Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.
1. Keanekaragaman Makhluk Hidup
Kelompok 6
1. Igreawati Situmorang
2. Ina Ayu Nengtyas
3. Lia Agustini
4. Pujiati
5. Ranny Rolinda Rusman
6. Triana Putri Sitorus
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat
faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi, geologi, dan iklim. Penyebaran
makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya
keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang
hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan
tersebutlah yang menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman
dapat disebabkan oleg faktor gen.
(http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/11/keanekaragaman-hayati.html)
Pengertian
Keanekaragaman makhluk hidup/ keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah
sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis, dan ekosistem yang
ada di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi merupakan hasil
proses evolusi yang berlangsung sangat lama, sehingga menghasilkan bermacam-macam
makhluk hidup (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
2. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, singkatnya,
keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
(http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/)
Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi keanekaragaman tingkat gen,
keanekaragaman tingkat jenis atau spesies, dan keanekaragaman tingkat ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang
terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat
menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun
tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang
berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semua perbedaan yang
terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen.
http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-biodiversitas/
Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel.
Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu
memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda.
Pada prinsipnya bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah
sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-
sifat yang berbeda-beda pula.
(file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
3. 2. Keanekaragaman Jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara
morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut
dengan populasi. Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada
makhluk hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu
keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu
dalam satu spesies (keanekaragaman gen). http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-
hayati-biodiversitas/ Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-
gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam.
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies. Contohnya
sangat banyak. Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang
buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut
kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang
sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta
rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon
pinang, dan juga pada pohon palem. http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayati-
biodiversitas/
4. 3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja,
tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada
lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup
berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai
kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem.
Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang
lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Jadi
keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan
keanekaragaman jenis (spesies).
5. Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena keanekaragaman gen dan keanekaragaman
spesies
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak
tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan
pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Simpulannya adalah, keanekaragaman
gen menyebabkan munculnya keanekaragaman species, dan akhirnya menyebabkan
munculnya keanekaragaman ekosistem. Itu semua disebut keanekaragaman hayati
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu
melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup
dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini
menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan
terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain
merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
6. Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun
pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim
menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari,
dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora
(tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang
tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang
kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling
sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing
hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora
(tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman
jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem
yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi
bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-
beda merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen,
keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman
hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan
mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada
7. suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami
gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat
menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan
terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara
cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-
hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus
mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan
gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan
keanekaragaman tingkat ekosistem.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=keanekaragaman%20hayati&source=web&cd=8
&cad=rja&ved=0CEAQFjAH&url=http%3A%2F%2Fbiologilover.files.wordpress.com%2F2
008%2F02%2Fkeanekaragaman-
hayati2.doc&ei=R_dqUOPVIcPSrQe9h4HICA&usg=AFQjCNG34pdLwMbC0fIXPoUZmg9
rCu0U9g
2. Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal
tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk
keperluan pengobatan suatu penyakit. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara
lain:
a. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia
b. mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
c. mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
8. d. mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup
e. mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
3. Mempelajari Keanekaragaman Hayati Tanpa dan Dengan Cara Klasifikasi
Bila kita mempelajari keanekaragaman hayati tanpa klasifikasi, akan memungkinkan
terjadinya kerancuan pengertian dalam menunjuk suatu jenis makhluk hidup, misalnya
burung gereja di Belanda musch, di Inggris house sparrow, di Amerika english sparrow, di
Spanyol gorrion, di Jerman hausspreling. Bahkan dalam satu negara sering dijumpai spesies
hewan atau tumbuhan memiliki nama daerah berbeda-beda, misalnya burung merpati di Jawa
Tengah doro, di Madura dere, di Bali kedis dedare, dan di Jawa Barat japati. Namun, bila kita
mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi, maka akan memperoleh kemudahan
dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis.
3.1 Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Sistem Klasifikasi
Suatu kajian tentang pengelompokkan makhluk hidup ke dalam tingkatan atau takson
tertentu disebut taksonomi.
Seorang tokoh yang sangat berepran dalam klasifikasi makhluk hidup dan dikenal
sebagai Bapak taksonomi adalah Carolus Linnaeus (1707-1778).
Seiring dengan perkembangan ilmu klasifikasi makhluk hidup, system klasifikasi
dapat dibedakan berdasarkan cara dan tujuannya, yaitu:
1. system klasifikasi buatan (artificial)
Didasarkan pada pertimbangan secara sekehendak hati para ahli taksonomi dengan
melihat habitat (tempat hidup) dan nilai guna dari makhluk hidup tersebut.
2. system klasifikasi alamiah (natural)
Sistem ini didasarkan pada kesamaan morfologi secara fenotip
yang ada hubungannya dengan makhluk hidup yang sesungguhnya
3. sisitem klasifikasi evolusi (filogenetik)
9. Sistem klasifikasi ini lebih menekankan aspek hubungan kekerabatan dan sejarah
perkembangan evolusi makhluk hidup yang ada sekarang.
Gambar 1. Suatu pohon filogenetik yang umum berdsarkan pada urutan
nukelotida RNA ribosom diantara beberapa jenis organisme [ Disadur dari
diagram R Woese (1994))
b. Sistem Binomial nomenclatur
· pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus Linnaeus mengajukkan system
penamaan makhluk hidup dalam tulisannya “Systema nature” dengan istilah “:Binomial
nomenclatur” (bi= dua, nomen=nama)yang artinya tata nama seluruh organisme ditandai
dengan nama ilmiah yang dterdiri dari dua kata latin atau yang dilatinkan.
· Kata pertama menunujukkan genus, yang penulisannya dimulai dengan huruf besar,
sedangkan kata kedua merupakan “epitethon spesificum“ artinya penunjukkan jenis (spesies)
yang penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Misalnya untuk nama ilmiah singkong Felis
domesticus . Felis menunjukkan genus, sedangkan domesticus emerupakan ciri khsuusnya,
yang berarti sejenis hewan yang dipelihara di dalam rumah (domestik).
10. c. Aturan Pemberian Nama Ilmiah
Peraturan nama ilmiah memuat aturan sebagai berikut:
1. Setiap oarganisme mempunyai nama ilmiah tertentu.
2. untuk nama ilmiah digunakan bahsa latin atau yang dilatinkan.
3. tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama (tautonim)
atau hampir sama.
4. nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan huruf besar
5. nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua
merupakan petunjuk spesies.
Contoh nama ilmiah padi: Oryza sativa
1 2
1 = nama genus
2 = nama petunjuk spesies
1 + 2 = nama spesies
6. Penulisan nama spesies harus ditulis meiring atau digaris bawahi. Garis bawah kata
pertama dan kedua secara terpisah.
7. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti: Oryza sativa L., Rosa
hybrida Hort, dsb.
8. Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk dari salah
satu nama genus yang dibawahinya ditambah akhiran –aceae untuk tumbuhan dan akhiran –
idea untuk hewan.
Seperti: Solanum + aceae = Solanaaceae
Felis + idae = Felidae
11. d. Tingkatan/Takson makhluk hidup
· Kelompok taksonomi pada takson yang sama memiliki katagori yang sama. Urutan
takson dari yang tertinggi sampai terendah sepertiberikut:
Kingdom= kerajaan/dunia
Phylum/divisio
Classis= kelas
Ordo= bangsa
Familia=keluarga
Genus= marga
Species=jenis
· Setiap takson memiliki persamaan dan perbedaan ciri. Makin tinggi takson makin
sedikit persamaan ciri yang dimilkinya dan dengan demikian makin banyak pula
perbedaanya. Sebaliknya makin rendah takson, mka makin banyak persamaannya dan makin
sedikit perbedaanya.Contoh urutan takson dan nama ilmiahnya:
e. Konsep Spesies
· Konsep spesies menurut para ahli taksonomi merupakan gabungan populasi alami
yang secara morfologi dan ekologi serupa dan yang dapat melakukan perkawinan
(interbreeding) serta menghasilkan keturunan yang fertile. Contohnya Kuda dan Keledai
dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan bagal, tetapi bagal ini mandul maka kuda
dan keledai bukan termasuk satu spesies.
f. Klasifikasi Makhluk Hidup berdasarkan Kingdom
· Perkembangan klasifikasi makhluk hidup sampai abad ke-18 menempatkan semua
makhluk hidup dalam salah satu dari dua kingdom yaitu tumbuhan dan hewan.
12. · Pada masa berikutnya para ahli taksonomi mengamati ada perbedaan kelompok
makhluk hidud selain tumbuhan dan hewan yaitu jamur (fungi), sehingga makhluk hiudp
dikelompokkan menjadi 3 kingdom yaitu hewan, tumbuhan dan Jamur.
· Copeland (1938-1847) mengajukan 4 kingdom klasifikasi makhluk hidup, yaitu
Monera untuk semua makhluk hiudp prokariota, protista untuk semua makhluk hidup sedikit
atau tidak memiliki jaringan yang terdiferensiasi, metafita dan metazoamasing-masing untuk
dunia tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.
· Pada tahun 1969 Robert H.Whittaker merumuskan 5 kingdom klasifikasi makhluk
hiudp yang seakarang banyak digunakan yang meliputi: Monera, Protista, Fungi, Animalia
dan Plantae.
4. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang sangat bervariasi, sehingga
menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya untuk beradaptasii dengan cara yang
berbeda-beda agar dapat bertahan hidup. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi
menjadikan Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang
khas menyebabkan munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanaman-
tanaman dan hewan-hewan tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya
burung Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo,
Bunga Bangkai di Sumatra.
5. Pelestarian keanekaragaman hayati
· Keanekaragaman hayati di bumi kita sangat berlimpah jumlahnya mulai dari kutub
utara sampai kutub selatan. Berjuta-juta jenis makhluk hidup yang ada, hanya sebagaian saja
13. yang sudah dapat diidentifikaasi, dan masih banyak jenis-jenis makhluk hidup yang belum
dikenali.
· Keanekaragaman hayati memberi arti penting bagi kehiudupan kita baik secara
langsung maupun tidak langsung, hampir semua makhluk hidup tersebut memberikan
manfaat yang sangat berharga.
· Mengapa kita perlu melestarikan keanekaragaman hayati ? Kita ketahui bahwa
dalam suatu individu makhluk hidup terkandung plasma nutfah (sumber gen), dan lebih jauh
dapat kita manfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetika, dan
bahan penelitian.
Upaya melestarikan keanekaragaman flora dan fauna dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Pelesatarian in-situ, artinya kita melesatrikan flora dan fauna dalam habitat aslinya, seperti
pelstarian badak di ujung kulon, komodo di NTT, bunga raflesia di bengkulu dan sebagainya.
2. Pelestarian ex-situ, artinya kita melestarikan flora dan fauna di luar habitat aslinya, seperti
membuat suaka margasatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binatang dan sebagainya.
(file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)
****