah SAW bersabda :
ِﺔَﻌْﯾَﺑِﺑ واُﻓ َلﺎَﻗ َﺎﻧُرُﻣَْﺄﺗ ﺎَﻣَﻓ واُﻟﺎَﻗ َونُرُﺛْﻛَﯾَﻓ ُءَﺎﻔَﻠُﺧ ُنوُﻛَﯾَﺳ َو يِدْﻌَﺑ ﱠﻲِﺑَﻧ َﻻ ُﮫﱠﻧِإَو ﱞﻲِﺑَﻧ ُﮫَﻔَﻠَﺧ ﱞﻲِﺑَﻧ َكَﻠَھ ﺎَﻣﱠﻠُﻛ ُءﺎَﯾِﺑْﻧَﻷْا ْمُﮭُﺳوُﺳَﺗ َلﯾِﺋاَْرﺳِإ وُﻧَﺑ َْتﻧَﺎﻛ»
«ْمُھﺎَﻋَْرﺗْﺳا ﺎﱠﻣَﻋ ْمُﮭُﻠِﺋﺎَﺳ َﷲ ﱠنِﺈَﻓ ْمُﮭﱠﻘَﺣ ْمُھوُطْﻋَأ ِلﱠوَﻷْﺎَﻓ ِلﱠوَﻷْا
“Dulu Bani Israel diurusi dan dipelihara oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal
digantikan oleh nabi yang lain. Akan tetapi, sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, yang
akan ada adalah para khalifah, dan mereka banyak.” Para sahabat bertanya, “Lalu apa yang
engkau perintahkan kepada kami?” Nabi bersabda, “Penuhilah baiat yang pertama, yang
pertama saja, berikanlah kepada mereka hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta
pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang mereka urus/pelihara.” (HR al-Bukhari
dan Muslim).
3. 28/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perubahan Hakiki Bukan Dari Pemilu
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/27/perubahan-hakiki-bukan-dari-pemilu/ 3/4
Dari Hudzaifah bin Al Yaman RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
ﺗﻛون أن ﷲ ﺷﺎء ﻣﺎ ﻓﺗﻛون اﻟﻧﺑوة ﻣﻧﮭﺎج ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻓﺔ ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ أن ﺷﺎء إذا ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون أن ﷲ ﺷﺎء ﻣﺎ ﻓﯾﻛم اﻟﻧﺑوة ﺗﻛون
ﺟﺑرﯾﺔ ﻣﻠﻛﺎ ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ أن ﺷﺎء إذا ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﯾﻛون أن ﷲ ﺷﺎء ﻣﺎ ﻓﯾﻛون ﻋﺎﺿﺎ ﻣﻠﻛﺎ ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ أن ﷲ ﺷﺎء إذا ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم
ﺳﻛت ﺛم اﻟﻧﺑوة ﻣﻧﮭﺎج ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻓﺔ ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ أن ﺷﺎء إذا ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون أن ﷲ ﺷﺎء ﻣﺎ ﻓﺗﻛون
“Adalah Kenabian (nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas
kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah
‘ala minhajin nubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya
apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit
(Mulkan ‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya
apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa
(diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah
mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah
yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi)
diam.” (Musnad Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadits 18.430. Hadits ini dinilai hasan oleh
Nashiruddin Al Albani, Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, 1/8; dinilai hasan pula oleh Syaikh
Syu’aib Al Arna’uth, dalam Musnad Ahmad bi Hukm Al Arna’uth, Juz 4 no hadits 18.430; dan
dinilai shahih oleh Al Hafizh Al ‘Iraqi dalam Mahajjah Al Qurab fi Mahabbah Al ‘Arab, 2/17).
Itulah sistem Khilafah, sistem pemerintahan yang telah terbukti selama 13 abad lamanya
bertahan dan memberikan kesejahteraan tidak hanya untuk kaum muslim saja, melainkan untuk
umat selain Islam juga.
Perubahan Hakiki Hanya dengan Khilafah
Pemilu—dalam demokrasi—bukanlah jalan perubahan hakiki untuk mewujudkan kemaslahatan
rakyat. Sebabnya, dalam demokrasi tidak pernah ada yang namanya rakyat sebagai penentu
keinginan. Sejarah AS menunjukkan hal tersebut. Presiden Abraham Lincoln (1860-1865)
mengatakan bahwa demokrasi adalah “from the people, by the people, and for the
people” (dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat). Namun, hanya sebelas tahun kemudian
setelah Lincoln meninggal dunia, Presiden AS Rutherford B. Hayes, pada tahun 1876
mengatakan bahwa kondisi di Amerika Serikat pada tahun itu adalah “from company, by
company, and for company” (dari perusahaan, oleh perusahaan dan untuk perusahaan).
Jalan perubahan hakiki demi kemaslahatan umat hanya ada pada Islam. Ketika Islam
menurunkan aturan yang sempurna, yakni syariah Islam, Islam pun memberikan cara agar
aturan tersebut dapat terlaksana secara sempurna (kaffah). Di situlah pentingnya Khilafah,
yakni sistem pemerintahan Islam. Persoalannya adalah bagaimana thariqah atau jalan yang
sahih untuk mewujudkan Khilafah itu jika tidak menggunakan jalan demokrasi?
4. 28/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perubahan Hakiki Bukan Dari Pemilu
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/27/perubahan-hakiki-bukan-dari-pemilu/ 4/4
Sebagai Muslim, kita meyakini bahwa sebaik-baik uswah (panutan) adalah Rasulullah
Muhammad SAW. (QS al-Ahzab [33]: 21). Karena itu kita pun wajib terikat
dengan thariqah (metode) dakwah beliau dalam mewujudkan kekuasaan Islam.
Dengan mendalami sirah Rasulullah SAW di Makkah hingga beliau berhasil mendirikan Daulah
Islamiyah di Madinah, akan tampak jelas bahwa beliau menjalani dakwahnya dengan beberapa
tahapan yang sangat jelas. Dari sirah Rasulullah saw. inilah diambil metode dakwah dan
tahapan-tahapannya, beserta kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada seluruh tahapan
tersebut. Pertama: tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tatsqif wa takwin). Kedua:
tahap interaksi dengan umat (tafa’ul ma’a al-ummah), yang di dalamnya ada aktivitas
pergolakan politik (al-kifah as-siyasi) dan perang pemikiran (shira’ al-fikri). Ketiga:
tahapanistilam al-hukmi (penerimaan kekuasaan) melalui dukungan ahlun-nushrah. Dengan
itulah terwujud sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah Islam.[]
Baca juga :
1. Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Hakiki
2. Wahai Kaum Muslim: Boikot Pemilu, Perlihatkan Kesedihan dan Berjuanglah untuk
Mewujudkan Perubahan yang Hakiki
3. Muktamar Khilafah, Perubahan Hakiki Perubahan Menuju Al Haq
4. Pemilu dan Perubahan
5. Inilah Empat Perubahan Hakiki bagi Tegaknya Khilafah