1. Tulisan ini membahas tentang dosa warisan yang berasal dari Adam dan Hawa serta akibatnya yaitu semua manusia menjadi berdosa walaupun belum melakukan dosa. 2. Dosa warisan tersebut dibagi menjadi kesalahan warisan dan kerusakan warisan yang merusak jiwa dan tubuh manusia. 3. Penebusan dosa warisan dilakukan oleh Yesus Kristus melalui kematiannya di kayu salib agar manusia dapat dibenark
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
1. 1
PAPER
“DOSA WARISAN”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh
Mata Kuliah Dogmatika III
Disusun Oleh:
Malvin Liwuto
20188616
SEKOLAH TINNGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
Mei, 2019
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Perjanjian Lama susah dimengerti sebagai ketidaktaatan yang
diungkapkan melalui istilah pesya (Pemberontakan), khatta (pelanggaran) dan awon
(perbuatan yang tidak senonoh). Dalam perjanjian baru bisa juga diartikan sebagai
ketidaktaatan (Roma 5:19). ketidaktaatan ini Tidak hanya melanggar dan hukum
Taurat Allah. (1 Yoh 3:4), tetapi juga melawan Allah Sendiri. menyebut orang
berdosa sebagai musuh dan pembenci Allah (Kol 1:21; Rom 1:30).Sejajar dengan itu,
jalan Dalam perumpamaan tentang para penggarap kebun anggur dosa dilihat dalam
rangka pemberontakan terhadap Allah. Dengan kata lain manusia sebagai orang
berdosa tidak hanya Melanggar hukum Allah, tetapi juga ingin merebut Tahkta Allah.
manusia tidak hanya merupakan perintah Allah melainkan juga melampaui perbatasan
di antara Allah dengan ciptaan-Nya. oleh karena itu Paulus tidak hanya menjelaskan
hakikat dosa dengan istilah ketidakpatuhan tetapi juga sebagai keinginan yang tidak
benar.
Bagi Paulus, dosa adalah suatu yang dilakukan manusia dengan tanggung
jawab sendiri dan juga suatu keadaan yang di dalamnya manusia sudah berada sejak
semula. Dosa adalah kesalahan sendiri dan malapetaka. mengenai dosa sebagai
malapetaka diterangkannya Dengan mengatakan bahwa dalam proses pembuatan dosa,
bukan manusia yang menjadi subyek tapi dosa yang berdiam dalam diri manusia
(Roma 7:17,20). Karakter dosa sebagai malapetaka Transsubjektif ditampakkan juga
dalam pandangan bahwa dosa umat manusia diakibatkan oleh dosa Adam (Roma
5:12). tetapi terhadap pandangan tersebut Paulus tidak memberi penjelasan yang
terperinci dan juga tidak mengajukan gagasan tentang penurunan dosa secara biologis.
Dalam gereja purba bagian timur ajaran mengenai dosa dikembangkan dengan
cara yang berbeda daripada bagian barat. Menurut Athanasius Banyak orang kurus
rumput dari dosa dalam bentuk apapun dan juga menurut Cyrillus dari
Alexandria, manusia dilahirkan tanpa dosa. Augustinus mengemukakan ajaran dosa
3. 3
warisan yang menentang Pelagius. Menurut Pelagius, Pada saat kelahirannya manusia
lepas dari dosaDan sama seperti Adam sebelum kejatuhannya. karena ia masih
mempunyai kehendak yang bebas, Maka ia dapat memilih yang baik dan yang jahat
sehingga ia masih mampu berbuat baik. terhadap pandangan ini Agustinus
mempertahankan 2 pendapat, yakni: bahwa dosa adalah realita yang tidak dapat
Dihindarkan manusia, namun manusia harus tetap bertanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalam
1. Apa Pengertian Dosa?
2. Apa Akibat dari Dosa?
3. Bagaimana Kematian Kristus datang kepada kaum beriman-Nya melalui
penebusan-Nya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang dosa warisan yang berasal dari Adam dan Hawa
2. Untuk mengetahui apa Akibat dari dosa yang diwarisan kepada semua manusia.
3. Untuk mengetahui Penebusan Dosa warisan oleh Yesus Kristus di kayu salib
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian-Pengertian Dosa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisis Baru, (KBBI), dosa adalah,
perbuatan yang melanggar hukum Tuhan, Agama, atau perbuatan yang buruk
kesalehan terhadap orang tua, Negara.1
Menurut K. Bath dosa hanya dikenal dalam penyataan Allah melalui
Kristus, bukan atau sebelum atau diluarnya. karena itu ajaran tentang dosa
(hamartiologi) harus diberi tempat dalam Kristologi. sebab didalam Kristus kita
diberi cermin untuk hidup dapat mengenal diri kita sebagai orang-orang berdosa.
berhubungan dengan ini, Barth menggelar Kristus sebagai berikut. dia adalah:
1. Allah yang benar yaitu Allah yang merendahkan diri dan dengan demikian yang
memperdamaikan. 2.Manusia yang benar yaitu manusia yang dinaikkan oleh Allah
dan dengan demikian yang telah diperdamaikan. 3. dan saksi pendamaian kita.
Dengan pemahaman itu, Barth menyebutkan adanya tiga bentuk dosa manusia, yaitu:
keangkuhan, kemalasan dan kebohongan.
Keangkuhan manusia sebagai bentuk pertama dosa adalah bentuk konkret dari
apa yang disebutkan ketidaktaatan dan ketidakpercayaan manusia. Kemalasan berarti
bahwa Allah sendiri tidak hanya menunjukkan jalan kepada manusia, tetapi telah
menerobos nya, sehingga Sebenarnya manusia tidak boleh melepaskan diri demi
keinginan sendiri, tidak boleh mencari jalan-jalan yang kabur yang penuh
kecerobohan, kesedihan dan keputusasaan jangan menentang anugerah yang telah
menghadap, menuntun dan mengatur jalannya. Kebohongan merupakan kan
penghancuran diri sendir Karena manusia yang berada dibawah kekuasaan dosa dan
membohongi Allah serta diri sendiri mengalami kehancuran personalitas. dosa tidak
dapat mengatakan “ya”, melainkan hanya ‘tidak”. dosa tidak dapat membangun
rumah kecuali hanya menghancurkan dan mengakibatkan penderitaan atau maut.
1 Tim Pandom Media, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (Jakarta
Barat: Pandom Media Nusantara. 2014). 184.
5. 5
P. Tillich Dan teologi sistematika nya mengupas hamartiologi sebelum
kristologi. pengertiannya akan Indosat tidak diluruskan secara dengan kristologi
Sebagaimana pada Teologi Barth. Ciri khas Tillich bersifat religius. jatuhnya
manusia kedalam dosa dipahaminya sebagai perealis, dan yang tragis. pengasingan
eksistensial dari individu bukanlah tindakan terisolasi dari seorang pribadi yang
diasingkan. Peristiwa tersebut merupakan kejadian yang erat hubungannya dengan
luasnya takdir yang universal. Karakter ganda dari pengasingan itu yang
menghubungkan kebebasan dan nasib dibuktikan Tillich berdasarkan filsafat,
Psikologi dan sosiologi.
Ketiga ciri khas dosa yang diterang diterangkankan oleh tradisi teologi
sebagai ketidakpercayaan, konkupisensia dan hibris dijabarkan Tillich secara baru.
ketidakpercayaan diartikan sebagai peristiwa gimana manusia secara utuh berpaling
dari Allah. Di dalam perselisihan diri manusia menaruh perhatian pada dunia dan
pribadinya. Sehingga ia kehilangan kesatuan yang eksistensial dengan landasan
pribadi dan dunia, yakni Allah. Dengan demikian pemutusan kesatuan eksistensial
dengan Allah merupakan karakter yang hakiki dari dosa. Konkupesia dijelaskan
sebagai nafsu yang tak terbatas untuk melahap keseluruhan kenyataan atau sedunia ke
dalam diri sendiri. hibris atau keangkuhan adalah peningkatan manusia ke dalam
bidang Ilahi titik gejala utamanya adalah bahwa manusia tidak mau mengakui
keterbatasannya. Jadi di dalam dunia ini terdapat dua jenis dosa di dalam diri manusia.
Yang pertama: dosa warisan dan yang kedua yaitu: dosa perbuatan. Kedua dosa ini
tidaklah sama. Dosa warisan adalah dosa yang berasal dari manusia pertama dan
akibat dari dosa warisan tersebut, maka semua manusia yang ada di dunia ini
mendapatkan dampak dari dosa tersebut. Dan dosa perbuatan yaitu dosa yang berasal
dari perbuatan atau kelakuan individu dan hal ini akan dipertanggungjawabkan
masing-masing ketika berada dalam penghakiman.
1. Dosa Warisan
Dosa Warisan adalah dosa yang berasal dari manusai yang pertama yaitu
Adam dan Hawa. Karena mereka tidak taat kepada hukum Allah untuk itu, mereka
melanggar hukum Allah yang Allah tetapkan kepada mereka ketika mereka di taman
6. 6
Eden. Dan dosa ini juga tidak bisa dihindari oleh manusia untuk itu setiap manusia
yang lahir ke dunia ini, pasti berdosa walaupun bayi yang baru lahir tetaplah ia
berdosa walalupun bayi tersebut belum mengerti teentang yang namanya dosa. Inilah
yang disebut dengan dosa warisa, yaitu dosa yang diwariskan oleh Adam dan Hawa
kepada semua keturunannya termasuk saya dan saudara.
Istilah dosa warisan akan salah dimengerti kalau masalah dosa dibuat menjadi
masalah ilmu sejarah, psikologi atau biologi titik pandangan itu cenderung pada
pengertian dosa yang dihubungkan dengan kehidupan seksual sebagaimana tampak
dalam cita-cita para rahib seperti Askese, pertapaan, hidup melajang dll. masalah dosa
warisan adalah masalah rohani ganti logis. artinya, nisbah antara dosa keturunan dan
perbuatan yang salah bukanlah seperti nisbah antara sebab dan akibatnya. di dalam
Alkitab dosa dilihat sebagai kodrat yang menguasai kita dan sekaligus sebagai suatu
keputusan dan keaktifan kita sendiri. Apa yang dimaksud dengan istilah dosa warisan
adalah bahwa kita berusaha dengan bebas dan sekaligus tidak dapat lepas darinya.
Pengakuan dosa warisan berarti seperti yang bolos katakan dihadapan Allah
kita sekalian adalah satu didalam Adam. tapi di dalam Roma 5-6 Paulus sekaligus
berbicara tentang Adam kedua itu Yesus Kristus. di dalam kehidupan Yesus,
ketergantungan manusia yang salah yang mengakibatkan maut, dikalahkan. apabila
kita diberi keselamatan, maka kita boleh berpartisipasi di dalam kepatuhan manusia
yang satu itu.
P. Althaus tidak menerima aspek yang mengejar dari ajaran tradisional tentang
dosa warisan. menurut pandangannya, Teologi boleh menaruh perhatian pada Adam
hanya sebagai ungkapan kesatuan berasal dari semua umat manusia. gagasan bahwa
kita berdosa “sebab” Adam telah berdosa menjelaskan hubungan erat kita dengan
manusia yang pertama, bukan pencetus dosa padanya saja. Keterkaitan kita dengan
manusia yang pertama itu tidak dapat diartikan sebagai jaringan kuasalitas, jalankan
sebagai kesatuan di dalam berbuat dosa. menurut Althaus, kejatuhan terwujud di
dalam sejarah tetap tidak dapat diberi tempat hanya pada saat tertentu, melainkan
bersifat serba hadir dalam setiap zaman.
Dosa warisan dibagi menjadi kesalahan warisan dan kerusakan warisan
7. 7
a. kesalahan warisan
Adam adalah kepala manusia maka, tidak heran kalau semua manusia yang
dikepalai Adam turut melanggar perjanjian tersebut seperti dalam kejadian 2.
pemimpin bangsa melibatkan bangsa yang dipimpinnya. kesalahan ada menjadi
kesalahan kita. terbukti dari hukuman yang dijatuhkan Allah kepada Adam dan
keturunannya (Kej 3: 3:15,1 6; Rm. 6:2).
b. kerusakan warisan
Karena dosa maka ada menjadi benih yang tidak baik. dan benih yang tidak baik
itu akan menentukan pohon di kemudian hari. hukuman
terhadap adam merusak jiwa dan tubuh Bahkan bukan sekedar sakit tetapi mati
titik y tidak dapat berbuat baik tetapi cenderung kepada yang jahat. (Ef 2:1)
kerusakan tulisan berjalan karena benih laki-laki memiliki lahiran (Ay 14:4;
Yoh 3:16) Apakah Allah Adi jika kesalahan Adam ditimpakan kepada
keturunannya? benar. tuhan adalah Allah yang maha adil. kesalahan ada
menjadi kesalahan seluruh umat manusia. namun Allah juga yang telah
menentukan Adam yang akhir yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk membenarkan
semua manusia berdosa berdasarkan iman, bukan berdasarkan kelahiran. (Rm.
5:18.19; 1 Kor. 15:22,45)2
a.Asala Mulanya dosa di dalam manusia
Semua orang dilahirkan di dalam dosa, yaitu mereka mempunyai sifat dosa.
Semua orang telah berdosa. “tidak ada yang benar, seorangpun tidak” (Rom. 3:10).
Bagaimana hal itu terjadi? Alkitab memberikan jawaban atas persoalan itu.
Dalam kejadian 3 diterangkan bagaimana dosa telah masuk ke dalam hati
manusia. Dosa itu masuk Karena 4 hal:
1. Karena tertipu, 1 Timotius 2:14
2. Karena melanggar hukum Allah, Roma 5:19
3. Karena mendengar bujukan si ular, Kejadian 3:1-6 dan
4. Karena Iblis menggoda dan merusak, Wahyu 12:9
Sejak iblis mendurhaka ia meneruskan niatnya yang jahat itu samapai sebatas
yang diizinkan Allah. Oleh sebab itu kita tidak heran mendapati dia di taman eden karena
ia berusaha untuk menjatuhkan manusia. Nyata kepada kita bahwa dalam hal ini jatuhnya
2 Badan Pekerja Harian, Pengajaran Dasar GBI ( Jakarta: Departemen Theologia BPH GBI,
2012). 62.
8. 8
bintang timur ke dalam dosa sama dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa, keduanya
jatuh melalui kebebasan kehendak mereka sendiri, mereka salah memilih melawan
hukum Allah yang mereka ketahui.
b. Menjalarnya dosa
Pada umum orang berpikir dosa adalah tindakan orang, tindakan
perseorang: maka kita dari dosa dan tentu hanya tentu hanya terbatas pada orang itu
sendiri, hukuman jatuh juga hanya orang itu sendiri titik seandainya ada hukuman
untuk keluarga atau turunan orang itu, hukuman ini disebut tidak adil. lain dari itu
dosa adalah sesuatu yang moral, artinya: bersifat benda; jadi tidak dapat menjalar
begitulah pandangan antara lain Pelagius pada abad ke-4, yang sudah
Mengatakan bahwa Adam terkena hukuman untuk dirinya sendiri, tidak ada
sedikitpun yang mengenai lain orang. akibat yang didatangkan dosa hanya bahwa ada
memberi teladan kepada keturunannya di dalam berbuat dosa turunan berbuat dosa
oleh sifat meniru Adam. artinya; Adam dilahirkan baik dapat hidup baik. Adam
dilahirkan sebagai manusia yang sehat. murid-murid pelagius ada yang memandang
bahwa anggapan pedaging ini terlalu jauh; maka mereka berkata: manusia dilahirkan
sebagai orang yang sakit, tetapi dapat menjadi sehat dengan usahanya sendiri. hingga
zaman sekarang masih ada aliran aliran di dalam agama Kristen yang beranggapan
seperti tersebut di atas; manusia hakikatnya nya baik, hanya gampang kalah di dalam
perang dengan hawa nafsu ( semi- pelagianisme)
pada abad-abad yang lalu hingga sekarang Masih ada juga orang-orang yang
menentang pandangan tersebut. augustinus yang menentang villagio begitu juga
Luther, Calvin.
memang kalau kita membaca kitab suci, kita akan berpendapat bahwa
anggapan tersebut di atas bukan ternyata firman Tuhan. Cindy Terangkan dengan jelas
bahwa dosa Adam di dalam akibatnya tidak terbatas pada dirinya sendiri, akan tetapi
mengajar kepada keturunannya semua. ini dapat kita baca pada permulaan kitab suci
hingga akhirnya antara lain kejadian 3 kita disitu membaca bahwa Tuhan menjatuhkan
9. 9
hukuman-NyaBukan hanya kepada Adam saja, akan tetapi kepada manusia pertama
dengan benih-benih nya ( kejadian 3;15).
Mazmur 51 mengatakan juga “ dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa
aku dikandung ibuku. “Roma 5:12; dosa telah masuk ke dalam dunia oleh 1 orang
dan oleh dosa itu juga mau. 1 Korintus 15:21 as,22; datang karena satu orang
manusia.
2. Dosa warisan
a. kesalahan warisan
Adam dijanjikan oleh Tuhan sebagai kepala manusia sebagai kepala umat
manusia ia menerima perjanjian Tuhan dan sebagai kepala umat manusia ia melanggar
perjanjian itu. maka tidak usah heran bahwa segala orang yang dikepalai Adam
melanggar perjanjian itu cantik ini sudah tentu. perjanjian perdamaian tentu hanya
diterapkan antara dua pemimpin bangsa, akan tetapi kedua bangsa sebenarnya itu
dianggap menetapkan sendiri akan perjanjian perdamaian itu. maka dari itu kalau ada
seorang pemimpin yang tidak setia pada perjanjian itu, segenap bangsa nya dipandang
juga sebagai tidak setia. demikian juga ada dua pihak yang berjanji yaitu Tuhan dan
Adam. ada yang tidak setia kan perjanjiannya maka seluruh umat manusia turut jatuh
kedalam dosa Rasul Paulus dapat berkata: karena seorang Dosa masuk ke dalam
dunia (Rm 5:12), maka Karena itulah sekaliannya berbuat dosa. Tuhan menghitung
kesalahan kita ke rumah Jadi jangan langsung inilah yang disebut kesalahan warisan.
Lukislah Adam dijadikan kesalahan gitu juga terbukti bahwa hukum kesalahan
Adam juga dibutuhkan kepada kita(kejadian 3; benih Rm 5: maut.Tuhan menjadikan
manusia sebagai kesatuan yang organis yang hidup, yang bertumbuh Satu dari yang
lain. agar sifat Tuhan Yang Maha Esa dapat bertumbuh Satu dari yang lain. agar
Tuhan Yang Maha Esa dapat menjelma di dalam satuan orang yang organis di dalam
manusia, mungkin bersatu di dalam memuliakan Tuhan titik Sayang sekali kesatuan
ini menjadi kesatuan di dalam dosa.
b. Beberapa persolan tentang dosa
Jika dosa tidak dibiarkan dalam dunia ini bagaimana manusia dapat
menyatakan kesetiaannya kepada Allah? Sebab ada dosa, manusia di dalam dunia ini
10. 10
dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah dan keberaniannya untuk melawan dosa
itu. Ini berarti bahwa dosa bukan sesuatu hal yang baik, melainkan hal yang jahat yang
dipakai Allah untuk menguji manusia; dan manusia perlu diuji supaya ia dapat
menunjukan kasihnya kepada Allah.
Perhatikan bahwa manusia memiliki kuasa untuk menetukan kehendaknya, yaitu
kuasa yang memilih yang baik atau yang jahat. Hal ini akan, memanggil Zakheus,
perempuan samaria, orang muda yang kaya, dan orang-orang Farisi dll. Di dalam
membawa jiwa kepada Tuhan Yesus, sebaiknya kita mengemukakan kepada orang itu
kenyataan bahwa ia berdosa, lalu tunjukan kepadanya keselamatan dari dosa dalam
Tuhan kita Yesus Kristus.
2.2 Akibat Dosa
a. Akibat Dosa di dalam Dunia ini
Dosa dan jatuhnya Adam dan Hawa telah mendatangkan akibat-akibat di
dalam dunia ini tanah dikutuk oleh sebab dosa manusia (Kejadian 3:17,18). selama
kerajaan Tuhan seribu tahun nanti, kutuk ini akan dicabut (Yesaya 55:13). dosa
manusia membawa akibat pada dunia binatang. Ular juga dikutuk. sejak terjadi air
bah, hubungan manusia dan binatang menjadi hubungan ketakutan, binatang menjadi
takut kepada manusia (Kejadian 9:2). hal itu berlainan sekali dengan keadaan dalam
Taman Eden sebelum manusia berdosa. bagi binatang-binatang menjadi liar. hal ini
jelas karena nanti pada masa kerajaan seribu tahun, binatang-binatang tidak menjadi
lihat lagi (Yesaya 11:6-9). ceritanya oleh sebab dosa dan jatuhnya manusia maka
segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu penjelasan tubuh kita (Roma 8:19-
23).di dalam ayat-ayat itu telah menyatakan hubungan yang erat antara manusia dan
binatang. dosa manusia telah membawa binatang ke dalam “ persamaan kebinasaan”,
ini bukan yang sempurna bagi manusia akan membawa Kirim pesan kepada binatang
juga (ayat 21). pada masa kerajaan seribu tahun segenap bumi dan isinya Akan
diperbaiki. pada waktu itu iblis akan di Belenggu. terlebih lagi, dihatimu biasanya
langit baru dan bumi baru, Maka Segala sesuatu akan disempurnakan dan tidak akan
ada dosa lagi, dan iblis dan setan setan nya dilemparkan ke dalam lautan api titik pada
11. 11
waktu itu tidak akan ada lagi air mata, pada gabungan, ratap tangis rumah duka cita
dan mengecek kali pun (Wahyu 21:1-5)
b. Akibat Dosa Bagi Semua Manusia
Sebelum Adam jatuh kedalam dosa Dia mempunyai hubungan yang
sempurna dengan Allah. setelah ia berdosa maka hubungan dengan Allah putus;ia
sudah Melanggar Hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi
kacau. dosa adalah mendurhaka kepada Allah (1 Samuel 15:23) atau tidak mengasihi
Allah dengan segenap hati (ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam sudah bersalah dalam
kedua hal itu. Dosa juga berarti Melanggar Hukum Allah dengan sengaja (Bilangan
15:30); Mazmur 19:13), atau melanggar Hukum itu sebab tidak
mengetahuinya (Bilangan 15:27); Ibani 9:7). Adam tidak dapat mengatakan bahwa ia
tidak tahu hukum Allah, dan meskipun dia tidak mengetahuinya, ia tidak dapat
berdalih. dosa Adam adalah sengaja Melanggar Hukum Allah yang pasti,Yang sudah
diketahuinya.
dosa adalah juga kesalahan kepada sesama manusia (Imamat 19 :18; Markus
12:31).Dusun rusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak
sulung Adam dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya
sendiri, ia telah membenci serta membunuh adiknya. nyata benar bahwa
manusia sudah mutlak jatuh kedalam dosa. sudah menguasai diri manusia baik
roh, jiwa, maupun badan.3
2.3 Kematian Kristus datang kepada kaum beriman-Nya melalui penebusan-
Nya.
Kematian Kristus datang kepada kaum beriman-Nya telah ditebus sehingga
mereka dapat menikmati keselamatan hayat-Nya (Rm 5:10; 2 Kor 5:14-15). Kristus
telah menggenapkan penebusan di atas salib. kematian-Nya adalah salah satu
kematian yang menembus.Suatu kematian yang positif, menakjubkan, baik, dan
sempurna itu telah datang kepada kita. jika kita menerima kematian ini, kita akan
menderita kematian negatif di dalam Adam.
3 J Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998). 199.
12. 12
tujuan kematian Kristus bukan supaya kita dapat naik ke surga. bahkan surga
pun telah ditebus oleh kematian Kristus. (Kol 1:20) mengatakan bahwa kematian
Kristus telah mendamaikan segala sesuatu, termasuk hal-hal yang ada di surga.
pemberontakan iblis juga telah mencemarkan surga, maka surga perlu diperdamaikan
dengan Allah. perdamaian adalah untuk musuh, maka segala ciptaan, termasuk surga,
bagi Allah adalah musuh. Melalui kematian penebusan-Nya, Kristus mendamaikan
segala sesuatu dengan diriNya. semua orang beriman telah ditebus-Nya Hingga
mereka dapat menikmati keselamatan hayat-Nya. kematian Adam membawa kita ke
dalam laut titik tetapi kematian Kristus membawa kita masuk ke dalam hayat.
1. Kematian Kristus adalah kematian yang menebus dan membebaskan hayat,
pula kematian yang membangkitkan hayat
Kematian Kristus adalah kematian yang menembus dan membebaskan
hayat, kematian yang membangkitkan hayat. kematian yang menembus adalah pada
aspek negatif. kematian yang membebaskan Hayat dan membangkitkan Hayat adalah
pada aspek positif. maka, kematian Kristus bersifat almuhit.
a. menghapus dosa di dalam sifat kita
Kristus membereskan Dosa dalam kematian-Nya untuk menghapus dosa di
dalam sifat kita (Ibr. 9:26; Rm 8:3b ). manusia adalah orang-orang berdosa karena
dosa ada dalam sifat mereka. pohon buah tidak akan belajar bagaimana menghasilkan
buah. pohon itu menghasilkan buah secara spontan karena sifatnya. demikian juga,
manusia selalu berdosa karena dosa ada di dalam sifat mereka. tidak ada satu sekolah
yang mengajar orang berdosa. orang tua mungkin memperingatkan anak-anaknya agar
mereka tidak berdusta Komah tetapi anak-anak itu berdosa secara spontan dengan
berbagai cara.Anak-anak tidak pernah belajar berdusta. mereka lahir untuk berdusta
karena dosa ada jalan mereka. Ibrani 9:26 mengatakan bahwa Kristus, “ menyatakan
diri-Nya pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa dengan kurban diri-Nya.” ini
mengacu pada penghapus dosa di dalam sifat kita. kemudian Roma 8:3 mengatakan
bahwa Kristus, dalam kematian-Nya di atas salib, “ telah menjatuhkan kan
kanhukuman atas dosa di dalam daging.” ketika Kristus menjadi daging, menurut
Roma 8:3, Dia serupa dengan daging dosa, Tetapi dia tidak memiliki dosa di dalam
13. 13
daging (2 Kor 5:21; Ibr 4:15).tetapi daging kita adalah daging dosa. yaitu suatu
daging yang penuh dengan dosa. melalui penyaliban Kristus di dalam daging, Alami
hukum dosa yang dibawa oleh iblis ke dalam daging manusia, dalam sifat manusia.
b. menaggung Dosa-dosa kita
Kristus mati bisa untuk menanggung dosa dosa kita (Ibr. 9:28; 1 Kor 15;3; Mat
26:28). ini adalah dalam perbuatan kita, dalam tingkah laku kita, bukan di dalam sifat
kita. Ibrani 9:26. membicarakan tentang kematian Kristus membereskan dosa di
dalam sifat kita, sedangkan ayat 28 Membicarakan tentang kematian-Nya
membereskan dosa-dosa dalam perbuatan kita, dalam tingkah laku kita. 1 Kor
15:3 menyatakan bahwa Kristus mati karena dosa-dosa kita, dan Matiu 26:28
mengatakan bahwa darah-Nya surah untuk pengampunan dosa-dosa.
c. menghapus dosa secara total
Yohanes 1:29 berkata, “ Lihatlah, Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.” Para dosa secara totalnya. secara total.
Ketika kita menerangkan kematian Kristus dalam memberikan dosa, kita
harus meliputi tiga butir di atas dengan semua ayat referensi yang berhubungan
dengannya.
14. 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dosa warisan adalah dosa yang berasal dari manusia yang pertama Adam dan
Hawa, dan dosa tersebut ada pada setiap manusai yang lahir ke dunia ini. Dan dosa ini
berdampak pada semua orang yang berada di bumi, akibat dari dosa warisan ini adalah
semua manusia hidup di dalam dosa karena ketika lahir benih dosa tersebut ada di dalam
diri setiap manusia itulah yang disebut dengan dosa warisan, yaitu dosa yang diwariskan
kepada semua orang akibat perbuatan satu orang.
Dalam Yohanes 3;16 Alkitab menjelaskan bahwa, Allah itu mengasihi dunia
sehingga Allah mengutus Anak-Nya yaitu Yesus Kristus, untuk menghapus dosa manusia
dengan rela mati di kayu salib. Kematian Yesus tujuannya untuk menghapus dosa yang
ada di dalam diri setiap manusia yaitu yang disebut dengan dosa warisan.
15. 15
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1 Badan Pekerja Harian. Pengajaran Dasar GBI. Jakarta Departemen
Theologia BPH GBI. 2012.
2Brill J, Wesley. Dasar Yang Teguh. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. 1998.
3Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: 1974.
4Tim Pandom Media. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta
Barat: Pandom Media Nusantara. 2014.