SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
OLEH :
RANDI TAMPUBOLON
Mahasisiwa PPs UNIMED
PETA KONSEP
KALIMAT
BERKUANTOR
PREDIKAT DAN
KALIMAT
BERKUANTOR
KUANTOR
UNIVERSAL
KUANTOR
EKSISTENSIAL
NEGASI KALIMAT
BERKUANTOR
EMPAT
PERNYATAAN
DALAM LOGIKA
TRADISIONAL
AFFIRMATIF
UMUM
NEGATIF UMUM
AFIRMATIF
KHUSUS
NEGATIF KHUSUS
PERNYATAAN
YANG
MENGANDUNG
RELASI
Dalam tata bahasa, predikat menunjuk pada
bagian kalimat yang memberi informasi
tentang subjek.
Dalam ilmu logika, kalimat-kalimat yang
memerlukan subjek disebut Predikat.
Predikat biasanya disimbolkan dengan
huruf. Perhatikan contoh berikut
. . . terbang ke bulan.
. . . lebih tebal dari kamus.
A. PREDIKAT DAN KALIMAT BERKUANTOR
• Keduanya merupakan kalimat yang tidak
lengkap. Agar menjadi kalimat yang
lengkap, haruslah disubtitusikan suatu
subjek dibagian depan kalimat.
• Misalnya, jika subjek “buku
ini” disubtitusikan ke kalimat “ . . . lebih
tebal dari kamus”, maka kalimat tersebut
menjadi “Buku ini lebih tebal dari kamus”.
• Misalkan: p : terbang ke bulan
q : lebih tebal dari kamus
• Salah satu cara mengubah predikat menjadi
kalimat adalah dengan mensubtitusikan
variabelnya dengan nilai-nilai tertentu.
• Misalkan p(x) : “x habis dibagi 5” dan x
disubtitusikan dengan 35, maka p(x)
menjadi kalimat benar karena 35 habis
dibagi 5
• Cara lain adalah dengan menambahkan
kuantor pada kalimat.
• Kuantor adalah kata- kata seperti
“beberapa”, “semua” dan kata-kata lain
yang menunjukan berapa banyak elemen
yang dibutuhkan agar predikat menjadi
benar.
1. Kuantor Universal
Kuantor universal menunjukan bahwa setiap objek
dalam semestanya mempunyai
sifat kalimat yang menyatakanya. Simbol untuk kuantor
universal adalah “∀”, dibaca
“untuk semua” atau “ untuk setiap”.
Misalkan p(x) : “ x dapat mati” . Pernyataan “semua
manusia dapat mati” ditulis dalam symbol: (∀x) p(x)
Pernyataan (∀x) p(x) bernilai benar jika hanya jika p(x)
benar untuk semua p(x) dalam semestanya dan bernilai
salah jika ada x yang menyebabkan p(x) salah.
DUA MACAM KUANTOR
2. Kuantor Eksistensial.
• Kuantor Eksistensial menunjukkan bahwa diantara
objek-objek dalam semestanya,
paling sedikit ada satu objek (atau lebih) yang
mempunyai sifat kalimat yang
menyatakannya.
• Simbol kuantor eksistensial adalah “∃” dibaca
“terdapat”, “ada”, “beberapa”
• Pernyataan (∃x) q(x) bernilai benar jika dan hanya
jika ada paling sedikit satu x yang menyebabkan
q(x) benar dan bernilai salah jika untuk semua x
dalam semestanya, q(x) salah
• Perhatikan kalimat : “Semua penumpang
dalam bis yang bertabrakan selamat”.
Kalimat diatas bernilai salah jika ada
penumpang yang meninggal.
• Sebaliknya, kalimat “Ada penumpang yang
selamat dalam kecelakaan bis” dikatakan
salah jika semua penumpang meninggal
dalam kecelakaan bis itu.
B. NEGASI KALIMAT BERKUANTOR
• Secara umum, ingkaran kalimat: “ semua x
bersifat p(x)” adalah “ Ada x yang tidak
bersifat p(x)”, dan ingkaran kalimat: “ Ada
x yang bersifat q(x)” adalah “ Semua x
tidak bersifat q(x)”.
• Jadi
~ [ (∀x) p(x) ] ≡ (∃x) ~ p(x)
~ [(∃x) q(x) ] ≡ (∀x) ~ q(x)
• Logika tradisional menekankan empat tipe
pernyataan yang diilustrasikan dalam
pernyataan berikut:
1. Semua ikan paus adalah hewan menyusui.
2. Tak ada ikan paus yang termasuk hewan
menyusui.
3. Beberapa ikan paus adalah hewan
menyusui.
4. Beberapa ikan paus tidak termasuk hewan
menyusui.
EMPAT PERNYATAAN DALAM LOGIKA TRADISIONAL
• (a). Affirmatif Umum
• Perhatikan pernyataan:
Semua ikan paus adalah hewan menyusui.
Pernyataan diatas dapat dinyatakan sebagai:
Untuk setiap x, jika x adalah ikan paus,
maka x adalah hewan menyusui.
Misal:
h(x) : x adalah ikan paus.
m(x) : x adalah hewan menyusui.
maka pernyataan diatas dapat ditulis dengan
simbol: (∀x) (h(x) ⇒ m(x))
• (b). Negatif Umum
Perhatikan pernyataan:
Tidak ada ikan paus yang termasuk hewan
menyusui. Pernyataan diatas sama artinya
dengan: Semua ikan paus tidak termasuk
hewan menyusui.
• atau dapat dinyatakan sebagai:
Untuk setiap x, jika x adalah ikan paus,
maka x bukan hewan menyusui.
Jadi, pernyataan diatas dapat ditulis dalam
simbol berikut:
(∀x) (h(x) ⇒ ~ m(x))
• (c). Affirmatif khusus
Perhatikan kalimat:
Beberapa ikan paus adalah hewan
menyusui.
Pernyataan ini dapat dinyatakan dalam
ungkapan lain, yaitu:
Terdapat x, sedemikian sehingga x adalah
ikan paus dan x adalah hewan meyusui.
Atau dinyatakan dalam simbol berikut:
(∃x) (h(x) ∧ m(x))
• (d). Negatif khusus
Peryataan:
Beberapa ikan paus bukan hewan menyusui
adalah contoh dari negatif umum.
Pernyataan diatas sama artinya dengan:
Terdapat x, sedemikian sehingga x adalah
ikan paus dan x bukan hewan meyusui.
Atau dinyatakan dalam simbol berikut:
(∃x) (h(x) ∧ ~ m(x))
• Kalimat berkuantor yang telah dibahas
dalam bagian sebelumnya dapat diperluas
dengan menambah beberapa kuantor
sekaligus pada kalimat yang sama.
• Perhatikan kalimat
berikut:
(a). Semua pria mencintai wanita
PERNYATAAN YANG MENGANDNG RELASI
• Kalimat diatas sama artinya dengan
Untuk semua x, y , jika x adalah pria dan y
adalah wanita, maka x mencintai y.
Misal: p(x) : x adalah pria
w(y) : y adalah wanita
r(x,y) : x mencintai y
• maka simbol untuk pernyataan diatas
adalah:
(∀x) (∀y) [( p(x) ∧ w(y) ) ⇒ r(x,y)]
TERIMA KASIH
TEORI HIMPUNAN
• Himpunan adalah kumpulan obyek yang
berbeda tetapi memiliki sifat yang serupa,
• Sifat serupa ini menjadi syarat keanggotaan
himpunan,
• Elemen himpunan merupakan anggota dari
suatu himpunan,
• Himpunan di representasikan dengan huruf
kapital A, B, C, dan seterusnya,
• Elemen himpunan direpresentasikan dengan
huruf kecil a, b, c, dan seterusnya
• Simbol dari elemen A ditulis sebagai 1 ∈ A,
0 ∈ A,
• Simbol dari bukan elemen A ditulis sebagai
x ∉ A,
Terdapat 4 metoda untuk merepresentasikan
himpunan, yaitu
1. Enumerasi
Dengan menyebutkan semua (satu per satu)
elemen himpunan
Contoh,
B = {1, 2, 3, 4, 5}
D = {apel, mangga, jambu}
2. Notasi khusus himpunan atau simbol standar
Dengan simbol-simbol standar yang biasa
digunakan untuk mewakili
suatu himpunan, contoh
P = himpunan bilangan integer positif = {1 , 2, 3,
…}
Q = himpunan bilangan natural = {0 , 1, 2, …}
Z = himpunan bilangan rasional = {… , -2, -1, 0,
1, 2, …}
3 Notasi pembentuk himpunan
Dengan menyebutkan sifat atau syarat keanggotaan
dari himpunan. C ontoh B = { x | x ≤ 5 , x ∈ A }
Aturan dalam penulisan syarat keanggotaan
himpunan :
1. bagian kiri tanda ‘|’ melambangkan elemen
himpunan,
2. tanda ‘|’ dibaca sebagai dimana atau sedemikian
sehingg a
3. bagian di kanan tanda ‘|’ menunjukkan syarat
keanggotaan himpunan
4. setiap tanda ‘,’ dibaca sebagai da
4. Diagram venn
Dengan menggambarkan keberadaan himpunan
terhadap himpunan lain. Himpunan Semesta (S)
digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan
himpunan lain digambarkan sebagai lingkaran.
Contoh, S = { 1,2, … , 7, 8 }; A = { 1,2,3,5 };
B = { 2,5,6,8 }
• Himpunan semesta/universal
Simbol : S atau U
• Himpunan kosong (Null Set )
Adalah himpunan yang tidak memiliki
elemen
Simbol : { } atau ∅
Contoh : F = { x | x < x }
• Himpunan bagian (Subset )
A adalah subset dari B jika dan hanya jika
setiap elemen A juga merupakan elemen B.
Simbol : A ⊆ B
Contoh :
A = { (x,y) | x + y < 4 } dan B = { (x,y) | 2x +
y < 4 } Maka A ⊆ B
Catatan :
∅ ⊆ A dan A ⊆ A
∅ dan A dikatakan sebagai himpunan bagian
tak sebenarnya (improver subset ) dari
himpunan A
• Himpunan bagian yang sebenarnya (proper
subset )
Jika A ⊆ B dimana B ≠ ∅ dan B ≠ A, maka B
dikatakan himpunan bagian sebenarnya dari A
• Himpunan yang sama
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B
jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen B dan sebaliknya setiap elemen B juga
merupakan elemen A.
Simbol : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
• Himpunan yang ekivalen
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan
himpunan B jika dan hanya jika kardinal
dari kedua himupunan tersebut sama.
Simbol : A ∼ B
• Himpunan saling lepas (disjoint )
Dua himpunan A dan B dikatakan saling
lepas jika tidak memiliki elemen yang sama.
Contoh : A = { x | x < 8, x ∈ P } ; B = { 10,
20, 30, … } Maka A dan B adalah
himpunan yang saling lepas.
OPTIMIZED TITLE

More Related Content

What's hot

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Febri Ana
 
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksimiftahulive
 
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013ahyu99
 
tabel kebenaran&hukum
 tabel kebenaran&hukum tabel kebenaran&hukum
tabel kebenaran&hukumHuzairi Zairi
 
Operator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukOperator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukDantik Puspita
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematikamfebri26
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaEman Mendrofa
 

What's hot (9)

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
 
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
PPT MATEMATIKA PEMINATAN KELAS XII KURIKULUM 2013
 
tabel kebenaran&hukum
 tabel kebenaran&hukum tabel kebenaran&hukum
tabel kebenaran&hukum
 
Operator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukOperator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemuk
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematika
 
Pp. matek new
Pp. matek newPp. matek new
Pp. matek new
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
Sundus siana ict Belajar ICT
Sundus siana ict Belajar ICTSundus siana ict Belajar ICT
Sundus siana ict Belajar ICT
 

Similar to OPTIMIZED TITLE

Similar to OPTIMIZED TITLE (20)

rahma.pptx
rahma.pptxrahma.pptx
rahma.pptx
 
Logika simbolik
Logika simbolikLogika simbolik
Logika simbolik
 
Lambang dalam matematika
Lambang dalam matematika Lambang dalam matematika
Lambang dalam matematika
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
Matdis-Himpunan
Matdis-HimpunanMatdis-Himpunan
Matdis-Himpunan
 
Pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor Pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor
 
Pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor Pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor
 
Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1
 
Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6
 
5_6080039129662358686.pptx
5_6080039129662358686.pptx5_6080039129662358686.pptx
5_6080039129662358686.pptx
 
Teori bahasa dan automata1
Teori bahasa dan automata1Teori bahasa dan automata1
Teori bahasa dan automata1
 
Diskret IV Himpunan
Diskret IV HimpunanDiskret IV Himpunan
Diskret IV Himpunan
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
File pendukung himpunan
File pendukung himpunanFile pendukung himpunan
File pendukung himpunan
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
Efsi
EfsiEfsi
Efsi
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4AKegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4A
 
Teori probabilitas
Teori probabilitasTeori probabilitas
Teori probabilitas
 
Matematika kelas VII
Matematika kelas VIIMatematika kelas VII
Matematika kelas VII
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

OPTIMIZED TITLE

  • 2. PETA KONSEP KALIMAT BERKUANTOR PREDIKAT DAN KALIMAT BERKUANTOR KUANTOR UNIVERSAL KUANTOR EKSISTENSIAL NEGASI KALIMAT BERKUANTOR EMPAT PERNYATAAN DALAM LOGIKA TRADISIONAL AFFIRMATIF UMUM NEGATIF UMUM AFIRMATIF KHUSUS NEGATIF KHUSUS PERNYATAAN YANG MENGANDUNG RELASI
  • 3. Dalam tata bahasa, predikat menunjuk pada bagian kalimat yang memberi informasi tentang subjek. Dalam ilmu logika, kalimat-kalimat yang memerlukan subjek disebut Predikat. Predikat biasanya disimbolkan dengan huruf. Perhatikan contoh berikut . . . terbang ke bulan. . . . lebih tebal dari kamus. A. PREDIKAT DAN KALIMAT BERKUANTOR
  • 4. • Keduanya merupakan kalimat yang tidak lengkap. Agar menjadi kalimat yang lengkap, haruslah disubtitusikan suatu subjek dibagian depan kalimat. • Misalnya, jika subjek “buku ini” disubtitusikan ke kalimat “ . . . lebih tebal dari kamus”, maka kalimat tersebut menjadi “Buku ini lebih tebal dari kamus”. • Misalkan: p : terbang ke bulan q : lebih tebal dari kamus
  • 5. • Salah satu cara mengubah predikat menjadi kalimat adalah dengan mensubtitusikan variabelnya dengan nilai-nilai tertentu. • Misalkan p(x) : “x habis dibagi 5” dan x disubtitusikan dengan 35, maka p(x) menjadi kalimat benar karena 35 habis dibagi 5 • Cara lain adalah dengan menambahkan kuantor pada kalimat.
  • 6. • Kuantor adalah kata- kata seperti “beberapa”, “semua” dan kata-kata lain yang menunjukan berapa banyak elemen yang dibutuhkan agar predikat menjadi benar.
  • 7. 1. Kuantor Universal Kuantor universal menunjukan bahwa setiap objek dalam semestanya mempunyai sifat kalimat yang menyatakanya. Simbol untuk kuantor universal adalah “∀”, dibaca “untuk semua” atau “ untuk setiap”. Misalkan p(x) : “ x dapat mati” . Pernyataan “semua manusia dapat mati” ditulis dalam symbol: (∀x) p(x) Pernyataan (∀x) p(x) bernilai benar jika hanya jika p(x) benar untuk semua p(x) dalam semestanya dan bernilai salah jika ada x yang menyebabkan p(x) salah. DUA MACAM KUANTOR
  • 8. 2. Kuantor Eksistensial. • Kuantor Eksistensial menunjukkan bahwa diantara objek-objek dalam semestanya, paling sedikit ada satu objek (atau lebih) yang mempunyai sifat kalimat yang menyatakannya. • Simbol kuantor eksistensial adalah “∃” dibaca “terdapat”, “ada”, “beberapa” • Pernyataan (∃x) q(x) bernilai benar jika dan hanya jika ada paling sedikit satu x yang menyebabkan q(x) benar dan bernilai salah jika untuk semua x dalam semestanya, q(x) salah
  • 9. • Perhatikan kalimat : “Semua penumpang dalam bis yang bertabrakan selamat”. Kalimat diatas bernilai salah jika ada penumpang yang meninggal. • Sebaliknya, kalimat “Ada penumpang yang selamat dalam kecelakaan bis” dikatakan salah jika semua penumpang meninggal dalam kecelakaan bis itu. B. NEGASI KALIMAT BERKUANTOR
  • 10. • Secara umum, ingkaran kalimat: “ semua x bersifat p(x)” adalah “ Ada x yang tidak bersifat p(x)”, dan ingkaran kalimat: “ Ada x yang bersifat q(x)” adalah “ Semua x tidak bersifat q(x)”. • Jadi ~ [ (∀x) p(x) ] ≡ (∃x) ~ p(x) ~ [(∃x) q(x) ] ≡ (∀x) ~ q(x)
  • 11. • Logika tradisional menekankan empat tipe pernyataan yang diilustrasikan dalam pernyataan berikut: 1. Semua ikan paus adalah hewan menyusui. 2. Tak ada ikan paus yang termasuk hewan menyusui. 3. Beberapa ikan paus adalah hewan menyusui. 4. Beberapa ikan paus tidak termasuk hewan menyusui. EMPAT PERNYATAAN DALAM LOGIKA TRADISIONAL
  • 12. • (a). Affirmatif Umum • Perhatikan pernyataan: Semua ikan paus adalah hewan menyusui. Pernyataan diatas dapat dinyatakan sebagai: Untuk setiap x, jika x adalah ikan paus, maka x adalah hewan menyusui. Misal: h(x) : x adalah ikan paus. m(x) : x adalah hewan menyusui. maka pernyataan diatas dapat ditulis dengan simbol: (∀x) (h(x) ⇒ m(x))
  • 13. • (b). Negatif Umum Perhatikan pernyataan: Tidak ada ikan paus yang termasuk hewan menyusui. Pernyataan diatas sama artinya dengan: Semua ikan paus tidak termasuk hewan menyusui. • atau dapat dinyatakan sebagai: Untuk setiap x, jika x adalah ikan paus, maka x bukan hewan menyusui. Jadi, pernyataan diatas dapat ditulis dalam simbol berikut: (∀x) (h(x) ⇒ ~ m(x))
  • 14. • (c). Affirmatif khusus Perhatikan kalimat: Beberapa ikan paus adalah hewan menyusui. Pernyataan ini dapat dinyatakan dalam ungkapan lain, yaitu: Terdapat x, sedemikian sehingga x adalah ikan paus dan x adalah hewan meyusui. Atau dinyatakan dalam simbol berikut: (∃x) (h(x) ∧ m(x))
  • 15. • (d). Negatif khusus Peryataan: Beberapa ikan paus bukan hewan menyusui adalah contoh dari negatif umum. Pernyataan diatas sama artinya dengan: Terdapat x, sedemikian sehingga x adalah ikan paus dan x bukan hewan meyusui. Atau dinyatakan dalam simbol berikut: (∃x) (h(x) ∧ ~ m(x))
  • 16. • Kalimat berkuantor yang telah dibahas dalam bagian sebelumnya dapat diperluas dengan menambah beberapa kuantor sekaligus pada kalimat yang sama. • Perhatikan kalimat berikut: (a). Semua pria mencintai wanita PERNYATAAN YANG MENGANDNG RELASI
  • 17. • Kalimat diatas sama artinya dengan Untuk semua x, y , jika x adalah pria dan y adalah wanita, maka x mencintai y. Misal: p(x) : x adalah pria w(y) : y adalah wanita r(x,y) : x mencintai y • maka simbol untuk pernyataan diatas adalah: (∀x) (∀y) [( p(x) ∧ w(y) ) ⇒ r(x,y)]
  • 19. TEORI HIMPUNAN • Himpunan adalah kumpulan obyek yang berbeda tetapi memiliki sifat yang serupa, • Sifat serupa ini menjadi syarat keanggotaan himpunan, • Elemen himpunan merupakan anggota dari suatu himpunan, • Himpunan di representasikan dengan huruf kapital A, B, C, dan seterusnya,
  • 20. • Elemen himpunan direpresentasikan dengan huruf kecil a, b, c, dan seterusnya • Simbol dari elemen A ditulis sebagai 1 ∈ A, 0 ∈ A, • Simbol dari bukan elemen A ditulis sebagai x ∉ A,
  • 21. Terdapat 4 metoda untuk merepresentasikan himpunan, yaitu 1. Enumerasi Dengan menyebutkan semua (satu per satu) elemen himpunan Contoh, B = {1, 2, 3, 4, 5} D = {apel, mangga, jambu}
  • 22. 2. Notasi khusus himpunan atau simbol standar Dengan simbol-simbol standar yang biasa digunakan untuk mewakili suatu himpunan, contoh P = himpunan bilangan integer positif = {1 , 2, 3, …} Q = himpunan bilangan natural = {0 , 1, 2, …} Z = himpunan bilangan rasional = {… , -2, -1, 0, 1, 2, …}
  • 23. 3 Notasi pembentuk himpunan Dengan menyebutkan sifat atau syarat keanggotaan dari himpunan. C ontoh B = { x | x ≤ 5 , x ∈ A } Aturan dalam penulisan syarat keanggotaan himpunan : 1. bagian kiri tanda ‘|’ melambangkan elemen himpunan, 2. tanda ‘|’ dibaca sebagai dimana atau sedemikian sehingg a 3. bagian di kanan tanda ‘|’ menunjukkan syarat keanggotaan himpunan 4. setiap tanda ‘,’ dibaca sebagai da
  • 24. 4. Diagram venn Dengan menggambarkan keberadaan himpunan terhadap himpunan lain. Himpunan Semesta (S) digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan lain digambarkan sebagai lingkaran. Contoh, S = { 1,2, … , 7, 8 }; A = { 1,2,3,5 }; B = { 2,5,6,8 }
  • 25. • Himpunan semesta/universal Simbol : S atau U • Himpunan kosong (Null Set ) Adalah himpunan yang tidak memiliki elemen Simbol : { } atau ∅ Contoh : F = { x | x < x }
  • 26. • Himpunan bagian (Subset ) A adalah subset dari B jika dan hanya jika setiap elemen A juga merupakan elemen B. Simbol : A ⊆ B Contoh : A = { (x,y) | x + y < 4 } dan B = { (x,y) | 2x + y < 4 } Maka A ⊆ B Catatan : ∅ ⊆ A dan A ⊆ A ∅ dan A dikatakan sebagai himpunan bagian tak sebenarnya (improver subset ) dari himpunan A
  • 27. • Himpunan bagian yang sebenarnya (proper subset ) Jika A ⊆ B dimana B ≠ ∅ dan B ≠ A, maka B dikatakan himpunan bagian sebenarnya dari A • Himpunan yang sama Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B juga merupakan elemen A. Simbol : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
  • 28. • Himpunan yang ekivalen Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himupunan tersebut sama. Simbol : A ∼ B • Himpunan saling lepas (disjoint ) Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika tidak memiliki elemen yang sama. Contoh : A = { x | x < 8, x ∈ P } ; B = { 10, 20, 30, … } Maka A dan B adalah himpunan yang saling lepas.