Dokumen tersebut membahas tentang dosa dan akibatnya bagi manusia. Secara singkat, dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah yang menyebabkan manusia kehilangan hubungan dengan Allah dan menderita akibat fisik dan spiritual seperti kematian. Untuk bebas dari dosa, manusia membutuhkan keselamatan dari Allah.
1. STT MAWAR SARON LAMPUNG
Nama : Imanuel H. E. Wahilaitwan
Nim : 20188612
Semester : IV
Mata kuliah : Dogmatika III
Jenis tugas : Paper
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alkitab menyatakan bahwa semua orang dilahirkan di dalam dosa, yaitu
mereka memiliki sifat dosa, dengan kata lain semua orang telah berdosa. “Tidak ada
yang benar, seorangpun tidak” (Rm. 3:10). Alkitab menyatakan bahwa dosa asalnya dari
satu makhluk yang memiliki kehendak bebas, yaitu Iblis. Hal tesebut sama dengan
manusia sendiri yang memiliki kuasa untuk memilih yang baik atau yang jahat, jadi
manusia berpotensi untuk bisa berbuat dosa atas kehendak bebas yang dimilikinya. Jika
manusia jatuh kedalam dosa dan tidak berbalik kepada Allah, maka sudah pasti bahwa
manusia akan beroleh penghukuman atas segala dosa yang telah ia perbuat. Alkitab
berkata bahwa penghukuman yang didapat dari manusia ialah kematian yang kekal (Mat.
10:28) dan kebinasaan yang dapat diartikan sebagai siksaan yang tidak ada akhirnya
(Why. 14:10-11). Dalam hal ini, jelas bahwa Allah tidak ingin manusia masuk kedalam
kebinasaan, sebab neraka bukanlah tempat untuk berdiamnya manusia melainkan tempat
berdiamnya para makhluk yang memberontak terhadap Allah yaitu Iblis berserta
pengikut-pengikutnya. Oleh sebab itu manusia harus bebas dari dosa agar tidak menjadi
pengikut Iblis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah itu dosa?
2. Apa akibat dosa bagi segenap manusia?
3. Hukuman apakah yang didapati manusia dari dosa?
2. 4. Bagaimana manusia mengalami kebebasan dari dosa?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengertian dosa.
2. Mengetahui akibat dosa bagi segenap manusia.
3. Mengetahui hukuman yang diperoleh manusia dari dosa.
4. Mengetahui bagaiamana manusia mengalami kebebasan dari dosa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DOSA
Memahami Pengertian Dosa
Alkitab secara jelas mencatat adanya dosa dengan segala konsekwensinya.
Sebelum mengetahui kosekewensi dosa, sebaiknya diketahui terlebih dahulu pengertian
dosa, untuk itu ada beberapa hal yang harus dipahami tentang pengertian dosa.
1. Definisi dosa menurut beberapa ayat yang terdapat dalam Alkitab ialah:
a. Dosa dapat diartikan sebagai pikiran yang bodoh (Ams. 24:9).
Dalam ayat tersebut, jelas menyatakan bahwa dosa sama halnya dengan pemikiran
yang bodoh, setiap tindakan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan tentunya berawal
dari pemikiran yang bodoh pula. Dengan kata lain, orang yang bodoh adalah
orang yang tidak mengerti dan mengikuti kehendak Tuhan. Efesus 5:17
menegaskan bahwa “jangalah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan.”
b. Pelangaran terhadap hukum Allah (1 Yoh. 3:4).
Dosa juga dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah, bertalian
dengan pengertian dosa yang pertama, maka dapat dipahami bahwa pemikiran
yang bodoh sudah pasti melanggar hukum Allah dan hal tersebut juga diartikan
sebagai dosa.
c. Dosa dapat disamakan dengan perbuatan yang jahat (1 Yoh. 5:17).
3. Setiap perbuatan yang jahat, tentunya bukan berasal dari kehendak Allah.
Perbuatan yang jahat, tentunya berawal dari pemikiran bodoh yang melanggar
hukum Allah dengan melakukan perbuatan yang jahat, dan Alkitab berkata bahwa
setiap perbuatan yang jahat dapat diartikan juga sebagai dosa.
d. Alkitab mencatat bahwa segala sesuatu yang diperbuat tanpa iman adalah dosa
(Rm. 14:23). Jadi dalam segala hal yang kita perbuat tanpa dengan iman, maka
dapat melahirkan dosa. Artinya bahwa iman adalah hal yang penting bagi
kehidpan orang percaya, jika hidup orang percaya masih bergantung pada logika
ataupun bergantung pada pemikirannya sendiri, maka tentu orang tersebut tidak
memiliki iman karena iman tidak bisa dipakai dengan logika (Ibr. 11:1).
2. Istilah Alkitab mengenai dosa
Ada beberapa istilah tentang dosa yang terdapat dalam bahasa asli Alkitab dengan
beberapa kata yaitu sebagai berikut:
Istilah Perjanjian Lama mengenai dosa.
a. Khata yang artinya tidak mengenai sasaran (Im. 4:2,3, 25-35; Mzm. 32:1, 5; 51 :2-
5; Yes. 53:10,12).
b. Ra artinya menghancurkan, menghentikan, jahat.
c. Pasha artinya memberontak, pelanggaran (Kel. 34:7; Bil. 14: 18; Mzm. 19:13;
32:1; Yes. 53:8; Dan. 9:24).
d. Awon artinya perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya Maz.
52:3; Im. 16:21,22; Mzm. 103:3, 10; Yes. 53:5, 11; Dan. 9:24).
e. Shagag artinya melakukan kesalahan, tersesat seperti domba.
f. Asham artinya rasa bersalah (Im. 6:2, 5, 6; 7:1-7).
g. Taah artinya menyimpang, tersesat.
Jadi konsep dosa menurut Perjanjian Lama adalah:
a. Dosa bertentangan dengan norma dan merupakan ketidaktaatan kepada Allah.
b. Perbuatan salah yang menyebabkan rasa bersalah.
c. Dosa merupakan perbuatan aktif dalam keslahan atau suatu tindakan menuju
sasaran yang salah.
Istilah Perjanjin Baru mengenai dosa.
a. Kakos artinya buruk, tidak baik.
b. Poneros artinya kejahatan.
4. c. Hamartia artinya tidak mencapai sasaran (Mat. 1:21; 26:28; Luk. 24:47; Yoh.
8:24; Kis. 2:38; Rom. 3:20).
d. Hamartema artinya ketidakpatuhan terhadap hukum (Mar. 3:28; 4:12; Rom. 3:25;
1 Kor. 6:18).
e. Anomia artinya kedurhakaan, tidak punya aturan/hukum (Mat. 7:23; 23:28; 24:12;
Rom. 4:7; 6:19; 2 Tes. 2:7).
f. Parabates artinya pelanggaran (2 Pet. 2:16).
g. Paraptoma artinya pelanggaran secara sengaja (Mat. 6:14, 15; Rom. 4:24; 5:15-
20; 11:11, 12; 2 Kor. 5:19).
h. Agnosis artinya tidak berpengertian, tidak berpengertian (Ibr. 9:7).
Jadi konsep dosa menurut Perjanjian Baru adalah:
a. Semua dosa adalah pelanggaran hukum atau pemberontakan.
b. Dosa atau kejahatan memiliki bentuk yang banyak sekali.
c. Dosa menuntut pertanggung jawaban manusia.
Jadi itulah pengertian dosa yang dapat diketahui dalam ayat Alkitab dengan
pengertian dosa menurut Kitab-kitab yang ada pada Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Setelah mengetahui pengertian dari dosa tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa dosa ialah tindakan sadar yang dilakukan oleh manusia dengan melanggar
hukum Allah dikarenakan keinginan atau kedagingan manusia itu sendiri sehingga
hubungan manusia dengan Allah menjadi renggang.
3. Asal Mula Dosa
Alkitab menerangkan bahw dosa asalahnya dari suatu makhluk yang memiliki
kehendak bebas, yaitu si Ibli. Dalam Yesaya 14:12-17 diterangkan bahwa Bintang
Timur, putera fajar telah jatuh dari langit karena mendurhaka kepada Allah, tetapi
sebabnya tidak tahu. Hanya ada sedikit keterangan dalam Alkitab mengenai penyebab
dosa dalam diri si Iblis, yaitu kesombongan. Dosa tentunya berasal dari kehendak
Iblis sebab Tuhan Allah telah menjadikan malaikat-malaikat dengan kehendak yang
bebas, dan hal yang demikian akan menjadi baik jika dipimpin juga dengan baik. Jadi
dalam hal ini, dapat diketahui bahwa asal mulanya dosa berawal dari sang Iblis yang
telah memberontak terhadap Allah akibat dari kesombongannya yang ingin menyamai
dirinya dengan Allah.
5. B. AKIBAT DOSA BAGI SEGENAP MANUSIA
Memahami Akibat Dosa Bagi Segenap Manusia
Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa, ia memiliki hubungan yang sempurna
dengan Allah dengan kata lain, sebelum berdosa, kehidupan manusia enak di Taman
Eden. Setelah ia berdosa, ia diusir dari taman itu, tersingkir dari hadirat Tuhan sehingga
mengakibatkan hubungannya dengan Allah menjadi putus oleh karena telah melanggar
hukum Allah dan olehnya manusia harus bekerja keras dan mengalami banyak kesulitan.
Rusaknya hubungan dengan Allah membawa dampak bagi yang lain, yaitu hubungannya
dengan sesama manusia menjadi kacau. Oleh sebab itulah, anak sulung Adam dan Hawa
yaitu Kain tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, bahkan telah
membenci serta membunuh adiknya. Dalam hal ini, mengakibatkan hubungan manusia
dengan lingkungan sekitar juga menjadi tidak harmonis.
Nyata benar bahwa manusia sudah mutlak jatuh kedalam dosa. Dsoa sudah
mengusai segenap manusia baik roh, jiwa, maupun tubuh.
a) Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia telah jauh dari
hidup persekutuan dengan Allah (Ef. 4:18). Sekarang manusia tidak tahu tentang
perkara-perkara Allah, sebab manusia hanya berada di tingkat jasmani (1 Kor. 2:14).
b) Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap karena dosa, hatinya
penipu (Yer. 17:9). Pikiran dan hati manusia adalah jahat (Kej. 6:5.12; 8:21, Mzm.
94:11, Rm. 7:18).
c) Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Rm. 8:11).
Dengan demikian, jelas bahwa karena dosa dan karena melawan hukum Allah, maka roh
manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap dan bodoh, tubuhnya bisa
terserang penyakit serta takluk kepada kematian.
C. HUKUMAN YANG DIPEROLEH MANUSIA DARI DOSA
Memahami Hukuman Yang Diperoleh Manusia Dari Dosa
Hukuman atas dosa itu tidak lain merupakan tindakan Allah terhadap dosa karena
kesucian-Nya. Hukuman ialah kesusahan atau kesakitan yang diberikan oleh pemberi
hukuman kepada orang yang telah melanggar hukum itu.
6. 1. Hukuman Atas Dosa Bukan Hanya Akibat Langsung Dari Perbuatan Dosa Itu
Hukuman yang merupakan akibat langsung bagi orang berdosa itu berarti hukuman
yang menimpa tubuh, jiwa, dan roh orang berdosa pada waktu sekarang. Umpamanya,
seorang bapak telah melarang anaknya memanjat pohon untuk mencegah anaknya
untuk tidak jatuh. Namun, anak itu tetap naik juga, lalu jatuh dan patah lengan dan
hukuman yang sudah ditentukan sebagai undang-undang ialah hukuman dari
bapaknya.
2. Hukuman atas Dosa Bukan Berarti Bahwa Roh dan Jiwa Lenyap
Semua roh manusia akan hidup selama-lamanya walaupun mereka tidak mengenal
Yesus Kristus. Itu berarti buakan hanya orang percaya kepada Kristus yang akan
hidup selama-lamanya dan orang yang tidak percaya akan lenyap, melainkan
semuanya kekal. Perkataan yang diterjemahkan dengan arti ‘tidak binasa’ itu ditulis
enam kali di dalam Perjanjian Baru. Tiga kali perkataan itu berarti ‘tidak binasa’ (Rm.
2:7, 1 Tim. 1:17 – TKB-, 2 Tim. 1:10) dan tiga kali berarti ‘tidak ada kematian’ (1
Kor. 15:53-54, 1 Tim. 6:16). Didala Perjanjian Baru kata “binasa” yang dipakai, itu
bukan berarti benda atau orang itu dilenyapkan, melainkan hal itu dapat diartikan
dengan ‘sudah rusak’ atau lebih dalam berarti ‘tidak dapat dipakai lagi untuk maksud
yang semula’. Misalnya, Matius 9:17, terdapat perkataan” dan kirbat itu juga
binasalah” (TKB) – ‘dan kantong itupun hancur’ (LAI). Itu bukan berarti kantong
kulit itu dilenyapkan, melainkan tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semula.
Itu nyata juga dalma Matius 26:8 bahwa kata yang sama dalam bahasa Yunani
diterjamahkan sebagai ‘pemberontak’. Kata ‘binasa’ dengan arti yang disebutkan itu
dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menyatakan keadaan orang-orang yang menolak
Yesus Kristus serta tidak bertobat (lihat Mat. 7:13, Flp. 1:28, 1 Tim. 6:9, Ibr. 10:39).
Jelas bahwa hukuman dosa (kebinasaan) bukan berarti roh atau jiwa dilenyapkan,
melainkan hidup selama-lamanya dalam keadaan binasa dan dihukum.
3. Hukuman yang Kekal dan Pasti bagi Orang Berdosa
Hukuman yang pasti berarti hukuman akhirat bagi orang berdosa, yaitu hukuman
yang kekal yang diberikan oleh Tuhan.
a) Kematian
Mengenai kematian, hal itu sudah diterangkan dalam pasal sebelumnya.
Kematian jasmani disebut dalam Yohanes 11:14, Kisah Para Rasul 2:24, dan
7. Roma 8:38. Kematian rohani disebutkan dalam Lukas 15:24, Yohanes 5:24; 8:51,
Roma 8:13, Efesus 2:1, 1 Timotius 5:6, dan Wahyu 3:1. Adapun kematian kekal
disebutkan dalam Matius 10:28; 25:41, 46, 2 Tesalonika 1:9, dan Wahyu 14:11.
Kematian yang kekal memiliki arti lebih daripada sekadar tinggal tetap
selama-lamanya dalam keadaan mati rohani. Kematian kekal juga disebut
“kematian yang kedua” (Why. 2:11; 20:6, 14_15; 21:8). Dalam Wahyu 20:10
disebutkan suatu “lautan api”, yaitu tempat orang-orang disiksa siang malam
dengan tidak ada hentinya sebab, ketika Iblis di lemparkan di tempat itu,
“binatang dan nabi palsu” itu sudah ada di sana seribu tahun lamanya, di siksa
siang malam. Oleh sebab itu, kematian yang kedua adalah suatu tempat siksaan
yang tidak ada akhirnya, tempat itu adalah tempat siksaan yang nyata dan dapat
dirasakan.
b) Kebinasaan
Sudah diterangkan bahwa “binasa” itu berarti ‘rusak’, yaitu tidak dapat
dipakai lagi untuk maksud yang semestinya (Mat. 9:17; 26:8). Akan tetapi,
“kebinasaan” juga dipakai dalam Alkitab untuk menerangkan hukuman yang pasti
bagi orang berdosa. Jika kita menyelidiki dan membandingkan Filipi 3:19, 2
Petrus 3:7, Wahyu 17:8, 11, 16, dengan Wahyu 19:20 dan 20:10, nyata kepada
kita bahwa “kebinasaan” itu berarti keadaan makhluk-makhluk yang disiksa
dengan tidak ada akhirnya, dan keadaan itu disadari oleh orang yang disiksa.
Telah dijelaskan dalam Matius 25:41, 2 Tesalonika 1:9-10, dan Wahyu 14:10-
11 bahwa siksaan itu tidak berhenti siang dan malam, sampai selama-lamanya.
Perhatikanlah cerita tentang orang kaya dan Lazarus (Luk. 16:19-31). Banyak
ornag menganggap cerita itu sebagai perumpamaan, tetapi Tuhan Yesus tidak
menyebut perumpamaan dalam cerita itu. Rupanya, hal-hal berikut merupakan
keadaan yang akan terjadi. Perhatikanlah bahwa orang kaya itu
1) Masih dapat mengingat (ayat 25),
2) Menyesal (ayat 24).
3) Disiksa (ayat 24),
4) Masih memiliki perasaan sayang terhadap saudara-saudaranya (ayat 28),
5) Dapat melihat Lazarus yang senang (ayat 25),
6) Memohon belas kasihan dan kelepasan (ayat 24 dan 25),
8. 7) Dipisahkan oleh jurang yang tidak terseberangi, antara orang-orang saleh dan
orang-orang jahat (ayat 26).
Jelas bahwa siksaan bagi orang-orang yang tidak bertobat dan tidak percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus adalah siksaan yang tidak ada akhirnya. Siksaan itu
dasyat sekali bahkan dikatakan dalam Alkitab bahwa siksaan yang didalam api
tersebut bersifat kekal (Mat. 25:41). Dalam hal ini, jelas bahwa orang berdosa
sudah tentunya akan mendapatkan kematian dan kebinasaan yang kekal.
4. Tempat Hukuman yang Kekal
Tempat hukuman yang kekal ialah neraka (Mrk. 9:43-48). Api neraka
disediakan khusus untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Dalam hal
tersebut, tentu neraka yang dimaksudkan sebagai tempat siksaan yang kekal itu
bukanlah mitos atau cerita yang penuh dengan rekayasa, namun Alkitab dengan jelas
mengatakan bahwa api itu adalah api yang sungguh-sungguh (bnd Yes 66:24, Mat.
7:19; 13:30, 41-42, Yoh. 15:6, Ibr. 6:8; 10:26-27, Why. 20:15; 21:8) dari beberapa
ayat yang dipaparkan sudah pasti bahwa tidak ada kebohongan tentang api neraka,
yang ditegaskan di sini ialah neraka atau tempat siksaan orang-orang yang tidak
mengikuti kehendak Allah benar-benar ada. Tempat hukuman yang kekal ialah di
dalam lautan api, dan orang yang disiksa di dalamnya dapat merasakan serta
menyadari sisksaan itu. Di dalam Lukas 16:19-31 dikatakan bahwa orang-orang jahat
terus masuk ke tempat siksaan sesaat sesudah mereka mati. Mereka akan dipanggil
dan dibangkitkan dari tempat itu untuk menghadap takhta Allah yang terjadi pada saat
kebangkitan kedua (Yoh. 5:28-29, Why. 20:11-15). Perlu untuk diketahui bahwa
pengadilan pengadilan yang dimaksudkan bukanlah untuk orang-orang percaya
kepada Kristus sebab mereka telah masuk dalam kebangkitan yang pertama (Why.
20:14, 1 Tes. 4:14-17) dan Alkitab menyatakan bahwa mereka yang telah percaya
kepada Kristus Yesus tidak akan terkena hukuman lagi (Yoh. 5:24).
D. MANUSIA MENGALAMI KEBEBASAN DARI DOSA
Memahami Bagaimanakah Manusia Mengalami Kebebasan Dari Dosa
Telah diketahui bahwa semua manusia jelas sudah berdosa. Dosa membuat
hubungan manusia denngan Allah menjadi terputus, semuanya terjadi akibat dosa, dan
9. telah diketahui bahwa upah dosa ialah maut. Namun, oleh karena kasih karunia Allah
yang bekerja dalam hati manusia sehingga kasih karunia Allah dapat mempersiapkan
manusia dan membawa manusia pada pertobatan dan kasih karunia-Nya disediakan bagi
tiap-tiap orang di dunia ini, namun permasalahannya adakah yang merespon kasih karunia
itu? Tentunya sebagai respon kita ialah dengan melalui pertobatan. Tidak ada jalan lain
untuk mendapatkan pemulihan dengan Allah kecuali melalui jalan pertobatan dan oleh
iman kepada-Nya. Namun perlu untuk diketahui terlebih dahulu tentang istilah pertobatan
dalam Alkitab dipakai dalam beberapa kata yaitu:
1. Istilah PL
a. Nakhas artinya menyesal
b. Syub artinya berpaling dan kembali kepada Tuhan dengan kata lain meninggalkan
jalan yang dilalui atau meninggalkan pekerjaan yang dilakukan.
2. Istilah PB
a. Metanoia, kata ini menunjuk pada perubahan dalam hati atau perubahan niat.
b. Epistrope, kata ini menunjuk pada perubahan dalam hidup atau tingkah laku yang
kelihatan.
Jadi pertobatan adalah keadaan ketika seseorang berdosa dan menyesal karena
dosa-dosanya yang dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan gerakan Roh
Kudus sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikiran dan hatinya lalu
berbalik dari dosa serta meningalkan manusia lama demi berpaling kepada Allah. Dengan
kata lain, bertobat ialah berhenti berbuat dosa. Maksudnya ialah setelah seorang
menyadari bahwa ia adalah orang berdosa, maka ia harus berhenti melakukan dosa dan
kemudian ia harus berbalik atau berpaling kepada Allah. Pentingnya pertobatan dapat
dilihat ketika Yohanes pembaptis memulai pelayanannya dengan memanggil orang-orang
agar bertobat. Begitu juga dengan Tuhan Yesus, Ia mulai mengabarkan Injil dengan
menyuruh semua orang bertobat (Mat. 3:1-2, 8; 4:17). Dari sini, dapat diketahui bahwa
jika manusia tidak bertobat, tentu mereka akan binasa (Luk. 13:3).
Dengan demikian pertobatan menyangkut 3 hal berikut:
a. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang
Alkitab menyatakan dengan jelas tentang pertobatan menyangkut pikiran
seseorang, hal tersebut dapat diketahui ketika dilihat dari kisah perumpamaan “anak
yang hilang” dalam kisah tersebut menyatakan bahwa “Dan anak itu menjawab, Aku
10. tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga” (Mat. 21:30) perhatikan kata
“menyesal” dalam kata tersebut menyiratkan bahwa ada terjadinya trasformasi pikiran
kita tentang dosa. Dalam Lukas 15 dan juga dalam Lukas 18 berkata hal yang
demikian memiliki tujuan yang sama. Dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa
melalui cara itu, kita dapat menyadari bahwa diri kita berdosa (Mzm. 32:5; 51, Rm.
1:32; 3:19-20).
b. Pertobatan menyangkut perasaan hati
Kata Rasul Paulus dalam (2 Kor. 7:9) “Namun sekarang aku bersukacita,
bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacita-mu membuat kamu
bertobat” itu adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh perbuatan yang
melanggar hukum Allah (bnd. Mzm. 34:19; 51:4 dan Luk. 10:13). Hal tersebut dapat
dikatakan juga sebagai memikul beban karena dosa, menyesal, mengeluh, dan
berdukacita sebab perbuatan. Pertobatan yang sejati mengakibatkan perubahan sikap
hati yang benar. Jadi tentu saja perasaan hati manusia berperan penting dalam
pertobatan ini juga, sebab tanpa adanya perasaan, maka tentu pertobatan manusia
terjadi oleh karena keterpaksaan.
c. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang
Salah satu kata Ibrani bertobat ialah Syub atau Yunani yang artinya Epistrope
dengan mempunyai maksud berbalik atau kembali. Anak yang hilang itu telah
berkata, “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku.” Anak yang hilang itu telah
mengubah pikirannya, dengan kata lain, ia telah menyesal, dan telah bangkit serta
berbalik kepada bapanya. Jadi jika orang menyadari bahwa dirinya telah berdosa,
maka ia harus mengambil keputusan unntuk menjauhi hal yang jahat dan melakukan
hal yang baik (Mzm. 34:15, Yer. 25:5, Kis. 2:28. Rm. 2:4) namun jika ia hanya
menyadari bahwa dirinya telah berbuat dosa akan tetapi tidak mengambil sikap untuk
meresponi kesadaranya itu untuk meninggalkan dosanya, maka itu bukanlah
pertobatan yang sungguh-sungguh.
Perlu untuk diperhatikan bahwa pertobatan adalah kasih karunia Allah yang
menarik hati kita kepada pertobatan. Dalam hal ini, tentu ini adalah bagian dari
pekerjaan Roh Kudus yang dimana menggerakan hati dari setiap manusia. Jadi
maksud kemurahan di sini ialah menuntut kita kepada pertobatan (Rm. 2:4). Perlu
untuk disadari bahwa kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Allah akan
11. memberikan dorongan pertobatan kepada siapa saja yang memperhatikan gerakan
Roh Kudus di dalam hatinya.
Namun perlu untuk diketahui bahwa pertobatan dari seseorang yang belum
mengenal Yesus Kristus berbeda dengan pertobatan dari seseorang yang sudah
menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa
pertobatan dari seorang yang belum mengenal Kristus Yesus dan datang menyesali
dosanya serta menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi disebut dengan
pertobatan pertama yang terjadi hanya satu kali.
Jika dibandingkan dengan pertobatan dari seorang yang sudah mengenal
Kristus Yesus sebagai Juruselamat pribadi disebut dengan pertobatan yang terjadi
berulang kali untuk pengudusan dari dosa-dosa yang diperbuat dengan kata lain
disebut juga dengan pertobatan yang terus menerus. Dan hasil dari pertobatan ialah
dapat menerima pengampunan dosa dan penyucian (1 Yoh. 1:9; Yes. 1:18),
mempunyai rasa damai dengan Allah (2 Kor. 5:19-20), ada suka cita besar pada Allah
(Luk. 15:10), dan ada suka cita besar pada malaikat-malaikat Allah (Luk. 15:1-10).
Dengan demikian manusia dapat memperoleh pengampunan dari Allah, jadi manusia
tidak ada alasan ketika ia telah meninggal dan menghadap takhta pengadilan, manusia
harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan Allah. Oleh sebab itu,
tidak ada kata lain untuk mengelak dari dosa selain kita harus bebas dari dosa dengan
menyadari akan keselahan kita sertah berhenti untuk berbuat dosa lagi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bedasarkan penjelasan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
setiap manusia tentu sudah dikuasai oleh dosa, namun tentunya oleh karena kasih karunia
Allah, maka Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Oleh sebab itu,
perlunya kita sadari bahwa tidak ada kata yang tidak mungkin bagi Allah, jika kita telah sadar
bahwa begitu banyak dosa yang telah dilakukan, maka janganlah menutup diri untuk berbalik
kepada-Nya sebab Ia adalah setia dan adil. Untuk itu manusia harus bebas dari dosa dengan
melalui pertobatan dan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
12. pribadi, maka tentulah manusia tersebut akan beroleh keselamatan dan dinyatakan bebas dari
dosa setelah bertobat dari kehidupan lamanya.