Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Perguruan Tinggi STUNTING - Kaper2022.pptx
1. Dr. Drs. Wahidin, M.Kes.
Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Barat
Bandung, Februari 2022
KOLABORASI
PERGURUAN TINGGI
DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
2.
3. Pengalaman Jabatan
1. Penyuluh KB (1992)
2. Kaur. Rumah Tangga (2000)
3. Kasi. P3, BKKBN Prov. Jambi (2001)
4. Kasi. Pelaporan Statistik, BKKBN Prov. Jambi (2004)
5. Kasubbag. TU, BKKBN Prov. Jambi (2008)
6. Kabid. Supervisi, BKKBN Prov. Jambi (2008)
7. Kabid. Latbang, BKKBN Prov. Jambi (2011)
8. Kabid. PE, BKKBN (2011)
9. Kabid. Program dan Kerjasama, BKKBN (2014)
10. Kabag. Humas, BKKBN (2015)
11. Kepala Perw. BKKBN Prov. Bengkulu (2016)
12. Kepala Biro Kepegawaian , BKKBN (2017)
13. Direktur Bina Lini Lapangan, BKKBN (2017)
14. Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan (2020)
15. Kepala Perw. BKKBN Prov. Jawa Barat (2021 - sekarang)
Dr. Drs. Wahidin, M.Kes.
8. Hasil SP. 2020
Luas Wilayah sebesar 35,38 juta Km2,
kepadatan penduduk 1.365 jiwa per
Km2
Total Penduduk Jawa Barat sebesar
48,27 Juta, terjadi kenaikan sekitar 5,2
Juta dari Tahun 2010, artinya rata-rata
per tahun terjadi kenaikan penduduk
sebesar 520.000 Jiwa
LPP turun menjadi 1,11% dari 1,89%,
namun perlu diwaspadai pola arus
migrasi masuk ke Jawa Barat
Penduduk Lansia (Ageing Population)
naik menjadi 9% dari 7,04%
persiapan sarpras kesehatan, Fasilitas
Ramah Lansia
Penduduk Usia Produktif (usia 15-
64 tahun) 70,68% (sangat besar),
perlu persiapan kebijakan
implementatif sisi pendidikan,
kesehatan, lapangan pekerjaan
(usaha ekonomi) agar produktif
9. Isu Kependudukan
1. Jumlah Penduduk paling besar secara Nasional
48,27 Jt (SP. 2020)
2. Mengalami Triple Burden :
a. Usia Anak dan Balita
b. Usia Produktif
c. Usia Lansia (Ageing Population)
3. Kualitas SDM (Years of Schooling) Rata-rata
8,55 Tahun (BPS, 2020), artinya masih belum
tamat SMP
4. Masih Tingginya ASFR usia 15-19 Tahun
5. Pernikahan Usia Anak dan Perceraian
6. Dalam hal penggunaan Kontrasepsi msh
dominan Pil dan Suntik
10. Kondisi Faktual Jawa Barat
Krisis Sosial/ Moral
Daya Saing
Tenaga Kerja/
Pengangguran
22. PENDEK ?
Kondisi dimana tinggi seseorang di bawah
‘standar’, kondisi pendek bisa disebabkan
banyak hal, diantaranya hormon, genetik
(keturunan)
cenderung tidak mempengaruhi kecerdasan
DR. Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP (Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia
Pendek = Tinggi Badan/Usia
23. Dwarfisme kelainan yang menyebabkan tinggi
penderitanya berada di bawah rata-rata. Para ahli
mendefinisikan dwarfisme sebagai tinggi badan
pada orang dewasa yang tidak lebih dari 147 cm.
Tetapi umumnya, penderita dwarfisme hanya
memiliki tinggi 120 cm.
Disebut juga dengan Pendek Ekstrim, dibagi 2 :
a. Proporsional (kekurangan hormon pertumbuhan)
b. Disproporsional (kelainan genetik)
Penyebabnya gangguan metabolism
(growth hormon), dan gangguan Gen,
Cenderung tidak mempengaruhi
kecerdasan
CEBOL (Dwarfisme)?
24. Malnutrisi
Gizi
Kurang
Gizi
Berlebih
Disebut Malnutrisi kondisi serius yang terjadi ketika
asupan makanan seseorang tidak sesuai dengan
jumlah nutrisi yang dibutuhkan. Pemberian Nutrisi
yang didapat bisa terlalu sedikit atau terlalu banyak
dan dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.
Ciri mudahnya dapat ditandai dengan Indeks
Massa Tubuh di bawah 18,5 kg/m2 (IMT
rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m)
kuadrat)
GIZI BURUK ?
25. KURUS ?
kondisi kurangnya berat badan bila dibandingkan
dengan tinggi badannya. Atau, bisa disebut juga
bahwa proporsi berat badannya tidak
proporsional dengan tinggi badannya. Seseorang
tergolong kurus (underweight) ketika memiliki
nilai indeks massa tubuh (IMT) yang kurang dari
18,5 Kalkulator IMT
Under
weight
(BB/TB/U)
Wasting/
Gizi Kurang
(Gizi/Usia)
29. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan Panjang atau tinggi badannya
berada di bawah standar yang ditetapkan oleh mentri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Kesehatan (Perpres. 72/2021)
Definisi STUNTING ?
“Persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah
minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur
dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO”
“Gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi
berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai”
Stunting pada anak dapat mempengaruhinya hingga dewasa.
Jangka pendek stunting pada anak menyebabkan terganggu
perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik.
32. Dampak STUNTING
DAMPAK JANGKA PENDEK
Terganggunya
perkembangan otak
Kecerdasan
berkurang
Gangguan metabolisme
dalam tubuh
Gangguan
pertumbuhan
fisik
Stunting memiliki dampak pada menurunnya kualitas
sumber daya manusia, produktifitas dan daya saing. Bagaimana
pemetaan dampaknya?
Menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasti belajar
Menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah terpapar
penyakit
Meningkatnya risiko memiliki
penyakit diabetes, obesitas,
penyakit jantung, pembuluh
daerah, kanker,, stroke dan
disabilitas pada usia tua
DAMPAK JANGKA PANJANG
33. Kondisi di Jawa Barat
Sumber :
BPS-Kemenkes, Integrasi Susenas Maret 2019, SSGBI Tahun 2019, SSGI 2021
35,3
31,06
26,2
24,5
14,02
2012 2015 2018 2021 2024
34.
35. Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan
Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.
1. Penyediaan data keluarga
berisiko stunting
2. Pendampingan keluarga
berisiko stunting
3. Pendampingan semua
calon pengantin/calon
PUS;
4. Surveilans keluarga
berisiko stunting
5. Audit kasus stunting
TUJUAN PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL
Pendekatan Keluarga
1. Menurunkan prevalensi
stunting
2. Meningkatkan kualitas
penyiapan kehidupan
berkeluarga
3. Menjamin pemenuhan
asupan gizi
4. Memperbaiki pola asuh
5. Meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan
kesehatan
6. Meningkatkan akses air
minum dan sanitasi
1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan
di kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dan Pemerintah Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku
dan pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif di
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dan Pemerintah Desa;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;
5. Penguatan dan pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi
Ditetapkan oleh Kepala
BKKBN
46. Program dan Intervensi BKKBN
Intervensi Remaja :
1. Program Generasi Berencana PIK-R/M
2. Program PUP dan PAP
3. Kampanye 21-25 Usia Menikah
4. Kampanye Triad KRR (Salam GENRE)
5. Sosialisasi Lifeskill dan Penyiapan PKBR
6. SSK (Sekolah Siaga Kependudukan)
7. PTPK (Perguruan Tinggi Peduli
Kependudukan)
47. Perguruan Tinggi
Peduli Kependudukan (PTPK)
Tujuan :
Mengenalkan Pendidikan Kependudukan
Upaya terencana dan sistematis untuk
membantu masyarakat (civitas academica) agar
memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang
kondisi kependudukan serta keterkaitan timbal balik antara
perkembangan kependudukan yaitu kelahiran, kematian,
perpindahan serta kualitas penduduk dengan kehidupan
sosial, ekonomi, kemasyarakatan dan lingkungan hidup
sehingga mereka memiliki perilaku yang bertanggungjawab
dan ikut peduli dengan kualitas hidup generasi
sekarang dan mendatang
48. Kegiatan PTPK
1. Kegiatan Kemahasiswaan : Pembentukan Unit
Mahasiswa PIKMA, Duta Genre (Mahasiswa), KKN
Tematik, PKL/Magang, keg. relevan lainnya
2. Kegiatan Perkuliahan : Integrasi dalam MKDU/MKWU,
Kuliah Umum, Sosialisasi Program Bangga Kencana dan
Stunting
3. Kegiatan Penelitian : Lomba Karya Ilmiah, Skripsi/
Thesis/Penelitian ttg Program Bangga Kencana, Pusat
Studi Kependudukan.
4. Perpustakaan Prog. BANGGA KENCANA Pojok
Kependudukan : Penyediaan sarana dan prasarana,
penyediaan materi digital maupun display
kependudukan.
5. Integrasi MBKM Bina Desa,
Pendampingan Stunting
53. Program
Membangun Desa
1. Mahasiswa Agen Perubahan, menjadi
contoh masyarakat dlm bersikap, berperilaku
dan menjadi corong penyambung informasi
dan edukasi ke masy. (dapat memahami dan
peduli kondisi kependudukan yg ada
dan menyikapi Pandemi COVID-19)
2. BKKBN memiliki Kampung Keluarga
Berkualitas/KB (miniatur integrasi intervensi
Program Pembangunan) di Tk. Desa/Kel. dan
RW bisa menggabungkan seluruh
intervensi yang ada
3. Intervensi dapat melibatkan
Dinas/Swasta/Sektor terkait serta potensi yang
ada di Desa/Kel Pengembangan Usaha
Produktif Keluarga
4. Output Meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, perubahan perilaku bahkan
kesejahteraan masyarakat
54. • Kegiatan reguler perguruan tinggi dalam
melaksanakan Tri Dharma Pendidikan
serta upaya meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman keluarga dan
yang dilaksanakan Mahasiswa
Program Bangga Kencana, khususnya
Tematik stunting
• Prinsip kegiatan : Integrasi/Keterpaduan
Program Kampus dengan Tematik
Sektoral
• Bentuk kegiatan : Edukasi, Sosialisasi,
Pendampingan Masyarakat,
Pemberdayaan Masyarakat
KKN Tematik
55. LOKUS
(diutamakan)
KAMPUNG KB
KEGIATAN VARIATIF
KN Tematik adalah kegiatan rutin Kerjasama
dengan perguruan tinggi (2015 – saat ini).
Biasanya dilaksanakan pada bulan agustus-
september / januari - februari
Kampung KB menjadi basis
utama penggarapan
stunting yang langsung
berinteraksi dengan
masyarakat
Penyuluhan, pendampingan, pemberdayaan
masyarakat
KEGIATAN
RUTIN
KKN Tematik
56. Stakeholder KKN Tematik
Pemerintah
1. BKKBN Jawa
Barat
2. OPD-KB
Kab/Kota
3. Pemerintah
Kec dan Desa
Perg. Tinggi
1. Rektorat
2. Fakultas
3. Prodi
4. LPPM
5. Dosen
Pembimbing
Lapangan
6. Mahasiswa/i
Wilayah
1. Camat
2. Kades/
Kuwu/Lurah
3. Perangkat Desa
4. LPM Desa
5. PLKB/PKB/TPD
6. Tim Pendamping
Keluarga
7. Tokoh Agama,
Masyarakat
8. Bumdes
Masyarakat
1. Keluarga
2. Remaja (Catin)
3. Ibu Hamil dan
Menyusui
4. Keluaga punya
Anak 0-5 Tahun
5. Anak Usia
Sekolah
58.
pencegahan melalui pemberian informasi/pendampingan
keluarga (yang memiliki remaja putri, ibu hamil, bayi umur 0-2 tahun, Anak
dibawah 5 Tahun/BALITA )
FOKUS KEGIATAN KKN Tematik Stunting
Remaja Putri
• Pencegahan anemia (kurang darah)
• Kesehatan reproduksi
• Pencegahan nikah dini
1
Ibu Hamil
• Pemenuhan gizi (mikro dan makro)
• KB (mengatur jarak kelahiran anak)
• Tumbuh kembang anak
2
Bayi 0-2
Thn
• Pemenuhan gizi (mikro dan
makro)
• Tumbuh kembang anak
• Pola Asuh dan Pola DIdik
3
KKN Tematik
59. KKN Tematik
Nama Mahasiswa :
Kelompok :
Lokasi KKN :
Sasaran kegiatan stunting :
1. Remaja Putri (calon ibu) : ………………………….. orang. Sumber data : …………………………..
2. Ibu hamil : ………………………….. Orang. Sumber data : ………………………….
3. Bayi 0 – 2 tahun : ………………………….. Orang. Sumber data : ………………………….
No Bentuk kegiatan Waktu
(hari/tanggal)
Sasaran
(siapa dan berapa)
Materi Dokumentasi
FORMULIR PELAKSANAAN
KEGIATAN KKN TEMATIK STUNTING
63. Materi KKN Tematik
A. BANGGAKENCANA
Buku Saku KKN :
1. Dinamika Penduduk
2. Keluarga Berencana
3. Anak usia 0 -9 th
4. Peran Serta Generasi Muda
5. Usia Produktif
6. Lansia Kuat dan Tangguh
7. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
B. STUNTING
- Penjelasan ttg Stunting
1.000 HPK
- Pendampingan
- Keluarga Stunting
Setiap kelompok KKN akan mendapatkan :
1. Buku Saku Kegiatan KKN Mahasiswa (softfile di
cis.bkkbn.go.id)
2. Media Grafis Program Banggakencana
3. Materi Penyuluhan Pencegahan Stunting.
65. Materi Stunting
FACT TWO
This letterhead design is
meant to project.
https://bit.ly/StuntingBKKBNJabar
Untuk Buku-Buku/Literatur/Referensi dapat didownload pada :
66. Buku Pembelajaran
FACT TWO
This letterhead design is
meant to project.
Yes!
MASIH BANYAK
LAGI LAINNYA
Buku Pembelajaran seperti contoh disamping dpt digunakan Guru
dalam mengitegrasikan materi Kependudukan pada kurikulum yang
ada.
67. Buku Bacaan Siswa SMP/SMA
Yes!
MASIH BANYAK
LAGI LAINNYA
Buku Bacaan seperti contoh disamping dapat
digunakan dalam rangka meningkatkan minat
baca siswa dan mendukung gerakan literasi di
sekolah SMP dan SMA sebagai bagian dalam
mendukung Program Sekolah Siaga
Kependudukan (SSK)