1. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PEMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR W ILAYAH
Modul 3
Rancangan
Campuran
Beton
(MIX DESIGN) Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03 2834 2000
DIKLAT PERKERASAN KAKU 1
2. •
•
•
Proses memilih unsur-unsur bahan campuran beton yang cocok;
Dengan komposisi perbandingan tertentu;
Ekonomis dan memenuhi kriteria minimum kelecakan (Workability),
kekuatan (Strength), serta keawetan (Durability).
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
2
Definisi :
3. • Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi (2200 - 2500)
kg/m3 menggunakan agregat alami yang dipecah ;
Kuat tekan beton yang disyaratkan f 'c adalah kuat tekan yang
ditetapkan oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk
silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm);
•
• Kuat
yang
tekan beton yang
diharapkan dapat
ditargetkan f cr, adalah kuat tekan
dicapai yang lebih besar dari f 'c
rata-rata
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
3
Batasan :
4. Faktor Air - Semen (FAS)
Keawetan (Durability)
Workability dan Kadar Air
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
4
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH :
5. • ambil kuat tekan beton yang diisyaratkan fc’ pada umur tertentu;
• Contoh :
Umur 28 hari fc’ = 22,5 MPa
10 kg/cm2
1 MPa =
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
5
Langkah Pengerjaan
6. hitung deviasi standar menurut ketentuan but
4.2.3.1 1);
• ir
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
6
7. DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
7
Isi pekerjaan deviasistandars(kg/cmrl
sebutan jumlahbeton
(m3)
baik sekali baik dapatditerima
kecil
sedang
besar
<1000
1000-3000
>3000
45 < s < 55
35 < s < 45
25 < s < 35
55 < s < 65
45 < s < 55
35 < s < 45
65<s< 85
55 < s < 75
45 < s <65
Standar Deviasi (PBI – 71)
8. hitung nilai tambah menurut
M = 1,64 X Sr
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
8
10. DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN) 10
Tabel 1
Faktor pengali untuk deviasi standar
bila data hasil uji yang tersedia kurang dari
30
Jumlah pengujian Faktor pengali deviasi standar
Kurang dari 15 Lihat butir 4.2.3.1 1) (5)
15 1.16
20 1.08
25 1.03
30 atau lebih 1.00
11. • hitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan f'cr menurut butir
4.2.3.1 3);
• f'cr = f'c + 1,64 sr
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN) 11
12. suhu terutama bila pengecoran dilakukan pada cuaca / suhu yang panas.
basah/lembab.
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
12
Jenis semen portland Pemakaian
TIPE I P.C
Normal Portland Cement
Pembuatan beton umum dimana sifat khas dari jenis semen lain tidak diperlukan, dan tidak ada serangan sulfat
TIPE II P.C
Modified Portland Cement
Pembuatan beton yang memerlukan panas hidrasi lebih rendah dari panas hidrasi semen tipe I dan tahan terhadap
pengaruh sulfat berkadar sedang. Misalnya pada konstruksi berukuran besar karena dapat memperkecil kenaikan
TIPE III P.C
Early Strength Portland
Cement
Pembuatan beton yang memerlukan pengerasan yang lebih cepat / kekuatan awal yang tinggi. Panas yang
dikeluarkan + 50 % > dibandingkan tipe I.
TIPE IV P.C Low
Heat Portland
Cement
Pembuatan beton massif yang luas dan besar seperti dam yang memerlukan panas hidrasi rendah, + 45 % <
dibandingkan tipe I. Kekuatan biasanya dicapai dalam waktu yang lebih lama.
TIPE V P.C
Sulphate Resistance Portland
Cement
Pembuatan beton yang memerlukan ketahanan terhadap pengaruh sulfat yang tinggi, menimbulkan panas hidrasi
yang + 30 % lebih rendah dari tipe I dan pencapaian kekuatan yang lebih lama.
Pozzolan
Portland Cement
Semen ini adalah semen Portland yang dicampur pozzolan alam atau buatan, sehingga memiliki sifat tahan sulfat
dan panas hidrasi yang lebih rendah, cocok untuk bangunan air, lingkungan air laut, atau ditempat yang
• Tetapkan jenis Semen;
13. • tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus,
agregat ini dapat dalam bentuk tak dipecahkan
(pasir atau koral) atau dipecahkan,
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN) 13
14. Catatan :
1 Mpa = 1 N/mm2 = 10 Kg/cm2
Kuat tekan silinder (150 mm x 300 mm) = 0,83 kuat tekan kubus (150x150x150) mm
14
Jenis semen
Jenis agregat
Kasar
Kekuatan tekan (MPa)
Pada umur (hari)
Bentuk uji
3 7 28 91
Semen Portland -
Tipe I Atau
Batu tak dipecahkan
Batu Pecah
17
19
23
27
33
37
40
45
Silinder
Semen tahan sulfat
Tipe II, V
Batu tak dipecahkan
Batu Pecah
20
23
28
32
40
45
48
54
Kubus
Semen Portland
Batu tak dipecahkan
Batu Pecah
21
25
28
33
38
44
44
48
Silinder
Tipe III Batu tak dipecahkan
Batu Pecah
25
30
31
40
46
53
53
60
Kubus
PERKIRAAN KEKUATAN TEKAN (N/mm2) BETON DENGAN FAKTOR AIR-SEMEN 0,5
DAN JENIS SEMEN SERTA AGREGAT KASAR YANG BIASA DIPAKAI DI INDONESIA
15. •
•
tentukan faktor air Semen menurut butir 4.2.3.2
tetapkan faktor air-semen maksimum menurut
butir 4.2.3.2 2) (dapat ditetapkan sebelumnya atau
tidak ). Jika nilai faktor air-semen yang diperoleh di
atas lebih kecil dari yang dikehendaki, maka yang
dipakai yang terendah;
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN) 15
18. • tetapkan ukuran agregat maksimum jika tidak
ditetapkan lihat butir 4.2.3.4;
• tentukan nilai kadar air bebas menurut butir
4.2.3.5 dari Tabel 3
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
18
19. Kadar air bebas ditentukan sebagai berikut ;
Agregat tak dipecah dan agregat dipecah digunakan nilai-nilai dalam Tabel 3, dan Grafik 1 atau 2;
Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah ), dihitung menurut rumus
dengan:
Wh :adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk :adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada Tabel 3
2/3 Wh + 1/3 Wk
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
19
20. • hitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar
air bebas dibagi faktor air-semen;
jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan,
dapat diabaikan;
tentukan jumlah semen Seminimum mungkin. jika
tidak lihat tabel 4,5,6 jumlah semen yang
diperoleh dari perhitungan jika perlu disesuaikan;
•
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
20
21. Tabel 4
Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk
berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus
maksimum
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
21
KONDISI LINGKUNGAN
Jumlah
semen
minimum per
m3 beton (kg)
Nilai FAS
Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non-korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh
kondensasi atau uap-uap korosif
275
325
0.60
0.52
Beton diluar bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
325
275
0.60
0.60
Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
b Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air
tanah
325
375
0.55
0.52
Beton yang kontinue berhubungan dengan air
a. Air tawar
b. Air laut
275
375
0.57
0.52
22. • tentukan faktor air-semen yang disesuaikan, jika jumlah semen
berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang
ditetapkan (atau lebih besar dari jumlah semen maksimum yang
disyaratkan), maka faktor air-semen harus diperhitungkan kembali;
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
22
23. • tentukan susunan butir agregat halus (pasir) kalau agregat halus
sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayak menurut Standar
yang berlaku, maka kurva dari pasir ini dapat dibandingkan dengan
kurva-kurva yang tertera dalam Grafik 3 sampai dengan 6 atau
gabungkan pasir-pasir tersebut seperti pada tabel 9
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
23
28. Tabel. 9
Contoh perhitungan cara penyesuaian susunan besar butir pasir untuk
memperoleh susunan besar butir yang memenuhi syarat dengan jalan
menggabungkan 2 macam pasir dalam 2 macam campuran masing-masing 47%
(IV) + 53% (V) dan 36% (IV) + 64% (V)
ayakan (%)
gabungan
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
28
Urutan
lubang mata
ayakan (mm)
Pasir IV
bagian yang
lolos ayakan
(%) YIV
Pasir V
bagian yang
lolos ayakan
(%) YV
Gabungan pasir IV dan V
47% IV + 53% V
Gabungan pasir IV dan V
36% IV + 64% V
Bagian lolos
ayakan (%)
47/100 YIV
Bagian lolos
ayakan (%)
53/100 YV
Bagian lolos
ayakan (%)
YIV
gabungan
Bagian lolos
ayakan (%)
36/100 YIV
Bagian lolos
ayakan (%)
64/100 YV
Bagian lolos
YVI
96 100 100 47 53 100 36 64 100
48 100 100 47 53 100 36 64 100
24 100 62 47 53 80 36 40 76
12 100 50 47 16 63 36 19 55
06 85 10 40 5 45 31 6 37
03 60 0 27 0 27 22 0 22
0.15 30 0 14 0 14 11 0 11
0.075 0 0 0 0 0 0 0 0
29. • tentukan susunan agregat kasar menurut grafik 7, 8, atau 9 bila lebih
dari satu macam agregat kasar, gabungkan seperti tabel 10.
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
29
34. Y
v
1
1 kerikil
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
34
Ukuran
mata
ayakan
(mm)
Kerikil (1)
19-39mm
Kerikil (II)
9,6-39mm
Kerikil (Ill)
4,8-9,6mm
Kerikil gabungan
(VII) 57°/o (1) + 29°/o (II)+ 14°/o
(Ill)
Tinggal
ayakan
(O/o)
LewatY
1
Tinggal
ayakan
(O/o)
Lewat Y
1
1
Tinggal
ayakan
(O/o)
Lewat Y
1
1
1
(O/o)
57/100 x
Y
1
(O/o)
29/100 x
Y
1
(O/o)
14/100 x
Y
1
(O/o)
gabungan
76 100 100 100 57 29 14 100
38 95 95 100 54 29 14 97
19 5 5 100 3 20 14 45
9.6 0 0 95 0 1 13 24
4.8 0 0 5 0 0 1 1
2.4 0 0 0 0 0 0 0
35. • tentukan persentase pasir dengan perhitungan atau menggunakan
grafik 13 sampai dengan 15; Dengan diketahui ukuran butir agregat
maksimum menurut butir 10, slump menurut butir 9, faktor air -
semen menurut butir 15 dan daerah susunan butir-butir 16, maka
jumlah persentase pasir yang diperlukan dapat dibaca pada grafik.
Jumlah ini adalah jumlah Seluruhnya dari pasir atau fraksi agregat
yang lebih halus dari 5 mm. Dalam agregat kasar yang biasa dipakai
Indonesia seringkali dijumpai bagian yang lebih halus dari 5 mm
dalam jumlah yang lebih dari 5 persen. Dalam hal ini maka jumlah
agregat halus yang diperlukan harus dikurangi;
di
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
35
39. • hitung berat jenis relatif agregat menurut butir 4.2.3.6;
•
•
Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut :
diperoleh dari data hasil uji atau bila tidak tersedia dapat dipakai nilai di bawah ini :
•
•
•
•
agregat tak dipecah
agregat dipecah
: 2,5
: 2,6 atau 2,7
berat jenis agregat gabungan (Bjag ) dihitung sebagai berikut :
Bj ag = (persentase agregat halus) x (berat jenis agregat halus) + (persentase agregat kasar) x
(berat jenis agregat kasar)
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
39
40. • tentukan berat isi beton menurut grafik 16 sesuai dengan kadar air
bebas yang sudah ditemukan dari Tabel 3 dan berat jenis relatif dari
agregat gabungan menurut butir 18,
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
40
42. • hitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis
beton Dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas;
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
42
43. • hitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali persen
pasir butir 18 dengan agregat gabungan butir 21;
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
43
44. • hitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat
gabungan butir 21 dikurangi kadar agregat halus butir 22; dari
langkah-langkah tersebut di atas butir 1 sampai butir 23 sudah dapat
diketahui susunan campuran bahan-bahan untuk campuran beton.
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
44
45. • proporsi campuran, kondisi agregat jenuh kering permukaan;
• koreksi proporsi campuran menurut perhitungan pada butir 4.2.3.8 ;
• buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan tekan yang
sesungguhnya, perhatikan hal berikut :
• (l) jika harga yang di dapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka susunan campuran beton tersebut dikatakan baik, jika tidak,
maka campuran perlu dibetulkan;
(2) kalau slumpnya ternyata terlalu tinggi atau rendah, maka kadar air perlu dikurangi atau ditambah ( demiklan juga kadar semennya,
karena faktor air semen harus dijaga agar tetap tak berubah );
(3) jika kekuatan beton dari campuran ini terlalu tinggi atau rendah, maka faktor air semen dapat atau harus ditambah atau dikurangi
sesuai dengan Grafik 1 atau 2.
•
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
45
47. •
•
Buatlah campuran beton dengan ketentuan sebagai berikut :
Kuat tekan yang disyaratkan = 22,5 N/mm2 untuk umur 28 hari,
benda uji berbentuk silinder 15 x 30 cm sebanyak 15 buah dan jumlah
yang mungkin tidak memenuhi syarat = 5 % (K = 1,64 ).
Deviasi standar ditetapkan 4 Mpa
•
•
•
•
•
Semen yang dipakai semen Portland tipe
Tinggi slump disyaratkan 30 – 60 mm
Nilai FAS maks. 0,60
Kadar semen min. 275 kg/m3
1
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
47
CONTOH>>>>>>>>>
49. Tabel 2.
Data sifat fisik agregat
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
49
Sifat Agregat Ag. Halus Ag. Kasar
Berat Jenis ( JKP ) 2,50 2,66
Penyerapan Air (%) 3,10 1,63
Kadar Air (%) 6,50 1,06
CONTOH>>>>>>>>>
50. DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
50
FORMULIR ISIAN RANCANGAN CAMPURAN BETON
No Uraian Tabel / Grafik
/
Perhitungan
Nilai
1 Kuat Tekan yang disyaratkan Ditetapkan 22,5 Mpa pada 28 hari, bagian
(Benda uji Kubus / Silinder) cacat 5 persen, k = 1,64
2 Deviasi Standar Butir 4.3.2.1.1.(2) 4 Mpa atau tanpa data
tabel 1 …………Mpa
3 Nilai Tambah (margin) Butir 4.2.3.1.2 1,64 x 4 Mpa = 6,5 Mpa
4 kekuatan rata-rata yang ditargetkan Butir 4.2.3.1.3 22,5 +6,5 = 29 Mpa
5 Jenis semen Ditetapkan Portland tipe 1
6 Jenis Agregat : Kasar batu pecah
Halus alami (batu tak dipecah)
7 Faktor Air-Semen bebas Tabel 2 Ambil nilai terendah
Grafik 1 atau 2 0,6
8 Faktor Air-Semen maksimum Butir 4.2.3.2.2 -
9 Slump Ditetapkan
Butir 4.2.3.3 30 - 60 mm
10 Ukuran Agregat maksimum Ditetapkan
Butir 4.2.3.4 40 mm
11 Kadar Air bebas Tabel 3
Butir 4.2.3.5 170 Kg/m3
12 Jumlah Semen 11 : 8 atau 7 283 Kg/m3
13 Jumlah Semen Maksimum Ditetapkan - Kg/m3
14 Jumlah Semen Minimum Ditetapkan 275 Kg/m3
Butir 4.2.3.2 (pakai bila lebih besar dari 12, lalu
Tabel 4,5,6 hitung 15 )
15 Faktor Air-Semen yang disesuaikan -
16 Susunan besar butir agregat halus grafik 3 s/d 6 daerah gradasi susunan butir no.2
17 Susunan agregat kasar atau Grafik 7,8,9 atau tabel 7
gabungan grafik 10, 11, 12 -
18 Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 atau
perhitungan 32,80%
19 Berat jenis relatif agregat gabungan diketahui / dianggap 2,61
20 Berat isi beton Grafik 16 2,380 Kg/m3
21 Kadar agregat gabungan 20 - (12 + 11) 2380 - 170 - 283 = 1927 Kg/m3
22 Kadar agregat halus 18 x 21 32,8 % x 1927 = 632,1 Kg/m3
23 Kadar agregat kasar 21- 22 1927 - 632,1 = 1295 Kg/m3
24 Proporsi campuran : ( / m3 )
- Semen 283 kg
- Air 170 kg
- Agregat halus 632,1 kg
- Agregat kasar 1295 kg
25 Koreksi Proporsi campuran : ( / m3 )
- Semen 283 kg
- Air 155,62 kg
- Agregat halus 653,6 kg
- Agregat kasar 1288 kg
51. • Kuat tekan yang disyaratkan sudah
umur 28 hari
Deviasi standar ditetapkan 4 MPa
Cukup jelas
Cukup jelas
Jenis semen ditetapkan tipe 1
Jenis agregat diketahui :
Agregat halus pasir alami
Agregat kasar berupa batu pecah
ditetapkan 22,5 N/mm2 untuk
•
•
•
•
•
•
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
51
CONTOH>>>>>>>>>
52. •
•
Faktor air semen bebas :
Dari tabel 2 diketahui untuk agregat kasar batu pecah dan
semen tipe 1 kekuatan tekan silinder 28 hari yang diharapkan
dengan FAS 0,5 adalah 37 Mpa, harga ini dipakai untuk
membuat kurva yang harus diikuti menurut grafik 1 dalam
usaha mencari faktor air semen yang direncanakan sebagai
berikut :
Dari titik kekuatan tekan 37 Mpa tarik garis datar hingga
memotong garis tengah yang menunjukkan FAS 0,5.
Melalui titik potong ini lalu gambarkan kurva yang berbentuk
kira-kira sama dengan kurva disebelah atas dan bawahnya
(garis putus-putus). Kemudian dari titik kekuatan tekan beton
yang direncanakan (dalam hal inii 29 Mpa) tarik garis datar
hingga memotong kurva garis putus-putus yang dibuat.
Dari titik potong ini tarik garis tegak ke bawah hingga
memotong sumbu X (absiska) dan baca FAS yang diperoleh
dalam hal ini didapatkan 0,60.
•
•
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
52
CONTOH>>>>>>>>>
53. • FAS maks. Dalam hal ini ditetapkan 0,60, bila FAS yang diperoleh dari
grafik 1 tidak sama dengan FAS maks. Maka gunakanlah nilai FAS yang
terkecil.
Slump ditetapkan setinggi 30 – 60 mm.
Ukuran agregat maksimum dari tabel diperoleh sebesar 40 mm.
Kadar air bebas : untuk mendapatkan kadar air bebas pakailah tabel 3,
ukuran agregat gabungan yang menggunakan pasir alami (batu tak
dipecahkan) dengan batu pecah ukuran maks. 40 mm dengan slump
30 – 60 mm, maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 160 –
190 kg/m3 , memakai rumus sebagai berikut :
2/3 Wh + 1/3 Wk
dimana :
Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus (batu tak dipecahkan)
Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar (batu dipecahkan)
Maka didapat :
2/3 (160) + 1/3 (190) = 170 kg/m3
•
•
•
•
•
•
•
•
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
53
CONTOH>>>>>>>>>
54. •
•
•
kadar semen : cukup jelas yaitu : 170 : 0,60 =
283 kg/m3
kadar semen maks : tidak ditetapkan jadi
dapat diabaikan
kadar semen minimum : diitetapkan 275
kg/m3, seandainya kadar semen yang didapat
dari perhitungan 12 belum mencapai syarat
minimum yang ditetapkan, maka gunakan
kadar semen minimum yang ditetapkan dan
FAS harus disesuaikan.
FAS yang disesuaikan dalam hal ini diabaikan
karena syarat minimum semen sudah
terpenuhi.
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
54
CONTOH>>>>>>>>>
55. •
•
•
kadar semen : cukup jelas yaitu : 170 : 0,60 = 283 kg/m3
kadar semen maks : tidak ditetapkan jadi dapat diabaikan
kadar semen minimum : diitetapkan 275 kg/m3, seandainya kadar semen yang didapat dari
perhitungan 12 belum mencapai syarat minimum yang ditetapkan, maka gunakan kadar
semen minimum yang ditetapkan dan FAS harus disesuaikan.
FAS yang disesuaikan dalam hal ini diabaikan karena syarat minimum semen sudah terpenuhi.
Susunan besar butir agregat halus dari tabel 1 diperoleh termasuk dalam daerah susunan
butir no 2
Cukup jelas
•
•
•
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
55
CONTOH>>>>>>>>>
56. Spesifikasi Agregat Gabungan
Persen bahan yang lebih halus
dari 4,8 mm:
Ini dicari dari grafik 15, untuk
kelompok ukuran butiran maks.
40 mm dengan susunan butir no
2, maka persen agregat halus
diiperoleh antara 30 – 37,5 %.
Nilai yang dipakai dapat diambil
dari kedua nilai ini (biasanya
nilai rata-rata sebesar 35 %),
atau dengan cara perhitungan
sebagai berikut :
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
56
No. Saringan
(mm)
Ukuran maks. 9,6
mm
Ukuran maks. 19
mm
Ukuran maks. 40
mm
38 100 100 100
19 100 100 50 – 75
9.6 100 45 – 75 36 – 60
4.8 30 – 75 30 – 48 24 – 47 *
2.4 20 – 60 23 – 42 18 – 38
1.2 16 – 46 16 – 34 12 – 30
0.6 12 – 34 9 – 27 7 – 23
0.3 4 – 20 2 – 12 3 – 15
0.15 0 – 6 0 – 1.5 0 – 5
CONTOH>>>>>>>>>
58. •
•
Persentasi agregat /m3 ( menggunakan rumus ) :
Misal : diambil saringan no. 4,8 ( dari data didapat ukuran maks. Agregat 40 mm)
Yo = (24 + 47) / 2 = 35,5
Y1 = 98
Y2 = 5
Maka :
35,5 = 98 x ( X/100) + 5 x (100 – X) / 100
35,5 = 0,98X + 5 – 0,05X
30,5 = 0,93 X
•
X= 32,8 -> proporsi : Agregat halus = 32,8 %
Agregar kasar = (100 – 32,8 ) = 67,2 %
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
58
CONTOH>>>>>>>>>
59. • Berat jenis relatif agregat : ini merupakan merupakan berat jenis gabungan antara ag. Halus
dengan ag. Kasar, dari perhitungan 18 kita sudah mendapatkan persentasi ag. Halus dan ag.
Kasar, maka Bj relatif agregat adalah :
( 0,328 x 2,50) + (0,672 x 2,66) = 2,61
• Berat isi beton : diperoleh dari grafik 16 dengan jalan membuat grafiik baru yang sesuai
dengan nilai berat jenis agregat relatif yaitu 2,61. Titik potong grafik baru tadi dengan tegak
yang menunjukkan kadar air bebas (dalam hal ini 170 kg/m3), menunjukkan nilai berat isi
beton yang direncanakan. Dalam hal ini didapatkan angka sekitar 2,380 kg/m3
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
59
CONTOH>>>>>>>>>
60. • Kadar agregat gabungan = berat isi
semen dan kadar air bebas ;
2380 – 283 – 170 = 1927 kg/m3
beton dikurangi jumlah kadar
•
•
Kadar
Kadar
agregat
agregat
halus
kasar
:
:
cukup
cukup
jelas
jelas
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
60
CONTOH >>>>>>>>>>
61. •
•
Proporsi campuran
Dari langkah no.1 sampai no. 23 kita dapatkan susunan campuran
beton teoritis untuk tiap
semen portland = 283 kg
m3 sebagai berikut :
377,8
170
•
•
•
•
kadar air bebas
agregat halus
agregat kasar
= 170 kg
= 32,8 % x 1927
= 1927 – 632,1
= 632,1 kg 632
= 1295 kg 1283
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
61
CONTOH>>>>>>>>>
62. • Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar air ag. Halus lebih besar dari
penyerapannya, sehingga dalam agregat halus terdapat kelebihan air
sebesar :
( 6,50 – 3,10 ) x ( 632,1/ 100) = 21,50 kg
sedangkan agregat kasar kadar airnya lebih kecil dari penyerapan,
sehingga terdapat kekurangan air sebesar :
(1,63 – 1,08) x ( 1295/100) = 7,12 kg
dengan menambahkan atau mengurangkan hasil-hasil perhitungan
tadi, maka akan kita dapatkan susunan proporsi campuran yang
seharusnya kita timbang ( dengan ketelitian 5 kg) yaitu :
•
-
-
-
-
semen portland
air : 170 – 21,50 + 7,12
=
=
=
=
=
283 kg
155,62 kg
653,6 kg
1288 kg
2380,22 kg
ag. Halus
ag. Kasar
:
:
632,1 + 21,50
1295 – 7,12
Total
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
62
CONTOH>>>>>>>>>
63. • proporsi campuran yang dibutuhkan untuk membuat 15 buah benda uji silinder ukuran 15 x 30 cm adalah
sebagai berikut :
berat total campuran = Volume silinder x berat isi beton x jumlah benda uji
= (0.25 x3,14 x 15 x 30) x 2,380 x 15
= 189, 16 kg
pembulatan untuk menghindari kekurangan menjadi 200 kg
maka proporsi campuran untuk 15 benda uji silinder 15 x 30 cm adalah :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
2
- semen
- air
; 200 / 2380,22 x 283
; 23,78 / 283 x 155,62
= 23,78 kg
= 13,08 kg
= 54,92 kg
= 108,23 kg
= 200 kg
- Ag. Halus ; 23,78 / 283 x 653,6
- Ag. Kasar ; 23,78 / 283 x 1288
Total
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)
63
CONTOH>>>>>>>>>
64. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PEMUKIMAN DAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
Terimakasih atas perhatiannya…!
DIKLAT PERKERASAN KAKU – Modul 3. Rancangan Campuran Beton (MIX DESIGN)