Kehancuran yang Haqiqi bukanlah pada hal yang bersifat materil atau berbentuk nyata. Indonesia pernah mengalami krisis moneter di Zaman Orde Baru 1998 nampaknya krisis itu sudah reda dengan pergerakan Ekonomi Indonesia yang semakian membaik dari masa Krisis Moneter di zaman itu jika dibandingkan dengan zaman sekarang. Tapi sedikit dari bangsa kita merasakan krisis yang sangat berbahaya dan akan terus menerus terjadi jika tidak ditanggulangi secara serius yaitu Krisis “Adab”, Akhlaq dan Moral.
Seorang tokoh Intelektual Islam beliau Syed Naquib Al- attas memberikan keterangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia secara global yaitu masalah utama manusia zaman sekarang adalah “loss Adab” kehilangan adab, adab dengan Tuhanya, adab dengan sesama manusia dan adab terhadap diri mereka sendiri.
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Pesantren dan Perbaikan Moral
1. 1
Peran Santri Dalam Perbaikan Moral Bangsa di Zaman Millenial
(Dalam Kerangka Alam Pendidikan Di Pondok Modern Darussalam Gontor)
Oleh : Alvin Qodri Lazuardy S.Ag
Pendahuluan
Kehancuran yang Haqiqi bukanlah pada hal yang bersifat materil atau
berbentuk nyata. Indonesia pernah mengalami krisis moneter di Zaman Orde Baru
1998 nampaknya krisis itu sudah reda dengan pergerakan Ekonomi Indonesia
yang semakian membaik dari masa Krisis Moneter di zaman itu jika dibandingkan
dengan zaman sekarang. Tapi sedikit dari bangsa kita merasakan krisis yang
sangat berbahaya dan akan terus menerus terjadi jika tidak ditanggulangi secara
serius yaitu Krisis “Adab”, Akhlaq dan Moral.
Seorang tokoh Intelektual Islam beliau Syed Naquib Al- attas memberikan
keterangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia secara global yaitu
masalah utama manusia zaman sekarang adalah “loss Adab”1 kehilangan adab,
adab dengan Tuhanya, adab dengan sesama manusia dan adab terhadap diri
mereka sendiri.
Kemudian kejadian-kejadian yang kita lihat sekarang membenarkan
ungkapan diatas, bahwasanya Manusia dizaman sekarang telah kehilangan
Adabnya. Murid melawan Gurunya hingga meninggal, sesama kaum pelajar
beradu hantam (tawuran), Anak yang melawan kepada Orang tuanya, kehidupan
bebas tak ada batas dikalangan generasi Millenial dll.
Uraian tersebut adalah gambaran kecil tentang hilangnya Adab di zaman
Millenial2.
1 Adian Husaini, Mewujudkan Indonesia Adil dan Beradab, (INSISTS, Bina Qalam,
Jakarta, Surabaya: 2015), 99
2 Milleneal (juga dikenal sebagaigenerasi y) adalah kelompok demografi setelah generasi
x. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir kelompok ini.para ahli dan peneliti
biasanya menggunakan awal tahun 80-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan
Millenial: tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an sebagai akhir kelahiran. Bisa disimpulkan
generasi ini adalah generasi yang lahir dengan segala bentukgerakannya pada era 2000-an.
2. 2
Hadirnya Pondok Pesantren yang menjadi warisan para Ulama klasik
hinga modern adalah salah satu pembendung dan jurus utama dalam
meminimalisir Krisis Adab yang terjadi sekarang. Output dari Pesantren adalah
para santri-santri yang sudah dibekali bekal hidup yang total dan menyeluruh dari
aspek keilmuan, dan aspek kemasyaraktan.
Setelah santri-santri ditempa dalam suasana pendidikan pondok pesantren
yang menyeluruh atau “kaffah”, maka peran Santri sangat diperlukan untuk
mengembalikan kembali Adab yang sudah hilang dari manusia sendiri. Dari sini
terdetik pertanyaan yang bisa dikaji lebih dalam yaitu bagaimana perjalanan
Pondok pesantren dengan sejarah bangsa ini?, Apa tujuan utama pendidikan di
Pondok Pesantren?, dan Bagaimana langkah santri dalam memulai peranyadalam
mengembalikan “Adab” di Zaman millenial ini?
Pembahasan
A. Sejarah Pondok Pesantren di Nusantara
Tonggak berdirinya Pesantren di Abad 15-18 Masehi dengan
kemandirianya mampu memberi perubahan kesadaran masyarakat Nusantara akan
betapa pentingnya Agama dan Pendidikan. Dari perubahan tersebut bertujuan
untuk memberikan rasa yang mendalam untuk menyelami samudra Agama Islam
yang luas dan menjadikan Pesantren sebagai basis Kaderisasi para Ulama dari
sinilah ada istilah “Pesantren dadi Pakune Agomo”. Dalam pesantren pasti ada
Kiyai yang menjadi figur utama karena itulah mulai lunturnya figur kaum Politik
Kolonial (tokoh yang mempunyai kekuasaan pada saat itu) dan beralih
memfigurkan para Kiayi. Kemudian berkembang secara pesat Pondok Pesantren
di abad ke 19 – 20 Masehi, berbeda dengan abad sebelumya dimana pesantren
hanya sebagai komunitas orang-orang yang ingin belajar agama tetapi di abad 19-
20 masehi Pesantren berkembang menjadi Lembaga Pendidikan yang berbasis
Islam dan kemasyarakatan, misalnya Pesantren Tegalsari Ponorogo3, Pesantren
3 Tegalsari (1742) adalah asal mula dari berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor
di Pondok Pesantren tersebut lahir tokoh-tokoh besar seperti sang-Pujangga besar Ronggowarsito,
3. 3
Jatisobo Surakarta, Pesantren Karang Banten, pesantren-pesantren tersebut adalah
Pesantren yang pernah memiliki ribuan santri dieranya.4
Pada Akhirnya madrasah-madrasah diniyah berubah statusnya menjadi
Pesantren dan sekaligus sebagai momentum pemantapan peneguhan identitas
pesantren sebagai Sub-kultur dalam masyarakat Modern.5
Dalam penjelasan sejarah Pesantren kali ini penulis ingin mengupas
sedikit pergerakan salah satu Pondok Pesantren yang sangat berpengaruh di
Nusantara yaitu Tegalsari sampai menjadi Pondok Pesantren Modern Darussalam
Gontor. Di tahun 1740-an semasa itu berdiri pesantren Tegalsari (Gontor lama),
dengan pimpinannya beliau Kiyai Cholifah dan Kiyai Sulaiman Djamaluddin6
yang bernasab keturunan ke-4 Kerajaan Cirebon. Kiyai Sulaiman Djamaluddin
adalah menantu dari Kiyai Cholifah di Tegalsari. Pasca pernikahan dengan putri
Kiyai Cholifah beliau mempunyai anak yaitu Kiyai Santoso Anom Besari dan
Kiyai Anom menikah dengan Nyai Sudarmi Anom Besari kemudian lahirlah
Trimurti pendiri PMDG.7
Pada 12 Rabiul Awwal 1345 H/1926 M lahirlah Pondok Pesantren Modern
Darussalam Gontor, Ponorogo. Dengan tekad 3 saudara Ahmad Sahal, Zainuddin
Fananie, dan Imam Zarkasyi8, hingga saat ini PMDG telah memberikan peran
Haji Oemar Said Cokroaminoto sang Pendiri Sarekat Islam (Lihat: Trimurti menelusuri Jejak,
Sintesa dan Genealogi Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor, hal 36)
4 Mastuki dan M. Ishom El-saha, Inteelektualitas Pesantren Potret Toko dan Cakrawala
Pemikiran di Era Perkembangan Pesantren, (Diva Pustaka, Jakarta: 2004), 1
5 Ibid, 7
6 Beliau adalah ketururan dari Sunan Gunung Jati yang merupakan cucu Prabu Siliwangi
dan menikah dengan putri dari Kiyai Cholifah dan mempunyai anak yaitu Kiyai Santoso Anom
Besari. Lalu Kiayi Anom menikah dengan Bu Nyai Sudarmi Santoso Anom Besari dari pasangan
tersebut lahirlah 7 anak yang 3 diantaranya adalah Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor
(Trimurti). (Lihat: Trimurti menelusuri Jejak, Sintesa dan Genealogi Berdirinya Pondok Modern
Darussalam Gontor, hal 45-46)
7 Muhammad Hussein Sanusi dkk, Trimurti menelusuri Jejak, Sintesa dan Genealogi
Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor, (Ettifaq Production, Bantul: 2016),
8 Ahmad Mansyur Suryanegara, Api Sejarah 1 Mahakarya Perjuangan Santri dalam
menegakkan NKRI,(Surya Dinasti, Bandung: 2015), 479-450
4. 4
yang sangat signifikan dalam memperjuangkan Islam dan NKRI, dimasa sekarang
dibawah Pimpinan Kiayi Hasan Abdullah Sahal, Kiayi Abdullah Syukri Zarkasyi
dan Syamsul Hadi Abdan sudah melambung tinggi sebagai “Kawah
Condrodimuko” yang melahirkan Alumni - alumni yang militan dan tangguh
dalam bergerak di masyarakat Indonesia khususnya.
Lalu mengapa PMDG sangat gemilang dalam memberikan kontribusi yang
tak terhitung untuk bangsa ini?, Apa orientasi utama dalam Pendidikannya dengan
melahirkan para Alumninya yang sangat berperan dalam masyarakat bawah
menengah bahkan di kancah Parlementer (Pemerintahan). Pembahasan
selanjutnya akan mengupas Orientasi Utama dalam pendidikan Pesantren.
B. Orientasi Utama dalam Pendidikan Pesantren
Rasanya sangat kurang jika menyelami samudra pendidikan di Indonesia
tanpa membahas Pondok Pesantren sitem pendidikan warisan para Ulama
terdahulu yang luhur nilai-nilai “adab”nya. Seiring waktu berjalan dengan
perjuangan para Syuhada, Pondok Pesantren muncul sebagai Sistem Pendidikan
yang menjadi gerakan kebangkitan Moral, Ahklaq dan Adab dikala carut marut
Dunia ini. Lalu apakah itu definisi Pondok Pesantren secara garis umum. Marilah
memulai perbincangan ini dengan sepenuh hati.
Dilihat dari sejarah, pesantren muncul sebagai mediator dakwah dan
modernisasi islam di Indonesia dalam arti yang sangat luas, salah satunya adalah
sebagai benteng perlawanan Kolonial.Pesantren adalah lembaga pendidikan
berasal dari masyarakat dan dikelola oleh masyarakat kemudian berkiprah untuk
masyarakat.Dimana didalamnya terdapat kyai yang berperan sebagai figur utama
dan uswah hasanah bagi muridnya (santri).9
Hal-hal yang unik dalam pesantren dengan pendidikan lainnya adalah
terdapat pendidikan karakter mental, pendidikan jiwa, falsafah hidup,
9 Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor,
(Trimurti Press, Ponorogo: 2005) 31-32
5. 5
kemasyarakatan dan penyatuan antara materi umum dan materi Agama semuanya
diajarkan secara seimbang meskipun banyak kekurangannya.10
Dalam sebuah pendidikan diharuskan ada Orientasi atau pandangan utama
agar berjalan sesuai cita-cita yang diinginkan, di Pondok Pesantren Modern
Darussalam Gontor ada empat Orientasi utama dalam memfokuskan arah pondok
akan lari kemana diantaranya sebagai berikut.
Pertama, Kemasyarakatan yaitu segala totalitas kehidupan yang ada dalam
pondok pesantren berbasis sosial interaktif (kemajemukan yang saling
berkomunikasi), dengan harapan ketika dimasyarakat kelak santri-santri tidak
canggung dalam memainkan perannya sebagai pengembali “Adab” dengan
wasilah seperti menjadi Guru mengaji di Surau kecil, menjadi Imam di Masjid
terdekat, menjadi Guru di Sekolah berbasis Islam maupun di sekolahan umum.
Kedua, Hidup Sederhana, sederhana bukan berarti miskin, dan tidak berarti
mendidik atau mengajarkan miskin, makna sederhana adalah penghidupan yang
cukup, bersih, dan jujur. Sebaliknya hidup mewah tetapi kurang bersyukur tidak
bersih dalam kehidupannya. Dengan tegas Kiyai Imam Zarkasyi menyampaikan
dengan bahasa yang indah: “Biasakanlah hidup sederhana, niscaya kita akan
hidup bahagia, dan dapat mengahadapi masa depan dengan kepala tegak, tidak
ada rasa cemas atau takut.” (Disampaikan dalam Seminar Pondok Modern
seluruh Indonesia di Yogyakarta, pada tanggal 4-7 july 1965). Maka dari
penyampain beliau dapat diresapi bahwa kesederhaan adalah sifat wajib bagi
santri agar hidupnya tenang dan tentram ketika mengabdi di masyarakat. Ketiga,
Tidak berpartai, Pelajaran dan Pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor
sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu golongan atau partai, dengan
motto “Pondok berdiri diatas dan untuk semua golongan”, untuk semua golongan
bukan berarti tanpa prinsip yang kuat, melainkan harapanya jika santri sudah
menjadi Alumni mampu menjadi Perekat Umat bukan pemecah Umat. Keempat
adalah Tujuan utama santri ke Pondok adalah untuk “Tholabul-l-ilmi” bukan
10 Ibid, 33-34
6. 6
menjadi Pegawai,11 dapat diresapi perkataan Kiyai Imam Zarkasyi bahwasanya
santri datang ke pondok bukan memikirkan setelah lulus akan menjadi apa, dapat
pekerjaan apa dll dalam urusan dunia, tetapi memasuki Pondok secara “Kaffah”
dengan niat menuntut Ilmu lillahi ta’ala, pasti akan diarahkan oleh jalan Allah
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak jika sungguh-sungguh dalam menuntut
Ilmu. Tidak seperti pemikiran di zaman sekarang sekolah hanya untuk menggapai
pekerjaan yang diingankan tanpa memulai niat dengan Tholabul-l-Ilmi.
Kemudian dalam dinamika totalitas kehidupan santri di pondok harus
sesuai dengan motto dalam pendidikan Gontor yaitu:
"تنفيذ ّنإبيةرتالاخللقيةابلقدوة يكون أن البد بل ،الكالم مبجرد اليكفي العقليةو
هذا يف اتوأصو كاتحر من نهوومايسمع التالميذ اهري ما ّكلو ،البيئة وإجياد الصاحلة
من عامال يكون املعهدبيةرتال املوعاخللقية"العقليةو12
"العقلية اهموق إلمناء التالميذ مساعدة هو التعليماخللقيةواوّليتح حىت تنظيمهاو
"ميةرالك ابألخالقأذهان إىل املعلومات إيصال جمرد ليس فهو ،ملستقبلهم اوّيستعدو
.العلومو الفنون مبيسائل النشء افظوح ّوصب التالميذ"13
"الفرد ميارسها عملية هو مّلالتعوكهسلو لتغيري..."14
11 K.H. Imam Zarkasyi, Diktat dalam Perkenalan di Kulliyatu Muallimin Al-Islamiyah
sejak tahun 1939,( Darussalam Press, Ponorogo,Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor),
15-20
12 Sutrisno Ahmad, Ali Syarqowiy, Rif’at KhusnulMa’afiy, Agus Budiman, Abdul
Hafidz Zaid, Ushulu-t-tarbiyah Wa-t-ta’lim Muqorror Li-sh-shuffi Ats-Tsalits, (Darussalam Press,
KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo: 2011), 3
13 Sutrisno Ahmad, Ali Syarqowiy, Rif’at Khusnul Ma’afiy, Agus Budiman, Abdul
Hafidz Zaid, Ushulu-t-tarbiyah Wa-t-ta’lim Muqorror Li-sh-shuffi Al-Khomis, ( Darussalam Press,
KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo: 2011), 1
7. 7
Dari empat Orientasi utama dan Motto Pondok Modern dalam Pendidikan
setidaknya sangat banyak penekanan terhadap pendidikan pembentukan
“Akhlaq”, atau “Adab” atau “Akhlaqul Karimah”, ini menunjukkan bahwa
“Adab” dan “Akhlaq” sangat utama dan penting di zaman Millenial ini.
Bahwasanya Pendidikan itu bukan hanya penyampain Ilmu Pengetahuan kepada
Santri tetapi sebelum itu penekanannya adalah Pendidikan “Adab”, “Ahklaqul
Karimah”, “Tarbiyatu-l-Khuluqiyah” agar Ilmu yang didapat menjadi berkah
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang disekitarnya. Pendidikan Akhlaq adalah
suatu solusi yang sangat tepat untuk mengembalikan “Adab” yang telah hilang di
Zaman ini.
Dalam Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Gontor jika
digabungkan nila-nilai tersebut akan menjadi suatu landasan yang kuat bagi
santri-santrinya dalam berkiprah di masyarakat untuk mengembalikan kembali
“Adab” yang telah hilang oleh manusia di Zaman sekarang, lebih khusus lagi bagi
Santri di zaman Millenial sangat dipelukan perannya dalam perbaikan Moral
Bangsa yang semakin hancur terbawa arus Zaman “Edan”. Pendidikan Akhlaq
adalah suatu solusi yang sangat tepat untuk mengembalikan “Adab” yang telah
hilang di zaman ini.
Kemudian dalam pembahsan selanjutnya adalah bagaimana langkah Santri
yang hidup di Zaman Millenial ini untuk mengembalikan kembali “adab”,
“akhlaq” yang telah hilang dalam jiwa manusia.
C. Memulai peran sebagai Santri Millenial (Pengembali Adab yang hilang).
Di Gontor, banyak sekali macam masyarakat yang semuanya sengaja
diciptakan agar santri bisa belajar hidup dengan orang lain baik disukai atau tidak,
ada masyarakat organisasi, masyarakat pramuka, masyarakat kesenian,
ketrampilan, olah raga, kursus-kursus, masyarakat konsulat, masyarakat
kepanitian-kepanitiaan, yang semuanya membutuhkan latihan-latihan untuk bisa
hidup dengan segala medan yang ada. Dan di masyarakat luas, ada organisasi, ada
14 Ibid, 1
8. 8
Politik, ada ekonomi, ada budaya ada pendidikan, ada pengajaran semuanya sudaj
diciptakan di dalam totalitas kehidupan Santri.15
Masyarakat adalah tujuan Kiprah santri, karena segala yang sekirannya
akan dijumpai dan dialami santri di masyarakat kelak, itulah didikkan Pondok
Modern Darussalam Gontor (PMDG) kepada santrinya. Maka setidaknya ada 3
peran para Santri di masyarakat. Ada istilah dari Kiyai Imam Zarkasyi “Menyerbu
Masyarakat”, adalah sebuah konotasi yang berarti mengubah Masyarakat.
Dengan memainkan peran sebagai “Mujahidin, Muballighin, Muta’allimin”.16
Kata “menyerbu”, dimaksudkan agar para Santri ketika berkiprah di
masyarakat. Diharapkan para Santri-santri menjadi pemuda yang tangguh yang
meliputi dapat diandalkan, mempunyai tanggungjawab atas perbaikan moral
bangsa dan secara menyeluruh dunia, hal ini merupakan aplikasi dari tujuan utama
pergerakan santri di masyarakat yaitu untuk menegakkan kalimat Allah SWT (Li
I’Laai Kalimatillah). 17 Kemudian yang menjadi tujuan utama adalah untuk
kesejahteraan umat dan kemajuan agama, bangsa, karena jika Agama, Umat dan
Bangsa berkemajuan maka secara “Outomatis perbaikan Moral,Adab, dan
Akhlaq” akan teratasi dan menjadi solusi yang paling utama.
Kesimpulan
Dalam permasalahan di zaman millenial ini yang menjadi masalah utama
adalah “loss of adab”, atau hilangnya adab dari jiwa manusia, yang menyebabkan
turunnya derajat moral bangsa di zaman sekarang. Seperti halnya terjadi fenomena
yang di luar nalar manusia,hilangnya rasa percaya kepada pemimpin karena
pemimpinnya yang tidak mempunyai adab terhadap rakyatnya, runtuhnya
mentalitas perjuangan para pemuda bangsa sehingga bangsa ini rapuh dengan
generasi mudanya. Kemudian hilangnya adab dalam dunia pendidikan seperti
15 Abdullah Syukri Zarkasyi, Bekal untuk Pemimpin Pengalaman Memimpin Gontor, (
Trimurti Press,Ponorogo: 2011), 146-147
16 Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren, (Trimurti Press,Ponorogo: 2011),
216
17 Ibid, 217
9. 9
seorang murid melawan gurunya,sesama siswa saling baku hantam atau tawuran,
banyak anak yang melawan orang tua.
Hadirnya pondok pesantren dari zaman ke zaman memberikan pengaruh
yang sangat positif dalam mengembalikan adab yang hilang dari jiwa manusia,
dan alam pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor adalah salah satu solusi
yang tepat dalam misi mengembalikan adab, dengan pendidikan yang didahului
penanaman akhlakul karimah, adab yang baik terhadap dirinya dan orang lain.
Dalam kiprahnya di masyarakat Setidaknya ada 3 peran santri dalam
masyarakat yaitu pertama menjadi mujahidin, menjadi muballighin, dan menjadi
mutaallimin sehingga adab manusia yang hilang dan moral yang runtuh akan
segera bangkit dan pulih menuju kejayaan Umat Islam dan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren, Trimurti Press,
Ponorogo, 2005
_________, Bekal Untuk Pemimpin Pengalaman Memimpin Gontor,
Trimurti Press, Ponorogo, 2011
Adian Husaini, Mewujudkan Indonesia Adil dan Beradab, INSISTS, Bina
Qalam, Jakarta, Surabaya 2015
Ahmad Mansyur Suryanegara, Api Sejarah 1 Mahakarya Perjuangan
Santri dalam menegakkan NKRI, Surya Dinasti, Bandung, 2015
Chulsum Umi dan Novia Windy, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
HS Matsuki dan El-Saha M. Ishom, Intelektualisasi Pesantren Potret
Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Perkembangan Pesantren, Diva Pustaka,
Jakarta, 2003
K.H. Imam Zarkasyi, Diktat dalam Perkenalan di Kulliyatu Muallimin Al-
Islamiyah sejak tahun 1939, Darussalam Press, Ponorogo, Pondok Pesantren
Modern Darussalam Gontor
10. 10
Muhammad Hussein Sanusi dkk, Trimurti menelusuri Jejak, Sintesa dan
Genealogi Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor, Ettifaq Production,
Bantul: 2016),
Sutrisno Ahmad, Ali Syarqowiy, Rif’at Khusnul Ma’afiy, Agus Budiman,
Abdul Hafidz Zaid, Ushulu-t-tarbiyah Wa-t-ta’lim Muqorror Li-sh-shuffi Ats-
Tsalits, Darussalam Press, KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo,
2011
_________, Ushulu-t-tarbiyah Wa-t-ta’lim Muqorror Li-sh-shuffi Al-
Khomis, Darussalam Press, KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo,
2011