Digital branding banyak diterapkan oleh bisnis saat ini. Pasalnya metode marketing ini, sangat efektif untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menjadi pembeda dengan kompetitor.
Terlebih di era saat ini, banyak konsumen mencari informasi melalui internet. Bahkan sebagian dari mereka juga menyukai berbelanja secara daring. Oleh karena itu, membangun digital branding sangatlah penting untuk bisnis.
Namun sebelum itu, Anda harus mengetahui digital branding secara mendalam serta strategi ampuh untuk mengenalkan bisnis Anda secara online. Yuk, pelajari selengkapnya pada ulasan di bawah ini.
Branding adalah upaya yang dilakukan bisnis untuk membuat usahanya dikenal publik dan membedakan dirinya dari kompetitor. Branding biasanya ditampilkan dalam bentuk kalimat, desain, atau ide yang membuatnya mudah dikenali oleh publik.
Disi lain, bisa dikatakan bahwa branding merupakan strategi kreatif untuk menunjukkan kepada calon pelanggan mengenai siapa Anda, apa yang Anda kerjakan, apa yang Anda aware, dan mengapa begitu penting untuk bekerjasama dengan Anda
Digital Branding adalah proses membangun cerita dan kehadiran brand Anda di ruang digital. Oleh karena itu, proses ini dilakukan melalui website, aplikasi, sosial media dan sejenisnya.
Digital branding adalah kunci untuk membangun hubungan yang bermakna dengan target audiens Anda secara online. Anda juga dapat dengan mudah mengenalkan produk Anda ke pelanggan dengan memanfaatkan jaringan internet.
Setelah digital branding berhasil Anda bagun, akan memudahkan langkan Anda kedepannya. Misalnya untuk menjalankan strategi marketing baik untuk mengenalkan produk baru atau penawaran khusus lainnya seperti diskon, paket bundling dan lainnya.
Sebagian besar orang mencari informasi melalui internet. Hal ini menjadikannya penting bagi brand untuk menjangkau target pelanggan dan mengubahnya menjadi loyalis jangka panjang.
Namun sebelum itu, bisnis harus bisa membangun digital branding yang kuat agar bisa menjangkau target pelanggan mereka. Pasalnya, digital branding memungkinkan perusahaan mana pun untuk mmenonjolkan keberadaannya dikenal di mana saja, bahkan hanya melalui telepon gengam Anda.
3. Ketika akan mengembangkan suatu bisnis, salah satu poin yang tidak mungkin bisa terlewati
adalah membuat merek atau brand dari produk yang akan dipasarkan. Brand atau merek
berfungsi memberikan daya tarik kepada konsumen baik karena perbedaan atau keunikannya
maupun karena kualitasnya.
Digital branding merupakan upaya yang dilakukan dengan merancang dan membangun
Sebuah merek sebagai identitas produk atau perusahaan secara online. Dengan demikian,
digital branding berbeda dengan coventional branding yang masih dilakukan dengan cara lama
atau offline.
Atribut produk merupakan komponen dan sifat-sifat produk yang disertakan oleh produsen agar
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Bab 1
Konsep Produk dan merek
4. Konsep Produk
1. Konsep produk (product concept) adalah salah satu Filosofi Pemasaran yang
menekankan bahwa konsumen akan menyukai Produk-produk yang
menawarkan kualitas, kinerja, dan pitur terbaik. Oleh karena itu perusahaan
harus mencurahkan energinya untuk membuat perbaikan produk secara
berkelanjutan.
2. Konsep merek (brand Concept) adalah gagasan umum dan makna dbstrak
yang ada di baik sebuah marek. Konsep ini ber purgai memberikan asensi,
karakter dasar, dan konsistensi pada selaich mat serta mengelola identitas
yang khas, baik di pasar maupun di benak konsumen.
A
5. Produk merupakan titik pusat
dan kegiatan pemasaran. Suatu
produk harus memiliki
keunggulan, baik dari segi
kualitas, desain, bentuk, ukuran,
kemasan, pelayanan, garansi
maupun rasa agar dapat
menarik minat konsumen untuk
mencoba dan membeli produk
tersebut.
1. Pengertian
Produk
6. Menurut Philip Kotler.
A. Produk konsumsi (consumer goods).
Adalah Seluruh produk yang bisa digunakan oleh konsumen tingkat akhir atau end
user. Produk konsumsi dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Produk kebutuhan sehari-hari (Convenience goods)
adalah suatu produk yang dibutuhkan dan bersifat cepat habis Sahingga akan lebih
sering di beli och konsumen. Contohnya adalah bahan-bahan untuk membuat
makanan, minuman, Sabun cuci, Sabun mandi, sampo, dan lain sebagainya.
2. Jenis-jenis Produk
7. 2. Produk belanjaan (shopping goods)
adalah produk yang dibelanjakan dengan cara membandingkan
suatu produk dengan produk lain yang sama atau setara dari Segi
kualitas, harga, dan spesifikasi. Contohnya adalah smartphone, tv,
laptop, sepatu, dan lain sebagainya.
3. Produk khusus (Specialty goods)
adalah Suatu Produk yang mempunyai suatu karakter tertentu.
Biasanya produk khusus mempunyai kesan mewah dan istimewa.
Contohnya perhiasan, mobil, dll.
4. Produk yang tidak di can (ansaight goods)
adalah suatu produk yang sebelumnya belum diketahui
oleh konsumen. Meskipun konsumen sudah mengetahuinya,
mereka belum tentu akan membeli produk tersebut.
8. Produk industri adalah seluruh produk yang dibeli oleh produsen suatu barang/jasa untuk
selanjutnya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat produk baru. Produk industri terbagi
menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Bahan baku dan suku cadang (material and parts) Bahan baku dan suku cadang adalah
produk yang diperlukan untuk diolah menjadi produk baru agar memiliki manfaat lebih.
Umumnya, jenis produk ini terbagi menjadi dua, yaitu bahan mentah dan suku cadang. Contoh
produk bahan mentah adalah kayu yang bisa diolah menjadi lemari, kursi, meja, dan
sebagainya serta gandum yang bisa diolah menjadi roti. Adapun contoh produk industri jenis
suku cadang adalah layar LCD.
2) Barang modal (capital items)
Barang modal adalah produk yang mampu memudahkan produsen dalam mengelola atau
mengembangkan suatu produk serta memiliki daya tahan yang tergolong lama, seperti pabrik,
bangunan kantor, laptop, mobil, mesin produksi, dan sebagainya.
B. Produk Industri
9. 3) Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and services) Perlengkapan dan layanan bisnis
adalah produk yang mampu membantu pengelolaan produk dan mempunyai daya tahan yang
tergolong lama. Contoh dari produk perlengkapan adalah alat tulis kantor, oli pelumas, bahan
bakar mesin, dan lain sebagainya. Adapun contoh dari produk layanan bisnis adalah
pewartaan alat, periklanan produk, konsultasi bantuan hukum, dan lain sebagainya.
C. Produk berdasarkan wujudnya
Berdasarkan wujudnya, produk dapat dikategorikan menjadi produk barang dan produk jasa.
1) Produk barang ((Goods)
Produk barang adalah seluruh produk yang memiliki bentuk fisik sehingga bisa dilihat,
disentuh, diraba, dan dipindahkan serta memiliki perlakukan fisik lainnya, seperti produk
minuman, makanan, aksesoris, dan lain sebagainya.
2) Produk jasa (Services)
Produk jasa adalah seluruh kegiatan yang mampu memberikan manfaat dan kepuasan
kepada para pelanggannya, seperti jasa penginapan dan jasa konsultasi.
10. D. Produk berdasarkan daya tahannya
Produk berdasarkan daya tahannya, terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Barang tidak tahan lama (Nondurable goods) Barang tidak tahan lama adalah produk yang
memiliki bentuk fisik dan akan habis apabila dikonsumsi atau digunakan beberapa kali, seperti
pasta gigi, sabun mandi, parfum, minyak rambut, dan sebagainya.
2) Barang tahan lama (Durable goods) Barang tahan lama adalah suatu produk yang memiliki
bentuk fisik dan bisa digunakan berulang-kali. Contohnya adalah laptop, smartphone, lemari,
kulkas, meja, bangku, televisi, dan sebagainya.
E. Tingkatan produk
Tingkatan produk merupakan cara yang digunakan produsen untuk mengklasifikasi produk
berdasarkan manfaat atau kegunaanya sehingga dapat diketahui sasaran konsumennya. Hal
tersebut karena setiap konsumen memiliki preferensi berbeda terhadap produk yang akan dibeli.
Contohnya, terdapat konsumen yang membutuhkan laptop dengan spesifikasi berupa tampilan
layar dengan warna yang tajam karena akan digunakan untuk keperluan desain grafis.
11. Hasil dari klasifikasi adalah hierarki atau tingkatan terkait posisi masing-masing produk.
Berikut penjelasan mengenai tingkatan tersebut.
1) Produk utama (core benefit) Produk utama adalah produk yang mempunyai manfaat
paling mendasar dari sebuah produk. Dengan kata lain, produk core benefit hanya
menawarkan manfaat inti, tanpa ada manfaat lainnya. Contohnya, handphone yang
digunakan untuk berkomunikasi (telepon).
2) Produk generik (basic product) Produk generik adalah produk yang memiliki fungsi
paling mendasar (rancangan minimal suatu produk agar dapat berfungsi) dan sedikit
tambahan manfaat yang benar- benar dibutuhkan konsumen. Contohnya,
handphone yang kemudian bisa digunakan untuk berkirim pesan.
12. 3) Produk harapan (expected product) Produk harapan adalah suatu produk
yang ditawarkan dengan berbagai macam atribut sehingga sesuai dengan
ekspektasi konsumen. Perkiraan terkait ekspektasi tersebut diperoleh
melalui berbagai pengamatan, misalnya pendapatan dan usia konsumen.
4) Produk pelengkap (augmented product) Produk pelengkap adalah produk
tambahan yang berfungsi untuk mendukung core benefit dan basic product
agar memiliki nilai lebih dibandingkan produk pesaing.
5) Produk potensial (potential product) Produk potensial adalah jenis produk
yang sudah diberi tambahan nilai dan perkiraan sehingga bisa
dikembangkan di masa depan.
13. B. Komponen Atribut Produk
Suatu produk biasanya diikuti oleh serangkaian atribut yang mencakup
beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
1. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah karakteristik yang menggambarkan sejauh mana
kemampuan produk tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Lebih lanjut, kualitas produk adalah suatu kondisi fisik, sifat,
dan fungsi produk, baik berupa barang maupun layanan jasa yang
dibuat untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggan. Unsur-
unsur kualitas produk terbagi menjadi delapan jenis, di antaranya
sebagai berikut.
A. Performance (kinerja)
Performance (kinerja) adalah karakteristik utama dari suatu produk atau
dapat diartikan sebagai tampilan produk yang sebenarnya.
14. Performance (kinerja) merupakan gambaran terkait bagaimana
produk tersebut disajikan dan ditampilkan kepada pelanggan.
b. Reliability (keandalan)Reliability terkait dengan kemampuan
produk untuk menarik minat dan mendapat kepercayaan
pelanggan.
C. Features (keistimewaan)Features (keistimewaan) merupakan
karakter sekunder yang hadir sebagai pelengkap dalam sebuah
produk. Pada waktu tertentu, performance sebuah produk
mungkin akan sama dengan pesaingnya sehingga diperlukan
fitur yang dapat berperan sebagai pembeda.
15. d. Conformance (kesesuaian)
Conformance (kesesuaian) merupakan karakteristik yang berkaitan dengan desain suatu produk.
Dari karakteristik tersebut, diperoleh hasil sesuai dengan standar yang telah disepakati
sebelumnya.
e. Durability (daya tahan)
Durability (daya tahan) merupakan suatu karakteristik yang berhubungan dengan ketahanan
suatu produk. Contohnya, daya tahan produk jenis makanan dan minuman biasanya
dicantumkanan sebagai tanggal kadaluwarsa produk tersebut.
f. Service ability (kemampuan melayani)
Kemampuan melayani merupakan cerminan dari tanggung jawab perusahaan terhadap
produknya. Layanan yang dimaksud berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, dan kenyamanan
yang mampu diberikan perusahaan kepada pelanggan apabila ada keluhan terhadap produk
perusahaan.
16. g. Esthetic (keindahan)
Keindahan sebuah produk tergambar dari bagaimana produk terlihat, terasa, tercium,
dan terdengar oleh konsumen. Dengan demikian, keindahan berkaitan langsung
dengan panca indra karena dapat mempresentasikan keindahan terkait rasa, warna,
desain, aroma, dan lain sebagainya.
H. Perceived quality (persepsi kualitas)
Persepsi kualitas merupakan pendapat dari pelanggan terkait keunggulan yang dimiliki
keseluruhan produk.
2. Kemasan Produk
Pengemasan (packaging) mencakup semua kegiatan dalam merancang dan
memproduksi wadah atau pembungkus suatu produk. Dengan demikian, kemasan
bukan sekadar bungkus atau wadah, melainkan juga rancangan dari kemasan produk
yang berperan penting dalam penjualan.
17. Adapun tujuan dilakukannya pengemasan, antara lain sebagai berikut.
a. Pengemasan dilakukan untuk melindungi isi produk (protection) agar terhindar
dari kerusakan, kehilangan, dan berkurangnya kadar atau isi dari produk.
b. Pengemasan dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan
(operating) produk, misalnya agar produk yang dikemas tidak tumpah atau
terjatuh ketika digenggam. Dengan demikian, pengemasan juga berperan
sebagai alat bantu dalam menggunakan produk, seperti produk obat nyamuk
dan parfum dengan packaging khusus sehingga konsumen dapat dengan
mudah menyemprotkan isinya.
C. Pengemasaan dilakukan agar bermanfaat, khususnya dalam hal pemakaian
ulang (reusable) kemasan tersebut. Sebagai contoh, kemasan dapat diisi kembali
(refill), baik dengan isi produk yang sama maupun berbeda.
D. Pengemasan dilakukan untuk memberikan daya tarik (promotion) jika dilihat dari
aspek artistik, warna, bentuk, dan desainnya.
18. C. Pengemasaan dilakukan agar bermanfaat, khususnya dalam hal
pemakaian ulang (reusable) kemasan tersebut. Sebagai contoh, kemasan
dapat diisi kembali (refill), baik dengan isi produk yang sama maupun
berbeda.
D. Pengemasan dilakukan untuk memberikan daya tarik (promotion) jika
dilihat dari aspek artistik, warna, bentuk, dan desainnya.
E. Pengemasan dilakukan untuk memberikan identitas (image) agar
produk terkesan kuat atau awet, lembut, dan mewah.
F. Pengemasan dilakukan untuk distribusi (shipping) agar produk mudah
disusun, dihitung, dan ditangani.
G. Pengemasan bertujuan memberikaninformasi (labelling) yang
menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
H. Pengemasan ditujukan sebagai cermin inovasi produk yang berkaitan
dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
19. a. Kemasan primer
Kemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan
produk. Dengan kata lain, kemasan primer merupakan wadah untuk suatu
produk. Kemasan primer memungkinkan produk untuk dijual secara eceran
kepada konsumen. Kemasan primer biasanya terbuat dari bahan yang kedap
air dan udara sehingga ketahanan atau stabilitas produk terjaga. Contohnya,
kemasan berbahan plastik yang digunakan untuk mengemas berbagai
makanan dan minuman, seperti mi instan, keripik, saus, dan sebagainya.
b. Kemasan sekunder
Kemasan sekunder merupakan kemasan yang tidak bersentuhan langsung
dengan produk sehingga hanya bertujuan melindungi kemasan primernya.
Dengan demikian, kemasan sekunder biasanya tidak berpengaruh pada
stabilitas produk karena tidak bersentuhan langsung. Contoh kemasan
sekunder, yaitu kotak karton yang digunakan untuk membungkus botol obat
sirup dan kaleng untuk membungkus permen yang jumlahnya banyak.
20. c. Kemasan pengiriman (tersier)
Kemasan pengiriman atau kemasan tersier merupakan kemasan yang berfungsi
melindungi kemasan produk, kemasan primer, dan kemasan sekunder. Kemasan
pengiriman digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Kemasan tersier berperan
dalam memastikan keamanan produk ketika diangkut dalam jumlah besar untuk dikirim
dalam perjalanan yang jauh. Contohnya adalah peti kemas. Cara pengemasan atau
pembungkusan yang baik akan menguntungkan perusahaan
karena berbagai hal berikut.
1) Bungkus yang indah atau menarik akan meningkatkan keinginan konsumen untuk
membeli produk tersebut.
2) Bungkus yang unik dan memiliki ciri khas tertentu akan memudahkan konsumen untuk
mengingat produk tersebut.
3) Bungkus yang baik akan melindungi kualitas (mutu) produk.
4) Memudahkan pengangkutan (transportasi) produk.
5.) Memudahkan penyimpanan dan penyusunan produk di rak toko (showroom)
21. Referral
3. Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau mengqunakan produk tersebut. Harga memiliki
dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan konsumen,
di antaranya sebagai berikut.
a. Peranan alokasi dari harga
Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu konsumen untuk
memutuskan cara memperoleh manfaat atau kegunaan tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya.
b. Peranan informasi dari harga
Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam memberi pengetahuan kepada
konsumen mengenai faktor- faktor produk, seperti kualitas dan kegunaannya. Hal tersebut
bermanfaat dalam situasi ketika konsumen mengalami kesulitan
untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif.
22. 4. Merek
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran.
Kegiatan pemasaran tersebut bertujuan memperkenalkan dan menawarkan
produk dengan melibatkan merek yang dapat diandalkan. Merek memiliki
enam tingkatan pengertian, yaitu sebagai berikut.
A. Atribut
Setiap merek memiliki atribut. Atribut tersebut perlu diciptakan dan dikelola
agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti apa saja yang terkandung
dalam suatu merek.
B. Manfaat
Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Produsen harus
dapat menerjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional ataupun manfaat
emosional. Selain itu, atribut- lainnya juga harus dapat diterjemahkan menjadi
manfaat yang dapat langsung dirasakan oleh konsumen.
23. C. Nilai
Merek juga menyatakan
nilai bagi produsen. Merek
yang memiliki nilai tinggi
akan dilihat oleh konsumen
sebagai merek berkelas
sehingga dapat
mencerminkan kelas dari
pengguna merek tersebut.
E. Kepribadian
Merek juga memiliki
kepribadian, yaitu
kepribadian bagi
penggunanya. Jadi, dengan
menggunakan merek,
diharapkan kepribadian
pengguna akan tecermin
bersamaan dengan merek
yang ia gunakan.
F. Pemakai
Merek juga menunjukkan jenis konsumen
pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya,
para pemasar selalu menggunakan anologi
orang-orang terkenal untuk penggunaan
mereknya.
D. Budaya
Merek juga mewakili
budaya tertentu.
Contohnya, suatu produk
diasosiasikan dengan
budaya-budaya tertentu.
24. 5. Pemberian Label (Labelling)
Label merupakan bagian produk yang berfungsi menyampaikan informasi dari penjual kepada
pembeli mengenai produk. Dalam penggunaannya, sebuah label bisa saja merupakan bagian
dari kemasan atau etiket (tanda pengenal) yang ditempelkan pada produk. Terdapat empat
macam label, yaitu sebagai berikut.
A. Brand label
Brand label merupakan penggunaan label yang semata-mata digunakan sebagai brand dan
dicantumkan pada kemasan.
B. Grade label
Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label
tersebut dinyatakan dengan tulisan berupa huruf atau angka.
C. Label deskriptif (descriptive label)
Label deskriptif adalah informasi objektif tentang penggunaan, konstruksi, pemeliharaan
penampilan, dan ciri-ciri lain dari produk.
D. Label produk (product label)
Label produk adalah bagian dari pengemasan produk yang mengandung informasi mengenai
suatu produk atau penjualannya.
25. 6. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)
Semua jenis produk yang ditawarkan kepada konsumen tidak terlepas dari unsur
jasa atau layanan, baik sebagai produk inti (jasa murni) maupun sebagai
pelengkap.
Layanan pelengkap dalam klasifikasinya terbagi menjadi delapan kelompok,
antara lain sebagai berikut.
a. Informasi
Informasi dalam layanan pelengkap mencakup beberapa hal, seperti harga,
peringatan (warning), jalan atau arah menuju tempat produsen, jadwal
penyampaian produk atau jasa, instruksi mengenai cara menggunakan produk inti
atau pelayanan pelengkap, kondisi penjualan atau layanan serta pemberitahuan
adanya perubahan produk.
b. Konsultasi
Konsultasi mencakup pemberian saran, audit, konseling pribadi, dan konsultasi
manajemen atau teknis.
26. C. Taking order
Taking order adalah menerima, mencatat, dan melayani pesanan dari konsumen kemudian meneruskannya pada bagian atau
pihak terkait. Contohnya adalah aplikasi taking order (aplikasi keanggotaan di klub atau program tertentu yang mencakup jasa
langganan atau jasa berbasis kualifikasi tinggi).
d. Hospitality
Hospitality diartikan sebagai segala macam kegiatan di industri yang berhubungan dengan keramah-tamahan, pelayanan, dan
hiburan bagi para tamu, termasuk fasilitas toilet dan ruang tunggu.
e. Caretaking
Caretaking mencakup perhatian dan perlindungan atas barang milik pelanggan yang mereka bawa atau perlindungan atas
barang yang diberikan/dititipkan oleh pelanggan.
f. Exceptions
Exception meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk, penanganan komplain, saran, dan kritik serta
pemecahan masalah, seperti jaminan dan garansi.
g. Billing
Billing meliputi laporan rekening per periode dan faktur untuk transaksi.
H. Pembayaran
Pembayaran merupakan kegiatan interaksi antara pelanggan dan personil perusahaan yang menerima pembayaran, kontrol,
verifikasi serta pengurangan rekening nasabah secara otomatis.
27. 7. Jaminan (Garansi)
Jaminan adalah janji yang menjadi kewajiban produsen kepada konsumen atas pemberian
ganti rugi apabila produk yang dibeli oleh konsumen ternyata tidak bisa berfungsi
sebagaimana mestinya. Garansi dapat berupa pergantian barang yang dibeli atau dalam
bentuk lainnya yang senilai dengan barang tersebut, bisa juga dalam bentuk layanan
perbaikan kerusakan.
C. Klasifikasi Produk
Produk yang tersedia di pasar sangat beragam. Setiap produk memiliki ciri atau karakteristik
yang berfungsi sebagai pembeda. Hal itulah yang menjadikan suatu produk terlihat unik dan
berbeda dari produk yang lain. Produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,
yaitu sebagai berikut.
1. Klasifikasi Produk Berdasarkan Daya Tahannya
a. Nondurable goods (barang yang tidak tahan lama)
Nondurable goods adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan, seperti sampo.
b. Durable goods (barang tahan lama)Durable goods adalah barang yang dapat bertahan
untuk pemakaian berulang. Contohnya adalah kulkas dan pakaian.
28. 2. Klasifikasi Produk Berdasarkan Kegunaannya
Berdasarkan kegunaannya, produk diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu produk konsumen dan
produk industri.
A. Consumers goods (barang konsumen)
Barang konsumen adalah produk yang dikonsumsi untuk kebutuhan konsumen akhir dan bukan untuk
tujuan bisnis. Pada umumnya, barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis, yaitu barang
kenyamanan, barang belanja, barang khusus, dan barang yang tidak dicari.
1) Convenience goods (barang kenyamanan) Convenience goods biasanya merupakan barang yang
paling sering dibeli oleh konsumen dan untuk membelinya pun tidak perlu mengeluarkan usaha yang
besar. Convenience goods dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu staples goods, impulse goods,
dan emergency goods.
A) Staples goods adalah barang yang dibeli konsumen secara teratur.
B) Impulse goods adalah barang yang dibeli tanpa direncanakan.
C) Emergency goods adalah barang yang dibeli pada saat dibutuhkan atau sedang terdesak.
2) Shopping goods (barang belanja)
Shopping goods adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan secara teliti oleh konsumen
seperti kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya produk
29. Shopping goods terdiri atas dua jenis yaitu barang belanjaan yang homogen dan heterogen.
a.) Homogeneous shopping goods (barang belanja yang homogen)
b.) Heterogeneous shopping goods (barang belanja heterogen)
3) Specialty goods (barang khusus) Specialty goods memiliki karakteristik unik atau identifikasi
merek yang cukup banyak sehingga konsumen bersedia melakukan upaya khusus untuk dapat
membelinya. Contoh: mobil.
4) Unsought goods (barang yang tidak dicari) Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui
oleh konsumen atau biasanya barang yang tidak terpikirkan oleh konsumen untuk dibeli. Contohnya,
APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
b. Industrial goods (barang industri)
Barang industri merupakan jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut. Biasanya, hasil pemrosesan.
dari barang industri diperjualbelikan kembali. Klasifikasi barang produksi dibagi menjadi tiga, di
antaranya sebagai berikut.
1) Materials and parts (bahan baku dan suku cadang) Materials and parts (bahan baku dan suku
cadang) adalah barang yang sepenuhnya masuk ke produk pabrikan yang terbagi ke dalam dua
kelas, yaitu komponen bahan dan komponen suku cadang.
859
30. 2) Capital items (barang modal) Capital items (barang modal) adalah barang tahan lama
yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi.
3) Supply and business service (layanan bisnis dan pasokan) Supply and business service
(layanan bisnis dan pasokan) adalah barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi
pengembangan atau pengelolaan produk. Persediaan terdiri atas dua jenis, yaitu peralatan
untuk perawatan dan perbaikan.
D. Hierarki Produk
Hierarki produk adalah tingkatan produk, mulai dari kebutuhan dasar hingga produk tertentu
yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada dasarnya, setiap produk
secara hierarki berhubungan dengan produk lainnya. Seperti pada gambar piramida
tingkatan produk berikut.
32. 1. Need family
Need family, yaitu kebutuhan inti atau dasar yang membentuk product family. Contohnya, rasa aman.
2. Product family Product family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti atau dasar
dengan tingkat efektivitas yang memadai. Contohnya, tabungan dan penghasilan.
3. Kelas produk (product class) Kelas produk (product class) adalah sekumpulan produk di dalam product family
yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu. Contohnya, instrumen finansial.
4. Lini produk (product line) Lini produk (product line) adalah sekumpulan produk di dalam kelas produk yang
berhubungan erat. Contohnya, asuransi jiwa. Hubungan yang erat tersebut bisa karena salah satu dari empat faktor
berikut.
A) Memiliki fungsi yang sama.
B) Dijual kepada kelompok konsumen yang sama.
C) Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama.
D) Harganya berada dalam skala yang sama.
5. Tipe produk (product type) Tipe produk (product type) adalah item-item dalam suatu lini produk yang memiliki
bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Contohnya, asuransi jiwa berjangka.
6. Merek (brand)
Merek (brand) adalah nama yang dapat dihubungkan atau diasosiasikan dengan satu atau lebi7. Item Item adalah
unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau
atribut lainnya. Contohnya, asuransi jiwa berjangka yang dapat diperbarui.
7. Item Item adalah unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran,
harga, penampilan, atau atribut lainnya. Contohnya, asuransi jiwa berjangka yang dapat diperbarui.
33. E. Konsep Dasar Merek
Merek adalah ikatan yang menunjukkan bahwa produk akan berkinerja sesuai harapan pelanggan. Dengan kata lain,
merek yang terdiri atas kata-kata atau istilah merupakan gambaran pertama yang muncul di benak konsumen ketika
mendengar atau mengetahui suatu produk.
Berikut merupakan elemen kunci yang harus dimiliki dalam setiap konsep merek (brand concept).
1. Brand Name (Nama Merek)
Nama dari sebuah merek merupakan hal yang sangat penting. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan nama untuk merek, yaitu:
a. Sifat bisnis;
b. Maksud dan tujuan perusahaan;
C. Fitur yang dimiliki produk di bawah merek tersebut; serta
d. atribut yang ada dalam produk dan layanan yang ditawarkan
2. Tagline
Tagline pada dasarnya adalah slogan merek yang terdiri atas dua hingga lima kata untuk menyampaikan atribut dan
fitur produk dengan cara yang sesingkat mungkin, tetapi jelas atau dapat dipahami oleh konsumen. Contohnya,
tagline Nike yang merupakan salah satu merek perlengkapan olahraga terbesar dan ternama adalah ‘Just Do It’.
34. 3. Creative Element (Elemen Kreatif) Beberapa hal yang termasuk
elemen kreatif sebuah merek, antara lain logo, maskot, tipografi, font
type, palet warna (color brand), dan jingle lagu.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur yang cukup penting untuk sebuah konsep
merek (brand concept). Hal tersebut karena sebuah merek harus memiliki
nada suara yang berasal dari permainan atau susunan kata. Nada
bahasa sebuah merek dapat berkisar dari ketulusan (sincerity),
kewibawaan (authoritative), dan kegunaan (helpfull) atau berpusat pada
pelanggan (customer centric).
5. Messages (Pesan)
Sebuah brand concept harus mencakup pesan dan informasi penting
yang ingin disampaikan oleh sebuah merek. Pernyataan pesan sebuah
merek terdiri atas pernyataan visi dan misi serta pedoman perusahaan.
35. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik
Sekian dari kelompok
kami, terimakasih