SlideShare a Scribd company logo
1
TUGAS PAPER
Judul
“MANAJEMEN KONFLIK”
Ibu Ns. Ike Nesdia Rahmawati, S.Kep, M.Kep
Di susun oleh :
Muhamad Lisajidin 186070300111046
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
PEMINATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana di dalamnya terjadi
interaksi antara satu individu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya
konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara
kelompok pimpinan dengan staf, staf dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan
keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang mana
situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang
kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik.
Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa
dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan
konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai
terhadap ide-ide yang berkembang.
Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan
diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel
karena kelebihan beban kerja. Hal ini berhubungan dengan kurangnya harga diri
dan tidak di anggap berharga. Perasaan-perasaan individu menimbulkan suatu titik
kemarahan. Sehingga menimbulkan perpecahan antar kelompok. Perasaan-
perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan
tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara
langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak
langsung dengan melakukan banyak pelanggaran yang disengaja maupun tidak
disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat
disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi
baru, persaingan ketat,kebijakan yang pilih – pilih, perbedaan kebudayaan dan
sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.
3
Dengan kondisi dimana membutuhkan adanya hubungan antara satu
individu dengan individu yang lainnya pasti ada komunikasi dan interaksi, maka
dengan adanya hal tersebut tidak menutup akan adanya konflik antar inidvidu atau
kelompok. Serta akan timbul perbedaan-perbedaan pendapat antara meraka.
mengingat bahwa konflik tidak dapat dihindari, maka approach yang baik untuk
diterapkan adalah pendekatan mencoba memanfaatkan konflik sedemikian rupa,
hingga konflik tetap serta efektif untuk sasaran-sasaran yang diinginkan.
Pendekatan konflik sebagai bagian normal dari perilaku dapat di manfaatkan
sebagai alat untuk mempromosikan dan mencapai perubahan-perubahan yang
dikehendaki.
Adapun pelanggaran yang dilakukan oleh staf, karyawan, dokter maupun
pimpinan dapat terjadi, namun akan terjadi konflik yang besar apabila ada
hubungan keluarga didalam instatansi Yayasan yang terkait. Pengambilan
keputusan sangat amat penting untuk memberikan sangsi dan teguran.
Melihat fenomena di atas maka penting menurut kami untuk menyusun
makalah yang berisi tentang konflik serta manajemen konflik. Manajemen konflik
yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu atau kelompok yang
sedang berkonflik.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah definisi konflik
2. Apakah penyebab terjadinya konflik
3. Kasus konflik di tempat kerja
4. Strategi manajemen konflik
5. Bagaimana langkah-langkah penyelesaian konflik
6. Dampak dari konflik
C. Tujuan
1. Mengetahui apakah definisi konflik
2. Mengetahui apakah penyebab terjadinya konflik
4
3. Mengetahui kasus – kasus konflik
4. Mengetahui bagaimana stategi manajemen konflik
5. Mengetahui bagaimana langkah – langkah menyelesaikan konflik
6. Mengetahui dampak positif dan negative dari konflik
D. Manfaat
Dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan mahasiswa dalam
memahami arti penting dari Manajemen konflik.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Konflik
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) konflik adalah situasi dimana
tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu
tindakan pihak lain. Menurut Vasta (dalam Indati, 1996) konflik akan terjadi bila
seseorang melakukan sesuatu tetapi orang lain menolak, menyangkal, merasa
keberatan atau tidak setuju dengan apa yang dilakukan seseorang. Secara umum
pengertian konflik yaitu suatu kondisi terjadinya ketidaksesuaian antara nilai -
nilai atau tujuan yang diinginkan dicapai baik di dalam diri sendiri maupun dalam
hubungan dengan orang lain.
Subtantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan
kelompok, pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi, distribusi
kebijaksanaan dan prosedur, dan pembagian jabatan pekerjaan. Konflik ini biasa
terjadi dalam sebuah organisasi. Sedangkan Emotional conflicts terjadi akibat
adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta
adanya pertentangan antar pribadi (personality clashes). Konflik inilah yang
sering terjadi pada remaja dengan teman sebaya.
Konflik adalah perselisihan internal atau eksternal akibat dari adanya
perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antara dua orang atau lebih. Menurut
littlefield 1995 dalam nursalam bahwa konflik dapat dikategorikan sebagai suatu
kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi akibat
ketidaksetujuan antara dua orang atau organisasi yang merasa kepentingannya
terancam. Sebagai manajer keperawatan, konflik sering terjadi pada setiap tatanan
asuhan keperawatan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai dua asumsi dasar
tentang konflik, asumsi pertama konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari
dalam suatu organisasi, asumsi yang kedua jika konflik dapat dikelola dengan
baik maka dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang kreatif dan berkualitas,
sehingga berdampak pada peningkatan produksi.
6
Jika dilihat dari berfungsi atau tidaknya konflik, maka konflik itu dapat
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Konflik Fungsional, yaitu konflik yang memang bertujuan dan mempunyai
dampak atau kegunaan yang positif bagi pengembangan dan kewajaran
organisasi. Persoalan yang menyebutkan terjadinya konflik hanya semata -
mata pada persoalan bagaimana organisasi dapat mencapai suatu taraf
kemajuan tertentu yang diinginkan bersama oleh seluruh para anggota
organisasi, bukanlah segolongan atau kelompok tertentu. Jadi hanya
berhubungan dengan prospek kemajuan organisasi secara keseluruhan di
masa datang.
2. Konflik non fungsional, yaitu konflik yang sama sekali tidak berkaitan
dengan prospek kemajuan organisasi. Konflik yang terjadi hanya benar -
benar berkaitan dengan misalnya "human interest", sentimen pribadi para
anggota organisai. Demikian pula atas intrik – intrik pribadi, golongan
yang human interestnya sama, Permasalahan kurang adanya relevansi
dengan prospek organisasi.
B. Penyebab Terjadinya Konflik
Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor-
faktor penyebabnya diubah. Penyebab terjadinya konflik menurut Wise 2010 &
Robbin 1996, yaitu: [3,4]
1. Karateristik individual
Berikut ini merupakan perbedaan individual antar orang-orang yang
mungkin dapat melibatkan seseorang dalam konflik.
a. Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs)
Perasaan kita tentang apa yang benar dan apa yang salah, dan
predisposisi untuk bertindak positif maupun negatif terhadap suatu
kejadian, dapat dengan mudah menjadi sumber terjadinya konflik.
Nilai-nilai yang dipegang dapat menciptakan ketegangan-ketegangan di
antara individual dan group dalam suatu organisasi
b. Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality)
7
Konflik muncul karena adanya perbedaan yang sangat besar
antara kebutuhan dan kepribadian setiap orang, yang bahkan dapat
berlanjut kepada perseteruan antar pribadi.
c. Perbedaan Persepsi (Persptual Differences)
Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik.
Konflik juga dapat timbul jika orang memiliki persepsi yang salah,
2. Faktor situasi
a. Kesempatan dan Kebutuhan Barinteraksi (Opportunity and Need to
Interact)
Kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang-
orang terpisah secara fisik dan jarang berinteraksi. Sejalan dengan
meningkatnya assosiasi di antara pihak-pihak yang terlibat, semakin
meningkat pula terjadinya konflik.
b. Kebutuhan untuk Berkonsensus (Need for Consensus)
Proses menuju tercapainya konsensus seringkali didahului dengan
munculnya konflik.
c. Ketergantungan satu pihak kepada Pihak lain (Dependency of One
Party to Another)
Dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan
tugasnya, maka yang lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih
sering muncul.
d. Perbedaan Status (Status Differences)
Apabila seseorang bertindak dalam cara-cara yang kongruen
dengan statusnya, konflik dapat muncul.
e. Rintangan Komunikasi (Communication Barriers)
Komunikasi sebagai media interaksi diantara orang-orang dapat
dengan mudah menjadi basis terjadinya konflik. Bisa dikatakan
komunikasi oleh pedang bermata dua: tidak adanya komunikasi dapat
menyebabkan terjadinya konflik, tetapi disisi lain, komunikasi yang
terjadi itu sendiri dapat menjadi potensi terjadinya konflik.
8
f. Batas-batas tanggung jawab dan Jurisdiksi yang tidak jelas (Ambiguous
tesponsibilites and Jurisdictions)
Orang-orang dengan jabatan dan tanggung jawab yang jelas dapat
mengetahui apa yang dituntut dari dirinya masing-masing. Ketika
terjadi ketidakjelasan tanggung jawab dan jurisdiksi, kemungkinan
terjadinya konflik jadi semakin besar
3. Kondisi Keorganisasian
Tatkala sejumlah besar orang hadir bersama di suatu organisasi,
banyak hal bisa memicu konflik. Konflik berakar pada peran dan tanggung
jawab, kebergantungan, sasaran, kebijakan, maupun sistem reward [4].
C. Kasus konflik
Di dalam sebuah RS Swasta yang berada dibawah naungan Yayasan dimana
pimpinan, staf dan karyawanya adalah bagian keluarga dari pemilik yayasan
tersebut. Ketika ada salah satu karyawan umum yang melakukan pelanggaran
kecil mendapatkan punishment yang berat, namun ketika staf lain yang masih
ada hubungan keluarga dengan pemilik yayasan melakukan pelanggaran
besar tidak mendatkan sanksi maupun teguran apapaun. Hal tersebut muncul
sebuah konflik pilih – kasih dalam pemberian sanksi. Sehingga ada protes –
protes dari karyawan umum kepada pimpinan. Namun pimpinan juga bingung
untuk mengambil keputusan, jika memberikan punishment kepada staf yang
memiliki hubungan keluarga dengan pemilik Yayasan akan berujung
masalah, jika tidak diberikan punhisment juga akan timbul rasa iri kepada
karyawan yang lain.
D. Strategi Pemecahan Konflik
Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi :
1. Menghindar (Avoiding)
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang
memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak
seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan
9
strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk
menenangkan diri. Dalam masalah ini pimpinan yang terlibat didalam konflik
dapat menepiskan isu dengan mengatakan “disini semua kesalahan akan
mendapatkan sanksi dan tidak ada tebang pilih dalam pemberian sanksi”.
Pendekatan konflik ini dilakukan oleh staf umum dan staf dari keluarga
pemilik Yayasan terkadang apabila mereka menganggap bahwa permasalahan
tersebut tidak layak untuk dibicarakan. Berarti permasalahan tersbut sudah
sampai pada tahap klimaks. Jadi pemilihan strategi ini kurang tepat dipilih.
2. Mengakomodasi (Acomodating)
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.
Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan
pada mereka untuk membuat keputusan. Staff maupun karyawan yang
melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi seusia kesalahan yang
dilakukan, dalam hal ini akan ditangani dan diakomodasi oleh pihak lain
ditempat kerjanya. Sebagai contoh bagian kepegawaian mengadakan
pertemuan antara dua belah pihak dan berdiskusi secara baik – baik serta
menjelaskan batasan – batasan punishment yang akan diberikan ketika
melakukan pelanggaran. Cara ini baik untuk digunakan dalam solusi konflik
namun belum bisa maksimal, karena bagian kepegawaian juga terkadang
masih takut dengan keluarga Yayasan.
3. Kompetisi (competiting)
Dengan memberikan suatu kompetisi untuk kenaikan pangakat maupun
jabatan. Dan tidak membedakan karyawan umum maupun karyawan yang ada
hubungan dengan keluarga Yayasan. Sehingga kompetisi ini adil, siapa yang
bekerja baik akan medapatkan hasil dan pangkat yang baik. Metode ini
mungkin malah akan memicu konflik karena mungkin pengangkatan jabatan
yang pintas dari keluarga Yayasan tanpa melihat kinerja, pendidikan dan
prestasi kerja. tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-
alasan keamanan.
4. Kompromi (compromizing)
10
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang
bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan
semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. Menurut Nursalam,
tekhnik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi
komponen emosional dalam konflik. Cara ini bagus, namun terkadang untuk
menyatukan sebuah kompromi yang kuat itu tidak semudah yang diharapkan.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi (colaborating)
a. Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama.
b. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya serta tidak
mebeda – bedakan karyawan umum dan karyawan yang dari keluarga
yayasan. Salah satu bentuk kolaborasi yang dilakukan denagn cara
mengikut sertakan staf umum dan staf keluarga yayasan dalam
pandangan dan visi misi rumah sakit serta memberikan situasi yang adil
dari semua pihak. Cara ini yang paling efisien untuk para staf keluarga
yayasan dengan staf umum agar saling merasa memiliki bersama
sehingga muncul rasa komitmen untuk bekerja sungguh – sungguh
demi kemajuan rumah sakit.
Walaupun konflik adalah kekuatan yang dapat meluas dalam organisasi,
pelayanan kesehatan, hanya sedikit presentasi waktu yang dihabiskan
dalam melakukan kolaborasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil
pembahasan dapat menyimpulkan adanya konflik dimana staf dari
keluarga yayasan dengan staf umum tidak mau dibeda – bedakan dalam
mendapatkan hukuman saat melakukan kesalahan. Hal tersebut
menimbulkan konflik internal di prumah sakit terkait masalah tersebut.
Dalam pendekatan penyelesaian konflik di rumah sakit terkait meliputi :
menghindar, mengakomodasi, kompetisi, kompromi atau negosiasi, dan
memecahkan masalah atau kolaborasi. Untuk menyelesaikan konflik
dalam rumah sakit tersebut lebih banyak melakukan kolaborasi dimana
staf keluarga yayasan dan staf umum yang berkonflik akan berkumpul
11
bersama guna membicarakan konflik serta mencari jalan keluarnya, dan
untuk memecahkan konflik antara staf umum dan staf dari keluarga
yayasan. Pemimpin mengambil keputusan mereka diberikan tugas dan
tanggung jawab kepada masing-masing pihak dimaksud agar setiap
orang memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam
rumah sakit.
Oleh sebab itu dengan cara diatas sudah bisa menyelesaiakn dan
memanajemen konflik yang ada di rumah sakit swasta dibawah
naungan Yayasan.
E. Langkah-langkah penyelesaian konflik
Menurut nursalam (2002) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan
suatu konflik meliputi :
1) Pengkajian
a) Analisis situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang
diperlukan, setelah dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi
semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian
siapa yang terlibat dan peran masing-masing, tentukan jika
situasinya bisa berubah.
b) Analisis dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan
masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai
dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam
satu waktu.
c) Menyusun tujan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2) Identifikasi
12
Mengelola perasaan dengan cara menghindari respon emosional yang
meliputi : marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang berbeda
terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
3) Intervensi
a) Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik.
Selanjutnya identifikasi hasil yang posiitif yang akan terjadi.
b) Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian
konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode
yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
F. Dampak Positif dan Negataif dari konflik
1. Dampak posisitif
a. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu
bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan
yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam
kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja
meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
b. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari
cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis
pekerjaan masing-masing.
c. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat
antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat
dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi,
loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
d. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat
stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena
karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri,
penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa
mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optima.
2. Dampak Negatif
a. Mengganggu komunikasi antar karyawan, staf dan pimpinan.
13
b. Individu atau personal mengalami tekanan (stress), mengganggu
konsentrasi, menimbulkan kecemasan, menarik diri dan frustasi.
c.Apabila konflik membawa kekeluargaan didalam bekerja makaakan timbul
acuh tak acuh, resistensi terhadap perubahan, apatis dan muncul luapan
emosi destruktif.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konnflik dapat dicegah atau diatasi dengan disiplin, mempertimbangkan
tahap kehidupan, komunikasi termasuk mendengarkan secara aktif,
penggunaan lingkaran kualitas, dan ketetapan tentang latihan asertif.
2. Manajemen konflik mempunyai tujuan meningkatkan alternatif
pemecahan, dan mencapai kesepakatan dalam keputusan yang dapat
dilaksanakan serta keikhlasan terhadap keputusan yang dibuat. Strategi
khusus termasuk menghindar, akomodasi, kompetisi, kompromi, dan kerja
sama. Selain itu manajer perawat dapat mempelajari dan menggunakan
keterampilan khusus untuk mencegah dan mengelola konflik.
3. Menjaga manajeman konflik maka dapat di gunakan untuk menjaga dari
meluasnya konflik dan membuat membuat kerja lebih produktif, dan dapat
membuat konflik sebagai suatu kekuatan yang positif dan membangun.
4. Tidak membeda – bedakan antar karyawan satu dengan yang lainya untuk
suatu mencapai visi bersama.
B. Saran
Pimpinan harus bisa menjadi penengah ketika terjadi konflik, pemimpin
harus bijak ketika mengambil keputusan. Serta pemimpin bisa menjadi
menyelesaikan konflik tanpa ada yangtersakitui.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Thontowi, Ahmad. Manajemen Konflik [internet], [cited 2014 Sept 24].
2. Sujito. Manajemen Konflik dalam organisasi [internet]. 2012. [cited 219
Sept 15.
3. Basri, Seta. Manajemen Konflik dalam Organisasi [internet]. 2011. [cited
2019 Sept 15]. Available from
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/konflik-dalam-organisasi.html
4. Marquis & Hutson, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,
(Jakarta, EGC), 2010, Hlm 455
5. Nursalam, Manajemen Keperawatan, (Jakarta, Salemba Medika), 2011,
Hlm 117
6. Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and
Leadership. Mosby – Year Book, Inc St Louis USA.
7. Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for Nurse
Managers ( 2 th ed ) Jones and Bartlett Publishers Inc, London England.

More Related Content

Similar to PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATAN

Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasarandewantimega
 
manajemen konflik
manajemen konflikmanajemen konflik
manajemen konflik
vika
 
Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5lismanto
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
wahyukoyosss
 
Manajemen Konflik
Manajemen Konflik Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
Nina Amalia Zaidan
 
Makalah konflik dalamvorganisi
Makalah konflik dalamvorganisiMakalah konflik dalamvorganisi
Makalah konflik dalamvorganisi
Asrie Savitri
 
8. INISIASI 6.pptx
8. INISIASI 6.pptx8. INISIASI 6.pptx
8. INISIASI 6.pptx
HeriyadiSuranta
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
jamal bae
 
CIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIK
CIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIKCIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIK
CIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIK
Santi Sulistyorini
 
Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna
Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna
Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptxKelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
012CicikWudiati
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Pengelolaan Konflik dalam Pendidikan Islam
Pengelolaan Konflik dalam Pendidikan IslamPengelolaan Konflik dalam Pendidikan Islam
Pengelolaan Konflik dalam Pendidikan Islam
Jefril Rahmadoni
 

Similar to PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATAN (20)

Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasaran
 
manajemen konflik
manajemen konflikmanajemen konflik
manajemen konflik
 
Konflik sosial
Konflik sosialKonflik sosial
Konflik sosial
 
Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Yuyunnnnn
YuyunnnnnYuyunnnnn
Yuyunnnnn
 
Makalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen KonflikMakalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen Konflik
 
Manajemen Konflik
Manajemen Konflik Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Makalah konflik dalamvorganisi
Makalah konflik dalamvorganisiMakalah konflik dalamvorganisi
Makalah konflik dalamvorganisi
 
8. INISIASI 6.pptx
8. INISIASI 6.pptx8. INISIASI 6.pptx
8. INISIASI 6.pptx
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
 
CIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIK
CIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIKCIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIK
CIRI – CIRI KONFLIK, FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DAN PROSES TERJADINYA KONFLIK
 
Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna
Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna
Menejemen konflik kelompok 3 akbid paramata muna
 
Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptxKelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengelolaan Konflik dalam Pendidikan Islam
Pengelolaan Konflik dalam Pendidikan IslamPengelolaan Konflik dalam Pendidikan Islam
Pengelolaan Konflik dalam Pendidikan Islam
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
6tp4rv5t9f
 
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Namtan19
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
ssuser8d980a
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (9)

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
 
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 

PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATAN

  • 1. 1 TUGAS PAPER Judul “MANAJEMEN KONFLIK” Ibu Ns. Ike Nesdia Rahmawati, S.Kep, M.Kep Di susun oleh : Muhamad Lisajidin 186070300111046 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN GAWAT DARURAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana di dalamnya terjadi interaksi antara satu individu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok pimpinan dengan staf, staf dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Hal ini berhubungan dengan kurangnya harga diri dan tidak di anggap berharga. Perasaan-perasaan individu menimbulkan suatu titik kemarahan. Sehingga menimbulkan perpecahan antar kelompok. Perasaan- perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak pelanggaran yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat,kebijakan yang pilih – pilih, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.
  • 3. 3 Dengan kondisi dimana membutuhkan adanya hubungan antara satu individu dengan individu yang lainnya pasti ada komunikasi dan interaksi, maka dengan adanya hal tersebut tidak menutup akan adanya konflik antar inidvidu atau kelompok. Serta akan timbul perbedaan-perbedaan pendapat antara meraka. mengingat bahwa konflik tidak dapat dihindari, maka approach yang baik untuk diterapkan adalah pendekatan mencoba memanfaatkan konflik sedemikian rupa, hingga konflik tetap serta efektif untuk sasaran-sasaran yang diinginkan. Pendekatan konflik sebagai bagian normal dari perilaku dapat di manfaatkan sebagai alat untuk mempromosikan dan mencapai perubahan-perubahan yang dikehendaki. Adapun pelanggaran yang dilakukan oleh staf, karyawan, dokter maupun pimpinan dapat terjadi, namun akan terjadi konflik yang besar apabila ada hubungan keluarga didalam instatansi Yayasan yang terkait. Pengambilan keputusan sangat amat penting untuk memberikan sangsi dan teguran. Melihat fenomena di atas maka penting menurut kami untuk menyusun makalah yang berisi tentang konflik serta manajemen konflik. Manajemen konflik yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu atau kelompok yang sedang berkonflik. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Apakah definisi konflik 2. Apakah penyebab terjadinya konflik 3. Kasus konflik di tempat kerja 4. Strategi manajemen konflik 5. Bagaimana langkah-langkah penyelesaian konflik 6. Dampak dari konflik C. Tujuan 1. Mengetahui apakah definisi konflik 2. Mengetahui apakah penyebab terjadinya konflik
  • 4. 4 3. Mengetahui kasus – kasus konflik 4. Mengetahui bagaimana stategi manajemen konflik 5. Mengetahui bagaimana langkah – langkah menyelesaikan konflik 6. Mengetahui dampak positif dan negative dari konflik D. Manfaat Dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan mahasiswa dalam memahami arti penting dari Manajemen konflik.
  • 5. 5 BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Konflik Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Menurut Vasta (dalam Indati, 1996) konflik akan terjadi bila seseorang melakukan sesuatu tetapi orang lain menolak, menyangkal, merasa keberatan atau tidak setuju dengan apa yang dilakukan seseorang. Secara umum pengertian konflik yaitu suatu kondisi terjadinya ketidaksesuaian antara nilai - nilai atau tujuan yang diinginkan dicapai baik di dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain. Subtantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok, pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan prosedur, dan pembagian jabatan pekerjaan. Konflik ini biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Sedangkan Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertentangan antar pribadi (personality clashes). Konflik inilah yang sering terjadi pada remaja dengan teman sebaya. Konflik adalah perselisihan internal atau eksternal akibat dari adanya perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antara dua orang atau lebih. Menurut littlefield 1995 dalam nursalam bahwa konflik dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi akibat ketidaksetujuan antara dua orang atau organisasi yang merasa kepentingannya terancam. Sebagai manajer keperawatan, konflik sering terjadi pada setiap tatanan asuhan keperawatan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai dua asumsi dasar tentang konflik, asumsi pertama konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi, asumsi yang kedua jika konflik dapat dikelola dengan baik maka dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang kreatif dan berkualitas, sehingga berdampak pada peningkatan produksi.
  • 6. 6 Jika dilihat dari berfungsi atau tidaknya konflik, maka konflik itu dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Konflik Fungsional, yaitu konflik yang memang bertujuan dan mempunyai dampak atau kegunaan yang positif bagi pengembangan dan kewajaran organisasi. Persoalan yang menyebutkan terjadinya konflik hanya semata - mata pada persoalan bagaimana organisasi dapat mencapai suatu taraf kemajuan tertentu yang diinginkan bersama oleh seluruh para anggota organisasi, bukanlah segolongan atau kelompok tertentu. Jadi hanya berhubungan dengan prospek kemajuan organisasi secara keseluruhan di masa datang. 2. Konflik non fungsional, yaitu konflik yang sama sekali tidak berkaitan dengan prospek kemajuan organisasi. Konflik yang terjadi hanya benar - benar berkaitan dengan misalnya "human interest", sentimen pribadi para anggota organisai. Demikian pula atas intrik – intrik pribadi, golongan yang human interestnya sama, Permasalahan kurang adanya relevansi dengan prospek organisasi. B. Penyebab Terjadinya Konflik Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor- faktor penyebabnya diubah. Penyebab terjadinya konflik menurut Wise 2010 & Robbin 1996, yaitu: [3,4] 1. Karateristik individual Berikut ini merupakan perbedaan individual antar orang-orang yang mungkin dapat melibatkan seseorang dalam konflik. a. Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs) Perasaan kita tentang apa yang benar dan apa yang salah, dan predisposisi untuk bertindak positif maupun negatif terhadap suatu kejadian, dapat dengan mudah menjadi sumber terjadinya konflik. Nilai-nilai yang dipegang dapat menciptakan ketegangan-ketegangan di antara individual dan group dalam suatu organisasi b. Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality)
  • 7. 7 Konflik muncul karena adanya perbedaan yang sangat besar antara kebutuhan dan kepribadian setiap orang, yang bahkan dapat berlanjut kepada perseteruan antar pribadi. c. Perbedaan Persepsi (Persptual Differences) Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik. Konflik juga dapat timbul jika orang memiliki persepsi yang salah, 2. Faktor situasi a. Kesempatan dan Kebutuhan Barinteraksi (Opportunity and Need to Interact) Kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang- orang terpisah secara fisik dan jarang berinteraksi. Sejalan dengan meningkatnya assosiasi di antara pihak-pihak yang terlibat, semakin meningkat pula terjadinya konflik. b. Kebutuhan untuk Berkonsensus (Need for Consensus) Proses menuju tercapainya konsensus seringkali didahului dengan munculnya konflik. c. Ketergantungan satu pihak kepada Pihak lain (Dependency of One Party to Another) Dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan tugasnya, maka yang lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih sering muncul. d. Perbedaan Status (Status Differences) Apabila seseorang bertindak dalam cara-cara yang kongruen dengan statusnya, konflik dapat muncul. e. Rintangan Komunikasi (Communication Barriers) Komunikasi sebagai media interaksi diantara orang-orang dapat dengan mudah menjadi basis terjadinya konflik. Bisa dikatakan komunikasi oleh pedang bermata dua: tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan terjadinya konflik, tetapi disisi lain, komunikasi yang terjadi itu sendiri dapat menjadi potensi terjadinya konflik.
  • 8. 8 f. Batas-batas tanggung jawab dan Jurisdiksi yang tidak jelas (Ambiguous tesponsibilites and Jurisdictions) Orang-orang dengan jabatan dan tanggung jawab yang jelas dapat mengetahui apa yang dituntut dari dirinya masing-masing. Ketika terjadi ketidakjelasan tanggung jawab dan jurisdiksi, kemungkinan terjadinya konflik jadi semakin besar 3. Kondisi Keorganisasian Tatkala sejumlah besar orang hadir bersama di suatu organisasi, banyak hal bisa memicu konflik. Konflik berakar pada peran dan tanggung jawab, kebergantungan, sasaran, kebijakan, maupun sistem reward [4]. C. Kasus konflik Di dalam sebuah RS Swasta yang berada dibawah naungan Yayasan dimana pimpinan, staf dan karyawanya adalah bagian keluarga dari pemilik yayasan tersebut. Ketika ada salah satu karyawan umum yang melakukan pelanggaran kecil mendapatkan punishment yang berat, namun ketika staf lain yang masih ada hubungan keluarga dengan pemilik yayasan melakukan pelanggaran besar tidak mendatkan sanksi maupun teguran apapaun. Hal tersebut muncul sebuah konflik pilih – kasih dalam pemberian sanksi. Sehingga ada protes – protes dari karyawan umum kepada pimpinan. Namun pimpinan juga bingung untuk mengambil keputusan, jika memberikan punishment kepada staf yang memiliki hubungan keluarga dengan pemilik Yayasan akan berujung masalah, jika tidak diberikan punhisment juga akan timbul rasa iri kepada karyawan yang lain. D. Strategi Pemecahan Konflik Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi : 1. Menghindar (Avoiding) Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan
  • 9. 9 strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Dalam masalah ini pimpinan yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “disini semua kesalahan akan mendapatkan sanksi dan tidak ada tebang pilih dalam pemberian sanksi”. Pendekatan konflik ini dilakukan oleh staf umum dan staf dari keluarga pemilik Yayasan terkadang apabila mereka menganggap bahwa permasalahan tersebut tidak layak untuk dibicarakan. Berarti permasalahan tersbut sudah sampai pada tahap klimaks. Jadi pemilihan strategi ini kurang tepat dipilih. 2. Mengakomodasi (Acomodating) Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Staff maupun karyawan yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi seusia kesalahan yang dilakukan, dalam hal ini akan ditangani dan diakomodasi oleh pihak lain ditempat kerjanya. Sebagai contoh bagian kepegawaian mengadakan pertemuan antara dua belah pihak dan berdiskusi secara baik – baik serta menjelaskan batasan – batasan punishment yang akan diberikan ketika melakukan pelanggaran. Cara ini baik untuk digunakan dalam solusi konflik namun belum bisa maksimal, karena bagian kepegawaian juga terkadang masih takut dengan keluarga Yayasan. 3. Kompetisi (competiting) Dengan memberikan suatu kompetisi untuk kenaikan pangakat maupun jabatan. Dan tidak membedakan karyawan umum maupun karyawan yang ada hubungan dengan keluarga Yayasan. Sehingga kompetisi ini adil, siapa yang bekerja baik akan medapatkan hasil dan pangkat yang baik. Metode ini mungkin malah akan memicu konflik karena mungkin pengangkatan jabatan yang pintas dari keluarga Yayasan tanpa melihat kinerja, pendidikan dan prestasi kerja. tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan- alasan keamanan. 4. Kompromi (compromizing)
  • 10. 10 Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. Menurut Nursalam, tekhnik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen emosional dalam konflik. Cara ini bagus, namun terkadang untuk menyatukan sebuah kompromi yang kuat itu tidak semudah yang diharapkan. 5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi (colaborating) a. Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. b. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya serta tidak mebeda – bedakan karyawan umum dan karyawan yang dari keluarga yayasan. Salah satu bentuk kolaborasi yang dilakukan denagn cara mengikut sertakan staf umum dan staf keluarga yayasan dalam pandangan dan visi misi rumah sakit serta memberikan situasi yang adil dari semua pihak. Cara ini yang paling efisien untuk para staf keluarga yayasan dengan staf umum agar saling merasa memiliki bersama sehingga muncul rasa komitmen untuk bekerja sungguh – sungguh demi kemajuan rumah sakit. Walaupun konflik adalah kekuatan yang dapat meluas dalam organisasi, pelayanan kesehatan, hanya sedikit presentasi waktu yang dihabiskan dalam melakukan kolaborasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil pembahasan dapat menyimpulkan adanya konflik dimana staf dari keluarga yayasan dengan staf umum tidak mau dibeda – bedakan dalam mendapatkan hukuman saat melakukan kesalahan. Hal tersebut menimbulkan konflik internal di prumah sakit terkait masalah tersebut. Dalam pendekatan penyelesaian konflik di rumah sakit terkait meliputi : menghindar, mengakomodasi, kompetisi, kompromi atau negosiasi, dan memecahkan masalah atau kolaborasi. Untuk menyelesaikan konflik dalam rumah sakit tersebut lebih banyak melakukan kolaborasi dimana staf keluarga yayasan dan staf umum yang berkonflik akan berkumpul
  • 11. 11 bersama guna membicarakan konflik serta mencari jalan keluarnya, dan untuk memecahkan konflik antara staf umum dan staf dari keluarga yayasan. Pemimpin mengambil keputusan mereka diberikan tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing pihak dimaksud agar setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam rumah sakit. Oleh sebab itu dengan cara diatas sudah bisa menyelesaiakn dan memanajemen konflik yang ada di rumah sakit swasta dibawah naungan Yayasan. E. Langkah-langkah penyelesaian konflik Menurut nursalam (2002) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi : 1) Pengkajian a) Analisis situasi Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, setelah dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlibat dan peran masing-masing, tentukan jika situasinya bisa berubah. b) Analisis dan mematikan isu yang berkembang Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu. c) Menyusun tujan Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai. 2) Identifikasi
  • 12. 12 Mengelola perasaan dengan cara menghindari respon emosional yang meliputi : marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan. 3) Intervensi a) Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya identifikasi hasil yang posiitif yang akan terjadi. b) Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. F. Dampak Positif dan Negataif dari konflik 1. Dampak posisitif a. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. b. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing. c. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas. d. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optima. 2. Dampak Negatif a. Mengganggu komunikasi antar karyawan, staf dan pimpinan.
  • 13. 13 b. Individu atau personal mengalami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, menarik diri dan frustasi. c.Apabila konflik membawa kekeluargaan didalam bekerja makaakan timbul acuh tak acuh, resistensi terhadap perubahan, apatis dan muncul luapan emosi destruktif.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konnflik dapat dicegah atau diatasi dengan disiplin, mempertimbangkan tahap kehidupan, komunikasi termasuk mendengarkan secara aktif, penggunaan lingkaran kualitas, dan ketetapan tentang latihan asertif. 2. Manajemen konflik mempunyai tujuan meningkatkan alternatif pemecahan, dan mencapai kesepakatan dalam keputusan yang dapat dilaksanakan serta keikhlasan terhadap keputusan yang dibuat. Strategi khusus termasuk menghindar, akomodasi, kompetisi, kompromi, dan kerja sama. Selain itu manajer perawat dapat mempelajari dan menggunakan keterampilan khusus untuk mencegah dan mengelola konflik. 3. Menjaga manajeman konflik maka dapat di gunakan untuk menjaga dari meluasnya konflik dan membuat membuat kerja lebih produktif, dan dapat membuat konflik sebagai suatu kekuatan yang positif dan membangun. 4. Tidak membeda – bedakan antar karyawan satu dengan yang lainya untuk suatu mencapai visi bersama. B. Saran Pimpinan harus bisa menjadi penengah ketika terjadi konflik, pemimpin harus bijak ketika mengambil keputusan. Serta pemimpin bisa menjadi menyelesaikan konflik tanpa ada yangtersakitui.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA 1. Thontowi, Ahmad. Manajemen Konflik [internet], [cited 2014 Sept 24]. 2. Sujito. Manajemen Konflik dalam organisasi [internet]. 2012. [cited 219 Sept 15. 3. Basri, Seta. Manajemen Konflik dalam Organisasi [internet]. 2011. [cited 2019 Sept 15]. Available from http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/konflik-dalam-organisasi.html 4. Marquis & Hutson, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, (Jakarta, EGC), 2010, Hlm 455 5. Nursalam, Manajemen Keperawatan, (Jakarta, Salemba Medika), 2011, Hlm 117 6. Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and Leadership. Mosby – Year Book, Inc St Louis USA. 7. Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for Nurse Managers ( 2 th ed ) Jones and Bartlett Publishers Inc, London England.