SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
515http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi
Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan
Air Tawar Barat Kota Padang
Pipit Amelia Burhani
1
, Fadil Oenzil
2
, Gusti Revilla
3
Abstrak
Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan individu, sehingga mempengaruhi
kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Status gizi balita tergantung pada asupan gizi, tingkat
pengetahuan ibu, tingkat ekonomi keluarga, pendidikan ibu, pola asuh dan ketahanan pangan. Tujuan penelitian ini
adalah menentukan hubungan tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga nelayan dengan status gizi
balita. Penelitian ini dilakukan dari Juli 2014 sampai Januari 2015. Desain penelitian adalah cross sectional study
dengan jumlah subjek 21 orang ibu balita. Data dianalisis secara univariat dengan tabel frekuensi dan analisa bivariat
dengan tabel silang lalu diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ialah balita yang memiliki gizi kurus
sebanyak 9,5% dan yang memiliki gizi normal sebanyak 90,5%. Pengetahuan ibu rendah sebanyak 52,3% dan
pengetahuan ibu tinggi sebanyak 47,6%. Tingkat ekonomi keluarga didapatkan keluarga miskin sebanyak 95,2% dan
keluarga tidak miskin sebanyak 4,8%. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dan tingkat ekonomi keluarga dengan status gizi balita.
Kata kunci: status gizi, balita, tingkat pengetahuan ibu, tingkat ekonomi keluarga
Abstract
Nutritional status has a profound influence in individual’s health that affecting the quality of human resources in
the future. Nutritional status depends on food intake, mother’s knowledge, family economics, mother’s education,
nurturing pattern and food availability. The objective of this study was to determine the relationship level of mother’s
knowledge and fishermen’s family economic with nutritional status of toddler. This research was conducted between
July 2014 and January 2015 to 21 mothers with toddler. Cross sectional study was used as study design. Data were
analyzed by univariate analysis with frequency tables and bivariate analysis with cross table using Rank Spearman.
Result showed that 9.5% of the toddlers are under nutrition and 90.5% are normal. 52.3% of the mothers have low
knowledge level whereas 47.6% are higher. 95.2% of the families are in the poverty line and 4.8% are not. It can be
concluded that there is no relationship between level of mother’s knowledge and fishermen economic with nutritional
status of toddler.
Keywords: nutritional status, toddler, level of mother’s knowledge, family economic
Affiliasi penulis: 1. Prodi Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Biokimia FK
UNAND, 3. Bagian Anatomi FK UNAND
Korespondensi: Pipit Amelia Burhani, Email:
pipitameliaburhani@gmail.com , Telp: 085272808192
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan
sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia.
Kesehatan yang baik serta menjadi suatu keharusan
Artikel Penelitian
516http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan
masyarakat. Kualitas sumber daya manusia dimasa
yang akan datang sangat dipengaruhi oleh status gizi.
Kekurangan gizi, menimbulkan masalah kesehatan
(morbiditas, mortalitas dan disabilitas) dan
menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
suatu bangsa. Dalam skala yang lebih luas,
kekurangan gizi dapat menjadi ancaman bagi
ketahanan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.
1
Walaupun sumber daya alam yang tersedia bagi suatu
bangsa melimpah tanpa adanya sumber daya
manusia (SDM) yang tangguh, maka sulit diharapkan
untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri.
2
Balita merupakan kelompok usia yang paling
menderita akibat kurang gizi dan jumlahnya dalam
populasi cukup besar. Kurang gizi pada balita dapat
berakibat gagal tumbuh kembang serta meningkatkan
kesakitan dan kematian.
3
Pada tahun 2005,
persentase anak yang mengalami gizi kurang pada
usia 0 sampai 4 bulan terjadi pada beberapa negara,
diantaranya Amerika Latin dan negara maju (5%),
Afrika dan negara berkembang (15 – 30%) sedangkan
persentase untuk Asia hampir sama dengan Afrika.
4
Hal ini juga terbukti dari hasil riset yang menunjukkan
bahwa prevalensi (angka kejadian) gizi kurang secara
nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3%.
5
Di Kota Padang, balita gizi kurang pada tahun
2011 sebanyak 518 balita.
6
Masalah kekurangan gizi
dapat terjadi di semua daerah, baik daerah perkotaan
maupun pesisir pantai, begitu pula halnya di
Kelurahan Air Tawar Barat, Kecamatan Padang Utara.
Berdasarkan pendataan dari Dinkes Kota Padang
tahun 2012, diantara kecamatan lainnya, kelurahan ini
termasuk daerah dengan status gizi kurang yang tinggi
(8,6%) setelah kecamatan bungus (8,7%).
7
Menurut
Suhardjo pada tahun 2003, terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi asupan gizi antara lain
faktor langsung konsumsi makanan dan penyakit
infeksi serta faktor tidak langsung antara lain tingkat
pendapatan, pengetahuan tentang gizi dan tingkat
pendidikan.
8
Tingkat pengetahuan setiap orang
tentang gizi tidak sama. Hal ini terjadi karena berbagai
faktor seperti umur, pendidikan, pekerjaan,
pengalaman dan lingkungan.
9
Asupan gizi kurang
menyebabkan balita akan terganggu kesehatan dan
perkembangannya. Sebaliknya, asupan gizi yang baik
akan berimplikasi terhadap keseluruhan tumbuh
kembang. Untuk mendapatkan asupan gizi yang baik
dibutuhkan sekaligus ekonomi yang baik dan
pengetahuan yang baik. Menurut penelitian Linda
pada tahun 2012, pengetahuan gizi ibu yang rendah
dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang baik
pada keluarga, tetapi pengetahuan yang baik tidak
selalu bisa merubah masyarakat menjadi keluarga
sadar gizi dalam arti tidak hanya mengetahui gizi saja
tetapi harus mengerti dan mau berbuat untuk
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam
menyediakan dan menyajikan makanan bergizi bagi
semua anggota keluarga.
10
Proporsi anak gizi kurang berbanding terbalik
dengan pendapatan. Semakin kecil pendapatan
penduduk, semakin tinggi persentase anak yang
kekurangan gizi, sebaliknya semakin tinggi
pendapatan semakin kecil persentase gizi buruk.
11
Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat
pendapatan keluarga. Orang miskin biasanya akan
membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk
makanan. Hal ini menyebabkan ketersediaan
makanan ditingkat keluarga juga kurang yang pada
akhirnya berakibat pada tingkat konsumsi keluarga
lebih rendah dari kecukupan.
8
METODE
Penelitian ini menggunakan metode analitik
dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian
dilaksanakan dari Juli 2014 – Januari 2015. Populasi
penelitian adalah ibu yang memiliki anak usia 1 – 5
tahun dari keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang yang berjumlah 24 orang. Sampel
diambil dengan metode total sampling berjumlah 21
orang ibu karena dua ibu pindah rumah dan satu ibu
tidak berada dirumah ketika dilakukan penelitian.
Variabel dependen penelitian adalah status gizi
yang dinyatakan berdasarkan berat badan terhadap
tinggi badan (BB/TB) sesuai dengan pedoman ringkas
antropometri dan penentuan gizi keputusan menteri
2011.
12
BB/TB dinyatakan dalam Standar Deviasi (SD)
yang diklasifikasikan sebagai sangat kurus (≤ -3SD),
kurus (-3SD sampai dengan < 2SD), normal (-2 SD
517http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
sampai dengan 2 SD), dan gemuk (> 2 SD). Alat yang
digunakan untuk menimbang berat badan anak yaitu
timbangan injak dengan kapasitas 150 kg dan
ketelitian 0,1 gr. Alat yang digunakan untuk mengukur
tinggi badan anak adalah microtoise dengan kepekaan
sampai 0,1 cm. Variabel independen adalah tingkat
pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi yang
dikumpulkan datanya dengan kuesioner.
Pengolahan data yang dilakukan yaitu
memeriksa kelengkapan data dari kuesioner,
memberikan kode pada setiap data variabel, data
yang sudah diedit akan diberi kode diolah secara
komputerisasi dan ditampilkan dalam distribusi sesuai
dengan variabel yang diteliti, data diolah dengan
sistem komputer dan memeriksa kembali data yang
telah dimasukkan bahwa data tersebut telah bersih
dari kesalahan. Analisis data terdiri dari analisis
univariat dan bivariat. Analisis bivariat digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman
dengan derajat kemaknaan p < 0,005.
HASIL
Tabel 1. Distribusi frekuensi umur ibu, pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, jumlah anak dan umur balita pada
keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota
Padang
No. Karakteristik Frekuensi
(n= 21)
Persen
(%)
1. Umur Ibu (tahun)
20 – 25 6 28,6
26 – 30 8 38,1
31 – 35 7 33,3
2. Pendidikan Ibu
Tamat SD 5 23,8
Tamat SMP 7 33,3
Tamat SMA 9 42,9
3. Pekerjaan Ibu
Tidak Bekerja 19 90,5
Bekerja 2 9,5
4. Jumlah Anak
≤ 2 Orang 15 71,4
> 2 Orang 6 28,6
5. Umur Balita (bulan)
12 – 24 16 76,2
25 – 36 4 19,0
37 – 48 0 0
49 – 60 1 4,8
Pada Tabel 1 terlihat bahwa responden ibu
yang paling banyak adalah kelompok umur 26-30
tahun sebanyak 38,1%. Tingkat pendidikan ibu yang
terbanyak adalah SMA sebanyak 42,9%. Dari 21
orang ibu yang menjadi responden, 90,5% responden
tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Jumlah
anak ≤ 2 orang sebanyak 71,4%. Umur balita yang
paling banyak adalah kelompok umur 12– 24 bulan
sebanyak 76, 2%.
Tabel 2. Distribusi frekuensi status gizi balita pada
keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota
Padang
Status Gizi
Balita
Frekuensi Nilai Persen
(%)
Gemuk 9 > 2 SD 0
Normal 19 -2 SD sampai
dengan 2 SD
90,5
Kurus 2 -3 SD sampai
dengan <-2 SD
9,5
Sangat
Kurus
0 ≤ 3 SD 0
Jumlah 21 100
Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada umumnya
(90,5%) balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air
Tawar Barat Kota Padang balita berstatus gizi normal.
Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu
pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat
Kota Padang
Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Persen
(%)
Rendah 11 52,3
Tinggi 10 46,7
Jumlah 21 100
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa lebih dari
separuh (52,3%) ibu balita pada keluarga nelayan di
Kelurahan Air Rawar Barat Kota Padang memiliki
pengetahuan rendah.
518http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat ekonomi pada
keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota
Padang
Tingkat Ekonomi Keluarga Frekuensi Persen
(%)
Miskin 20 95,2
Tidak Miskin 1 4,8
Jumlah 21 100
Tabel 4 memperlihatkan bahwa pada umumnya
(95,2%) keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang memiliki tingkat ekonomi dalam
katergori miskin.
Tabel 5. Analisa hubungan tingkat pengetahuan ibu
dengan status gizi balita pada keluarga nelayan di
Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang
Status
Gizi
Tingkat Pengetahuan Ibu
p rRendah Tinggi
n % n %
Kurus 2 100 0 0 0,638 -0,109
Normal 9 47,4 10 52,6
Jumlah 11 52,4 10 47,6
Pada Tabel 5 diketahui bahwa persentase
balita dengan dengan status gizi kurus hanya terdapat
pada ibu dengan pengetahuan rendah dan persentase
balita dengan gizi normal banyak pada balita yang
memiliki ibu dengan pengetahuan tinggi. Sedangkan,
pada balita dengan gizi sangat kurus dan gizi gemuk
tidak ditemukan pada daerah penelitian. Analisis
bivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi Rank Spearman didapatkan nilai p > 0,005
dan nilai koefisien korelasi (r) -1,09. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita pada
keluarga nelayan.
Tabel 6. Analisa Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga
dengan Status Gizi Balita pada Keluarga Nelayan di
Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang
Status
Gizi
Tingkat Pengetahuan Ibu
p rMiskin Tidak
Miskin
n % n %
Kurus 2 100 0 0 0,868 -0,039
Normal 18 94,7 1 5,3
Jumlah 20 95,2 1 4,8
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa balita
dengan status gizi kurus hanya terdapat pada
keluarga dengan tingkat ekonomi miskin dan balita
dengan status gizi normal paling banyak juga pada
keluarga dengan tingkat ekonomi miskin. Sedangkan,
pada balita dengan gizi sangat kurus dan gemuk tidak
ditemukan pada daerah penelitian. Analisis bivariat
yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank
Spearman didapatkan nilai p > 0,005 dan nilai
koefisien korelasi (r) -0,039. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
ekonomi dengan status gizi balita pada keluarga
nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang.
PEMBAHASAN
Responden ibu paling banyak berada pada
kelompok umur 26 – 30 tahun yaitu 38,1%. Terdapat
pergeseran umur di kalangan nelayan. Informasi yang
didapatkan menyatakan bahwa nelayan di kawasan
Kelurahan Air Tawar Barat dahulunya terdiri dari
berbagai umur. Sekarang kebanyakan nelayan berusia
lebih dari 40 tahun, hal ini tentu berdampak pada
jumlah sampel penelitian. Saat ini, menjadi nelayan
tidak lagi menjadi sumber mata pencaharian. Dahulu
pada saat menjaring ikan, banyak sekali ikan terjaring
tetapi sekarang jaring banyak berisi sampah (organik
maupun anorganik), tentu hal ini akan berdampak
pada penghasilan nelayan dan ditinjau dari pekerjaan
ibu hampir semuanya tidak bekerja, yaitu sebanyak
90,5%. Hal ini menggambarkan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan harian bergantung kepada ayah
yang bekerja sebagai nelayan.
Tingkat pendidikan ibu mayoritas sudah baik,
yaitu sebesar 42,9% tamat SMA. Tingkat pendidikan
orang tua turut menentukan status gizi anak karena
pendidikan sangat mempengaruhi seseorang untuk
memahami dan menerima informasi tentang gizi.
13
Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi lebih
berorientasi pada tindakan preventif, tahu lebih banyak
tentang masalah kesehatan, dan memiliki status
kesehatan yang lebih baik.
14
Semakin tinggi
pendidikan ibu diharapkan ibu memiliki pengetahuan
yang lebih baik dalam mengasuh anak.
15
Status gizi balita dari keluarga nelayan yang
diukur secara Antropometri didapatkan dua balita
519http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
dengan status gizi kurus, 19 balita berstatus gizi
normal dan tidak ditemukan balita dengan gizi sangat
kurus dan gemuk. Walupun dikategorikan sebagai
normal, status gizi normal ini berada pada kelompok
batas bawah (-3 SD sampai dengan <-2 SD). Dalam
penelitian usia ibu, pekerjaan ibu, dan usia perkawinan
juga mempengaruhi status gizi balita. Menurut Giglia
tahun 2012 menyatakan bahwa usia juga dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan.
16
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan
karakterisktik umur yang terbanyak yaitu umur 26-30
tahun (38,1%). Ini menggambarkan bahwa ibu
umumnya berada pada masa reproduksi dan masa
awal menikah atau masa baru memiliki anak.
Ditemukan sebanyak 15 ibu (71,4%) yang memiliki ≤ 2
orang anak, Pada keadaan ini ibu cenderung untuk
lebih memperhatikan anaknya. Terdapat 90,5% ibu
yang tidak bekerja ini berarti waktu ibu dihabiskan
untuk mengatur dan mengasuh anaknya di rumah.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap
objek. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan hal yang dominan dalam membentuk
tindakan seseorang.
9
Pengetahuan tidak hanya
didapat dari sekolah saja, melainkan pengetahuan
juga dapat diperoleh dari pengalaman hidup sehari-
hari terutama pengetahuan ibu tentang gizi. Semakin
banyak pengetahuan gizinya semakin diperhitungkan
jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk
dikonsumsi. Untuk ibu yang tidak mempunyai cukup
pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling
menarik pancaindra dan tidak mengadakan pilihan
berdasarkan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan.
Sebaliknya orang yang semakin banyak pengetahuan
gizi, lebih banyak mempergunakan pertimbangan
rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan
tersebut.
17
Tingkat pengetahuan gizi ibu tidak selalu
menyebabkan asupan energi anak sesuai dengan
angka kecukupan yang dianjurkan. Hal ini disebabkan
karena ibu tidak bisa menyediakan makanan yang
cukup beragam dan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing anggota keluarga. Penyebab lain
diantaranya adalah karena sikap dan prilaku ibu
terhadap gizi tidak sejalan dengan pengetahuan
gizinya.
10
Analisis bivariat yang dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi rank Spearman didapatkan
nilai p > 0,005 dan nilai koefisien korelasi (r) -0,109.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi
balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang. Hasil penelitian serupa yang
dilakukan oleh Morani (2008) pada balita di
Kecamatan Kotaruopan Kabupaten Mandailing Natal,
juga mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
terhadap status gizi balita.
18
Hal ini disebabkan karena
banyak sekali yang bisa mempengaruhi gizi balita,
seperti ketersediaan pangan, pola konsumsi, penyakit
infeksi, peran serta tokoh masyarakat, dan aktivitas
ibu. Menurut Meikawati dan Hersoelistyorini (2008),
pola asuh ibu dan keluarga terhadap balita dan jumlah
anggota keluarga juga mempengaruhi status gizi
balita.
19
Adanya perkembangan teknologi saat ini ibu
dapat dengan mudah mengetahui informasi dari
berbagai media, sehingga ibu dapat meningkatkan
pengetahuannya.
20
Tingkat ekonomi keluarga merupakan suatu
penentu status gizi yang dapat mempengaruhi status
gizi balita. Kemiskinan menduduki posisi pertama
pada masyarakat yang menyebabkan gizi kurang.
Masalah utama pada masyarakat miskin adalah
pendapatan yang rendah sehingga tidak dapat
mencukupi kebutuhan dasar normal. Masyarakat
miskin akan cendrung tidak mempunyai cadangan
makanan karena daya beli yang rendah dan berlaku
sebaliknya.
13
Masyarakat nelayan cenderung untuk
menjual hasil tangkapan dibanding mengkonsumsi
sendiri hasil yang mereka dapat, dengan tujuan
mendapatkan sejumlah uang untuk membeli bahan
makanan yang secara kuantitas mungkin lebih tapi
rendah kualitasnya, disamping itu juga dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
non pangan seperti peralatan elektronik rumah tangga
dan perhiasan.
21
Balita dengan status gizi kurus hanya
terdapat pada keluarga dengan tingkat ekonomi miskin
dan balita dengan status gizi normal paling banyak
juga pada keluarga dengan tingkat ekonomi miskin.
Sedangkan, pada balita dengan gizi sangat kurus dan
gemuk tidak ditemukan pada daerah penelitian.
Analisis bivariat yang dilakukan dengan menggunakan
uji korelasi rank Spearman didapatkan nilai p > 0,005
520http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
dan nilai koefisien korelasi (r) -0,039. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
tingkat ekonomi dengan status gizi balita pada
keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota
Padang. Hasil peneltian serupa dengan penelitian
Khair (2007) yang dilakukan pada anak sekolah dasar
di Kelurahan Pasia Nan tigo, Kec. Koto Tangah,
Padang, Sumatera Barat. Pendapatan yang rendah
ternyata cenderung tidak menjadi kendala bagi
keluarga untuk menjadi balita berstatus gizi baik,
selama distribusi pangan keluarga lebih
mengutamakan memenuhi kebutuhan anak daripada
anggota keluarga lain.
22
KESIMPULAN
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi
keluarga dengan status gizi balita Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada semua yang telah
memberikan kritik, saran dan bimbingan dalam
penelitian ini, juga terima kasih kepada semua
responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar indonesia
(RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI; 2013.
2. Tanuwijaya S. Kebutuhan dasar tumbuh kembang
anak. Dalam: (Ikatan Dokter Indonesia) Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja. Edisi ke-1. Jakarta:
Sagung Seto; 2002. hlm.13.
3. Ony L, Dian KH. Hubungan pendidikan dan
pekerjaan orang tua serta pola asuh dengan status
gizi balita di kota dan kabupaten Tangerang,
Banten. Jurnal Fiskes Uhamka. 2011;134-41.
4. Diana FM. Hubungan konsumsi asam lemak
dengan perkembangan anak usia 2- 5 tahun di
Kecamatan Nanggalo Kota Padang (tesis).
Padang: Universitas Andalas; 2009.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. Profil
kesehatan tahun 2013. Padang: Dinas Kesehatan
Provinsi Sumbar; 2013.
6. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan
tahun 2011. Padang: Dinas Kesehatan Kota
Padang; 2012.
7. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan
tahun 2012. Padang: Dinas Kesehatan Kota
Padang; 2013.
8. Suhardjo. Berbagai cara pendidikan gizi. Jakarta:
Bumi Aksara; 2003.
9. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat,
prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta; 1997.
10. Linda M. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dan
ketahanan pangan dengan asupan zat gizi serta
kaitannya dengan status gizi anak sekolah dasar di
Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok
Selatan Tahun 2012 (skripsi). Padang: Universitas
Andalas; 2012.
11. Adisasmito W. Sistem kesehatan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada; 2007.
12. Kemenkes RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak. Standar antropometri
penilaian status gizi anak. Jakarta: Direktorat Bina
Gizi; 2011.
13. Suhardjo. Perencanaan pangan dan gizi. Edisi ke-
1. Jakarta: Bumi Aksara; 2005.
14. Timmrect CT. Epidemiologi suatu pengantar.
Jakarta: EGC; 2005.
15. Engle PL, Bentley M, Pelto G. The role of care in
nutrition programmers: current research and a
research Ganda. Proceeding of the nutrition
society. Food and Nutrition Buletin. 2000;(59):25-
35.
16. Giglia M. Knowledge and attitudes of obesity in
university students. Journal University of Chester.
2012.
17. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan
profesi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat; 2010.
18. Morani W. Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang makanan bergizi balita di Kec. Kotanopan
Kab. Mandailing Natal. Jurnal Universitas
Sumatera Utara. 2011.
19. Meikawati W, Wikana Hersoelistyorini W.
Hubungan karakterisitk ibu dan tingkat ekonomi
521http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)
sosial keluarga terhadap kasus gizi buruk pada
balita di Kelurahan Tandang Kecamatan
Tembalang. Jurnal Universitas Muhammadiyah;
Semarang; 2008.
20. Astuti FD, Sulistyowati TF. Hubungan tingkat
pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga
dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah
dasar di Kecamatan Godean. ISSN: 1978 - 0575.
2012;7(1):15-20.
21. Putri EK. Hubungan tingkat pendidikan ibu tingkat
ekonomi keluarga nelayan dengan status gizi balita
di Desa Pauh Barat Kab. Padang Pariaman
(skripsi). Padang: Universitas Andalas; 2002.
22. Khair NE. Status gizi murid kelas I SD di Kelurahan
Pasia Nan Tigo Kec. Koto Tangah (skripsi).
Padang: Universitas Andalas; 2007.

More Related Content

What's hot

Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahFakhriyah Elita
 
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitOperator Warnet Vast Raha
 
Masalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibuMasalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibupjj_kemenkes
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
Masalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibuMasalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibupjj_kemenkes
 
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Sii AQyuu
 
379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005Ida Ayu Mirah
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumnrukmana rukmana
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasirsd kol abundjani
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013irfiandi irfiandi
 

What's hot (19)

faktor stunting
faktor stuntingfaktor stunting
faktor stunting
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
 
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)
 
1
11
1
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
Masalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibuMasalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibu
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
Masalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibuMasalah Kesehatan ibu
Masalah Kesehatan ibu
 
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
 
379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 
820 1432780234
820 1432780234820 1432780234
820 1432780234
 
Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013
 
Kti ida bagus
Kti ida bagusKti ida bagus
Kti ida bagus
 

Similar to Gizi Balita

316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdfellyaniabadi1
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...Sii AQyuu
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdfMetaDwiCahyani
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaKelvinKatjasungkana1
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxCritical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten ...
Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua  Anak Balita Gizi  Buruk di Kabupaten ...Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua  Anak Balita Gizi  Buruk di Kabupaten ...
Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten ...Triando Triando
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxSissi Syifa Meidia
 
Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..piok_kuek
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 

Similar to Gizi Balita (20)

316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
 
841 1526-1-sm
841 1526-1-sm841 1526-1-sm
841 1526-1-sm
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
 
BAB I gizi
BAB I giziBAB I gizi
BAB I gizi
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxCritical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
 
Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten ...
Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua  Anak Balita Gizi  Buruk di Kabupaten ...Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua  Anak Balita Gizi  Buruk di Kabupaten ...
Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten ...
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
 
Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
review jurnal.pptx
review jurnal.pptxreview jurnal.pptx
review jurnal.pptx
 
Plugin 9leni 19.pdf
Plugin 9leni 19.pdfPlugin 9leni 19.pdf
Plugin 9leni 19.pdf
 
3bab42
3bab423bab42
3bab42
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (19)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

Gizi Balita

  • 1. 515http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang Pipit Amelia Burhani 1 , Fadil Oenzil 2 , Gusti Revilla 3 Abstrak Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan individu, sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Status gizi balita tergantung pada asupan gizi, tingkat pengetahuan ibu, tingkat ekonomi keluarga, pendidikan ibu, pola asuh dan ketahanan pangan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga nelayan dengan status gizi balita. Penelitian ini dilakukan dari Juli 2014 sampai Januari 2015. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan jumlah subjek 21 orang ibu balita. Data dianalisis secara univariat dengan tabel frekuensi dan analisa bivariat dengan tabel silang lalu diuji dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ialah balita yang memiliki gizi kurus sebanyak 9,5% dan yang memiliki gizi normal sebanyak 90,5%. Pengetahuan ibu rendah sebanyak 52,3% dan pengetahuan ibu tinggi sebanyak 47,6%. Tingkat ekonomi keluarga didapatkan keluarga miskin sebanyak 95,2% dan keluarga tidak miskin sebanyak 4,8%. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan status gizi balita. Kata kunci: status gizi, balita, tingkat pengetahuan ibu, tingkat ekonomi keluarga Abstract Nutritional status has a profound influence in individual’s health that affecting the quality of human resources in the future. Nutritional status depends on food intake, mother’s knowledge, family economics, mother’s education, nurturing pattern and food availability. The objective of this study was to determine the relationship level of mother’s knowledge and fishermen’s family economic with nutritional status of toddler. This research was conducted between July 2014 and January 2015 to 21 mothers with toddler. Cross sectional study was used as study design. Data were analyzed by univariate analysis with frequency tables and bivariate analysis with cross table using Rank Spearman. Result showed that 9.5% of the toddlers are under nutrition and 90.5% are normal. 52.3% of the mothers have low knowledge level whereas 47.6% are higher. 95.2% of the families are in the poverty line and 4.8% are not. It can be concluded that there is no relationship between level of mother’s knowledge and fishermen economic with nutritional status of toddler. Keywords: nutritional status, toddler, level of mother’s knowledge, family economic Affiliasi penulis: 1. Prodi Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Biokimia FK UNAND, 3. Bagian Anatomi FK UNAND Korespondensi: Pipit Amelia Burhani, Email: pipitameliaburhani@gmail.com , Telp: 085272808192 PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia. Kesehatan yang baik serta menjadi suatu keharusan Artikel Penelitian
  • 2. 516http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan masyarakat. Kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh status gizi. Kekurangan gizi, menimbulkan masalah kesehatan (morbiditas, mortalitas dan disabilitas) dan menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Dalam skala yang lebih luas, kekurangan gizi dapat menjadi ancaman bagi ketahanan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. 1 Walaupun sumber daya alam yang tersedia bagi suatu bangsa melimpah tanpa adanya sumber daya manusia (SDM) yang tangguh, maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri. 2 Balita merupakan kelompok usia yang paling menderita akibat kurang gizi dan jumlahnya dalam populasi cukup besar. Kurang gizi pada balita dapat berakibat gagal tumbuh kembang serta meningkatkan kesakitan dan kematian. 3 Pada tahun 2005, persentase anak yang mengalami gizi kurang pada usia 0 sampai 4 bulan terjadi pada beberapa negara, diantaranya Amerika Latin dan negara maju (5%), Afrika dan negara berkembang (15 – 30%) sedangkan persentase untuk Asia hampir sama dengan Afrika. 4 Hal ini juga terbukti dari hasil riset yang menunjukkan bahwa prevalensi (angka kejadian) gizi kurang secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3%. 5 Di Kota Padang, balita gizi kurang pada tahun 2011 sebanyak 518 balita. 6 Masalah kekurangan gizi dapat terjadi di semua daerah, baik daerah perkotaan maupun pesisir pantai, begitu pula halnya di Kelurahan Air Tawar Barat, Kecamatan Padang Utara. Berdasarkan pendataan dari Dinkes Kota Padang tahun 2012, diantara kecamatan lainnya, kelurahan ini termasuk daerah dengan status gizi kurang yang tinggi (8,6%) setelah kecamatan bungus (8,7%). 7 Menurut Suhardjo pada tahun 2003, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi asupan gizi antara lain faktor langsung konsumsi makanan dan penyakit infeksi serta faktor tidak langsung antara lain tingkat pendapatan, pengetahuan tentang gizi dan tingkat pendidikan. 8 Tingkat pengetahuan setiap orang tentang gizi tidak sama. Hal ini terjadi karena berbagai faktor seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan lingkungan. 9 Asupan gizi kurang menyebabkan balita akan terganggu kesehatan dan perkembangannya. Sebaliknya, asupan gizi yang baik akan berimplikasi terhadap keseluruhan tumbuh kembang. Untuk mendapatkan asupan gizi yang baik dibutuhkan sekaligus ekonomi yang baik dan pengetahuan yang baik. Menurut penelitian Linda pada tahun 2012, pengetahuan gizi ibu yang rendah dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang baik pada keluarga, tetapi pengetahuan yang baik tidak selalu bisa merubah masyarakat menjadi keluarga sadar gizi dalam arti tidak hanya mengetahui gizi saja tetapi harus mengerti dan mau berbuat untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam menyediakan dan menyajikan makanan bergizi bagi semua anggota keluarga. 10 Proporsi anak gizi kurang berbanding terbalik dengan pendapatan. Semakin kecil pendapatan penduduk, semakin tinggi persentase anak yang kekurangan gizi, sebaliknya semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentase gizi buruk. 11 Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga. Orang miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk makanan. Hal ini menyebabkan ketersediaan makanan ditingkat keluarga juga kurang yang pada akhirnya berakibat pada tingkat konsumsi keluarga lebih rendah dari kecukupan. 8 METODE Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian dilaksanakan dari Juli 2014 – Januari 2015. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak usia 1 – 5 tahun dari keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang yang berjumlah 24 orang. Sampel diambil dengan metode total sampling berjumlah 21 orang ibu karena dua ibu pindah rumah dan satu ibu tidak berada dirumah ketika dilakukan penelitian. Variabel dependen penelitian adalah status gizi yang dinyatakan berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) sesuai dengan pedoman ringkas antropometri dan penentuan gizi keputusan menteri 2011. 12 BB/TB dinyatakan dalam Standar Deviasi (SD) yang diklasifikasikan sebagai sangat kurus (≤ -3SD), kurus (-3SD sampai dengan < 2SD), normal (-2 SD
  • 3. 517http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) sampai dengan 2 SD), dan gemuk (> 2 SD). Alat yang digunakan untuk menimbang berat badan anak yaitu timbangan injak dengan kapasitas 150 kg dan ketelitian 0,1 gr. Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan anak adalah microtoise dengan kepekaan sampai 0,1 cm. Variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi yang dikumpulkan datanya dengan kuesioner. Pengolahan data yang dilakukan yaitu memeriksa kelengkapan data dari kuesioner, memberikan kode pada setiap data variabel, data yang sudah diedit akan diberi kode diolah secara komputerisasi dan ditampilkan dalam distribusi sesuai dengan variabel yang diteliti, data diolah dengan sistem komputer dan memeriksa kembali data yang telah dimasukkan bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman dengan derajat kemaknaan p < 0,005. HASIL Tabel 1. Distribusi frekuensi umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak dan umur balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang No. Karakteristik Frekuensi (n= 21) Persen (%) 1. Umur Ibu (tahun) 20 – 25 6 28,6 26 – 30 8 38,1 31 – 35 7 33,3 2. Pendidikan Ibu Tamat SD 5 23,8 Tamat SMP 7 33,3 Tamat SMA 9 42,9 3. Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 19 90,5 Bekerja 2 9,5 4. Jumlah Anak ≤ 2 Orang 15 71,4 > 2 Orang 6 28,6 5. Umur Balita (bulan) 12 – 24 16 76,2 25 – 36 4 19,0 37 – 48 0 0 49 – 60 1 4,8 Pada Tabel 1 terlihat bahwa responden ibu yang paling banyak adalah kelompok umur 26-30 tahun sebanyak 38,1%. Tingkat pendidikan ibu yang terbanyak adalah SMA sebanyak 42,9%. Dari 21 orang ibu yang menjadi responden, 90,5% responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Jumlah anak ≤ 2 orang sebanyak 71,4%. Umur balita yang paling banyak adalah kelompok umur 12– 24 bulan sebanyak 76, 2%. Tabel 2. Distribusi frekuensi status gizi balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang Status Gizi Balita Frekuensi Nilai Persen (%) Gemuk 9 > 2 SD 0 Normal 19 -2 SD sampai dengan 2 SD 90,5 Kurus 2 -3 SD sampai dengan <-2 SD 9,5 Sangat Kurus 0 ≤ 3 SD 0 Jumlah 21 100 Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada umumnya (90,5%) balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang balita berstatus gizi normal. Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Persen (%) Rendah 11 52,3 Tinggi 10 46,7 Jumlah 21 100 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa lebih dari separuh (52,3%) ibu balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Rawar Barat Kota Padang memiliki pengetahuan rendah.
  • 4. 518http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat ekonomi pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang Tingkat Ekonomi Keluarga Frekuensi Persen (%) Miskin 20 95,2 Tidak Miskin 1 4,8 Jumlah 21 100 Tabel 4 memperlihatkan bahwa pada umumnya (95,2%) keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang memiliki tingkat ekonomi dalam katergori miskin. Tabel 5. Analisa hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang Status Gizi Tingkat Pengetahuan Ibu p rRendah Tinggi n % n % Kurus 2 100 0 0 0,638 -0,109 Normal 9 47,4 10 52,6 Jumlah 11 52,4 10 47,6 Pada Tabel 5 diketahui bahwa persentase balita dengan dengan status gizi kurus hanya terdapat pada ibu dengan pengetahuan rendah dan persentase balita dengan gizi normal banyak pada balita yang memiliki ibu dengan pengetahuan tinggi. Sedangkan, pada balita dengan gizi sangat kurus dan gizi gemuk tidak ditemukan pada daerah penelitian. Analisis bivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai p > 0,005 dan nilai koefisien korelasi (r) -1,09. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita pada keluarga nelayan. Tabel 6. Analisa Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang Status Gizi Tingkat Pengetahuan Ibu p rMiskin Tidak Miskin n % n % Kurus 2 100 0 0 0,868 -0,039 Normal 18 94,7 1 5,3 Jumlah 20 95,2 1 4,8 Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa balita dengan status gizi kurus hanya terdapat pada keluarga dengan tingkat ekonomi miskin dan balita dengan status gizi normal paling banyak juga pada keluarga dengan tingkat ekonomi miskin. Sedangkan, pada balita dengan gizi sangat kurus dan gemuk tidak ditemukan pada daerah penelitian. Analisis bivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman didapatkan nilai p > 0,005 dan nilai koefisien korelasi (r) -0,039. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan status gizi balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. PEMBAHASAN Responden ibu paling banyak berada pada kelompok umur 26 – 30 tahun yaitu 38,1%. Terdapat pergeseran umur di kalangan nelayan. Informasi yang didapatkan menyatakan bahwa nelayan di kawasan Kelurahan Air Tawar Barat dahulunya terdiri dari berbagai umur. Sekarang kebanyakan nelayan berusia lebih dari 40 tahun, hal ini tentu berdampak pada jumlah sampel penelitian. Saat ini, menjadi nelayan tidak lagi menjadi sumber mata pencaharian. Dahulu pada saat menjaring ikan, banyak sekali ikan terjaring tetapi sekarang jaring banyak berisi sampah (organik maupun anorganik), tentu hal ini akan berdampak pada penghasilan nelayan dan ditinjau dari pekerjaan ibu hampir semuanya tidak bekerja, yaitu sebanyak 90,5%. Hal ini menggambarkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan harian bergantung kepada ayah yang bekerja sebagai nelayan. Tingkat pendidikan ibu mayoritas sudah baik, yaitu sebesar 42,9% tamat SMA. Tingkat pendidikan orang tua turut menentukan status gizi anak karena pendidikan sangat mempengaruhi seseorang untuk memahami dan menerima informasi tentang gizi. 13 Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi lebih berorientasi pada tindakan preventif, tahu lebih banyak tentang masalah kesehatan, dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. 14 Semakin tinggi pendidikan ibu diharapkan ibu memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam mengasuh anak. 15 Status gizi balita dari keluarga nelayan yang diukur secara Antropometri didapatkan dua balita
  • 5. 519http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) dengan status gizi kurus, 19 balita berstatus gizi normal dan tidak ditemukan balita dengan gizi sangat kurus dan gemuk. Walupun dikategorikan sebagai normal, status gizi normal ini berada pada kelompok batas bawah (-3 SD sampai dengan <-2 SD). Dalam penelitian usia ibu, pekerjaan ibu, dan usia perkawinan juga mempengaruhi status gizi balita. Menurut Giglia tahun 2012 menyatakan bahwa usia juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. 16 Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan karakterisktik umur yang terbanyak yaitu umur 26-30 tahun (38,1%). Ini menggambarkan bahwa ibu umumnya berada pada masa reproduksi dan masa awal menikah atau masa baru memiliki anak. Ditemukan sebanyak 15 ibu (71,4%) yang memiliki ≤ 2 orang anak, Pada keadaan ini ibu cenderung untuk lebih memperhatikan anaknya. Terdapat 90,5% ibu yang tidak bekerja ini berarti waktu ibu dihabiskan untuk mengatur dan mengasuh anaknya di rumah. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang dominan dalam membentuk tindakan seseorang. 9 Pengetahuan tidak hanya didapat dari sekolah saja, melainkan pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman hidup sehari- hari terutama pengetahuan ibu tentang gizi. Semakin banyak pengetahuan gizinya semakin diperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Untuk ibu yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik pancaindra dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya orang yang semakin banyak pengetahuan gizi, lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut. 17 Tingkat pengetahuan gizi ibu tidak selalu menyebabkan asupan energi anak sesuai dengan angka kecukupan yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena ibu tidak bisa menyediakan makanan yang cukup beragam dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Penyebab lain diantaranya adalah karena sikap dan prilaku ibu terhadap gizi tidak sejalan dengan pengetahuan gizinya. 10 Analisis bivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman didapatkan nilai p > 0,005 dan nilai koefisien korelasi (r) -0,109. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh Morani (2008) pada balita di Kecamatan Kotaruopan Kabupaten Mandailing Natal, juga mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu terhadap status gizi balita. 18 Hal ini disebabkan karena banyak sekali yang bisa mempengaruhi gizi balita, seperti ketersediaan pangan, pola konsumsi, penyakit infeksi, peran serta tokoh masyarakat, dan aktivitas ibu. Menurut Meikawati dan Hersoelistyorini (2008), pola asuh ibu dan keluarga terhadap balita dan jumlah anggota keluarga juga mempengaruhi status gizi balita. 19 Adanya perkembangan teknologi saat ini ibu dapat dengan mudah mengetahui informasi dari berbagai media, sehingga ibu dapat meningkatkan pengetahuannya. 20 Tingkat ekonomi keluarga merupakan suatu penentu status gizi yang dapat mempengaruhi status gizi balita. Kemiskinan menduduki posisi pertama pada masyarakat yang menyebabkan gizi kurang. Masalah utama pada masyarakat miskin adalah pendapatan yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar normal. Masyarakat miskin akan cendrung tidak mempunyai cadangan makanan karena daya beli yang rendah dan berlaku sebaliknya. 13 Masyarakat nelayan cenderung untuk menjual hasil tangkapan dibanding mengkonsumsi sendiri hasil yang mereka dapat, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang untuk membeli bahan makanan yang secara kuantitas mungkin lebih tapi rendah kualitasnya, disamping itu juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat non pangan seperti peralatan elektronik rumah tangga dan perhiasan. 21 Balita dengan status gizi kurus hanya terdapat pada keluarga dengan tingkat ekonomi miskin dan balita dengan status gizi normal paling banyak juga pada keluarga dengan tingkat ekonomi miskin. Sedangkan, pada balita dengan gizi sangat kurus dan gemuk tidak ditemukan pada daerah penelitian. Analisis bivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman didapatkan nilai p > 0,005
  • 6. 520http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) dan nilai koefisien korelasi (r) -0,039. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan status gizi balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. Hasil peneltian serupa dengan penelitian Khair (2007) yang dilakukan pada anak sekolah dasar di Kelurahan Pasia Nan tigo, Kec. Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. Pendapatan yang rendah ternyata cenderung tidak menjadi kendala bagi keluarga untuk menjadi balita berstatus gizi baik, selama distribusi pangan keluarga lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan anak daripada anggota keluarga lain. 22 KESIMPULAN Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan status gizi balita Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada semua yang telah memberikan kritik, saran dan bimbingan dalam penelitian ini, juga terima kasih kepada semua responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar indonesia (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013. 2. Tanuwijaya S. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Dalam: (Ikatan Dokter Indonesia) Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto; 2002. hlm.13. 3. Ony L, Dian KH. Hubungan pendidikan dan pekerjaan orang tua serta pola asuh dengan status gizi balita di kota dan kabupaten Tangerang, Banten. Jurnal Fiskes Uhamka. 2011;134-41. 4. Diana FM. Hubungan konsumsi asam lemak dengan perkembangan anak usia 2- 5 tahun di Kecamatan Nanggalo Kota Padang (tesis). Padang: Universitas Andalas; 2009. 5. Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. Profil kesehatan tahun 2013. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar; 2013. 6. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan tahun 2011. Padang: Dinas Kesehatan Kota Padang; 2012. 7. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan tahun 2012. Padang: Dinas Kesehatan Kota Padang; 2013. 8. Suhardjo. Berbagai cara pendidikan gizi. Jakarta: Bumi Aksara; 2003. 9. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat, prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta; 1997. 10. Linda M. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dan ketahanan pangan dengan asupan zat gizi serta kaitannya dengan status gizi anak sekolah dasar di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan Tahun 2012 (skripsi). Padang: Universitas Andalas; 2012. 11. Adisasmito W. Sistem kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2007. 12. Kemenkes RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta: Direktorat Bina Gizi; 2011. 13. Suhardjo. Perencanaan pangan dan gizi. Edisi ke- 1. Jakarta: Bumi Aksara; 2005. 14. Timmrect CT. Epidemiologi suatu pengantar. Jakarta: EGC; 2005. 15. Engle PL, Bentley M, Pelto G. The role of care in nutrition programmers: current research and a research Ganda. Proceeding of the nutrition society. Food and Nutrition Buletin. 2000;(59):25- 35. 16. Giglia M. Knowledge and attitudes of obesity in university students. Journal University of Chester. 2012. 17. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. 18. Morani W. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi balita di Kec. Kotanopan Kab. Mandailing Natal. Jurnal Universitas Sumatera Utara. 2011. 19. Meikawati W, Wikana Hersoelistyorini W. Hubungan karakterisitk ibu dan tingkat ekonomi
  • 7. 521http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3) sosial keluarga terhadap kasus gizi buruk pada balita di Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang. Jurnal Universitas Muhammadiyah; Semarang; 2008. 20. Astuti FD, Sulistyowati TF. Hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di Kecamatan Godean. ISSN: 1978 - 0575. 2012;7(1):15-20. 21. Putri EK. Hubungan tingkat pendidikan ibu tingkat ekonomi keluarga nelayan dengan status gizi balita di Desa Pauh Barat Kab. Padang Pariaman (skripsi). Padang: Universitas Andalas; 2002. 22. Khair NE. Status gizi murid kelas I SD di Kelurahan Pasia Nan Tigo Kec. Koto Tangah (skripsi). Padang: Universitas Andalas; 2007.