SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
ILMU LINGKUNGAN TERNAK
PTO. 373.20
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2009
Dr. Ir. Doso Sarwanto, MP
Ir. Sulistyaningtyas,
M.Sc.Agr.
Mata Kuliah : Ilmu Lingkungan Ternak
Waktu Kuliah : 2 x 50 menit
Tujuan : mempelajari faktor-faktor lingkungan ternak (
abiotik, biotik, manajemen ) yang mempengaruhi kelangsungan
hidup ternak dan produktivitas ternak untuk mewujudkan
peternakan yang berkelanjutan.
MATERI KULIAH
I. PENDAHULUAN ( 1x pertemuan)
II. EKOLOGI TERNAK (3x pertemuan)
III. SIKLUS ENERGI & BIOGEOKIMIA TERNAK (2x pertemuan)
Ujian Tengah Semester (UTS)
IV. INTERAKSI TERNAK DENGAN LINGKUNGAN (3x
pertemuan)
V. PETERNAKAN ORGANIK (1x pertemuan)
VI. PETERNAKAN BERKELANJUTAN (2x pertemuan)
Ujian Akhir Semester (UAS)
KONTRAK PEMBELAJARAN
I. PENDAHULUAN
LINGKUNGAN HIDUP  kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup lainnya ( UU Nomor : 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup ).
TERNAK  hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan
sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa dan atau
hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian ( UU Nomor 18
Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehetan Hewan ).
ILMU LINGKUNGAN TERNAK  ilmu yang mempelajari faktor-
faktor lingkungan ternak ( abiotik, biotik, manajemen ) yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan produktivitas ternak
untuk mewujudkan peternakan yang berkelanjutan (saat ini dan
masa mendatang).
 KLIMAT : unsur lingkungan abiotik yang berhubungan dengan iklim dan cuaca
seperti suhu udara, curah hujan, kelembaban, panjang hari, kecepatan angin
dll.
 AIR : unsur lingkungan abiotik yang sangat vital bagi kelangsungan dan
prioduktivitas ternak  digunakan untuk air minum dan sanitasi.
 TANAH : unsur lingkungan abiotik sebagai media tumbuh tanaman  hijauan
pakan dan tanaman pertanian serta media tumbuh cacing dan bakteri penyubur
tanah.
 TANAMAN  unsur lingkungan biotik sebagai sumber makanan ternak 
rumput, leguminosa, browse, limbah pertanian dan konsentrat.
 HEWAN  unsur lingkungan biotik yang mempengaruhi kelangsungan hidup
dan produktivitas ternak seperti lalat, bakteri, protozoa rumen, cacing,
binatang liar.
 MANAJEMEN  unsur lingkungan yang berhubungan dengan sistem
pemeliharaan ternak oleh peternak untuk mencapai produktivitas yang optimal
FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN TERNAK
KLIMAT
MANAJEMEN
T A N A H
A I R
KUALITAS &
KUANTITAS
AIR MINUM
KUALITAS &
KUANTITAS
PAKAN
KELANGSUNGAN HIDUP DAN
PRODUKTIVITAS TERNAK
PETERNAKAN
BERKELANJUTAN
LATAR BELAKANG ILMU LINGKUNGAN TERNAK
Pertumbuhan Penduduk Kelangsungan Hidup
Kebutuhan Pemukiman,
Pertanian, Industri dll.
Protein Hewani
Kebutuhan Ternak
Eksploitasi Sumberdaya
Alam
Permasalahan
Lingkungan
Kebutuhan Lahan
Dampaknya terhadap
Peternakan
Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Ternak
dan Produktivitas Ternak
Ilmu Lingkungan
Ternak 
- Ekologi
- Fisiologi Ternak
- Produksi Ternak
- Politik Peternakan
II. EKOLOGI TERNAK
 Ekologi sebagai proses alam atau hukum alam dikenal sejak dulu kala
sepanjang sejarah manusia  tumbuhan membutuhkan tanah dan air,
tumbuhan dimakan hewan, hewan dimakan hewan lainnya, proses kelahiran
dan kematian hewan.
 Ekologi sebagai ilmu pertama dikenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi
Jerman tahun 1900.
 Ekologi  oikos atau rumah tempat tinggal  ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya.
 Ekologi dapat digolongkan menurut bidang kajiannya :
a. Autekologi : ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme
yang berinteraksi dengan lingkunganya  kehidupan badak, burung, sapi,
kerbau dll.
b. Sinekologi : ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme
sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu
 perkembangan ternak ruminansia di dataran tinggi Dieng.
c. Berdasarkan habitat atau tempat hidup  laut, air tawar, darat, padang
rumput.
d. Berdasarkan taksonomi (sistematika)  tumbuhan, hewan, serangga,
,mikroba
Dalam kaitannya dengan peternakan, maka ekologi bisa didefinisikan
sebagai hubungan timbal balik peternakan dengan lingkungan hidupnya,
Populasi dan Komunitas
 Populasi
organisme/individu tidak dapat hidup sendiri tetapi harus hidup
dengan organisme sejenis  membentuk kelompok organisme.
Kelompok organisme yang hidup dan berkembang biak disuatu
tempat yang memiliki sifat-sifat serupa dan berhubungan satu sama
lainnya  populasi (populasi sapi potong di Kabupaten Banyumas;
populasi sapi perah di Baturaden; populasi ayam kampung di
kawasan hutan jati Slawi).
Populasi mempunyai karakteristik yang khas yaitu antara lain
natalitas, mortalitas, pertumbuhan dan kepadatan.
Lingkungan yang optimal natalitas > mortalitas  pertumbuhan
tinggi  kepadatan tinggi  kapasitas tampung turun  lingkungan
tidak optimal  natalitas < mortalitas dst.
Pertumbuhan populasi mengikuti pola kurva logistik atau kurva S 
pada awal pertumbuhan meningkat dengan cepat sampai pada
suatu saat pertumbuhan menjadi stabil (asimptotik) pada waktu
populasi seimbang dengan kondisi lingkungan
 Komunitas
berbagai populasi secara alami hidup disuatu tempat membentuk
suatu kelompok dan saling berinterkasi satu sama lainnya 
memenuhi kebutuhan hidupnya dan berkembang biak  komunitas
(komunitas ruminansia  sapi, kerbau, kambing dan domba;
komunitas unggas  ayam, itik, kalkun, angsa; komunitas hijauan
pakan  rumput, leguminosa dan browse).
Di dalam komunitas terjadi seleksi secara alami akibat penyesuaian
populasi dengan lingkungannya  di dalam komunitas jumlah spesies
(populasi) sangat beragam. Jumlah spesies dalam komunitas disebut
dengan nilai kekayaan spesies (species richnes).
Di dalam komunitas faktor stabilitas memegang fungsi penting,
terdapat 2 stabilitas dalam komunitas yaitu stabilitas komunitas dan
stabilitas lingkungan.
Stabilitas komunitas  adaptasi populasi dalam komunitas berkaitan
dengan aliran energi dan nutrisi sedangkan stabilitas lingkungan 
iklim makro dan iklim mikro.
Struktur komunitas  sekumpulan populasi yang berlainan dan ber
sama-sama menghuni suatu tempat  keanekaragaman komunitas
Habitat, Relung dan Ekosistem
 Habitat
 Setiap organisme hidup secara khas menghuni lokasi tertentu atau
tempat hidup (alamat) suatu organisme  habitat
 habitat adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Jadi
pada dasarnya, habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar
suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau
komunitas.
 Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup
berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama)
maka habitat tersebut disebut sebagai biotope.
 Berdasarkan kondisi habitatnya dikenal 2 tipe habitat, yaitu habitat
mikro dan habitat makro.
 Habitat makro merupakan habitat bersifat global dengan kondisi
lingkungan yang bersifat umum dan luas, misalnya gurun pasir,
hutan hujan tropika, padang rumput di Afrika, dan sebagainya.
 Sebaliknya habitat mikro merupakan habitat local dengan kondisi
lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalu luas, misalnya,
kolam, rawa payau , danau, farm dan sebagainya.
 Habitat yang sesuai untuk suatu jenis, belum tentu sesuai untuk jenis
yang lain, karena setiap satwa menghendaki kondisi habitat yang
berbeda- beda .
 Komponen habitat yang dapat mengendalikan kehidupan terdiri dari:
1. Pakan (feed), merupakan komponen habitat yang paling nyata dan
setiap jenis satwa mempunyai kesukaan yang berbeda dalam memilih
pakannya. Sedangkan ketersediaan pakan erat hubungannya dengan
perubahan musim;
2. Pelindung (cover), adalah segala tempat dalam habitat yang mampu
memberikan perlindungan bagi satwa dari cuaca dan predator, ataupun
menyediakan kondisi yang lebih baik dan menguntungkan bagi
kelangsungan kehidupan satwa;
3. Air (water), dibutuhkan oleh satwa dalam proses metabolisme dalam
tubuh satwa. Kebutuhan air bagi satwa bervariasi, tergantung air dan/atau
tidak tergantung air. Ketersediaan air pada habitat akan dapat mengubah
kondisi habitat, yang secara langsung ataupun tidak langsung akan
berpengaruh pada kehidupan satwa;
4. Ruang (space), dibutuhkan oleh individu individu satwa untuk
mendapatkan cukup pakan, pelindung, air dan tempat untuk berkembang
biak. Besarnya ruang yang dibutuhkan tergantung ukuran populasi,
sementara itu populasi tergantung besarnya satwa, jenis pakan,
produktivitas dan keragaman habitat.
 Tipe habitat yang diperlukan suatu satwa diidentifikasi melalui
pengamatan fungsi- fungsinya, misalnya untuk makan atau bertelur.
Satwa memilih habitat yang tersedia dan sesuai untuk mempertahankan
 Relung
Status fungsional (profesi/kedudukan/peranan) suatu organisme
dalam komunitas  relung
 Istilah relung (nische) pertama kali dikemukakan oleh Joseph
Grinnell (1917) Menurut Grinner, relung merupakan bagian dari
habitat yang disebut dengan mikrohabitat. Pandangan relung yang
dikemukakan oleh Grinnell inilah yang disebut dengan relung
habitat.
 Setelah Grinnell, Charles Elton (1927) secara terpisah menyatakan
bahwa relung merupakan fungsi atau peranan spesies di dalam
komunitasnya. Maksud dari fungsi dan peranan ini adalah
kedudukan suatu spesies dalam komunitas dalam kaitannya
dengan peristiwa makan memakan dan pola-pola interaksi yang
lain. Inilang yang disebut dengan relung trophik.
 Dalam ekologi, seluruh peranan dan fungsi makhluk hidup
dalam komunitasnya dinamakan relung atau niche ekologi. Jadi
relung ekologi merupakan semua faktor atau unsur yang
terdapat dalam habitatnya yang mencakup jenis-jenis
organisme yang berperanan, lingkungan, dan tempat tinggal
yang sesuai dan spesialisasi populasi organisme yang terdapat
dalam komunitas
 Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
 Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang
ada.
 Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan
hidup.
 Ditinjau dari fungsinya, ekosistem terdiri dari 2 komponen  1)
komponen autotrofik dan 2) komponen heterotrofik.
 Ditinjau dari penyusunnya, ekosistem terdiri dari 4 komponen  1)
abiotik 2) produsen; 3) konsumen; dan 4) pengurai
 Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri dari komponen tak hidup (abiotik) dan
komponen hidup (biotik) komponen. Komponen abiotik suatu
ekosistem termasuk di dalamnya adalah faktor fisik dan
berbagai reaksi kimia.
Faktor-faktor fisik :
 sinar matahari
 suhu
 curah hujan
 angin
 tanah (untuk ekosistem darat)
 air
Faktor kimia:
 kadar air
 nutrisi tanaman
 tingkat zat beracun alami
 salinitas air
 kadar oksigen
 Organisme yang membentuk komponen biotik terdiri dari autotrof
dan heterotrof , berdasarkan bagaimana mereka mendapatkan
makanan atau nutrisi organik yang mereka butuhkan untuk bertahan
hidup.
 Autotrof (produsen)-adalah organisme yang dapat memproduksi
senyawa organik yang mereka butuhkan sebagai nutrisi dari senyawa
anorganik sederhana yang diperoleh dari lingkungan mereka 
tumbuhan hijau dan fitoplankton.
 Kebanyakan produsen membuat nutrisi organik mereka membutuhkan
melalui fotosintesis .
6 CO2 + 6 H2O + energi surya  C6H12O6 + 6 O2
 Beberapa produsen, terutama bakteri khusus, dapat mengekstrak
senyawa anorganik dari lingkungan mereka dan mengubahnya menjadi
senyawa organik nutrisi tanpa kehadiran sinar matahari. Produsen ini
disebut kemosintesis .
 Heterotrof (konsumen)-adalah organisme yang tidak dapat mensintesis
nutrisi organik yang mereka butuhkan dan mendapatkan nutrisi organik
dari produsen atau konsumen lainnya. Heterotrof terdiri dari beberapa
kelas konsumen :
konsumen primer (herbivora) memakan langsung pada produsen.
konsumen sekunder (karnivora) memakan konsumen primer.
konsumen tersier atau lebih memakan konsumen sekunder dst..
dekomposer mencerna detritus dengan memecah molekul organik
kompleks di bahan-bahan ini menjadi lebih sederhana, senyawa
anorganik. Dekomposer terdiri dari berbagai bakteri dan jamur
Jenis Spesies di Ekosistem
1. Spesies asli  hidup dan berkembang dalam ekosistem.
2. Spesies imigran  bermigrasi ke ekosistem atau yang
sengaja atau tidak sengaja diperkenalkan ke ekosistem oleh
manusia.
3. Spesies Indikator  berfungsi sebagai peringatan dini bahwa
sebuah komunitas atau ekosistem sedang mengalami degradasi.
III. SIKLUS ENERGI DAN
BIOGEOKIMIA
 Aliran energi merupakan rangkaian urutan perpindahan bentuk
energi satu ke bentuk energi lain yang dimulai dari sinar matahari
lalu ke produsen, ke konsumen primer, ke konsumen tingkat tinggi
sampai ke dekomposer.
 Aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu
tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan
selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik
makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain,
seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik dan energi panas.
Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini dinamakan
transformasi energi.
 Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya Matahari.
Energi cahaya Matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui
produsen (organisme fotoautotropik) yang diubah menjadi energi
kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir
dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur
rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-
organisme dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi
dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri
dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.
 Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai
produsen mengubah energi cahaya Matahari menjadi energi kimia
dalam bentuk bahan organik. Hanya sebagian kecil energi cahaya
yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas primer berbeda pada
setiap ekosistem, yang terbesar ada pada ekosistem hutan hujan
tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktivitas primer dibagi menjadi
dua yaitu produktivitas primer kotor (PPK) dan produktivitas primer
bersih (PPB).
Produktivitas primer kotor (PPK) adalah seluruh bahan organik yang
dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof sekitar
20% dari PPK digunakan oleh organisme fotoautotrof untuk respirasi,
tumbuh dan berkembang.
Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas
primer kotor yang baru disimpan. Biomassa organisme autotrof
(produsen) diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan
organik hasil fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan energi kimia
yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya melalui hubungan makan
dimakan dalam ekosistem.
 Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrof
mengubah energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi
simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya. Energi kimia dalam
bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme heterotrof
(konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya
sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di
dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih
 A. Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya semua organisme membutuhkan
energi. Energi diperoleh dari bahan organik. yang mengandung
energi dihasilkan oleh organisme autotrof atau tumbuhan hijau dengan
bantuan energi cahaya matahari dan karbondioksida serta air melalui
proses fotosintesis. Energi yang berasal dari bahan organik disebut
energi kimia dan energi ini akan mengalami perpindahan dari
organisme satu ke organisme yang lain. Proses perpindahan materi
dan energi melalui peristiwa makan dan dimakan suatu organisme
dengan urutan tertentu disebut rantai makanan.
 B. Jaring Makanan
Jika dalam rantai makanan dapat ditarik satu garis lurus antara
makan dan dimakan tapi pada jaring makanan lebih kompleks
karena satu makhluk hidup dapat memakan lebih dari satu jenis
makanan dan satu makhluk hidup dapat dimakan oleh lebih dari
satu makhluk hidup sehingga garis yang terjadi saling
bersilangan. Rantai makanan dapat saling berhubungan satu
dengan yang lain sehingga dapat membentuk suatu jaring-jaring
yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut dengan
jaring-jaring makanan.
 C. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah
berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen tertinggi.
Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi
peristiwa makandan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari
makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya.
Misalnya, dari produsen kekonsumen I, dari konsumen I ke
konsumen II, dari konsumen II kekonsumen III, dan seterusnya
tetapi tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan
berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida
makanan yang semakin ke atas semakin mengecil
SIKLUS BIOGEOKIMIA
 Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga
memerlukan air, oksigen, dan mineral. Jaring makanan muncul
dengan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh
organisme menuju tanah dan reaksi kimia. Proses ini sering disebut
dengan daur biogeokimia.
 Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah,
dan reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan
kelestarian makhluk hidup. dapat dikatakan bahwa aliran materi
yang dibutuhkan dunia kehidupan pada dasarnya berasal dari dua
arah karena keterbatasan bahan kimia sehingga harus
dimanfaatkan lagi melalui proses perputaran (siklus).Aliran bahan
kimia dalam tubuh makhluk hidup terjadi melalui rantai makanan
mengikuti arus aliran oksigen dalam makhluk hidup, kemudian
mengikuti siklus abiotik. Ada dua siklus abiotik yaitu fase atmosfer
seperti nitrogen dan fase sedimen seperti fosfor. Daur biogeokimia
sangat diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan ekosistem.
Jika daur ulang ini berhenti, makhluk hidup akan mati dan ekosistem
akan punah. Daur biogeokimia antara lain daur nitrogen, daur
karbon dan daur hidrologik (air)
Siklus Nitrogen; reservoir nitrogen bumi terbesar adalah troposfer,
dengan sekitar 78% dari volumenya terdiri dari gas nitrogen
(N2). Nitrogen diperlukan untuk mensintesis protein, pembentukan
membran sel, pembentukan enzim, pertumbuhan, regenerasi sel, dan
antibody.
Bentuk nitrogen bebas tidak dapat digunakan secara
langsung. Konversi gas nitrogen di atmosfer menjadi bentuk kimia lain
yang berguna untuk tanaman disebut fiksasi nitrogen. Ini dilakukan
kebanyakan oleh beberapa jenis bakteri (cyanobacteria) di tanah dan air
dan oleh bakteri rhyzobium yang dinamakan nodule. Cahaya juga
berperan dalam mengkonversi gas nitrogen.
Gas Nitrogen banyak terdapatdi atmosfer, yaitu sekitar 80% dari udara. Nitrogen bebas
dapat diikat atau difiksasi terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan yang
berbintil akar ( misalnya jenis polong-polongan) dan beberapa jenis alga.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk amonia( NH3),
ion nitrit (NO2-),dan ion nitrat ( NO3-). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk
amonia  penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia akan mengalami
Nitrifikasi oleh bakteri Nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococus.  menghasilkan
nitrat yang diseraap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, Nitrat
diubah menjadi amonia kembali memalui Denitrifikasi, dan amonia akan dilepaskan
keudara  daur nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
 Siklus Karbon : Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO2),
yang banyak terdapat bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta
terdapat di kerak bumi dalam bentuk batu bara dan minyak bumi (bahan bakar
minyak). Karbon adalah blok bangunan dasar dari karbohidrat, lemak, protein, asam
nukleat, dan senyawa organik lainnya
 Karbon dioksida masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang
terdapat di darat atau di perairan menggunakan CO2 untuk membentuk senyawa
organik yaitu karbohidrat melalui proses fotosintesis. Senyawa organik yang
dihasilkan produsen ini menjadi sumber makanan bagi organisme heterotof
khususnya herbivora. Apabila herbivora dimakan oleh karnivora maka senyawa
organik dari herbivora akan diubah menjadi bentuk lain. Respirasi dari organisme
seperti tumbuhan, hewan maka akan membebaskan karbon dioksida ke udara
bebas. Dan jika tumbuhan, hewan, serta manusia yang mati akan di uraikan, salah
satunya akan menjadi karbon dioksida.
 Siklus hidrologi : sering juga dipakai istilah Water Cycle
atau Siklus Air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan
mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan
kembali ke laut lagi atau dengan arti lain Siklus hidrologi
merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukan
bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke
tempat asalnya.
 Siklus hidrologi dapat dimulai dari evaporasi air laut. Uap
yang dihasilkan dari pemanasan oleh sinar matahari dibawa
oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang
memungkinkan uap tersebut terkondensasi membentuk
awan, yang pada akhirnya menghasilkan prespitasi.
Prespitasi yang jatuh ke bumi menyebar ke arah yang
berbeda-beda dalam berbagai cara. Sebagian besar dari
prespitasi tersebut untuk sementara tertahan ditanah dekat
tempat air tersebut jatuh, dan akhirnya dikembalikan ke
atmosfer oleh evaporasi dan transpirasi oleh tanaman.
Sebagian lagi melalui permukaan tanah, menuju sungai, dan
lainnya menembus tanah menjadi air tanah (groundwater)
dengan proses ilfiltrasi.
 Dalam siklus hidrologi, perputaran air tidak selalu merata
karena adanya pengaruh meteorologi seperti suhu, tekanan,
atmosfer, angin, dan kondisi topografi juga ikut
mempengaruhi.
1.. Evaporasi merupakan proses penguapan air oleh sinar
matahari sehingga molekul-molekul air terlepas dan mengenbang sebagai
uap air yang tidak terlihat di atmosfer
2. Transpirasi merupakan proses pengankutan uap air yang dikeluarkan dari
daun-daun tanaman
3. Prespitasi merupakan peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair
atau beku) dari atmosfer ke permukaan bumi.
4. Infiltrasi merupakan air yang bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah

More Related Content

What's hot

Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Tata Naipospos
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1lombkTBK
 
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Tata Naipospos
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoNusdianto Triakoso
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Jajat Rohmana
 
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tata Naipospos
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi BuatanRizza Muh
 
Pengertian Genetika Ternak - Materi Genetika Ternak
Pengertian Genetika Ternak - Materi Genetika TernakPengertian Genetika Ternak - Materi Genetika Ternak
Pengertian Genetika Ternak - Materi Genetika TernakLusia Komala Widiastuti
 
Teknis Ransum Ruminansia.ppt
Teknis Ransum Ruminansia.pptTeknis Ransum Ruminansia.ppt
Teknis Ransum Ruminansia.pptElin feed
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxKapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxFadilidrusFadil
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Tata Naipospos
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budifernandasyahputra1
 
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggasPertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggasEmi Suhaemi
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1
 
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
 
AYAM PPT.pptx
AYAM PPT.pptxAYAM PPT.pptx
AYAM PPT.pptx
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Pengertian Genetika Ternak - Materi Genetika Ternak
Pengertian Genetika Ternak - Materi Genetika TernakPengertian Genetika Ternak - Materi Genetika Ternak
Pengertian Genetika Ternak - Materi Genetika Ternak
 
Teknis Ransum Ruminansia.ppt
Teknis Ransum Ruminansia.pptTeknis Ransum Ruminansia.ppt
Teknis Ransum Ruminansia.ppt
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxKapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
 
Ekologi hewan
Ekologi hewanEkologi hewan
Ekologi hewan
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
 
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggasPertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
 

Similar to LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx

Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6Pujiati Puu
 
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Pujiati Puu
 
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5ArdanSyaifulAmri
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemchie chie
 
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)Ig Fandy Jayanto
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayatimayavivianti
 
IIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
IIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMIIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
IIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMAndiFajriah
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupAzizatul Zainia
 
Ekosistem kelas 7.pptx
Ekosistem kelas 7.pptxEkosistem kelas 7.pptx
Ekosistem kelas 7.pptxDoddiKELAS7A
 
KESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptx
KESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptxKESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptx
KESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptxWartonoTono5
 
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN2
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanAde Maiditasari
 

Similar to LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx (20)

Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
 
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
4.pptx
4.pptx4.pptx
4.pptx
 
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistem
 
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
IIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
IIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMIIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
IIPA TERPADU EKOSISTEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
 
Keanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewanKeanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewan
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 
konsep biodiversitas
konsep biodiversitaskonsep biodiversitas
konsep biodiversitas
 
Ekosistem Kelas 7.ppt
Ekosistem Kelas 7.pptEkosistem Kelas 7.ppt
Ekosistem Kelas 7.ppt
 
Ekosistem kelas 7.pptx
Ekosistem kelas 7.pptxEkosistem kelas 7.pptx
Ekosistem kelas 7.pptx
 
KESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptx
KESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptxKESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptx
KESEIMBANGAN EKOSISTEM.pptx
 
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx

  • 1. ILMU LINGKUNGAN TERNAK PTO. 373.20 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO 2009 Dr. Ir. Doso Sarwanto, MP Ir. Sulistyaningtyas, M.Sc.Agr.
  • 2. Mata Kuliah : Ilmu Lingkungan Ternak Waktu Kuliah : 2 x 50 menit Tujuan : mempelajari faktor-faktor lingkungan ternak ( abiotik, biotik, manajemen ) yang mempengaruhi kelangsungan hidup ternak dan produktivitas ternak untuk mewujudkan peternakan yang berkelanjutan. MATERI KULIAH I. PENDAHULUAN ( 1x pertemuan) II. EKOLOGI TERNAK (3x pertemuan) III. SIKLUS ENERGI & BIOGEOKIMIA TERNAK (2x pertemuan) Ujian Tengah Semester (UTS) IV. INTERAKSI TERNAK DENGAN LINGKUNGAN (3x pertemuan) V. PETERNAKAN ORGANIK (1x pertemuan) VI. PETERNAKAN BERKELANJUTAN (2x pertemuan) Ujian Akhir Semester (UAS) KONTRAK PEMBELAJARAN
  • 3. I. PENDAHULUAN LINGKUNGAN HIDUP  kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya ( UU Nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup ). TERNAK  hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa dan atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian ( UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehetan Hewan ). ILMU LINGKUNGAN TERNAK  ilmu yang mempelajari faktor- faktor lingkungan ternak ( abiotik, biotik, manajemen ) yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan produktivitas ternak untuk mewujudkan peternakan yang berkelanjutan (saat ini dan masa mendatang).
  • 4.  KLIMAT : unsur lingkungan abiotik yang berhubungan dengan iklim dan cuaca seperti suhu udara, curah hujan, kelembaban, panjang hari, kecepatan angin dll.  AIR : unsur lingkungan abiotik yang sangat vital bagi kelangsungan dan prioduktivitas ternak  digunakan untuk air minum dan sanitasi.  TANAH : unsur lingkungan abiotik sebagai media tumbuh tanaman  hijauan pakan dan tanaman pertanian serta media tumbuh cacing dan bakteri penyubur tanah.  TANAMAN  unsur lingkungan biotik sebagai sumber makanan ternak  rumput, leguminosa, browse, limbah pertanian dan konsentrat.  HEWAN  unsur lingkungan biotik yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan produktivitas ternak seperti lalat, bakteri, protozoa rumen, cacing, binatang liar.  MANAJEMEN  unsur lingkungan yang berhubungan dengan sistem pemeliharaan ternak oleh peternak untuk mencapai produktivitas yang optimal FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN TERNAK
  • 5. KLIMAT MANAJEMEN T A N A H A I R KUALITAS & KUANTITAS AIR MINUM KUALITAS & KUANTITAS PAKAN KELANGSUNGAN HIDUP DAN PRODUKTIVITAS TERNAK PETERNAKAN BERKELANJUTAN
  • 6. LATAR BELAKANG ILMU LINGKUNGAN TERNAK Pertumbuhan Penduduk Kelangsungan Hidup Kebutuhan Pemukiman, Pertanian, Industri dll. Protein Hewani Kebutuhan Ternak Eksploitasi Sumberdaya Alam Permasalahan Lingkungan Kebutuhan Lahan Dampaknya terhadap Peternakan Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Ternak dan Produktivitas Ternak Ilmu Lingkungan Ternak  - Ekologi - Fisiologi Ternak - Produksi Ternak - Politik Peternakan
  • 7. II. EKOLOGI TERNAK  Ekologi sebagai proses alam atau hukum alam dikenal sejak dulu kala sepanjang sejarah manusia  tumbuhan membutuhkan tanah dan air, tumbuhan dimakan hewan, hewan dimakan hewan lainnya, proses kelahiran dan kematian hewan.  Ekologi sebagai ilmu pertama dikenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi Jerman tahun 1900.  Ekologi  oikos atau rumah tempat tinggal  ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya.  Ekologi dapat digolongkan menurut bidang kajiannya : a. Autekologi : ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi dengan lingkunganya  kehidupan badak, burung, sapi, kerbau dll. b. Sinekologi : ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu  perkembangan ternak ruminansia di dataran tinggi Dieng. c. Berdasarkan habitat atau tempat hidup  laut, air tawar, darat, padang rumput. d. Berdasarkan taksonomi (sistematika)  tumbuhan, hewan, serangga, ,mikroba Dalam kaitannya dengan peternakan, maka ekologi bisa didefinisikan sebagai hubungan timbal balik peternakan dengan lingkungan hidupnya,
  • 8. Populasi dan Komunitas  Populasi organisme/individu tidak dapat hidup sendiri tetapi harus hidup dengan organisme sejenis  membentuk kelompok organisme. Kelompok organisme yang hidup dan berkembang biak disuatu tempat yang memiliki sifat-sifat serupa dan berhubungan satu sama lainnya  populasi (populasi sapi potong di Kabupaten Banyumas; populasi sapi perah di Baturaden; populasi ayam kampung di kawasan hutan jati Slawi). Populasi mempunyai karakteristik yang khas yaitu antara lain natalitas, mortalitas, pertumbuhan dan kepadatan. Lingkungan yang optimal natalitas > mortalitas  pertumbuhan tinggi  kepadatan tinggi  kapasitas tampung turun  lingkungan tidak optimal  natalitas < mortalitas dst. Pertumbuhan populasi mengikuti pola kurva logistik atau kurva S  pada awal pertumbuhan meningkat dengan cepat sampai pada suatu saat pertumbuhan menjadi stabil (asimptotik) pada waktu populasi seimbang dengan kondisi lingkungan
  • 9.  Komunitas berbagai populasi secara alami hidup disuatu tempat membentuk suatu kelompok dan saling berinterkasi satu sama lainnya  memenuhi kebutuhan hidupnya dan berkembang biak  komunitas (komunitas ruminansia  sapi, kerbau, kambing dan domba; komunitas unggas  ayam, itik, kalkun, angsa; komunitas hijauan pakan  rumput, leguminosa dan browse). Di dalam komunitas terjadi seleksi secara alami akibat penyesuaian populasi dengan lingkungannya  di dalam komunitas jumlah spesies (populasi) sangat beragam. Jumlah spesies dalam komunitas disebut dengan nilai kekayaan spesies (species richnes). Di dalam komunitas faktor stabilitas memegang fungsi penting, terdapat 2 stabilitas dalam komunitas yaitu stabilitas komunitas dan stabilitas lingkungan. Stabilitas komunitas  adaptasi populasi dalam komunitas berkaitan dengan aliran energi dan nutrisi sedangkan stabilitas lingkungan  iklim makro dan iklim mikro. Struktur komunitas  sekumpulan populasi yang berlainan dan ber sama-sama menghuni suatu tempat  keanekaragaman komunitas
  • 10. Habitat, Relung dan Ekosistem  Habitat  Setiap organisme hidup secara khas menghuni lokasi tertentu atau tempat hidup (alamat) suatu organisme  habitat  habitat adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Jadi pada dasarnya, habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.  Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotope.  Berdasarkan kondisi habitatnya dikenal 2 tipe habitat, yaitu habitat mikro dan habitat makro.  Habitat makro merupakan habitat bersifat global dengan kondisi lingkungan yang bersifat umum dan luas, misalnya gurun pasir, hutan hujan tropika, padang rumput di Afrika, dan sebagainya.  Sebaliknya habitat mikro merupakan habitat local dengan kondisi lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalu luas, misalnya, kolam, rawa payau , danau, farm dan sebagainya.
  • 11.  Habitat yang sesuai untuk suatu jenis, belum tentu sesuai untuk jenis yang lain, karena setiap satwa menghendaki kondisi habitat yang berbeda- beda .  Komponen habitat yang dapat mengendalikan kehidupan terdiri dari: 1. Pakan (feed), merupakan komponen habitat yang paling nyata dan setiap jenis satwa mempunyai kesukaan yang berbeda dalam memilih pakannya. Sedangkan ketersediaan pakan erat hubungannya dengan perubahan musim; 2. Pelindung (cover), adalah segala tempat dalam habitat yang mampu memberikan perlindungan bagi satwa dari cuaca dan predator, ataupun menyediakan kondisi yang lebih baik dan menguntungkan bagi kelangsungan kehidupan satwa; 3. Air (water), dibutuhkan oleh satwa dalam proses metabolisme dalam tubuh satwa. Kebutuhan air bagi satwa bervariasi, tergantung air dan/atau tidak tergantung air. Ketersediaan air pada habitat akan dapat mengubah kondisi habitat, yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh pada kehidupan satwa; 4. Ruang (space), dibutuhkan oleh individu individu satwa untuk mendapatkan cukup pakan, pelindung, air dan tempat untuk berkembang biak. Besarnya ruang yang dibutuhkan tergantung ukuran populasi, sementara itu populasi tergantung besarnya satwa, jenis pakan, produktivitas dan keragaman habitat.  Tipe habitat yang diperlukan suatu satwa diidentifikasi melalui pengamatan fungsi- fungsinya, misalnya untuk makan atau bertelur. Satwa memilih habitat yang tersedia dan sesuai untuk mempertahankan
  • 12.  Relung Status fungsional (profesi/kedudukan/peranan) suatu organisme dalam komunitas  relung  Istilah relung (nische) pertama kali dikemukakan oleh Joseph Grinnell (1917) Menurut Grinner, relung merupakan bagian dari habitat yang disebut dengan mikrohabitat. Pandangan relung yang dikemukakan oleh Grinnell inilah yang disebut dengan relung habitat.  Setelah Grinnell, Charles Elton (1927) secara terpisah menyatakan bahwa relung merupakan fungsi atau peranan spesies di dalam komunitasnya. Maksud dari fungsi dan peranan ini adalah kedudukan suatu spesies dalam komunitas dalam kaitannya dengan peristiwa makan memakan dan pola-pola interaksi yang lain. Inilang yang disebut dengan relung trophik.  Dalam ekologi, seluruh peranan dan fungsi makhluk hidup dalam komunitasnya dinamakan relung atau niche ekologi. Jadi relung ekologi merupakan semua faktor atau unsur yang terdapat dalam habitatnya yang mencakup jenis-jenis organisme yang berperanan, lingkungan, dan tempat tinggal yang sesuai dan spesialisasi populasi organisme yang terdapat dalam komunitas
  • 13.  Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.  Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.  Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.  Ditinjau dari fungsinya, ekosistem terdiri dari 2 komponen  1) komponen autotrofik dan 2) komponen heterotrofik.  Ditinjau dari penyusunnya, ekosistem terdiri dari 4 komponen  1) abiotik 2) produsen; 3) konsumen; dan 4) pengurai
  • 14.  Komponen Ekosistem Ekosistem terdiri dari komponen tak hidup (abiotik) dan komponen hidup (biotik) komponen. Komponen abiotik suatu ekosistem termasuk di dalamnya adalah faktor fisik dan berbagai reaksi kimia. Faktor-faktor fisik :  sinar matahari  suhu  curah hujan  angin  tanah (untuk ekosistem darat)  air Faktor kimia:  kadar air  nutrisi tanaman  tingkat zat beracun alami  salinitas air  kadar oksigen
  • 15.  Organisme yang membentuk komponen biotik terdiri dari autotrof dan heterotrof , berdasarkan bagaimana mereka mendapatkan makanan atau nutrisi organik yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.  Autotrof (produsen)-adalah organisme yang dapat memproduksi senyawa organik yang mereka butuhkan sebagai nutrisi dari senyawa anorganik sederhana yang diperoleh dari lingkungan mereka  tumbuhan hijau dan fitoplankton.  Kebanyakan produsen membuat nutrisi organik mereka membutuhkan melalui fotosintesis . 6 CO2 + 6 H2O + energi surya  C6H12O6 + 6 O2  Beberapa produsen, terutama bakteri khusus, dapat mengekstrak senyawa anorganik dari lingkungan mereka dan mengubahnya menjadi senyawa organik nutrisi tanpa kehadiran sinar matahari. Produsen ini disebut kemosintesis .  Heterotrof (konsumen)-adalah organisme yang tidak dapat mensintesis nutrisi organik yang mereka butuhkan dan mendapatkan nutrisi organik dari produsen atau konsumen lainnya. Heterotrof terdiri dari beberapa kelas konsumen : konsumen primer (herbivora) memakan langsung pada produsen. konsumen sekunder (karnivora) memakan konsumen primer. konsumen tersier atau lebih memakan konsumen sekunder dst.. dekomposer mencerna detritus dengan memecah molekul organik kompleks di bahan-bahan ini menjadi lebih sederhana, senyawa anorganik. Dekomposer terdiri dari berbagai bakteri dan jamur
  • 16. Jenis Spesies di Ekosistem 1. Spesies asli  hidup dan berkembang dalam ekosistem. 2. Spesies imigran  bermigrasi ke ekosistem atau yang sengaja atau tidak sengaja diperkenalkan ke ekosistem oleh manusia. 3. Spesies Indikator  berfungsi sebagai peringatan dini bahwa sebuah komunitas atau ekosistem sedang mengalami degradasi.
  • 17. III. SIKLUS ENERGI DAN BIOGEOKIMIA  Aliran energi merupakan rangkaian urutan perpindahan bentuk energi satu ke bentuk energi lain yang dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer, ke konsumen tingkat tinggi sampai ke dekomposer.  Aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain, seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini dinamakan transformasi energi.  Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya Matahari. Energi cahaya Matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme- organisme dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.
  • 18.  Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen mengubah energi cahaya Matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik. Hanya sebagian kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar ada pada ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktivitas primer dibagi menjadi dua yaitu produktivitas primer kotor (PPK) dan produktivitas primer bersih (PPB). Produktivitas primer kotor (PPK) adalah seluruh bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof sekitar 20% dari PPK digunakan oleh organisme fotoautotrof untuk respirasi, tumbuh dan berkembang. Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas primer kotor yang baru disimpan. Biomassa organisme autotrof (produsen) diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan organik hasil fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan energi kimia yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya melalui hubungan makan dimakan dalam ekosistem.  Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrof mengubah energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme heterotrof (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih
  • 19.  A. Rantai Makanan Untuk kelangsungan hidupnya semua organisme membutuhkan energi. Energi diperoleh dari bahan organik. yang mengandung energi dihasilkan oleh organisme autotrof atau tumbuhan hijau dengan bantuan energi cahaya matahari dan karbondioksida serta air melalui proses fotosintesis. Energi yang berasal dari bahan organik disebut energi kimia dan energi ini akan mengalami perpindahan dari organisme satu ke organisme yang lain. Proses perpindahan materi dan energi melalui peristiwa makan dan dimakan suatu organisme dengan urutan tertentu disebut rantai makanan.
  • 20.  B. Jaring Makanan Jika dalam rantai makanan dapat ditarik satu garis lurus antara makan dan dimakan tapi pada jaring makanan lebih kompleks karena satu makhluk hidup dapat memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu makhluk hidup dapat dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup sehingga garis yang terjadi saling bersilangan. Rantai makanan dapat saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga dapat membentuk suatu jaring-jaring yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut dengan jaring-jaring makanan.
  • 21.  C. Piramida Makanan Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen tertinggi. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makandan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya. Misalnya, dari produsen kekonsumen I, dari konsumen I ke konsumen II, dari konsumen II kekonsumen III, dan seterusnya tetapi tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida makanan yang semakin ke atas semakin mengecil
  • 22. SIKLUS BIOGEOKIMIA  Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga memerlukan air, oksigen, dan mineral. Jaring makanan muncul dengan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia. Proses ini sering disebut dengan daur biogeokimia.  Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup. dapat dikatakan bahwa aliran materi yang dibutuhkan dunia kehidupan pada dasarnya berasal dari dua arah karena keterbatasan bahan kimia sehingga harus dimanfaatkan lagi melalui proses perputaran (siklus).Aliran bahan kimia dalam tubuh makhluk hidup terjadi melalui rantai makanan mengikuti arus aliran oksigen dalam makhluk hidup, kemudian mengikuti siklus abiotik. Ada dua siklus abiotik yaitu fase atmosfer seperti nitrogen dan fase sedimen seperti fosfor. Daur biogeokimia sangat diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan ekosistem. Jika daur ulang ini berhenti, makhluk hidup akan mati dan ekosistem akan punah. Daur biogeokimia antara lain daur nitrogen, daur karbon dan daur hidrologik (air)
  • 23. Siklus Nitrogen; reservoir nitrogen bumi terbesar adalah troposfer, dengan sekitar 78% dari volumenya terdiri dari gas nitrogen (N2). Nitrogen diperlukan untuk mensintesis protein, pembentukan membran sel, pembentukan enzim, pertumbuhan, regenerasi sel, dan antibody. Bentuk nitrogen bebas tidak dapat digunakan secara langsung. Konversi gas nitrogen di atmosfer menjadi bentuk kimia lain yang berguna untuk tanaman disebut fiksasi nitrogen. Ini dilakukan kebanyakan oleh beberapa jenis bakteri (cyanobacteria) di tanah dan air dan oleh bakteri rhyzobium yang dinamakan nodule. Cahaya juga berperan dalam mengkonversi gas nitrogen.
  • 24. Gas Nitrogen banyak terdapatdi atmosfer, yaitu sekitar 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat diikat atau difiksasi terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan yang berbintil akar ( misalnya jenis polong-polongan) dan beberapa jenis alga. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk amonia( NH3), ion nitrit (NO2-),dan ion nitrat ( NO3-). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia  penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia akan mengalami Nitrifikasi oleh bakteri Nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococus.  menghasilkan nitrat yang diseraap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, Nitrat diubah menjadi amonia kembali memalui Denitrifikasi, dan amonia akan dilepaskan keudara  daur nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
  • 25.  Siklus Karbon : Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO2), yang banyak terdapat bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta terdapat di kerak bumi dalam bentuk batu bara dan minyak bumi (bahan bakar minyak). Karbon adalah blok bangunan dasar dari karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan senyawa organik lainnya  Karbon dioksida masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang terdapat di darat atau di perairan menggunakan CO2 untuk membentuk senyawa organik yaitu karbohidrat melalui proses fotosintesis. Senyawa organik yang dihasilkan produsen ini menjadi sumber makanan bagi organisme heterotof khususnya herbivora. Apabila herbivora dimakan oleh karnivora maka senyawa organik dari herbivora akan diubah menjadi bentuk lain. Respirasi dari organisme seperti tumbuhan, hewan maka akan membebaskan karbon dioksida ke udara bebas. Dan jika tumbuhan, hewan, serta manusia yang mati akan di uraikan, salah satunya akan menjadi karbon dioksida.
  • 26.  Siklus hidrologi : sering juga dipakai istilah Water Cycle atau Siklus Air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain Siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.  Siklus hidrologi dapat dimulai dari evaporasi air laut. Uap yang dihasilkan dari pemanasan oleh sinar matahari dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan uap tersebut terkondensasi membentuk awan, yang pada akhirnya menghasilkan prespitasi. Prespitasi yang jatuh ke bumi menyebar ke arah yang berbeda-beda dalam berbagai cara. Sebagian besar dari prespitasi tersebut untuk sementara tertahan ditanah dekat tempat air tersebut jatuh, dan akhirnya dikembalikan ke atmosfer oleh evaporasi dan transpirasi oleh tanaman. Sebagian lagi melalui permukaan tanah, menuju sungai, dan lainnya menembus tanah menjadi air tanah (groundwater) dengan proses ilfiltrasi.  Dalam siklus hidrologi, perputaran air tidak selalu merata karena adanya pengaruh meteorologi seperti suhu, tekanan, atmosfer, angin, dan kondisi topografi juga ikut mempengaruhi.
  • 27. 1.. Evaporasi merupakan proses penguapan air oleh sinar matahari sehingga molekul-molekul air terlepas dan mengenbang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer 2. Transpirasi merupakan proses pengankutan uap air yang dikeluarkan dari daun-daun tanaman 3. Prespitasi merupakan peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari atmosfer ke permukaan bumi. 4. Infiltrasi merupakan air yang bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah