Tugas besar, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,implementasi sistem informasi, universitas mercu buana, 2018
1. Implementasi Sistem Informasi
Pada Perguruan Tinggi
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi dan Pengendalian
Internal
By Ridho F Widiatmoko (55518110002)
Dosen pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
2. ABSTRAK
Banyak potensi teknologi informasi (TI) yang bisa
dimanfaatkan oleh perguruan tinggi (PT), mulai untuk
mendukung pada tingkat operasi maupun pada tingkat
strategis. Pemanfaatan ini haruslah memperhatikan
karakteristik PT yang berbeda dengan dunia bisnis.
Optimalisasi pemanfaatan TI memerlukan perubahan
pola pikir dari deduktif menjadi induktif, dan kesejalanan
antara manajemen puncak (atau strategi bisnis) dan
manajemen TI (atau strategi TI). Investasi di bidang TI
haruslah diikuti dengan langkahlangkah perbaikan dan
penyesuaian kualitas manusia, proses, dan organisasi.
Kata kunci: teknologi informasi, perguruan tinggi,
investasi teknologi informasi
1. Introduction
Perubahan lingkungan luar perguruan tinggi (PT), mulai
lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik
mengharuskan PT memikirkan kembali bagaimana
perubahan tersebut mempengaruhi PT sebagai sebuah
institusi social dan bagaimana PT harus berinteraksi
dengan perubahan tersebut (Boyce, 2002).
Kecenderungan dan masalah PT di Indonesia akhir-akhir
ini sangat mirip dengan
apa yang terjadi di Amerika akhir tahun 1970-an (Karol
dan Ginsburg, 1980). Pada saat itu, PT di Amerika
dihadapkan pada masalah (1) hilangnya kepercayaan
padamanfaat pendidikan tinggi; (2) perubahan pola minat
calon mahasiswa kepada jurusan vokasional; (3)
meningkatnya persaingan antar PT; (4) membumbungnya
biaya pendidikan; (5) maraknya pembukaan community
college yang lebih dekat secara geografis dengan
mahasiswa dan berbiaya rendah; (6) meningkatnya
kepedulian terhadap manajemen pendidikan yang lebih
efektif; dan (7) lunturnya semangat kolegialitas.
Efektivitas implementasi sistem informasi dalam proses
manajemen kelembagaan sering terhambat oleh banyak
3. faktor. Sehingga mengakibatnya transformasi business
process yang diharapkan dengan sistem informasi
berakselerasi dengan cepat justru mengalami
kemandekan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian
terhadap masalah implementasi sistem informasi agar
diperoleh penjelasan apa dan bagaimana implementasi
sistem informasi di perguruan tinggi sehingga dapat
diketahui permasalahan dan dicarikan solusinya
2. Literature Riview
Keberhasilan implementasi system dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang komplek. Sedangkan kegagalan
implementasi sistem informasi, terjadi karena
tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan
informasi yang diperlukan organisasi (Janson dan
Subramanian 1996; Lucas,et al. 1988 dikutip dari
Budiyanto, 2009 ). Menurut Curry (2002), kegagalan
implementasi system informasi dalam business process
organisasi termasuk universitas (perguruan tinggi)
bukan hanya akibat faktor teknis namun lebih kepada
permasalahan non-teknis (faktor manusia, proses dan
organisasi kerja). Berbeda dengan Curry, Mustakini
(2007) membedakan kegagalan dalam implementasi
sebuah sistem informasi menjadi dua aspek yaitu aspek
teknis dan aspek non-teknis. Pertama adalah aspek
teknis, yakni aspek yang menyangkut sistem itu sendiri
yang merupakan kualitas dari teknis sistem informasi.
Kualitas teknis yang buruk menyangkut masih
banyaknya kesalahan-kesalahan sintak, kesalahan-
kesalahan logik, dan bahkan kesalahan-kesalahan
informasi. Sedangkan aspek yang kedua adalah aspek
non-teknis yang berkaitan dengan persepsi pengguna
sistem informasi yang menyebabkan pengguna mau
atau enggan menggunakan sistem informasi yang telah
dikembangkan.
4. 3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode interpretif yaitu suatu upaya untuk
mencari penjelasan peristiwa yang berdasarkan
perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Metode
ini sangat cocok dalam penelitian ini karena data yang
digunakan berdasarkan perspektif dan pengalaman
seseorang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung.
Wawancara dilakukan dengan pendekatan semi terstrukt
ur yaitu dengan membuat panduan yang sifatnya terbuka
yakni wawancara dengan jawaban terbuka atau tidak ada
Batasan. Sample menggunakan beberapa mahasiswa di
President University sebagai narasumber.
4. Result & Discussion
Dari hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa
terdapat banyak permasalahan yang dihadapi dalam
penerapan sistem informasi pada perguruan tinggi baik
yang bersifat teknis maupun non-teknis. Dalam
penelitiannya, Mustakini(2007) membagi masalah sistem
informasi menjadi dua aspek yaitu aspek teknis dan aspek
non-teknis.
Aspek teknis berkaitan dengan sistem itu sendiri yang
merupakan kualitas dari teknis sistem informasi. Kualitas
teknis yang buruk menyangkut masih banyaknya
kesalahan-kesalahan sintak, kesalahan-kesalahan logik,
dan bahkan kesalahan informasi. Sedangkan aspek yang
kedua adalah aspek non-teknis yang berkaitan dengan
persepsi pengguna sistem informasi yang menyebabkan
pengguna menerima atau menolak menggunakan sistem
informasi yang telah dikembangkan.
5. Mayoritas informan ketika ditanyakan bagaimana
permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan sistem
informasi mengatakan bahwa permasalahan teknis yang
dihadapi adalah masalah internet, infrastruktur jaringan,
perangkat komputer dan pendukungnya, keamanan
sistem, dan integrasi system.
bahwa ada 5 kelompok masalah non-teknis dalam
implementasis sistem informasi di perguruan tinggi,
yaitu ;
1.) Penerimaan dan partisipasi,
2). Budaya dan perilaku,
3). Sumber daya manusia
6. 4), perencanaan TI,
5). Manajemen dan tatakelola TI
Beragam masalah non-teknis yang diungkapan informan
terkait implementasi sistem informasi di perguruan tinggi
dengan statement yang berbeda-beda sesuai dengan apa
yang diketahui dan dialami oleh informan.
5. Conclusion & Recommendation
Meskipun banyak perubahan yang bisa dilakukan dengan
bantuan TI, namun demikian tantangan atau hambatan
harus diatasi untuk menciptakan kondisi yang kondusif
untuk optimalisasi pemanfaatan TI di Perguruan tinggi.
Hal ini juga berarti bahwa investasi di bidang TI haruslah
diikuti dengan langkah-langkah perbaikan dan
penyesuaian kualitas manusia, proses, dan organisasi.
7. 6. Refferences
Boyce, G. (2002). Now and Then: Revolutions in Higher
Learning. Critical
Perspectives on Accounting, 13, 575–601.
Karol, N. H., dan Ginsburg, S. G. (1980). Managing The
Higher Education Enterprises.
New York: John Wiley & Sons.
Janson, M. A., dan Subramanian, A. (1996). Packaged
software: Selection and Implementation Policies. INFOR
34(2), 133-151.
Budiyanto. (2009). Tesis: Evaluasi Kesuksesan Sistem
Informasi Dengan Pendekatan Model Delone Dan
Mclean (Studi Kasus Implementasi Billing SystemDi
RSUD Kabupaten Sragen).Surakarta: Magister Akutansi
FE Universitas Sebelas Maret.
Curry, J. R. (2002). The Organizational Challege: IT and
Revolution in Higher .
Educause Review, Maret-April, 40-48.
Mustakini, J.H. (2007). Sistem Informasi
Keperilakuan.Yogyakarta: Andi.