1. Mela Priyanti
5113414046
Rombel 4
Eksistensi Pancasila di Tengah Era Kebebasan Publik
Pancasila lahir sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Artinya adalah
bahwa mendirikan sebuah negara hanya semata-mata untuk mewujudkan sebuah tatanan
masyarakat yang sejahtera, makmur dan sentosa. Bahwa tujuan tersebut adalah “kotrak
sosial” antara Negara dengan rakyatnya, dan Negara sebagai organisasi yang mengatur,
berkewajiban untuk membawa rakyatnya kepada tujuan yang dimaksud, tanpa
menghilangkan hak-hak rekayatnya sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, karena rakyatlah
yang memiliki negara, bukan negara yang memiliki rakyat.
Ketika negara sudah dapat berjalan dengan berpijak di atas Pancasila secara baik dan
benar, maka akan terwujud sebuah tatanan orang-orang yang pacasilais di negeri ini. Bahwa
seorang pancasilais adalah orang yang bisa menghargai antara pemeluk keyakinan, seorang
panasilais adalah orang yang bersaing tanpa harus membuat duka oramg lain, seorang
pancasilais adalah orang yang tidak mengagung-agungkan kejahatan dan kebejatan, seorang
pancasilais adalah orang yang turut merasakan kepedihan ketika saudara sebangsanya
merasakan kepedihan, seorang pancasialin adalah orang yang menjungjung tinggi kebenaran
dan keadilan, seorang pancasilain adalah orang bekerja dengan gigih mengembangkan
seluruh potensinya, seorang pancailais adalah orang yang kritis terhadap kebijakan Negara
yang tidak berpihak kepadanya. Kita tahu bahwa Pancasila adalah sebuah identitas negara
Indonesia yang kini sedikit demi sedikit mulai lenyap dimakan waktu. Pancasila adalah
pedoman Negara ini, dimana pedoman umtuk mengarahkan negara ini menuju masyarakat
yang sejahtera.
Pancasila sebagai landasan ideal bagi bangsa Indonesia dan ditempatkannya teks
Pancasila dalam pembukaan UUD 1945, menimbulkan dampak besar bagi seluruh segi
kehidupan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang yuridis hal ini bisa kita wujudkan dengan
sinkronisasi segala bentuk peraturan perundang-undangan di bawah Uud agar maksud dan
tujuan Pancasila dapat tercapai melalui bentuk penjabaran norma-norma hukum. Namun,
sinkronisasi jika Pancasila yang dijabarkan dalam norma-norma hukum itu masih menyimpan
banyak persoalan tentang eksistensi Pancasila dalam kehidupan nyata bangsa Indonesia.
Sebagai suatu norma kita akui Pancasila haruslah menjadi pedoman bagi segala bentuk
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Bumi Pertiwi ini
Kondisi Pancasila di era global yang bebas sangatlah terkontaminasi dari adanya
berbagai macam aspek yang membuat Pancasila tersebut menjadi tidak seperti yang
seharusnya. Dilihat dari melencengnya nilai- nilai Pancasila yang selama ini telah ditanamkan
oleh para pendiri bangsa ini, sebagai contoh ialah terjadinya dis-integrasi bangsa yang telah
jelas-jelas melanggar sila ke-3 yaitu persatuan Indonesia, atau masih banyak yang lainnya.
Dan jika dilihat lagi dari berbagai aspek masalah yang sedang dihadapi bangsa
indonesia, kita seharusnya kembali menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
tersebut. karena pancasilalah yang merupakan pondasi bangsa indonesia untuk menghadapi
bebagai masalah khususnya di era bebas seperti saat ini, yang membuat rentan sekali nilai-nilai
pancasila tersebut memudar dikarenakan perubahan zaman oleh adanya globalisasi yang
bebas.
2. Seharusnya Pancasila sanggup menjawab berbagai tantangan di era kebebasan, karena
dari implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup. Setidaknya ada dua
alasan yang menyebabkan suatu ideologi tetap eksis. Pertama adalah jumlah penganut atau
pengikut. Semakin banyak pengikut dari suatu ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin
kuat. Pancasila merupakan ideologi yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara
konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah sepanjang
masih ada pengikut yang memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa besar pengikut
tersebut mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya. Semakin
kuat kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi ideologi tersebut. Sebaliknya,
walaupun banyak pengikut, tetapi apabila pengikut tersebut sudah tidak menjadikan ideologi
sebagai bagian dari kehidupannya, maka ideologi dikatakan lemah.
Posisi Pancasila di era Kebebasan Publik sangat rawan terhadap gangguan. Secara
formal, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka.
Namun di tataran aplikatif, prilaku masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai.
Secara tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan
melupakan Pancasila. Salah satu alasan pancasila masih tetap eksis adalah karena pancasila
digali dari nilai-nilai yang ada di masyarakat seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Ada atau tidak adanya Pancasila, nilai-nilai tersebut memang sudah
ada di masyarakat sehingga tetap berlaku di masyarakat.
Jika masyarakat melaksanakan nilai dan norma yang berkembang, secara otomatis
masyarakat juga mengamalkan Pancasila. Sebagai contoh ketika umat islam beribadah. Dasar
mereka melakukan ibadah adalah ketaatan terhadap ajaran agama, bukan karena Pancasila.
Namun melaksanakan ibadah secara tidak langsung mengamalkan sila pertama Pancasila.
Demikian pula dengan sila-sila yang lain, masyarakat pada dasarnya tidak mengamalkan
pancasila secara langsung. Mereka hanya mengikuti tata nilai dan hukum adat masing-masing.
Tetapi karena nilai- nilai itu terangkum dalam Pancasila, maka secara tidak langsung
masyarakat juga menjalankan pancasila.
Dengan demikian eksis dan tidaknya Pancasila di era Kebebasan sangat tergantung
dari nilai- nilai masyarakat. Jika nilai- nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka
Pancasila juga akan terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar
kemungkinan Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisa si mampu menggeser
nilai- nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang baru, maka besar
kemungkinan Eksistensi pancasila akan runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman
nilai- nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan ideologi sekaligus sebagai benteng
diri dan filterisasi terhadap nilai- nilai yang masuk sebagai dampak dari globalisasi
Daftar Pustaka:
http://anggertriwibowo.blogspot.com/2009/10
www.wikipedia.org
http://irmabk.blogspot.com/2012/06