SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Kelompok 6
1. Igreawati Situmorang
2. Ina Ayu Nengtyas
3. Lia Agustini
4. Pujiati
5. Ranny Rolinda Rusman
6. Triana Putri Sitorus
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat
faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi, geologi, dan iklim. Penyebaran
makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya
keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang
hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan
tersebutlah yang menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman
dapat disebabkan oleg faktor gen.
(http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/11/keanekaragaman-hayati.html)
Pengertian
Keanekaragaman makhluk hidup/ keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah
sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis, dan ekosistem yang
ada di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi merupakan hasil
proses evolusi yang berlangsung sangat lama, sehingga menghasilkan bermacam-macam
makhluk hidup (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, singkatnya,
keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
(http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/)
Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi keanekaragaman tingkat gen,
keanekaragaman tingkat jenis atau spesies, dan keanekaragaman tingkat ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang
terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat
menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun
tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang
berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semua perbedaan yang
terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen.
http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/
 Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel.
 Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu
memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda.
 Pada prinsipnya bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah
sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-
sifat yang berbeda-beda pula.
(file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
2. Keanekaragaman Jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara
morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut
dengan populasi. Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada
makhluk hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu
keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu
dalam satu spesies (keanekaragaman gen). http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-
hayati-biodiversitas/ Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-
gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam.
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies. Contohnya
sangat banyak. Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang
buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut
kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang
sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta
rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon
pinang, dan juga pada pohon palem. http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-
biodiversitas/
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja,
tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada
lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup
berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai
kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem.
Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang
lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Jadi
keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan
keanekaragaman jenis (spesies).
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena keanekaragaman gen dan keanekaragaman
spesies
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak
tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan
pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Simpulannya adalah, keanekaragaman
gen menyebabkan munculnya keanekaragaman species, dan akhirnya menyebabkan
munculnya keanekaragaman ekosistem. Itu semua disebut keanekaragaman hayati
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu
melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup
dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini
menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan
terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain
merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun
pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim
menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari,
dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora
(tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang
tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang
kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling
sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing
hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora
(tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman
jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem
yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi
bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-
beda merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen,
keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman
hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan
mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada
suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami
gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat
menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan
terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara
cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-
hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus
mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan
gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan
keanekaragaman tingkat ekosistem.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=keanekaragaman%20hayati&source=web&cd=8
&cad=rja&ved=0CEAQFjAH&url=http%3A%2F%2Fbiologilover.files.wordpress.com%2F2
008%2F02%2Fkeanekaragaman-
hayati2.doc&ei=R_dqUOPVIcPSrQe9h4HICA&usg=AFQjCNG34pdLwMbC0fIXPoUZmg9
rCu0U9g
2. Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal
tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk
keperluan pengobatan suatu penyakit. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara
lain:
a. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia
b. mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
c. mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
d. mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup
e. mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
3. Mempelajari Keanekaragaman Hayati Tanpa dan Dengan Cara Klasifikasi
Bila kita mempelajari keanekaragaman hayati tanpa klasifikasi, akan memungkinkan
terjadinya kerancuan pengertian dalam menunjuk suatu jenis makhluk hidup, misalnya
burung gereja di Belanda musch, di Inggris house sparrow, di Amerika english sparrow, di
Spanyol gorrion, di Jerman hausspreling. Bahkan dalam satu negara sering dijumpai spesies
hewan atau tumbuhan memiliki nama daerah berbeda-beda, misalnya burung merpati di Jawa
Tengah doro, di Madura dere, di Bali kedis dedare, dan di Jawa Barat japati. Namun, bila kita
mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi, maka akan memperoleh kemudahan
dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis.
3.1 Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Sistem Klasifikasi
Suatu kajian tentang pengelompokkan makhluk hidup ke dalam tingkatan atau takson
tertentu disebut taksonomi.
Seorang tokoh yang sangat berepran dalam klasifikasi makhluk hidup dan dikenal
sebagai Bapak taksonomi adalah Carolus Linnaeus (1707-1778).
Seiring dengan perkembangan ilmu klasifikasi makhluk hidup, system klasifikasi
dapat dibedakan berdasarkan cara dan tujuannya, yaitu:
1. system klasifikasi buatan (artificial)
Didasarkan pada pertimbangan secara sekehendak hati para ahli taksonomi dengan
melihat habitat (tempat hidup) dan nilai guna dari makhluk hidup tersebut.
2. system klasifikasi alamiah (natural)
Sistem ini didasarkan pada kesamaan morfologi secara fenotip
yang ada hubungannya dengan makhluk hidup yang sesungguhnya
3. sisitem klasifikasi evolusi (filogenetik)
Sistem klasifikasi ini lebih menekankan aspek hubungan kekerabatan dan sejarah
perkembangan evolusi makhluk hidup yang ada sekarang.
Gambar 1. Suatu pohon filogenetik yang umum berdsarkan pada urutan
nukelotida RNA ribosom diantara beberapa jenis organisme [ Disadur dari
diagram R Woese (1994))
b. Sistem Binomial nomenclatur
· pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus Linnaeus mengajukkan system
penamaan makhluk hidup dalam tulisannya “Systema nature” dengan istilah “:Binomial
nomenclatur” (bi= dua, nomen=nama)yang artinya tata nama seluruh organisme ditandai
dengan nama ilmiah yang dterdiri dari dua kata latin atau yang dilatinkan.
· Kata pertama menunujukkan genus, yang penulisannya dimulai dengan huruf besar,
sedangkan kata kedua merupakan “epitethon spesificum“ artinya penunjukkan jenis (spesies)
yang penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Misalnya untuk nama ilmiah singkong Felis
domesticus . Felis menunjukkan genus, sedangkan domesticus emerupakan ciri khsuusnya,
yang berarti sejenis hewan yang dipelihara di dalam rumah (domestik).
c. Aturan Pemberian Nama Ilmiah
Peraturan nama ilmiah memuat aturan sebagai berikut:
1. Setiap oarganisme mempunyai nama ilmiah tertentu.
2. untuk nama ilmiah digunakan bahsa latin atau yang dilatinkan.
3. tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama (tautonim)
atau hampir sama.
4. nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan huruf besar
5. nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua
merupakan petunjuk spesies.
Contoh nama ilmiah padi: Oryza sativa
1 2
1 = nama genus
2 = nama petunjuk spesies
1 + 2 = nama spesies
6. Penulisan nama spesies harus ditulis meiring atau digaris bawahi. Garis bawah kata
pertama dan kedua secara terpisah.
7. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti: Oryza sativa L., Rosa
hybrida Hort, dsb.
8. Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk dari salah
satu nama genus yang dibawahinya ditambah akhiran –aceae untuk tumbuhan dan akhiran –
idea untuk hewan.
Seperti: Solanum + aceae = Solanaaceae
Felis + idae = Felidae
d. Tingkatan/Takson makhluk hidup
· Kelompok taksonomi pada takson yang sama memiliki katagori yang sama. Urutan
takson dari yang tertinggi sampai terendah sepertiberikut:
 Kingdom= kerajaan/dunia
 Phylum/divisio
 Classis= kelas
 Ordo= bangsa
 Familia=keluarga
 Genus= marga
 Species=jenis
· Setiap takson memiliki persamaan dan perbedaan ciri. Makin tinggi takson makin
sedikit persamaan ciri yang dimilkinya dan dengan demikian makin banyak pula
perbedaanya. Sebaliknya makin rendah takson, mka makin banyak persamaannya dan makin
sedikit perbedaanya.Contoh urutan takson dan nama ilmiahnya:
e. Konsep Spesies
· Konsep spesies menurut para ahli taksonomi merupakan gabungan populasi alami
yang secara morfologi dan ekologi serupa dan yang dapat melakukan perkawinan
(interbreeding) serta menghasilkan keturunan yang fertile. Contohnya Kuda dan Keledai
dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan bagal, tetapi bagal ini mandul maka kuda
dan keledai bukan termasuk satu spesies.
f. Klasifikasi Makhluk Hidup berdasarkan Kingdom
· Perkembangan klasifikasi makhluk hidup sampai abad ke-18 menempatkan semua
makhluk hidup dalam salah satu dari dua kingdom yaitu tumbuhan dan hewan.
· Pada masa berikutnya para ahli taksonomi mengamati ada perbedaan kelompok
makhluk hidud selain tumbuhan dan hewan yaitu jamur (fungi), sehingga makhluk hiudp
dikelompokkan menjadi 3 kingdom yaitu hewan, tumbuhan dan Jamur.
· Copeland (1938-1847) mengajukan 4 kingdom klasifikasi makhluk hidup, yaitu
Monera untuk semua makhluk hiudp prokariota, protista untuk semua makhluk hidup sedikit
atau tidak memiliki jaringan yang terdiferensiasi, metafita dan metazoamasing-masing untuk
dunia tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.
· Pada tahun 1969 Robert H.Whittaker merumuskan 5 kingdom klasifikasi makhluk
hiudp yang seakarang banyak digunakan yang meliputi: Monera, Protista, Fungi, Animalia
dan Plantae.
4. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang sangat bervariasi, sehingga
menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya untuk beradaptasii dengan cara yang
berbeda-beda agar dapat bertahan hidup. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi
menjadikan Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang
khas menyebabkan munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanaman-
tanaman dan hewan-hewan tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya
burung Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo,
Bunga Bangkai di Sumatra.
5. Pelestarian keanekaragaman hayati
· Keanekaragaman hayati di bumi kita sangat berlimpah jumlahnya mulai dari kutub
utara sampai kutub selatan. Berjuta-juta jenis makhluk hidup yang ada, hanya sebagaian saja
yang sudah dapat diidentifikaasi, dan masih banyak jenis-jenis makhluk hidup yang belum
dikenali.
· Keanekaragaman hayati memberi arti penting bagi kehiudupan kita baik secara
langsung maupun tidak langsung, hampir semua makhluk hidup tersebut memberikan
manfaat yang sangat berharga.
· Mengapa kita perlu melestarikan keanekaragaman hayati ? Kita ketahui bahwa
dalam suatu individu makhluk hidup terkandung plasma nutfah (sumber gen), dan lebih jauh
dapat kita manfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetika, dan
bahan penelitian.
 Upaya melestarikan keanekaragaman flora dan fauna dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Pelesatarian in-situ, artinya kita melesatrikan flora dan fauna dalam habitat aslinya, seperti
pelstarian badak di ujung kulon, komodo di NTT, bunga raflesia di bengkulu dan sebagainya.
2. Pelestarian ex-situ, artinya kita melestarikan flora dan fauna di luar habitat aslinya, seperti
membuat suaka margasatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binatang dan sebagainya.
(file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
****

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia
Keanekaragaman Hayati Khas IndonesiaKeanekaragaman Hayati Khas Indonesia
Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekeragaman hayati
Keanekeragaman hayatiKeanekeragaman hayati
Keanekeragaman hayati
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
343376312 bab-2-keanekaragaman-hayati-ppt
343376312 bab-2-keanekaragaman-hayati-ppt343376312 bab-2-keanekaragaman-hayati-ppt
343376312 bab-2-keanekaragaman-hayati-ppt
 
Ppt keragaman hayati med tek
Ppt keragaman hayati med tekPpt keragaman hayati med tek
Ppt keragaman hayati med tek
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman gen,jenis, dan ekosistem
Keanekaragaman gen,jenis, dan ekosistemKeanekaragaman gen,jenis, dan ekosistem
Keanekaragaman gen,jenis, dan ekosistem
 
Bab 6 keanekaragaman hayati
Bab 6 keanekaragaman hayatiBab 6 keanekaragaman hayati
Bab 6 keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
keanekaragaman hayati
keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati
keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
moh riizki
moh riizkimoh riizki
moh riizki
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman organisme
Keanekaragaman organismeKeanekaragaman organisme
Keanekaragaman organisme
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 

Similar to Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6

Similar to Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 (20)

Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6 Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6
 
Tugas ipa
Tugas ipaTugas ipa
Tugas ipa
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
Biologi kd 2
Biologi kd 2Biologi kd 2
Biologi kd 2
 
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptxLINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
 
Diversitas
DiversitasDiversitas
Diversitas
 
Materi Peerteaching PPG.pptx
Materi Peerteaching PPG.pptxMateri Peerteaching PPG.pptx
Materi Peerteaching PPG.pptx
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Biologi xipa 2 keanekaragaman hayati
Biologi xipa 2 keanekaragaman hayatiBiologi xipa 2 keanekaragaman hayati
Biologi xipa 2 keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Kerusakan pelestarian lingkungan
Kerusakan pelestarian lingkunganKerusakan pelestarian lingkungan
Kerusakan pelestarian lingkungan
 
KEANEKARAGAMAN HAYATI
KEANEKARAGAMAN HAYATIKEANEKARAGAMAN HAYATI
KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
Keanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewanKeanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewan
 
Konsep dasar IPA MI/SD
Konsep dasar IPA MI/SDKonsep dasar IPA MI/SD
Konsep dasar IPA MI/SD
 
4.pptx
4.pptx4.pptx
4.pptx
 

More from Pujiati Puu

Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaPujiati Puu
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikPujiati Puu
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranPujiati Puu
 
Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Pujiati Puu
 
Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Pujiati Puu
 
Pujiati 06121010018
Pujiati  06121010018Pujiati  06121010018
Pujiati 06121010018Pujiati Puu
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiPujiati Puu
 
Grafik laju reaksi
Grafik laju reaksiGrafik laju reaksi
Grafik laju reaksiPujiati Puu
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaPujiati Puu
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialPujiati Puu
 
Soal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridSoal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridPujiati Puu
 
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanBlooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanPujiati Puu
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamPujiati Puu
 

More from Pujiati Puu (20)

Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas akhir mpk
Tugas akhir mpkTugas akhir mpk
Tugas akhir mpk
 
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sitta
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaran
 
Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannya
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97
 
Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012
 
Pujiati 06121010018
Pujiati  06121010018Pujiati  06121010018
Pujiati 06121010018
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas ii
 
Grafik laju reaksi
Grafik laju reaksiGrafik laju reaksi
Grafik laju reaksi
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
 
Evo s jurnal
Evo s jurnalEvo s jurnal
Evo s jurnal
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Soal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridSoal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibrid
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanBlooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 

Recently uploaded

Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

Keanekaragaman makhluk hidup kelompok6

  • 1. Keanekaragaman Makhluk Hidup Kelompok 6 1. Igreawati Situmorang 2. Ina Ayu Nengtyas 3. Lia Agustini 4. Pujiati 5. Ranny Rolinda Rusman 6. Triana Putri Sitorus Keanekaragaman Makhluk Hidup Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi, geologi, dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat disebabkan oleg faktor gen. (http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/11/keanekaragaman-hayati.html) Pengertian Keanekaragaman makhluk hidup/ keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis, dan ekosistem yang ada di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi merupakan hasil proses evolusi yang berlangsung sangat lama, sehingga menghasilkan bermacam-macam makhluk hidup (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
  • 2. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, singkatnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup. (http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/) Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis atau spesies, dan keanekaragaman tingkat ekosistem. 1. Keanekaragaman Gen Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semua perbedaan yang terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen. http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/  Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel.  Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda.  Pada prinsipnya bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifat- sifat yang berbeda-beda pula. (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
  • 3. 2. Keanekaragaman Jenis Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut dengan populasi. Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies (keanekaragaman gen). http://biologimediacentre.com/keanekaragaman- hayati-biodiversitas/ Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen- gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam. file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies. Contohnya sangat banyak. Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang, dan juga pada pohon palem. http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati- biodiversitas/
  • 4. 3. Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan. Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis (spesies).
  • 5. Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena keanekaragaman gen dan keanekaragaman spesies Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Simpulannya adalah, keanekaragaman gen menyebabkan munculnya keanekaragaman species, dan akhirnya menyebabkan munculnya keanekaragaman ekosistem. Itu semua disebut keanekaragaman hayati Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
  • 6. Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem. Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda- beda merupakan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada
  • 7. suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan. Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan- hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=keanekaragaman%20hayati&source=web&cd=8 &cad=rja&ved=0CEAQFjAH&url=http%3A%2F%2Fbiologilover.files.wordpress.com%2F2 008%2F02%2Fkeanekaragaman- hayati2.doc&ei=R_dqUOPVIcPSrQe9h4HICA&usg=AFQjCNG34pdLwMbC0fIXPoUZmg9 rCu0U9g 2. Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk keperluan pengobatan suatu penyakit. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara lain: a. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia b. mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup c. mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
  • 8. d. mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup e. mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia 3. Mempelajari Keanekaragaman Hayati Tanpa dan Dengan Cara Klasifikasi Bila kita mempelajari keanekaragaman hayati tanpa klasifikasi, akan memungkinkan terjadinya kerancuan pengertian dalam menunjuk suatu jenis makhluk hidup, misalnya burung gereja di Belanda musch, di Inggris house sparrow, di Amerika english sparrow, di Spanyol gorrion, di Jerman hausspreling. Bahkan dalam satu negara sering dijumpai spesies hewan atau tumbuhan memiliki nama daerah berbeda-beda, misalnya burung merpati di Jawa Tengah doro, di Madura dere, di Bali kedis dedare, dan di Jawa Barat japati. Namun, bila kita mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi, maka akan memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis. 3.1 Klasifikasi Makhluk Hidup a. Sistem Klasifikasi Suatu kajian tentang pengelompokkan makhluk hidup ke dalam tingkatan atau takson tertentu disebut taksonomi. Seorang tokoh yang sangat berepran dalam klasifikasi makhluk hidup dan dikenal sebagai Bapak taksonomi adalah Carolus Linnaeus (1707-1778). Seiring dengan perkembangan ilmu klasifikasi makhluk hidup, system klasifikasi dapat dibedakan berdasarkan cara dan tujuannya, yaitu: 1. system klasifikasi buatan (artificial) Didasarkan pada pertimbangan secara sekehendak hati para ahli taksonomi dengan melihat habitat (tempat hidup) dan nilai guna dari makhluk hidup tersebut. 2. system klasifikasi alamiah (natural) Sistem ini didasarkan pada kesamaan morfologi secara fenotip yang ada hubungannya dengan makhluk hidup yang sesungguhnya 3. sisitem klasifikasi evolusi (filogenetik)
  • 9. Sistem klasifikasi ini lebih menekankan aspek hubungan kekerabatan dan sejarah perkembangan evolusi makhluk hidup yang ada sekarang. Gambar 1. Suatu pohon filogenetik yang umum berdsarkan pada urutan nukelotida RNA ribosom diantara beberapa jenis organisme [ Disadur dari diagram R Woese (1994)) b. Sistem Binomial nomenclatur · pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus Linnaeus mengajukkan system penamaan makhluk hidup dalam tulisannya “Systema nature” dengan istilah “:Binomial nomenclatur” (bi= dua, nomen=nama)yang artinya tata nama seluruh organisme ditandai dengan nama ilmiah yang dterdiri dari dua kata latin atau yang dilatinkan. · Kata pertama menunujukkan genus, yang penulisannya dimulai dengan huruf besar, sedangkan kata kedua merupakan “epitethon spesificum“ artinya penunjukkan jenis (spesies) yang penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Misalnya untuk nama ilmiah singkong Felis domesticus . Felis menunjukkan genus, sedangkan domesticus emerupakan ciri khsuusnya, yang berarti sejenis hewan yang dipelihara di dalam rumah (domestik).
  • 10. c. Aturan Pemberian Nama Ilmiah Peraturan nama ilmiah memuat aturan sebagai berikut: 1. Setiap oarganisme mempunyai nama ilmiah tertentu. 2. untuk nama ilmiah digunakan bahsa latin atau yang dilatinkan. 3. tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama (tautonim) atau hampir sama. 4. nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan huruf besar 5. nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan petunjuk spesies. Contoh nama ilmiah padi: Oryza sativa 1 2 1 = nama genus 2 = nama petunjuk spesies 1 + 2 = nama spesies 6. Penulisan nama spesies harus ditulis meiring atau digaris bawahi. Garis bawah kata pertama dan kedua secara terpisah. 7. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti: Oryza sativa L., Rosa hybrida Hort, dsb. 8. Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk dari salah satu nama genus yang dibawahinya ditambah akhiran –aceae untuk tumbuhan dan akhiran – idea untuk hewan. Seperti: Solanum + aceae = Solanaaceae Felis + idae = Felidae
  • 11. d. Tingkatan/Takson makhluk hidup · Kelompok taksonomi pada takson yang sama memiliki katagori yang sama. Urutan takson dari yang tertinggi sampai terendah sepertiberikut:  Kingdom= kerajaan/dunia  Phylum/divisio  Classis= kelas  Ordo= bangsa  Familia=keluarga  Genus= marga  Species=jenis · Setiap takson memiliki persamaan dan perbedaan ciri. Makin tinggi takson makin sedikit persamaan ciri yang dimilkinya dan dengan demikian makin banyak pula perbedaanya. Sebaliknya makin rendah takson, mka makin banyak persamaannya dan makin sedikit perbedaanya.Contoh urutan takson dan nama ilmiahnya: e. Konsep Spesies · Konsep spesies menurut para ahli taksonomi merupakan gabungan populasi alami yang secara morfologi dan ekologi serupa dan yang dapat melakukan perkawinan (interbreeding) serta menghasilkan keturunan yang fertile. Contohnya Kuda dan Keledai dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan bagal, tetapi bagal ini mandul maka kuda dan keledai bukan termasuk satu spesies. f. Klasifikasi Makhluk Hidup berdasarkan Kingdom · Perkembangan klasifikasi makhluk hidup sampai abad ke-18 menempatkan semua makhluk hidup dalam salah satu dari dua kingdom yaitu tumbuhan dan hewan.
  • 12. · Pada masa berikutnya para ahli taksonomi mengamati ada perbedaan kelompok makhluk hidud selain tumbuhan dan hewan yaitu jamur (fungi), sehingga makhluk hiudp dikelompokkan menjadi 3 kingdom yaitu hewan, tumbuhan dan Jamur. · Copeland (1938-1847) mengajukan 4 kingdom klasifikasi makhluk hidup, yaitu Monera untuk semua makhluk hiudp prokariota, protista untuk semua makhluk hidup sedikit atau tidak memiliki jaringan yang terdiferensiasi, metafita dan metazoamasing-masing untuk dunia tumbuhan dan hewan tingkat tinggi. · Pada tahun 1969 Robert H.Whittaker merumuskan 5 kingdom klasifikasi makhluk hiudp yang seakarang banyak digunakan yang meliputi: Monera, Protista, Fungi, Animalia dan Plantae. 4. Keanekaragaman Hayati di Indonesia Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang sangat bervariasi, sehingga menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya untuk beradaptasii dengan cara yang berbeda-beda agar dapat bertahan hidup. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi menjadikan Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang khas menyebabkan munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanaman- tanaman dan hewan-hewan tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya burung Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo, Bunga Bangkai di Sumatra. 5. Pelestarian keanekaragaman hayati · Keanekaragaman hayati di bumi kita sangat berlimpah jumlahnya mulai dari kutub utara sampai kutub selatan. Berjuta-juta jenis makhluk hidup yang ada, hanya sebagaian saja
  • 13. yang sudah dapat diidentifikaasi, dan masih banyak jenis-jenis makhluk hidup yang belum dikenali. · Keanekaragaman hayati memberi arti penting bagi kehiudupan kita baik secara langsung maupun tidak langsung, hampir semua makhluk hidup tersebut memberikan manfaat yang sangat berharga. · Mengapa kita perlu melestarikan keanekaragaman hayati ? Kita ketahui bahwa dalam suatu individu makhluk hidup terkandung plasma nutfah (sumber gen), dan lebih jauh dapat kita manfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetika, dan bahan penelitian.  Upaya melestarikan keanekaragaman flora dan fauna dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Pelesatarian in-situ, artinya kita melesatrikan flora dan fauna dalam habitat aslinya, seperti pelstarian badak di ujung kulon, komodo di NTT, bunga raflesia di bengkulu dan sebagainya. 2. Pelestarian ex-situ, artinya kita melestarikan flora dan fauna di luar habitat aslinya, seperti membuat suaka margasatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binatang dan sebagainya. (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf) ****