SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ANATOMI MARMUT
(Cavia porcellus)
Oleh :
Nama : Monika
NIM : B1A015017
Rombongan : 1
Kelompok : 4
Asisten : Iis Islamiyah
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan dari kelas mamalia yang
berdarahpanas (homoioterm). Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh
terhadaplingkungan luar dimana mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya karena
didukungoleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Marmut merupakan anggota
mamalia yangberordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat seperti tikus dan kelinci
yang mempunyai gigipemotong seperti pahat dan berguna untuk memotong dan
mengerat (Brotowijoyo, 1993).
Marmut mempunyai badan pendek, kuat dengan kaki dan telinga yang pendek.
Marmut biasanya tinggal di lubang-lubang dalam tanah atau dalam sarang diantara
rumput tinggi. Hidupnya membentuk kelompok kecil tetapi juga kadang membentuk
kelompok besar. Badan marmut gemuk, pendek, dan mudah menyimpan panas dengan
baik pada suhu rendah dari pada suhu tinggi (Brotowijoyo, 1993).
Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol,
pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut dan
matanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada
jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa
darah, dengan dinding yang sangat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada
marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara
menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium
yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini disebut hedonik (Jasin,
1989). Marmut (Cavia porcellus) digunakan sebagai preparat pada praktikum ini
karena mudah didapat, tidak berbahaya, cukup mewakili kelas mamalia, serta memiliki
organ-organ yang lengkap dan mudah untuk diamati.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini untuk mengetahui morfologi dan anatomi Marmut
(Cavia porcellus).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, dan
sarung tangan.
Bahan yang digunakan adalah Marmut (Cavia Porcellus)dan kloroform.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan pembedahan, dibius menggunakan kloroform sampai mati.
2. Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar pada waktu pembedahan
rambut-rambut tersebut tidak beterbangan.
3. Kulit dipotong menggunakan gunting mulai dari posterior di muka penis atau
clitoris menuju ke anterior mengikuti garis medioventral badan sampai ke
ujung mandibular.
4. Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat.
5. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior
mengikuti garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri
diafragma sehingga otot daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ
yang ada pada rongga abdomen dapat terlihat.
6. Pembedahan dilanjutkan dengan pemotongan rusuk-rusuk di kiri sternum, pada
bagian anterior sampai daerah ketiak, bagian posterior digunting lateral
menyusuri diafragma kemudian bagian-bagian thorax diamati.
7. Pengamatan pada bagian viscera insitu dapat dilihat dengan jelas dengan cara
merentangkan bagian saluran pencernaan dan saluran urogenitalia dari Marmut
(Cavia porcellus).
8. Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada
gambar yang ada pada diktat praktikum.
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus) didapatkan hasil
bahwa tubuh marmut terdiri atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan),
extrimitas (anggota badan), dan cauda (ekor) yang tumbuh rudimen. Seluruh tubuh
marmut ditutupi oleh rambut, yang merupakan karakteristik bagi mamalia. Caput
marmut terdiri atas rimaoris, nares externa, mata dan telinga. Rima oris (mulut)
dibatasi oleh labium inferior (bibir bawah) dan labium superior (bibir atas) yang
bercelah sehingga tampak incisivi (gigi seri). Nares externa (lubang hidung), letaknya
dorsal dari rima oris. Sekitar nares externa dan rima oris terdapat vibrisae (rambut-
rambut peraba) yang juga terdapat di sekitar mata. Mata marmut dibatasi oleh palpebra
superior (kelopak mata atas) dan palbebra inferior (kelopak mata bawah), dan pada
sudut mata sebelah anterior terdapat membrane enictitans. Telinga mempunyai pina
auricula (daun telinga), sedangkan membran tympani (selaput gendang pendengaran)
terletak pada rongga telinga tengah. Truncus marmot terbagi menjadi thorax (dada),
sepasang extrimitas anterior yang berjari (digiti) empat,abdomen (perut), dan
extrimitas anterior yang berjari tiga (Manter, 1959).
Sistem pencernaan marmut terdiri dari oesophagus, gastrum, duodenum,
jejunum,ileum, caecum, colon dan rectum. Gastrum marmut dapat dibagi menjadi pars
cardia (bagian gastrum yang terletak di dekato esophagus), fundus (bagian terbesar
gastrum yang letaknya di tengah), dan pars pylorica (bagian gastrum paling posterior
di dekat pylorus) yang merupakan daerah penyempitan yang membatasi gastrum
dengan duodenum. Duodenum merupakan bagian dari usus halus yang paling anterior.
Jika dibandingkan dengan duodenum, jejunum dan ileum biasanya warnanya lebih
gelap, dan batas antara keduanya tidak jelas. Marmut mempunyai caecum yang
tumbuh sempurna dimana terjadi pencernaan oleh bacteri. Caecum mempunyai bagian
berupa kantung-kantung disebut haustrae, sedangkan sekat-sekat yang membatasinya
disebut incisura. Taenia (urat berbentuk pita) tampak di sebelah kiri dan kanan caecum.
Colon (usus besar) keluar dari caecum dan berdekatan dengan muara dari ileum, dapat
dibagi menjadi colon ascenden (mengarah ke atas), colon transversum (mengarah
melintang), colon descenden (mengarah ke bawah), dan colon sigmoideum yang
merupakan kolon terakhir. Rectum atau usus akhir adalah tempat keluarnya feses
melalui anus. Pencernaan marmut dibantu oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang
terdiri dari hepar (hati) dan pancreas. Hati marmut terdiri dari tujuh lobi, menghasilkan
cairan empedu melalui ductus hepaticus dan kemudian disimpandi vesica felea
(kantung empedu), selanjutnya dialirkan ke ductus cysticus dan ductus choledochus
ke duodenum. Pancreas terletak di antara duodenum dan bentuknya seperti huruf U.
Saluran pelepasannya disebut ductus pancreaticus, yang juga bermuara pada
duodenum (Radiopoetro, 1977).
Sistem urinaria marmut terdiri dari ren (ginjal), ureter, vesica urinaria (kantung
kemih), dan uretra. Ginjal marmut berjumlah sepasang dan berwarna merah tua,
bentuknya seperti kacang merah dan terletak di daerah lumbo-dorsal dalam rongga
abdomen, terdapat hilum berupa lelukan di sebelah median sebagai tempat keluarnya
ureter. Ureter berjumlah sepasang, mengalirkan urine ketempat penampungan
sementara yang disebut vesica urinaria. Urine dari vesica urinaria dikeluarkan keluar
tubuh melalui uretra. Uretra pada marmut jantan disebut juga ductus urogenitalia,
karena saluran ini juga dipakai untuk menyalurkan spermatozoa, letaknya di dalam
batang penis (Walter, 1965).
Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis,
vasdeferens, sepasang glandula vesiculosa, glandula prostata, glandulabulbo-uretra
(glandula cowpery), dan uretra. Vas deferens berpasangan berjalan kesebelah dorsal
dari vesica urinaria dan bermuara pada uretra yang kemudian melanjutkan diri ke
penis. Glandula vesiculosa bentuknya seperti cacing. Glandula prostat bentuknya
irreguler dan terletak disebelah dorsal vesica urinaria. Glandula bulbo-uretra kecil dan
letaknya caudal dari glandula prostat. Kelenjar-kelenjar accesoris tersebut semuanya
bermuara di uretra (Djuhanda,1982).
Sistem genitalia marmut betina terdiri dari ovarium, tuba falopii, uterus, dan
vagina. Ovarium berjumlah sepasang dan terletak di belakang ginjal, di ujung lateral
terdapat saluran kecil berliku-liku yang disebut tuba falopii (ujung anteriornya berupa
corong disebut osteum tuba, tempat masuknya sel telur atau ovum) yang menuju
oviduct. Saluran ini berlanjut sebagai kantung tebal yang merupakan tanduk dari
uterus, kedua tanduk menyatu pada bagian posterior sebagai badan uterus. Uterus
berjumlah sepasang, merupakan tempat tumbuh embryo sampai waktu untuk
dilahirkan. Marmut mempunyai vagina dan lubang keluar yang disebut vulva (Storer
dan Usinger, 1961).
Sistem respirasi pada marmut dibangun oleh larynk, trachea, dan pulmo (paru-
paru). Larynk berfungsi untuk mencegah masuknya cairan atau benda padat ke
dalamtrachea (jalan napas). Bagian-bagian larynk yaitu epiglottis, glottis, cartilage
thyroidae, cartilage crycoidae dan cartilage crythaenoidae. Epiglotis berupa struktur
rawan yang terulur dari bagian medio dorsal dari larynk sebelah anterior. Cartilago
thyroidae merupakan rawan larynk yang besar dan berbentuk seperti perisai yang
membentuk U dengan bagian terbukanya mengarah ke dorsal, terletak di sebelah
ventral epiglottis. Cartilago crycoidae terletak di sebelah posterior cartilage thyroidae
dan berbentuk seperti cincin rawan yang penuh. Cartilago crythaenoidae merupakan
sepasang rawan yang agak memanjang dan terletak di sebelah anterior dari cartilage
crycoidae. Trachea tersusun oleh cincin-cincin rawan sebagai lanjutan dari larynk,
yang akan bercabang menjadi bronchi, dan bronchi akan bercabang lagi menjadi
bronchioli yang pada ujung-ujungnya terdapat alveoli yang merupakan tempat
pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Bronchioli dan alveoli berkumpul
menyusun pulmo dan dibungkus oleh selaput yang disebut pleura (Djuhanda, 1982).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus,
ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment.
2. Sistem pencernaan Marmut terdiri dari oesophagus, pars cardia, fundus, pars
pylorica, pylorus, duodenum, jejunum, illeum, usus buntu, usus besar
(colon), rectumdan anus.
3. Marmut (Cavia porcellus) mempunyai kelenjar-kelenjar pencernaan yaitu hati,
vesica felea dan pancreas.
4. Sistem urogenitalia pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem
genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra. Sistem
genitalia betina pada marmut tersusun atas osteum tuba, oviduct, dan
uterus. Sistem genitalia jantan meliputi testis, ductus defferents, epididymis.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, masker dan sarung tangan di pakai
agar tidak mengganggu kenyamanan saat pengamatan.
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1982. Penghantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Armico,
Bandung.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Avertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya,
Surabaya.
Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers, New
York.
Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston
USA.
Radiopoetro. 1977. Zoology. Erlangga, Jakarta.
Storer dan Usinger. 1961. Element of Zoology. MacGraw-Hill Book Company Inc,
USA.
Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. The Macmilan
Company,New York.

More Related Content

What's hot

Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Malikul Mulki
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Nana Citra
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI aakkiittaa
 

What's hot (20)

sistem pencernaan ppt
sistem pencernaan pptsistem pencernaan ppt
sistem pencernaan ppt
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Evolusi Vertebrata 1
Evolusi Vertebrata 1Evolusi Vertebrata 1
Evolusi Vertebrata 1
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI
 

Similar to Laporan anatomi marmut

Laporan katak sawah
Laporan katak sawahLaporan katak sawah
Laporan katak sawahMonika Sari
 
3 ikan-dan-katak
3 ikan-dan-katak3 ikan-dan-katak
3 ikan-dan-katakIo rona
 
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sariMawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sariYudi Yatma
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenitalyunirosalina
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksipjj_kemenkes
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Welly Andrei
 
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas b
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas bThv makalah kelompok 1 urophoda kelas b
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas bMaratus Solikhah
 
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALMakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALikhsan saputra
 
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Kurnia Wati
 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataf' yagami
 

Similar to Laporan anatomi marmut (20)

Laporan katak sawah
Laporan katak sawahLaporan katak sawah
Laporan katak sawah
 
Mammae (Mammalia)
Mammae (Mammalia)Mammae (Mammalia)
Mammae (Mammalia)
 
3 ikan-dan-katak
3 ikan-dan-katak3 ikan-dan-katak
3 ikan-dan-katak
 
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sariMawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
 
Mamalia dan aves
Mamalia dan avesMamalia dan aves
Mamalia dan aves
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenital
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)
 
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas b
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas bThv makalah kelompok 1 urophoda kelas b
Thv makalah kelompok 1 urophoda kelas b
 
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA RAHA
 
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALMakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
 
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...
Tugas ibu direktur(gambar genitalia n tulang panggul) AKBID PARAMATA KABUPATE...
 
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA RAHA
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA RAHA Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA RAHA
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA RAHA
 
PPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptxPPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptx
 
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas intan ibu direk AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
A
AA
A
 
A
AA
A
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )
 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordata
 
Reptilia & mamalia
Reptilia & mamaliaReptilia & mamalia
Reptilia & mamalia
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Laporan anatomi marmut

  • 1. ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus) Oleh : Nama : Monika NIM : B1A015017 Rombongan : 1 Kelompok : 4 Asisten : Iis Islamiyah LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2016
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarahpanas (homoioterm). Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh terhadaplingkungan luar dimana mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya karena didukungoleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Marmut merupakan anggota mamalia yangberordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat seperti tikus dan kelinci yang mempunyai gigipemotong seperti pahat dan berguna untuk memotong dan mengerat (Brotowijoyo, 1993). Marmut mempunyai badan pendek, kuat dengan kaki dan telinga yang pendek. Marmut biasanya tinggal di lubang-lubang dalam tanah atau dalam sarang diantara rumput tinggi. Hidupnya membentuk kelompok kecil tetapi juga kadang membentuk kelompok besar. Badan marmut gemuk, pendek, dan mudah menyimpan panas dengan baik pada suhu rendah dari pada suhu tinggi (Brotowijoyo, 1993). Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sangat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini disebut hedonik (Jasin, 1989). Marmut (Cavia porcellus) digunakan sebagai preparat pada praktikum ini karena mudah didapat, tidak berbahaya, cukup mewakili kelas mamalia, serta memiliki organ-organ yang lengkap dan mudah untuk diamati. B. Tujuan Tujuan praktikum kali ini untuk mengetahui morfologi dan anatomi Marmut (Cavia porcellus).
  • 3. II. MATERI DAN METODE A. Materi Alat alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, dan sarung tangan. Bahan yang digunakan adalah Marmut (Cavia Porcellus)dan kloroform. B. Metode Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelum dilakukan pembedahan, dibius menggunakan kloroform sampai mati. 2. Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar pada waktu pembedahan rambut-rambut tersebut tidak beterbangan. 3. Kulit dipotong menggunakan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju ke anterior mengikuti garis medioventral badan sampai ke ujung mandibular. 4. Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat. 5. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior mengikuti garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri diafragma sehingga otot daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat terlihat. 6. Pembedahan dilanjutkan dengan pemotongan rusuk-rusuk di kiri sternum, pada bagian anterior sampai daerah ketiak, bagian posterior digunting lateral menyusuri diafragma kemudian bagian-bagian thorax diamati. 7. Pengamatan pada bagian viscera insitu dapat dilihat dengan jelas dengan cara merentangkan bagian saluran pencernaan dan saluran urogenitalia dari Marmut (Cavia porcellus). 8. Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang ada pada diktat praktikum.
  • 4. B. Pembahasan Berdasarkan pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), extrimitas (anggota badan), dan cauda (ekor) yang tumbuh rudimen. Seluruh tubuh marmut ditutupi oleh rambut, yang merupakan karakteristik bagi mamalia. Caput marmut terdiri atas rimaoris, nares externa, mata dan telinga. Rima oris (mulut) dibatasi oleh labium inferior (bibir bawah) dan labium superior (bibir atas) yang bercelah sehingga tampak incisivi (gigi seri). Nares externa (lubang hidung), letaknya dorsal dari rima oris. Sekitar nares externa dan rima oris terdapat vibrisae (rambut- rambut peraba) yang juga terdapat di sekitar mata. Mata marmut dibatasi oleh palpebra superior (kelopak mata atas) dan palbebra inferior (kelopak mata bawah), dan pada sudut mata sebelah anterior terdapat membrane enictitans. Telinga mempunyai pina auricula (daun telinga), sedangkan membran tympani (selaput gendang pendengaran) terletak pada rongga telinga tengah. Truncus marmot terbagi menjadi thorax (dada), sepasang extrimitas anterior yang berjari (digiti) empat,abdomen (perut), dan extrimitas anterior yang berjari tiga (Manter, 1959). Sistem pencernaan marmut terdiri dari oesophagus, gastrum, duodenum, jejunum,ileum, caecum, colon dan rectum. Gastrum marmut dapat dibagi menjadi pars cardia (bagian gastrum yang terletak di dekato esophagus), fundus (bagian terbesar gastrum yang letaknya di tengah), dan pars pylorica (bagian gastrum paling posterior di dekat pylorus) yang merupakan daerah penyempitan yang membatasi gastrum dengan duodenum. Duodenum merupakan bagian dari usus halus yang paling anterior. Jika dibandingkan dengan duodenum, jejunum dan ileum biasanya warnanya lebih gelap, dan batas antara keduanya tidak jelas. Marmut mempunyai caecum yang tumbuh sempurna dimana terjadi pencernaan oleh bacteri. Caecum mempunyai bagian berupa kantung-kantung disebut haustrae, sedangkan sekat-sekat yang membatasinya disebut incisura. Taenia (urat berbentuk pita) tampak di sebelah kiri dan kanan caecum. Colon (usus besar) keluar dari caecum dan berdekatan dengan muara dari ileum, dapat dibagi menjadi colon ascenden (mengarah ke atas), colon transversum (mengarah melintang), colon descenden (mengarah ke bawah), dan colon sigmoideum yang merupakan kolon terakhir. Rectum atau usus akhir adalah tempat keluarnya feses melalui anus. Pencernaan marmut dibantu oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang terdiri dari hepar (hati) dan pancreas. Hati marmut terdiri dari tujuh lobi, menghasilkan
  • 5. cairan empedu melalui ductus hepaticus dan kemudian disimpandi vesica felea (kantung empedu), selanjutnya dialirkan ke ductus cysticus dan ductus choledochus ke duodenum. Pancreas terletak di antara duodenum dan bentuknya seperti huruf U. Saluran pelepasannya disebut ductus pancreaticus, yang juga bermuara pada duodenum (Radiopoetro, 1977). Sistem urinaria marmut terdiri dari ren (ginjal), ureter, vesica urinaria (kantung kemih), dan uretra. Ginjal marmut berjumlah sepasang dan berwarna merah tua, bentuknya seperti kacang merah dan terletak di daerah lumbo-dorsal dalam rongga abdomen, terdapat hilum berupa lelukan di sebelah median sebagai tempat keluarnya ureter. Ureter berjumlah sepasang, mengalirkan urine ketempat penampungan sementara yang disebut vesica urinaria. Urine dari vesica urinaria dikeluarkan keluar tubuh melalui uretra. Uretra pada marmut jantan disebut juga ductus urogenitalia, karena saluran ini juga dipakai untuk menyalurkan spermatozoa, letaknya di dalam batang penis (Walter, 1965). Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis, vasdeferens, sepasang glandula vesiculosa, glandula prostata, glandulabulbo-uretra (glandula cowpery), dan uretra. Vas deferens berpasangan berjalan kesebelah dorsal dari vesica urinaria dan bermuara pada uretra yang kemudian melanjutkan diri ke penis. Glandula vesiculosa bentuknya seperti cacing. Glandula prostat bentuknya irreguler dan terletak disebelah dorsal vesica urinaria. Glandula bulbo-uretra kecil dan letaknya caudal dari glandula prostat. Kelenjar-kelenjar accesoris tersebut semuanya bermuara di uretra (Djuhanda,1982). Sistem genitalia marmut betina terdiri dari ovarium, tuba falopii, uterus, dan vagina. Ovarium berjumlah sepasang dan terletak di belakang ginjal, di ujung lateral terdapat saluran kecil berliku-liku yang disebut tuba falopii (ujung anteriornya berupa corong disebut osteum tuba, tempat masuknya sel telur atau ovum) yang menuju oviduct. Saluran ini berlanjut sebagai kantung tebal yang merupakan tanduk dari uterus, kedua tanduk menyatu pada bagian posterior sebagai badan uterus. Uterus berjumlah sepasang, merupakan tempat tumbuh embryo sampai waktu untuk dilahirkan. Marmut mempunyai vagina dan lubang keluar yang disebut vulva (Storer dan Usinger, 1961). Sistem respirasi pada marmut dibangun oleh larynk, trachea, dan pulmo (paru- paru). Larynk berfungsi untuk mencegah masuknya cairan atau benda padat ke dalamtrachea (jalan napas). Bagian-bagian larynk yaitu epiglottis, glottis, cartilage
  • 6. thyroidae, cartilage crycoidae dan cartilage crythaenoidae. Epiglotis berupa struktur rawan yang terulur dari bagian medio dorsal dari larynk sebelah anterior. Cartilago thyroidae merupakan rawan larynk yang besar dan berbentuk seperti perisai yang membentuk U dengan bagian terbukanya mengarah ke dorsal, terletak di sebelah ventral epiglottis. Cartilago crycoidae terletak di sebelah posterior cartilage thyroidae dan berbentuk seperti cincin rawan yang penuh. Cartilago crythaenoidae merupakan sepasang rawan yang agak memanjang dan terletak di sebelah anterior dari cartilage crycoidae. Trachea tersusun oleh cincin-cincin rawan sebagai lanjutan dari larynk, yang akan bercabang menjadi bronchi, dan bronchi akan bercabang lagi menjadi bronchioli yang pada ujung-ujungnya terdapat alveoli yang merupakan tempat pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Bronchioli dan alveoli berkumpul menyusun pulmo dan dibungkus oleh selaput yang disebut pleura (Djuhanda, 1982).
  • 7. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus, ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment. 2. Sistem pencernaan Marmut terdiri dari oesophagus, pars cardia, fundus, pars pylorica, pylorus, duodenum, jejunum, illeum, usus buntu, usus besar (colon), rectumdan anus. 3. Marmut (Cavia porcellus) mempunyai kelenjar-kelenjar pencernaan yaitu hati, vesica felea dan pancreas. 4. Sistem urogenitalia pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra. Sistem genitalia betina pada marmut tersusun atas osteum tuba, oviduct, dan uterus. Sistem genitalia jantan meliputi testis, ductus defferents, epididymis. B. Saran Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, masker dan sarung tangan di pakai agar tidak mengganggu kenyamanan saat pengamatan.
  • 8. DAFTAR REFERENSI Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta. Djuhanda, T. 1982. Penghantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Armico, Bandung. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Avertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers, New York. Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston USA. Radiopoetro. 1977. Zoology. Erlangga, Jakarta. Storer dan Usinger. 1961. Element of Zoology. MacGraw-Hill Book Company Inc, USA. Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. The Macmilan Company,New York.