2. 2
Berdasarkan Wikipedia, Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem
dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran
partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm).
Misalnya, tepung kanji yang dimasukkan ke dalam air panas akan membentuk
suatu sistem dispersi dimana tepung kanji berperan sebagai zat/ fase terdispersi
dan air panas disebut sebagai medium pendispersi.
3. 3
Jenis Sistem Dispersi (campuran) dibedakan menjadi tiga, yaitu larutan, koloid, dan
suspensi.
Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sama sama
sangat kecil, sehingga masing-masing partikelnya tidak bisa dibedakan hanya
dengan mata telanjang.
Koloid merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel terdispersi/ fasa
terdispersinya lebih besar dari medium pendispersinya, namun masih lebih kecil
daripada partikel pada suspensi.
Suspensi merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya relatif besar
dibandingkan dengan medium pendispersinya.
4. 4
Pada gambar di samping, terlihat
bahwa:
gambar A menunjukkan larutan,
gambar B menunjukkan koloid,
dan gambar C menunjukkan
suspensi.
5. 5
Ralat pada bagian “Penampilan fisik” dan “Kestabilan”, yaitu:
Kestabilan Larutan : jernih dan tidak terpisah (sangat stabil)
Kestabilan Koloid : sukar terpisah (relatif stabil)
Tambahan : Koloid dapat disaring dengan penyaring ultra.
6. 6
Pemurnian Koloid dapat menggunakan Penyaring Ultra.
Penyaring Ultra dapat dibuat dari kertas saring yang sudah diresapi selulosa seperti
selofan (cellophane) agar pori pori kertas saring berkurang. Membutuhkan waktu
relatif lama, namun dapat dipercepat dengan mengubah tekanan yang diberikan.
7. Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid dan menjelaskan
kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
7
9. 9
Koloid memiliki beberapa sifat yang membedakan dengan sistem dispersi lainnya,
seperti Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorbsi, Koagulasi.
Masing masing sifat akan dijelaskan di slide-slide berikut.
10. 10
Efek Tyndall merupakan fenomena terhamburnya cahaya oleh partikel koloid dan
suspensi, dikarenakan partikel-partikelnya berukuran cukup besar.
Gambar (1) : larutan
Gambar (2) : koloid (terhamburkan)
Gambar (3) : suspensi
Contoh: penghamburan sinar sorot
lampu mobil ketika udara berkabut.
11. 11
Gerak Brown merupakan gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah
yang acak, diakibatkan oleh tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap
partikel terdispersi sehingga partikel terdispersi akan terlontar.
12. 12
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan/ion oleh permukaan-permukaan
partikel koloid. Adsorbsi terjadi karena adanya kemampuan-kemampuan partikel
koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan menarik ini disebabkan oleh adanya tegangan permukaan koloid
yang cukup tinggi sehingga jika ada partikel yang menempel akan cenderung
dipertahankan pada permukaannya.
14. 14
Koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan partikel koloid akibat peristiwa-
peristiwa mekanis ataupun kimiawi. Contoh: penggumpalan darah jika
dipanaskan.
16. 16
Cara-cara menjaga kestabilan koloid:
-Menghilangkan muatan koloid
Proses penghilangan muatan koloid disebut proses dialisis, dengan cara
memasukkan koloid ke dalam membrane semipermeabel. Membran ini
mempunyai pori-pori yang dapat ditembus ion-ion, namun tidak mampu ditembus
partikel koloid.
17. 17
-Penambahan stabilisator koloid
Misalnya emulgator dan koloid pelindung, yaitu:
Emulgator merupakan zat yang ditambahkan dalam suatu emulsi dengan tujuan
menjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Contoh: menambahkan sabun ke
dalam campuran minyak dan air.
Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan dalam sistem koloid agar
stabil. Contoh : penambahan gelatin pada es krim.
18. 18
Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya,
sistem koloid dibedakan menjadi 2:
Koloid liofil: koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya.
Koloid liofob: koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya.
Jika medium pendispersinya air:
Koloid liofil disebut juga koloid hidrofil. Contoh: sabun, detergen.
Koloid liofob disebut juga koloid hidrofob. Contoh: susu, mayonnaise.
19. Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid
19
20. 20
Cara pembuatan koloid dibedakan menjadi 2:
Cara dispersi yaitu dengan memperkecil partikel.
Cara kondensasi sebagai kebalikan dengan cara dispersi, yaitu dengan
memperbesar partikel.
21. 21
a) Dispersi Langsung (Mekanik)
Dengan menggiling atau menggerus partikel sampai ukuran tertentu.
Contoh: serbuk belerang dihaluskan dahulu dengan menggerus bersama kristal
gula secara berulang-ulang, untuk membuat sol belerang dalam air.
B) Homogenisasi
Proses penyeragaman ukuran partikel, misalnya pada susu.
Partikel lemak pada susu diperkecil dengan melewatkan
pada lubang berpori kecil dengan tekanan tinggi.
Singkatnya, zat dipaksa untuk melewati celah yang sempit
sehingga ukuran molekul menjadi lebih kecil.
22. 22
c) Peptisasi
Dengan memecah partikel-partikel besar (seperti suspensi, gumpalan, atau
endapan) dengan menambahkan zat pemecah tertentu.
Contoh: Endapan Al(OH)3 ditambahkan dengan AlCl3.
23. 23
d) Busur Bredig
Alat untuk membentuk koloid logam, dengan meletakkan logam yang akan
dikoloidkan pada kedua ujung elektrode, kemudian diberi arus listrik yang cukup
kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Setelah itu logam yang menguap/
terpecah akan terdispersi ke dalam air dan membentuk koloid.
Contoh: pembuatan sol emas.
24. 24
a) Reaksi Hidrolisis
Reaksi suatu zat dengan air, umumnya untuk membuat koloid basa dari suatu
garam yang dihidrolisis.
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan memanaskan larutan FeCl3, reaksinya:
FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) -> Fe(OH)3 (s) + 3 HCl (aq)
b) Reaksi Redoks
Melibatkan perubahan biloks, dan koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi/
reduksi.
Contoh: pembuatan sol belerang. 2 H2S (g) + SO2 (g) -> 2 H2O (l) + 3 S (s)
25. 25
c) Pertukaran Ion
Umumnya untuk membuat koloid dari zat-zat sukar larut (endapan) pada suatu
reaksi kimia.
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan H2S ke dalam larutan As2O3.
3 H2S (g) + As2O3 (aq) -> As2S3 (s) + 3H2O (l)
d) Penggantian pelarut
e) Pengembunan uap
f ) Pendinginan
26. 26
Sol merupakan sistem koloid dengan cairan sebagai pendispersi dan partikel
padat sebagai fasa terdispersinya.
Sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi/ menyerap medium pendispersinya
sehingga terjadi koloid yang agak padat disebut dengan gel (koloid setengah
kaku).
Contoh gel: agar-agar, lem, hand sanitizer gel.