SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Download to read offline
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
i
Buku Saku Penanggulangan Stunting
Bagi Kader Posyandu
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2021
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
ii
Buku Saku Penanggulangan Stunting Bagi Kader Posyandu
Jakarta: Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI Indonesia, 2021
x, 47 hlm.; 14,8 x 21 cm
ISBN
Tim Penyusun:
Pengarah:
Drg. Kartini Rustandi, M.Kes (Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat)
DR. Dhian P. Dipo (Direktur Gizi Masyarakat)
Kontributor:
SEAMEO RECFON: Umi Fahmida; Grace Wangge; Indriya Laras Pramesthi;
Pakar/ Akademisi: Endang L. Achadi; Risang Rimbatmaja; Perhimpunan
Dokter Keluarga Indonesia: Sugito Wonodirekso; IDAI: Damayanti R.
Syarif; Conny Tanjung: Klara Yuliarti; Titis Prawitasari; PERSAGI: Meida
Octarina; Direktorat Gizi Masyarakat: Inti Mudjiati; Julina; Yuni Zahraini;
Evarini Ruslina; Evi Fatimah; Evi Firna; Haji Samkani; Inge Yuliane Susianto;
Marlina Rully Wahyuningrum; Muhammad Adil; Mursalim; Nanda Indah
Permatasari; Nita Mardiah; Paulina Hutapea; Rian Anggraini; Rivani Noor; Sri
Nurhayati; Tiska Yumeida; Visilia Isminarti Mahani; Yosneli; Direktorat
Kesehatan Keluarga: Maylan Wulandari: Direktorat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat: Herawati; Intan Endang Damanik; Upik:
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga: Rusmiyati; Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer: Mainora; Litbangkes: Reviana Christjani;
TP2AK: Purnawan Junaidi; Kemendes: Susilo; Yuni; UNICEF: Markus
Puthut Harmiko; WHO: Sugeng Eko Irianto; Staf Khusus Menteri Kesehatan
RI Periode 2019 – 2020: Widya Leksamanawati Habibie.
Ilustrasi dan Tataletak:
Marisa
Ahmad Thohir Hidayat
Penerbit:
Kementeriana Kesehatan Republik Indonesia
Redaksi:
Gedung Sujudi, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav 4 - 9, RT.9/RW.4, Kuningan,
Kuningan Tim., Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12950. Telp (021) 5265043
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
iii
Cetakan Pertama, 2021
Hak cipta dilindungi oleh undang- undang. Dilarang mengutip dan
memperbanyak karya tulis ini tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta,
sebagian atau seluruh dalam bentuk apapun, seperti cetak, fotokopi, microfilm,
dan rekaman suara.
Copyright ©2021
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
iv
KATA PENGANTAR
Saat ini Indonesia masih mengalami triple burden masalah gizi, di satu sisi
kekurangan gizi (underweight, stunting dan wasting) dan defisiensi zat gizi
mikro masih menjadi permasalahan, di sisi lain masalah kegemukan dan
obesitas perlu mendapat perhatian serius. Prevalensi balita stunting di Indonesia
masih tinggi 30,8% (Riskesdas 2018) dan 27,67% (SSGBI 2019), bila merujuk
pada standar WHO, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan
kategori tinggi, karena masih diatas 20%.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun
(balita) akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan. Stunting memiliki dampak
pada berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas
produktif dan kondisi kesehatan yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit
tidak menular seperti penyakit jantung, darah tinggi, diabetes melitus, dll.
Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen dalam upaya penurunan prevalensi
stunting, sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 menjadi 14%
pada tahun 2024. Untuk mencapai target penurunan stunting, dilakukan
berbagai upaya melalui intervensi spesifik dan sensitif, penajaman strategi serta
komitmen yang tinggi dari yang tinggi dari semua pihak termasuk upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat, diantaranya melalui kegiatan Posyandu
dengan kader sebagai pelaksananya. Penguatan intervensi spesifik
diprioritaskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan mulai saat kehamilan sampai
bayi 0-23 bulan dan juga intervensi pada remaja.
Indonesia telah mempunyai Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting
2018-2024, Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Intervensi Penurunan
Stunting di Kabupaten/Kota, dan Panduan Pemetaan Program, kegiatan, dan
sumber pembiayaan untuk mendorong konvergensi percepatan pencegahan
stunting di kabupaten/kota sebagai buku pegangan resmi Organisasi Perangkat
Daerah (OPD). Agar pelaksanaan kegiatan dan integrasi di setiap tingkatan
dapat terselenggara dengan baik, diperlukan suatu Pedoman Penanggulangan
Stunting sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan provinsi maupun Kabupaten/ kota,
bagi Puskesmas maupun bagi posyandu (masyarakat).
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
v
Buku Saku Penanggulangan Stunting di Posyandu ini berisi penjelasan
mengenai stunting dan dampaknya serta berbagai upaya yang dapat dilakukan
dalam menanggulangi stunting di Posyandu. Semoga dengan adanya Buku Saku
ini dapat meningkatkan pemahaman kader dalam upaya penanggulangan
stunting dan dapat mendukung terwujudnya sumber daya manusia Indonesia
yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan Buku Saku ini. Semoga buku ini bermanfaat
bagi pengguna dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya.
Jakarta, April 2021
drg. Kartini Rustandi, MKes
Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
SAYA PAHAM STUNTING ........................................................................ 1
Definisi Stunting........................................................................................ 2
Cegah Stunting itu Penting......................................................................... 4
Kader Menjawab...................................................................................... 11
SAYA DAPAT BERKONTRIBUSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN
STUNTING ................................................................................................ 13
Kader sebagai Penyuluh........................................................................... 14
Penyuluhan pemeriksaan kehamilan...................................................... 14
Penyuluhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).............................. 15
Penyuluhan kebutuhan gizi ibu hamil.................................................... 15
Kelas ibu hamil .................................................................................... 17
Penyuluhan Manajemen Laktasi............................................................ 17
Imunisasi dasar bagi Balita ................................................................... 19
Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)........................ 20
Kader Menjawab .................................................................................. 24
Penyuluhan Menyiapkan Makanan yang Aman..................................... 27
Penyuluhan Perilaku Bersih dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.............. 28
Peyuluhan penggunaan jamban sehat .................................................... 30
Perilaku sehat dengan tidak merokok pada keluarga .............................. 31
Kader Sebagai Pencatat............................................................................ 32
Mampu mendeteksi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) .... 32
Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan anak............................... 32
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
vii
Mampu melakukan pemantauan perkembangan..................................... 39
Melaporkan jika menemukan kasus anak dengan gangguan pertumbuhan
............................................................................................................ 40
Kader Sebagai Penggerak......................................................................... 41
Mampu Melakukan Inisiatif dan Mendorong Terlaksananya Promosi
Kesehatan dan Pencegahan Stunting ..................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 46
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energi untuk ibu
hamil........................................................................................................... 16
Tabel 2. Imunisasi dasar kepada bayi di bawah 2 tahun ................................ 19
Tabel 3. Topik sesi parenting....................................................................... 43
Tabel 4. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan45
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi salah satu ciri anak stunting............................................. 2
Gambar 2. Contoh kegiatan stimulasi anak Balita yang tercantum pada Buku
KIA 2020 (Bab Perawatan Bayi dan Anak, halaman 42-53) ......................... 12
Gambar 3. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu ................................................... 18
Gambar 4. Lima (5) kunci keamanan pangan ............................................... 27
Gambar 5. Waktu yang penting untuk cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir...................................................................................................... 28
Gambar 6. Lima (5) langkah cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir ... 29
Gambar 7. Infografis fakta mengenai rokok dan status gizi anak................... 31
Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan mengukur berat badan anak
................................................................................................................... 33
Gambar 9. Cara pengukuran Panjang badan dan tinggi badan anak............... 34
Gambar 10. Pita LiLA sebagai alat pengukuran Lingkar Lengan Atas .......... 35
Gambar 11. Cara pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA....................... 36
Gambar 12. Contoh pengisian KMS............................................................. 38
Gambar 13 Hasil plotting KMS pada balita dengan status pertumbuhan tidak
naik............................................................................................................. 38
Gambar 14. Alur Pelayanan di Posyandu ..................................................... 39
Gambar 15. Contoh kartu alur Posyandu...................................................... 40
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
x
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
1
SAYA PAHAM
STUNTING
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
2
Definisi Stunting
STUNTING adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada
anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama, termasuk
karena asupan tidak cukup dan meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi
berulang, serta kurangnya stimulasi. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi
badan anak lebih pendek dari anak seusianya.
Stunting pada awal kehidupan, terutama pada 1000 (seribu) hari pertama
kehidupan (HPK) sejak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun, akan
mempunyai dampak jangka panjang yaitu menurunkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM).
Salah satu ciri dari stunting adalah ANAK PENDEK.
Gambar 1. Ilustrasi salah satu ciri anak stunting
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
3
Balita stunting dapat diketahui dari hasil ploting pengukuran indeks Panjang
Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0 - 59
bulan kurang dari - 2 SD, sesuai dengan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) di
dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
4
Cegah Stunting itu Penting
Mari ikuti cerita dua keluarga ini..
Keluarga Ibu Rina dan Ibu Wati berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi
dan pendidikan yang sama
Bu Rina dan Bu Wati keduanya lulusan SMA dan saat ini menjadi ibu rumah
tangga yang sedang hamil anak pertama.
Bu Rina: rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan, makan bergizi seimbang
sesuai anjuran untuk ibu hamil, dan minum Tablet Tambah Darah secara teratur
sehingga tidak anemia. Bu Rina juga rajin mengikuti Kelas Ibu Hamil.
Bu Wati: hanya memeriksakan kehamilan saat ada keluhan saja dan menjelang
persalinan
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
5
Bu Rina juga memiliki Buku KIA yang
terisi dengan lengkap.
Sedangkan Buku KIA Bu Wati tidak
terisi lengkap.
Proses lahiran keduanya berjalan lancar, kehamilan cukup bulan.
Bu Rina melahirkan Sinta, bayi sehat dengan
berat badan 3.200 gram dan panjang badan
lahir 50 cm.
Bu Wati melahirkan Ranti dengan berat
badan lahir 2.400 gram dan panjang badan
47 cm.
Sinta, bayinya Bu Rina, langsung diletakkan
di dada Ibu untuk mendapatkan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD).
Sedangkan Ranti, bayinya Bu Wati tidak
mendapatkan IMD.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
6
Sinta, bayinya Bu Rina, mendapatkan ASI
Eksklusif selama 6 bulan.
Sementara, Bu Wati telah memberikan susu
formula sejak Ranti usia 3 bulan.
Di usia 6-23 bulan, Sinta diberikan Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) yang bergizi dan
beragam sesuai dengan Pedoman Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA).
Sementara Ranti, hanya diberikan makanan
padat dan sedikit lauk.
Di rumah, ayah Sinta tidak merokok dan
keluarga selalu menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
Ayah Ranti kerap merokok di rumah
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
7
Setiap bulannya Bu Rina rutin membawa Sinta ke Posyandu untuk dipantau
pertumbuhannya dan dicatat dalam Buku KIA. Bu Rina juga aktif mengikuti Kelas Ibu
Balita.
Sementara Bu Wati hanya sesekali membawa Ranti ke Posyandu jika dingatkan kader.
Saat usia 2 tahun 2 bulan, tinggi badan Sinta
normal sesuai dengan usianya.
Sementara Ranti, tinggi badannya lebih rendah
dari anak usianya yang kita sebut sebagai
pendek.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
8
Sejak bayi Sinta jarang sekali mengalami
diare atau batuk-pilek, salah satu alasannya
karena Sinta mendapat imunisasi lengkap di
Posyandu.
Sedangkan, Ranti sering sekali mengalami
diare dan batuk-pilek.
Selain rutin membawa Sinta ke Posyandu, Bu Rina juga turut hadir secara rutin pada Kelas
Ibu Balita. Dari Kelas Ibu Balita, Bu Rina bersama orang tua anak usia dini lainnya belajar
mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak dari tenaga kesehatan Puskesmas.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
9
Memasuki usia sekolah, Sinta memiliki prestasi
yang bagus
Sedangkan Ranti, hasil ujiannya selalu kurang
memuaskan
Selepas SMA, Sinta melanjutkan kuliah. Sementara Ranti hanya sampai SMP.
Pada usia dewasa, Sinta memiliki pekerjaan
yang bagus dengan penghasilan yang tinggi.
Sedangkan Ranti, bekerja sebagai buruh
dengan penghasilan yang rendah.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
10
Kemudian Ranti menikah dan siklus kembali berulang.
Jika Ranti memiliki pola perilaku yang sama dengan Ibunya saat hamil, lalu siklus kembali
berulang.
Dari cerita ini kita dapat lebih paham mengenai penyebab dan dampak dari
stunting. Stunting dapat dicegah melalui 1000 HPK (pola makan, pola
pengasuhan, air bersih dan sanitasi).
Oleh karena itu, “CEGAH STUNTING ITU PENTING”!
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
11
Kader Menjawab
Apakah stunting atau pendek sama dengan kerdil?
Tidak, stunting tidak sama dengan kerdil, walau sama-sama berperawakan
pendek.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada
anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama, termasuk
karena asupan tidak adekuat dan meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi
berulang, serta kurangnya stimulasi. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi
badan anak lebih pendek dari anak seusianya..
Sedangkan kerdil adalah kondisi kelainan fisik dimana tubuh seseorang amat
sangat pendek dikarenakan kelainan genetik atau kelainan bawaan.
Bagaimana dengan orang yang pendek, tetapi memiliki kecerdasan yang
baik?
Anak pendek tidak mencapai peluang kecerdasan yang optimal. Jika seorang
anak pendek tapi kecerdasannya baik, sebenarnya dia dapat lebih cerdas jika
tidak pendek.
Apakah tinggi badan anak berhubungan dengan keturunan, misal
orang tua yang pendek maka anaknya akan pendek pula?
Tinggi badan orang tua merupakan faktor potensi tinggi badan anak, namun
BUKAN faktor utama yang menentukan tinggi badan akhir anak. Anak masih
berpotensi menambah tinggi badan 8.5 cm di atas potensi genetik orang tuanya
dengan asupan gizi, terutama protein hewani yang cukup, aktivitas fisik, serta
tidur yang cukup disertai pola hidup yang bersih.
Selain faktor keturunan, tinggi badan anak ditentukan oleh asupan gizi, penyakit
yang diderita, dan aktifitas fisik. Apabila asupan makanan bergizi dapat tercukupi
sejak masa janin dan masa anak-anak, serta didukung dengan faktor lingkungan
yang baik (air bersih dan sanitasi baik), maka anak tetap memiliki potensi tinggi
badan yang sesuai dengan standar usianya terlepas anak berasal dari orang tua
dengan perawakan pendek atau tidak.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
12
Apa yang harus dilakukan jika menemukan anak stunting di atas usia 2
tahun? Apakah masih ada yang dapat kita lakukan?
Anak stunting diatas usia 2 tahun (usia 3 sampai 18 tahun) tetap harus
dikonsultasikan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mencari
penyebab dan tata laksana segera. Sampaikan kepada ibu dan keluarganya agar
jangan patah semangat dan memperbaiki asupan makanan bergizi dalam
keluarga, serta tetap memberikan pola asuh dan stimulasi yang baik sesuai
usia anak. Di dalam Buku KIA terdapat contoh pola asuh dan stimulasi yang
dapat dilakukan bersama anak.
Gambar 2. Contoh kegiatan stimulasi anak Balita yang tercantum pada
Buku KIA 2020 (Bab Perawatan Bayi dan Anak, halaman 42-53)
Kesempatan mengejar ketertinggalan tinggi badan mungkin dapat terjadi saat
remaja dengan dukungan gizi yang baik, tetapi jangan lengah bahwa
perkembangan otak tetap maksimal terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan,
sehingga pencegahan 1000 hari pertama kehidupan tetap merupakan yang
terbaik.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
13
SAYA DAPAT
BERKONTRIBUSI DALAM
UPAYA PENCEGAHAN
STUNTING
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
14
Sebagai kader Posyandu, kita memiliki peran sebagai penyuluh, pencatat dan
penggerak. Melalui ketiga peran ini, kader kesehatan memiliki peranan yang
sangat penting dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat.
Mari kita bahas lebih detail mengenai masing-masing peran dari kader
kesehatan!
Kader sebagai Penyuluh
Dalam upaya pencegahan stunting, kader kesehatan
dapat melakukan kegiatan Promotif meliputi
penyuluhan atau konseling kepada ibu hamil dan ibu
dengan balita, dan keluarganya.
Penyuluhan pemeriksaan kehamilan
Mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan kepada dokter atau
bidan paling sedikit 6 kali selama kehamilan agar ibu mendapatkan pelayanan
pemeriksaan kehamilan yang lengkap sesuai anjuran di dalam Buku KIA,
termasuk mendapatkan vaksinasi Tetanus.
PENYULUH
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
15
Penyuluhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Mengingatkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
seimbang sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS), serta mengonsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) 1x setiap hari yang diberikan selama kehamilan
untuk mencegah anemia (minimal 90 tablet selama masa kehamilan).
Penyuluhan kebutuhan gizi ibu hamil
Ibu hamil memerlukan asupan gizi yang berkualitas dengan susunan makanan
dan minuman yang bergizi seimbang.
Rata-rata kecukupan gizi ibu hamil per hari tersebut dapat disederhanakan
dalam bentuk bahan makanan dengan menggunakan ukuran rumah tangga
sebagai berikut:
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
16
Tabel 1 Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energi untuk
ibu hamil
Bahan Makanan
Ibu Hamil
Trimester 1
Ibu Hamil
Trimester 2 dan 3
Makanan Pokok 5 Porsi 6 Porsi
Protein Hewani seperti
ikan, telur, ayam dan
lainnya
4 Porsi 4 Porsi
Protein nabati seperti
Tempe, tahu, kacang-
kacangan
4 Porsi 4 Porsi
Sayuran 4 Porsi 4 Porsi
Buah 4 Porsi 4 Porsi
Minyak/lemak* 5 Porsi 5 Porsi
Gula** 2 Porsi 2 Porsi
* Penggunaan minyak/lemak termasuk santan dibatasi tidak lebih dari porsi yang
dianjurkan. Minyak/lemak/santan digunakan dalam pengolahan makanan seperti
digoreng, ditumis.
** Penggunaan gula dibatasi tidak lebih dari porsi yang dianjurkan. Gula dapat digunakan
dalam pengolahan makanan/minuman.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
17
Kelas ibu hamil
Mengingatkan ibu hamil untuk menghadiri Kelas Ibu Hamil agar ibu
mendapatkan informasi dan saling bertukar informasi mengenai kehamilan,
persalinan, pemberian ASI (termasuk pentingnya Inisiasi Menyusu Dini – IMD),
nifas, serta perawatan bayi.
Penyuluhan Manajemen Laktasi
Memotivasi ibu untuk menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi
hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan atau minuman lain,
kecuali vitamin, mineral atau obat-obatan dalam bentuk sirup/cair sesuai anjuran
tenaga kesehatan hingga usia 6 bulan. ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun
atau lebih.
ASI dapat baru keluar dalam 1-3
hari (72 jam). Jangan terburu-
buru memberikan selain ASI
Berikan ASI sesering mungkin
sesuai keinginan bayi (minimal
8-12 kali atau lebih dalam 24
jam)
Biarkan bayi selesai menyusu
dari 1 payudara sampai kenyang
(melepas sendiri)
Jika ibu bekerja, perah ASI 2-3
kali setiap hari kurang lebih 3
jam sekali
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
18
Gambar 3. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
19
Jika ada ibu yang telah memberikan susu formula atau makanan tambahan pada
anaknya sebelum usia genap 6 bulan, hindari memberikan respon negatif
(menyalahkan), namun motivasi ibu untuk kembali hanya memberikan ASI.
Dengarkan keluhan ibu mengapa tidak memberikan ASI Eksklusif dan
upayakan pemecahan masalahnya. Jika perlu libatkan tenaga kesehatan atau
Konselor ASI. Motivasi ibu untuk kembali memberikan ASI.
Imunisasi dasar bagi Balita
Lindungi anak dari penyakit berbahaya dengan imunisasi lengkap dan tepat
waktu. Menginformasikan jadwal imunisasi dan mengingatkan ibu agar anak
mendapat imunisasi dasar lengkap di Posyandu maupun di fasilitas kesehatan
lainnya.
Tabel 2. Imunisasi dasar kepada bayi di bawah 2 tahun
No. Usia Jenis Imunisasi
1. 0-7 hari Hepatitis B
2. 1 bulan • BCG
• Polio tetes 1
3. 2 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 1
• Polio tetes 2
4. 3 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 2
• Polio tetes 3
5. 4 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 3
• Polio tetes 4
• Polio suntik (IPV)
6. 9 bulan Campak – Rubella (MR)
7. 18 bulan • DPT-Hb-Hib lanjutan
• Campak – Rubella (MR) lanjutan
Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes, 2020)
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
20
Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
Memberikan pengetahuan mengenai pesan-pesan gizi secara sederhana terkait
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), meliputi Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI (MP
ASI) yang bergizi dan aman, ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih
sesuai dengan Pedoman PMBA Kementerian Kesehatan.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
21
Secara umum, pemberian makanan bayi dan anak harus mengandung
KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, VITAMIN, DAN MINERAL
dalam jumlah yang cukup.
Bayi dan anak membutuhkan asupan PROTEIN dan LEMAK lebih banyak,
sedangkan serat lebih sedikit dibandingkan orang dewasa.
Berikan anak PROTEIN HEWANI untuk mencegah stunting.
Sumber
KARBOHIDRAT
makanan pokok
seperti beras, biji-
bijian, jagung,
sagu, dan umbi-
umbian
Sumber
PROTEIN
HEWANI
unggas,
hati, telur,
ikan,
daging,
susu dan
produk
olahannya
Sumber
PROTEIN
NABATI
kacang-
kacangan,
tempe, tahu
Sumber
VITAMIN
&
MINERAL
buah dan
sayuran,
khususnya
yang
berwarna
kuning,
orange dan
hijau
Sumber
LEMAK
berbagai
jenis
minyak,
santan,
margarin,
mentega,
ikan laut
dalam
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
22
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
23
Pemenuhan gizi anak secara optimal tidak harus menggunakan
bahan makanan yang mahal, bisa menggunakan bahan makanan
lokal !
Pemenuhan gizi anak secara optimal tidak harus menggunakan bahan
makanan yang mahal. Bahan makanan yang tersedia dan mudah
didapat di tempat ibu/bapak tinggal, jika dikonsumsi dalam jumlah
yang cukup dapat menanggulangi masalah gizi.
Pendekatan ini dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang berbasis
Pangan Lokal (PGS-PL). Saat ini telah disusun PGS-PL untuk balita
di 50 kabupaten prioritas stunting di 33 provinsi di Indonesia dan
materi poster - leaflet dapat diakses pada tautan:
(http://bit.ly/KIE_PGSPL) yang dapat digandakan untuk dijadikan
panduan edukasi PMBA agar lebih sesuai dengan konteks lokal serta
permasalahan gizi yang ada di setiap wilayah sesuai dengan kelompok
usia.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
24
Kader Menjawab
Bagaimana jika anak sulit makan?
1. Ibu tidak perlu panik. Perhatikan terlebih dahulu kondisi anak, misal
apakah anak sedang tumbuh gigi. Konsumsi makanan yang kurang
pada hari ini dapat ditambahkan pada hari yang lain ketika anak mau
makan.
2. Kenali tanda-tanda anak jika lapar.
3. Beri makan anak dengan sabar, tidak terburu-buru dan jangan dipaksa!
4. Hentikan pemberian makan jika anak marah atau menolak makan
sampai 15 menit. Tawarkan kembali makanan 2-3 jam kemudian dan
hindari pemberian jajanan atau susu pada waktu tersebut.
5. Berikan variasi makan yang berbeda, baik jenis, rasa dan tekstur.
6. Kenali tahapan usia anak dalam kesiapan untuk makan sesuai prinsip
PMBA.
Bagaimana jika anak hanya mau makan makanan jenis tertentu
saja?
1. Tetap menawarkan jenis makanan lain, tanpa memaksa.
2. Mengenalkan makanan baru berulang kali sehingga anak mulai
terbiasa dan dapat menerima.
3. Perkenalkan makanan baru bersamaan dengan makanan kesukaannya.
4. Sajikan makanan dalam bentuk dan warna yang menarik.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
25
Bagaimana jika anak hanya hanya mau makan jajanan?
1. Ibu perlu paham bahwa anak minta jajanan karena anak merasa lapar.
2. Secara perlahan tetap ajarkan anak untuk makan sesuai jadwal
makannya.
3. Tidak memberikan makanan selingan menjelang waktu makan utama.
4. Tidak menggunakan jajanan sebagai hadiah.
Bagaimana jika anak sering mengemut atau melepeh makanan?
1. Tekstur terlalu keras atau terlalu lembut.
2. Besar suapan mungkin terlalu banyak.
3. Anak mungkin merasa sudah kenyang.
4. Anak merasa bosan pada rasa atau jenis makanan.
5. Anak tidak merasa nyaman dengan lingkungannya.
Bagaimana memberi makan anak saat sedang sakit?
1. Bujuk anak, suapi dengan penuh kesabaran.
2. Untuk anak di bawah 2 tahun, berikan lebih banyak cairan dan ASI.
3. Tetap berikan makan. Agar anak tetap nafsu makan, berikan
makanan yang ia sukai dan sebaiknya dalam bentuk yang lembut.
4. Setelah anak sembuh, berikan lebih banyak makan.
5. Jika anak diare (BAB atau mencret lebih dari 3x dalam 1hari):
▪ Berikan larutan oralit setiap kali anak mencret
▪ Tetap berikan ASI (bagi anak di bawah 2 tahun) dan makan
seperti biasa
▪ Bila diare masih berlanjut, segera bawa ke fasilitas
kesehatan terdekat.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
26
Bagaimana membuat suasana makan yang menyenangkan?
1. Pastikan anak dalam posisi yang nyaman.
2. Beri makan anak dengan penuh kesabaran dan tidak tergesa-gesa.
3. Lakukan kontak mata selama memberi makan dan ceritakan
manfaat makanan yang sedang dimakan.
4. Ajak anak makan bersama keluarga, sehingga anak melihat orang
tua makan beragam jenis makanan.
5. Makan bersama teman sebaya, karena anak akan makan lebih
banyak.
6. Gunakan peralatan makan dengan gambar dan warna menarik.
7. Libatkan anak saat persiapan makanan.
8. Biarkan anak mengeksplor makanan sebagai proses belajar makan.
Tips untuk kader:
1. Berikan pujian bagi ibu balita yang datang ke Posyandu.
2. Dengarkan keluhan ibu balita secara lengkap mengenai kesulitan makan
anak terlebih dahulu baru pilihkan tips yang tepat sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi ibu, lalu berikan 1-2 saran.
3. Hindari menyalahkan ibu balita, namun motivasi ibu balita untuk tetap
sabar dan telaten mendidik anak makan. Ingatkan bahwa proses makan
membutuhkan proses belajar.
4. Ingatkan ibu balita, bahwa makanan bergizi seimbang yang baik cukup
untuk anak, makanan tambahan atau vitamin hanya diberikan pada anak
yang sakit dan dalam pengawasan tenaga kesehatan.
5. Lakukan penyuluhan secara berkelompok agar ibu dapat saling berbagi tips
diantara mereka.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
27
Penyuluhan Menyiapkan Makanan yang Aman
MP ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan
menggunakan tangan dan peralatan yang bersih. Ada 5 kunci untuk makanan
yang aman, antara lain: (1) jaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan
sabun sebelum menyiapkan makanan, (2) pisahkan makanan mentah dengan
makanan yang sudah matang agar tidak terjadi kontaminasi silang, (3) pastikan
masakan dimasak hingga matang, (4) jaga makanan pada suhu yang aman
(>600
C dan <50
C). Jika makanan pada suhu ruangan sebaiknya tidak dikonsumsi
jika sudah lebih dari 2 jam. (5) gunakan air yang bersih dan bahan baku makanan
yang aman.
Gambar 4. Lima (5) kunci keamanan pangan
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
28
Penyuluhan Perilaku Bersih dengan Cuci Tangan Pakai Sabun
Gambar 5. Waktu yang penting untuk cuci tangan pakai sabun dengan
air mengalir
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
29
Gambar 6. Lima (5) langkah cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
30
Peyuluhan penggunaan jamban sehat
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
31
Perilaku sehat dengan tidak merokok pada keluarga
Keluarga perokok memiliki risiko memiliki anak stunting yang lebih tinggi dari
keluarga tidak perokok. Hal ini disebabkan karena ada pengalihan belanja
makanan bergizi untuk membeli rokok.
Sebagai perbandingan, harga 12 batang rokok jika dialihkan untuk membeli
bahan makanan bisa mendapatkan 2 liter beras, 1kg telur, 4 papan tempe, dan
1kg jeruk.
Gambar 7. Infografis fakta mengenai rokok dan status gizi anak
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
32
Kader Sebagai Pencatat
Dalam upaya pencegahan stunting, kader posyandu dapat
melakukan kegiatan Preventif meliputi deteksi dini
gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita.
Pemantauan ini dapat dilakukan di Posyandu ataupun satuan PAUD lainnya
seperti TK, RA, KB, BKB, dan Satuan PAUS Sejenis (SPS). Jika dari hasil
pemantauan ditemukan kasus stunting pada anak, maka kader kesehatan
melaporkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas di wilayah setempat.
Mampu mendeteksi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Mendeteksi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu di bawah
2.500 gram dan melaporkan kepada Puskesmas.
Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan anak
Langkah pemantauan pertumbuhan anak di Posyandu adalah sebagai berikut:
PENCATAT
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
33
Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan, baik di Posyandu oleh kader yang
sudah terlatih, satuan PAUD oleh pendidik PAUD, maupun layanan fasilitas
kesehatan lainnya oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi
ataupun bidan.
Berikut merupakan daftar ceklis alat yang dibutuhkan dalam melakukan
pengukuran pertumbuhan:
No. Alat yang dibutuhkan Status kelengkapan [V]
1 Alat timbangan berat badan  Timbangan bayi
 Dacin
 Timbangan injak digital
2. Alat ukur panjang dan tinggi badan  Infantometer
 Microtoise
3. Alat kalibarasi untuk alat ukur berat
badan
4. Alat kalibarasi untuk alat ukur
panjang/tinggi badan
Beberapa hal penting yang perlu diingat kembali dalam pengukuran:
Pengukuran berat badan
(1) Timbangan bayi (2) Dacin (3) Timbangan Injak Digital
Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan mengukur berat
badan anak
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
34
Pengukuran panjang/tinggi badan
PENGUKURAN PANJANG
BADAN ANAK (untuk anak di
bawah 2 tahun)
PENGUKURAN TINGGI BADAN
ANAK
(untuk anak di atas 2 tahun)
Gambar 9. Cara pengukuran Panjang badan dan tinggi badan anak
Menggunakan alat timbang
(dacin/timbangan injak)
terkalibrasi
Saat penimbangan, anak
gunakan pakaian seminimal
mungkin (tanpa
diaper/popok)
Jika anak belum bisa berdiri,
anak dapat digendong oleh
ibu/pengasuh (jika
menggunakan timbangan injak)
Dilakukan minimal
1x setiap bulan
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
35
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan dengan cara melakukan pengukuran
LiLA menggunakan pita LiLA untuk balita berusia 6-59 bulan.
Gambar 10. Pita LiLA sebagai alat pengukuran Lingkar Lengan Atas
Menggunakan alat ukur
baku (infantometer atau
microtoise) terkalibrasi
Untuk anak di bawah 2
tahun, pastikan pengukuran
dengan berbaring (panjang
badan)
Pastikan prosedur
pengukuran panjang/tinggi
badan sudah tepat
Dilakukan minimal
3 bulan sekali
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
36
Gambar 11. Cara pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA
Pemantauan status pertumbuhan
Status pertumbuhan balita dilakukan berdasarkan
grafik pertumbuhan yang tercantum dalam KMS dan dilaksanakan pada
hari buka Posyandu.
Pemantauan ini dapat mendeteksi risiko gagal tumbuh (weight faltering) pada
balita.
Langkah-langkah penilaian status pertumbuhan balita di Posyandu:
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak
2. Memastikan identitas anak pada lembar KMS sesuai dengan identitas
pada halaman depan buku KIA
3. Menghitung umur anak dengan menggunakan umur bulan penuh
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
37
4. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
5. Menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi badan anak
6. Mengisi hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan anak
a. Menuliskan hasil pengukuran berat badan pada kolom berat
badan (dalam kg) di bawah kolom bulan penimbangan
b. Menuliskan hasil pengukuran panjang/tinggi badan anak
dicatat pada lembar rekapitulasi hasil pengukuran
7. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak, misal anak mengalami
masalah makan atau sakit
8. Mengisi kolom pemberian ASI Eksklusif
9. Plotting berat badan sesuai dengan umur anak
a. Menentukan titik berat badan pada sisi tegak, kemudian
menarik garis mendatar
b. Menentukan garis umur pada sisi mendatar
c. Titik pertemuan antara garis datar dan garis umur merupakan
titik berat badan anak pada KMS
10. Membuat garis pertumbuhan anak. Dengan cara menghubungkan titik
berat badan bulan sebelumnya dengan titik berat badan bulan
pengukuran
11. Menentukan status pertumbuhan anak berdasarkan arah garis
pertumbuhan
Status pertumbuhan NAIK apabila:
a) Arah garis pertumbuhan sejajar dengan atau mengikuti kurva terdekat pada
KMS.
b) Arah garis pertumbuhan ke atas menyeberang kurva di atasnya.
Status pertumbuhan TIDAK NAIK apabila:
a) Arah garis pertumbuhan ke bawah (berat badannya lebih rendah dari bulan
sebelumnya).
b) Arah garis pertumbuhan mendatar
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
38
Gambar 12. Contoh pengisian KMS Gambar 13 Hasil plotting KMS pada balita dengan
status pertumbuhan tidak naik
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
39
Mampu melakukan pemantauan perkembangan
Pemantauan perkembangan meliputi pemberian stimulasi dan pemantauan
perkembangan dengan ceklis Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) yang tertera pada buku KIA untuk anak usia 0-60 bulan.
Pemantauan ini disarankan untuk dilakukan minimal 3 bulan sekali.
Pemantauan perkembangan dapat dilakukan di Posyandu oleh kader terlatih,
satuan PAUD oleh pendidik PAUD terlatih, maupun layanan fasilitas kesehatan
lainnya oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, atau tenaga terlatih
lainnya.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan perlu dilaksanakan bersamaan di
Posyandu dan untuk memudahkan orangtua dapat dibuatkan kartu bagi balita
untuk lebih memahami fungsi dari setiap meja di Posyandu.
Berikut merupakan posisi pemantauan perkembangan dalam alur kegiatan
pelayanan di Posyandu.
Gambar 14. Alur Pelayanan di Posyandu
Dalam proses kegiatan Posyandu, kader dapat mengembangkan kartu alur untuk
memudahkan identifikasi kelengkapan kegiatan Posyandu (meja 1-5). Di bawah
ini merupakan contoh kartu alur Posyandu.
MEJA 1
Pendaftaran,
hitung usia
anak
MEJA 2
Pengukuran
BB, PB/TB
MEJA 3
Pengisian
KMS
MEJA 4
Konseling
dan/atau
pengukuran
SDIDTK
MEJA 5
Imunisasi
dan
pelayanan
kesehatan
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
40
Gambar 15. Contoh kartu alur Posyandu
Melaporkan jika menemukan kasus anak dengan gangguan pertumbuhan
Semua hasil penimbangan berat badan, pengukuran panjang atau tinggi badan
dan lingkar kepala diplot pada Buku KIA agar dapat diketahui pertumbuhan dan
perkembangannya. Ibu dan kader di Posyandu dapat melakukan stimulasi dan
pemantauan perkembangan anak dengan menggunakan Buku KIA. Buku KIA
yang juga dapat digunakan sebagai media informasi untuk keluarga/
masyarakat.
Bila ditemukan adanya masalah dalam pertumbuhan, misalnya status
pertumbuhan tidak naik, panjang atau tinggi badan terkategori pendek/stunted,
dan keterlambatan perkembangan, maka balita tersebut dilaporkan kepada
tenaga kesehatan di Puskesmas untuk memastikan status pertumbuhan dan
perkembangannya, serta mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
41
Kader Sebagai Penggerak
Dalam upaya pencegahan stunting, peran kader
kesehatan sebagai penggerak diharapkan dapat
mendorong terlaksananya promosi kesehatan dan
pencegahan stunting.
Mampu Melakukan Inisiatif dan Mendorong Terlaksananya Promosi
Kesehatan dan Pencegahan Stunting
Selain melakukan kunjungan rumah, hal lain yang dapat dilakukan kader
Posyandu sebagai penggerak adalah terlibat aktif dalam forum desa dan
bekerjasama dengan pihak/sektor lain yang terkait dalam menjalankan program
kesehatan, terutama yang terkait upaya pencegahan stunting.
INISIATIF yang dapat dilakukan kader sebagai penggerak, antara lain:
1. Melakukan kunjungan rumah dalam rangka:
• Memantau balita dengan masalah gizi yang sudah diberikan
intervensi antara lain Makanan Tambahan dan Formula 100.
• Mendatangi balita yang berisiko mengalami gangguan
pertumbuhan, anak yang tidak hadir ke Posyandu atau anak
yang tidak naik berat badannya menurut Grafik Pertumbuhan
Anak (GPA) pada KMS atau Buku KIA.
2. Aktif menyampaikan hasil pemantauan pertumbuhan ke petugas
kesehatan di Puskesmas.
3. Terlibat aktif dalam rembuk stunting desa agar dapat menyampaikan
gagasan dan usulan kegiatan dan kerjasama dengan pihak lain dalam
upaya promosi kesehatan dan pencegahan stunting.
4. Mengusulkan pemanfaatan dana desa untuk mendukung kegiatan
pemantauan pertumbuhan, konseling atau pendidikan gizi,, pengadaan
jamban sehat, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal.
PENGGERAK
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
42
5. Melakukan kerja sama lintas sektoral desa, PKK, Dinas Peternakan dan
Perikanan dalam memastikan ketahanan pangan keluarga (3K: Kolam,
Kandang, Kebun), termasuk tersedianya sumber protein hewani lokal:
• mengembangkan peternakan ayam petelur
• mengembangkan budidaya ikan
6. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan satuan PAUD (seperti
PAUD, Taman Kanak-kanak/TK, Raudhatul Adhfal/RA, maupun
Satuan PAUD Sejenis/SPS), Kader Pembangunan Manusia (KPM),
ataupun Bina Keluarga Balita (BKB) dalam pelaksanaan kegiatan
pemantauan pertumbuhan. Berikut merupakan contoh kegiatan kerja
sama dengan satuan PAUD dan KPM
• Satuan PAUD. Kelas Ibu Balita dapat dilaksanakan pada
Posyandu atau diintegrasikan dengan kegiatan sesi parenting
di satuan PAUD. Materi sesi parenting mencakup aspek gizi
dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, perlindungan dan
kesejahteraan dimana bertujuan agar tumbuh-kembang anak
dapat lebih optimal dengan pengasuhan orangtua yang baik.
Berikut adalah topik sesi parenting yang dapat dilaksanakan
selama satu (1) tahun.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
43
Tabel 3. Topik sesi parenting
Bulan
ke-
Topik Sesi Parenting Pemateri
1 Apa itu “Anakku Sehat dan Cerdas”? Pendidik PAUD
2 Memenuhi gizi anak yang optimal TPG Puskesmas
3 Menyusun anggaran belanja dan
praktik memasak
TPG Puskesmas / Tim
Penggerak PKK/ Bunda
PAUD
4 Prinsip tumbuh kembang anak usia
dini (0-6 tahun)
TPG Puskesmas / Bidan
5 Pola pengasuhan Pendidik PAUD
6 Bermain bersama anak Pendidik PAUD
7 Tatalaksana terpadu anak sakit Bidan / Dokter
8 Kebersihan diri dan keamanan pangan
untuk anak
TPG Puskesmas
9 Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan Anak
Tim Penggerak PKK
10 Perlindungan Anak terhadap
Kekerasan Fisik dan Psikis
Bidan/ Dokter/ UPTD
KPPA/ Dinas Sosial/
Polres
11 Keterlibatan Ayah dalam
Perlindungan Domestik Rumah
Tangga
BKKBN/ tokoh agama
Sumber: Materi topik seri parenting dapat merujuk pada Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas
(http://www.seameo-recfon.org/books/module/eccne-modules/ )
• Kader Pembangunan Manusia. Kader bersama KPM
bekerjasama untuk memastikan seluruh anak dilakukan
deteksi dini stunting melalui pengukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan anak, serta membantu melakukan
pemetaan dan monitoring kepada rumah tangga dengan balita,
ibu hamil dan ibu menyusui mendapatkan 5 paket pelayanan
utama dalam penanganan stunting di desa.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
44
Selain itu, kader dapat berkolaborasi dan kerjasama juga dengan pelaku
program dan lembaga lainnya seperti bidan desa, petugas Puskesmas
lainnya (ahli gizi, sanitarian, dan lainnya), pendamping PKH (Program
Keluarga Harapan), dan aparat atau lembaga desa.
7. Mengajak peran serta tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
agama dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
8. Melakukan perencanaan tahunan kegiatan Posyandu bersama
tenaga kesehatan Puskesmas. Contoh rancangan kegiatan tahunan
Posyandu oleh kader kesehatan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
45
Tabel 4. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan
Kegiatan
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Pemantauan
pertumbuhan:
Berat badan
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Minggu
ke-2
Pemantauan
pertumbuhan:
Panjang/tinggi
badan dan
lingkar kepala
Pemantauan
perkembangan
Kelas Ibu
Balita / sesi
parenting
bekerja sama
dengan
lembaga
PAUD
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Minggu
ke-4
Pemberian
imunisasi
Pemberian
kapsul vitamin
A dan obat
cacing
Rembuk
stunting desa
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
46
DAFTAR PUSTAKA
Fahmida U, Pramesthi IL, Anggraini R. (2019). Memenuhi Gizi Anak yang
Optimal (Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas). Jakarta: SEAMEO
RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Fahmida U, Anggraini R. (2019). Penerapan dan Pemantauan Program
“Anakku Sehat dan Cerdas” berbasis PAUD HI (Seri Modul Anakku
Sehat dan Cerdas). Jakarta: SEAMEO RECFON, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Fahmida U, Pramesthi IL, Kusuma S. (2020). Pengembangan Panduan Gizi
Seimbang berbasis Pangan Lokal bagi Anak Balita di 37 Kabupaten
Prioritas Stunting di Indonesia [Laporan Penelitian]. Jakarta:
SEAMEO RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
HDW. (2018). Buku Saku Kader Pembangunan Manusia (KMP): Memastikan
Konvergensi Penanganan Stunting Desa. Jakarta: Human
Development Worker.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI.
(2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan: Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pencegahan stunting pada anak.
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu
47
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Nurhasanah R, Ratih SP, Moeis FR, Satrya A (2020). The Urgency of
Tobacco Control in Stunting Alleviation in Indonesia. Jakarta:
RECFON AWESOME Vol 1. No 1, September 2020, SEAMEO
RECFON

More Related Content

What's hot

Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Mila Aria Purba
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxlilikfatmawati
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxJurusanGiziPolkesmas
 
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kekKerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kekyusup firmawan
 
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SMSOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SMPuskesmasSungaiMenan
 
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Fakhriyah Elita
 
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222candijayaamerta
 
Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...
Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...
Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...Muh Saleh
 
Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)Dokter Tekno
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
 
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaUnida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaمحمد Basagili
 
ISI PIRINGKU MALA.pptx
ISI PIRINGKU MALA.pptxISI PIRINGKU MALA.pptx
ISI PIRINGKU MALA.pptxMalaAhdina1
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita Chiyapuri
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
 
Gizi seimbang ibu_menyusui
Gizi seimbang ibu_menyusuiGizi seimbang ibu_menyusui
Gizi seimbang ibu_menyusui
 
Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader PosyanduBuku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu
 
Stunting bayi neww
Stunting bayi newwStunting bayi neww
Stunting bayi neww
 
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kekKerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
 
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SMSOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
 
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
 
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
 
Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...
Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...
Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut Kabupaten provinsi Sulawesi Barat Tahun ...
 
Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
 
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaUnida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
 
ISI PIRINGKU MALA.pptx
ISI PIRINGKU MALA.pptxISI PIRINGKU MALA.pptx
ISI PIRINGKU MALA.pptx
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 

Similar to STUNTING KADER

Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdfWarta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdfrasya_wirayudha
 
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdfWarta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdfyenihandayani9
 
Buku Ringkasan Stunting.pdf
Buku Ringkasan Stunting.pdfBuku Ringkasan Stunting.pdf
Buku Ringkasan Stunting.pdfhikmahassobah
 
Buku Ringkasan Stunting TNP2K.pdf
Buku Ringkasan Stunting TNP2K.pdfBuku Ringkasan Stunting TNP2K.pdf
Buku Ringkasan Stunting TNP2K.pdfTaruliRohanaSinaga1
 
Upaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdf
Upaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdfUpaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdf
Upaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdfMuhammadIkhsanAmar1
 
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Mohdsargawi
 
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptx
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptxPerguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptx
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptxPendukJabar
 
Mencegah Stunting Dari Desa
Mencegah Stunting Dari DesaMencegah Stunting Dari Desa
Mencegah Stunting Dari DesaPaul SinlaEloE
 
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdfPanduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdfBKKSMKN1PLOSOKLATEN
 
Buku saku stunting desa
Buku saku stunting desaBuku saku stunting desa
Buku saku stunting desaRestuRajuli
 
Buku saku stunting desa 2
Buku saku stunting desa 2Buku saku stunting desa 2
Buku saku stunting desa 2Jajang Soewardi
 
Buku saku-stunting-desa compressed
Buku saku-stunting-desa compressedBuku saku-stunting-desa compressed
Buku saku-stunting-desa compressedoki oktaviana
 
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdfAmsalSalomo
 
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptxMateri Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptxhelen244785
 
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptxMateri Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptxAriefRahman717089
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Muh Saleh
 
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdfBuletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdfSyafrimuhammad3
 

Similar to STUNTING KADER (20)

Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdfWarta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
 
Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdfWarta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136(1).pdf
 
Buku Ringkasan Stunting.pdf
Buku Ringkasan Stunting.pdfBuku Ringkasan Stunting.pdf
Buku Ringkasan Stunting.pdf
 
Buku Ringkasan Stunting TNP2K.pdf
Buku Ringkasan Stunting TNP2K.pdfBuku Ringkasan Stunting TNP2K.pdf
Buku Ringkasan Stunting TNP2K.pdf
 
ppt sempro ning.pptx
ppt sempro ning.pptxppt sempro ning.pptx
ppt sempro ning.pptx
 
Upaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdf
Upaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdfUpaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdf
Upaya-Lintas-Sektoral-dalam-menurunkan-stunting-1.pdf
 
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
 
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptx
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptxPerguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptx
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptx
 
Mencegah Stunting Dari Desa
Mencegah Stunting Dari DesaMencegah Stunting Dari Desa
Mencegah Stunting Dari Desa
 
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdfPanduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
 
Buku saku stunting desa
Buku saku stunting desaBuku saku stunting desa
Buku saku stunting desa
 
Buku saku stunting desa 2
Buku saku stunting desa 2Buku saku stunting desa 2
Buku saku stunting desa 2
 
Buku saku-stunting-desa compressed
Buku saku-stunting-desa compressedBuku saku-stunting-desa compressed
Buku saku-stunting-desa compressed
 
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
 
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdfPPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
 
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptxMateri Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
 
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptxMateri Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
Materi Kadis Kesehatan Provinsi NTB.pptx
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
 
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdfBuletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

STUNTING KADER

  • 1.
  • 2.
  • 3. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu i Buku Saku Penanggulangan Stunting Bagi Kader Posyandu KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021
  • 4. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu ii Buku Saku Penanggulangan Stunting Bagi Kader Posyandu Jakarta: Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI Indonesia, 2021 x, 47 hlm.; 14,8 x 21 cm ISBN Tim Penyusun: Pengarah: Drg. Kartini Rustandi, M.Kes (Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat) DR. Dhian P. Dipo (Direktur Gizi Masyarakat) Kontributor: SEAMEO RECFON: Umi Fahmida; Grace Wangge; Indriya Laras Pramesthi; Pakar/ Akademisi: Endang L. Achadi; Risang Rimbatmaja; Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia: Sugito Wonodirekso; IDAI: Damayanti R. Syarif; Conny Tanjung: Klara Yuliarti; Titis Prawitasari; PERSAGI: Meida Octarina; Direktorat Gizi Masyarakat: Inti Mudjiati; Julina; Yuni Zahraini; Evarini Ruslina; Evi Fatimah; Evi Firna; Haji Samkani; Inge Yuliane Susianto; Marlina Rully Wahyuningrum; Muhammad Adil; Mursalim; Nanda Indah Permatasari; Nita Mardiah; Paulina Hutapea; Rian Anggraini; Rivani Noor; Sri Nurhayati; Tiska Yumeida; Visilia Isminarti Mahani; Yosneli; Direktorat Kesehatan Keluarga: Maylan Wulandari: Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat: Herawati; Intan Endang Damanik; Upik: Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga: Rusmiyati; Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer: Mainora; Litbangkes: Reviana Christjani; TP2AK: Purnawan Junaidi; Kemendes: Susilo; Yuni; UNICEF: Markus Puthut Harmiko; WHO: Sugeng Eko Irianto; Staf Khusus Menteri Kesehatan RI Periode 2019 – 2020: Widya Leksamanawati Habibie. Ilustrasi dan Tataletak: Marisa Ahmad Thohir Hidayat Penerbit: Kementeriana Kesehatan Republik Indonesia Redaksi: Gedung Sujudi, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav 4 - 9, RT.9/RW.4, Kuningan, Kuningan Tim., Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950. Telp (021) 5265043
  • 5. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu iii Cetakan Pertama, 2021 Hak cipta dilindungi oleh undang- undang. Dilarang mengutip dan memperbanyak karya tulis ini tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta, sebagian atau seluruh dalam bentuk apapun, seperti cetak, fotokopi, microfilm, dan rekaman suara. Copyright ©2021
  • 6. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu iv KATA PENGANTAR Saat ini Indonesia masih mengalami triple burden masalah gizi, di satu sisi kekurangan gizi (underweight, stunting dan wasting) dan defisiensi zat gizi mikro masih menjadi permasalahan, di sisi lain masalah kegemukan dan obesitas perlu mendapat perhatian serius. Prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi 30,8% (Riskesdas 2018) dan 27,67% (SSGBI 2019), bila merujuk pada standar WHO, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan kategori tinggi, karena masih diatas 20%. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan. Stunting memiliki dampak pada berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas produktif dan kondisi kesehatan yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, darah tinggi, diabetes melitus, dll. Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen dalam upaya penurunan prevalensi stunting, sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target penurunan stunting, dilakukan berbagai upaya melalui intervensi spesifik dan sensitif, penajaman strategi serta komitmen yang tinggi dari yang tinggi dari semua pihak termasuk upaya meningkatkan partisipasi masyarakat, diantaranya melalui kegiatan Posyandu dengan kader sebagai pelaksananya. Penguatan intervensi spesifik diprioritaskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan mulai saat kehamilan sampai bayi 0-23 bulan dan juga intervensi pada remaja. Indonesia telah mempunyai Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024, Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Intervensi Penurunan Stunting di Kabupaten/Kota, dan Panduan Pemetaan Program, kegiatan, dan sumber pembiayaan untuk mendorong konvergensi percepatan pencegahan stunting di kabupaten/kota sebagai buku pegangan resmi Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Agar pelaksanaan kegiatan dan integrasi di setiap tingkatan dapat terselenggara dengan baik, diperlukan suatu Pedoman Penanggulangan Stunting sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan provinsi maupun Kabupaten/ kota, bagi Puskesmas maupun bagi posyandu (masyarakat).
  • 7. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu v Buku Saku Penanggulangan Stunting di Posyandu ini berisi penjelasan mengenai stunting dan dampaknya serta berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi stunting di Posyandu. Semoga dengan adanya Buku Saku ini dapat meningkatkan pemahaman kader dalam upaya penanggulangan stunting dan dapat mendukung terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing tinggi. Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Buku Saku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pengguna dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. Jakarta, April 2021 drg. Kartini Rustandi, MKes Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
  • 8. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................... vi SAYA PAHAM STUNTING ........................................................................ 1 Definisi Stunting........................................................................................ 2 Cegah Stunting itu Penting......................................................................... 4 Kader Menjawab...................................................................................... 11 SAYA DAPAT BERKONTRIBUSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING ................................................................................................ 13 Kader sebagai Penyuluh........................................................................... 14 Penyuluhan pemeriksaan kehamilan...................................................... 14 Penyuluhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).............................. 15 Penyuluhan kebutuhan gizi ibu hamil.................................................... 15 Kelas ibu hamil .................................................................................... 17 Penyuluhan Manajemen Laktasi............................................................ 17 Imunisasi dasar bagi Balita ................................................................... 19 Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)........................ 20 Kader Menjawab .................................................................................. 24 Penyuluhan Menyiapkan Makanan yang Aman..................................... 27 Penyuluhan Perilaku Bersih dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.............. 28 Peyuluhan penggunaan jamban sehat .................................................... 30 Perilaku sehat dengan tidak merokok pada keluarga .............................. 31 Kader Sebagai Pencatat............................................................................ 32 Mampu mendeteksi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) .... 32 Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan anak............................... 32
  • 9. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu vii Mampu melakukan pemantauan perkembangan..................................... 39 Melaporkan jika menemukan kasus anak dengan gangguan pertumbuhan ............................................................................................................ 40 Kader Sebagai Penggerak......................................................................... 41 Mampu Melakukan Inisiatif dan Mendorong Terlaksananya Promosi Kesehatan dan Pencegahan Stunting ..................................................... 41 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 46
  • 10. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu viii DAFTAR TABEL Tabel 1 Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energi untuk ibu hamil........................................................................................................... 16 Tabel 2. Imunisasi dasar kepada bayi di bawah 2 tahun ................................ 19 Tabel 3. Topik sesi parenting....................................................................... 43 Tabel 4. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan45
  • 11. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Ilustrasi salah satu ciri anak stunting............................................. 2 Gambar 2. Contoh kegiatan stimulasi anak Balita yang tercantum pada Buku KIA 2020 (Bab Perawatan Bayi dan Anak, halaman 42-53) ......................... 12 Gambar 3. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu ................................................... 18 Gambar 4. Lima (5) kunci keamanan pangan ............................................... 27 Gambar 5. Waktu yang penting untuk cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir...................................................................................................... 28 Gambar 6. Lima (5) langkah cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir ... 29 Gambar 7. Infografis fakta mengenai rokok dan status gizi anak................... 31 Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan mengukur berat badan anak ................................................................................................................... 33 Gambar 9. Cara pengukuran Panjang badan dan tinggi badan anak............... 34 Gambar 10. Pita LiLA sebagai alat pengukuran Lingkar Lengan Atas .......... 35 Gambar 11. Cara pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA....................... 36 Gambar 12. Contoh pengisian KMS............................................................. 38 Gambar 13 Hasil plotting KMS pada balita dengan status pertumbuhan tidak naik............................................................................................................. 38 Gambar 14. Alur Pelayanan di Posyandu ..................................................... 39 Gambar 15. Contoh kartu alur Posyandu...................................................... 40
  • 12. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu x
  • 13. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 1 SAYA PAHAM STUNTING
  • 14. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 2 Definisi Stunting STUNTING adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama, termasuk karena asupan tidak cukup dan meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Stunting pada awal kehidupan, terutama pada 1000 (seribu) hari pertama kehidupan (HPK) sejak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun, akan mempunyai dampak jangka panjang yaitu menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu ciri dari stunting adalah ANAK PENDEK. Gambar 1. Ilustrasi salah satu ciri anak stunting
  • 15. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 3 Balita stunting dapat diketahui dari hasil ploting pengukuran indeks Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0 - 59 bulan kurang dari - 2 SD, sesuai dengan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) di dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
  • 16. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 4 Cegah Stunting itu Penting Mari ikuti cerita dua keluarga ini.. Keluarga Ibu Rina dan Ibu Wati berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi dan pendidikan yang sama Bu Rina dan Bu Wati keduanya lulusan SMA dan saat ini menjadi ibu rumah tangga yang sedang hamil anak pertama. Bu Rina: rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan, makan bergizi seimbang sesuai anjuran untuk ibu hamil, dan minum Tablet Tambah Darah secara teratur sehingga tidak anemia. Bu Rina juga rajin mengikuti Kelas Ibu Hamil. Bu Wati: hanya memeriksakan kehamilan saat ada keluhan saja dan menjelang persalinan
  • 17. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 5 Bu Rina juga memiliki Buku KIA yang terisi dengan lengkap. Sedangkan Buku KIA Bu Wati tidak terisi lengkap. Proses lahiran keduanya berjalan lancar, kehamilan cukup bulan. Bu Rina melahirkan Sinta, bayi sehat dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan lahir 50 cm. Bu Wati melahirkan Ranti dengan berat badan lahir 2.400 gram dan panjang badan 47 cm. Sinta, bayinya Bu Rina, langsung diletakkan di dada Ibu untuk mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Sedangkan Ranti, bayinya Bu Wati tidak mendapatkan IMD.
  • 18. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 6 Sinta, bayinya Bu Rina, mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Sementara, Bu Wati telah memberikan susu formula sejak Ranti usia 3 bulan. Di usia 6-23 bulan, Sinta diberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang bergizi dan beragam sesuai dengan Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Sementara Ranti, hanya diberikan makanan padat dan sedikit lauk. Di rumah, ayah Sinta tidak merokok dan keluarga selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ayah Ranti kerap merokok di rumah
  • 19. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 7 Setiap bulannya Bu Rina rutin membawa Sinta ke Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya dan dicatat dalam Buku KIA. Bu Rina juga aktif mengikuti Kelas Ibu Balita. Sementara Bu Wati hanya sesekali membawa Ranti ke Posyandu jika dingatkan kader. Saat usia 2 tahun 2 bulan, tinggi badan Sinta normal sesuai dengan usianya. Sementara Ranti, tinggi badannya lebih rendah dari anak usianya yang kita sebut sebagai pendek.
  • 20. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 8 Sejak bayi Sinta jarang sekali mengalami diare atau batuk-pilek, salah satu alasannya karena Sinta mendapat imunisasi lengkap di Posyandu. Sedangkan, Ranti sering sekali mengalami diare dan batuk-pilek. Selain rutin membawa Sinta ke Posyandu, Bu Rina juga turut hadir secara rutin pada Kelas Ibu Balita. Dari Kelas Ibu Balita, Bu Rina bersama orang tua anak usia dini lainnya belajar mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak dari tenaga kesehatan Puskesmas.
  • 21. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 9 Memasuki usia sekolah, Sinta memiliki prestasi yang bagus Sedangkan Ranti, hasil ujiannya selalu kurang memuaskan Selepas SMA, Sinta melanjutkan kuliah. Sementara Ranti hanya sampai SMP. Pada usia dewasa, Sinta memiliki pekerjaan yang bagus dengan penghasilan yang tinggi. Sedangkan Ranti, bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang rendah.
  • 22. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 10 Kemudian Ranti menikah dan siklus kembali berulang. Jika Ranti memiliki pola perilaku yang sama dengan Ibunya saat hamil, lalu siklus kembali berulang. Dari cerita ini kita dapat lebih paham mengenai penyebab dan dampak dari stunting. Stunting dapat dicegah melalui 1000 HPK (pola makan, pola pengasuhan, air bersih dan sanitasi). Oleh karena itu, “CEGAH STUNTING ITU PENTING”!
  • 23. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 11 Kader Menjawab Apakah stunting atau pendek sama dengan kerdil? Tidak, stunting tidak sama dengan kerdil, walau sama-sama berperawakan pendek. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama, termasuk karena asupan tidak adekuat dan meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya.. Sedangkan kerdil adalah kondisi kelainan fisik dimana tubuh seseorang amat sangat pendek dikarenakan kelainan genetik atau kelainan bawaan. Bagaimana dengan orang yang pendek, tetapi memiliki kecerdasan yang baik? Anak pendek tidak mencapai peluang kecerdasan yang optimal. Jika seorang anak pendek tapi kecerdasannya baik, sebenarnya dia dapat lebih cerdas jika tidak pendek. Apakah tinggi badan anak berhubungan dengan keturunan, misal orang tua yang pendek maka anaknya akan pendek pula? Tinggi badan orang tua merupakan faktor potensi tinggi badan anak, namun BUKAN faktor utama yang menentukan tinggi badan akhir anak. Anak masih berpotensi menambah tinggi badan 8.5 cm di atas potensi genetik orang tuanya dengan asupan gizi, terutama protein hewani yang cukup, aktivitas fisik, serta tidur yang cukup disertai pola hidup yang bersih. Selain faktor keturunan, tinggi badan anak ditentukan oleh asupan gizi, penyakit yang diderita, dan aktifitas fisik. Apabila asupan makanan bergizi dapat tercukupi sejak masa janin dan masa anak-anak, serta didukung dengan faktor lingkungan yang baik (air bersih dan sanitasi baik), maka anak tetap memiliki potensi tinggi badan yang sesuai dengan standar usianya terlepas anak berasal dari orang tua dengan perawakan pendek atau tidak.
  • 24. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 12 Apa yang harus dilakukan jika menemukan anak stunting di atas usia 2 tahun? Apakah masih ada yang dapat kita lakukan? Anak stunting diatas usia 2 tahun (usia 3 sampai 18 tahun) tetap harus dikonsultasikan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mencari penyebab dan tata laksana segera. Sampaikan kepada ibu dan keluarganya agar jangan patah semangat dan memperbaiki asupan makanan bergizi dalam keluarga, serta tetap memberikan pola asuh dan stimulasi yang baik sesuai usia anak. Di dalam Buku KIA terdapat contoh pola asuh dan stimulasi yang dapat dilakukan bersama anak. Gambar 2. Contoh kegiatan stimulasi anak Balita yang tercantum pada Buku KIA 2020 (Bab Perawatan Bayi dan Anak, halaman 42-53) Kesempatan mengejar ketertinggalan tinggi badan mungkin dapat terjadi saat remaja dengan dukungan gizi yang baik, tetapi jangan lengah bahwa perkembangan otak tetap maksimal terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, sehingga pencegahan 1000 hari pertama kehidupan tetap merupakan yang terbaik.
  • 25. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 13 SAYA DAPAT BERKONTRIBUSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
  • 26. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 14 Sebagai kader Posyandu, kita memiliki peran sebagai penyuluh, pencatat dan penggerak. Melalui ketiga peran ini, kader kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat. Mari kita bahas lebih detail mengenai masing-masing peran dari kader kesehatan! Kader sebagai Penyuluh Dalam upaya pencegahan stunting, kader kesehatan dapat melakukan kegiatan Promotif meliputi penyuluhan atau konseling kepada ibu hamil dan ibu dengan balita, dan keluarganya. Penyuluhan pemeriksaan kehamilan Mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan kepada dokter atau bidan paling sedikit 6 kali selama kehamilan agar ibu mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang lengkap sesuai anjuran di dalam Buku KIA, termasuk mendapatkan vaksinasi Tetanus. PENYULUH
  • 27. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 15 Penyuluhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Mengingatkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS), serta mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 1x setiap hari yang diberikan selama kehamilan untuk mencegah anemia (minimal 90 tablet selama masa kehamilan). Penyuluhan kebutuhan gizi ibu hamil Ibu hamil memerlukan asupan gizi yang berkualitas dengan susunan makanan dan minuman yang bergizi seimbang. Rata-rata kecukupan gizi ibu hamil per hari tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk bahan makanan dengan menggunakan ukuran rumah tangga sebagai berikut:
  • 28. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 16 Tabel 1 Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energi untuk ibu hamil Bahan Makanan Ibu Hamil Trimester 1 Ibu Hamil Trimester 2 dan 3 Makanan Pokok 5 Porsi 6 Porsi Protein Hewani seperti ikan, telur, ayam dan lainnya 4 Porsi 4 Porsi Protein nabati seperti Tempe, tahu, kacang- kacangan 4 Porsi 4 Porsi Sayuran 4 Porsi 4 Porsi Buah 4 Porsi 4 Porsi Minyak/lemak* 5 Porsi 5 Porsi Gula** 2 Porsi 2 Porsi * Penggunaan minyak/lemak termasuk santan dibatasi tidak lebih dari porsi yang dianjurkan. Minyak/lemak/santan digunakan dalam pengolahan makanan seperti digoreng, ditumis. ** Penggunaan gula dibatasi tidak lebih dari porsi yang dianjurkan. Gula dapat digunakan dalam pengolahan makanan/minuman.
  • 29. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 17 Kelas ibu hamil Mengingatkan ibu hamil untuk menghadiri Kelas Ibu Hamil agar ibu mendapatkan informasi dan saling bertukar informasi mengenai kehamilan, persalinan, pemberian ASI (termasuk pentingnya Inisiasi Menyusu Dini – IMD), nifas, serta perawatan bayi. Penyuluhan Manajemen Laktasi Memotivasi ibu untuk menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan atau minuman lain, kecuali vitamin, mineral atau obat-obatan dalam bentuk sirup/cair sesuai anjuran tenaga kesehatan hingga usia 6 bulan. ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. ASI dapat baru keluar dalam 1-3 hari (72 jam). Jangan terburu- buru memberikan selain ASI Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (minimal 8-12 kali atau lebih dalam 24 jam) Biarkan bayi selesai menyusu dari 1 payudara sampai kenyang (melepas sendiri) Jika ibu bekerja, perah ASI 2-3 kali setiap hari kurang lebih 3 jam sekali
  • 30. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 18 Gambar 3. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu
  • 31. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 19 Jika ada ibu yang telah memberikan susu formula atau makanan tambahan pada anaknya sebelum usia genap 6 bulan, hindari memberikan respon negatif (menyalahkan), namun motivasi ibu untuk kembali hanya memberikan ASI. Dengarkan keluhan ibu mengapa tidak memberikan ASI Eksklusif dan upayakan pemecahan masalahnya. Jika perlu libatkan tenaga kesehatan atau Konselor ASI. Motivasi ibu untuk kembali memberikan ASI. Imunisasi dasar bagi Balita Lindungi anak dari penyakit berbahaya dengan imunisasi lengkap dan tepat waktu. Menginformasikan jadwal imunisasi dan mengingatkan ibu agar anak mendapat imunisasi dasar lengkap di Posyandu maupun di fasilitas kesehatan lainnya. Tabel 2. Imunisasi dasar kepada bayi di bawah 2 tahun No. Usia Jenis Imunisasi 1. 0-7 hari Hepatitis B 2. 1 bulan • BCG • Polio tetes 1 3. 2 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 1 • Polio tetes 2 4. 3 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 2 • Polio tetes 3 5. 4 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 3 • Polio tetes 4 • Polio suntik (IPV) 6. 9 bulan Campak – Rubella (MR) 7. 18 bulan • DPT-Hb-Hib lanjutan • Campak – Rubella (MR) lanjutan Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes, 2020)
  • 32. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 20 Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Memberikan pengetahuan mengenai pesan-pesan gizi secara sederhana terkait Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), meliputi Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang bergizi dan aman, ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih sesuai dengan Pedoman PMBA Kementerian Kesehatan. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
  • 33. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 21 Secara umum, pemberian makanan bayi dan anak harus mengandung KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, VITAMIN, DAN MINERAL dalam jumlah yang cukup. Bayi dan anak membutuhkan asupan PROTEIN dan LEMAK lebih banyak, sedangkan serat lebih sedikit dibandingkan orang dewasa. Berikan anak PROTEIN HEWANI untuk mencegah stunting. Sumber KARBOHIDRAT makanan pokok seperti beras, biji- bijian, jagung, sagu, dan umbi- umbian Sumber PROTEIN HEWANI unggas, hati, telur, ikan, daging, susu dan produk olahannya Sumber PROTEIN NABATI kacang- kacangan, tempe, tahu Sumber VITAMIN & MINERAL buah dan sayuran, khususnya yang berwarna kuning, orange dan hijau Sumber LEMAK berbagai jenis minyak, santan, margarin, mentega, ikan laut dalam
  • 34. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 22
  • 35. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 23 Pemenuhan gizi anak secara optimal tidak harus menggunakan bahan makanan yang mahal, bisa menggunakan bahan makanan lokal ! Pemenuhan gizi anak secara optimal tidak harus menggunakan bahan makanan yang mahal. Bahan makanan yang tersedia dan mudah didapat di tempat ibu/bapak tinggal, jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat menanggulangi masalah gizi. Pendekatan ini dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal (PGS-PL). Saat ini telah disusun PGS-PL untuk balita di 50 kabupaten prioritas stunting di 33 provinsi di Indonesia dan materi poster - leaflet dapat diakses pada tautan: (http://bit.ly/KIE_PGSPL) yang dapat digandakan untuk dijadikan panduan edukasi PMBA agar lebih sesuai dengan konteks lokal serta permasalahan gizi yang ada di setiap wilayah sesuai dengan kelompok usia.
  • 36. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 24 Kader Menjawab Bagaimana jika anak sulit makan? 1. Ibu tidak perlu panik. Perhatikan terlebih dahulu kondisi anak, misal apakah anak sedang tumbuh gigi. Konsumsi makanan yang kurang pada hari ini dapat ditambahkan pada hari yang lain ketika anak mau makan. 2. Kenali tanda-tanda anak jika lapar. 3. Beri makan anak dengan sabar, tidak terburu-buru dan jangan dipaksa! 4. Hentikan pemberian makan jika anak marah atau menolak makan sampai 15 menit. Tawarkan kembali makanan 2-3 jam kemudian dan hindari pemberian jajanan atau susu pada waktu tersebut. 5. Berikan variasi makan yang berbeda, baik jenis, rasa dan tekstur. 6. Kenali tahapan usia anak dalam kesiapan untuk makan sesuai prinsip PMBA. Bagaimana jika anak hanya mau makan makanan jenis tertentu saja? 1. Tetap menawarkan jenis makanan lain, tanpa memaksa. 2. Mengenalkan makanan baru berulang kali sehingga anak mulai terbiasa dan dapat menerima. 3. Perkenalkan makanan baru bersamaan dengan makanan kesukaannya. 4. Sajikan makanan dalam bentuk dan warna yang menarik.
  • 37. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 25 Bagaimana jika anak hanya hanya mau makan jajanan? 1. Ibu perlu paham bahwa anak minta jajanan karena anak merasa lapar. 2. Secara perlahan tetap ajarkan anak untuk makan sesuai jadwal makannya. 3. Tidak memberikan makanan selingan menjelang waktu makan utama. 4. Tidak menggunakan jajanan sebagai hadiah. Bagaimana jika anak sering mengemut atau melepeh makanan? 1. Tekstur terlalu keras atau terlalu lembut. 2. Besar suapan mungkin terlalu banyak. 3. Anak mungkin merasa sudah kenyang. 4. Anak merasa bosan pada rasa atau jenis makanan. 5. Anak tidak merasa nyaman dengan lingkungannya. Bagaimana memberi makan anak saat sedang sakit? 1. Bujuk anak, suapi dengan penuh kesabaran. 2. Untuk anak di bawah 2 tahun, berikan lebih banyak cairan dan ASI. 3. Tetap berikan makan. Agar anak tetap nafsu makan, berikan makanan yang ia sukai dan sebaiknya dalam bentuk yang lembut. 4. Setelah anak sembuh, berikan lebih banyak makan. 5. Jika anak diare (BAB atau mencret lebih dari 3x dalam 1hari): ▪ Berikan larutan oralit setiap kali anak mencret ▪ Tetap berikan ASI (bagi anak di bawah 2 tahun) dan makan seperti biasa ▪ Bila diare masih berlanjut, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
  • 38. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 26 Bagaimana membuat suasana makan yang menyenangkan? 1. Pastikan anak dalam posisi yang nyaman. 2. Beri makan anak dengan penuh kesabaran dan tidak tergesa-gesa. 3. Lakukan kontak mata selama memberi makan dan ceritakan manfaat makanan yang sedang dimakan. 4. Ajak anak makan bersama keluarga, sehingga anak melihat orang tua makan beragam jenis makanan. 5. Makan bersama teman sebaya, karena anak akan makan lebih banyak. 6. Gunakan peralatan makan dengan gambar dan warna menarik. 7. Libatkan anak saat persiapan makanan. 8. Biarkan anak mengeksplor makanan sebagai proses belajar makan. Tips untuk kader: 1. Berikan pujian bagi ibu balita yang datang ke Posyandu. 2. Dengarkan keluhan ibu balita secara lengkap mengenai kesulitan makan anak terlebih dahulu baru pilihkan tips yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu, lalu berikan 1-2 saran. 3. Hindari menyalahkan ibu balita, namun motivasi ibu balita untuk tetap sabar dan telaten mendidik anak makan. Ingatkan bahwa proses makan membutuhkan proses belajar. 4. Ingatkan ibu balita, bahwa makanan bergizi seimbang yang baik cukup untuk anak, makanan tambahan atau vitamin hanya diberikan pada anak yang sakit dan dalam pengawasan tenaga kesehatan. 5. Lakukan penyuluhan secara berkelompok agar ibu dapat saling berbagi tips diantara mereka.
  • 39. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 27 Penyuluhan Menyiapkan Makanan yang Aman MP ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang bersih. Ada 5 kunci untuk makanan yang aman, antara lain: (1) jaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, (2) pisahkan makanan mentah dengan makanan yang sudah matang agar tidak terjadi kontaminasi silang, (3) pastikan masakan dimasak hingga matang, (4) jaga makanan pada suhu yang aman (>600 C dan <50 C). Jika makanan pada suhu ruangan sebaiknya tidak dikonsumsi jika sudah lebih dari 2 jam. (5) gunakan air yang bersih dan bahan baku makanan yang aman. Gambar 4. Lima (5) kunci keamanan pangan
  • 40. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 28 Penyuluhan Perilaku Bersih dengan Cuci Tangan Pakai Sabun Gambar 5. Waktu yang penting untuk cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
  • 41. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 29 Gambar 6. Lima (5) langkah cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
  • 42. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 30 Peyuluhan penggunaan jamban sehat
  • 43. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 31 Perilaku sehat dengan tidak merokok pada keluarga Keluarga perokok memiliki risiko memiliki anak stunting yang lebih tinggi dari keluarga tidak perokok. Hal ini disebabkan karena ada pengalihan belanja makanan bergizi untuk membeli rokok. Sebagai perbandingan, harga 12 batang rokok jika dialihkan untuk membeli bahan makanan bisa mendapatkan 2 liter beras, 1kg telur, 4 papan tempe, dan 1kg jeruk. Gambar 7. Infografis fakta mengenai rokok dan status gizi anak
  • 44. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 32 Kader Sebagai Pencatat Dalam upaya pencegahan stunting, kader posyandu dapat melakukan kegiatan Preventif meliputi deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita. Pemantauan ini dapat dilakukan di Posyandu ataupun satuan PAUD lainnya seperti TK, RA, KB, BKB, dan Satuan PAUS Sejenis (SPS). Jika dari hasil pemantauan ditemukan kasus stunting pada anak, maka kader kesehatan melaporkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas di wilayah setempat. Mampu mendeteksi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Mendeteksi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu di bawah 2.500 gram dan melaporkan kepada Puskesmas. Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan anak Langkah pemantauan pertumbuhan anak di Posyandu adalah sebagai berikut: PENCATAT
  • 45. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 33 Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan, baik di Posyandu oleh kader yang sudah terlatih, satuan PAUD oleh pendidik PAUD, maupun layanan fasilitas kesehatan lainnya oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi ataupun bidan. Berikut merupakan daftar ceklis alat yang dibutuhkan dalam melakukan pengukuran pertumbuhan: No. Alat yang dibutuhkan Status kelengkapan [V] 1 Alat timbangan berat badan  Timbangan bayi  Dacin  Timbangan injak digital 2. Alat ukur panjang dan tinggi badan  Infantometer  Microtoise 3. Alat kalibarasi untuk alat ukur berat badan 4. Alat kalibarasi untuk alat ukur panjang/tinggi badan Beberapa hal penting yang perlu diingat kembali dalam pengukuran: Pengukuran berat badan (1) Timbangan bayi (2) Dacin (3) Timbangan Injak Digital Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan mengukur berat badan anak
  • 46. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 34 Pengukuran panjang/tinggi badan PENGUKURAN PANJANG BADAN ANAK (untuk anak di bawah 2 tahun) PENGUKURAN TINGGI BADAN ANAK (untuk anak di atas 2 tahun) Gambar 9. Cara pengukuran Panjang badan dan tinggi badan anak Menggunakan alat timbang (dacin/timbangan injak) terkalibrasi Saat penimbangan, anak gunakan pakaian seminimal mungkin (tanpa diaper/popok) Jika anak belum bisa berdiri, anak dapat digendong oleh ibu/pengasuh (jika menggunakan timbangan injak) Dilakukan minimal 1x setiap bulan
  • 47. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 35 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan dengan cara melakukan pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA untuk balita berusia 6-59 bulan. Gambar 10. Pita LiLA sebagai alat pengukuran Lingkar Lengan Atas Menggunakan alat ukur baku (infantometer atau microtoise) terkalibrasi Untuk anak di bawah 2 tahun, pastikan pengukuran dengan berbaring (panjang badan) Pastikan prosedur pengukuran panjang/tinggi badan sudah tepat Dilakukan minimal 3 bulan sekali
  • 48. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 36 Gambar 11. Cara pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA Pemantauan status pertumbuhan Status pertumbuhan balita dilakukan berdasarkan grafik pertumbuhan yang tercantum dalam KMS dan dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Pemantauan ini dapat mendeteksi risiko gagal tumbuh (weight faltering) pada balita. Langkah-langkah penilaian status pertumbuhan balita di Posyandu: 1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak 2. Memastikan identitas anak pada lembar KMS sesuai dengan identitas pada halaman depan buku KIA 3. Menghitung umur anak dengan menggunakan umur bulan penuh
  • 49. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 37 4. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak 5. Menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi badan anak 6. Mengisi hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan anak a. Menuliskan hasil pengukuran berat badan pada kolom berat badan (dalam kg) di bawah kolom bulan penimbangan b. Menuliskan hasil pengukuran panjang/tinggi badan anak dicatat pada lembar rekapitulasi hasil pengukuran 7. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak, misal anak mengalami masalah makan atau sakit 8. Mengisi kolom pemberian ASI Eksklusif 9. Plotting berat badan sesuai dengan umur anak a. Menentukan titik berat badan pada sisi tegak, kemudian menarik garis mendatar b. Menentukan garis umur pada sisi mendatar c. Titik pertemuan antara garis datar dan garis umur merupakan titik berat badan anak pada KMS 10. Membuat garis pertumbuhan anak. Dengan cara menghubungkan titik berat badan bulan sebelumnya dengan titik berat badan bulan pengukuran 11. Menentukan status pertumbuhan anak berdasarkan arah garis pertumbuhan Status pertumbuhan NAIK apabila: a) Arah garis pertumbuhan sejajar dengan atau mengikuti kurva terdekat pada KMS. b) Arah garis pertumbuhan ke atas menyeberang kurva di atasnya. Status pertumbuhan TIDAK NAIK apabila: a) Arah garis pertumbuhan ke bawah (berat badannya lebih rendah dari bulan sebelumnya). b) Arah garis pertumbuhan mendatar
  • 50. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 38 Gambar 12. Contoh pengisian KMS Gambar 13 Hasil plotting KMS pada balita dengan status pertumbuhan tidak naik
  • 51. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 39 Mampu melakukan pemantauan perkembangan Pemantauan perkembangan meliputi pemberian stimulasi dan pemantauan perkembangan dengan ceklis Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) yang tertera pada buku KIA untuk anak usia 0-60 bulan. Pemantauan ini disarankan untuk dilakukan minimal 3 bulan sekali. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan di Posyandu oleh kader terlatih, satuan PAUD oleh pendidik PAUD terlatih, maupun layanan fasilitas kesehatan lainnya oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, atau tenaga terlatih lainnya. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan perlu dilaksanakan bersamaan di Posyandu dan untuk memudahkan orangtua dapat dibuatkan kartu bagi balita untuk lebih memahami fungsi dari setiap meja di Posyandu. Berikut merupakan posisi pemantauan perkembangan dalam alur kegiatan pelayanan di Posyandu. Gambar 14. Alur Pelayanan di Posyandu Dalam proses kegiatan Posyandu, kader dapat mengembangkan kartu alur untuk memudahkan identifikasi kelengkapan kegiatan Posyandu (meja 1-5). Di bawah ini merupakan contoh kartu alur Posyandu. MEJA 1 Pendaftaran, hitung usia anak MEJA 2 Pengukuran BB, PB/TB MEJA 3 Pengisian KMS MEJA 4 Konseling dan/atau pengukuran SDIDTK MEJA 5 Imunisasi dan pelayanan kesehatan
  • 52. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 40 Gambar 15. Contoh kartu alur Posyandu Melaporkan jika menemukan kasus anak dengan gangguan pertumbuhan Semua hasil penimbangan berat badan, pengukuran panjang atau tinggi badan dan lingkar kepala diplot pada Buku KIA agar dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangannya. Ibu dan kader di Posyandu dapat melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan menggunakan Buku KIA. Buku KIA yang juga dapat digunakan sebagai media informasi untuk keluarga/ masyarakat. Bila ditemukan adanya masalah dalam pertumbuhan, misalnya status pertumbuhan tidak naik, panjang atau tinggi badan terkategori pendek/stunted, dan keterlambatan perkembangan, maka balita tersebut dilaporkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas untuk memastikan status pertumbuhan dan perkembangannya, serta mendapatkan penanganan lebih lanjut.
  • 53. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 41 Kader Sebagai Penggerak Dalam upaya pencegahan stunting, peran kader kesehatan sebagai penggerak diharapkan dapat mendorong terlaksananya promosi kesehatan dan pencegahan stunting. Mampu Melakukan Inisiatif dan Mendorong Terlaksananya Promosi Kesehatan dan Pencegahan Stunting Selain melakukan kunjungan rumah, hal lain yang dapat dilakukan kader Posyandu sebagai penggerak adalah terlibat aktif dalam forum desa dan bekerjasama dengan pihak/sektor lain yang terkait dalam menjalankan program kesehatan, terutama yang terkait upaya pencegahan stunting. INISIATIF yang dapat dilakukan kader sebagai penggerak, antara lain: 1. Melakukan kunjungan rumah dalam rangka: • Memantau balita dengan masalah gizi yang sudah diberikan intervensi antara lain Makanan Tambahan dan Formula 100. • Mendatangi balita yang berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, anak yang tidak hadir ke Posyandu atau anak yang tidak naik berat badannya menurut Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) pada KMS atau Buku KIA. 2. Aktif menyampaikan hasil pemantauan pertumbuhan ke petugas kesehatan di Puskesmas. 3. Terlibat aktif dalam rembuk stunting desa agar dapat menyampaikan gagasan dan usulan kegiatan dan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan stunting. 4. Mengusulkan pemanfaatan dana desa untuk mendukung kegiatan pemantauan pertumbuhan, konseling atau pendidikan gizi,, pengadaan jamban sehat, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal. PENGGERAK
  • 54. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 42 5. Melakukan kerja sama lintas sektoral desa, PKK, Dinas Peternakan dan Perikanan dalam memastikan ketahanan pangan keluarga (3K: Kolam, Kandang, Kebun), termasuk tersedianya sumber protein hewani lokal: • mengembangkan peternakan ayam petelur • mengembangkan budidaya ikan 6. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan satuan PAUD (seperti PAUD, Taman Kanak-kanak/TK, Raudhatul Adhfal/RA, maupun Satuan PAUD Sejenis/SPS), Kader Pembangunan Manusia (KPM), ataupun Bina Keluarga Balita (BKB) dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan pertumbuhan. Berikut merupakan contoh kegiatan kerja sama dengan satuan PAUD dan KPM • Satuan PAUD. Kelas Ibu Balita dapat dilaksanakan pada Posyandu atau diintegrasikan dengan kegiatan sesi parenting di satuan PAUD. Materi sesi parenting mencakup aspek gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan dimana bertujuan agar tumbuh-kembang anak dapat lebih optimal dengan pengasuhan orangtua yang baik. Berikut adalah topik sesi parenting yang dapat dilaksanakan selama satu (1) tahun.
  • 55. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 43 Tabel 3. Topik sesi parenting Bulan ke- Topik Sesi Parenting Pemateri 1 Apa itu “Anakku Sehat dan Cerdas”? Pendidik PAUD 2 Memenuhi gizi anak yang optimal TPG Puskesmas 3 Menyusun anggaran belanja dan praktik memasak TPG Puskesmas / Tim Penggerak PKK/ Bunda PAUD 4 Prinsip tumbuh kembang anak usia dini (0-6 tahun) TPG Puskesmas / Bidan 5 Pola pengasuhan Pendidik PAUD 6 Bermain bersama anak Pendidik PAUD 7 Tatalaksana terpadu anak sakit Bidan / Dokter 8 Kebersihan diri dan keamanan pangan untuk anak TPG Puskesmas 9 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Anak Tim Penggerak PKK 10 Perlindungan Anak terhadap Kekerasan Fisik dan Psikis Bidan/ Dokter/ UPTD KPPA/ Dinas Sosial/ Polres 11 Keterlibatan Ayah dalam Perlindungan Domestik Rumah Tangga BKKBN/ tokoh agama Sumber: Materi topik seri parenting dapat merujuk pada Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas (http://www.seameo-recfon.org/books/module/eccne-modules/ ) • Kader Pembangunan Manusia. Kader bersama KPM bekerjasama untuk memastikan seluruh anak dilakukan deteksi dini stunting melalui pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan anak, serta membantu melakukan pemetaan dan monitoring kepada rumah tangga dengan balita, ibu hamil dan ibu menyusui mendapatkan 5 paket pelayanan utama dalam penanganan stunting di desa.
  • 56. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 44 Selain itu, kader dapat berkolaborasi dan kerjasama juga dengan pelaku program dan lembaga lainnya seperti bidan desa, petugas Puskesmas lainnya (ahli gizi, sanitarian, dan lainnya), pendamping PKH (Program Keluarga Harapan), dan aparat atau lembaga desa. 7. Mengajak peran serta tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. 8. Melakukan perencanaan tahunan kegiatan Posyandu bersama tenaga kesehatan Puskesmas. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
  • 57. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 45 Tabel 4. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan Kegiatan Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Pemantauan pertumbuhan: Berat badan Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Minggu ke-2 Pemantauan pertumbuhan: Panjang/tinggi badan dan lingkar kepala Pemantauan perkembangan Kelas Ibu Balita / sesi parenting bekerja sama dengan lembaga PAUD Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Pemberian imunisasi Pemberian kapsul vitamin A dan obat cacing Rembuk stunting desa
  • 58. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 46 DAFTAR PUSTAKA Fahmida U, Pramesthi IL, Anggraini R. (2019). Memenuhi Gizi Anak yang Optimal (Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas). Jakarta: SEAMEO RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Fahmida U, Anggraini R. (2019). Penerapan dan Pemantauan Program “Anakku Sehat dan Cerdas” berbasis PAUD HI (Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas). Jakarta: SEAMEO RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Fahmida U, Pramesthi IL, Kusuma S. (2020). Pengembangan Panduan Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal bagi Anak Balita di 37 Kabupaten Prioritas Stunting di Indonesia [Laporan Penelitian]. Jakarta: SEAMEO RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. HDW. (2018). Buku Saku Kader Pembangunan Manusia (KMP): Memastikan Konvergensi Penanganan Stunting Desa. Jakarta: Human Development Worker. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pencegahan stunting pada anak. https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  • 59. Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu 47 Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Nurhasanah R, Ratih SP, Moeis FR, Satrya A (2020). The Urgency of Tobacco Control in Stunting Alleviation in Indonesia. Jakarta: RECFON AWESOME Vol 1. No 1, September 2020, SEAMEO RECFON