Teologi proper membahas tentang pengetahuan manusia akan Allah. Pengetahuan ini terbatas karena pikiran manusia tidak dapat memahami sepenuhnya tentang Allah. Namun Allah dapat dikenal melalui penyataan-Nya dan pemberian Roh Kudus kepada manusia.
2. Adrian Situmorang
Aisyah Nainggolan
Ester R panggabean
Gresia Simanjuntak
Ruth F Nababan
Sihol Ady P Sitanggang
Siltuanus Simanungkalit
Sri Lastry Lumbanraja
Wentri Hutapea
Wildayanti Marbun
Yesika M.G Sibatuara
Yogi F Bonara Putra
Zevanya Richard K Purba
3. A. PENGERTIAN TEOLOGI PROPER
Teologi proper adalah studi
tentang Allah dan sifat-sifat-Nya.
Teologi proper berfokus pada
Allah Bapa. Paterologi berasal
dari dua kata dalam bahasa
Yunani yang berarti 'bapa' dan
'perkataan' yang digabung
sehingga berarti 'studi tentang
Sang Bapa'. Teologi proper
menjawab beberapa pertanyaan
penting tentang Allah
4. Teologi proper mendiskusikan tentang
kemahahadiran, kemahatahuan, kemahakuasaan,
dan kekekalan Allah. Ia mengajar kita tentang
siapa Allah dan apa yang Dia lakukan. Paterologi
berfokus pada bagaimana Allah Bapa berbeda
dari Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Hanya
dengan mengenal siapa Allah dan apa yang Dia
lakukan itulah kita dapat terhubung dengan Dia
secara tepat. Banyak orang memiliki persepsi
yang tidak alkitabiah tentang Allah yang
memengaruhi bagaimana mereka memahami
Dia. Beberapa orang melihat Allah sebagai
sesosok tiran yang brutal, tanpa kasih ataupun
karunia.
5. B. PROBLEM PENGETAHUAN MANUSIA
AKAN ALLAH
1. Allah tidak dapat diketahui dan dipahami
sepenuhnya, karena pikiran manusia tidakdapat
menjangkau kedalam pengertian sepenuhnya tentang
Allah (Ayub 11:7-11; Yes 48:18; Yes 55:8-9).
2. Allah dapat dikenal oleh manusia (Yoh. 14:7; 17:3;
1 Yoh 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah
telah datang dan telah mengaruniakan pengertian
kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan
kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya
Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup
yang kekal.”
6. Beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuaan
akan Allah :
1.Kehendak bebas manusia
Kehendak bebas secara etimologi berarti
Kehendak: kemauan, keinginan dan
harapan yang keras.Bebas: lepas sama
sekali, tidak terikat atau terbatas dan
merdeka.Dari pandangan etimologi
diatas dapat didefinisikan tentang
kehendak bebas adalah Manusia sebagai
ciptaan Tuhan Allah diberikan kemauan
dan keinginan yang tidak terikat atau
tidak terbatas.
7. 2.HATI MANUSIA
Hati secara etimologis memiliki
arti sifat (tabiat) batin
manusia.Hati adalah pengenalan
akan diri sendiri dalam kaitannya
dengan hukum benar dan salah
yang telah diketahui. Jadi dari
pemaparan ini dapat dipahami
bahwa hati yang manusia miliki
merupakan faktor utama dalam
manusia berkehendak, memilih
dan menentukan segala sesuatu
dalam kehidupannya dengan
bebas.
8. Dengan kata lain bahwa hati nurani manusia
memegang komando utama dalam menentukan
apa pun yang akan dilakukan oleh manusia.
9. 3.PIKIRAN MANUSIA
Secara etimologi pikiran
diartikan hasil berpikir, akal,
ingatan, angan-angan,
gagasan, niat, maksud.Dalam
hal ini pikiran merupakan
sesuatu yang tidak kelihatan
secara kasat mata yang
muncul ketika manusia
menggunakan otaknya untuk
melakukan suatu kegiatan
berfikir.
10. Namun pikiran yang dimiliki oleh manusia dapat
diketahui oleh orang lain ketikan pikiran itu
tertuang pada sebuah hasil berfikir berupa
gagasan, ide, solusi penyelesaian masalah, opini
dan pendapat. Pikiran manusia adalah pemerkasa
dari setiap perbuatan dan tingkah laku manusia.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
apa yang dilakukan oleh manusia berasal dari
pikirannya.
11. C. Ciri ciri pengenalan Allah
1. Orang yang mengenal tuhan akan menuruti
printah printahNya
“Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah,
yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia
tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang
pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1
Yohanes 2:3-4)
12. 2. Orang yang mengenal Tuhan
tidak akan berbuat dosa
“Karena itu setiap orang yang
tetap berada di dalam Dia, tidak
berbuat dosa lagi; setiap orang
yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal
Dia.” (1 Yohanes 3:6)
13. 3. Orang yang megenal Tuhan akan hidup
memancarkan kasih
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita
saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari
Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari
Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak
mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah
adalah kasih.” (1 Yohanes 4:7-8)
14. D.Prasyarat pengetahuan tentang Allah
1.Allah Memprakarsai Penyataan
Diri-Nya
Pengetahuan akan Allah berbeda dari
segala pengetahuan yang lain.
Dalam pengetahuan tentang Allah,
manusia hanya dapat
memperolehnya sejauh Allah
menyatakannya
15. 2. Allah memberikan bahasa komunikasi
Untuk maksud inilah Allah memberikan bahasa.
Ia merencanakan dan memberikan bahasa itu
kepada manusia laki-laki dan perempuan
pertama supaya Ia dapat menyampaikan
perintah-perintah-Nya kepada mereka (Kejadian
1:28-30) dan supaya mereka dapat
berkomunikasi dengan Dia (Kejadian 3:8-13).
Rupanya, hal ini juga berkaitan dengan
pemberian nama binatang- binatang serta
penaklukan ciptaan kepada mereka sebelum
jatuh dalam dosa.
16. Bahkan, sekalipun bahasa asli manusia yang satu
itu telah terpecah-pecah menjadi banyak bahasa
di Babel, bahasa tetap merupakan sarana
komunikasi pada segala tingkatan. Tentu saja,
kita dapat mempercayai bahwa Allah yang
Mahatahu telah menyediakan bahasa yang
memadai untuk menyampaikan penyataan
mengenai diri-Nya kepada manusia
17. 3. Ia menciptakan menurut gambarNya
Tak kala Allah menciptakan manusia menurut
gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia menciptakan
manusia sebagai makhluk rasional yang cerdas
(mampu berpikir). Memang, inteligensia manusia
tidak sama dengan inteligensia Ilahi, tetapi itu
benar-benar kecerdasan yang sesunggguhnya,
tidak dibuat-buat.
18. Oleh karena itu, manusia mempunyai kemampuan
untuk mengerti arti kata-kata dan logika kalimat,
serta paragraf. Dosa telah membuang jaminan
bahwa pengertian manusia selalu dapat diandalkan,
tetapi tidak melenyapkan
19. 4. Ia memberikan Roh kudus
Allah telah memberikan Roh Kudus kepada
orang-orang percaya untuk menyatakan perkara-
perkara dari Allah (Yohanes 16:13-15; 1Korintus
2:10). Bukan berarti orang percaya tidak dapat
keliru, tetapi ini dapat memberikan kepadanya
kemampuan untuk membedakan kebenaran dari
kesalahan (1Yohanes 2:27).