PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
BELAJAR DARI MUSIBAH
1. Belajar Dari Musibah
Berbagai musibah datang silih-berganti. Ujian itu terasa makin berat, karena
datang saat umat Islam sedang menanti datangnya rahmat dari Allah. Musibah itu bisa
saja memorak-porandakan rumah-rumah, tempat ibadah, rumah sakit, jalan-jalan, dan
fasilitas umum lainnya atau bahkan memperberat beban psikologis umat manusia.
Musibah, dalam pandangan Islam, berada di luar jangkauan manusia. Allahlah
yang memiliki hak menimpakan musibah itu kepada siapa, di mana, dan kapan saja. Hal
ini dipertegas Allah dalam firman-Nya,
َ لا َلا َ لا َ ٍصْعوُ لا َ كَّ عوُ ٍصْ ِ لا َ ٍصْ م ٍ ِّ لا َ ٍصْ لا َ ٍصْ لا َ ٍصْ عوُ ِ لا َ لا َ ٍصْ م ٍ ِّ لا
م ولنبلعونكمم بشيءم منم لالخعوفم ولالجعوعم ونقصم من
) لالمعولالم ولالنفسم ولالثمرلاتم وبشرم لالصِبابرنينم
َ لا َ لا َ لا َ ِ لا َ عوُ ِ لا َ كَّ لا َ لا َ ِ لا َ لا َ ِّ ِ كَّ ِ ِ لا
م ٥٥١(م لالذنينم إذلام أصِبابتهمم مصبيبةم قِبالعولام إنِبام لم وإنِبا
َّكَّ ِ لا َ ِ لا َ لا َ لا َ لا َ ٍصْ عوُ ُّ ِ لا َ ق ٌ لا َ عوُ ٍصْ ِكَّ ِ لا َ ِ ك
ِّ
م إلا َبيهم رلاجوععونم )٦٥١(م أولئكم علا َبيهمم صلعولاتم من
ِّ ٌ عوُ لا َ ِ لا َ لا َلٍصْ ِ ٍصْ لا َلا َ لا َ ق
َ ِلٍصْ ِ لا َ ِ لا
١٥٧) )ربهمم ورحمةم وأولئكم همم لالمهتدونم
َ كَِّّ ِ ٍصْ لا َ لا َ ٍصْ لا َ ق ٌ لا َعوُ لا َ ِ لا َ عوُ عوُ ٍصْ عوُ ٍصْ لا َ عوُ لا
“Dan sungguh akan Kami berikan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan (makanan). Dan sampaikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang ketika ditimpa
musibah, mereka mengucapkan innâ lillâhi wa innâ ilayhi râji`ûn (sesungguhnya
kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami kembali).157.
mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. ” (QS alBaqarah [2]: 155-157).
Apa yang bisa kita pelajari dari musibah itu?
Pertama, hendaknya semakin mempererat hubungan kita dengan Allah (hablun
min Allâh). Musibah itu mengajarkan kita untuk mengakui kebesaran dan kekuasaan
Allah, dan kita adalah makhluk-Nya yang sangat lemah dan tidak berdaya. Musibah dan
ujian, termasuk pula segala isi bumi dan langit ini -- juga diri kita -- adalah milik Allah.
Karena itu, sepatutnyalah bagi kita untuk tidak berprasangka buruk kepada Allah.
Kedua, semakin mempererat hubungan kita dengan sesama manusia (hablun min
an-nâs). Penderitaan, kepedihan, dan kesedihan mereka yang tertimpa musibah,
seyogianya mendorong kita saling-membantu, saling-menolong, dan saling- berbagi.
Bulan Rabi’ul Akhir 1435 H. ini menjadi bulan yang sangat tepat untuk
membangun kembali ikatan kepedulian dan kepekaan kita. Pengendalian diri sepatutnya
1
2. dikedepankan untuk semakin memperkuat tali solidaritas di antara sesama kita;
mengendalikan diri untuk tidak menimbulkan konflik, tidak menghambur-hamburkan
harta, tidak berfoya-foya, dan tidak korupsi; semua ini tidak meringankan dan mengatasi
kesulitan bangsa dan negara, yang berkali-kali ditimpa musibah.
Wallâhu a`lam bi al-shawâb.
Ngadisuryan-Yogyakarta, Sabtu 15 Februari 2014
2