SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua zat yang ada disekitar kita, yang setiap saat kita lihat terdiri atas materi.
Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan volum. Papan tulis
yang ada di kelas, kursi yang kita duduki, udara yang kita hirup, makanan yang
kita makan, sendok dan garpu dan lainnya terdiri atas materi. merupakan contoh
makanan dan bahan yang kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Pada
larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada
campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan
partikel padat. Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari
partikel-partikel yang sangat kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel
yang cukup besar. Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan
larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi
bukan berukuran molekul Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di
alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam
tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
sebelum digunakan oleh tubuh. Namun lebih dahulu diproses sehingga berbentuk
koloid. Juga protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup merupakan suatu koloid
sehingga proses – proses dalam sel melibatkan sitem koloid
Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi
(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam
udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang
terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga
merupakan koloid.
2
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui apa itu koloid
emulsi dan koloid buih.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu koloid?
2. Bagaimana sifat-sifat koloid?
3. Apa yang dimaksud dengan koloid emulsi?
4. Apa saja macam-macam koloid emulsi?
5. Bagaimana sifat-sifat koloid emulsi?
6. Apa yang dimaksud dengan koloid buih?
7. Apa saja macam-macam koloid
8. Bagaimana cara pembuatan koloid
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Dimana
di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu
koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap
bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan
campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada
setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen.
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat
berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh dari
sistem koloid adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan
cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti
mayonais, hairspray, jelly, dan lain-lain Keadaan koloid merupakan keadaan
antara suatu larutan dan suatu suspensi. Bila suatu bahan berada dalam keadaan
subdifisi ini. Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang menarik dan penting yang
tidak merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang lebih besar
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut
dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam.
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil
padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras
dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut
dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah.
Larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar mempunyai perbedaan dalam
beberapa hal. Pada jumlah fase,larutan sejati hanya mempunyai satu fase,
sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar mempunyai dua fase. Dalam
distribusi partikel larutan sejati bersifat homogen, sedangkan sistem koloid dan
suspensi kasar bersifat heterogen. Kemudian dalam penyaringan,larutan sejati
4
tidak dapat disaring, dan sistem koloid juga tidak dapat disaring, kecuali dengan
penyaring ultra, sedangkan suspensi kasar dapat disaring. Dan terakhir, dalam
kestabilan larutan sejati dengan sistem koloid mempunyai kestabilan yang stabil
(tidak memisah), sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang tidak stabil
(memisah)
Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata atau
dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat mempengaruhi
cahaya tampak, ukuran partikelnya yang cocok untuk menyebabkan cahaya
tersebar dengan sudut-sudut yang besar. Bila konsentrasi koloidnya besar,
penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan larutan koloid kelihatan jenuh. Jadi,
cahaya tak diteruskan, contohnya susu. Sinar yang datang pada susu disebarkan
oleh partikel-partikel koloid. Susu kemudian diadsorpsi, sehingga tak diteruskan.
Bila konsentrasi lebih kecil, dispensi koloidnya kelihatan seperti awan dan bila
diencerkan lagi bisa lebih terang (transparan) misalnya saja larutan kanji yang
encer akan kelihatan terang.
Ciri – cirinya:
1. Larutan (Dispersi Molekuler)
- 1 fase
- jernih
- homogen
- diameter partikel: <1 br="" nm=""> - tidak dapat disaring
- tidak memisah jika didiamkan
2. Koloid (Dispersi Koloid)
- 2 fase
- keruh
- antara homogen dengan heterogen
- diameter partikel: 1 nm - tidak dapat disaring dengan penyaring
biasa, melainkan dengan penyaring ultra
- tidak memisahkan jika didiamkan
3. Suspensi(Dispersi Kasar)
- 2 fase
- keruh
- heterogen
- diameter partikel: >100 nm
5
- dapat disaring dengan kertas saring biasa
- memisah jika didiamkan
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau
suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan
10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel
tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat
besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang
masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri
atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh
molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat
molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloidmemiliki sifat
heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu
zat"didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang
didispersikan berkisar darisatu nanometer (nm) hingga satu mikrometer
(µm).perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
1. Campuran antara air dengan sirup.
2. Campyuran antara air dengan susu.
3. Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur)
dengan air secarahomogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah
dan juga tidak dapat dipisahkandengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang
lembut (penyaringan mikro). Secaramakroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini
tampak homogen, tidak dapat dibedakan manayang air dan mana yang sirup.
Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut"
tetapi "larutan"itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu
tidak memisah dan juga tidakdapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil
penyaringan tetap keruh). Secara makroskopiscampuran ini tampak homogen.
Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masihdapat dibedakan
partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti
inilahyang disebut koloid.
6
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur)
dengan air secaraheterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang
keadaannya pasir akanmengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan
penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkandengan cara dituang perlahan-lahan.
Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen,dapat dibedakan mana
yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspansi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang
didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan zat disebut medium dispersi . Fase terdispersi bersifat diskontinu
(terputus-putus), sedangkanmedium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu
dengan air, fase terdispersi adalah lemak,sedangkan medium dispersinya adalah
air.
B. Sifat-sifat Koloid
Koloid mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan larutan. Sifat khusus
koloid timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar daripada larutan. Sifat-sifat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sifat Fisika
Sifat-sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada koloid hidrofob
sifat-sifat seperti rapatan, tegangan muka dan viskositas hampir sama dengan
medium pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil karena terjadi hidrasi. Sifat-
sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan
tegangan mukanya lebih kecil.
2. Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligatif. Sifat ini hanya
bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif
koloid umumnya lebih rendah daripada larutan sejati dengan jumlah partikel yang
sama. Sifat koligatif berguna untuk menghitung konsentrasi atau jumlah partikel
koloid. Kecuali pengukuran tekanan osmosa, dipakai untuk menetapkan berat
molekul rata-rata koloid makromolekul.
7
3. Sifat Optis
Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya
dilalukan pada larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi
apabila berkas cahaya yang sama dilakukan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi
tidak kelihatan. Efek ini dikenal sebagai efek Tyndall.
4. Sifat Kinetik
a. Gerakan Brown
Selain menunjukkan efek Tyndall, partikel koloid bila diamati dibawah
mikroskop ultra nampak sebagai bintik-bintik bercahaya yang selalu bergerak
secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu
medium pendispersi ini disebut gerakan Brown.
b. Difusi
Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke
daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerakan
Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid
mendifusi karena gerakan Brown.
c. Pengendapan
Partikel koloid mempunyai kecenderungan untuk mengendap karena pengaruh
gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap
mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium suspensinya, maka
partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil
akan mengapung.
5. Sifat Listrik
Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik disebabkan terjadinya
ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat
bergerak dalam medan listrik. Bergeraknya partikel-partikel koloid oleh pengaruh
medan listrik ini disebut elektroforesis.
6. Koagulasi
Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan tergantung oleh gaya
gravitasi bumi, sehingga antara partikel dapat saling bergabung membentuk
8
gumpalan yang akan mengendap didasar wadah. Peristiwa pengendapan atau
penggumpalan partikel-partikel koloid ini disebut koagulasi.
7. Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai permukaan luas, sehingga mempunyai daya adsorpsi
yang besar. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul
yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah
permukaan disebut absorpsi. Absorpsi adalah proses penyerapan oleh suatu benda
baik berupa padatan atau cairan yang langsung keseluruh bagian benda itu.
C. Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
D. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
E. Koloid Emulsi
1) Pengertian Emulsi
Emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispresi berupa zat cair dan
medium pendispresi berupa zat pada, zat cair, atau gas. Ada tiga jenis emulsi,
yaitu emulsi gas (aerosol cair), dan emulsi padat (gel). Akan tetapi, pada
umumnya emulsi yang dimaksud adalah jenis emulsi yang terdispersi dalam zat
cair.
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi dapat
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air
dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak bumi.
Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh emulgator
adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air. Contoh emulgator
lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
9
2) Macam-macam Emulsi
a) Emulsi Gas (aerosol cair)
Emulsi gas atau aerosol cair merupakan emulsi dalam medium pendispersi
gas. Aerosol cair, seperti hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, dapat
membentuk system koloid dengan bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol
seperti CFC. Aerosol cair juga mempunyai sifat-sifat seperti sol liofob, yaitu efek
Tyndall, gerak Brown, dan kesetabilan dengan muatan partikel.
b) Emulsi Cair
Emulsi cair melibatkan campuran dia zat cair yang tidak dapat saling
melaurtkan, yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair
ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainya seperti munyak (meski dapat berupa
lemak). Emuldi cair yang terdiri dari air dan minyak dapat digolongkan menjadi
dua jenis yaitu, Emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam lemak.
Sifat emulsi cair yang penting ialah:
1. Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses
sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.
2. Pengenceran
Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.
c) Emulsi Padat atau Gel
Gel merupakan emulsi dalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat
dianggap terbentuk akibat penggumpalan seagian sol cair. Pada menggumpalan
ini, partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai
ini kemudian akan saling bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di
mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur
tersebut. Dengan demikian, terbentuk suatu massa berpori yang semi-padat denga
struktur gel.
Terdapat dua jenis gel, yaitu gel elastis dan gel non-elastis. Gel elastis,
dapat berubah sesuai bentuk jika diberi gaya dan akan kembali ke bentuk semula
ketika gaya yang ada di tiadakan. Sedangkan gel non-elastis, tidak dapat berubah
ketika di beri gaya. Beberapa sifat gel yang penting adalah
-Hidrasi : Gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel
elastis dengan menambahkan zat cair. Sebaliknya, gel non-elastis
yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalnya.
10
-Menggembung : Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air
apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Akibatnya volum gel bertambah atau
menggembung.
-Sinersis: Gel anorganik akan mengerut jika dibiarkan dan diikuti penetesan
pelarut. Proses ini disebut sinersis.
-Tiksotropo : Beberapa gel dapat diubah kemabali menjadi sol cairapabila
diberi agitasi(diaduk). Sifat ini disebut tiksotropi.Contohnya: gel besi oksida,
perak oksida dan cat tiksotropi modern
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:
1. Gel elastic
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali
ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh
adalah gel silika.
Bagaimana air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair ?
Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan suatu pengemulsi
(emulgator). Oleh karena kebanyakan emulsi berupa dispersi minyak dalam air
atau dispersi air dalam minyak, maka zat pengemulsi tersebut harus dapat larut
baik dalam air maupun dalam minyak. Contoh zat pengemulsi tersebut adalah
senyawa organik yang memiliki gugus polar dan non polar. Bagian non polar akan
berinteraksi dengan minyak atau mengelilingi partikel-partikel minyak.
Sedangkan bagian polar akan berinteraksi dengan air. Jika bagian polar ini
terionisasi menjadi bermuatan negatif. Muatan negatif ini menyebabkan partikel-
partikel minyak saling tolak menolak dan tidak akan bergabung. Dengan kata lain,
emulsi menjadi stabil.
Untuk jelasnya, ambil contoh sistem koloid emulsi saus salad. Saus salad
terbuat dari larutan asam cuka (polar) dan minyak (non polar). Pengocokan
minyak dan cuka pada awalnya akan menghasilkan campuran yang mengandung
butiran minyak yang terdispersi dalam larutan asam cuka. Namun, setelah
pengocokan dihentikan, maka butiran -butiran tersebut secara bertahap akan
bergabung kembali membentuk partikel yang cukup besar. Akibatnya, asam cuka
dan minyak akan terpisah lagi. Untuk menstabilkan saus salad ini dapat
ditambahkan zat pengemulsi seperti kuning telur yang mengandung lesitin. Saus
salad atau sistem koloid yang terbentuk kita kenal sebagai mayones.
11
1) Sifat-sifat Emulsi
Beberapa sifat emulsi yang penting adalah :
- Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses
sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Pada proses
demulsifikasi dapat terbentuk krim (creaming) atau sedimentasi. Pembentukan
krim dijumpai pada emulsi minyak dalam air. Apabila kestabilan emulsi ini rusak,
maka partikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan
sedimentasi terjadi pada emulsi air dalam minyak. Apabila kestabilan emulsi ini
rusak, maka partikel -partikel air akan turun ke bawah.
- Pengenceran
Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium
pendispersinya. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan spontan
membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat digunakan untuk menentukan jenis
emulsi.
2) Pembuatan Emulsi
Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah mencampurkan kedua zat cairan
dengan emulgator dalam sebuah botol dan mengocoknya. Tetapi cara ini kurang
sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat dilakukan dengan
mengocoknya secara bergantian (selang-seling). Pertama, mencampur salah satu
fase dispers dengan emulgator dan mengocoknya hingga sempurna. kedua,
mencampur dengan dispers medium lainnya kemudian mengocoknya secara
bersama-sama atau menambah sedikit demi sedikit sambil mengaduknya.
A. Koloid Buih
1) Pengertian Buih
Buih adalah koloid dengan fase terdisperasi gas dan medium pendisperasi zat cair
atau zat padat. Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: buih cair dan buih padat.
2) Macam-macam Buih
a) Buih cair
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atau
karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh
12
dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan
mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan. Ukuran
kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya,
tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat
pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki
struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya,
bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih
dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang
dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral.
Beberapa sifat buih cair yang penting:
Struktur buih cair berubah dengan waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh :
a. Drainase atau pemisahan medium pendispersi (zat cair) akibat
b. kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda.
c. Rusaknya film antara dua gelembung gas.
d. Ukuran gelembung gas menjadi lebih besar akibat difusi
e. gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan
permukaan.
f. terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar
akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar
g. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Apabila gaya
tersebut kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya
tersebut ditiadakan. Namun, jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan
terjadi deformasi.
Contoh buih cair:
· Buih hasil kocokan putih telur
Karena udara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih,
yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untuk
membentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan
mengembang.
· Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat,
aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan
membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.
13
b) Buih padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga
(surfaktan). Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui:
· Roti
Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses
pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan
membentuk lapisan tipis mengelilingi gelembung-gelembung karbondioksida
untuk membentuk buih padat.
· Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium
pendisperasi polistirena.
· Batu apung
Batu apung merupakan buih padat yang terbentuk akibat proses solidifikasi
gelas vulkanik.
B. Cara Pembuatan Koloid
Pembuatan sistem koloid sol
1. Cara Kondensasi
a. Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan
melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna
kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l(Koloid As2S3
bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan
HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
b. Reaksi redoks
Misalnya:
- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya
dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
mengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)
14
c. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:
- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan
memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)
- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
d.Reaksi pergantian
pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa
terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran
koloid.Misalnya;
- Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus
terlenih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan
belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air
sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid
dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
- Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan
etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.
2. Cara Dispersi
a. Cara mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat
yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa
digunakan dalam:
- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,d
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,
deterjen, dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
15
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir
kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu
zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit
khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
- Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru
terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3
sehingga bermuatan positif
- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem
kolid.
Contohnya; gelatin dalam air.
c. Cara busur bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol
logam, seperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah
menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian
kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin)
sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan
diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap,
uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin,
sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena
logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini
dikategorikan sebagai metode dispersi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari untuk proses apapun.
Koloid juga saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat
menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid.
Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Koloid
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol, emulsi, dan buih.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya
adsorpsi yang besar. Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi
dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit.
Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang
menstabilkannya hilang. Koloid yang medium dispersinya berupa cairan
dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi
yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya
tersebut tidak ada atau sangat lemah.
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara
dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium
dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau
molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.
Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya
mengelmusikan lemak ke dalam air.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Elaine.2006.”Pengertian dan Jenis-Jenis Koloid”.
2. http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/9-koloid-2/materi-
ajar/7-peranan-koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari/
3. http://Nuranimahabbah's Blog.htm
4. Keenan,C.W,dkk.1984.”Kimia Untuk Universitas”.Erlangga: Jakarta.
5. Syukri,S.1999.”Kimia Dasar 2”.ITB: Bandung.
6. www.nabilahfirest.multiply.com
7. www.sistemkoloid11.blogspot.com
8. Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Jogja

More Related Content

What's hot

kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"SMAN 2 Dumai
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointMs_Ratnasari
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaKimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaEwie AdRiana
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumErnalia Rosita
 
Stereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalStereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalTrisna Firmansyah
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"ilmanafia13
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Nida Chofiya
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurputrisagut
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )
The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )
The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )Sylvester Saragih
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRATBIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRATAldha Yhoe
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)shellawidiyanti
 

What's hot (20)

kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"
 
Plastid
PlastidPlastid
Plastid
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpoint
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaKimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Stereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalStereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer Konfigurasional
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )
The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )
The real makalah ( reaksi kimia dalam larutan air )
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRATBIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
 

Similar to Koloid dan Emulsi (20)

Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
1
11
1
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Bab iii koloid
Bab iii koloidBab iii koloid
Bab iii koloid
 
Bab iii koloid
Bab iii koloidBab iii koloid
Bab iii koloid
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
Tugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaaTugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaa
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx
6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx
6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Koloid dan Emulsi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua zat yang ada disekitar kita, yang setiap saat kita lihat terdiri atas materi. Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan volum. Papan tulis yang ada di kelas, kursi yang kita duduki, udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, sendok dan garpu dan lainnya terdiri atas materi. merupakan contoh makanan dan bahan yang kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan partikel padat. Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar. Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh. Namun lebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses – proses dalam sel melibatkan sitem koloid Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid.
  • 2. 2 B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui apa itu koloid emulsi dan koloid buih. C. Rumusan Masalah 1. Apa itu koloid? 2. Bagaimana sifat-sifat koloid? 3. Apa yang dimaksud dengan koloid emulsi? 4. Apa saja macam-macam koloid emulsi? 5. Bagaimana sifat-sifat koloid emulsi? 6. Apa yang dimaksud dengan koloid buih? 7. Apa saja macam-macam koloid 8. Bagaimana cara pembuatan koloid
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Koloid Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh dari sistem koloid adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayonais, hairspray, jelly, dan lain-lain Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu suspensi. Bila suatu bahan berada dalam keadaan subdifisi ini. Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang menarik dan penting yang tidak merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang lebih besar Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam. Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah. Larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar mempunyai perbedaan dalam beberapa hal. Pada jumlah fase,larutan sejati hanya mempunyai satu fase, sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar mempunyai dua fase. Dalam distribusi partikel larutan sejati bersifat homogen, sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar bersifat heterogen. Kemudian dalam penyaringan,larutan sejati
  • 4. 4 tidak dapat disaring, dan sistem koloid juga tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra, sedangkan suspensi kasar dapat disaring. Dan terakhir, dalam kestabilan larutan sejati dengan sistem koloid mempunyai kestabilan yang stabil (tidak memisah), sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang tidak stabil (memisah) Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata atau dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat mempengaruhi cahaya tampak, ukuran partikelnya yang cocok untuk menyebabkan cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang besar. Bila konsentrasi koloidnya besar, penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan larutan koloid kelihatan jenuh. Jadi, cahaya tak diteruskan, contohnya susu. Sinar yang datang pada susu disebarkan oleh partikel-partikel koloid. Susu kemudian diadsorpsi, sehingga tak diteruskan. Bila konsentrasi lebih kecil, dispensi koloidnya kelihatan seperti awan dan bila diencerkan lagi bisa lebih terang (transparan) misalnya saja larutan kanji yang encer akan kelihatan terang. Ciri – cirinya: 1. Larutan (Dispersi Molekuler) - 1 fase - jernih - homogen - diameter partikel: <1 br="" nm=""> - tidak dapat disaring - tidak memisah jika didiamkan 2. Koloid (Dispersi Koloid) - 2 fase - keruh - antara homogen dengan heterogen - diameter partikel: 1 nm - tidak dapat disaring dengan penyaring biasa, melainkan dengan penyaring ultra - tidak memisahkan jika didiamkan 3. Suspensi(Dispersi Kasar) - 2 fase - keruh - heterogen - diameter partikel: >100 nm
  • 5. 5 - dapat disaring dengan kertas saring biasa - memisah jika didiamkan Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloidmemiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat"didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar darisatu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini : 1. Campuran antara air dengan sirup. 2. Campyuran antara air dengan susu. 3. Campuran antara air dengan pasir. Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secarahomogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkandengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Secaramakroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan manayang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan. Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan"itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidakdapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopiscampuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masihdapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilahyang disebut koloid.
  • 6. 6 Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secaraheterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akanmengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkandengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen,dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspansi. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi . Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkanmedium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak,sedangkan medium dispersinya adalah air. B. Sifat-sifat Koloid Koloid mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan larutan. Sifat khusus koloid timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar daripada larutan. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sifat Fisika Sifat-sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan muka dan viskositas hampir sama dengan medium pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil karena terjadi hidrasi. Sifat- sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan tegangan mukanya lebih kecil. 2. Sifat Koligatif Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligatif. Sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah daripada larutan sejati dengan jumlah partikel yang sama. Sifat koligatif berguna untuk menghitung konsentrasi atau jumlah partikel koloid. Kecuali pengukuran tekanan osmosa, dipakai untuk menetapkan berat molekul rata-rata koloid makromolekul.
  • 7. 7 3. Sifat Optis Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilalukan pada larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilakukan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak kelihatan. Efek ini dikenal sebagai efek Tyndall. 4. Sifat Kinetik a. Gerakan Brown Selain menunjukkan efek Tyndall, partikel koloid bila diamati dibawah mikroskop ultra nampak sebagai bintik-bintik bercahaya yang selalu bergerak secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini disebut gerakan Brown. b. Difusi Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerakan Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi karena gerakan Brown. c. Pengendapan Partikel koloid mempunyai kecenderungan untuk mengendap karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium suspensinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan mengapung. 5. Sifat Listrik Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik disebabkan terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Bergeraknya partikel-partikel koloid oleh pengaruh medan listrik ini disebut elektroforesis. 6. Koagulasi Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan tergantung oleh gaya gravitasi bumi, sehingga antara partikel dapat saling bergabung membentuk
  • 8. 8 gumpalan yang akan mengendap didasar wadah. Peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel-partikel koloid ini disebut koagulasi. 7. Adsorpsi Partikel koloid mempunyai permukaan luas, sehingga mempunyai daya adsorpsi yang besar. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi. Absorpsi adalah proses penyerapan oleh suatu benda baik berupa padatan atau cairan yang langsung keseluruh bagian benda itu. C. Komponen Penyusun Koloid 1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak. 2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak. D. Bentuk Partikel Koloid 1. Bulatan : misalnya virus, silika. 2. Batang : misalnya virus. 3. Piringan : misalnya globulin dalam darah. 4. Serat : misalnya selulosa. E. Koloid Emulsi 1) Pengertian Emulsi Emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispresi berupa zat cair dan medium pendispresi berupa zat pada, zat cair, atau gas. Ada tiga jenis emulsi, yaitu emulsi gas (aerosol cair), dan emulsi padat (gel). Akan tetapi, pada umumnya emulsi yang dimaksud adalah jenis emulsi yang terdispersi dalam zat cair. Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak bumi. Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh emulgator adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air. Contoh emulgator lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
  • 9. 9 2) Macam-macam Emulsi a) Emulsi Gas (aerosol cair) Emulsi gas atau aerosol cair merupakan emulsi dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair, seperti hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, dapat membentuk system koloid dengan bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol seperti CFC. Aerosol cair juga mempunyai sifat-sifat seperti sol liofob, yaitu efek Tyndall, gerak Brown, dan kesetabilan dengan muatan partikel. b) Emulsi Cair Emulsi cair melibatkan campuran dia zat cair yang tidak dapat saling melaurtkan, yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainya seperti munyak (meski dapat berupa lemak). Emuldi cair yang terdiri dari air dan minyak dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, Emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam lemak. Sifat emulsi cair yang penting ialah: 1. Demulsifikasi Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi. 2. Pengenceran Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya. c) Emulsi Padat atau Gel Gel merupakan emulsi dalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat penggumpalan seagian sol cair. Pada menggumpalan ini, partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut. Dengan demikian, terbentuk suatu massa berpori yang semi-padat denga struktur gel. Terdapat dua jenis gel, yaitu gel elastis dan gel non-elastis. Gel elastis, dapat berubah sesuai bentuk jika diberi gaya dan akan kembali ke bentuk semula ketika gaya yang ada di tiadakan. Sedangkan gel non-elastis, tidak dapat berubah ketika di beri gaya. Beberapa sifat gel yang penting adalah -Hidrasi : Gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan menambahkan zat cair. Sebaliknya, gel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalnya.
  • 10. 10 -Menggembung : Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Akibatnya volum gel bertambah atau menggembung. -Sinersis: Gel anorganik akan mengerut jika dibiarkan dan diikuti penetesan pelarut. Proses ini disebut sinersis. -Tiksotropo : Beberapa gel dapat diubah kemabali menjadi sol cairapabila diberi agitasi(diaduk). Sifat ini disebut tiksotropi.Contohnya: gel besi oksida, perak oksida dan cat tiksotropi modern Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi: 1. Gel elastic Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin. 2. Gel non-elastis Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika. Bagaimana air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair ? Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan suatu pengemulsi (emulgator). Oleh karena kebanyakan emulsi berupa dispersi minyak dalam air atau dispersi air dalam minyak, maka zat pengemulsi tersebut harus dapat larut baik dalam air maupun dalam minyak. Contoh zat pengemulsi tersebut adalah senyawa organik yang memiliki gugus polar dan non polar. Bagian non polar akan berinteraksi dengan minyak atau mengelilingi partikel-partikel minyak. Sedangkan bagian polar akan berinteraksi dengan air. Jika bagian polar ini terionisasi menjadi bermuatan negatif. Muatan negatif ini menyebabkan partikel- partikel minyak saling tolak menolak dan tidak akan bergabung. Dengan kata lain, emulsi menjadi stabil. Untuk jelasnya, ambil contoh sistem koloid emulsi saus salad. Saus salad terbuat dari larutan asam cuka (polar) dan minyak (non polar). Pengocokan minyak dan cuka pada awalnya akan menghasilkan campuran yang mengandung butiran minyak yang terdispersi dalam larutan asam cuka. Namun, setelah pengocokan dihentikan, maka butiran -butiran tersebut secara bertahap akan bergabung kembali membentuk partikel yang cukup besar. Akibatnya, asam cuka dan minyak akan terpisah lagi. Untuk menstabilkan saus salad ini dapat ditambahkan zat pengemulsi seperti kuning telur yang mengandung lesitin. Saus salad atau sistem koloid yang terbentuk kita kenal sebagai mayones.
  • 11. 11 1) Sifat-sifat Emulsi Beberapa sifat emulsi yang penting adalah : - Demulsifikasi Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Pada proses demulsifikasi dapat terbentuk krim (creaming) atau sedimentasi. Pembentukan krim dijumpai pada emulsi minyak dalam air. Apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi terjadi pada emulsi air dalam minyak. Apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel -partikel air akan turun ke bawah. - Pengenceran Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat digunakan untuk menentukan jenis emulsi. 2) Pembuatan Emulsi Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah mencampurkan kedua zat cairan dengan emulgator dalam sebuah botol dan mengocoknya. Tetapi cara ini kurang sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat dilakukan dengan mengocoknya secara bergantian (selang-seling). Pertama, mencampur salah satu fase dispers dengan emulgator dan mengocoknya hingga sempurna. kedua, mencampur dengan dispers medium lainnya kemudian mengocoknya secara bersama-sama atau menambah sedikit demi sedikit sambil mengaduknya. A. Koloid Buih 1) Pengertian Buih Buih adalah koloid dengan fase terdisperasi gas dan medium pendisperasi zat cair atau zat padat. Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi dua, yaitu: buih cair dan buih padat. 2) Macam-macam Buih a) Buih cair Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh
  • 12. 12 dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan. Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral. Beberapa sifat buih cair yang penting: Struktur buih cair berubah dengan waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh : a. Drainase atau pemisahan medium pendispersi (zat cair) akibat b. kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda. c. Rusaknya film antara dua gelembung gas. d. Ukuran gelembung gas menjadi lebih besar akibat difusi e. gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan. f. terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar g. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Apabila gaya tersebut kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Namun, jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi. Contoh buih cair: · Buih hasil kocokan putih telur Karena udara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untuk membentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang. · Buih hasil akibat pemadam kebakaran Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.
  • 13. 13 b) Buih padat Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui: · Roti Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilingi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat. · Styrofoam Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena. · Batu apung Batu apung merupakan buih padat yang terbentuk akibat proses solidifikasi gelas vulkanik. B. Cara Pembuatan Koloid Pembuatan sistem koloid sol 1. Cara Kondensasi a. Reaksi dekomposisi rangkap Misalnya: - Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-) - Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq) b. Reaksi redoks Misalnya: - Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH; 2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) - Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)
  • 14. 14 c. Reaksi hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya: - Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih; FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq) (Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+) - Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih; AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq) d.Reaksi pergantian pelarut Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid.Misalnya; - Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air. - Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat. 2. Cara Dispersi a. Cara mekanik Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam: - industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,d - Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb. - Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna. - Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
  • 15. 15 b. Cara peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Contoh: - Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin. - Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3. - Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif - Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air. c. Cara busur bredig Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
  • 16. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari untuk proses apapun. Koloid juga saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol, emulsi, dan buih. Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah. Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA 1. Elaine.2006.”Pengertian dan Jenis-Jenis Koloid”. 2. http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/9-koloid-2/materi- ajar/7-peranan-koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari/ 3. http://Nuranimahabbah's Blog.htm 4. Keenan,C.W,dkk.1984.”Kimia Untuk Universitas”.Erlangga: Jakarta. 5. Syukri,S.1999.”Kimia Dasar 2”.ITB: Bandung. 6. www.nabilahfirest.multiply.com 7. www.sistemkoloid11.blogspot.com 8. Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Jogja