Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia dan Indonesia, definisi kardiomiopati diabetikum (CDM), patofisiologi DM tipe 1 dan 2, serta penggunaan streptozotocin untuk induksi model hewan DM. Secara ringkas, prevalensi DM sangat tinggi di dunia dan Indonesia, CDM merupakan gangguan struktur dan fungsi miokardium akibat DM, dan streptozotocin digunakan untuk membuat model hewan percobaan DM karena mampu
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
RINGKASAN KULIAH DIABETES
1. PREVALENSI DM, 2021 prevalensi DM di dunia mencapai 536,6 juta jiwa. PADA
2045 diperkirakan total penderita DM di dunia mencapai 783,2 juta. Indonesia
pada 2021 menempati urutan ke-5 sebagai negara dengan jumlah penderita DM
terbanyak di dunia di bawah China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat.
International Diabetic Federation (IDF) 2021
PREVALENSI CDM, dari studi populasi sekitar 11,7% dari 10.208 sampel individu
DM terdiagnosis DCM, dan dari data tersebut sekitar 12,8% diantaranya
terdiagnosis menderita gagal jantung pada kurun waktu 5 tahun berikutnya.
Segar et al., (2021)
DEFINISI CDM, Kardiomiopati diabetikum merupakan gangguan struktur dan
kinerja miokardium yang disebabkan oleh DM tanpa adanya faktor risiko jantung
lain, seperti CAD, hipertensi, dan penyakit katup jantung
Jia et al, 2018.
DEFINISI STESS OKSIDATIF, ketidak seimbangan antara pembentukan radikal
bebas/ ROS (Poliol, Heksosamin, PKC, AGE) dengan antioksidannya (superoksida
dismjtase, glutation peroksidase)
DEFINISI ANTIOKSIDAN, Antioksidan merupakan molekul yang dapat meredam
radikal bebeas dengan cara menyumbangkan gugus atomnya sehingga
membuatnya menjadi stabil
Jia et al, 2018.
DEFINISI Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang memiliki tanda
khas, dicirikan dengan (hiperglikemia) yang dapat menyebabkan kondisi stress
oksidatif
PERKENI, 2021
PATOFISIOLOGI DM tipe 1 diakibatkan oleh mekanisme penghancuran sel beta
pankreas oleh proses autoimun. Human leukocyte antigen-1 (HLA-1) di membrane
sel beta pancreas yg ditangkap sel penyaji antigenkemudian akan menstimulasi
limfosit T CD4+ helper yang kemudian menstimulasi limfosit T CD8+ sitotoksi yang
merusak sel beta pancreas menyebabkan DM independent insulin
(Ilonen et al., 2019)
PATOFISIOLOGI DM tipe 2, asam lemak berhubungan dengan resistensi insulin.
Kadar asam lemak dalam sirkulasi darah obesitas mengaktifkan jalur proinflamasi
seluler melalui toll-like receptor 4 (TLR-4) kemudian menginduksi aktivasi c-Jun N-
terminal Kinase (JNK) kemudian menghambat menghambat pensinyalan insulin
melalui fosforilasi serine dari Insulin receptor substrate 1 (IRS1)
Glass, 2012
FUNGSI INSULIN ?
APA YANG TERJADI PADA JANTUNG CDM ? akibat DM menyebabkan hiperglikemia
yang menstimulasi inflamasi serta stress oksidatif hipertrofi dan fibrosis
menyebabkan gangguan kontraktilitas berupa disfungsi diastolik ventrikel kiri,
yang ditandai dengan penurunan pengisian ventrikel kiri dan relaksasi otot yang
tertunda. Kondisi ini diikuti disfungsi sistolik ventrikel kiri. Disfungsi sistolik
ventrikel kiri memiliki tanda berupa penurunan fraksi ejeksi dari volume preload
yg keluar.
(Zamora et al., 2019)
KOMPLIKASI DM ? komplikasi merupakan punyulit yang muncul dari suatu
penyakit. (3 komplikasi dari DM) 1# komplikasi akut : glucosuria yg muncul bila
kadar glukosa darah >180 mg/dL yg menyebabkan polyuria akibat osmolaritas
glukosa menarik air yg terakumulasi dalam darah terekskresi oleh ginjal. Polidipsia
muncul akibat berkurangnya cairan sel oleh kondisi banyak kencing. Polifagia
muncul akibat berkurangnya energi sel oleh kondisi defisiensi/resistensi insulin.
2#kronis mikrofaskular : retinopati {cotton woll}, neuropati, nefropati
{GLOMEROSKLEROSIS}. 2#kronis makrofaskular penyakit arteri periver/periveral
artery disease & serebrovaskular {strok}. 3#komplikasi lain seperti CDM
(Martinez et al., 2019)
MARKER LAIN DARI STRES OKSIDATIF ? HNE = hidroksi nanoneat, Ox-LDL, S-OHdG
= 8-Hydroxy-2′deoxyguanosin
Shah 2014
PRODUKS ROS SEBAGAI FUNGSI FISIOLOGIS, PATOLOGIS ? ROS muncul sebagai
PRODUK fisiologis maupun patologis. secara fisiologis sebagai produk sampingan
dari glikolisis, atau sebagai molekul toksik yang terlibat dalam pertahanan inang
terhadap patogen. Dalam patologis seperti stress oksidatif dan DCM
(Fiorentino et al., 2013)
APOPTOSIS SEBAGAI FUNGSI FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS ? APOPTOSIS MUNCUL
SEBAGAI BENTUK FISIOLOGIS MAUPUN PATOLOGIS. organ tubuh yang memiliki
aktifitas pembelahan yang cepat seperti sel kulit, apoptosis merupakan proses
penting untuk mempertahankan homeostasis organ dan jaringan. Namun, pada
organ regenerasi yang sangat terbatas, kematian sel oleh apoptosis agak merusak,
COntohnya Apoptosis kardiomiosit yang ekstensif menyebabkan hilangnya
kontraktil unit jantung.
(Paolillo, 2019).
LIPID ? lipid=lemak, digolongkan menjadi apolar dan polar. Lipid apolar contohnya
trigliserida yang disimpan dalam adiposit sebagai sumber cadangan energi. lipid
polar contohnya fossfolipid bilayer yg Menyusun membrane sel.
ALASAN MDA ? karena lipid sebagai hulu MDA adalah makromolekul utama
penyusun membrane sel. fosfolipid bilayer tersususn atas polyunsaturated fatty
acid (PUFA)/ golongan asam lemak tak jenuh merupakan molekul yg rentan
terhadap ROS, oleh akibat banyaknya ikatan rangkap antara rantai karbonnya.
Jadi MDA cocok sebagai marker
(Al-Rasheed et al., 2017).
DEFISINI SPEKTROFOTOMETER ? Spektrofotometer merupakan alat pengukur
jumlah molekul dengan cara menaksir molekul lewat cahaya.
(Sari et al., 2014).
DEFINISI TBARS ? Metode thiobarbituric acid reactive substance (TBARS) adalah
metode kolorimetri menggunakan senyawa thiobarbituric acid (TBA) sebagai
marker MDA membentuk kompleks TBA-MDA untuk mendeteksi peroksidasi lipid
yang terjadi dalam spesimen organ.
KENAPA TBARS ? Metode TBARS adalah metode yang PRAKTIS digunakan bersama
spektofotometer. Kompleks TBA-MDA yang menghasilkan larutan berwarna
merah muda. Warna yang muncul merupakan produk dari reaksi berupa 2 mol TBA
dan 1 mol MDA. Kompleks warna yang terbentuk dapat diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 532 nm.
(Sari et al., 2014)
DEFINISI FITOKIMIA ? merupakan hasil metabolisme tumbuhanF berfungsi untuk
membantu mereka melawan infeksi, mencegah dikonsumsi oleh predator, filtrasi
UV, dan pigmentasi
KELAS FITOKIMIA UTAMA ? Fitokimia dapat diklasifikasikan ke dalam kategori
utama seperti alkaloid, tanin, flavonoid dan saponin. KELAS INI JUGA TERDAPAT
DALAM KANDUNGAN CN seperti yg saya tuliskan di table 2.2
(Raya et al., 2015)
FITOKIMIA TERBANYAK DI CN ? flavonoid adalah kandungan terbanyak. Jenis
flavonoid yang ditemukan dalam ekstrak daun Clinacanthus nutans adalah
flavone-C-glikosida seperti vitexin, isovitexin, orientin, isoorietin, dan shaftosida
(Chelyn et al., 2014)
FUNGSI FITOKIMIA BG TUMBUHAN ? Fitokimia bagi tanaman berfungsi untuk
membantu mereka melawan infeksi, mencegah dikonsumsi oleh predator, filtrasi
UV, dan pigmentasi
DEFINISI FLAVONOID ? di CN Flavonoid merupakan salah satu jenis fitokimia dari
Clinacanthus nutans yang tersusun dari kelompok besar senyawa polifenol yang
terdiri dari struktur benzo-γ-piron. Struktur flavonoid tersusun oleh tulang
punggung 15-karbon (C6-C3-C6) yang terdiri dari dua cincin aromatik dan satu
cincin teroksigenasi.
(Ismail et al., 2017).
FUNGSI FLAVONOID, SAPONIN DAN TANIN ?
Flavonoid memiliki kemampuan meredam radikal bebas atau antioksidan.
(scavanger)
SAPONIN sebagai inhibitor amilase (pengubah polisakarida menjadi disakarida)
dan kemampuan saponin untuk mengurangi peningkatan plasma darah glukosa.
TANIN sebagai inhibitor alfa glukosidase (penyubah disakarida menjadi
monosakardida)
(Abdullah, 2017).
KENAPA RATTUS NORVETICUS ? Tikus putih (Rattus norvegicus) karena respon
yang cepat terhadap perlakuan, kemudahan dipelihara dilaboratorium sebagai
omnivora, kemudahan beradaptasi dengan lingkungan baru, memiliki organ dan
kebutuhan gizi yg sama seperti manusia
Streptozotocin ? (STZ) adalah senyawa yang diproduksi oleh bakteri Streptomyces
achromogens
KENAPA MILIH INDUKSI STZ ? bagian glukosa dari STZ dapat menarget ke sel beta
pancreas secara spesifik, STZ memiliki molekul glukosa (deoksi) yang terkait
dengan bagian methilnitrosurea yang reaktif. Bagian glukosa STZ nantinya
mengenali GLUT2 dan masuk kedalamnya yg mampu mengAlkalinasi DNA
sehingga terjadi kerusakan yg berujung perbaikan dengan menggunakan banyak
energi yang menstimulasi metabolsime sekunder menghasilkan ROS membuat
apoptosis sel betapankreas terjadi. GLUT2 juga ada di hati, ginjal, dan jantung
(Freeman et al., 2016).
KERJA STZ ? STZ menginduksi DM dengan cara masuk ke dalam sel beta pankreas
melewati kanal GLUT2. Senyawa ini menyebabkan alkilasi pada DNA yang
mengakibatkan fragmentasi DNA. Alkilasi adalah reaksi penambahan jumlah atom
menjadi molekul yang lebih panjang, akan tetapi pada kasus perubahan DNA,
justrul reaksi ini akan merusaknya
Setelah terjadi fragmentasi DNA, kejadian ini menyababkan inisiasi
enzim ADP-ribosa untuk memperbaiki DNA dan pemanfaatan energi dari ATP yang
selanjutnya mengarah pada penipisan simpanan ATP dan NADH seluler.
Penipisan ini berakibat pada upaya produksi energi segera dari
metabolsime sekunder yang menghasilkan radikal misalnya jalur poliol yang
menyebabkan pembentukan ROS
2. Semua ROS ini merusak membran plasma menyebabkannya kematian
sel beta pankreas yang menyebabkan penurunan ketersediaan insulin sehingga
berujung hiperglikemia
(Gudise et al., 2020).
DOSIS STZ ? dosis tunggal 45 mg/kgBB yang diinjeksi via intraperitoneal. Dosis STZ
30-40 mg/kgBB akan menyebabkan DM temporer atau sementara. Dosis STZ 45
mg/kgBB akan mengakibatkan kondisi hiperglikemia yang cenderung stabil
-KENAPA INTRAPERITONEAL ? Saat sediaan medis diberikan dengan metode
ekstravaskular (intraperitoneal), maka diharapkan obat akan mengalami jalur
(ADME) absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi sebelum menempel ke
reseptornya (R). Obat ini akan berada di dalam sirkulasi secara sistemik dengan
kadar dan waktu tertentu. Yg diharapkan adalah selang waktu tersebut
-BERAPA MENIT KERJA STZ ? STZ memiliki waktu paruh 15 menit dalam serum
darah setelah masuk kedalam peredaran vascular
(Wu et al., 2015).
KELEBIHAN STZ ? berupa menginduksi kerusakan sel beta pankreas lebih efektif
daripada aloksan. sebab STZ hanya akan masuk lewat GLUT2 saja dan begitu
terpapar STZ sel langsung mati. Juga kurang toksik dibandingkan dengan alloxan,
yg memiliki tingkat kematian hewan lebih tinggi karena ⬇BB progresif
(Eleazu et al., 2013).
KEKURANGAN STZ ? adalah ketersediaanya yang sulit diperoleh dan harga mahal
(Kazemi, 2017).
PEMBUATAN HEWAN COBA ? Penelitian ini menggunkan Rattus novergicus jantan
usia rata-rata 3 bulan yang memiliki berat badan berkisar 200g. Terdapat 4
langkah perlakuan yang dilakukan terhadap masing masing tikus untuk
memperoleh model DM. Pertama, perawatan yang dilakukan berupa aklimatisasi
selama 7 hari, penempatan 4 tikus per kandang, perlakukan siklus 12 jam gelap
terang dimulai dari jam 7 pagi jadwal untuk menghidupkan lampu hingga jam 5
sore untuk mematikan lampu, pembersihan kandang setiap 3 hari, dan
penimbangan berat badan per minggu. Kedua, induksi DM dilakukan dengan
pemuasaan tikus terlebih dahulu selama 24 jam, injeksi STZ via intraperitoneal
45mg/kgBB dengan buffer natrium sitrat untuk menurunkan kepekatan (Anggi,
2017). Ketiga, Perlakuan dengan penyondean ekstrak CN dosis 100, 200, 400
mg/kgBB selama 4 minggu. Keempat, Pengambilan dan preparasi sampel yang
dilakukan dengan cara terminasi, pengambilan organ jantung untuk dilakukan
pengukuran kadar MDA (Fuadi, dkk., 2020).
KEUNGGULAN STRAIN WISTAR ? dibanding galur lain (Sprague Dawley dan Lewis)
untuk meneliti retinopati diabetes karena kemampuan bertahan hidup terhadap
kondisi stes yang dilakukan selama percobaan