SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
1
RANSUM PAKAN TERNAK
RUMINANSIA BERBAHAN
BAKU LOKAL
Oleh:
Alfa Arnanto, S.Pt.
LINGKUP BAHASAN
 Renungkan
 Acuan Teori/ Rekomendasi Nutrisi dan Pakan Ternak
 Hasil-hasil Penelitian
 Teknis Menyusun Ransum
 Kendala Pengembangan
 Mempertahankan Kualitas Produk dengan Harga Terjangkau dan
Kualitas Terjamin
 Penutup
2
RENUNGKAN
3
Bagaimana Kita Mengoptimalisai PKM
untuk sumber bahan pakan ternak lokal
Pembelenggu Calon Pengusaha Ternak
   TERBELENGGU HAL YANG KURANG PERLU
????????
 Pengembangan ternak harus menyediakan lahan TPT  belum mutlak
diperlukan
 Hijauan minimal 10 % dari bobot badan pada kondisi tertentu dapat
ditiadakan  atur serat ransum
 Anjuran Rasio hijauan:konsentrat = 50 : 50 %  ”konsentrat” dapat diberikan 0
s.d. 100%.
 Pemberian pakan dibatasi 3% bobot badan  berikan ad-libitum; pada
pemberian pakan kualitas rendah dapat mencapai 4,5%
 Kebutuhan protein minimal 13%  bisa diberikan >8%
Renungkan
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
 Keberhasilan kepemimpinan 20% ditentukan oleh strategi dan 80%
ditentukan oleh mengelola manusia. Oleh karena itu kembangkan,
kembangkan, dan kembangkan terus manusia.
 Kita semua sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap
sebelah, hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat dengan orang
lain.
 Daya motivasi dari luar, diantaranya gaji, mobil, tunjangan, kesehatan,
dll, hanya berdampak jangka pendek dan mudah lenyap. Sebaliknya
motivasi yang berasal dari dalam berumur lebih lama dan
permanen.
 Kebingungan (ketidak tahuan) merupakan pendorong orang untuk
belajar lebih jauh. Bila orang sudah puas, ia telah berada di jurang
kemandegan belajar.
Renungkan
 Bagi insan Peternakan yang bertaqwa, “menggemukan sapi, memproduksi
pedet” bukanlah hal yang sulit; dan kita harus yakin “sama mudahnya dengan
bernafas di daerah sejuk pada kondisi sehat”. Yang harus dipecahkankan
adalah “Bagaimana usaha tersebut dapat memberikan keuntungan yang
layak, mampu bersaing dengan harga pasar” untuk menghasilkan produk
ternak yang ASUH.
 Belum ada strategi dan komposisi pakan terhebat yang dapat diterapkan
pada semua sistem usaha ternak sapi potong dan sapi perah yang
tersebar pada berbagai lokasi usaha. Yang terhebat adalah strategi untuk
mengungkap dan meramu pakan potensial setempat menjadi produk
ekonomis yang ASUH”.
 Hijauan  identik sumber serat, tidak selalu hijau, tidak selalu berbentuk
rumput yang sudah umum dikenal.
 Konsentrat  pakan dengan kandungan nutrisi tinggi, dipergunakan bersama
pakan lain untuk meningkatkan keserasian nutrisi. Konsentrat tidak selalu
berbentuk konsentrat buatan pabrik.
Renungkan
Keunggulan pakan berbasis bahan baku lokal :
1. Mudah dalam distribusi karena jarak antara tempat prosesing dengan lokasi
peternak lebih dekat.
2. Harganya lebih murah dengan kualitas standard karena menggunakan sebagian
besar bahan baku lokal dan overhead cost yang sangat rendah.
3. Memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pakan komersial buatan pabrik
skala industri besar, karena lebih efisien dalam biaya manajemen & produksi
serta mengurangi biaya transportasi.
4. Merupakan embrio usaha di bidang agroinput di pedesaan dengan skala usaha
komersial yang asetnya dimiliki oleh masyarakat untuk pengembangan dan
pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM )
5. Nilai tambah dari kegiatan prosesing dan diversifikasi pemanfaatan limbah
menjadi pakan diperoleh langsung para petani/peternak di pedesaan
6. Mendukung program agribisnis ternak di pedesaan melalui industrialisasi pakan
rakyat untuk peningkatan daya saing ternak lokal.
MENGAPA HARUS BAHAN BAKU LOKAL
Renungkan
ACUAN TEORI/ REKOMENDASI NUTRISI
DAN PAKAN TERNAK
8
ZAT – ZAT NUTRIEN YANG TERKANDUNG DALAM
BAHAN MAKANAN
Bahan kering
Bahan organik
Protein
Lipida/Lemak
Karbohidrat /TDN
Vitamin
Bahan Makanan
Abu
Air
Acuan Teori/ Rekomendasi
 Biaya pakan menempati porsi
terbesar (60 s.d. 70%)
 Optimalisasi penggunaan pakan
biomas setempat yang potensial
dengan input biaya murah
(Teknologi pengolahan bahan)
 Diharapkan dapat menurunkan biaya
ransum, menghasilkan produktivitas
ternak yang optimal.
Efisiensi Penggunaan Ransum ??
Biaya  Pakan Murah
Segi NutrienFisiologis
Pencernaan
Nutrien terbuang di feces
minimal
Bahan pakan yang dimakan
oleh “makhuk halus” dalam
rumen minimal  by pass
Feces tidak bau
Kadar air dalam feces rendah
(tidak mencret)
Produksi optimal, tanpa harus
melihat efisiensi biaya
Acuan Teori/ Rekomendasi
PENCERNAAN DAN ABSORBSI PROTEIN PADA
RUMINANSIA
 Pasokan asam amino ke dalam usus halus, berasal dari protein mikroba yang
disintesis dalam rumen, protein pakan yang tidak terdegradasi (protein by-
pass) dan protein endogen
 Degradasi protein oleh mikroba rumen bersifat tidak mengenal batas.
Perombakan akan berlangsung terus-menerus walaupun amonia yang
dihasilkan telah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
mikroba.
Acuan Teori/ Rekomendasi
PAKAN PADA RUMINANSIA
 Ruminansia sebagai mesin pengolah serat (hijauan) menjadi anak, daging
dan/atau susu.
 Kebutuhan protein untuk ternak ruminansia bervariasi sangat luas.
 Hasil penelitian tentang tingkat energi menunjukkan bahwa pemberian pakan
dengan TDN sebesar 50 - 80% (Iso protein; 17,18%), tidak berpengaruh
terhadap PBBH dan efisiensi penggunaan nutrien pakan
 Efisiensi PK menurun dengan semakin meningkatnya PK.
 Respons terhadap konsumsi protein akan lebih baik jika energi yang tersedia
cukup
 Kemampuan penyediaan pakan semakin menurun akibat terdesaknya areal
sumber pakan ternak oleh lahan pertanian, perkebunan, industri dan
pemukiman
 Optimalisasi penggunaan bahan pakan hasil ikutan tanaman pertanian dan
perkebunan diyakini dapat menurunkan biaya ransum tanpa mengabaikan
kualitas pakan.
 Perkembangan usaha ternak sapi perah/potong dan Alsin pencacah organik 
memacu industri pengolahan pakan ternak dan penggunaan bahan pakan yang
belum umum digunakan termasuk pemalsuan bahan pakan
Acuan Teori/ Rekomendasi
PENGARUH DEFISIENSI NUTRISI
TERHADAP REPRODUKSI
 Aksinya melalui Hipothalamus-pituitaria anterior-ovarium.
 Defisiensi nutrisi mempengaruhi fungsi hipofise anterior
produksi dan sekresi hormon FSH dan LH rendah
“OVARIUM TIDAK BERKEMBANG”
“OVULASI TERGANGGU”
“TRANSPORT SPERMA”
“FERTILISASI”
“PEMBELAHAN SEL”
“PERKEMBANGAN EMBRIO DAN FETUS”
Acuan Teori/ Rekomendasi
DEFISIENSI NUTRISI PADA MASA PUBERTAS S.D. INDUK
 Silent estrous (birahi tidak tampak/tenang)
 Gangguan ovulasi/Ovulatory defect (krn defisiensi LH)progesteron
(dihasilkan oleh corpus luteum) dalam darah rendah dapat terjadi
kematian embrio dini.
 Kegagalan konsepsi/pembuahan (Conception failur)
 Kematian fetus (Fetal dan embryonic death)
Acuan Teori/ Rekomendasi
BK TDN* PK * UDP NDF LK Abu Ca P
SPL 14 70 16 6,4 35 7 10 0,8-1 ,6-,8
SPL tinggi 14 75 18 7,2 35 7 10 1-1,2 ,6-,8
Spa Bunting 14 65 14 5,6 30 7 10 0,6-0,8 ,6-,8
Susu pedet 14 94 21 8 0 12 8 ,7-,9 ,4-,6
Spa Pemula 14 78 16 6,4 10 7 10 ,4-,6 ,6-,8
Spa dara 14 75 15 5,6 30 7 10 0,6-0,8 ,5-,7
Spa pejantan 14 65 12 4,2 30 6 12 ,5-,7 ,3-,5
SPT fatening 14 70 13 5,2 35 7 12 0,8-1 ,6-,8
SPT induk 14 65 14 5,6 35 6 12 0,8-1 ,6-,8
NUTRIEN BERDASARKAN SK MENTAN
 meningkatkan jaminan mutu konsentrat
Acuan Teori/ Rekomendasi
Sumber : Balai Pengujian Mutu PakanTernak. 2004.
Ket. : SPL = sapi perah laktasi; Spa = sapi perah laktasi; dan SPT = sapi potong
Bahan Pakan
BK PK LK SK Abu
(%) --------------- (% BK) -------------------
Cipro 1) 88,1 15,0 4,5 14,6 13,5
Coklat, kulit buah kering 1) 89,2 14,5 5,2 12,8 9,6
Gandum, Wheat Brand 1) 90,1 15,7 4,3 4,7 3,6
Gandum, Wheat Pollard 1) 90,0 15,0 4,0 5,0 4,0
Gula cair, ampas 1) 5,2 7,3 0,0 0,0 0,0
Jagung, empok 1) 78,5 14,9 4,5 4,5 4,9
Jagung, tongkol 1) 91,0 3,1 1,0 40,0 6,0
Jagung, tumpi 1) 97,0 7,6 1,6 9,0 3,3
Kacang tanah, daun 1) 21,9 11,5 3,4 27,8 10,6
Kacang tanah, kulit 1) 87,4 5,0 2,2 64,1 5, 7
Kacang tanah, kulit 1) 89,0 8,0 0,5 49,9 3,2
Kapuk, bungkil biji 1) 89,1 29,8 7,1 20,2 8,2
HASIL LABORATORIUM NUTRIEN SEBAGIAN BESAR
BAHAN KONSENTRAT DI BAWAH SK MENTAN
Hasil-hasil Penelitian
Kedelai, ampas kecap1) 93,1 3,6 10,6 5,3 6,5
Kedelai, ampas tahu 1) 10,3 29,2 5,3 16,8 4,0
Kedelai, batang kering 1) 93,7 12,6 1,5 36,0 7,7
Kedelai, biji 1) 93,7 43,2 14,0 3,8 9,6
Kedelai, kulit 1) 82,9 10,6 2,5 38,4 1,0
Ketela pohon, gaplek 1) 88,4 3,2 2,4 3,4 5,0
Ketela pohon, kulit 1) 92,0 3,4 5,1 11,1 4,0
Ketela pohon, onggok 1) 88,0 3,3 3,9 8,0 3, 6
Kelapa sawit, bungkil 1) 95,5 15,9 8,9 16 – 27,0 13,0-25,0
Kopi, kulit 1) 90,2 8,6 1,1 38,7 6,2
Kopi, kulit 1) 81,0 7,7 0,3 39,6 8,9
Bahan Pakan
BK PK LK SK Abu
(%) --------------- (% BK) -------------------
Hasil-hasil Penelitian
Kopra, bungkil 1) 92,3 19,4 14,0 8,5 5,5
Ngantang 2) 88,9 17,4 7,4 17,8 11,0
Padi, dedak 1) 91,0 6,7 5,3 23,9 12,5
Padi, dedak PK 2 1) 92,0 9,5 5,0 18,0 9,0
Padi, jerami kering 1) 74,5 5,3 0,1 34,6 23,0
Padi, jerami segar 1) 42,7 6,7 1,6 31,8 23,3
Rumput Laut 1) 96,1 2,1 2,4 15,2 15,0
Sae Pro 2) 88,6 18,2 8,4 12,2 12,5
Susu A 2) 87,4 21,6 6,1 8,5 11,6
Susu PAP 2) 87,5 21,2 8,7 8,4 13,8
Yellow Feed, SPT-01 1) 90,0 12,4 4,3 20,7 9,3
Yelllow Feed, SPL-01 1) 89,2 16,1 7,1 10,8 10,9
Bahan Pakan
BK PK LK SK Abu
(%) --------------- (% BK) -------------------
Hasil-hasil Penelitian
KEBUTUHAN MINIMAL NUTRIEN PADA SAPI POTONG
 Lepas Sapih (8 s.d. 12 bulan)
 Target PBBH > 0,6 kg.
 Konsentrat murah/komersial 1-3% BB,
 Konsumsi BK > 3%, PK > 10%, LK<6%, SK < 15% , TDN > 60%, dan abu < 10%).
 Dara/Pembesaran (> 12-18 bulan)
 Target PBBH > 0,6 kg.
 Konsumsi BK > 4% dari BB, PK >8%, LK<6%, SK < 20% , TDN > 58%, dan Abu < 10%
 Konsentrat 1 - 3% BB.
 Pembesaran > 18 bulan, Kering dan Bunting muda (< 8 bulan)
 Konsentrat murah 1-3% dari BB. Target days open < 3 bln, calving interval < 14 bln (>80%
dalam populasi
 Konsumsi BK > 2,75%, PK > 8%, LK<6%, SK < 23% , TDN > 58%, dan abu < 10%.
 Laktasi (2 bulan pertama) dan Bunting tua (2 bulan terakhir)
 Target PBBH Pra-sapih (205 D) PO > 0.4 kg; Bali > 0.3 kg dan Brahman cross > 0.5 kg,
 Konsentrat murah/ komersial untuk sapi menyusui sekitar 1,5 - 3% BB.
 Konsumsi BK > 3% , PK >10%, LK<6%, SK < 18% , TDN > 59%, dan abu < 10%.
 Penggemukan
 Target PBBH PO > 0.7; Bali/Madura > 0.6 kg dan Brahman cross atau PO crossing > 0,9 kg.
 Konsumsi BK > 3,5 % BB; PK > 8%, TDN > 58%, LK < 6%, SK < 17% dan abu < 10% 19
Hasil-hasil Penelitian
PENGELOMPOKAN PAKAN BERDASARKAN KANDUNGAN
NUTRISI
 Serat : sawit (daun, pelepah, sabut, tandan buah kosong , batang sawit),
kulit buah coklat (pod), jagung (tongkol, jerami, klobot), kulit kacang tanah,
batang kedelai kering, kulit polong kedelai, kulit biji kopi, daun tebu (pucuk
dan wafer), dedak padi kasar, rumput gajah tua, tebon jagung tua, dedak
padi grantek, dan jerami padi.
 Serat-energi : kulit ubi kayu, dedak padi menir, dan dedak padi PK 2.
 Serat-protien : bungkil inti sawit, lumpur sawit, kulit biji coklat (ari), kulit
buah kapuk, kulit ari biji kedelai, daun ubi kayu, dan jerami kacang tanah.
 Protein : bungkil biji kapuk, ampas kecap, ampas tahu, biji kedelai, bungkil
kedelai, dan bungkil kopra, dll.
 Energi : biji jagung kuning, empok jagung, tumpi jagung, gaplek, dan
onggok.
Hasil-hasil Penelitian
PAKAN UNTUK PEDET LEPAS SAPIH DAN PEMBESARAN
HASIL PENELITIAN
•Penelitian kadar PK 8; 12; 16; dan 20% untuk
pedet umur 1 minggu s.d. 12 minggu : glukosa dan
VFA darah sama, konsumsi dan efisiensi BK, BO,
NDF dan ADF sama; kecuali PK. PBBH PK 8%
mencapai 0,375 kg (kategori sedang) VS 0,336;
0,329 dan 0,258 kg. PK rekomendasi : cukup 8-12%
% (TDN 67-70%) (Mariyono, 2004).
NRC (2000), kebutuhan PK untuk pertumbuhan awal 18% dan energi (TDN) 80%
Hasil-hasil Penelitian
PAKAN UNTUK INDUK LAKTASI
 Induk menghasilkan susu sampai kebuntingan 7 bulan  tidak berpengaruh
negatif terhadap produktivitas berikutnya.
 Suplai asam amino digunakan untuk sintesa protein susu
 Suplai glukosa digunakan untuk sintesa laktosa susu, lemak susu.
 Kebutuhan glukosa meningkat 3 x lipat dibandingkan dengan sapi kering.
 Keseimbangan Energi Negatif  Berat badan turun (kurus), penurunan
produksi susu, silent estrous, anestrus (hipofungsi ovaria)
Hasil-hasil Penelitian
Performans produktivitas sapi PO induk dengan pola pakan Lolitsapi
Parameter Satuan
BB saat melahirkan (kg) 342 + 46,10
PBBH selama menyusui (kg) -0,17 + 0,44
Days open (hari) 42 – 163
Jarak beranak (hari) 319 – 440
(11-14,5 bln)
PERTUMBUHAN PRA-SAPIH PEDET SILANGAN DENGAN
PAKAN POLA PETERNAK
Parameter Hasil Persilangan
PO X Sim X
Lim*
PO X Lim X
Sim*
PO X Simmental
atau Limousin**
Bobot lahir 29,6 ± 4.8 26,9 ± 3,89 25,7 ± 4,6
PBBH 5 bulan
(kg/hari)
0,75 ± 0,56 0,53 ± 0,33 0,42 ± 0,07
Parameter Betina Jantan
Bobot lahir (kg) 24 + 2,95 26,62 + 3,22
Bobot sapih 205 hari (kg) 95+ 22,16 125,40 + 17,74
PBBH pra-sapih (kg/ekor/hari) 0,35+0,11 0,48 + 0,13
Pertumbuhan Pedet PO dengan Pakan Pola Lolitsapi
Hasil-hasil Penelitian
SAPI BUNTING TUA
 Peningkatan kebutuhan glukosa terjadi pada 3 bulan terakhir
kebuntingan.
 63% energi yang dibutuhkan untuk perkembangan fetus berasal dari
glukosa dan laktat, sisanya dipenuhi dari asam amino dan asam
asetat.
 Glukosa dan asam amino merupakan nutrisi kritis.
 Suplementasi berupa by pass energi dan protein diperlukan pada
sapi induk usia kebuntingan 7 – 9 bulan.
Hasil-hasil Penelitian
HASIL PENELITIAN PENGGEMUKAN
 Target  PBBH PO > 0,7; Bali/Madura > 0,6 kg dan BX/Silangan > 0,9 kg
 PBBH antara sapi PO dan silangan tidak berbeda nyata (P>0,05). PBBH sapi
silangan (0,82 kg) tidak berbeda dengan sapi PO (0,85 kg). Konsumsi BK
ransum berbeda nyata (ekor/hari) 9,36 + 1,17 vs 11,36. Pada kondisi pakan low
external input sapi PO mempunyai efisiensi pakan yang sama baik dengan sapi
Simmental x PO (SIMPO) dan Limmousin X PO (LIMPO) (Hartati, 2005)
 Hasil penelitian (Harsono, 2010) dengan PK ransum 9%, TDN 64%,
menunjukkan bahwa ADG sapi potong hasil IB 1,62 kg/ekor/hari lebih besar
dibandingkan dengan sapi potong BX 1,42 kg/ekor/hari. Sapi hasil IB lebih
efisien dibandingkan sapi BX
Hasil-hasil Penelitian
PAKAN STARTER (konsentrat kualitas tinggi)
Teknis Menyusun Ransum
Sumber vitamin dan
mineral (Mineral
Premix)
Pakan Sumber Protein
Tinggi
(PK >20%)
Pakan Sumber
Energi Tinggi
(TDN >75%)
PAKAN STARTER
KA <12%; PK >20%; LK <5%, SK
<10%; abu <10%, dan TDN >80%.
(Harga ideal < Rp 5000/kg)
Limbah Pertanian/ Limbah
Perkebunan/
Limbah Agro-industri/
Tanaman Pakan
(Sumber Serat)
Limbah Agro-industri/
Tanaman Pakan
(Sumber Protein,
Energi)
RANSUM SEIMBANG
PK >8%; LK <5%, SK 15-23%; abu <10%,
dan TDN >58%.
(Harga ideal < Rp 4000/kg)
10%
90%
PAKAN KONSENTRAT
Sumber vitamin dan
mineral (Mineral
Premix)
Pakan Sumber Protein
Tinggi
(PK >16%)
Pakan Sumber
Energi Tinggi
(TDN >60%)
PAKAN STARTER
KA <12%; PK >20%; LK <5%, SK
<10%; abu <10%, dan TDN >80%.
(Harga ideal < Rp 4500/kg)
Limbah Pertanian/ Limbah
Perkebunan/
Limbah Agro-industri/
Tanaman Pakan
(Sumber Serat)
Limbah Agro-industri/
Tanaman Pakan
(Sumber Protein,
Energi)
RANSUM SEIMBANG
PK >8%; LK <5%, SK 15-23%; abu <10%,
dan TDN >58%.
(Harga ideal < Rp 4000/kg)
25%
75%
Teknis Menyusun Ransum
PAKAN KOMPLIT
Sumber vitamin dan
mineral
Limbah Agro-industri/
Tanaman Pakan
(Sumber Protein,
Energi)
PAKAN KOMPLIT
(Complete Feed)
KA <12%; PK >8%; LK <6%, SK 15-23%; abu
<10%, dan TDN >58%.
(Harga ideal < Rp 4000/kg)
Limbah Pertanian/
Limbah Perkebunan/
Limbah Agro-industri/
Tanaman Pakan
(Sumber Serat)
Teknis Menyusun Ransum
 Penyimpanan bahan pakan harus kering. Kadar air tinggi berjamur,
minyak tinggi tengik
 Mineral dalam konsentrat 1 – 2 %
 Garam 1 %
 Urea 1 %
 Pakan penggemukan kaya sumber energi
 Pakan pembibitan waktu panjang; harga tidak terlalu mahal, kualitas
pakan baik pada saat bunting 8 bln s.d. 4 bulan menyusui. Jaminan jarak
beranak kurang 13 bulan, pertumbuhan anak s.d. 7 bulan lebih 4 ons/hari
 Pakan asal kedelai cocok untuk sapi menyusui
Link Contoh Formulasi Pakan
Teknis Menyusun Ransum
PRINSIP PROSESSING PAKAN
Bahan Baku
Bahan Baku
Bahan Baku
Bahan Baku
Bahan Baku
Dihaluskan Mixing Cetak
Prosessing
Copper
Hummer Mill
dll
Disk Mill
Vertical
Horizontal
Pellet
Crumble
Granule, dll
Mess
Teknis Menyusun Ransum
TEKNIK MENCAMPUR DAN ALAT PENCAMPUR
 Bahan yang sedikit dicampur terlebih dahulu (Misal mineral dicampur dahulu
dengan dedak).
 Ukuran partikel konsentrat sesuai dengan harapan (halus, kasar).
 Pemilihan alat pencampur yang tepat (mempertimbangkan tenaga, volume
dan biaya).
 Alat pencampur : cangkul dan sekop; molen; atau mixer.
31
Teknis Menyusun Ransum
ALUR PROSES
1. Penimbangan bahan sesuai formula
2. Bahan ditumpuk merata, paling bawah komposisi terbanyak,
makin keatas makin sedikit.
3. penggilingan
4. Penimbangan barang jadi
5. Packaging, dijahit dan disimpan
1 4
2
3 5
Teknis Menyusun Ransum
•Daerah Tropis : Panas > 30oC
• Kualitas pakan (PK rendah, Serat tinggi)
•Kontinyuitas pakan
• Cekaman panas
• Konsumsi pakan menurun
TEKNIS
33
Kendala Pengembangan
EKONOMIS
 Sangat Bergantung Kepada Kemampuan Manajemen
Untuk Memperoleh Bahan Baku Berkualitas Dengan
Harga Murah
 Tidak Adanya Jaminan Keseragaman Mutu Dan
Kontinuitas Produksi.
 Upaya Pemalsuan Bahan Baku Tinggi
 Kadar Air Tinggi Berjamur, Minyak Tinggi Tengik
 Bulky Biaya Transportasi Tinggi
 Penilaian Kualitas Bahan Sangat Bergantung Kepada
Pengamatan Visual Yang Dilakukan Peternak
34
Kendala Pengembangan
 Protein – sebagai standar penentu nilai gizi dan penentuan harga
 Harga pakan / persaingan pedagang melonjak  upaya pemalsuan/
subalan/ adulteran
 Prinsip Pemalsuan – mengganti sebagian bahan utama dan atau
mencampur dengan bahan lain
 Bahan palsuan yang digunakan
 Tidak mempunyai gizi
 Nilai gizinya rendah
 Harganya murah
Mempertahankan kontinyuitas kualitas pakan
standart dengan harga terjangkau semakin sulit
35
Kendala Pengembangan
KEBIJAKAN
 PERSYARATAN KUALITAS BERDASARKAN SK MENTAN
UTAMANYA UNTUK SAPI NON LAKTASI TERLALU TINGGI,
PESAING BAHAN BAKU UNTUK SAPI LAKTASI
 PENGAWASAN KUALITAS YANG TERPENTING ADALAH
KESESUAIAN ANTARA KOMPOSISI DALAM TABEL DENGAN ISI
 APABILA MEMUNGKINKAN SERTAKAN INFORMASI BAHAN
SUMBER PROTEIN, PETUNJUK PENGGUNAAN DAN TARGET
PRODUKSI
 EVALUASI KESEIMBANGAN NUTRIEN OLEH ”PARANORMAL
NUTRISI”
SOSIAL
PRODUSEN PAKAN TERNAK HARUS MAMPU
MEMBERIKAN JAMINAN KEUNTUNGAN (ORIENTASI
PROFIT). PETERNAK SAPI PERAH PETERNAK KECIL
YANG PERLU DIPERJUANGKAN KESEJAHTERAANNYA
36
Kendala Pengembangan
MEMPERTAHANKAN KUALITAS PRODUK DENGAN HARGA
TERJANGKAU DAN KUALITAS TERJAMIN
 Efisiensi internal dan menurunkan keuntungan perusahaan
 Sistem stok pada saat harga murah
 Tidak terpaku pada satu macam bahan.
 Akses informasi bahan pakan terkini dan bahan pakan baru
 Formulasi bervariasi
 Memahami teknologi formulasi berkaitan dengan kualitas pakan hijauan di
pengguna
 Memahami strategi pemberian pakan dan keseimbangan nutrisi pakan
meliputi PK, SK, LK, Abu dan TDN  tidak hanya PK dan TDN
 Memahami pemalsuan bahan baku
 Teknik pencampuran pakan yang murah dan mudah
37
Mempertahankan Kualitas Produk
MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN
PEMALSUAN BAHAN PAKAN
A. Mengetahui standart kemurnian suatu bahan
B. Uji berdasarkan analisis kimiawi (BK, PK, LK, SK, Abu)
C. Pemeriksaan Visual/Sifat Fisik
 Amati warna, bau, ukuran partikel, kelunakan, teksturnya dengan
cara menggenggam dan merasakan (pegang, ayak, kaca pembesar,
timbang/BJ, Kelarutan/ pengendapan dalam air, Pemeraman)
38
Mempertahankan Kualitas Produk
Bahan Palsuan/Subalan
Dedak padi Sekam giling, tepung batu apung, hasil ikutan olahan/ bonggol ubi
kayu, gergajian kayu, batu kapur, ampas rumput laut, tanah liat,
tepung feces ayam
Bekatul/sparator Tepung jerami padi, ikutan ubi kayu
Bungkil kopra Feces ayam petelur, dedak, ubi kayu atau produk ikutannya
Bungkil inti sawit Cangkang sawit dihaluskan  lebih berat
Bungkil biji kapuk Tepung arang,
Onggok Tanah putih, pasir laut
Tepung ikan Daun jati, tepung batu merah
Empok jagung Tongkol jagung, tumpi jagung, batu kapur
Wheat pollard Wheat brand  lebih ringan, mengkilat
Pemalsuan protein Urea
Aroma tertentu Bahan kimia (aroma)
Tepung gaplek Batu kapur, tepung kerang
Susu skim Kapur, gaplek, bubur bayi
Pembelian bahan baku pakan sebelum berubah bentuk (ditepung atau dipelet)
Beberapa Bahan Palsuan Bahan Pakan
39
Mempertahankan Kualitas Produk
SEMOGA MENJADI
PROFESIONAL
YANG TANGGUH

More Related Content

What's hot

 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanRizza Muh
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakDediKusmana2
 
Perkandangan
Perkandangan Perkandangan
Perkandangan BBPP_Batu
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakradenhilmiaja
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
 
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.pptLingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.pptaria800212
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestYusuf Ahmad
 
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangPemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangJajat Rohmana
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 
Potensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalPotensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalEmi Suhaemi
 

What's hot (20)

 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen Perkawinan
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
 
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
 
Perkandangan
Perkandangan Perkandangan
Perkandangan
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Pembuatan UMB - Triakoso
Pembuatan UMB - TriakosoPembuatan UMB - Triakoso
Pembuatan UMB - Triakoso
 
PPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptxPPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptx
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
 
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.pptLingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
Lingkungan danTingkah Laku Ternak.ppt
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soest
 
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangPemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
Budidaya Ayam Pedaging
Budidaya Ayam PedagingBudidaya Ayam Pedaging
Budidaya Ayam Pedaging
 
Urea Mollases Block
Urea Mollases BlockUrea Mollases Block
Urea Mollases Block
 
Potensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalPotensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokal
 
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
 

Similar to Teknis Ransum Ruminansia.ppt

Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakMemanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakGufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
Jimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk PerikananJimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk PerikananJimon Andalas
 
Bab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianBab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianRMontong
 
AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4PPGhybrid3
 
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okPembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okMasyithahRachmat30
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaswiradiputri
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakRiswansyah Yusup
 
Pendahuluan Produksi Ternak Unggas
Pendahuluan Produksi Ternak UnggasPendahuluan Produksi Ternak Unggas
Pendahuluan Produksi Ternak UnggasEmi Suhaemi
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4   kb 2AT Modul 4   kb 2
AT Modul 4 kb 2PPGhybrid3
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptItangPurnama1
 
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Bio Perforasi
 
PAKAN SATWA LIAR.pptx
PAKAN SATWA LIAR.pptxPAKAN SATWA LIAR.pptx
PAKAN SATWA LIAR.pptxedywiranata
 
tht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppttht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.pptariani99
 

Similar to Teknis Ransum Ruminansia.ppt (20)

Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakMemanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
 
Jimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk PerikananJimons TGH untuk Perikanan
Jimons TGH untuk Perikanan
 
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udangTeknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
 
Bab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberianBab iv makanan dan cara pemberian
Bab iv makanan dan cara pemberian
 
AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4
 
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okPembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptxK_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
 
15787-31634-1-SM.pdf
15787-31634-1-SM.pdf15787-31634-1-SM.pdf
15787-31634-1-SM.pdf
 
Pendahuluan Produksi Ternak Unggas
Pendahuluan Produksi Ternak UnggasPendahuluan Produksi Ternak Unggas
Pendahuluan Produksi Ternak Unggas
 
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4   kb 2AT Modul 4   kb 2
AT Modul 4 kb 2
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
 
Ternak potong
Ternak potongTernak potong
Ternak potong
 
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
 
PAKAN SATWA LIAR.pptx
PAKAN SATWA LIAR.pptxPAKAN SATWA LIAR.pptx
PAKAN SATWA LIAR.pptx
 
tht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppttht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppt
 

Teknis Ransum Ruminansia.ppt

  • 1. 1 RANSUM PAKAN TERNAK RUMINANSIA BERBAHAN BAKU LOKAL Oleh: Alfa Arnanto, S.Pt.
  • 2. LINGKUP BAHASAN  Renungkan  Acuan Teori/ Rekomendasi Nutrisi dan Pakan Ternak  Hasil-hasil Penelitian  Teknis Menyusun Ransum  Kendala Pengembangan  Mempertahankan Kualitas Produk dengan Harga Terjangkau dan Kualitas Terjamin  Penutup 2
  • 3. RENUNGKAN 3 Bagaimana Kita Mengoptimalisai PKM untuk sumber bahan pakan ternak lokal
  • 4. Pembelenggu Calon Pengusaha Ternak    TERBELENGGU HAL YANG KURANG PERLU ????????  Pengembangan ternak harus menyediakan lahan TPT  belum mutlak diperlukan  Hijauan minimal 10 % dari bobot badan pada kondisi tertentu dapat ditiadakan  atur serat ransum  Anjuran Rasio hijauan:konsentrat = 50 : 50 %  ”konsentrat” dapat diberikan 0 s.d. 100%.  Pemberian pakan dibatasi 3% bobot badan  berikan ad-libitum; pada pemberian pakan kualitas rendah dapat mencapai 4,5%  Kebutuhan protein minimal 13%  bisa diberikan >8% Renungkan
  • 5. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN  Keberhasilan kepemimpinan 20% ditentukan oleh strategi dan 80% ditentukan oleh mengelola manusia. Oleh karena itu kembangkan, kembangkan, dan kembangkan terus manusia.  Kita semua sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah, hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat dengan orang lain.  Daya motivasi dari luar, diantaranya gaji, mobil, tunjangan, kesehatan, dll, hanya berdampak jangka pendek dan mudah lenyap. Sebaliknya motivasi yang berasal dari dalam berumur lebih lama dan permanen.  Kebingungan (ketidak tahuan) merupakan pendorong orang untuk belajar lebih jauh. Bila orang sudah puas, ia telah berada di jurang kemandegan belajar. Renungkan
  • 6.  Bagi insan Peternakan yang bertaqwa, “menggemukan sapi, memproduksi pedet” bukanlah hal yang sulit; dan kita harus yakin “sama mudahnya dengan bernafas di daerah sejuk pada kondisi sehat”. Yang harus dipecahkankan adalah “Bagaimana usaha tersebut dapat memberikan keuntungan yang layak, mampu bersaing dengan harga pasar” untuk menghasilkan produk ternak yang ASUH.  Belum ada strategi dan komposisi pakan terhebat yang dapat diterapkan pada semua sistem usaha ternak sapi potong dan sapi perah yang tersebar pada berbagai lokasi usaha. Yang terhebat adalah strategi untuk mengungkap dan meramu pakan potensial setempat menjadi produk ekonomis yang ASUH”.  Hijauan  identik sumber serat, tidak selalu hijau, tidak selalu berbentuk rumput yang sudah umum dikenal.  Konsentrat  pakan dengan kandungan nutrisi tinggi, dipergunakan bersama pakan lain untuk meningkatkan keserasian nutrisi. Konsentrat tidak selalu berbentuk konsentrat buatan pabrik. Renungkan
  • 7. Keunggulan pakan berbasis bahan baku lokal : 1. Mudah dalam distribusi karena jarak antara tempat prosesing dengan lokasi peternak lebih dekat. 2. Harganya lebih murah dengan kualitas standard karena menggunakan sebagian besar bahan baku lokal dan overhead cost yang sangat rendah. 3. Memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pakan komersial buatan pabrik skala industri besar, karena lebih efisien dalam biaya manajemen & produksi serta mengurangi biaya transportasi. 4. Merupakan embrio usaha di bidang agroinput di pedesaan dengan skala usaha komersial yang asetnya dimiliki oleh masyarakat untuk pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM ) 5. Nilai tambah dari kegiatan prosesing dan diversifikasi pemanfaatan limbah menjadi pakan diperoleh langsung para petani/peternak di pedesaan 6. Mendukung program agribisnis ternak di pedesaan melalui industrialisasi pakan rakyat untuk peningkatan daya saing ternak lokal. MENGAPA HARUS BAHAN BAKU LOKAL Renungkan
  • 8. ACUAN TEORI/ REKOMENDASI NUTRISI DAN PAKAN TERNAK 8
  • 9. ZAT – ZAT NUTRIEN YANG TERKANDUNG DALAM BAHAN MAKANAN Bahan kering Bahan organik Protein Lipida/Lemak Karbohidrat /TDN Vitamin Bahan Makanan Abu Air Acuan Teori/ Rekomendasi
  • 10.  Biaya pakan menempati porsi terbesar (60 s.d. 70%)  Optimalisasi penggunaan pakan biomas setempat yang potensial dengan input biaya murah (Teknologi pengolahan bahan)  Diharapkan dapat menurunkan biaya ransum, menghasilkan produktivitas ternak yang optimal. Efisiensi Penggunaan Ransum ?? Biaya  Pakan Murah Segi NutrienFisiologis Pencernaan Nutrien terbuang di feces minimal Bahan pakan yang dimakan oleh “makhuk halus” dalam rumen minimal  by pass Feces tidak bau Kadar air dalam feces rendah (tidak mencret) Produksi optimal, tanpa harus melihat efisiensi biaya Acuan Teori/ Rekomendasi
  • 11. PENCERNAAN DAN ABSORBSI PROTEIN PADA RUMINANSIA  Pasokan asam amino ke dalam usus halus, berasal dari protein mikroba yang disintesis dalam rumen, protein pakan yang tidak terdegradasi (protein by- pass) dan protein endogen  Degradasi protein oleh mikroba rumen bersifat tidak mengenal batas. Perombakan akan berlangsung terus-menerus walaupun amonia yang dihasilkan telah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan mikroba. Acuan Teori/ Rekomendasi
  • 12. PAKAN PADA RUMINANSIA  Ruminansia sebagai mesin pengolah serat (hijauan) menjadi anak, daging dan/atau susu.  Kebutuhan protein untuk ternak ruminansia bervariasi sangat luas.  Hasil penelitian tentang tingkat energi menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan TDN sebesar 50 - 80% (Iso protein; 17,18%), tidak berpengaruh terhadap PBBH dan efisiensi penggunaan nutrien pakan  Efisiensi PK menurun dengan semakin meningkatnya PK.  Respons terhadap konsumsi protein akan lebih baik jika energi yang tersedia cukup  Kemampuan penyediaan pakan semakin menurun akibat terdesaknya areal sumber pakan ternak oleh lahan pertanian, perkebunan, industri dan pemukiman  Optimalisasi penggunaan bahan pakan hasil ikutan tanaman pertanian dan perkebunan diyakini dapat menurunkan biaya ransum tanpa mengabaikan kualitas pakan.  Perkembangan usaha ternak sapi perah/potong dan Alsin pencacah organik  memacu industri pengolahan pakan ternak dan penggunaan bahan pakan yang belum umum digunakan termasuk pemalsuan bahan pakan Acuan Teori/ Rekomendasi
  • 13. PENGARUH DEFISIENSI NUTRISI TERHADAP REPRODUKSI  Aksinya melalui Hipothalamus-pituitaria anterior-ovarium.  Defisiensi nutrisi mempengaruhi fungsi hipofise anterior produksi dan sekresi hormon FSH dan LH rendah “OVARIUM TIDAK BERKEMBANG” “OVULASI TERGANGGU” “TRANSPORT SPERMA” “FERTILISASI” “PEMBELAHAN SEL” “PERKEMBANGAN EMBRIO DAN FETUS” Acuan Teori/ Rekomendasi
  • 14. DEFISIENSI NUTRISI PADA MASA PUBERTAS S.D. INDUK  Silent estrous (birahi tidak tampak/tenang)  Gangguan ovulasi/Ovulatory defect (krn defisiensi LH)progesteron (dihasilkan oleh corpus luteum) dalam darah rendah dapat terjadi kematian embrio dini.  Kegagalan konsepsi/pembuahan (Conception failur)  Kematian fetus (Fetal dan embryonic death) Acuan Teori/ Rekomendasi
  • 15. BK TDN* PK * UDP NDF LK Abu Ca P SPL 14 70 16 6,4 35 7 10 0,8-1 ,6-,8 SPL tinggi 14 75 18 7,2 35 7 10 1-1,2 ,6-,8 Spa Bunting 14 65 14 5,6 30 7 10 0,6-0,8 ,6-,8 Susu pedet 14 94 21 8 0 12 8 ,7-,9 ,4-,6 Spa Pemula 14 78 16 6,4 10 7 10 ,4-,6 ,6-,8 Spa dara 14 75 15 5,6 30 7 10 0,6-0,8 ,5-,7 Spa pejantan 14 65 12 4,2 30 6 12 ,5-,7 ,3-,5 SPT fatening 14 70 13 5,2 35 7 12 0,8-1 ,6-,8 SPT induk 14 65 14 5,6 35 6 12 0,8-1 ,6-,8 NUTRIEN BERDASARKAN SK MENTAN  meningkatkan jaminan mutu konsentrat Acuan Teori/ Rekomendasi Sumber : Balai Pengujian Mutu PakanTernak. 2004. Ket. : SPL = sapi perah laktasi; Spa = sapi perah laktasi; dan SPT = sapi potong
  • 16. Bahan Pakan BK PK LK SK Abu (%) --------------- (% BK) ------------------- Cipro 1) 88,1 15,0 4,5 14,6 13,5 Coklat, kulit buah kering 1) 89,2 14,5 5,2 12,8 9,6 Gandum, Wheat Brand 1) 90,1 15,7 4,3 4,7 3,6 Gandum, Wheat Pollard 1) 90,0 15,0 4,0 5,0 4,0 Gula cair, ampas 1) 5,2 7,3 0,0 0,0 0,0 Jagung, empok 1) 78,5 14,9 4,5 4,5 4,9 Jagung, tongkol 1) 91,0 3,1 1,0 40,0 6,0 Jagung, tumpi 1) 97,0 7,6 1,6 9,0 3,3 Kacang tanah, daun 1) 21,9 11,5 3,4 27,8 10,6 Kacang tanah, kulit 1) 87,4 5,0 2,2 64,1 5, 7 Kacang tanah, kulit 1) 89,0 8,0 0,5 49,9 3,2 Kapuk, bungkil biji 1) 89,1 29,8 7,1 20,2 8,2 HASIL LABORATORIUM NUTRIEN SEBAGIAN BESAR BAHAN KONSENTRAT DI BAWAH SK MENTAN Hasil-hasil Penelitian
  • 17. Kedelai, ampas kecap1) 93,1 3,6 10,6 5,3 6,5 Kedelai, ampas tahu 1) 10,3 29,2 5,3 16,8 4,0 Kedelai, batang kering 1) 93,7 12,6 1,5 36,0 7,7 Kedelai, biji 1) 93,7 43,2 14,0 3,8 9,6 Kedelai, kulit 1) 82,9 10,6 2,5 38,4 1,0 Ketela pohon, gaplek 1) 88,4 3,2 2,4 3,4 5,0 Ketela pohon, kulit 1) 92,0 3,4 5,1 11,1 4,0 Ketela pohon, onggok 1) 88,0 3,3 3,9 8,0 3, 6 Kelapa sawit, bungkil 1) 95,5 15,9 8,9 16 – 27,0 13,0-25,0 Kopi, kulit 1) 90,2 8,6 1,1 38,7 6,2 Kopi, kulit 1) 81,0 7,7 0,3 39,6 8,9 Bahan Pakan BK PK LK SK Abu (%) --------------- (% BK) ------------------- Hasil-hasil Penelitian
  • 18. Kopra, bungkil 1) 92,3 19,4 14,0 8,5 5,5 Ngantang 2) 88,9 17,4 7,4 17,8 11,0 Padi, dedak 1) 91,0 6,7 5,3 23,9 12,5 Padi, dedak PK 2 1) 92,0 9,5 5,0 18,0 9,0 Padi, jerami kering 1) 74,5 5,3 0,1 34,6 23,0 Padi, jerami segar 1) 42,7 6,7 1,6 31,8 23,3 Rumput Laut 1) 96,1 2,1 2,4 15,2 15,0 Sae Pro 2) 88,6 18,2 8,4 12,2 12,5 Susu A 2) 87,4 21,6 6,1 8,5 11,6 Susu PAP 2) 87,5 21,2 8,7 8,4 13,8 Yellow Feed, SPT-01 1) 90,0 12,4 4,3 20,7 9,3 Yelllow Feed, SPL-01 1) 89,2 16,1 7,1 10,8 10,9 Bahan Pakan BK PK LK SK Abu (%) --------------- (% BK) ------------------- Hasil-hasil Penelitian
  • 19. KEBUTUHAN MINIMAL NUTRIEN PADA SAPI POTONG  Lepas Sapih (8 s.d. 12 bulan)  Target PBBH > 0,6 kg.  Konsentrat murah/komersial 1-3% BB,  Konsumsi BK > 3%, PK > 10%, LK<6%, SK < 15% , TDN > 60%, dan abu < 10%).  Dara/Pembesaran (> 12-18 bulan)  Target PBBH > 0,6 kg.  Konsumsi BK > 4% dari BB, PK >8%, LK<6%, SK < 20% , TDN > 58%, dan Abu < 10%  Konsentrat 1 - 3% BB.  Pembesaran > 18 bulan, Kering dan Bunting muda (< 8 bulan)  Konsentrat murah 1-3% dari BB. Target days open < 3 bln, calving interval < 14 bln (>80% dalam populasi  Konsumsi BK > 2,75%, PK > 8%, LK<6%, SK < 23% , TDN > 58%, dan abu < 10%.  Laktasi (2 bulan pertama) dan Bunting tua (2 bulan terakhir)  Target PBBH Pra-sapih (205 D) PO > 0.4 kg; Bali > 0.3 kg dan Brahman cross > 0.5 kg,  Konsentrat murah/ komersial untuk sapi menyusui sekitar 1,5 - 3% BB.  Konsumsi BK > 3% , PK >10%, LK<6%, SK < 18% , TDN > 59%, dan abu < 10%.  Penggemukan  Target PBBH PO > 0.7; Bali/Madura > 0.6 kg dan Brahman cross atau PO crossing > 0,9 kg.  Konsumsi BK > 3,5 % BB; PK > 8%, TDN > 58%, LK < 6%, SK < 17% dan abu < 10% 19 Hasil-hasil Penelitian
  • 20. PENGELOMPOKAN PAKAN BERDASARKAN KANDUNGAN NUTRISI  Serat : sawit (daun, pelepah, sabut, tandan buah kosong , batang sawit), kulit buah coklat (pod), jagung (tongkol, jerami, klobot), kulit kacang tanah, batang kedelai kering, kulit polong kedelai, kulit biji kopi, daun tebu (pucuk dan wafer), dedak padi kasar, rumput gajah tua, tebon jagung tua, dedak padi grantek, dan jerami padi.  Serat-energi : kulit ubi kayu, dedak padi menir, dan dedak padi PK 2.  Serat-protien : bungkil inti sawit, lumpur sawit, kulit biji coklat (ari), kulit buah kapuk, kulit ari biji kedelai, daun ubi kayu, dan jerami kacang tanah.  Protein : bungkil biji kapuk, ampas kecap, ampas tahu, biji kedelai, bungkil kedelai, dan bungkil kopra, dll.  Energi : biji jagung kuning, empok jagung, tumpi jagung, gaplek, dan onggok. Hasil-hasil Penelitian
  • 21. PAKAN UNTUK PEDET LEPAS SAPIH DAN PEMBESARAN HASIL PENELITIAN •Penelitian kadar PK 8; 12; 16; dan 20% untuk pedet umur 1 minggu s.d. 12 minggu : glukosa dan VFA darah sama, konsumsi dan efisiensi BK, BO, NDF dan ADF sama; kecuali PK. PBBH PK 8% mencapai 0,375 kg (kategori sedang) VS 0,336; 0,329 dan 0,258 kg. PK rekomendasi : cukup 8-12% % (TDN 67-70%) (Mariyono, 2004). NRC (2000), kebutuhan PK untuk pertumbuhan awal 18% dan energi (TDN) 80% Hasil-hasil Penelitian
  • 22. PAKAN UNTUK INDUK LAKTASI  Induk menghasilkan susu sampai kebuntingan 7 bulan  tidak berpengaruh negatif terhadap produktivitas berikutnya.  Suplai asam amino digunakan untuk sintesa protein susu  Suplai glukosa digunakan untuk sintesa laktosa susu, lemak susu.  Kebutuhan glukosa meningkat 3 x lipat dibandingkan dengan sapi kering.  Keseimbangan Energi Negatif  Berat badan turun (kurus), penurunan produksi susu, silent estrous, anestrus (hipofungsi ovaria) Hasil-hasil Penelitian Performans produktivitas sapi PO induk dengan pola pakan Lolitsapi Parameter Satuan BB saat melahirkan (kg) 342 + 46,10 PBBH selama menyusui (kg) -0,17 + 0,44 Days open (hari) 42 – 163 Jarak beranak (hari) 319 – 440 (11-14,5 bln)
  • 23. PERTUMBUHAN PRA-SAPIH PEDET SILANGAN DENGAN PAKAN POLA PETERNAK Parameter Hasil Persilangan PO X Sim X Lim* PO X Lim X Sim* PO X Simmental atau Limousin** Bobot lahir 29,6 ± 4.8 26,9 ± 3,89 25,7 ± 4,6 PBBH 5 bulan (kg/hari) 0,75 ± 0,56 0,53 ± 0,33 0,42 ± 0,07 Parameter Betina Jantan Bobot lahir (kg) 24 + 2,95 26,62 + 3,22 Bobot sapih 205 hari (kg) 95+ 22,16 125,40 + 17,74 PBBH pra-sapih (kg/ekor/hari) 0,35+0,11 0,48 + 0,13 Pertumbuhan Pedet PO dengan Pakan Pola Lolitsapi Hasil-hasil Penelitian
  • 24. SAPI BUNTING TUA  Peningkatan kebutuhan glukosa terjadi pada 3 bulan terakhir kebuntingan.  63% energi yang dibutuhkan untuk perkembangan fetus berasal dari glukosa dan laktat, sisanya dipenuhi dari asam amino dan asam asetat.  Glukosa dan asam amino merupakan nutrisi kritis.  Suplementasi berupa by pass energi dan protein diperlukan pada sapi induk usia kebuntingan 7 – 9 bulan. Hasil-hasil Penelitian
  • 25. HASIL PENELITIAN PENGGEMUKAN  Target  PBBH PO > 0,7; Bali/Madura > 0,6 kg dan BX/Silangan > 0,9 kg  PBBH antara sapi PO dan silangan tidak berbeda nyata (P>0,05). PBBH sapi silangan (0,82 kg) tidak berbeda dengan sapi PO (0,85 kg). Konsumsi BK ransum berbeda nyata (ekor/hari) 9,36 + 1,17 vs 11,36. Pada kondisi pakan low external input sapi PO mempunyai efisiensi pakan yang sama baik dengan sapi Simmental x PO (SIMPO) dan Limmousin X PO (LIMPO) (Hartati, 2005)  Hasil penelitian (Harsono, 2010) dengan PK ransum 9%, TDN 64%, menunjukkan bahwa ADG sapi potong hasil IB 1,62 kg/ekor/hari lebih besar dibandingkan dengan sapi potong BX 1,42 kg/ekor/hari. Sapi hasil IB lebih efisien dibandingkan sapi BX Hasil-hasil Penelitian
  • 26. PAKAN STARTER (konsentrat kualitas tinggi) Teknis Menyusun Ransum Sumber vitamin dan mineral (Mineral Premix) Pakan Sumber Protein Tinggi (PK >20%) Pakan Sumber Energi Tinggi (TDN >75%) PAKAN STARTER KA <12%; PK >20%; LK <5%, SK <10%; abu <10%, dan TDN >80%. (Harga ideal < Rp 5000/kg) Limbah Pertanian/ Limbah Perkebunan/ Limbah Agro-industri/ Tanaman Pakan (Sumber Serat) Limbah Agro-industri/ Tanaman Pakan (Sumber Protein, Energi) RANSUM SEIMBANG PK >8%; LK <5%, SK 15-23%; abu <10%, dan TDN >58%. (Harga ideal < Rp 4000/kg) 10% 90%
  • 27. PAKAN KONSENTRAT Sumber vitamin dan mineral (Mineral Premix) Pakan Sumber Protein Tinggi (PK >16%) Pakan Sumber Energi Tinggi (TDN >60%) PAKAN STARTER KA <12%; PK >20%; LK <5%, SK <10%; abu <10%, dan TDN >80%. (Harga ideal < Rp 4500/kg) Limbah Pertanian/ Limbah Perkebunan/ Limbah Agro-industri/ Tanaman Pakan (Sumber Serat) Limbah Agro-industri/ Tanaman Pakan (Sumber Protein, Energi) RANSUM SEIMBANG PK >8%; LK <5%, SK 15-23%; abu <10%, dan TDN >58%. (Harga ideal < Rp 4000/kg) 25% 75% Teknis Menyusun Ransum
  • 28. PAKAN KOMPLIT Sumber vitamin dan mineral Limbah Agro-industri/ Tanaman Pakan (Sumber Protein, Energi) PAKAN KOMPLIT (Complete Feed) KA <12%; PK >8%; LK <6%, SK 15-23%; abu <10%, dan TDN >58%. (Harga ideal < Rp 4000/kg) Limbah Pertanian/ Limbah Perkebunan/ Limbah Agro-industri/ Tanaman Pakan (Sumber Serat) Teknis Menyusun Ransum
  • 29.  Penyimpanan bahan pakan harus kering. Kadar air tinggi berjamur, minyak tinggi tengik  Mineral dalam konsentrat 1 – 2 %  Garam 1 %  Urea 1 %  Pakan penggemukan kaya sumber energi  Pakan pembibitan waktu panjang; harga tidak terlalu mahal, kualitas pakan baik pada saat bunting 8 bln s.d. 4 bulan menyusui. Jaminan jarak beranak kurang 13 bulan, pertumbuhan anak s.d. 7 bulan lebih 4 ons/hari  Pakan asal kedelai cocok untuk sapi menyusui Link Contoh Formulasi Pakan Teknis Menyusun Ransum
  • 30. PRINSIP PROSESSING PAKAN Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku Dihaluskan Mixing Cetak Prosessing Copper Hummer Mill dll Disk Mill Vertical Horizontal Pellet Crumble Granule, dll Mess Teknis Menyusun Ransum
  • 31. TEKNIK MENCAMPUR DAN ALAT PENCAMPUR  Bahan yang sedikit dicampur terlebih dahulu (Misal mineral dicampur dahulu dengan dedak).  Ukuran partikel konsentrat sesuai dengan harapan (halus, kasar).  Pemilihan alat pencampur yang tepat (mempertimbangkan tenaga, volume dan biaya).  Alat pencampur : cangkul dan sekop; molen; atau mixer. 31 Teknis Menyusun Ransum
  • 32. ALUR PROSES 1. Penimbangan bahan sesuai formula 2. Bahan ditumpuk merata, paling bawah komposisi terbanyak, makin keatas makin sedikit. 3. penggilingan 4. Penimbangan barang jadi 5. Packaging, dijahit dan disimpan 1 4 2 3 5 Teknis Menyusun Ransum
  • 33. •Daerah Tropis : Panas > 30oC • Kualitas pakan (PK rendah, Serat tinggi) •Kontinyuitas pakan • Cekaman panas • Konsumsi pakan menurun TEKNIS 33 Kendala Pengembangan
  • 34. EKONOMIS  Sangat Bergantung Kepada Kemampuan Manajemen Untuk Memperoleh Bahan Baku Berkualitas Dengan Harga Murah  Tidak Adanya Jaminan Keseragaman Mutu Dan Kontinuitas Produksi.  Upaya Pemalsuan Bahan Baku Tinggi  Kadar Air Tinggi Berjamur, Minyak Tinggi Tengik  Bulky Biaya Transportasi Tinggi  Penilaian Kualitas Bahan Sangat Bergantung Kepada Pengamatan Visual Yang Dilakukan Peternak 34 Kendala Pengembangan
  • 35.  Protein – sebagai standar penentu nilai gizi dan penentuan harga  Harga pakan / persaingan pedagang melonjak  upaya pemalsuan/ subalan/ adulteran  Prinsip Pemalsuan – mengganti sebagian bahan utama dan atau mencampur dengan bahan lain  Bahan palsuan yang digunakan  Tidak mempunyai gizi  Nilai gizinya rendah  Harganya murah Mempertahankan kontinyuitas kualitas pakan standart dengan harga terjangkau semakin sulit 35 Kendala Pengembangan
  • 36. KEBIJAKAN  PERSYARATAN KUALITAS BERDASARKAN SK MENTAN UTAMANYA UNTUK SAPI NON LAKTASI TERLALU TINGGI, PESAING BAHAN BAKU UNTUK SAPI LAKTASI  PENGAWASAN KUALITAS YANG TERPENTING ADALAH KESESUAIAN ANTARA KOMPOSISI DALAM TABEL DENGAN ISI  APABILA MEMUNGKINKAN SERTAKAN INFORMASI BAHAN SUMBER PROTEIN, PETUNJUK PENGGUNAAN DAN TARGET PRODUKSI  EVALUASI KESEIMBANGAN NUTRIEN OLEH ”PARANORMAL NUTRISI” SOSIAL PRODUSEN PAKAN TERNAK HARUS MAMPU MEMBERIKAN JAMINAN KEUNTUNGAN (ORIENTASI PROFIT). PETERNAK SAPI PERAH PETERNAK KECIL YANG PERLU DIPERJUANGKAN KESEJAHTERAANNYA 36 Kendala Pengembangan
  • 37. MEMPERTAHANKAN KUALITAS PRODUK DENGAN HARGA TERJANGKAU DAN KUALITAS TERJAMIN  Efisiensi internal dan menurunkan keuntungan perusahaan  Sistem stok pada saat harga murah  Tidak terpaku pada satu macam bahan.  Akses informasi bahan pakan terkini dan bahan pakan baru  Formulasi bervariasi  Memahami teknologi formulasi berkaitan dengan kualitas pakan hijauan di pengguna  Memahami strategi pemberian pakan dan keseimbangan nutrisi pakan meliputi PK, SK, LK, Abu dan TDN  tidak hanya PK dan TDN  Memahami pemalsuan bahan baku  Teknik pencampuran pakan yang murah dan mudah 37 Mempertahankan Kualitas Produk
  • 38. MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN PEMALSUAN BAHAN PAKAN A. Mengetahui standart kemurnian suatu bahan B. Uji berdasarkan analisis kimiawi (BK, PK, LK, SK, Abu) C. Pemeriksaan Visual/Sifat Fisik  Amati warna, bau, ukuran partikel, kelunakan, teksturnya dengan cara menggenggam dan merasakan (pegang, ayak, kaca pembesar, timbang/BJ, Kelarutan/ pengendapan dalam air, Pemeraman) 38 Mempertahankan Kualitas Produk
  • 39. Bahan Palsuan/Subalan Dedak padi Sekam giling, tepung batu apung, hasil ikutan olahan/ bonggol ubi kayu, gergajian kayu, batu kapur, ampas rumput laut, tanah liat, tepung feces ayam Bekatul/sparator Tepung jerami padi, ikutan ubi kayu Bungkil kopra Feces ayam petelur, dedak, ubi kayu atau produk ikutannya Bungkil inti sawit Cangkang sawit dihaluskan  lebih berat Bungkil biji kapuk Tepung arang, Onggok Tanah putih, pasir laut Tepung ikan Daun jati, tepung batu merah Empok jagung Tongkol jagung, tumpi jagung, batu kapur Wheat pollard Wheat brand  lebih ringan, mengkilat Pemalsuan protein Urea Aroma tertentu Bahan kimia (aroma) Tepung gaplek Batu kapur, tepung kerang Susu skim Kapur, gaplek, bubur bayi Pembelian bahan baku pakan sebelum berubah bentuk (ditepung atau dipelet) Beberapa Bahan Palsuan Bahan Pakan 39 Mempertahankan Kualitas Produk