SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN DOSA
Mata Kuliah : – Dogmatika III Pendidikan Agama Kristen
~ STT MAWAR SARON LAMPUNG ~
Pirtondim Berutu
berutupirtondim@gmail.com
Abstrak
Pada mulanya Allah menciptakan manusia sempurna, yaitu diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Walaupun manusia diciptakan dalam kesempurnaan
adanya, tetapi manusia tetaplah makhluk ciptaan. Manusia memilih untuk mendengarkan iblis
dan melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Dosa membuat hubungan dengan Allah terputus,
dan manusia harus bersusah payah untuk kehidupannya,. Kata dosa juga berhubungan dengan
pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah.
Pelanggaran terhadap hukum Allah berarti pelanggaran hubungan antara Allah dengan
Manusia yang tidak sesuai dengan standar yang diberikan Allah maka berarti itu adalah dosa
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan study
kepustakaan. Tpenelitian bertujuan untuk menjelaskan tentang dosa, dan istilah kata yang
dikaitkan dengan dosa yang digunakan dalam Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru.
Kata Kunci: Dosa, Istilah- Istilah Dosa
Abstract
In the beginning God created man perfect, that is, created in the image and likeness of
God (Genesis 1:26-27). Even though humans were created in perfection, humans are still
created beings. Humans choose to listen to the devil and do what God has forbidden. Sin cut
off the relationship with God, and man had to work hard for his life. The word sin is also related
to breaking God's laws.
Violation of God's law means violation of the relationship between God and Man that
is not in accordance with the standards given by God, so that means it is a sin. This research
was conducted using a descriptive descriptive method with a literature study approach. This
research aims to explain about sin, and the terms associated with sin used in the Bible both in
the Old Testament and the New Testament.
Keywords: Sin, Terms of Sin
Pendahuluan
Pada mulanya Allah menciptakan manusia sempurna, yaitu diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Sebagai makhluk Tuhan yang sempurna, manusia
dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.
Walaupun manusia diciptakan dalam kesempurnaan adanya, tetapi manusia tetaplah
makhluk ciptaan. Yang artinnya bahwa manusia tidak dapat sama bahkan melebihinya dengan
penciptanya. Manusia diciptakan dalam wujud daging dan juga memiliki jiwa dan roh. Hal
inilah yang dapat memampukan manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Manusia
diciptakan oleh Allah untuk satu tujuan yaitu untuk memuji dan memuliakan Allah sang
penciptanya.
Sejak semula manusia ditempatkan oleh Allah di taman eden yang sangat amat indah
untuk menjaga dan memelihara segala ciptaan Allah yang lainnya, sekaigus juga untuk
memanfaatkan dan mengelolanya untuk kelangsungan hidupnya (Kejadian1:28). Tuhan tidak
menciptakan manusia dalam kesendirian, tetapi Allah juha membuat manusia itu berpasangan
untuk dapat bekerja dan saling tolong menolong. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dalah
makhluk sosial, yang saling bergantung sama lain. Manusia pertama yang diciptakan adalah
Adam dan Hawa.
Oleh karena iblis merupakan penyeba dari segala dosa, iblis datang sebagai penyebab
manusia terjerumus dalam dosa. Memang benar bahwa semuanya adalah ulah dari iblis, akan
tetapi manusia juga diberikan kehendak bebas untuk memilih. Ternyata manusia memilih
untuk mendengarkan iblis dan melakukan apa yang dilarang oleh Allah.
Dosa membuat hubungan dengan Allah terputus, dan manusia harus bersusah payah
untuk kehidupannya,. Kata dosa juga berhubungan dengan pelanggaran terhadap hukum-
hukum Allah. Pelanggaran terhadap hukum Allah berarti pelanggaran hubungan antara Allah
dengan Manusia yang tidak sesuai dengan standar yang diberikan Allah maka berarti itu
adalah dosa.
Untuk itu, karena dosa berhubungan dengan perbuatan manusia yang harus
dioertanggungjawabkan kepada Allah, maka perlu pemahaman dan pengertian mengenai
dosa secara mendalam.
A. Pengertian dosa
Dalam pandangan Kristen, dosa diartikan sebagai perbuatan atau keadaan yang
melanggar kehendak Allah yang sempurna dan suci. Dosa merupakan pelanggaran terhadap
hubungan manusia dengan Allah dan juga dengan sesama manusia.
Dalam Alkitab, dosa pertama kali terjadi ketika Adam dan Hawa melanggar perintah
Allah dengan memakan buah terlarang. Dosa ini dikenal sebagai dosa asal atau dosa turun-
temurun, yang berarti bahwa semua manusia lahir dengan dosa dan memiliki kecenderungan
untuk melakukan dosa.
Konsekuensi dari dosa adalah kematian dan pemisahan dari Allah. Namun, Allah
memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan yang rusak akibat dosa dengan mengirimkan
Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
Dalam pandangan Kristen, dosa bukan hanya terbatas pada tindakan-tindakan konkret
seperti kecurangan, kejahatan, dan kekerasan, tetapi juga dapat berupa keadaan hati yang tidak
benar seperti kesombongan, iri hati, dan kebencian. Oleh karena itu, dosa dapat dihindari
dengan menjaga hubungan yang benar dengan Allah melalui iman dan pengakuan dosa, serta
dengan mempraktikkan kebajikan dan menghindari segala sesuatu yang bertentangan dengan
kehendak Allah.
Istilah ”dosa” dipergunakan dalam beragam istilah dalam Alkitab, baik itu di dalam
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Pemahaman akan setiap istilah tersebut akan sangat
menolong dalam memahami hakikat dari dosa itu sendiri. Definisi sederhana dari dosa di
Alkitab adalah ”meleset dari sasaran”. 1
Sasaran itu merupakan tanda atau ”norma” dari Hukum
Allah. Hukum Allah menyatakan kebenaran-Nya dan merupakan standar tertinggi bagi
perilaku manusia.
Dosa didefinisikan sebagai pelanggaran terhdap hukum Allah yang diberikan kepada
makhluk yang berakal budi, dengan hari dan perbuatan. Definisi ini memiliki 3 dimensi yang
penting.
Pertama, dosa merupakan ketidakmauan untuk menaati, yaitu ketidaktaatan terhadap hukum
Allah. Dosa ini adalah dosa tidak melakukan yang diperintahkan Allah. Kedua, dosa
didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah. Pelanggaran terhadap hukum berarti
melanggar batas yang telah ditentukan. Ketiga, dosa merupakan tindakan yang dilakukan oleh
makhluk yang berakal budi. Sebagai makhluk yang diciptakan menurut gambar Allah, manusia
merupakan pribadi yang memiliki kebebasan moral, memiliki akal budi dan kehendak, maka
1
Tanjung Enim, “STTE Keberdosaan Manusia Menurut Alkitab” 8, no. 2 (2019): 111–131.
manusia mampu untuk bertindak secara moral. Pada waktu manusia melakukan sesuatu yang
ia tahu adalah salah, maka ia memilih untuk tidak menaati hukum Allah dan berdosa.
Pemahaman akan setiap istilah tersebt akan menolong dalam memhami hakikat dari dosa itu
sendiri.
Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan study pustaka dimana penulis mencari data-
data baik dari buku-buku maupun jurnal jurnal penelietian yang sudah ada sebelumnya. Teknik
pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan terhadap buku buku dan
referensi yang ditemukan dalam jurnal jurnal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Asal Mula Dosa
Ketika Allah bertanya kepada pada Adam alasan memakan buah yang dilarang untuk
dimakan akan tetapi Adam melemparkan kesalahan itu kepada hawa, istrinya. Hawa juga tidak
mau disalahkan sehingga ia melempar kesalahan itu kepada si ular. Sikap ini menunjukkan
bahwa manusia tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa menjelaskan bahwa dosa tidak bermula dari
luar, tetapi dari dalam diri sendiri.2
Untuk menghindari akibat dari kesalahan maupun
pelanggaran yang telah diperbuat, manusia seringkali melemparkan kesalahannya tersebut
kepada orang lain ataupun kepada pihak lain yang membuatnya tidak mau dipersalahkan.
Alkitab menyatakan bahwa kurangnya didikan, serta pergaulan yang kurang dijaga atau
keteladanan yang buruk. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa “ janganlah kau sesat,
pergaaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15: 33). Yang menjadi
permasalahannya ialah banyak orang yang sudah mengenal kebenaran, akan tetapi ia masih
tetap dalam kehidupan kegelapan. Hal ini disebabkan oleh karena ia bermain main dengan
dosa. Ia menikmati akan kebebasan akan dosa yang telah diperbuat sehingga mengakibatkan
ia lupa dan tidak sadar bahwa dosa yang telah mengikat kehidupannya, serta melupakan akibat
dari dosa pelanggaran tersebut.
Sifat keberdosaaan dengan cepar terlihat pada diri manusia, seperti contoh anak kecil
tidak pernah diajarkan untuk berbohong, namun pada kenyataannya tidak sedikit anak yang
pernah berbohong, atau bahkan hamper semua anak pernah berbohong. Ini adalah salah satu
2
Johar T. H Situmorang, SOTEROLOGI DOKTRIN KESELAMATAN (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015).
benih dosa yang bersemi dan tumbuh dalam sifat dan kepribadian manusia. Hal ini belum
termasuk dosa dosa yang lainnya. Apalagi jika didorong oleh situasi daj keadaan yang
memaksakan manusia untuk melakukan dosa, yang pada akhirnya manusia dengan mudah
dikuasai dan ditaklukkan oleh dosa.
Sumber segala dosa adalah keinginan, yaitu keinginan yang bersifat keduniawian. Hal
hala duniawi adalah kinginan daging. Keingina mata, dan keangkuhan hidup.3
Apapun sesusatu
yang membuat manusia senang, segala sesuatu yang memuaskan keinginan kedagingan dari
manusia, yang membuat mata jasmaninya terpuaskan, yang pada akhirnyua akan membuat
manusia menjadi sombong dan angkuh yang tanpa disadari bahwa kenginan seperti itu yang
akan mengarahkan dirinya kepada kebinasaan.
Penggunaan kehendak bebas yang diberikan oleh Allah kepada manusia di taman Eden.
Allah memberikan firman kepada Adam dan Hawa untuk tidak memakan buah dari pohon
pengetahuan yang baik dan yang jahat. 4
buah dari pohon yang lainnya dapat mereka makan,
hanya buah dari pohon pengetahuan itu saja yang tidak boleh dimakan. Karena dapat
mengakibatkan kamatisn kepada manusia.
Alkitab tidak menjelaskan secara pasti berapa lama manusia hidup menikmati taman
eden yang telah disediakan oleh Allah. Pada suatu hari datanglah iblis dalam wujud ular untuk
menggoda Hawa untuk memakan buah dari pengetahuan yang baik dan jahat, dan singkat cerita
akhirnya Adam dan Hawa memakan buah tersebut yang mengakibatkan manusia pertama
kehilangan kemuliaan Allah.
Inilah bentuk keingina dari hati manusia yang tidak pernah mau taat dan hanya
mementingkan keigninan ledagingan dalam dirinya saja, memaksakann sesuatu yang sudah
jelas seharusnya dilakukan. Dosa itu menggoda yang mempunyai kuasa untuk manarik dan
membujuk hati manusia.
sesungguhnya Allah tidak memberikan kesempatan pada dosa di Taman Eden, tetapi
memberikan kesempatan pada manusia untuk “memilih” menjadi taat atau tidak taat kepada-
Nya. Dan ketika manusia memilih untuk tidak taat, maka dosa masuk ke dalam dunia. Salah
satu arti dari dosa adalah ketidaktaatan atau menyimpang dari perintah Tuhan.
Pada sisi yang lain, memang Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia
sehingga manusia dapat memilih untuk menaati perintah Allah artau melawan perintah Allah.
Tetapi bukan berarti dengan memberikan kehendak bebas kepada manusia Allah yang
3
Ibid.
4
Tarpin M.Ag, “Pandangan Kristen Tentang Dosa,” Jurnal Ushuluddin XVI (2010): 221–233.
menghendaki manusia berdosa. Manusialah yang memberontak kepada Allah dan berbuat dosa
atas keinginannya sendiri dan ketika manusia lebih memilih mengikuti keingina iblis yang
menagakibatkan manusia harus mengalami keterpisahan dengan Allah untuk selama lamanya.
Pengertian Dosa
Secara mendasar dosa diasumsikan pada arah yang bertentangan dengan Allah. 5
sebagaimana yang dijelaskan oleh Henry bahwa dosa adalah pengingkaran terhadap Hukum
Allah, (Roma 7:7-13; Galatia 3:10,12), yang berhubungan secara langsung dengan karakter
atau sifat Allah sendiri. 6
yang ini rupa serupa dengan yang terdapat di dalam Eniklopedia
Alkitab masa kini yang menegaskan bahwa dosa merupakan penyimpangan dari makna yang
alkitab gambarkan bukan merupakan pertentangan yang secara langsung ditujukan kepada
Allah. 7
Dari beberapa pengertian dosa diatas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan tentang
dosa, bahwa dosa adalah pemberontakan atau ketidaktaatan manusia terhadap hukum, perintah
dan kehendak Allah dalam hidupnya. Bahkan Paulus dalam suratnya kepada Titus menegaskan
hal ini sebagai orang yang tidak taat, sesat, dan lain-lain, (Titus 3:3). Dosa selalu bertentangan
atau kontradiksi dengan kekudusan dan kebenaran Allah sehingga seharusnya dosa dianggap
sebagai sesuatu yang serius dan harus dihindari khususnya oleh orang-orang percaya.
Dosa terdiri dari tindakan, perkataan, dan semua pikiran dan khayalan yang tidak sesuai
dengan pikiran Allah. Setiap penyimpangan kecil, terlihat atau tidak terlihat, dari kehendak dan
watak Tuhan dinyatakan sebagai dosa dan langsung membuat kita bersalah di hadapan Tuhan.
Terlalu mudah bagi manusia untuk melanggar hukum Allah dengan roh dan kehendak kita,
meskipun tidak ada kejahatan yang terlihat.
Hati nurani manusia menjelaskan keberadaan dosa. Ini sangat berkaitan dengan logika
manusia. Tetapi hati nurani adalah saksi lain dari fakta dosa. Ketika seseorang melakukan
sesuatu yang salah, hati nurani menyakiti orang tersebut dan menimbulkan pemikiran untuk
menyalahkan atau membenarkan orang tersebut. Hukum hati nurani memberikan bukti yang
cukup tentang adanya dosa.
Bahkan jika Allah mengingatkan manusia akan kesalahan ini, sangat disayangkan jika
manusia mengeraskan hati karenanya. Orang percaya yang mengenal Tuhan Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka lebih peka terhadap fakta dosa. Setelah keselamatan,
5
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1 (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001).
6
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992).
7
J.D. Douglas, Ensikplopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih OMF, 2008).
orang percaya menjadi semakin sadar akan hukum pertentangan di dalam diri mereka, hukum
dosa dan maut, dan hukum Roh Kehidupan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa dosa
bersifat universal dan bahwa semua orang adalah pendosa yang membutuhkan keselamatan.
“Karena mereka semua telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:
23)
Berikut adalah definisi- definisi dosa yang dikemukakan dalam ayat Alkitab
- Pikiran kebodohan ---Amsal 24:9 “memikirkan kebodohan adalah dosa”
- Pelanggaran hukum Allah ---1 Yohannes 3:4 “Dosa ialah pelanggaran hukum Allah”
- Kejahatan adalah dosa --- 1 Yohanes 5: 17 “semua kejahatan adalah dosa”. Kejahatan
atau ketidakadilan adalah dosa
- Tidak melakukan kebaikan adalah dosa --- Yakobus 4:17. “jadi jika seorang tau ia
harus berbuat, tetapi ia tidak melakukannya ia berdosa.
- Ketidakpercayaan adlah dosa --- Roma 14:23, “segala sesuatu yang tidak betrdasarkan
iman adalah dosa. 8
Ada berbagai istilah dosa dalam Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani) dan Perjanjian Baru
(Bahasa Yunani) yang menjelakan sehubungan dengan dosa.
1. Hata, Berarti kejahatan yang merupakan kebiasaan dan hukumannya, persitiwanya,
pengorbanannya atau kompensasinya. Kata ini juga berarti kehilangan, berdosa dengan
kseimpulannuntuk menyerah, kekurangan (Im. 4:203, 25-26; Mzm. 32:1, 5: 51:2-5; Yes
53: 10, 12). Juga berarti bersalah, berbuat dosa, merugikan membahayakan. Arti yang
lebih luas dari kata inu menunjukkan kegagalan dalam hal oral atau rohani.
2. Paswah atau pesha. Kata ini berarti melanggart ootoritas yang adil; menyalahgunakan;
murtad, berkelahi, dan pemberontakan. Kata ini diterjemahkan dengan kata kata
berbuat jahat, memberontak, rovolusi dan pelanggaran. (Kel. 34: 7; Bil. 14:18; Mazm.
19: 13, 32:1; Yes. 53:8: Dan. 9:24). Dalam perjanjian Lama kata ini menyatakan dosa
pemberontakan. Misalnya “demikianlah mulanya orang israel memberontak terhadap
keluarga Daud sampai hari ini” (1 Raj. 12:19). Kata ini juga mengungkapkan
perlawanan atau pemberontakan kepada Tuhan, misalnya: “siapa bijaksana, biarlah dia
memahami semuanya ini, siapa yang paham, biarlah dia mengetahuinya; sebab jalan-
8
Johar T. H Situmorang, SOTEROLOGI DOKTRIN KESELAMATAN.
jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak
tergelincir di sini” (Hos. 14:10).
3. Avon atau Awon. Kata ini berarti: kesesatan, kejahatan yang diterjemahkan “melakukan
kekeliruan , berlutut, membuat bengkok , melakukan ketidakadilan, penyelewengan,
kesalahan” (Mzm. 52:3; Im. 16:21-22; Mzm 103: 3, 10; Yes 52:5, 11; Dan. 9:24). Kata
in juga menagdnung pengertian tentang perbuatan salah yang disengaja. Kata yang
mengungkapkan keadaan hati yang serong, mislanya; “setiap orang dipuji seimbang
dengan akal budinya, tetapi orang yang serong hatinya akan dihina” (Ams. 12:8). Kata
ini juga menagndung arti membengkokkan hal yang lurus atau benar, misalnya: “aku
telah berbuat dosa, dan yang lurus telah kubengkokkan….” (Ay. 33: 270. Kata ini
dipakai juga untuk menyatakan kesesatan, misalnya: “…sebab mereka telah memilih
jalan yang sesat, dan telah melupakan Tuhan, Allah mereka” (Yer. 3:21). Contoh
lainya; 1 samuel 20:30; 1 Raja-raja 8:47; 2 Tawarikh 6:37; Ester 1:16; Ratapan 2:14.
4. Akham yang berarti: menjadi bersalah atau kesalahan, juga “persembahan dosa (Im.
6:2; 5-6; 7:1-7
5. Shaga berati: tersesat, tetrtipu. Kata ini menungkapkan perbuatan dosa yang terjadi
karena ketidaktauan atau ketidaksengajaan. Contoh: “Domba- domba-Ku berserak dan
tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi…”(Yeh. 34:6). “ajarilah aku,
maka aku akan diam; dan tunjukkanlah kepadaku dalam hal apa aku tersesat (Ay. 6:
24). Contoh lainnya: Amsal 5:23; Imamat 4:13; dan Bilangan 15:22.
6. Ra, berarti: jahat, buruk, mencelakakan, dan kekejian ( bentukkejahatan paling umum).
Kata ini mnegandung pengertian tentang sesuatu yang buruk keadaannya. Contoh:
“hati irang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasihan kepada
sesamanya” (Ams. 21: 10). “…Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang
jahat” (Kej. 44:4)
7. Hamas, berarti; melakukan kekerasan, pengrusakan, pemnyimpangan moral. Kata ini
mengungkapkan perbuatan salah yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh:
“…janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing,
yatim, dan janda denga keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang
tak bersalah di tempat ini” (Yer. 22:3). Kata ini dapat mengungkapkan penyimpangan
moral. Contoh: para nabinya dalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat, para
imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat” (Zef. 3:4). Adapun
bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan” (Kej. 6:11).
Contoh lainnya; Yehezkiel 22:26; Ayub 21;27.
8. Hanef, yang berarti: tercemaar, menjadi najis, tidak bertuhan, jauh ari kebenaran,
ternoda, dan bejat. Kata ini mengungkapkan perbuatan mencemari (tanah atau
seseorang) yang dainggap kudus. Contoh: Bumi cemar bukan karena penduduknya,
sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari
perjanjian abadi” (Yes. 24:5). Contoh lainnya Yeremia 3:1, 9; Mikha 4;11; Bilangan
35: 33.
9. Maal, yang berarti dusta, pelanggaran dan tidak setia. Kata ini mengacu pada
ketidakbenaran yang terjadi dalam hubungan suami istri. Contoh: “…Aapabila
perempuan itu memang mencemarkan dirinya dan berubah setia terhadap
suaminya…” (Bil. 5:27). Kata ini juga dapat dipakai untuk mengungkapkan
ketidakberesan yanga da dalam hubungan seseorang dengan Tuhan. Misalnya, berlaku
tidak setia, atau menyeleweng, atau murtad terhadap Tuhan. Contoh: “Bukankah
perempuan- perempuan ini, atas nasehat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel
berubah setia terhadap TUHAN dalam hak Peor, sehingga tulah turun ke antara umat
TUHAN” (Bil. 31:16). Contoh lainnya: Ulangan 32: 51; 1 Tawarikh 5:25; Nehemia 3:
27; Yehezkiel 39: 23; dan Yosua 22:22).
10. Maen, yang berarti: tidak mau menaati. Kata ini mengungkapkan penolakan dalam hal
menepati perjanjian. Contoh: “…Iparku menolakj menegakkan nama saudaranya di
antara orang israel, karena ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar
dengan aku” (Ul. 25:7). Kata ini juga mengungkapkan penolakan dalam hal mematuhu
perintah, khususnya perintah dari Tuhan (Kel. 7:14).
Dalam Perjanjian Baru (Bahasa Yunani) terdapat 18 kata yang berhubungan dengan dosa, yaitu:
1. Hamartia, kata yang paling banyak digunakan dalam perjanjian Baru yautu 174 kali,
dan selalu diterjemahkan dalam arti dosa atau dosa dosa (kecuali dalam 2 Kor. 11:7 –
pelanggaran). Kata ini secara harfiah berarti kehilangan tanda, atau erupaya
mendapatkan hasil yang terletak diatas kemampuan seseorang. Dalam perjanjian Baru,
kata ini menjadi istilah umum untuk dosa dan buahnya (Mat. 1:2; 26:28; Luk. 11:4;
24:47; Yoh. 1: 29; 8:34; Kis. 2:38; Rm. 3:20; 2:13; 6: 10-23; 8 :2; 14:23; Kis. 2 38; Rm
3 20; 5 12; 6:10-23; 8:2; 14; 23; 2 Kor. 5:21; Yak. 1:15; 4:17; 1 Yoh. 1:9; 5:17). Lebih
umum diartikan “tidak kena sasaran”, “kegagalan untuk mencapai sasaran”, atau
meninggalkan jalan kebenaran”. Jika sesorang hendak menagkui dosanya, sangat
penting baginya untuk menyadari makna tersebut. Hal ini berarti bahwa ia harus sadar
mengenai hal yang diharapkan dari dirinya dan bahwa ua harus sadar menegnai hal
yang diharapkan dari dirinya dan usah usaha terbaiknya telah gagal untuk mencapai hal
yang diharapkan itu. Pengettian ini digambarkan seperti anak panah yang diarahkan ke
sasaran, ternyata anak panah itu meleset atau melenceng dari bagian sasaran itu. Hal
seperti inilah yangsering terjadi dalam hidup manusia yang berdosa, yaitu meleset dari
sasaran yang dikehendakii oleh Tuhan. Selalu salah jalan, dan bahkan menyimpang dari
jalan yang dikehendaki Tuhan. Semua orang meleset dari standar Allah dan terus gagal
untuk mencapai standar itu. Hal itu menyangkut dosa melakukan dan tidak melakukan,
kegagalan untuk melakukan hal yang benar juga dosa (Rm. 14:23).
2. Hamartema, kata ini hanya digunakan 4 kalu dalam Perjanjian baru dan selalu
diterjemahkan dosa. Maknanya terbatas pada ekspresi luar dosa. Kata inimenunjukkan
tidanakn nyata dari ketidaktaatan melawan hukum Ilahi (Mrk. 3:28; 4: 12; 1 Kor. 6:18)
3. Adikia, yang berarti: ketidaktaatan, kejahatann, perbuatan salah. Kata ini
mengungkapkan perbuatan saalah yang dilakuakn terhadap pihak. Contoh: “Sebab Aku
akan maneruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat
dosa-dosa mereka” (Ibr. 8:12). Kata ini juga dipakai untuk mengungkapkan
ketidakadilan, misalnya: ”jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah
Allah tidak adail? Mustahil” (Rm. 9:14). Kata ini dipakai juga untuk mengungkapkan
kejahatan atau perbuatan salah terhadap Tuhan, misalnya: “…sehingga melalakukan
apa yang tidak pantas; penuh denhgan rupa rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan
kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan , perselisihan, tipu muslihat dan
kefasikan” (Rm. 1:28-29). Contoh lainnya: 2 Korintus 12:14; Roma 1:18; 1 Korintus
13:6; 2 Petrus 2:13.
4. Kakia, yang berarti: kebejatan moral, niat jahat, kenurukan dan kejahatan. Kata ini
adalajh kata yang tajam. Kata ini dipakai khususnya untuk mengungkapkan kebejatan
moral atau kejatan
5. Apistia, yang berarti: ketidaksetiaan, ketidakpercayaan. Kata ini mengungkapkan
keadaan seseorang yang kurang percaya , atau yang tidak percaya. Contoh Matius
13:58. Dan kata ini juga mengungkapkan ketidaksetiaan. Misalnya Roma 3:3,; Ibrani
3:12
6. Aselgaia, yang berarti: hal yang tidak bermoral, penggambaran hawa nafsu, percabulan,
dan kekotoran. Kata ini dipakai untuk mengungkpakan kehidupan yang tercela atau
mengungkapakn kehidupan yang tercela atau yang menggambarkan kehidupan yuang
dikuasai oleh dosa, dan yang tujuanm hidupnya semata-mata hanya untuk memuaskan
hawa nafsunya. Misalnya: Efesus 4:19; Yudas 4:1; Petrus 4:3; Roma 13:3.
7. Asebeia, yanga beraryi: tidak bersih, kefasikan, tidak menghormati Tuhan, menghina
Tuhan. Kata ini mengungkapkan keadaan sesorang yang tidak menghormati Tuhan.
Contoh: 2 Timotius 2:16; titus 2:12; Roma 1: 18; 11:26 dan Yudas 18.
8. Extra, yang berarti: permusuhan, kebencian. Kata ini biasanya dipakai untuk
mengungkapkan kebencian atau permusuhan terhadap Allah. Contoh: Yakobus 4:4.
9. Epithumia, yang berarti: keinginan. Kata ini mengungkapkan keinginan untuk memiliki
banyak hal lain (tamak), misalnya: Markus 4:19. Keingina untuk melakukan yang
terlarang, misalnya menyangkut dengan hawa nafsu
10. Parakoe, yang berarti: ketidaktaantan yang dalam bentuk aslinya diterjemahkan
menjadi “tidak mau mendengarkan”
11. Animua, kata yang digunakan 15 kali dalam Perjanjian Baru dan diterjemahkan
“kejahatan”. Secara hardiah kata ini berarti ketidaktaatan hukum dan dalam perjanjian
baru digunakan untuk menunjuk baik pada perlawanan hati kepada Allah maupun
tindakan- tindakan luar yang melanggar hukum tersebut
12. Paranomia, hanya dipakai 1 kali dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan
“kebebalan”. Hal ini pada dasarnya mengandung makna pada pelanggaran hukumAllah
(2 Ptr. 2:16)
13. Parabasis. Kata ini dipakai sebanyak 16 kali dalam perjanjian Baru yang diterjemahkan
yang berarti “pelanggaran” dan bentuk kata kerjanya duterjemahkan “melanggar”.
Secara harfiah kata ini berarti melampaui ketika menyeberangi garis atau batas. Itulah
sebabnya dalam Perjanjian Baru kata ini menunjuk pada tindakan langsung melanggar
hukum Allah. Kata ini membutuhkan adanya hukum dimana jika tidak ada garis
pembatas yang ditarik, tidak mungkin ada tindakan yang melampauinya.
14. Paraptoma, kata yang diterjemahkan “kesalahan, pelanggaran. Kejatuhan, kesalahan”
kata ini secara harfiah berarti terjatuh, meninggalkan dan membuat kesalahan besar.
Dalam perjanjian Baru kata ini menunjuk pada penyimpanagan atau kejatuhan dari
kejujuran dan kebenaran.
15. Agnoema, kata ini diterjemahkan “kesalaha-kesalahan”. Secara harfiah kata ini berarti
tindakan pengabaian dan menjadi pada dosa pengabaian. Kata ini menunjuk kepada
pada dosa- dosa secara khusus tidak dimaksudkan untuk terjadi dan bukannya
membuka tindakan- tindakan pemberontakan yang menyeluruh.
16. Hettema, kata yang diterjemahkan “kekurangan” dalam Roma 11: 12, dan “kekalahan”
dalam Korintus 6:7 . secara harfiah ini menunjuk dalam 1 Korintus 6:7 pada kelemahan,
kekurangan (kehilangan kesatuan mereka).
17. Ofoilema, istilah yang dipakai unuk menyatakan bahwa manusia berhutanng
18. Paralthon, yang berarti melangkahi hkum Allah; tidak peduli terhadap batas ilaho
antara yang baik dan yang salah. Hal ini berarti pengkhoanatan atas hal yang menajdi
ketetapan pihak lain, yaitu Allah.
Dosa adalah prinsip dalam diri manusia. Dosa bukan hanya dari tindakan semata, tetai
juga prinsip yang diam dalam diri manusia. Semua orang memiliki natur dosa (Rm. 3:23).
Dosa adalah tindakan yang salah pada Alalhd an manusia. Roma 1: 18 menunjuk pada
“segala kefasikan dan kelaliman manusia”. Orangbyang tidak saleh menunjuk pada
kegagalan manusia untuk emanaati perinta Allah dan ketidakbenaran terlihat dalam
kegagalan manusia untk hiduap benar terhadap sesamanya.
Kesimpulan
Dosa adalah pemberontakan atau ketidaktaatan manusia terhadap hukum, perintah dan
kehendak Allah dalam hidupnya. Bahkan Paulus dalam suratnya kepada Titus menegaskan hal
ini sebagai orang yang tidak taat, sesat, dan lain-lain, (Titus 3:3). Dosa selalu bertentangan atau
kontradiksi dengan kekudusan dan kebenaran Allah sehingga seharusnya dosa dianggap
sebagai sesuatu yang serius dan harus dihindari khususnya oleh orang-orang percaya.
Dosa terdiri dari tindakan, perkataan, dan semua pikiran dan khayalan yang tidak sesuai
dengan pikiran Allah. Setiap penyimpangan kecil, terlihat atau tidak terlihat, dari kehendak dan
watak Tuhan dinyatakan sebagai dosa dan langsung membuat kita bersalah di hadapan Tuhan.
Terlalu mudah bagi manusia untuk melanggar hukum Allah dengan roh dan kehendak kita,
meskipun tidak ada kejahatan yang terlihat. Tetapi hati nurani adalah saksi lain dari fakta dosa.
Ketika seseorang melakukan sesuatu yang salah, hati nurani menyakiti orang tersebut
dan menimbulkan pemikiran untuk menyalahkan atau membenarkan orang tersebut. Alkitab
dengan jelas menyatakan bahwa dosa bersifat universal dan bahwa semua orang adalah
pendosa yang membutuhkan keselamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Charles C. Ryrie. Teologi Dasar 1. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001.
Douglas, J.D. Ensikplopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih OMF, 2008.
Enim, Tanjung. “STTE Keberdosaan Manusia Menurut Alkitab” 8, no. 2 (2019): 111–131.
Henry C. Thiessen. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, 1992.
Johar T. H Situmorang. SOTEROLOGI DOKTRIN KESELAMATAN. Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2015.
M.Ag, Tarpin. “Pandangan Kristen Tentang Dosa.” Jurnal Ushuluddin XVI (2010): 221–233.

More Related Content

Similar to DOSA

Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa
 Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa
Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap DosaKirenius Wadu
 
Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).eksellay
 
Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).eksellay
 
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)lestho
 
Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)Raffless01
 
Paper dogmatika iii bebas dari dosa
Paper dogmatika iii bebas dari dosaPaper dogmatika iii bebas dari dosa
Paper dogmatika iii bebas dari dosahanstaliak
 
Paper dosa warisan
Paper dosa warisanPaper dosa warisan
Paper dosa warisanYoshua_Sina
 
Presentation 2 teologi Sistematika.pptx
Presentation 2 teologi Sistematika.pptxPresentation 2 teologi Sistematika.pptx
Presentation 2 teologi Sistematika.pptxYogiFriendlyBonaraPu
 
Paper dosa warisan
Paper dosa warisanPaper dosa warisan
Paper dosa warisanaliaswanma
 
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptxPPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptxSahlimaHutagalung1
 
Artikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxArtikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxFajarDachi
 
PENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxPENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxYafarmanZai
 
Paper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisanPaper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisanyahasaraia
 

Similar to DOSA (20)

Paper dogmatika
Paper dogmatikaPaper dogmatika
Paper dogmatika
 
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docxJURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
 
Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa
 Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa
Solusi Yang Jitu dan Sempurna Terhadap Dosa
 
Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).
 
Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).Peper dogmatika (eksell).
Peper dogmatika (eksell).
 
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
 
Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Paper dogmatika iii bebas dari dosa
Paper dogmatika iii bebas dari dosaPaper dogmatika iii bebas dari dosa
Paper dogmatika iii bebas dari dosa
 
Tugas evaluasi i
Tugas evaluasi iTugas evaluasi i
Tugas evaluasi i
 
Manusia bebas dari dosa
Manusia bebas dari dosaManusia bebas dari dosa
Manusia bebas dari dosa
 
Paper dosa warisan
Paper dosa warisanPaper dosa warisan
Paper dosa warisan
 
Presentation 2 teologi Sistematika.pptx
Presentation 2 teologi Sistematika.pptxPresentation 2 teologi Sistematika.pptx
Presentation 2 teologi Sistematika.pptx
 
Paper dosa warisan
Paper dosa warisanPaper dosa warisan
Paper dosa warisan
 
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptxPPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
 
Paper dogmatika
Paper dogmatikaPaper dogmatika
Paper dogmatika
 
Artikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxArtikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docx
 
PENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxPENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docx
 
Paper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisanPaper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisan
 
Modul 5 KB 4
Modul 5 KB 4Modul 5 KB 4
Modul 5 KB 4
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

DOSA

  • 1. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN DOSA Mata Kuliah : – Dogmatika III Pendidikan Agama Kristen ~ STT MAWAR SARON LAMPUNG ~ Pirtondim Berutu berutupirtondim@gmail.com Abstrak Pada mulanya Allah menciptakan manusia sempurna, yaitu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Walaupun manusia diciptakan dalam kesempurnaan adanya, tetapi manusia tetaplah makhluk ciptaan. Manusia memilih untuk mendengarkan iblis dan melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Dosa membuat hubungan dengan Allah terputus, dan manusia harus bersusah payah untuk kehidupannya,. Kata dosa juga berhubungan dengan pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Pelanggaran terhadap hukum Allah berarti pelanggaran hubungan antara Allah dengan Manusia yang tidak sesuai dengan standar yang diberikan Allah maka berarti itu adalah dosa Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan study kepustakaan. Tpenelitian bertujuan untuk menjelaskan tentang dosa, dan istilah kata yang dikaitkan dengan dosa yang digunakan dalam Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kata Kunci: Dosa, Istilah- Istilah Dosa Abstract In the beginning God created man perfect, that is, created in the image and likeness of God (Genesis 1:26-27). Even though humans were created in perfection, humans are still created beings. Humans choose to listen to the devil and do what God has forbidden. Sin cut off the relationship with God, and man had to work hard for his life. The word sin is also related to breaking God's laws. Violation of God's law means violation of the relationship between God and Man that is not in accordance with the standards given by God, so that means it is a sin. This research was conducted using a descriptive descriptive method with a literature study approach. This research aims to explain about sin, and the terms associated with sin used in the Bible both in the Old Testament and the New Testament. Keywords: Sin, Terms of Sin
  • 2. Pendahuluan Pada mulanya Allah menciptakan manusia sempurna, yaitu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Sebagai makhluk Tuhan yang sempurna, manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Walaupun manusia diciptakan dalam kesempurnaan adanya, tetapi manusia tetaplah makhluk ciptaan. Yang artinnya bahwa manusia tidak dapat sama bahkan melebihinya dengan penciptanya. Manusia diciptakan dalam wujud daging dan juga memiliki jiwa dan roh. Hal inilah yang dapat memampukan manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Manusia diciptakan oleh Allah untuk satu tujuan yaitu untuk memuji dan memuliakan Allah sang penciptanya. Sejak semula manusia ditempatkan oleh Allah di taman eden yang sangat amat indah untuk menjaga dan memelihara segala ciptaan Allah yang lainnya, sekaigus juga untuk memanfaatkan dan mengelolanya untuk kelangsungan hidupnya (Kejadian1:28). Tuhan tidak menciptakan manusia dalam kesendirian, tetapi Allah juha membuat manusia itu berpasangan untuk dapat bekerja dan saling tolong menolong. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dalah makhluk sosial, yang saling bergantung sama lain. Manusia pertama yang diciptakan adalah Adam dan Hawa. Oleh karena iblis merupakan penyeba dari segala dosa, iblis datang sebagai penyebab manusia terjerumus dalam dosa. Memang benar bahwa semuanya adalah ulah dari iblis, akan tetapi manusia juga diberikan kehendak bebas untuk memilih. Ternyata manusia memilih untuk mendengarkan iblis dan melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Dosa membuat hubungan dengan Allah terputus, dan manusia harus bersusah payah untuk kehidupannya,. Kata dosa juga berhubungan dengan pelanggaran terhadap hukum- hukum Allah. Pelanggaran terhadap hukum Allah berarti pelanggaran hubungan antara Allah dengan Manusia yang tidak sesuai dengan standar yang diberikan Allah maka berarti itu adalah dosa. Untuk itu, karena dosa berhubungan dengan perbuatan manusia yang harus dioertanggungjawabkan kepada Allah, maka perlu pemahaman dan pengertian mengenai dosa secara mendalam.
  • 3. A. Pengertian dosa Dalam pandangan Kristen, dosa diartikan sebagai perbuatan atau keadaan yang melanggar kehendak Allah yang sempurna dan suci. Dosa merupakan pelanggaran terhadap hubungan manusia dengan Allah dan juga dengan sesama manusia. Dalam Alkitab, dosa pertama kali terjadi ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang. Dosa ini dikenal sebagai dosa asal atau dosa turun- temurun, yang berarti bahwa semua manusia lahir dengan dosa dan memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa. Konsekuensi dari dosa adalah kematian dan pemisahan dari Allah. Namun, Allah memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan yang rusak akibat dosa dengan mengirimkan Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Dalam pandangan Kristen, dosa bukan hanya terbatas pada tindakan-tindakan konkret seperti kecurangan, kejahatan, dan kekerasan, tetapi juga dapat berupa keadaan hati yang tidak benar seperti kesombongan, iri hati, dan kebencian. Oleh karena itu, dosa dapat dihindari dengan menjaga hubungan yang benar dengan Allah melalui iman dan pengakuan dosa, serta dengan mempraktikkan kebajikan dan menghindari segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Istilah ”dosa” dipergunakan dalam beragam istilah dalam Alkitab, baik itu di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Pemahaman akan setiap istilah tersebut akan sangat menolong dalam memahami hakikat dari dosa itu sendiri. Definisi sederhana dari dosa di Alkitab adalah ”meleset dari sasaran”. 1 Sasaran itu merupakan tanda atau ”norma” dari Hukum Allah. Hukum Allah menyatakan kebenaran-Nya dan merupakan standar tertinggi bagi perilaku manusia. Dosa didefinisikan sebagai pelanggaran terhdap hukum Allah yang diberikan kepada makhluk yang berakal budi, dengan hari dan perbuatan. Definisi ini memiliki 3 dimensi yang penting. Pertama, dosa merupakan ketidakmauan untuk menaati, yaitu ketidaktaatan terhadap hukum Allah. Dosa ini adalah dosa tidak melakukan yang diperintahkan Allah. Kedua, dosa didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah. Pelanggaran terhadap hukum berarti melanggar batas yang telah ditentukan. Ketiga, dosa merupakan tindakan yang dilakukan oleh makhluk yang berakal budi. Sebagai makhluk yang diciptakan menurut gambar Allah, manusia merupakan pribadi yang memiliki kebebasan moral, memiliki akal budi dan kehendak, maka 1 Tanjung Enim, “STTE Keberdosaan Manusia Menurut Alkitab” 8, no. 2 (2019): 111–131.
  • 4. manusia mampu untuk bertindak secara moral. Pada waktu manusia melakukan sesuatu yang ia tahu adalah salah, maka ia memilih untuk tidak menaati hukum Allah dan berdosa. Pemahaman akan setiap istilah tersebt akan menolong dalam memhami hakikat dari dosa itu sendiri. Metode penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan study pustaka dimana penulis mencari data- data baik dari buku-buku maupun jurnal jurnal penelietian yang sudah ada sebelumnya. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan terhadap buku buku dan referensi yang ditemukan dalam jurnal jurnal. HASIL DAN PEMBAHASAN Asal Mula Dosa Ketika Allah bertanya kepada pada Adam alasan memakan buah yang dilarang untuk dimakan akan tetapi Adam melemparkan kesalahan itu kepada hawa, istrinya. Hawa juga tidak mau disalahkan sehingga ia melempar kesalahan itu kepada si ular. Sikap ini menunjukkan bahwa manusia tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukannya. Kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa menjelaskan bahwa dosa tidak bermula dari luar, tetapi dari dalam diri sendiri.2 Untuk menghindari akibat dari kesalahan maupun pelanggaran yang telah diperbuat, manusia seringkali melemparkan kesalahannya tersebut kepada orang lain ataupun kepada pihak lain yang membuatnya tidak mau dipersalahkan. Alkitab menyatakan bahwa kurangnya didikan, serta pergaulan yang kurang dijaga atau keteladanan yang buruk. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa “ janganlah kau sesat, pergaaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15: 33). Yang menjadi permasalahannya ialah banyak orang yang sudah mengenal kebenaran, akan tetapi ia masih tetap dalam kehidupan kegelapan. Hal ini disebabkan oleh karena ia bermain main dengan dosa. Ia menikmati akan kebebasan akan dosa yang telah diperbuat sehingga mengakibatkan ia lupa dan tidak sadar bahwa dosa yang telah mengikat kehidupannya, serta melupakan akibat dari dosa pelanggaran tersebut. Sifat keberdosaaan dengan cepar terlihat pada diri manusia, seperti contoh anak kecil tidak pernah diajarkan untuk berbohong, namun pada kenyataannya tidak sedikit anak yang pernah berbohong, atau bahkan hamper semua anak pernah berbohong. Ini adalah salah satu 2 Johar T. H Situmorang, SOTEROLOGI DOKTRIN KESELAMATAN (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015).
  • 5. benih dosa yang bersemi dan tumbuh dalam sifat dan kepribadian manusia. Hal ini belum termasuk dosa dosa yang lainnya. Apalagi jika didorong oleh situasi daj keadaan yang memaksakan manusia untuk melakukan dosa, yang pada akhirnya manusia dengan mudah dikuasai dan ditaklukkan oleh dosa. Sumber segala dosa adalah keinginan, yaitu keinginan yang bersifat keduniawian. Hal hala duniawi adalah kinginan daging. Keingina mata, dan keangkuhan hidup.3 Apapun sesusatu yang membuat manusia senang, segala sesuatu yang memuaskan keinginan kedagingan dari manusia, yang membuat mata jasmaninya terpuaskan, yang pada akhirnyua akan membuat manusia menjadi sombong dan angkuh yang tanpa disadari bahwa kenginan seperti itu yang akan mengarahkan dirinya kepada kebinasaan. Penggunaan kehendak bebas yang diberikan oleh Allah kepada manusia di taman Eden. Allah memberikan firman kepada Adam dan Hawa untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. 4 buah dari pohon yang lainnya dapat mereka makan, hanya buah dari pohon pengetahuan itu saja yang tidak boleh dimakan. Karena dapat mengakibatkan kamatisn kepada manusia. Alkitab tidak menjelaskan secara pasti berapa lama manusia hidup menikmati taman eden yang telah disediakan oleh Allah. Pada suatu hari datanglah iblis dalam wujud ular untuk menggoda Hawa untuk memakan buah dari pengetahuan yang baik dan jahat, dan singkat cerita akhirnya Adam dan Hawa memakan buah tersebut yang mengakibatkan manusia pertama kehilangan kemuliaan Allah. Inilah bentuk keingina dari hati manusia yang tidak pernah mau taat dan hanya mementingkan keigninan ledagingan dalam dirinya saja, memaksakann sesuatu yang sudah jelas seharusnya dilakukan. Dosa itu menggoda yang mempunyai kuasa untuk manarik dan membujuk hati manusia. sesungguhnya Allah tidak memberikan kesempatan pada dosa di Taman Eden, tetapi memberikan kesempatan pada manusia untuk “memilih” menjadi taat atau tidak taat kepada- Nya. Dan ketika manusia memilih untuk tidak taat, maka dosa masuk ke dalam dunia. Salah satu arti dari dosa adalah ketidaktaatan atau menyimpang dari perintah Tuhan. Pada sisi yang lain, memang Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia sehingga manusia dapat memilih untuk menaati perintah Allah artau melawan perintah Allah. Tetapi bukan berarti dengan memberikan kehendak bebas kepada manusia Allah yang 3 Ibid. 4 Tarpin M.Ag, “Pandangan Kristen Tentang Dosa,” Jurnal Ushuluddin XVI (2010): 221–233.
  • 6. menghendaki manusia berdosa. Manusialah yang memberontak kepada Allah dan berbuat dosa atas keinginannya sendiri dan ketika manusia lebih memilih mengikuti keingina iblis yang menagakibatkan manusia harus mengalami keterpisahan dengan Allah untuk selama lamanya. Pengertian Dosa Secara mendasar dosa diasumsikan pada arah yang bertentangan dengan Allah. 5 sebagaimana yang dijelaskan oleh Henry bahwa dosa adalah pengingkaran terhadap Hukum Allah, (Roma 7:7-13; Galatia 3:10,12), yang berhubungan secara langsung dengan karakter atau sifat Allah sendiri. 6 yang ini rupa serupa dengan yang terdapat di dalam Eniklopedia Alkitab masa kini yang menegaskan bahwa dosa merupakan penyimpangan dari makna yang alkitab gambarkan bukan merupakan pertentangan yang secara langsung ditujukan kepada Allah. 7 Dari beberapa pengertian dosa diatas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan tentang dosa, bahwa dosa adalah pemberontakan atau ketidaktaatan manusia terhadap hukum, perintah dan kehendak Allah dalam hidupnya. Bahkan Paulus dalam suratnya kepada Titus menegaskan hal ini sebagai orang yang tidak taat, sesat, dan lain-lain, (Titus 3:3). Dosa selalu bertentangan atau kontradiksi dengan kekudusan dan kebenaran Allah sehingga seharusnya dosa dianggap sebagai sesuatu yang serius dan harus dihindari khususnya oleh orang-orang percaya. Dosa terdiri dari tindakan, perkataan, dan semua pikiran dan khayalan yang tidak sesuai dengan pikiran Allah. Setiap penyimpangan kecil, terlihat atau tidak terlihat, dari kehendak dan watak Tuhan dinyatakan sebagai dosa dan langsung membuat kita bersalah di hadapan Tuhan. Terlalu mudah bagi manusia untuk melanggar hukum Allah dengan roh dan kehendak kita, meskipun tidak ada kejahatan yang terlihat. Hati nurani manusia menjelaskan keberadaan dosa. Ini sangat berkaitan dengan logika manusia. Tetapi hati nurani adalah saksi lain dari fakta dosa. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang salah, hati nurani menyakiti orang tersebut dan menimbulkan pemikiran untuk menyalahkan atau membenarkan orang tersebut. Hukum hati nurani memberikan bukti yang cukup tentang adanya dosa. Bahkan jika Allah mengingatkan manusia akan kesalahan ini, sangat disayangkan jika manusia mengeraskan hati karenanya. Orang percaya yang mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka lebih peka terhadap fakta dosa. Setelah keselamatan, 5 Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1 (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001). 6 Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992). 7 J.D. Douglas, Ensikplopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih OMF, 2008).
  • 7. orang percaya menjadi semakin sadar akan hukum pertentangan di dalam diri mereka, hukum dosa dan maut, dan hukum Roh Kehidupan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa dosa bersifat universal dan bahwa semua orang adalah pendosa yang membutuhkan keselamatan. “Karena mereka semua telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3: 23) Berikut adalah definisi- definisi dosa yang dikemukakan dalam ayat Alkitab - Pikiran kebodohan ---Amsal 24:9 “memikirkan kebodohan adalah dosa” - Pelanggaran hukum Allah ---1 Yohannes 3:4 “Dosa ialah pelanggaran hukum Allah” - Kejahatan adalah dosa --- 1 Yohanes 5: 17 “semua kejahatan adalah dosa”. Kejahatan atau ketidakadilan adalah dosa - Tidak melakukan kebaikan adalah dosa --- Yakobus 4:17. “jadi jika seorang tau ia harus berbuat, tetapi ia tidak melakukannya ia berdosa. - Ketidakpercayaan adlah dosa --- Roma 14:23, “segala sesuatu yang tidak betrdasarkan iman adalah dosa. 8 Ada berbagai istilah dosa dalam Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani) dan Perjanjian Baru (Bahasa Yunani) yang menjelakan sehubungan dengan dosa. 1. Hata, Berarti kejahatan yang merupakan kebiasaan dan hukumannya, persitiwanya, pengorbanannya atau kompensasinya. Kata ini juga berarti kehilangan, berdosa dengan kseimpulannuntuk menyerah, kekurangan (Im. 4:203, 25-26; Mzm. 32:1, 5: 51:2-5; Yes 53: 10, 12). Juga berarti bersalah, berbuat dosa, merugikan membahayakan. Arti yang lebih luas dari kata inu menunjukkan kegagalan dalam hal oral atau rohani. 2. Paswah atau pesha. Kata ini berarti melanggart ootoritas yang adil; menyalahgunakan; murtad, berkelahi, dan pemberontakan. Kata ini diterjemahkan dengan kata kata berbuat jahat, memberontak, rovolusi dan pelanggaran. (Kel. 34: 7; Bil. 14:18; Mazm. 19: 13, 32:1; Yes. 53:8: Dan. 9:24). Dalam perjanjian Lama kata ini menyatakan dosa pemberontakan. Misalnya “demikianlah mulanya orang israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini” (1 Raj. 12:19). Kata ini juga mengungkapkan perlawanan atau pemberontakan kepada Tuhan, misalnya: “siapa bijaksana, biarlah dia memahami semuanya ini, siapa yang paham, biarlah dia mengetahuinya; sebab jalan- 8 Johar T. H Situmorang, SOTEROLOGI DOKTRIN KESELAMATAN.
  • 8. jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di sini” (Hos. 14:10). 3. Avon atau Awon. Kata ini berarti: kesesatan, kejahatan yang diterjemahkan “melakukan kekeliruan , berlutut, membuat bengkok , melakukan ketidakadilan, penyelewengan, kesalahan” (Mzm. 52:3; Im. 16:21-22; Mzm 103: 3, 10; Yes 52:5, 11; Dan. 9:24). Kata in juga menagdnung pengertian tentang perbuatan salah yang disengaja. Kata yang mengungkapkan keadaan hati yang serong, mislanya; “setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya, tetapi orang yang serong hatinya akan dihina” (Ams. 12:8). Kata ini juga menagndung arti membengkokkan hal yang lurus atau benar, misalnya: “aku telah berbuat dosa, dan yang lurus telah kubengkokkan….” (Ay. 33: 270. Kata ini dipakai juga untuk menyatakan kesesatan, misalnya: “…sebab mereka telah memilih jalan yang sesat, dan telah melupakan Tuhan, Allah mereka” (Yer. 3:21). Contoh lainya; 1 samuel 20:30; 1 Raja-raja 8:47; 2 Tawarikh 6:37; Ester 1:16; Ratapan 2:14. 4. Akham yang berarti: menjadi bersalah atau kesalahan, juga “persembahan dosa (Im. 6:2; 5-6; 7:1-7 5. Shaga berati: tersesat, tetrtipu. Kata ini menungkapkan perbuatan dosa yang terjadi karena ketidaktauan atau ketidaksengajaan. Contoh: “Domba- domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi…”(Yeh. 34:6). “ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkanlah kepadaku dalam hal apa aku tersesat (Ay. 6: 24). Contoh lainnya: Amsal 5:23; Imamat 4:13; dan Bilangan 15:22. 6. Ra, berarti: jahat, buruk, mencelakakan, dan kekejian ( bentukkejahatan paling umum). Kata ini mnegandung pengertian tentang sesuatu yang buruk keadaannya. Contoh: “hati irang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya” (Ams. 21: 10). “…Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat” (Kej. 44:4) 7. Hamas, berarti; melakukan kekerasan, pengrusakan, pemnyimpangan moral. Kata ini mengungkapkan perbuatan salah yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh: “…janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim, dan janda denga keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini” (Yer. 22:3). Kata ini dapat mengungkapkan penyimpangan moral. Contoh: para nabinya dalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat, para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat” (Zef. 3:4). Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan” (Kej. 6:11). Contoh lainnya; Yehezkiel 22:26; Ayub 21;27.
  • 9. 8. Hanef, yang berarti: tercemaar, menjadi najis, tidak bertuhan, jauh ari kebenaran, ternoda, dan bejat. Kata ini mengungkapkan perbuatan mencemari (tanah atau seseorang) yang dainggap kudus. Contoh: Bumi cemar bukan karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi” (Yes. 24:5). Contoh lainnya Yeremia 3:1, 9; Mikha 4;11; Bilangan 35: 33. 9. Maal, yang berarti dusta, pelanggaran dan tidak setia. Kata ini mengacu pada ketidakbenaran yang terjadi dalam hubungan suami istri. Contoh: “…Aapabila perempuan itu memang mencemarkan dirinya dan berubah setia terhadap suaminya…” (Bil. 5:27). Kata ini juga dapat dipakai untuk mengungkapkan ketidakberesan yanga da dalam hubungan seseorang dengan Tuhan. Misalnya, berlaku tidak setia, atau menyeleweng, atau murtad terhadap Tuhan. Contoh: “Bukankah perempuan- perempuan ini, atas nasehat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hak Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN” (Bil. 31:16). Contoh lainnya: Ulangan 32: 51; 1 Tawarikh 5:25; Nehemia 3: 27; Yehezkiel 39: 23; dan Yosua 22:22). 10. Maen, yang berarti: tidak mau menaati. Kata ini mengungkapkan penolakan dalam hal menepati perjanjian. Contoh: “…Iparku menolakj menegakkan nama saudaranya di antara orang israel, karena ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku” (Ul. 25:7). Kata ini juga mengungkapkan penolakan dalam hal mematuhu perintah, khususnya perintah dari Tuhan (Kel. 7:14). Dalam Perjanjian Baru (Bahasa Yunani) terdapat 18 kata yang berhubungan dengan dosa, yaitu: 1. Hamartia, kata yang paling banyak digunakan dalam perjanjian Baru yautu 174 kali, dan selalu diterjemahkan dalam arti dosa atau dosa dosa (kecuali dalam 2 Kor. 11:7 – pelanggaran). Kata ini secara harfiah berarti kehilangan tanda, atau erupaya mendapatkan hasil yang terletak diatas kemampuan seseorang. Dalam perjanjian Baru, kata ini menjadi istilah umum untuk dosa dan buahnya (Mat. 1:2; 26:28; Luk. 11:4; 24:47; Yoh. 1: 29; 8:34; Kis. 2:38; Rm. 3:20; 2:13; 6: 10-23; 8 :2; 14:23; Kis. 2 38; Rm 3 20; 5 12; 6:10-23; 8:2; 14; 23; 2 Kor. 5:21; Yak. 1:15; 4:17; 1 Yoh. 1:9; 5:17). Lebih umum diartikan “tidak kena sasaran”, “kegagalan untuk mencapai sasaran”, atau meninggalkan jalan kebenaran”. Jika sesorang hendak menagkui dosanya, sangat penting baginya untuk menyadari makna tersebut. Hal ini berarti bahwa ia harus sadar
  • 10. mengenai hal yang diharapkan dari dirinya dan bahwa ua harus sadar menegnai hal yang diharapkan dari dirinya dan usah usaha terbaiknya telah gagal untuk mencapai hal yang diharapkan itu. Pengettian ini digambarkan seperti anak panah yang diarahkan ke sasaran, ternyata anak panah itu meleset atau melenceng dari bagian sasaran itu. Hal seperti inilah yangsering terjadi dalam hidup manusia yang berdosa, yaitu meleset dari sasaran yang dikehendakii oleh Tuhan. Selalu salah jalan, dan bahkan menyimpang dari jalan yang dikehendaki Tuhan. Semua orang meleset dari standar Allah dan terus gagal untuk mencapai standar itu. Hal itu menyangkut dosa melakukan dan tidak melakukan, kegagalan untuk melakukan hal yang benar juga dosa (Rm. 14:23). 2. Hamartema, kata ini hanya digunakan 4 kalu dalam Perjanjian baru dan selalu diterjemahkan dosa. Maknanya terbatas pada ekspresi luar dosa. Kata inimenunjukkan tidanakn nyata dari ketidaktaatan melawan hukum Ilahi (Mrk. 3:28; 4: 12; 1 Kor. 6:18) 3. Adikia, yang berarti: ketidaktaatan, kejahatann, perbuatan salah. Kata ini mengungkapkan perbuatan saalah yang dilakuakn terhadap pihak. Contoh: “Sebab Aku akan maneruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibr. 8:12). Kata ini juga dipakai untuk mengungkapkan ketidakadilan, misalnya: ”jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adail? Mustahil” (Rm. 9:14). Kata ini dipakai juga untuk mengungkapkan kejahatan atau perbuatan salah terhadap Tuhan, misalnya: “…sehingga melalakukan apa yang tidak pantas; penuh denhgan rupa rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan , perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan” (Rm. 1:28-29). Contoh lainnya: 2 Korintus 12:14; Roma 1:18; 1 Korintus 13:6; 2 Petrus 2:13. 4. Kakia, yang berarti: kebejatan moral, niat jahat, kenurukan dan kejahatan. Kata ini adalajh kata yang tajam. Kata ini dipakai khususnya untuk mengungkapkan kebejatan moral atau kejatan 5. Apistia, yang berarti: ketidaksetiaan, ketidakpercayaan. Kata ini mengungkapkan keadaan seseorang yang kurang percaya , atau yang tidak percaya. Contoh Matius 13:58. Dan kata ini juga mengungkapkan ketidaksetiaan. Misalnya Roma 3:3,; Ibrani 3:12 6. Aselgaia, yang berarti: hal yang tidak bermoral, penggambaran hawa nafsu, percabulan, dan kekotoran. Kata ini dipakai untuk mengungkpakan kehidupan yang tercela atau mengungkapakn kehidupan yang tercela atau yang menggambarkan kehidupan yuang
  • 11. dikuasai oleh dosa, dan yang tujuanm hidupnya semata-mata hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Misalnya: Efesus 4:19; Yudas 4:1; Petrus 4:3; Roma 13:3. 7. Asebeia, yanga beraryi: tidak bersih, kefasikan, tidak menghormati Tuhan, menghina Tuhan. Kata ini mengungkapkan keadaan sesorang yang tidak menghormati Tuhan. Contoh: 2 Timotius 2:16; titus 2:12; Roma 1: 18; 11:26 dan Yudas 18. 8. Extra, yang berarti: permusuhan, kebencian. Kata ini biasanya dipakai untuk mengungkapkan kebencian atau permusuhan terhadap Allah. Contoh: Yakobus 4:4. 9. Epithumia, yang berarti: keinginan. Kata ini mengungkapkan keinginan untuk memiliki banyak hal lain (tamak), misalnya: Markus 4:19. Keingina untuk melakukan yang terlarang, misalnya menyangkut dengan hawa nafsu 10. Parakoe, yang berarti: ketidaktaantan yang dalam bentuk aslinya diterjemahkan menjadi “tidak mau mendengarkan” 11. Animua, kata yang digunakan 15 kali dalam Perjanjian Baru dan diterjemahkan “kejahatan”. Secara hardiah kata ini berarti ketidaktaatan hukum dan dalam perjanjian baru digunakan untuk menunjuk baik pada perlawanan hati kepada Allah maupun tindakan- tindakan luar yang melanggar hukum tersebut 12. Paranomia, hanya dipakai 1 kali dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan “kebebalan”. Hal ini pada dasarnya mengandung makna pada pelanggaran hukumAllah (2 Ptr. 2:16) 13. Parabasis. Kata ini dipakai sebanyak 16 kali dalam perjanjian Baru yang diterjemahkan yang berarti “pelanggaran” dan bentuk kata kerjanya duterjemahkan “melanggar”. Secara harfiah kata ini berarti melampaui ketika menyeberangi garis atau batas. Itulah sebabnya dalam Perjanjian Baru kata ini menunjuk pada tindakan langsung melanggar hukum Allah. Kata ini membutuhkan adanya hukum dimana jika tidak ada garis pembatas yang ditarik, tidak mungkin ada tindakan yang melampauinya. 14. Paraptoma, kata yang diterjemahkan “kesalahan, pelanggaran. Kejatuhan, kesalahan” kata ini secara harfiah berarti terjatuh, meninggalkan dan membuat kesalahan besar. Dalam perjanjian Baru kata ini menunjuk pada penyimpanagan atau kejatuhan dari kejujuran dan kebenaran. 15. Agnoema, kata ini diterjemahkan “kesalaha-kesalahan”. Secara harfiah kata ini berarti tindakan pengabaian dan menjadi pada dosa pengabaian. Kata ini menunjuk kepada pada dosa- dosa secara khusus tidak dimaksudkan untuk terjadi dan bukannya membuka tindakan- tindakan pemberontakan yang menyeluruh.
  • 12. 16. Hettema, kata yang diterjemahkan “kekurangan” dalam Roma 11: 12, dan “kekalahan” dalam Korintus 6:7 . secara harfiah ini menunjuk dalam 1 Korintus 6:7 pada kelemahan, kekurangan (kehilangan kesatuan mereka). 17. Ofoilema, istilah yang dipakai unuk menyatakan bahwa manusia berhutanng 18. Paralthon, yang berarti melangkahi hkum Allah; tidak peduli terhadap batas ilaho antara yang baik dan yang salah. Hal ini berarti pengkhoanatan atas hal yang menajdi ketetapan pihak lain, yaitu Allah. Dosa adalah prinsip dalam diri manusia. Dosa bukan hanya dari tindakan semata, tetai juga prinsip yang diam dalam diri manusia. Semua orang memiliki natur dosa (Rm. 3:23). Dosa adalah tindakan yang salah pada Alalhd an manusia. Roma 1: 18 menunjuk pada “segala kefasikan dan kelaliman manusia”. Orangbyang tidak saleh menunjuk pada kegagalan manusia untuk emanaati perinta Allah dan ketidakbenaran terlihat dalam kegagalan manusia untk hiduap benar terhadap sesamanya.
  • 13. Kesimpulan Dosa adalah pemberontakan atau ketidaktaatan manusia terhadap hukum, perintah dan kehendak Allah dalam hidupnya. Bahkan Paulus dalam suratnya kepada Titus menegaskan hal ini sebagai orang yang tidak taat, sesat, dan lain-lain, (Titus 3:3). Dosa selalu bertentangan atau kontradiksi dengan kekudusan dan kebenaran Allah sehingga seharusnya dosa dianggap sebagai sesuatu yang serius dan harus dihindari khususnya oleh orang-orang percaya. Dosa terdiri dari tindakan, perkataan, dan semua pikiran dan khayalan yang tidak sesuai dengan pikiran Allah. Setiap penyimpangan kecil, terlihat atau tidak terlihat, dari kehendak dan watak Tuhan dinyatakan sebagai dosa dan langsung membuat kita bersalah di hadapan Tuhan. Terlalu mudah bagi manusia untuk melanggar hukum Allah dengan roh dan kehendak kita, meskipun tidak ada kejahatan yang terlihat. Tetapi hati nurani adalah saksi lain dari fakta dosa. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang salah, hati nurani menyakiti orang tersebut dan menimbulkan pemikiran untuk menyalahkan atau membenarkan orang tersebut. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa dosa bersifat universal dan bahwa semua orang adalah pendosa yang membutuhkan keselamatan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Charles C. Ryrie. Teologi Dasar 1. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001. Douglas, J.D. Ensikplopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih OMF, 2008. Enim, Tanjung. “STTE Keberdosaan Manusia Menurut Alkitab” 8, no. 2 (2019): 111–131. Henry C. Thiessen. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, 1992. Johar T. H Situmorang. SOTEROLOGI DOKTRIN KESELAMATAN. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015. M.Ag, Tarpin. “Pandangan Kristen Tentang Dosa.” Jurnal Ushuluddin XVI (2010): 221–233.