SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1 
Tadharru’, Apakah Itu? 
Tadharru’ adalah sebuah istilah yang berarti: “ketundukan diri yang sangat dan rasa malu yang disebabkan oleh rasa putus asa dan diekspresikan ketika seseorang mencapai keadaan kritis”. Imam Ahmad ibn Hanbal menjelaskan dengan mengatakan, ”Bayangkan seseorang yang tenggelam di tengah lautan dan yang dimilikinya hanyalah sebatang kayu yang digunakannya supaya terapung. Ia menjadi semakin lemah dan gelombang air asin mendorongnya semakin dekat pada kematian. Bayangkanlah ia dengan tatapan matanya yang penuh harapan menatap ke arah langit dengan putus asa sambil berteriak Ya Tuhanku, Tuhanku! Bayangkanlah betapa putus asanya dia dan betapa tulusnya ia meminta pertolongan Tuhan. Itulah yang disebut dengan tadharru’ di hadapan Tuhan”. 
Dalam al-Qur’an, Allah mengajarkan kita bahwa tadharru’ adalah sebuah bentuk pengabdian yang dilakukan oleh seorang mukmin ketika ia berada pada keadaan darurat dan krisis. Tadharru’ mengharuskan seseorang untuk menghilangkan tabir kesombongan dan (rasa) ego yang menutupi hatinya. Ia melibatkan rasa butuh yang tulus kepada Tuhan semesta alam. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang itu telah menyadari betapa lemahnya ia dan betapa perkasanya Tuhan kita. Terkadang ketika Allah melihat hamba-Nya begitu tenggelam dalam kehidupan dunia, Ia memberi cobaan pada mereka agar mereka menyadari kelemahan mereka dan kembali meminta perlindungan Allah. Karena itu, musibah yang menimpa seorang Muslim adalah untuk menyadarkannya dan membuatnya kembali kepada Tuhan. Kita harus memiliki cukup kesadaran dan pengertian untuk memahami pesan ini dan menindaklanjutinya. 
Allah SWT mengatakan, 
سَاءِ 
ْ 
خَذْنَاهُم بِالَْْأ 
َ 
مَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأ 
ُ 
رْسَلْنَا إِلََٰ أ 
َ 
وَلَقَدْ أ وَالضَّّرّاءِ لَعَلّهُمْ 
يَتَضََّرّعُونَ 
“Dan sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, lalu Kami siksa mereka (sebagai ujian) dengan kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS al-An’âm, 6: 42). 
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menggunakan musibah sebagai metode rutin untuk menyadarkan orang dan mendorong mereka untuk meminta pertolongan pada-Nya. Musibah ini ibarat obat yang pahit supaya kita menjadi mukmin yang lebih baik. Allah melakukan hal ini untuk kebaikan kita sendiri karena kita harus menjaga hubungan baik
2 
dengan-Nya. Allah menyatakan bahwa kita membutuhkan ‘obat ‘ ini dalam ayat berikut, 
وَلَوْ رَحِِْنَاهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِم مِّن ضٍُُّ لّلَجُّوا فِِ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ 
“Dan kalau sekiranya Kami mengasihi mereka dan Kami hilangkan bencana yang ada (menimpa) mereka, niscaya mereka terus-menerus terombang-ambing dalam kesesatan mereka” (QS al-Mu’minûn, 23: 75). 
Dalam ayat yang lain Allah SWT bersabda, 
سُنَا تَضََّرّعُوا وَلَـٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ 
ْ 
فَلَوْلََ إِذْ جَاءَهُم بَأ وَزَيّّنَ لَهُمُ 
الشّيْطَانُ مَا كََنُوا يَعْمَلُونَ 
“Maka mengapa mereka tidak tunduk ketika datang siksaan Kami, bahkan hati mereka amat keras dan setan menampakkan keindahan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’âm, 6: 43). 
Kita tidak boleh melakukan kesalahan seperti ini dan menutup mata dan hati kita terhadap panggilan Allah untuk tunduk dan merasa malu kepada-Nya. Kita tidak boleh membiarkan setan menipu kita untuk percaya bahwa permasalahan kita tidak ada kaitannya dengan hubungan kita dengan Allah. 
Allah SWT mengatakan, 
قُلْ مَن يُنَجِّّيكُم مِّن ظُلُمَاتِ الْبََِّ وَالَْْحْرِ تَدْعُونَهُ تَضََّرُاعً وَخُفْيَاة 
نجَانَا مِنْ هَـٰذِهِ لَََكُونَنّ مِنَ الشّاكِرِيّنَ ﴿ 
َ 
لّئِِْ أ ٣٦ ﴾ قُلِ الّلَُّ 
كُِونَ ﴿ 
نتُمْ تشُْْ 
َ 
كَرْبٍ ثُمّ أ 
ِ 
يّكُم مِّنْهَا وَمِن كُُ﴾ يُنَجِّ ٣٦ 
“Katakanlah, Siapakah yang dapat melepaskan kamu dari kegelapan (bencana) di darat dan di laut yang kamu berdoa kepada-Nya dengan merendahkan diri dan dengan pelan; sungguh jika Dia menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur!. Katakanlah, Allah menyelamatkan kamu daripadanya dan dari segala kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.” (QS al-An’âm, 6: 63-64).
3 
Tidak ada seorang pun yang akan menyelamatkan kita dari kegelapan yang kita alami sekarang ini kecuali Allah SWT, namun sebelumnya, kita harus menyerunya dengan penuh ketundukan. 
Bagaimana Mencapai Tadharru’ 
Kita perlu menyadari musibah besar yang menimpa kita saat ini. Anak-anak kita dihujani oleh berton-ton misil. Orang-orang Muslim ditindas dan disiksa di berbagai penjuru dunia. Belum begitu lama berselang ribuan wanita diperkosa di Balkan dan hingga saat ini orang-orang tidak berdosa tewas oleh peluru-peluru Israel. Rumah-rumah dihancurkan dan kehormatan diinjak-injak setiap harinya. Ini bukan saja tentang Irak, dan percaya atau tidak, ini juga bukan hanya tentang Umat Islam. Ini tentang planet kita, Bumi. Dunia kita mengarah pada jurang dan hal ini terus berlanjut. Kita dapat menipu diri kita sendiri dengan mengatakan bahwa hal ini tidak ada pengaruhnya pada diri kita sendiri, namun kita akan bersalah akibat mengabaikannya. Jika kita tidak menyadari parahnya situasi saat ini, maka kita memiliki masalah tambahan. Bacalah ayat (al-An’âm, 6: 43) di atas. Kita butuh akan pertolongan dan perlindungan Tuhan! 
Ketika ikan paus menelan Nabi Yunus AS setelah ia dilempar dari perahu, ia berada dalam situasi yang mengerikan. Bayangkanlah sejenak bagaimana rasanya terperangkap dalam sebuah kamar mandi kecil yang gelap dan tidak ada harapan untuk keluar dari situ. Sekarang bayangkan diri Anda berada dalam perut ikan paus, bayangkan kegelapannya dan kesulitan bernafasnya. Ikan paus tersebut berenang di laut yang berbadai dan pada malam hari. Bayangkanlah apa yang dirasakan oleh Nabi Yunus AS, dan bayangkan bagaimana ia berdoa dengan penuh ketundukan dengan mengatakan, 
... 
نتَ سُبْحَانَكَ إِنِِ 
َ 
ن لَّ إِلَـٰهَ إِلَّ أ 
َ 
أ كُنتُ مِنَ الظّّالِمِيَ 
“…sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang aniaya.” (QS al-Anbiyâ’, 21: 87). 
Bayangkan seorang nabi, seorang contoh panutan manusia, mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang yang aniaya, lantas bayangkanlah bagaimana kita seharusnya memohon kepada Allah.. 
Pada malam sebelum perang Badar, Nabi Muhammad melihat bagaimana pasukan berhala menang secara jumlah dari mereka dan bersenjata lengkap. Kemudian beliau membandingkan dengan pasukan Muslim dan betapa sedikit dan kurang persenjataan. Perang Badar merupakan konfrontasi militer pertama antara Muslim dan Kafir dalam
4 
sejarah Islam. Jika umat Islam kalah maka Islam akan hilang dari muka bumi selamanya. Menyadari hal ini, Nabi Muhammad mulai memanjatkan doa kepada Allah dengan penuh ketundukan. Beliau mengangkat tangannya tinggi-tinggi, membentangkan tangannya. Beliau kemudian berdoa dengan tulus kepada Allah dan tubuhnya bergetar sehingga menyebabkan surbannya jatuh ke punggungnya. Beliau memohon pada Allah dan menangis, “wahai yang Maha Hidup! Wahai Yang Maha Memberi Rizki, wahai Yang Maha Penolong!! Ya Allah, jika Engkau binasakan pasukan ini (Islam) Engkau tak akan disembah lagi di muka bumi ini. Ya Allah penuhilah janjimu kepadaku. Ya Allah, berikanlah pertolonganmu. 
Inilah tingkatan rasa malu yang harus kita usahakan untuk kita capai ketika berdoa kepada Allah dalam meminta pertolongan. Mari kita memohon kepada Allah dengan tingkat kerendahan yang paling maksimal seakan-akan kita benar-benar tenggelam di laut dan tidak ada lagi yang dapat menyelamatkan kita kecuali Dia. Mari kita bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat malam, dan mari kita bersimpuh di hadapan Tuhan memohon padanya seakan-akan kita tidak pernah melakukan sebelumnya. Mari kita berkumpul bersama dan melakukannya bersama-sama. Mari kita berdoa dengan penuh rasa hina bersama-sama. Mari kita menangis, dan mari kita berlari menuju padanya bersama keluarga dan teman. Mari kita semua memohon atas pertolongan, perlindungan,dan petunjuk-Nya. 
Jadi, Tadharru’ adalah: “apa yang harus kita pahami dan kerjakan”. Kita harus mencapai tadharru’ sehingga Allah mau mengubah keadaan kita, karena, 
... نفُسِهِمْ 
َ 
إِنّ الّلََّ لََ يُغَيُِِّ مَا بِقَوْمٍ حَتَّّٰ يُغَيُِِّوا مَا بِأ ... 
“…sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah dirinya sendiri…” 
(Tulisan ini diadaptasi dari tulisan yang berjudul “We Must Always Humble Ourselves Towards Allah” oleh Amr Khaled, seorang aktivis dan juru dakwah Mesir, yang dikutip dan diselaraskan dari http://aljaami.wordpress.com/2011/04/07/tadharru/)

More Related Content

What's hot

Keutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan RamadhanKeutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan RamadhanErwin Wahyu
 
Bersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannahBersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannahHamidah Jabalnoer
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
 
Musuh cita cita pengemban dakwah
Musuh cita cita pengemban dakwahMusuh cita cita pengemban dakwah
Musuh cita cita pengemban dakwahKhoiruz Zahra
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfarPoe Poengs
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaHelmon Chan
 
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27Ustadz Ahmad Ridwan
 
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...azznor7881
 
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarKonsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarAbdul Ghani
 
Materi Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al Quran
Materi Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al QuranMateri Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al Quran
Materi Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al QuranErwin Wahyu
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaIdrus Abidin
 
Doa untuk mencapai hajat & rejeki
Doa untuk mencapai hajat & rejekiDoa untuk mencapai hajat & rejeki
Doa untuk mencapai hajat & rejekiR. Benny Wahyuadi
 
Betapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam neraka
Betapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam nerakaBetapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam neraka
Betapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam nerakaHelmon Chan
 

What's hot (20)

Ismul 'azhom
Ismul 'azhomIsmul 'azhom
Ismul 'azhom
 
KITAB TAUBAT
KITAB TAUBATKITAB TAUBAT
KITAB TAUBAT
 
Keutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan RamadhanKeutamaan Puasa dan Ramadhan
Keutamaan Puasa dan Ramadhan
 
Bersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannahBersama keluarga meraih jannah
Bersama keluarga meraih jannah
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
 
Musuh cita cita pengemban dakwah
Musuh cita cita pengemban dakwahMusuh cita cita pengemban dakwah
Musuh cita cita pengemban dakwah
 
Kedahsyatan Istighfar
Kedahsyatan IstighfarKedahsyatan Istighfar
Kedahsyatan Istighfar
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surga
 
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
 
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
 
Khutbah jumat pertama
Khutbah jumat pertamaKhutbah jumat pertama
Khutbah jumat pertama
 
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarKonsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
 
Materi Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al Quran
Materi Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al QuranMateri Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al Quran
Materi Kajian Umum - Mengapa Beriman kepada Al Quran
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan Surga
 
Doa untuk mencapai hajat & rejeki
Doa untuk mencapai hajat & rejekiDoa untuk mencapai hajat & rejeki
Doa untuk mencapai hajat & rejeki
 
Betapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam neraka
Betapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam nerakaBetapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam neraka
Betapa dahsyatnya dan betapa mengerikannya siksaan di dalam neraka
 
Sholawat nariyah
Sholawat nariyahSholawat nariyah
Sholawat nariyah
 
Doa di raudhah
Doa di raudhahDoa di raudhah
Doa di raudhah
 
Persentasi surga neraka kelompok 4
Persentasi surga neraka kelompok 4Persentasi surga neraka kelompok 4
Persentasi surga neraka kelompok 4
 

Similar to TADHARRU

Similar to TADHARRU (20)

Doa Lengkap 3
Doa Lengkap 3Doa Lengkap 3
Doa Lengkap 3
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Kultum.docx
Kultum.docxKultum.docx
Kultum.docx
 
51 keutamaan dan manfaat dzikir
51 keutamaan dan manfaat dzikir51 keutamaan dan manfaat dzikir
51 keutamaan dan manfaat dzikir
 
Ketika jeruk teriak
Ketika jeruk teriakKetika jeruk teriak
Ketika jeruk teriak
 
Keutamaan Sabar
Keutamaan SabarKeutamaan Sabar
Keutamaan Sabar
 
Istighfar
IstighfarIstighfar
Istighfar
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup
 
128129370 agama-islam-taubat
128129370 agama-islam-taubat128129370 agama-islam-taubat
128129370 agama-islam-taubat
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
 
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
 
Doa dalam al quran
Doa dalam al quranDoa dalam al quran
Doa dalam al quran
 
Adz dzikru-1,2,3,4
Adz dzikru-1,2,3,4Adz dzikru-1,2,3,4
Adz dzikru-1,2,3,4
 
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
 
10 Wasiat Agar Terhindar Dari Wabah
10 Wasiat Agar Terhindar Dari Wabah10 Wasiat Agar Terhindar Dari Wabah
10 Wasiat Agar Terhindar Dari Wabah
 
Kisah tentang nabi nuh
Kisah tentang nabi nuhKisah tentang nabi nuh
Kisah tentang nabi nuh
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Bercermin pada qarun
Bercermin pada qarunBercermin pada qarun
Bercermin pada qarun
 
Sikap mukmin terhadap musibah
Sikap mukmin terhadap musibahSikap mukmin terhadap musibah
Sikap mukmin terhadap musibah
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

TADHARRU

  • 1. 1 Tadharru’, Apakah Itu? Tadharru’ adalah sebuah istilah yang berarti: “ketundukan diri yang sangat dan rasa malu yang disebabkan oleh rasa putus asa dan diekspresikan ketika seseorang mencapai keadaan kritis”. Imam Ahmad ibn Hanbal menjelaskan dengan mengatakan, ”Bayangkan seseorang yang tenggelam di tengah lautan dan yang dimilikinya hanyalah sebatang kayu yang digunakannya supaya terapung. Ia menjadi semakin lemah dan gelombang air asin mendorongnya semakin dekat pada kematian. Bayangkanlah ia dengan tatapan matanya yang penuh harapan menatap ke arah langit dengan putus asa sambil berteriak Ya Tuhanku, Tuhanku! Bayangkanlah betapa putus asanya dia dan betapa tulusnya ia meminta pertolongan Tuhan. Itulah yang disebut dengan tadharru’ di hadapan Tuhan”. Dalam al-Qur’an, Allah mengajarkan kita bahwa tadharru’ adalah sebuah bentuk pengabdian yang dilakukan oleh seorang mukmin ketika ia berada pada keadaan darurat dan krisis. Tadharru’ mengharuskan seseorang untuk menghilangkan tabir kesombongan dan (rasa) ego yang menutupi hatinya. Ia melibatkan rasa butuh yang tulus kepada Tuhan semesta alam. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang itu telah menyadari betapa lemahnya ia dan betapa perkasanya Tuhan kita. Terkadang ketika Allah melihat hamba-Nya begitu tenggelam dalam kehidupan dunia, Ia memberi cobaan pada mereka agar mereka menyadari kelemahan mereka dan kembali meminta perlindungan Allah. Karena itu, musibah yang menimpa seorang Muslim adalah untuk menyadarkannya dan membuatnya kembali kepada Tuhan. Kita harus memiliki cukup kesadaran dan pengertian untuk memahami pesan ini dan menindaklanjutinya. Allah SWT mengatakan, سَاءِ ْ خَذْنَاهُم بِالَْْأ َ مَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأ ُ رْسَلْنَا إِلََٰ أ َ وَلَقَدْ أ وَالضَّّرّاءِ لَعَلّهُمْ يَتَضََّرّعُونَ “Dan sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, lalu Kami siksa mereka (sebagai ujian) dengan kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS al-An’âm, 6: 42). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menggunakan musibah sebagai metode rutin untuk menyadarkan orang dan mendorong mereka untuk meminta pertolongan pada-Nya. Musibah ini ibarat obat yang pahit supaya kita menjadi mukmin yang lebih baik. Allah melakukan hal ini untuk kebaikan kita sendiri karena kita harus menjaga hubungan baik
  • 2. 2 dengan-Nya. Allah menyatakan bahwa kita membutuhkan ‘obat ‘ ini dalam ayat berikut, وَلَوْ رَحِِْنَاهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِم مِّن ضٍُُّ لّلَجُّوا فِِ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ “Dan kalau sekiranya Kami mengasihi mereka dan Kami hilangkan bencana yang ada (menimpa) mereka, niscaya mereka terus-menerus terombang-ambing dalam kesesatan mereka” (QS al-Mu’minûn, 23: 75). Dalam ayat yang lain Allah SWT bersabda, سُنَا تَضََّرّعُوا وَلَـٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ ْ فَلَوْلََ إِذْ جَاءَهُم بَأ وَزَيّّنَ لَهُمُ الشّيْطَانُ مَا كََنُوا يَعْمَلُونَ “Maka mengapa mereka tidak tunduk ketika datang siksaan Kami, bahkan hati mereka amat keras dan setan menampakkan keindahan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’âm, 6: 43). Kita tidak boleh melakukan kesalahan seperti ini dan menutup mata dan hati kita terhadap panggilan Allah untuk tunduk dan merasa malu kepada-Nya. Kita tidak boleh membiarkan setan menipu kita untuk percaya bahwa permasalahan kita tidak ada kaitannya dengan hubungan kita dengan Allah. Allah SWT mengatakan, قُلْ مَن يُنَجِّّيكُم مِّن ظُلُمَاتِ الْبََِّ وَالَْْحْرِ تَدْعُونَهُ تَضََّرُاعً وَخُفْيَاة نجَانَا مِنْ هَـٰذِهِ لَََكُونَنّ مِنَ الشّاكِرِيّنَ ﴿ َ لّئِِْ أ ٣٦ ﴾ قُلِ الّلَُّ كُِونَ ﴿ نتُمْ تشُْْ َ كَرْبٍ ثُمّ أ ِ يّكُم مِّنْهَا وَمِن كُُ﴾ يُنَجِّ ٣٦ “Katakanlah, Siapakah yang dapat melepaskan kamu dari kegelapan (bencana) di darat dan di laut yang kamu berdoa kepada-Nya dengan merendahkan diri dan dengan pelan; sungguh jika Dia menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur!. Katakanlah, Allah menyelamatkan kamu daripadanya dan dari segala kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.” (QS al-An’âm, 6: 63-64).
  • 3. 3 Tidak ada seorang pun yang akan menyelamatkan kita dari kegelapan yang kita alami sekarang ini kecuali Allah SWT, namun sebelumnya, kita harus menyerunya dengan penuh ketundukan. Bagaimana Mencapai Tadharru’ Kita perlu menyadari musibah besar yang menimpa kita saat ini. Anak-anak kita dihujani oleh berton-ton misil. Orang-orang Muslim ditindas dan disiksa di berbagai penjuru dunia. Belum begitu lama berselang ribuan wanita diperkosa di Balkan dan hingga saat ini orang-orang tidak berdosa tewas oleh peluru-peluru Israel. Rumah-rumah dihancurkan dan kehormatan diinjak-injak setiap harinya. Ini bukan saja tentang Irak, dan percaya atau tidak, ini juga bukan hanya tentang Umat Islam. Ini tentang planet kita, Bumi. Dunia kita mengarah pada jurang dan hal ini terus berlanjut. Kita dapat menipu diri kita sendiri dengan mengatakan bahwa hal ini tidak ada pengaruhnya pada diri kita sendiri, namun kita akan bersalah akibat mengabaikannya. Jika kita tidak menyadari parahnya situasi saat ini, maka kita memiliki masalah tambahan. Bacalah ayat (al-An’âm, 6: 43) di atas. Kita butuh akan pertolongan dan perlindungan Tuhan! Ketika ikan paus menelan Nabi Yunus AS setelah ia dilempar dari perahu, ia berada dalam situasi yang mengerikan. Bayangkanlah sejenak bagaimana rasanya terperangkap dalam sebuah kamar mandi kecil yang gelap dan tidak ada harapan untuk keluar dari situ. Sekarang bayangkan diri Anda berada dalam perut ikan paus, bayangkan kegelapannya dan kesulitan bernafasnya. Ikan paus tersebut berenang di laut yang berbadai dan pada malam hari. Bayangkanlah apa yang dirasakan oleh Nabi Yunus AS, dan bayangkan bagaimana ia berdoa dengan penuh ketundukan dengan mengatakan, ... نتَ سُبْحَانَكَ إِنِِ َ ن لَّ إِلَـٰهَ إِلَّ أ َ أ كُنتُ مِنَ الظّّالِمِيَ “…sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang aniaya.” (QS al-Anbiyâ’, 21: 87). Bayangkan seorang nabi, seorang contoh panutan manusia, mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang yang aniaya, lantas bayangkanlah bagaimana kita seharusnya memohon kepada Allah.. Pada malam sebelum perang Badar, Nabi Muhammad melihat bagaimana pasukan berhala menang secara jumlah dari mereka dan bersenjata lengkap. Kemudian beliau membandingkan dengan pasukan Muslim dan betapa sedikit dan kurang persenjataan. Perang Badar merupakan konfrontasi militer pertama antara Muslim dan Kafir dalam
  • 4. 4 sejarah Islam. Jika umat Islam kalah maka Islam akan hilang dari muka bumi selamanya. Menyadari hal ini, Nabi Muhammad mulai memanjatkan doa kepada Allah dengan penuh ketundukan. Beliau mengangkat tangannya tinggi-tinggi, membentangkan tangannya. Beliau kemudian berdoa dengan tulus kepada Allah dan tubuhnya bergetar sehingga menyebabkan surbannya jatuh ke punggungnya. Beliau memohon pada Allah dan menangis, “wahai yang Maha Hidup! Wahai Yang Maha Memberi Rizki, wahai Yang Maha Penolong!! Ya Allah, jika Engkau binasakan pasukan ini (Islam) Engkau tak akan disembah lagi di muka bumi ini. Ya Allah penuhilah janjimu kepadaku. Ya Allah, berikanlah pertolonganmu. Inilah tingkatan rasa malu yang harus kita usahakan untuk kita capai ketika berdoa kepada Allah dalam meminta pertolongan. Mari kita memohon kepada Allah dengan tingkat kerendahan yang paling maksimal seakan-akan kita benar-benar tenggelam di laut dan tidak ada lagi yang dapat menyelamatkan kita kecuali Dia. Mari kita bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat malam, dan mari kita bersimpuh di hadapan Tuhan memohon padanya seakan-akan kita tidak pernah melakukan sebelumnya. Mari kita berkumpul bersama dan melakukannya bersama-sama. Mari kita berdoa dengan penuh rasa hina bersama-sama. Mari kita menangis, dan mari kita berlari menuju padanya bersama keluarga dan teman. Mari kita semua memohon atas pertolongan, perlindungan,dan petunjuk-Nya. Jadi, Tadharru’ adalah: “apa yang harus kita pahami dan kerjakan”. Kita harus mencapai tadharru’ sehingga Allah mau mengubah keadaan kita, karena, ... نفُسِهِمْ َ إِنّ الّلََّ لََ يُغَيُِِّ مَا بِقَوْمٍ حَتَّّٰ يُغَيُِِّوا مَا بِأ ... “…sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah dirinya sendiri…” (Tulisan ini diadaptasi dari tulisan yang berjudul “We Must Always Humble Ourselves Towards Allah” oleh Amr Khaled, seorang aktivis dan juru dakwah Mesir, yang dikutip dan diselaraskan dari http://aljaami.wordpress.com/2011/04/07/tadharru/)