SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PALPASI LEOPOLD
A. PENGERTIAN PALPASI LEOPOLD
Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu
hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut
ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan
tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard
Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika
semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya
bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga
berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat
janin.
Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang
gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion.
Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu
hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara
memadai. Untuk membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan
yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:
1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya
2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan
bantal kecil di bawah kepala untuk kenyamanan
3. Menjaga privasi
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
5. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingin
dapat merangsang kontraksi rahim)
6. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
Pemeriksaan Abdomen Pada Ibu Hamil meliputi :
1. Inspeksi Abdominal
Inspeksi abdominal bertujuan untuk mengetahui adanya
hiperpigmentasi pada linea alba di garis tengah abdomen yang biasanya
lebih hitam pada usia kehamilan 12 minggu yang kemudian disebut
dengan linea grisea. Dan tidak jarang ditemui kulit perut seolah-olah retak-
retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut strie
livide. Setelah partus, strie livide ini berubah warnanya menjadi putih
disebut strie albican. Inspeksi abdominal juga bertujuan untuk melihat
apakah terdapat bekas oprasi (SC) atau tidak guna penapisan awal untuk
ibu dengan resiko tinggi. Serta untuk mengetahui pembesaran uterus
apakah sesuai dengan umur kehamilan atau tidak.
2. Palpasi Abdominal
Pemeriksaan palpasi menurut leopold dilakukan dengan posisi ibu
hamil berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit tinggi
(memakai bantal). Setelah ibu hamil dalam posisi terlentang, dilihat
apakah uterus berkontraksi atau tidak, jika berkontraksi harus ditunggu
sampai tidak berkontraksi. Dinding perut juga harus lemas, sehingga
pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti, untuk itu tungkai dapat ditekuk
pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya
disesuaikan dengan wanita tesebut, dengan maksud supaya dinding perut
ibu hamil tidak tiba-tiba berkontraksi, untuk itu sebelum palpasi kedua
telapak tangan pemeriksa dapat digosokkan terlebih dahulu baru kemudia
pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada
pemeriksaan Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu
yang diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap
ke arah kaki ibu. Tujuan dari pemeriksaan (Muslihatun&Mufdlilah, 2009)
a. Leopold I adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk
menentukan umur kehamialan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian
janin mana yang terletak pada fundus uteri.
b. Leopold II, ditentukan batas samping uterus, dapat pula ditentukan
letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah
menghubungkan bokong dengan kepala.
c. Leopold III, menentukan bagian terendah janin dan menentukan
apakah janin sudah mulai masuk pintu atas panggul.
d. Leopold IV, bagian seberapa bagian dari kepala janin yang telah
masuk dalam pintu atas panggul. Dari letak janin ini dapat didengarkan
bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin.
Pada sikap defleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat bagian-
bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat tersebut, dapat
diketahui: tinggi fundus uteri, letak janin, apakah bagian terendah janin
sudah masuk pintu atas panggul, letak punggung janin, bunyi jantung
janin.
3. Teknik pelaksanaan palpasi abdominal adalah sebagai berikut (Kusmiyati,
2011):
a. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan
saudara lakukan pada ibu.
b. Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi
untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
c. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri
disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada
pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga
menghadap ke kaki ibu.
1) Leopold I
Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus
uteri, tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan, rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus
(bokong atau kepala atau kosong).
2) Leopold II
Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah
sampai disamping kiri dan kanan umbilicus, tentukan bagian
punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung
janin nantinya, tentukan bagian-bagian kecil janin.
a) Letak kepala: teraba bagian yang besar, bulat, keras, dan
melenting.
b) Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat, tidak
rata dan tidak melenting.
c) Letak Lintang : tidak teraba bagian besar (kosong). Manuver
ini dapat mengidentifikasi bagian janin yang paling tergantung,
yaitu bagian yang terletak paling dekat dengan serviks. Bagian
janin inilah yang pertama kontak dengan jari pada saat
pemeriksaan vagina, umumnya adalah kepala atau bokong.
3) Leopold III
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien, bagian terendah
janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan
apakah sudah mengalami enggagement atau belum.
4) Leopold IV
Pemeriksa mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah
kiri pasien.·Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan
bagian terendah janin. Digunakan untuk menentukan sampai
berapa jauh derajat desensus janin.
5) Auskultasi
Pergerakan janin biasanya dirasakan ibu di usia kehamilan 18
minggu (multigravida) atau 20 minggu (primigravida). Auskultasi
pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui
denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan
dengan menggunakan alat fetal electro cardiograph (Doppler) pada
usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan
stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu.
Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara
120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit
dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini merupakan
tanda bayi mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya
didengar satu menit denyutan permenit. Cara menghitungdenyut
jantung janin dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik
ketiga, kelima, kemudian hasil dijumlahkan dan dikalikan 4 untuk
mendapatkan hasil perhitungan denyut jantung selama satu menit.
Dengan cara ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung
janin tersebut teratur atau tidak. Frekuensi detik jantung janin
nornal 120-160 kali per menit. Lokasi untuk mendengar denyut
jantung janin berada sekitar garis tengah fundus uteri 2-3 cm diatas
simpisis kearah kuadran kiri bawah. Pastikan DJJ dengan cara
membedakannya dari denyut nadi ibu melalui palpasi nadi radial
ibu, bila yakin hitung DJJ, hitung frekuensi DJJ dalam satu menit
(Muslihatun&Mufdlilah, 2009)
B. TUJUAN PALPASI LEOPOLD
Tujuan dari palpasi Leopold pada ibu hamil (Sulistyawati, 2009), adalah
1. Menentukan ukuran besarnya rahim sesuai dengan usia kehamilan
2. Menentukan letak janin dalam rahim.
3. Memantau denyut jantung janin
C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan palpasi Leopold
adalah
1. Ranjang obstetrik periksa
2. Selimut atau kain penutup
3. Stetoskop Monoaural (Laenec)
4. Handuk bersih dan kering
5. Buku catatan dan alat tulis
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Manuver I
a) Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.
letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah
dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral
depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian.
d) Bila kepala bayi berada di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras, rata, bulat,mudah digerakkan.
e) Bila bokong bayi teraba dibagian fundus, yang akan teraba adalah
lebut, tidak beraturan atau tidak rata, melingkar, dan sulit digerakkan.
2. Manuver II
a) Menghadap ke kepala pasien, letakkan telapak tangan kiri pada
dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
b) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke
arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas). penahanan uterus
dengan tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi
punggung janin.
c) Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku, tidak dapat
digerakkan.
d) Bagian-bagian terkecil (tangan dan kaki akan teraba kecil: bentuk
posisi tidak jelas, dan menonjol dan mungkin dapat bergerak aktif atau
pasif.
3. Manuver III
a) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki
ibu.
b) Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu atau tepat diatas simpisis dan
meminta klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan
nafasnya.
d) Pada saat klien mnghembuskan nafas Tekan secara lembut dan
bersamaan/bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi.
e) Bagian kepala akan teraba keras, rata, bulat dan mudah digerakkan jika
tidak terikat atau tertahan, sulit digerakkan jika terikat atau tertahan.
Sedangkan bagian bokong akan teraba tonjolan yang lunak, lembut,
tidak rata dan kurang simetris.
f) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya
kemudian goyang bagian terbawah janin.
4. Manuver IV
a) Bidan menghadap ke kaki klien. Letakkan ujung telapak tangan kiri
dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari
tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis sehingga ujung jari
salah satu tangan menyentuh tulang terakhir (ini adalah bagian ujung
kepala).
b) Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-
jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
c) Jika bagian ujung terletak di bagian yang berlawanan dengan
punggung, ini adalah bagian pundak bayi, dan kepala pada posisi
fleksi. Jika kepala pada posisi ekstensi, ujung kepala akan terletak pada
bagian yang sama dengan punggung dan bagian oksiput menjadi ujung
kepala.
d) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen jika sebagian
kecil kepala turun ke dalam rongga panggul, sejajar jika separuh dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul. Divergen jika bagian terbesar
kepala masuk kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar kepala
sudah melewati pintu atas panggul.
e) Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian
kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk
memegang pinggang bayi).
f) Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian
letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk
menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
E. PEMERIKSAAN PALPASI LEOPOLD
1. Pemeriksaan Leopold I
Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik:
a) Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut
bagian dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
b) Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah
samping umbilical
c) Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
d) Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan,
tentukan bagian janin.
Hasil:
a) Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
b) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah
lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
c) Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba
kosong.
2. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Teknik:
a) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
b) Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar
dan pada ketinggian yang sama
c) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke
arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Hasil:
a) Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan
b) Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi
tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin
secara aktif maupun pasif.
3. Pemeriksaan Leopold III
Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang
terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut
sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).
Teknik:
a) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
b) Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu
c) Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi
d) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya
kemudian goyang bagian terbawah janin.
Hasil:
a) Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
b) Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat
bagian bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
4. Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian
bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
Teknik:
a) Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
b) Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada
pada tepi atas simfisis
c) Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
d) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen)
atau tidak bertemu (divergen)
e) Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian
kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
f) Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian
meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis
untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu
atas panggul.
Hasil:
a) Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti
bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan
apabila kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu
(divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas
Panggul (PAP)
b) Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih
meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari
dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan
seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)
Menentukan usia kehamilan :
Keterangan:
1. Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis
2. Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis
dan pusat
3. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
pusat
4. Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
5. Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat
6. Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara Prosesus Xipoideus dan pusat
7. Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
Prosesus Xipoideus
8. Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan
wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan
32 minggu).
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi-Obstetri
Patologi. Jakarta : EGC.
Rachmawati, I.N., Budiati, T., & Rahmawati, C. 2008. Panduan Praktikum
Prosedur Pemeriksaan Fisik Antenatal. Depok: UI.
http://en.wikipedia.org/wiki/Leopold’s_maneuvers
http://labspace.open.ac.uk/mod/oucontent/view.php?id=452288&section=1.5.2
http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/maternal-child-health/how-to-
perform-leopolds-maneuver/

More Related Content

What's hot

09. teknik menyusui yang benar
09. teknik menyusui yang benar09. teknik menyusui yang benar
09. teknik menyusui yang benar
Joni Iswanto
 
08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi
Joni Iswanto
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisi
haruna_06
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
bintang anggun
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
sri wahyuni
 
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahirAdaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
atikaindri
 
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Nurul Wulandari
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Chaicha Ceria
 

What's hot (20)

09. teknik menyusui yang benar
09. teknik menyusui yang benar09. teknik menyusui yang benar
09. teknik menyusui yang benar
 
08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisi
 
Askep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru LahirAskep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru Lahir
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
 
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahirAdaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
 
166927247 anatomi-kepala-bayi
166927247 anatomi-kepala-bayi166927247 anatomi-kepala-bayi
166927247 anatomi-kepala-bayi
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
Sirkulasi Darah Fetus (Askeb I)
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptxPENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
 
Peran dan Fungsi Bidan slideshare
Peran dan Fungsi Bidan slidesharePeran dan Fungsi Bidan slideshare
Peran dan Fungsi Bidan slideshare
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
 
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang KebidananKB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
 

Similar to Palpasi leopold

Leaf flat pemeriksaan abdomen
Leaf flat pemeriksaan abdomenLeaf flat pemeriksaan abdomen
Leaf flat pemeriksaan abdomen
Warung Bidan
 
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptxKuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
esty24
 

Similar to Palpasi leopold (20)

234296768 makalah-leopold-docx
234296768 makalah-leopold-docx234296768 makalah-leopold-docx
234296768 makalah-leopold-docx
 
234296768 makalah-leopold-docx
234296768 makalah-leopold-docx234296768 makalah-leopold-docx
234296768 makalah-leopold-docx
 
234296768 makalah-leopold-docx
234296768 makalah-leopold-docx234296768 makalah-leopold-docx
234296768 makalah-leopold-docx
 
Pemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold iPemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold i
 
Pemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold iPemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold i
 
Sop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopoldSop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopold
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Leaf flat pemeriksaan abdomen
Leaf flat pemeriksaan abdomenLeaf flat pemeriksaan abdomen
Leaf flat pemeriksaan abdomen
 
Pemeriksaan leopold iii
Pemeriksaan leopold iiiPemeriksaan leopold iii
Pemeriksaan leopold iii
 
Pemeriksaan Leopold.pptx
Pemeriksaan Leopold.pptxPemeriksaan Leopold.pptx
Pemeriksaan Leopold.pptx
 
2
22
2
 
pemeriksaan obstetri giughgfyuignghfthdchtgtchgc.ppt
pemeriksaan obstetri giughgfyuignghfthdchtgtchgc.pptpemeriksaan obstetri giughgfyuignghfthdchtgtchgc.ppt
pemeriksaan obstetri giughgfyuignghfthdchtgtchgc.ppt
 
Pemeriksaan Palpasi leopold Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Palpasi leopold Pada Ibu HamilPemeriksaan Palpasi leopold Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Palpasi leopold Pada Ibu Hamil
 
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptxKuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
 
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptxKuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
Kuliah Asuhan Persalinan Kala 1 dan Partograf.pptx
 
Pemeriksaan fisik Ibu hamil
Pemeriksaan fisik Ibu hamilPemeriksaan fisik Ibu hamil
Pemeriksaan fisik Ibu hamil
 
TEKNIK_PERTOLONGAN_PERSALINAN_SUNGSANG_S (1).pptx
TEKNIK_PERTOLONGAN_PERSALINAN_SUNGSANG_S (1).pptxTEKNIK_PERTOLONGAN_PERSALINAN_SUNGSANG_S (1).pptx
TEKNIK_PERTOLONGAN_PERSALINAN_SUNGSANG_S (1).pptx
 
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptxKEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
 
Sumsang
SumsangSumsang
Sumsang
 
KALA 2 [Recovered].pptx
KALA 2 [Recovered].pptxKALA 2 [Recovered].pptx
KALA 2 [Recovered].pptx
 

Palpasi leopold

  • 1. PALPASI LEOPOLD A. PENGERTIAN PALPASI LEOPOLD Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin. Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara memadai. Untuk membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah: 1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya 2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan bantal kecil di bawah kepala untuk kenyamanan 3. Menjaga privasi 4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan 5. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingin dapat merangsang kontraksi rahim) 6. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
  • 2. Pemeriksaan Abdomen Pada Ibu Hamil meliputi : 1. Inspeksi Abdominal Inspeksi abdominal bertujuan untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi pada linea alba di garis tengah abdomen yang biasanya lebih hitam pada usia kehamilan 12 minggu yang kemudian disebut dengan linea grisea. Dan tidak jarang ditemui kulit perut seolah-olah retak- retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut strie livide. Setelah partus, strie livide ini berubah warnanya menjadi putih disebut strie albican. Inspeksi abdominal juga bertujuan untuk melihat apakah terdapat bekas oprasi (SC) atau tidak guna penapisan awal untuk ibu dengan resiko tinggi. Serta untuk mengetahui pembesaran uterus apakah sesuai dengan umur kehamilan atau tidak. 2. Palpasi Abdominal Pemeriksaan palpasi menurut leopold dilakukan dengan posisi ibu hamil berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit tinggi (memakai bantal). Setelah ibu hamil dalam posisi terlentang, dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak, jika berkontraksi harus ditunggu sampai tidak berkontraksi. Dinding perut juga harus lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti, untuk itu tungkai dapat ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita tesebut, dengan maksud supaya dinding perut ibu hamil tidak tiba-tiba berkontraksi, untuk itu sebelum palpasi kedua telapak tangan pemeriksa dapat digosokkan terlebih dahulu baru kemudia pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu. Tujuan dari pemeriksaan (Muslihatun&Mufdlilah, 2009) a. Leopold I adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamialan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri.
  • 3. b. Leopold II, ditentukan batas samping uterus, dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala. c. Leopold III, menentukan bagian terendah janin dan menentukan apakah janin sudah mulai masuk pintu atas panggul. d. Leopold IV, bagian seberapa bagian dari kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul. Dari letak janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat bagian- bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat tersebut, dapat diketahui: tinggi fundus uteri, letak janin, apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul, letak punggung janin, bunyi jantung janin. 3. Teknik pelaksanaan palpasi abdominal adalah sebagai berikut (Kusmiyati, 2011): a. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu. b. Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen. c. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap ke kaki ibu. 1) Leopold I Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus uteri, tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan, rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong). 2) Leopold II Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilicus, tentukan bagian
  • 4. punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya, tentukan bagian-bagian kecil janin. a) Letak kepala: teraba bagian yang besar, bulat, keras, dan melenting. b) Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat, tidak rata dan tidak melenting. c) Letak Lintang : tidak teraba bagian besar (kosong). Manuver ini dapat mengidentifikasi bagian janin yang paling tergantung, yaitu bagian yang terletak paling dekat dengan serviks. Bagian janin inilah yang pertama kontak dengan jari pada saat pemeriksaan vagina, umumnya adalah kepala atau bokong. 3) Leopold III Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien, bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami enggagement atau belum. 4) Leopold IV Pemeriksa mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah kiri pasien.·Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin. Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin. 5) Auskultasi Pergerakan janin biasanya dirasakan ibu di usia kehamilan 18 minggu (multigravida) atau 20 minggu (primigravida). Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat fetal electro cardiograph (Doppler) pada usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu.
  • 5. Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini merupakan tanda bayi mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya didengar satu menit denyutan permenit. Cara menghitungdenyut jantung janin dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik ketiga, kelima, kemudian hasil dijumlahkan dan dikalikan 4 untuk mendapatkan hasil perhitungan denyut jantung selama satu menit. Dengan cara ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak. Frekuensi detik jantung janin nornal 120-160 kali per menit. Lokasi untuk mendengar denyut jantung janin berada sekitar garis tengah fundus uteri 2-3 cm diatas simpisis kearah kuadran kiri bawah. Pastikan DJJ dengan cara membedakannya dari denyut nadi ibu melalui palpasi nadi radial ibu, bila yakin hitung DJJ, hitung frekuensi DJJ dalam satu menit (Muslihatun&Mufdlilah, 2009) B. TUJUAN PALPASI LEOPOLD Tujuan dari palpasi Leopold pada ibu hamil (Sulistyawati, 2009), adalah 1. Menentukan ukuran besarnya rahim sesuai dengan usia kehamilan 2. Menentukan letak janin dalam rahim. 3. Memantau denyut jantung janin C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Alat-alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan palpasi Leopold adalah 1. Ranjang obstetrik periksa 2. Selimut atau kain penutup 3. Stetoskop Monoaural (Laenec) 4. Handuk bersih dan kering 5. Buku catatan dan alat tulis
  • 6. D. PROSEDUR PEMERIKSAAN 1. Manuver I a) Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis) b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah). c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian. d) Bila kepala bayi berada di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, rata, bulat,mudah digerakkan. e) Bila bokong bayi teraba dibagian fundus, yang akan teraba adalah lebut, tidak beraturan atau tidak rata, melingkar, dan sulit digerakkan. 2. Manuver II a) Menghadap ke kepala pasien, letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama. b) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas). penahanan uterus dengan tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi punggung janin. c) Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku, tidak dapat digerakkan.
  • 7. d) Bagian-bagian terkecil (tangan dan kaki akan teraba kecil: bentuk posisi tidak jelas, dan menonjol dan mungkin dapat bergerak aktif atau pasif. 3. Manuver III a) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu. b) Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi c) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu atau tepat diatas simpisis dan meminta klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan nafasnya. d) Pada saat klien mnghembuskan nafas Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi. e) Bagian kepala akan teraba keras, rata, bulat dan mudah digerakkan jika tidak terikat atau tertahan, sulit digerakkan jika terikat atau tertahan. Sedangkan bagian bokong akan teraba tonjolan yang lunak, lembut, tidak rata dan kurang simetris. f) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin. 4. Manuver IV a) Bidan menghadap ke kaki klien. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis sehingga ujung jari salah satu tangan menyentuh tulang terakhir (ini adalah bagian ujung kepala). b) Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari- jari tangan yang meraba dinding bawah uterus. c) Jika bagian ujung terletak di bagian yang berlawanan dengan punggung, ini adalah bagian pundak bayi, dan kepala pada posisi fleksi. Jika kepala pada posisi ekstensi, ujung kepala akan terletak pada
  • 8. bagian yang sama dengan punggung dan bagian oksiput menjadi ujung kepala. d) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen jika sebagian kecil kepala turun ke dalam rongga panggul, sejajar jika separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul. Divergen jika bagian terbesar kepala masuk kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul. e) Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi). f) Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. E. PEMERIKSAAN PALPASI LEOPOLD 1. Pemeriksaan Leopold I Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
  • 9. Teknik: a) Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu b) Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping umbilical c) Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU d) Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin. Hasil: a) Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan) b) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting c) Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong. 2. Pemeriksaan Leopold II Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
  • 10. Teknik: a) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu b) Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama c) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas). Hasil: a) Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan b) Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif. 3. Pemeriksaan Leopold III Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).
  • 11. Teknik: a) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu b) Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu c) Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi d) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin. Hasil: a) Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong b) Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan). 4. Pemeriksaan Leopold IV Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
  • 12. Teknik: a) Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus b) Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis c) Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus. d) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau tidak bertemu (divergen) e) Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi) f) Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. Hasil: a) Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) b) Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)
  • 13. Menentukan usia kehamilan : Keterangan: 1. Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis 2. Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat
  • 14. 3. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat 4. Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat 5. Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat 6. Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat 7. Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus Xipoideus 8. Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Jakarta : EGC. Rachmawati, I.N., Budiati, T., & Rahmawati, C. 2008. Panduan Praktikum Prosedur Pemeriksaan Fisik Antenatal. Depok: UI. http://en.wikipedia.org/wiki/Leopold’s_maneuvers http://labspace.open.ac.uk/mod/oucontent/view.php?id=452288&section=1.5.2 http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/maternal-child-health/how-to- perform-leopolds-maneuver/