Berdasarkan kajian literatur dan wawancara, kemampuan literasi dan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah atau proyek yang menyajikan masalah kontekstual, memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan aktif dalam menyelesaikan masalah, serta menyampaikan hasilnya. Model pembelajaran ini diantaranya adalah Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
celotehanku
1. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Kemampuan siswa
kelas X (Fase E:
Aljabar dan fungsi)
dalam
menerjemahkan
permasalahan
kontekstual ke dalam
bentuk atau
kalimat/model
matematika pada
sistem persamaan
linear tiga variabel
masih rendah
Siswa tidak terbiasa
untuk melakukan
kegiatan literasi
dalam proses
pembelajaran
matematika sehingga
kemampuan siswa
dalam membuat
model matematika
suatu permasalahan
dan memecahkan
masalah masih
rendah
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan kemampuan literasi matematika
siswa adalah membantu siswa membangun
persepsi positif terhadap matematika dan
melakukan inovasi pembelajaran yang
mengefektifkan self-efficacy, konsep diri, dan
kecemasan matematika siswa. Guru juga harus
memberi kesempatan kepada siswa untuk
membangun pengetahuan sendiri dan
mengapresiasi hubungan matematika dengan
kehidupannya. Di samping itu, guru juga harus
mengkaji kelemahan dan kesalahan sistematis
dalam pemahaman matematika siswa, serta
mengusahakan pengembangan kemampuan
berpikir siswa.(Susanti & Syam, 2017)
Komponen utama dalam literasi matematis yaitu
memudahkan pemecahan masalah sehari-hari yang
sekaligus dapat mengembangkan kemampuan
matematikanya. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah satu model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual yang dapat
merangsang kreativitas peserta didik untuk
menemukan konsep dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu
adanya kaitan yang erat literasi matematis dalam
pembelajaran berbasis masalah.(WS et al., 2018)
Berdasarkan hasil kajian literatur
dan wawancara kemampuan
literasi matematis siswa dapat
ditingkatkan dengan membantu
siswa membangun persepsi positif
terhadap matematika, memberi
kesempatan kepada siswa untuk
membangun pengetahuan sendiri
dan mengapresiasi hubungan
matematika dengan
kehidupannya. Komponen utama
dalam literasi matematis yaitu
memudahkan pemecahan masalah
sehari-hari, melalui Problem
based learning (PBL) yang
merupakan salah satu model
pembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual dengan
tahapan dimulai dari orientasi
masalah, perorganisasian siswa,
pembimbingan penyelidikan
individual dan kelompok,
pengembangan dan penyajian
hasil karya, dan diakhiri analisis
dan evaluasi dapat merangsang
kreativitas peserta didik untuk
menemukan konsep dan
2. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
Hasil penelitian (Mustangin et al., 2019)
menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah kontekstual peserta didik. Hal tersebut
dapat ditunjukkan pada analisis aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran dengan penerapan
Problem Based Learning. Untuk proses
pemecahan masalah, penerapan Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah kontekstual bagi peserta didik
kelas X-IPA SMA Islam Hasyim Asyari Batu yang
diperoleh dari persentase ketuntasan pada siklus I
sebesar 69,80% (tuntas) dan pada siklus II sebesar
80,33% (tuntas).
Hasil penelitian (Maryati & Monica, 2021)
menyimpulkan bahwa kemampuan representasi
matematis siswa yang mendapatkan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan
model pembelajaran Inkuiri. Dapat dikatakan
bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki
pengaruh positif terhadap kemampuan representasi
matematis siswa.
(Saputri, 2016) Data hasil tes akhir siklus
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
3. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
meningkat setelah mengikuti pembelajaran
matematika menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) berbantuan media
timbangan pada materi persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-8
SMP Negeri 21 Malang
Langkah-langkah pembelajaran dalam model
pembelajaran PBL sebagai berikut: 1) Orientasi
peserta didik pada masalah; 2) Mengorganisasi
peserta didik untuk belajar; 3) Membimbing
penyelesaian individu maupun kelompok; 4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya atau
kelompok; dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi
pemecahan masalah.(Purnama & Suparman, 2020)
Berdasarkan wawancara dengan guru, waka
kurikulum, dan kepala sekolah, kondisi literasi
siswa yang rendah dapat ditingkatkan dengan
memberikan metode mengajar yang
memanfaatkan media pembelajaran yang interaktif
dan pengulangan pembahasan masalah (drill soal)
hanya saja daya dukung sekolah belum memadai.
2 Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyajikan
permasalahan
kontekstual ke dalam
Siswa tidak terbiasa
untuk melakukan
kegiatan literasi
dalam proses
pembelajaran
Terdapat sebuah model pembelajaran yang dapat
memacu siswa untuk mengatasi permasalahan
siswa belum dapat memaknai permasalahan yang
diberikan pada sebuah soal sehingga siswa malas
untuk membaca soal secara penuh dan bermakna.
Berdasarkan hasil kajian literatur
dan wawancara, kemampuan
literasi dan komunikasi matematis
siswa akan ditingkatkan dengan
melaksanakan pembelajaran
4. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
tabel atau diagram
pada materi statistika.
matematika dan tidak
terbiasa melakukan
proses pemecahan
masalah sendiri
karena guru masih
melakukan
pembelajaran yang
berpusat pada guru
sehingga
kemampuan siswa
dalam menyajikan
permasalahan dalam
tabel atau diagram
masih rendah
Siswa seringkali hanya mengambil angka –
angkanya saja kemudian mereka terapkan pada
rumus. Model pembelajaran tersebut adalah model
pembelajaran berbasis proyek (PjBL).
Kemampuan literasi matematika siswa pada
pembelajaran proyek berbantuan Schoologylebih
dari siswa pada pembelajaran langsung dan
meningkat. Aspek karakter rasa ingin tahu
epistemik memiliki pengaruh positif terhadap
kemampuan literasi matematika. Peningkatan
karakter rasa ingin tahu epistemik memiliki
pengaruh kepada kemampuan literasi
matematika. Kemampuan – kemampuan yang
memperoleh pengaruh tersebut diantaranya
adalah communicating, mathematizing,
representation, reasoning, using symbolic formal
and technical operation danusing mathematics
tools.(Wicaksana & Ridlo, 2017)
Peningkatkan kreativitas peserta didik dalam
menyelesaikan masalah pada materi Statistika
dengan menggunakan model PjBLSTEM dicapai
melalui tahapan reflection, research, discovery,
application, dan communication. Peserta didik
dilatih untuk berpikir dan menghasilkan ide-ide
kreatif melalui penalaran, melakukan asosiasi,
serta mengungkapkan kembali apa yang telah
peserta didik ketahui kemudian digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Peningkatan
berbasis proyek atau PjBL
(Project Based Learning)
5. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
keterampilan peserta didik dalam menyusun
proyek, menghasilkan produk, dan presentasi
produk karena telah melatih peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan elaborasi dalam
mengembangkan gagasan, merinci detail suatu
proyek, hingga menyajikan rincian tersebut
menjadi menarik. Peserta didik juga
mengkombinasikan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya baik dari Mathematics,
Science, Engineering, maupun Technology untuk
menyelesaikan masalah berupa tugas
proyek.(Lydiati, 2019)
Penerapan pembelajaran PjBL dengan karakter
kolaborasi terhadap kemampuan komunikasi
matematis efektif ditunjukkan dengan tercapainya
ketuntasan klasikal dan individual serta terjadinya
peningkatan. Karakteristik kemampuan
komunikasi matematis siswa berkemampuan
tinggi pada seluruh aspek dalam kategori sangat
baik. Pada siswa berkemampuan sedang kategori
sangat baik namun dalam aspek keputusan
matematis, pertimbangan matematis mendapatkan
kategori baik. Pada siswa berkemampuan rendah
pada aspek pemikiran matematis, dan keputusan
matematis kategori cukup. (Ning et al., 2017)
Berdasarkan wawancara dengan guru kemampuan
literasi siswa, kemampuan pemecahan masalah
6. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
dan keaktifan siswa yang rendah dapat
ditingkatkan dengan memberikan model
pembelajaran PjBL karena melalui PjBL melatih
siswa untuk menggali kreatifitas dan peran aktif
siswa. Output/produk hasil yang disarankan adalah
produk berbasis digital.
3 Guru belum
menerapkan
pembelajaran
inovatif secara
maksimal pada
materi
lingkaran di kelas
XI (Fase F:
Geometri)
sehingga
pemahaman
siswa terkait
konsep
lingkaran rendah.
Pembelajaran masih
berpusat pada guru.
Guru terbiasa
mengajar langsung
dengan metode
ceramah sehingga
kemampuan
pemahaman
konsep siswa rendah.
Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang
tepat dapat mengakibatkan rendahnya hasil
pembelajaran yang diperoleh siswa. Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi
lingkaran pada siswa kelas XI Akuntansi-2 SMK
Negeri 1 Sigli(Anita, 2021)
Penelitian (Zulfa & Warniasih, 2019)
menunjukkan pembelajaran matematika berbasis
masalah dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas XI-
IPS 2 SMA Negeri 1 Gamping. Keunggulan dari
model pembelajaran iniadalah untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika,
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir
logis, kritis dan analitis serta meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengeksplorasikan
pengetahuannya ketika menyelesaikan soal
matematika berbasis masalah.
(Hamka et al., 2018) menyimpulkan bahwa
kemampuan pemahaman matematis siswa pada
Berdasarkan hasil kajian literatur
kemampuan pemahaman konsep
siswa akan dilaksanakan dengan
PBL (Problem Based Learning)
7. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
materi “lingkaran” siswa di kelas XI IPA 3 SMAN
6 Karawang dapat ditingkatkan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah.
Pada penelitian (Pramudita et al., 2020)
menunjukkan terdapat pengaruh keaktifan siswa
terhadap hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)berbantuan prezi, terdapat
pengaruh keaktifan siswa menggunakan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar
matematika siswa, dan terdapat ketuntasan secara
klasikal maupun individual yang menggunakan
model pembelajaran Problem Based
Learning(PBL) berbantu prezidan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar matematika
siswa.
Berdasarkan wawancara dengan guru, waka
kurikulum, dan kepala sekolah, kemampuan
pemahaman konsep siswa yang rendah dapat
ditingkatkan dengan memberikan metode
mengajar yang memanfaatkan media pembelajaran
yang interaktif yang dapat dituangkan dalam PBL.
Pada PBL siswa diberikan masalah dan dituntut
untuk berpikir kritis dalam mengeksplorasi serta
menyelesaikan masalah tersebut kemudian
menyampaikan hasil kerjanya sehingga
8. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
menjadikan siswa aktif. Hanya saja, terkadang
guru mapel punya bahan ajar tapi kesulitan
membuat media interaktif, persiapan pembuatan
media juga memakan waktu
4 Kesulitan yang
dialami peserta didik
dalam menyelesaikan
soal pada materi
fungsi komposisi di
kelas XI (Fase F)
Peserta didik belum
tuntas dalam
memahami suatu
materi dan belum
dapat mengaitkan
antar materi dalam
matematika, serta
soal dan
pembelajaran yang
diberikan guru
masih berpusat pada
guru, sehingga
kemampuan
pemecahan masalah
masih rendah
Menurut Wena (dalam Amarullah 2000: 11)
keunggulan model Project Based learning (PJBL)
antara lain (1) Meningkatkan motivasi peserta
didik karena cenderung meningkatkan ketekunan
peserta didik dalam belajar (2) Meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah (3)
Meningkatkan kekompakan dan kolaborasi (4)
Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Model Project Based learning (PjBL) dapat
mendorong aktifnya siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan mampu memecahkan masalah
melalui penugasan membuat proyek yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika
dengan menggunakan model Project Based
learning (PjBL) siswa dapat berinteraksi dengan
saling bertukar pikiran sehingga menumbuhkan
sikap kerjasama. (Anggraeni et al., 2019)
Pembelajaran polinomial berbasis STEAM PjBL
pada penelitian (Ayuningsih, 2022) menumbuhkan
kreativitas peserta didik terlihat pada proses
pembuatan barang serba guna dari kardus dan
pada saat menjawab soal. Pembelajaran berbasis
STEAM PjBL jelas terintegrasi dimana science
Berdasarkan hasil kajian literatur
dan wawancara, kemampuan
pemecahan masalah siswa akan
dilaksanakan dengan PjBL
(Project Based Learning) dengan
harapan keaktifan, kreativitas dan
kemampuan berpikir kritis siswa
dapat ditingkatkan.
9. No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
atau ilmu pengetahuan dilihat pada bahan bahan
proyek seperti daun, kardus,karton, pewarna,
gunting, lem, sisir, sikat gigi.
Berdasarkan hasil penelitian (Fajria et al., 2022)
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
berbasis STEM-PjBL yang dikembangkan telah
valid, praktis dan efektif dalam bahan ajar SPLDV
kelas VIII SMPN semester I dan maksimal dalam
pencapaian tujuan pelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian (Niswara et al., 2019)
disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan
model Project Based Learning berbantu media
Puzzle terhadap High Order Thinking Skill kriteria
berpikir kritis siswa
Berdasarkan wawancara dengan guru, waka
kurikulum, dan kepala sekolah, kemampuan
pemecahan masalah dan keaktifan siswa yang
rendah dapat ditingkatkan dengan memberikan
model pembelajaran PjBL yang memberikan
kesempatan siswa untuk terlibat langsung dan
menuntut keaktifan dan kreativitas siswa.
Anggraeni, R. K., Kurino, Y. D., & Mahpudin. (2019). Implementasi Pendekatan Saintifik Dengan Model Project Based Learning (PJBL) Pada
Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Pendidikan, 8(1), 90.
10. Anita, A. (2021). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MATERI LINGKARAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI-2 SMK NEGERI 1 SIGLI. Jurnal Sains Riset, 11(1).
https://doi.org/10.47647/jsr.v11i1.403
Fajria, R., Musdi, E., & Permana, D. (2022). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Project Based Learning Terintegrasi
Stem Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Peserta Didik Kelas VIII SMP. Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains), 10(1).
Hamka, M., Jalaludin, M., Rohaeti, E. E., & Afrilianto, M. (2018). MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI
LINGKARAN. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(4). https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i4.p717-724
Lydiati, I. (2019). Peningkatan Kreativitas Peserta Didik pada Materi Statistika Melalui Model Pembelajaran PjBL-STEM Kelas XII MIPA 6
SMA Negeri 7 Yogyakarta. Jurnal Ideguru, 4(2).
Maryati, I., & Monica, V. (2021). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Inkuiri dalam Kemampuan Representasi Matematis. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 10(2). https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i2.885
Murniarti, E. (2017). Penerapan Metode Project Based Learning. Journal of Education, 3(2).
Mustangin, Abdul Halim Fathani, & Teguh Sugiharto. (2019). PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL BAGI PESERTA DIDIK KELAS X-IPA SMA ISLAM HASYIM
ASY’ARI BATU PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL. Buana Matematika : Jurnal Ilmiah Matematika
Dan Pendidikan Matematika, 9(2:). https://doi.org/10.36456/buanamatematika.v9i2:.2236
Ning, W., Kumalaretna, D., & Harapan, S. M. K. T. (2017). Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Karakter Kolaborasi dalam
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl). Unnes Journal of Mathematics Education Research, 6(2).
Niswara, R., Muhajir, M., & Untari, M. F. A. (2019). Pengaruh model project based learning terhadap high order thinking skill. Mimbar PGSD
Undiksha, 7(2).
11. Pramudita, D. A., Supandi, S., & Zuhri, M. S. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Pamotan. Imajiner: Jurnal
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(1). https://doi.org/10.26877/imajiner.v2i1.5766
Purnama, A., & Suparman, S. (2020). Studi Pendahuluan: E-LKPD Berbasis PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis Peserta
Didik. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 6(1). https://doi.org/10.30998/jkpm.v6i1.8169
Saputri, C. D. (2016). Pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media timbangan pada materi
persamaan dan pertidaksamaan …. In … menggunakan model problem based learning (PBL) ….
Susanti, E., & Syam, S. S. (2017). Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika Siswa Indonesia. Seminar Matematika
Dan Pendidikan Matematika, November 2017.
Wicaksana, Y., & Ridlo, S. (2017). Analisis Kemampuan Literasi Matematika dan Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa pada Pembelajaran Berbasis
Proyek Berbantuan Schoology. Unnes Journal of Mathematics Education Research (UJMER), 6(2).
WS, H., Taufina, Chandra, & Anita, Y. (2018). Literasi Matematis Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan, 1(1).
Zulfa, A., & Warniasih, K. (2019). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada
Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Gamping. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2(22).
12. No.
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi
1 Kemampuan siswa kelas X (Fase
E: Aljabar dan fungsi) dalam
menerjemahkan permasalahan
kontekstual ke dalam bentuk atau
kalimat/model matematika pada
sistem persamaan linear tiga
variabel masih rendah
Siswa tidak terbiasa untuk
melakukan kegiatan literasi
dalam proses pembelajaran
matematika sehingga
kemampuan siswa dalam
membuat model matematika
suatu permasalahan dan
memecahkan masalah masih
rendah
Pros:
Kelebihan penerapan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai
berikut:
1. Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja,
memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok;
2. Pada Problem Based Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran
bermakna. Siswa belajar memecahkan suatu masalah maka siswa
akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan;
3. Membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan bebas;
4. pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang meraka lakukan, juga dapat mendorong
untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil belajar
maupun proses belajar.
Cons:
1. daya dukung sekolah terkait laptop, proyektor, jaringan wifi
kurang memadai
2. kemampuan guru terkait pembuatan media interaktif perlu
ditingkatkan
3. kelemahan penerapan Problem Based Learning (PBL) adalah
sebagai berikut:
1. Jika siswa tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka siswa akan
merasa enggan untuk mencoba;
2. Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman
dalam kegiatan pembelajaran;
13. 3. Pembelajaran model problem based learning (pbl)
membutuhkan waktu yang lama;
4. Tidak semua mata pelajaran matematika dapat diterapkan
model ini.
2 Siswa mengalami kesulitan dalam
menyajikan permasalahan
kontekstual ke dalam tabel atau
diagram pada materi statistika.
Siswa tidak terbiasa untuk
melakukan kegiatan literasi
dalam proses pembelajaran
matematika dan tidak terbiasa
melakukan proses pemecahan
masalah sendiri karena guru
masih melakukan pembelajaran
yang berpusat pada guru sehingga
kemampuan siswa dalam
menyajikan permasalahan dalam
tabel atau diagram masih rendah
keuntungan dengan pendekatan project based learning (Purnawan,
2007):
1. Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya di dalam
pembelajarannya, membiarkan sesuai minatnya, menjawab
pertanyaan dan untuk membuat keputusan dalam proses
belajar.
2. Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin
ilmu.
3. Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah,
memperhatikan dunia nyata, dan mengembangkan
ketrampilan nyata.
4. Menyediakan peluang unik karena pendidik membangun
hubungan dengan peserta didik, sebagai pelatih, fasilitator,
dan co-learner.
5. Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan
dengan komunitas yang besar.
6. Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
7. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
8. Memberikan pengalaman pada peserta didik pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas.
9. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta
didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang
sesuai dunia nyata.
14. 10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.
Kelemahan PjBL:
1. memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah,
2. membutuhkan biaya yang cukup banyak,
3. banyak pendidik yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana pendidik memegang peran utama di
dalam kelas,
4. banyaknya peralatan yang harus disediakan,
5. peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan,
6. ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam
kerja kelompok,
7. ketika topik yang diberikan pada masing-masing kelompok
berbeda, dan dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan. (Murniarti, 2017)
3 Guru belum
menerapkan
pembelajaran
inovatif secara
maksimal pada
materi
lingkaran di kelas XI (Fase F:
Geometri)
sehingga
pemahaman
siswa terkait
konsep
lingkaran rendah.
Pembelajaran masih berpusat
pada guru. Guru terbiasa
mengajar langsung dengan
metode ceramah sehingga
kemampuan
pemahaman
konsep siswa rendah.
Pros:
Kelebihan penerapan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai
berikut:
1. Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam
bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok;
2. Pada Problem Based Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran
bermakna. Siswa belajar memecahkan suatu masalah maka siswa
akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan;
3. Membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan bebas;
15. 4. pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang meraka lakukan, juga dapat mendorong
untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil belajar
maupun proses belajar.
Cons:
1. daya dukung sekolah terkait laptop, proyektor, jaringan wifi
kurang memadai
2. kemampuan guru terkait pembuatan media interaktif perlu
ditingkatkan
3. kelemahan penerapan Problem Based Learning (PBL) adalah
sebagai berikut:
1. Jika siswa tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka siswa akan
merasa enggan untuk mencoba;
2. Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman
dalam kegiatan pembelajaran;
3. Pembelajaran model problem based learning (pbl)
membutuhkan waktu yang lama;
4. Tidak semua mata pelajaran matematika dapat diterapkan
model ini.
4 Kesulitan yang dialami peserta
didik dalam menyelesaikan soal
pada materi fungsi komposisi di
kelas XI (Fase F)
Peserta didik belum tuntas
dalam memahami suatu materi
dan belum dapat mengaitkan
antar materi dalam matematika,
serta soal dan pembelajaran
yang diberikan guru masih
berpusat pada guru, sehingga
kemampuan pemecahan
masalah masih rendah
keuntungan dengan pendekatan project based learning (Purnawan,
2007):
1. Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya di dalam
pembelajarannya, membiarkan sesuai minatnya, menjawab
pertanyaan dan untuk membuat keputusan dalam proses
belajar.
2. Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin
ilmu.
16. 3. Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah,
memperhatikan dunia nyata, dan mengembangkan
ketrampilan nyata.
4. Menyediakan peluang unik karena pendidik membangun
hubungan dengan peserta didik, sebagai pelatih, fasilitator,
dan co-learner.
5. Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan
dengan komunitas yang besar.
6. Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
7. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
8. Memberikan pengalaman pada peserta didik pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas.
9. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta
didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang
sesuai dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.
Kelemahan PjBL:
1. memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah,
2. membutuhkan biaya yang cukup banyak,
3. banyak pendidik yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana pendidik memegang peran utama di
dalam kelas,
4. banyaknya peralatan yang harus disediakan,
5. peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan,
17. 6. ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam
kerja kelompok,
7. ketika topik yang diberikan pada masing-masing kelompok
berbeda, dan dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan. (Murniarti, 2017)