SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
2
3
UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBENTUK
PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN
KELOMPOK 3:
M. RIZKI FITRAH R.(25)
NOAH SATYATMA(29)
PIUS FEBRYO W.N.S(30)
SHERINA DEBORA(3 )
C
E
K
I
D
O
T
Sidang PPKI
Setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI menggelar sidang yang berlangsung dari tanggal 18 – 22 Agustus 1945 dipimpin oleh Ir. Soekarno.
Sidang PPKI ini merupakan kelanjutan dari sidang – sidang yang telah diselenggarakan sebelumnya oleh BPUPKI pada tanggal 10 – 16 Juli 1945 yang telah membahas dan
menghasilkan rancangan Undang – Undang Dasar.
Sebelum disahkan, terdapat beberapa perubahan
dalam Undang – Undang Dasar itu, yaitu :
a. Kata “Muqaddimah” diubah menjadi “Pembukaan”.
b. Pembukaan alinea keempat anak kaimat
“Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk –
pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
c. Pembukaan alinea keempat anak kalimat “Menurut
kemanusiaan yang adil dan beradab”diubah
menjadi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
d. Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi “Presiden
ialah orang Indonesia adil dan beragama Islam”
diubah menjadi “Presiden adalah orang Indonesia
asli”.
Hari pertama : Mengesahkan Undang – Undang Dasar serta
Memilih Presiden dan Wakil Presiden
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI menggelar sidang.
Sidang ini sekaligus sidang pertama PPKI setelah
dibentuk pada masa Jepang.
Pada hari pertama ini, sidang berhasil mengeluarkan
beberapa keputusan, yaitu :
a. Mengesahkan dan menetapkan Undang – Undang
Dasar sebagai konstitusi negara ( yang kemudian
dikenal dengan sebutan Undang – Undang Dasar
1945)
b. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.
Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Itu berarti
Indonesia menerapkan sistem pemerintahan
presidensial.
c. Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh
sebuah komite nasional.
NEXT
Perubahan – perubahan tersebut terjadi setelah tokoh – tokoh dari Indonesia yang beragama Kristen, khususnya
yang berasal dari Indonesia timur, mengajukan keberatan terhadap rumusan lama yang terlalu bernuansa Islam.
Dengan jiwa besar serta dilandasi semangat untuk menjaga persatuan bangsa, para tokoh Islam berjiwa besar
untuk mengubah kata atau kalimat yang terlalu bernuansa Islam tersebut. Dengan disahkannya Undang – Undang
Dasar, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah memiliki sebuah landasan konstitusional.
Sementara itu, pemilihan kedua tokoh ini dilakukan secara aklamasi atas usulan Otto Iskandardinata . Selanjutnya,
sebelum sidang hari pertama ditutup, presiden menunjuk 9 orang anggota sebagai Panitia Kecil dengan Otto
Iskandardinata sebagai ketuanya. Tugas panitia kecil adalah membahas hal – hal yang meminta perhatian
mendesak, sebagai pembagian wilayah negara, kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian.
Hari pertama
Setelah Kemerdekaan:
Mengesahkan Undang – Undang Dasar serta Memilih
Presiden dan Wakil Presiden
Pada sidang hari kedua, yaitu tanggal 19 Agustus 1945, PPKI menetapkan membentuk
12 departemen, menunjuk para pejabat departemen serta menetapkan wilayah Republik
Indonesia meliputi delapan provinsi sekaligus menunjuk gubernurnya.
Diluar itu masih ada tambahan dua daerah istimewa, yaitu Yogyakarta dan Surakarta
1) Jawa Barat : Mas Sutardjo Kertohadikusumo
2) Jawa Tengah : Raden Panji Suroso
3) Jawa Timur : Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo
4) Borneo : Ir, Mohammad Noor
5) Sulawesi : dr. Sam Ratulangi
6) Maluku : Mr. Johannes Latuharhary
7) Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. I Gusti Ketut Pudja
8) Sumatera : Mr. Teuku Moh. Hassan
Hari Kedua : Pembentukan Kementrian dan Pembagian Wilayah
Hari Kedua
Setelah Kemerdekaan:
Pembentukan Kementrian dan Pembagian Wilayah
Selanjutnya, ditetapkan juga adanya 12 kementerian dalam kabinet dan lembaga negara. Karena sistem kabinet
yang tercantum dalam Undang – Undang Dasar adalah kabinet presidensial, pembentukan kabinet menjadi hak
perogatif presiden.
Pada tanggal 2 september 1945, bertempat di Hotel Miyako, Presiden Soekarno melantik kabinet pertama
Republik Indonesia, yang terdiri atas 12 menteri departemen, 4 menteri negara, dan 4 pejabat negara.
Inilah kabinet presidensial pertama Republik Indonesia. Berikut ini susunan
kabinetnya.
1) Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusuma
2) Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo
3) Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
4) Menteri Kehakiman : Ir. Surachman Cokrodisuryo
5) Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
6) Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantar
7) Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
8) Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
9) Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosuyoso
10)Menteri Kesehatan : dr. Boentaran Martoatmodjo
11)Menteri Perhubungan : Abikusno Tjokrosuyoso
12)Menteri Kemakmuran : Ir. D.P. Surahman
Empat menteri negara terdiri dari :
1. Wahid Hasyim
2. dr. M. Amin
3. Mr. R.M. Sartono
4. Otto Iskandardinata
Empat pejabat negara terdiri dari :
1. Ketua Mahkamah Agung : Mr. dr. Kusumah Atmaja
2. Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunomiharjo
3. Sekretaris Negara : Mr. A.G. Pringgodigdo
4. Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryo Pranoto
Pada sidang hari ketiga, yaitu tanggal 22 Agustus 1945, presiden
memutuskan berdirinya tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia
(KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan terbentuknya tiga badan ini, PPKI dibubarkan.
Hari Ketiga
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merupakan badan pembantu dan penasihat Presiden, yang
keanggotaannya terdiri dari pemuka – pemuka masyarakat dari berbagai golongan dan daerah termasuk
mantan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jumlahnya mecapai 137 orang.
Anggota KNIP kemudian dilantik digedung keseni Pasar Baru pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan susunan
pengurus sebagai berikut :
Ketua : Kasman Singodimedjo
Wakil ketua I : M. Sutarjo Kartohadikusumo
Wakil ketua II : Johannes Latuharhary
Wakil ketua III : Adam Malik
Dalam perkembangan selanjutnya, KNIP memiliki wewenang legislatif, yang ditetapkan dalam rapat pertama
KNIP tanggal 16 Oktober 1945. Oleh karena itu, KNIP diakui sebagai cikal bakal badan Legislatif di Indonesia,
dan tanggal pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari jadi Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI).
Pembentukan Komite Nasional Indonesia
Pada awalnya, pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) bertujuan menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia.
Tujuan PNI seperti yang disebutkan dalam risalah sidang PPKI adalah mewujudkan Negara Republik Indonesia sebagai negara
yang berdaulat, adil, makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
Susunan pengurusnya sebagai berikut
1. Pimpinan utama : Ir. Soekarno
2. Pemimpin kedua : Drs. Moh. Hatta
3. Dewan pemimpin lainnya : Mr. Gatot Tarunamiharja, Mr. Iwa
Kusumasumantri, Mr. A.A. Maramis, Sayuti Melik, dan Mr. Sujono.
Partai Nasional Indonesia
Badan ini bertugas menjaga
keamanan rakyat. Dalam
badan ini terhimpun unsur –
unsur bekas anggota Peta,
Heiho, Polisi, Seinendan,
dan Keibodan.
Badan Keamanan Rakyat
Awalnya, BKR dibentuk bukan sebagai kesatuan militer yang resmi. Hal ini untuk menghindari permusuhan dengan kekuatan –
kekuatan asing yang masih ada di Indonesia.
Akan tetapi, ketegangan politik yang terjadi pada bulan September menyadarkan pemerintah bahwa BKR tidak cukup untuk
mempertahankan negara dari serangan musuh.
Pada pertengahan bulan itu, tepatnya tanggal 16 September 1945, angkatan perang Inggris yang tergabung dalam South East
Asian Command (SEAC) mendarat di Jakarta.
Inggris melakukan tekanan kepada Jepang untuk tidak menyerahkan kekuasan kepada Indonesia. Selang beberapa waktu
kemudian, mendarat juga tentara Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan dinonceng
pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) pada tanggal 29 September 1945.
Kedatangan pasukan membuat para pemuda terpanggil untuk ikut serta mengangkat senjata dan mendirikan berbagai anggota
kelaskaran pemuda seperti Hizbullah, Pemuda Indonesia Maluku, Angkatan Pemuda Indonesia (API), dan Pemuda Republik
Indonesia di Aceh.
Organisasi – organisasi Ini memiliki satu tujuan untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Maka, terjadi
pertempuran yang sengit antara Sekutu dan para pemuda Indonesia.
Meskipun demikian, keadaan bertambah buruk. Pemerintah Indonesia sadar bahwa sulit mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara tanpa memiliki angkatan perang.
Maka melalui maklumat pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Selanjutnya melalui
maklumat tanggal 16 Oktober 1945, Supriyadi, peminpin perlawanan PETA di Blitar, diangkat sebagai menteri keamanan rakyat.
Karena Supriyadi tidak memenuhi panggilan, pemerintah mengangkat pejabat – pejabat lainnya dalam lingkungan kementerian
Keamanan Rakyat, yaitu Muhammad Suryoadikusumo menjadi ad interim dan Oerip Soemohardjo menjadi kepala staf umum
Tentara Keamanan Rakyat.
Dalam konferensi TKR pada tanggal 12 November 1945, Kolonel Sudirman yang pada saat itu menjabat sebagai panglima Divisi V
TKR Banyumas dipilih sebagai pimpinan tertinggi TKR.
Pengangkatan Kolonel Sudirman dalam jabatan tersebut baru dilaksanakan setelah berakhirnya Pertempuran Ambarawa. Pada
tanggal 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Letnan Jendral.
Pada tanggal 01 Januari 1946, nama TKR kemudian diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dan kementerian keamanan
rakyat diubah menjadi kementerian pertahanan. Pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengganti nama Tentara
Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Pada tanggal 05 Mei 1947, Presiden mengeluarkan dekrit, yang isinya membentuk sebuah panitia pembentukan organisasi
tentara nasional Indonesia yang dipimpin langsung oleh presiden. Mereka yang duduk dalm kepanitiaan merupakan pimpinan
dari beberapa laskar yang berpengaruh yang berjumlah hingga 21 orang.
Panitia inilah yang akhirnya memutuskan dibentuknya tentara nasional Indonesia dan mengganti nama Tentara Republik
Indonesia menjadi Tentara Nasional Indonesia. Ketetapan ini diputuskan pada tanggal 03 Juni 1947. Tentara Nasional Indonesia
mencakup anggota semua angkatan perang yang ada.
Pada tanggal 02 September 1945, pemerintah dalam sebuah maklumat yang ditandatangani menteri dalam negeri, menteri
kehakiman dan jaksa agung, mengangkat Sukanto Cokroatmojo sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
pertama.
Pada tanggal 25 Juni 1946, melalui sebuah penetapan pemerintah Kepolisian Negara Republik Indonesia dikeluarkan dari
departemen dalam negeri, dan berdiri secara mandiri mulai tanggal 01 Juli 1946.
Dalam konferensi TRI Laut di Lawang (Jawa Timur), yang dihadiri oleh presiden dan wakil presiden pada tanggal 19 Juli 1946,
nama TRI Laut diganti namanya dengan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan panglima Laksamana M. Nasir, Kepala
Staf Umum Laksamana Muda M. Pardi, dan Kepala Staf Umum laksamana Muda Gunadi.
Melalui penetapan pemerintah pada tanggal 16 April 1946, dibentuk TRI Angkatan Udara, dengan panglima Komodor Udara
Suryadi Suryadarma dan kepala staf R. Sukarmen Martokusumo. Selanjutnya, pada tanggal 05 Januari 1946 nama TRI Angkatan
Udara diubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)
Sejarah UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN

More Related Content

What's hot

Pembentukan nkri dan kelengkapan negara
Pembentukan nkri dan kelengkapan negaraPembentukan nkri dan kelengkapan negara
Pembentukan nkri dan kelengkapan negaranindya rizqianti
 
pembentukan pemerintahan RI
 pembentukan pemerintahan RI pembentukan pemerintahan RI
pembentukan pemerintahan RImunir ikhwan
 
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIATERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIAAndini Hapsari
 
Pembentukan pemerintah indonesia
Pembentukan pemerintah indonesiaPembentukan pemerintah indonesia
Pembentukan pemerintah indonesiaromi adibi
 
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesiaPembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesiaditarengganis
 
Gambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupkiGambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupkiZen Ndas-Sun
 
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklokBpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklokNoti Setiani
 
Persiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan IndonesiaPersiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan IndonesiaKhalaya Imami
 
Tugas IPS kelompok 1
Tugas IPS kelompok 1Tugas IPS kelompok 1
Tugas IPS kelompok 1albert171
 
Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI FOXSFOR
 
Proses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesiaProses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesiamayylias31
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesiaProses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesiaYsugeng Prihanto
 
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar NegaraG. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar NegaraSiti Jubaedah
 

What's hot (20)

Pembentukan nkri dan kelengkapan negara
Pembentukan nkri dan kelengkapan negaraPembentukan nkri dan kelengkapan negara
Pembentukan nkri dan kelengkapan negara
 
pembentukan pemerintahan RI
 pembentukan pemerintahan RI pembentukan pemerintahan RI
pembentukan pemerintahan RI
 
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIATERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
 
Pembentukan pemerintah indonesia
Pembentukan pemerintah indonesiaPembentukan pemerintah indonesia
Pembentukan pemerintah indonesia
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesiaPembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
 
Gambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupkiGambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupki
 
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklokBpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
 
Persiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan IndonesiaPersiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan Indonesia
 
Tugas IPS kelompok 1
Tugas IPS kelompok 1Tugas IPS kelompok 1
Tugas IPS kelompok 1
 
Tugas sejarah kelompo 1
Tugas sejarah kelompo 1Tugas sejarah kelompo 1
Tugas sejarah kelompo 1
 
Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI
 
Rangkuman PKn
Rangkuman PKnRangkuman PKn
Rangkuman PKn
 
Proses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesiaProses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesia
 
Bpupki
BpupkiBpupki
Bpupki
 
Ips skk1 tugas bab 5
Ips skk1 tugas bab 5Ips skk1 tugas bab 5
Ips skk1 tugas bab 5
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesiaProses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Bpupki&ppki12
Bpupki&ppki12Bpupki&ppki12
Bpupki&ppki12
 
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar NegaraG. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
 

Similar to Sejarah UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN

Hasil Putusan Sidang PPKI
Hasil Putusan Sidang PPKIHasil Putusan Sidang PPKI
Hasil Putusan Sidang PPKIKamel Yusuf
 
Sejarah Lahirnya pancasila
Sejarah Lahirnya pancasilaSejarah Lahirnya pancasila
Sejarah Lahirnya pancasilaZufar Asyraf Al
 
Proklamasi dan Peristiwa Sekitar Proklamasi
Proklamasi dan Peristiwa Sekitar ProklamasiProklamasi dan Peristiwa Sekitar Proklamasi
Proklamasi dan Peristiwa Sekitar ProklamasiAzizatul Qolbi
 
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RIPRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RIputrisagut
 
Pkn Proklamasi kemerdekaan
Pkn Proklamasi kemerdekaanPkn Proklamasi kemerdekaan
Pkn Proklamasi kemerdekaanNafiah RR
 
sejarah Pemerintahan dan NKRI.pptx
sejarah Pemerintahan dan NKRI.pptxsejarah Pemerintahan dan NKRI.pptx
sejarah Pemerintahan dan NKRI.pptxSatrioSitumorang
 
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan IndonesiaIps [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan IndonesiaTsasca Dewi Arsyia Asyiffa
 
Sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik IndonesiaSejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik IndonesiaMartin Rianto
 
sejarah ppt menjelang proklamasi
sejarah ppt menjelang proklamasisejarah ppt menjelang proklamasi
sejarah ppt menjelang proklamasiJohan Setiawan
 
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptxPancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptxAhmadRaihanSain
 
Pancasila bab ii
Pancasila bab iiPancasila bab ii
Pancasila bab ii07051994
 
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptxBAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptxUlfaSartikaEGA
 
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesiaSistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesiaDian Mardiana
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaratomy setya
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2iwan Alit
 
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdf
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdfSejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdf
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdfMira Veranita
 

Similar to Sejarah UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN (20)

SEJARAH PPT.pptx
SEJARAH PPT.pptxSEJARAH PPT.pptx
SEJARAH PPT.pptx
 
Hasil Putusan Sidang PPKI
Hasil Putusan Sidang PPKIHasil Putusan Sidang PPKI
Hasil Putusan Sidang PPKI
 
Sejarah Lahirnya pancasila
Sejarah Lahirnya pancasilaSejarah Lahirnya pancasila
Sejarah Lahirnya pancasila
 
Proklamasi dan Peristiwa Sekitar Proklamasi
Proklamasi dan Peristiwa Sekitar ProklamasiProklamasi dan Peristiwa Sekitar Proklamasi
Proklamasi dan Peristiwa Sekitar Proklamasi
 
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RIPRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
 
Pkn Proklamasi kemerdekaan
Pkn Proklamasi kemerdekaanPkn Proklamasi kemerdekaan
Pkn Proklamasi kemerdekaan
 
Pembentukan bpupki&;ppki
Pembentukan bpupki&;ppkiPembentukan bpupki&;ppki
Pembentukan bpupki&;ppki
 
sejarah Pemerintahan dan NKRI.pptx
sejarah Pemerintahan dan NKRI.pptxsejarah Pemerintahan dan NKRI.pptx
sejarah Pemerintahan dan NKRI.pptx
 
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan IndonesiaIps [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
 
Sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik IndonesiaSejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sejarah Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
sejarah ppt menjelang proklamasi
sejarah ppt menjelang proklamasisejarah ppt menjelang proklamasi
sejarah ppt menjelang proklamasi
 
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptxPancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1.pptx
 
Pancasila bab ii
Pancasila bab iiPancasila bab ii
Pancasila bab ii
 
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptxBAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
 
PANCASILA .pdf
PANCASILA .pdfPANCASILA .pdf
PANCASILA .pdf
 
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesiaSistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2
 
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdf
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdfSejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdf
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Setelah Kemerdekaan.pdf
 
PANCASILA BAB II.pptx
PANCASILA BAB II.pptxPANCASILA BAB II.pptx
PANCASILA BAB II.pptx
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Sejarah UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN

  • 1.
  • 2. 1
  • 3.
  • 4. 2
  • 5.
  • 6. 3
  • 7. UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN KELOMPOK 3: M. RIZKI FITRAH R.(25) NOAH SATYATMA(29) PIUS FEBRYO W.N.S(30) SHERINA DEBORA(3 ) C E K I D O T
  • 8. Sidang PPKI Setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI menggelar sidang yang berlangsung dari tanggal 18 – 22 Agustus 1945 dipimpin oleh Ir. Soekarno. Sidang PPKI ini merupakan kelanjutan dari sidang – sidang yang telah diselenggarakan sebelumnya oleh BPUPKI pada tanggal 10 – 16 Juli 1945 yang telah membahas dan menghasilkan rancangan Undang – Undang Dasar.
  • 9. Sebelum disahkan, terdapat beberapa perubahan dalam Undang – Undang Dasar itu, yaitu : a. Kata “Muqaddimah” diubah menjadi “Pembukaan”. b. Pembukaan alinea keempat anak kaimat “Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. c. Pembukaan alinea keempat anak kalimat “Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab”diubah menjadi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. d. Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia adil dan beragama Islam” diubah menjadi “Presiden adalah orang Indonesia asli”. Hari pertama : Mengesahkan Undang – Undang Dasar serta Memilih Presiden dan Wakil Presiden Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI menggelar sidang. Sidang ini sekaligus sidang pertama PPKI setelah dibentuk pada masa Jepang. Pada hari pertama ini, sidang berhasil mengeluarkan beberapa keputusan, yaitu : a. Mengesahkan dan menetapkan Undang – Undang Dasar sebagai konstitusi negara ( yang kemudian dikenal dengan sebutan Undang – Undang Dasar 1945) b. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Itu berarti Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial. c. Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah komite nasional. NEXT Perubahan – perubahan tersebut terjadi setelah tokoh – tokoh dari Indonesia yang beragama Kristen, khususnya yang berasal dari Indonesia timur, mengajukan keberatan terhadap rumusan lama yang terlalu bernuansa Islam. Dengan jiwa besar serta dilandasi semangat untuk menjaga persatuan bangsa, para tokoh Islam berjiwa besar untuk mengubah kata atau kalimat yang terlalu bernuansa Islam tersebut. Dengan disahkannya Undang – Undang Dasar, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah memiliki sebuah landasan konstitusional. Sementara itu, pemilihan kedua tokoh ini dilakukan secara aklamasi atas usulan Otto Iskandardinata . Selanjutnya, sebelum sidang hari pertama ditutup, presiden menunjuk 9 orang anggota sebagai Panitia Kecil dengan Otto Iskandardinata sebagai ketuanya. Tugas panitia kecil adalah membahas hal – hal yang meminta perhatian mendesak, sebagai pembagian wilayah negara, kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian. Hari pertama Setelah Kemerdekaan: Mengesahkan Undang – Undang Dasar serta Memilih Presiden dan Wakil Presiden
  • 10. Pada sidang hari kedua, yaitu tanggal 19 Agustus 1945, PPKI menetapkan membentuk 12 departemen, menunjuk para pejabat departemen serta menetapkan wilayah Republik Indonesia meliputi delapan provinsi sekaligus menunjuk gubernurnya. Diluar itu masih ada tambahan dua daerah istimewa, yaitu Yogyakarta dan Surakarta 1) Jawa Barat : Mas Sutardjo Kertohadikusumo 2) Jawa Tengah : Raden Panji Suroso 3) Jawa Timur : Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo 4) Borneo : Ir, Mohammad Noor 5) Sulawesi : dr. Sam Ratulangi 6) Maluku : Mr. Johannes Latuharhary 7) Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. I Gusti Ketut Pudja 8) Sumatera : Mr. Teuku Moh. Hassan Hari Kedua : Pembentukan Kementrian dan Pembagian Wilayah Hari Kedua Setelah Kemerdekaan: Pembentukan Kementrian dan Pembagian Wilayah
  • 11. Selanjutnya, ditetapkan juga adanya 12 kementerian dalam kabinet dan lembaga negara. Karena sistem kabinet yang tercantum dalam Undang – Undang Dasar adalah kabinet presidensial, pembentukan kabinet menjadi hak perogatif presiden. Pada tanggal 2 september 1945, bertempat di Hotel Miyako, Presiden Soekarno melantik kabinet pertama Republik Indonesia, yang terdiri atas 12 menteri departemen, 4 menteri negara, dan 4 pejabat negara. Inilah kabinet presidensial pertama Republik Indonesia. Berikut ini susunan kabinetnya. 1) Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusuma 2) Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo 3) Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis 4) Menteri Kehakiman : Ir. Surachman Cokrodisuryo 5) Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi 6) Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantar 7) Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin 8) Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri 9) Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosuyoso 10)Menteri Kesehatan : dr. Boentaran Martoatmodjo 11)Menteri Perhubungan : Abikusno Tjokrosuyoso 12)Menteri Kemakmuran : Ir. D.P. Surahman
  • 12. Empat menteri negara terdiri dari : 1. Wahid Hasyim 2. dr. M. Amin 3. Mr. R.M. Sartono 4. Otto Iskandardinata Empat pejabat negara terdiri dari : 1. Ketua Mahkamah Agung : Mr. dr. Kusumah Atmaja 2. Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunomiharjo 3. Sekretaris Negara : Mr. A.G. Pringgodigdo 4. Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryo Pranoto
  • 13. Pada sidang hari ketiga, yaitu tanggal 22 Agustus 1945, presiden memutuskan berdirinya tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Dengan terbentuknya tiga badan ini, PPKI dibubarkan. Hari Ketiga
  • 14. Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merupakan badan pembantu dan penasihat Presiden, yang keanggotaannya terdiri dari pemuka – pemuka masyarakat dari berbagai golongan dan daerah termasuk mantan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jumlahnya mecapai 137 orang. Anggota KNIP kemudian dilantik digedung keseni Pasar Baru pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan susunan pengurus sebagai berikut : Ketua : Kasman Singodimedjo Wakil ketua I : M. Sutarjo Kartohadikusumo Wakil ketua II : Johannes Latuharhary Wakil ketua III : Adam Malik Dalam perkembangan selanjutnya, KNIP memiliki wewenang legislatif, yang ditetapkan dalam rapat pertama KNIP tanggal 16 Oktober 1945. Oleh karena itu, KNIP diakui sebagai cikal bakal badan Legislatif di Indonesia, dan tanggal pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari jadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Pembentukan Komite Nasional Indonesia
  • 15. Pada awalnya, pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) bertujuan menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia. Tujuan PNI seperti yang disebutkan dalam risalah sidang PPKI adalah mewujudkan Negara Republik Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil, makmur berdasarkan kedaulatan rakyat. Susunan pengurusnya sebagai berikut 1. Pimpinan utama : Ir. Soekarno 2. Pemimpin kedua : Drs. Moh. Hatta 3. Dewan pemimpin lainnya : Mr. Gatot Tarunamiharja, Mr. Iwa Kusumasumantri, Mr. A.A. Maramis, Sayuti Melik, dan Mr. Sujono. Partai Nasional Indonesia
  • 16. Badan ini bertugas menjaga keamanan rakyat. Dalam badan ini terhimpun unsur – unsur bekas anggota Peta, Heiho, Polisi, Seinendan, dan Keibodan. Badan Keamanan Rakyat
  • 17. Awalnya, BKR dibentuk bukan sebagai kesatuan militer yang resmi. Hal ini untuk menghindari permusuhan dengan kekuatan – kekuatan asing yang masih ada di Indonesia. Akan tetapi, ketegangan politik yang terjadi pada bulan September menyadarkan pemerintah bahwa BKR tidak cukup untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Pada pertengahan bulan itu, tepatnya tanggal 16 September 1945, angkatan perang Inggris yang tergabung dalam South East Asian Command (SEAC) mendarat di Jakarta. Inggris melakukan tekanan kepada Jepang untuk tidak menyerahkan kekuasan kepada Indonesia. Selang beberapa waktu kemudian, mendarat juga tentara Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan dinonceng pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) pada tanggal 29 September 1945. Kedatangan pasukan membuat para pemuda terpanggil untuk ikut serta mengangkat senjata dan mendirikan berbagai anggota kelaskaran pemuda seperti Hizbullah, Pemuda Indonesia Maluku, Angkatan Pemuda Indonesia (API), dan Pemuda Republik Indonesia di Aceh. Organisasi – organisasi Ini memiliki satu tujuan untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Maka, terjadi pertempuran yang sengit antara Sekutu dan para pemuda Indonesia. Meskipun demikian, keadaan bertambah buruk. Pemerintah Indonesia sadar bahwa sulit mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara tanpa memiliki angkatan perang. Maka melalui maklumat pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Selanjutnya melalui maklumat tanggal 16 Oktober 1945, Supriyadi, peminpin perlawanan PETA di Blitar, diangkat sebagai menteri keamanan rakyat. Karena Supriyadi tidak memenuhi panggilan, pemerintah mengangkat pejabat – pejabat lainnya dalam lingkungan kementerian Keamanan Rakyat, yaitu Muhammad Suryoadikusumo menjadi ad interim dan Oerip Soemohardjo menjadi kepala staf umum Tentara Keamanan Rakyat.
  • 18. Dalam konferensi TKR pada tanggal 12 November 1945, Kolonel Sudirman yang pada saat itu menjabat sebagai panglima Divisi V TKR Banyumas dipilih sebagai pimpinan tertinggi TKR. Pengangkatan Kolonel Sudirman dalam jabatan tersebut baru dilaksanakan setelah berakhirnya Pertempuran Ambarawa. Pada tanggal 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Letnan Jendral. Pada tanggal 01 Januari 1946, nama TKR kemudian diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dan kementerian keamanan rakyat diubah menjadi kementerian pertahanan. Pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengganti nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Pada tanggal 05 Mei 1947, Presiden mengeluarkan dekrit, yang isinya membentuk sebuah panitia pembentukan organisasi tentara nasional Indonesia yang dipimpin langsung oleh presiden. Mereka yang duduk dalm kepanitiaan merupakan pimpinan dari beberapa laskar yang berpengaruh yang berjumlah hingga 21 orang. Panitia inilah yang akhirnya memutuskan dibentuknya tentara nasional Indonesia dan mengganti nama Tentara Republik Indonesia menjadi Tentara Nasional Indonesia. Ketetapan ini diputuskan pada tanggal 03 Juni 1947. Tentara Nasional Indonesia mencakup anggota semua angkatan perang yang ada. Pada tanggal 02 September 1945, pemerintah dalam sebuah maklumat yang ditandatangani menteri dalam negeri, menteri kehakiman dan jaksa agung, mengangkat Sukanto Cokroatmojo sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang pertama. Pada tanggal 25 Juni 1946, melalui sebuah penetapan pemerintah Kepolisian Negara Republik Indonesia dikeluarkan dari departemen dalam negeri, dan berdiri secara mandiri mulai tanggal 01 Juli 1946. Dalam konferensi TRI Laut di Lawang (Jawa Timur), yang dihadiri oleh presiden dan wakil presiden pada tanggal 19 Juli 1946, nama TRI Laut diganti namanya dengan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan panglima Laksamana M. Nasir, Kepala Staf Umum Laksamana Muda M. Pardi, dan Kepala Staf Umum laksamana Muda Gunadi. Melalui penetapan pemerintah pada tanggal 16 April 1946, dibentuk TRI Angkatan Udara, dengan panglima Komodor Udara Suryadi Suryadarma dan kepala staf R. Sukarmen Martokusumo. Selanjutnya, pada tanggal 05 Januari 1946 nama TRI Angkatan Udara diubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)