1. ANATOMI MARMUT
(Cavia porcellus)
Oleh :
Nama : Monika
NIM : B1A015017
Rombongan : 1
Kelompok : 4
Asisten : Iis Islamiyah
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan dari kelas mamalia yang
berdarahpanas (homoioterm). Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh
terhadaplingkungan luar dimana mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya karena
didukungoleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Marmut merupakan anggota
mamalia yangberordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat seperti tikus dan kelinci
yang mempunyai gigipemotong seperti pahat dan berguna untuk memotong dan
mengerat (Brotowijoyo, 1993).
Marmut mempunyai badan pendek, kuat dengan kaki dan telinga yang pendek.
Marmut biasanya tinggal di lubang-lubang dalam tanah atau dalam sarang diantara
rumput tinggi. Hidupnya membentuk kelompok kecil tetapi juga kadang membentuk
kelompok besar. Badan marmut gemuk, pendek, dan mudah menyimpan panas dengan
baik pada suhu rendah dari pada suhu tinggi (Brotowijoyo, 1993).
Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol,
pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut dan
matanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada
jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa
darah, dengan dinding yang sangat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada
marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara
menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium
yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini disebut hedonik (Jasin,
1989). Marmut (Cavia porcellus) digunakan sebagai preparat pada praktikum ini
karena mudah didapat, tidak berbahaya, cukup mewakili kelas mamalia, serta memiliki
organ-organ yang lengkap dan mudah untuk diamati.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini untuk mengetahui morfologi dan anatomi Marmut
(Cavia porcellus).
3. II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, dan
sarung tangan.
Bahan yang digunakan adalah Marmut (Cavia Porcellus)dan kloroform.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan pembedahan, dibius menggunakan kloroform sampai mati.
2. Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar pada waktu pembedahan
rambut-rambut tersebut tidak beterbangan.
3. Kulit dipotong menggunakan gunting mulai dari posterior di muka penis atau
clitoris menuju ke anterior mengikuti garis medioventral badan sampai ke
ujung mandibular.
4. Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat.
5. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior
mengikuti garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri
diafragma sehingga otot daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ
yang ada pada rongga abdomen dapat terlihat.
6. Pembedahan dilanjutkan dengan pemotongan rusuk-rusuk di kiri sternum, pada
bagian anterior sampai daerah ketiak, bagian posterior digunting lateral
menyusuri diafragma kemudian bagian-bagian thorax diamati.
7. Pengamatan pada bagian viscera insitu dapat dilihat dengan jelas dengan cara
merentangkan bagian saluran pencernaan dan saluran urogenitalia dari Marmut
(Cavia porcellus).
8. Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada
gambar yang ada pada diktat praktikum.
4. B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus) didapatkan hasil
bahwa tubuh marmut terdiri atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan),
extrimitas (anggota badan), dan cauda (ekor) yang tumbuh rudimen. Seluruh tubuh
marmut ditutupi oleh rambut, yang merupakan karakteristik bagi mamalia. Caput
marmut terdiri atas rimaoris, nares externa, mata dan telinga. Rima oris (mulut)
dibatasi oleh labium inferior (bibir bawah) dan labium superior (bibir atas) yang
bercelah sehingga tampak incisivi (gigi seri). Nares externa (lubang hidung), letaknya
dorsal dari rima oris. Sekitar nares externa dan rima oris terdapat vibrisae (rambut-
rambut peraba) yang juga terdapat di sekitar mata. Mata marmut dibatasi oleh palpebra
superior (kelopak mata atas) dan palbebra inferior (kelopak mata bawah), dan pada
sudut mata sebelah anterior terdapat membrane enictitans. Telinga mempunyai pina
auricula (daun telinga), sedangkan membran tympani (selaput gendang pendengaran)
terletak pada rongga telinga tengah. Truncus marmot terbagi menjadi thorax (dada),
sepasang extrimitas anterior yang berjari (digiti) empat,abdomen (perut), dan
extrimitas anterior yang berjari tiga (Manter, 1959).
Sistem pencernaan marmut terdiri dari oesophagus, gastrum, duodenum,
jejunum,ileum, caecum, colon dan rectum. Gastrum marmut dapat dibagi menjadi pars
cardia (bagian gastrum yang terletak di dekato esophagus), fundus (bagian terbesar
gastrum yang letaknya di tengah), dan pars pylorica (bagian gastrum paling posterior
di dekat pylorus) yang merupakan daerah penyempitan yang membatasi gastrum
dengan duodenum. Duodenum merupakan bagian dari usus halus yang paling anterior.
Jika dibandingkan dengan duodenum, jejunum dan ileum biasanya warnanya lebih
gelap, dan batas antara keduanya tidak jelas. Marmut mempunyai caecum yang
tumbuh sempurna dimana terjadi pencernaan oleh bacteri. Caecum mempunyai bagian
berupa kantung-kantung disebut haustrae, sedangkan sekat-sekat yang membatasinya
disebut incisura. Taenia (urat berbentuk pita) tampak di sebelah kiri dan kanan caecum.
Colon (usus besar) keluar dari caecum dan berdekatan dengan muara dari ileum, dapat
dibagi menjadi colon ascenden (mengarah ke atas), colon transversum (mengarah
melintang), colon descenden (mengarah ke bawah), dan colon sigmoideum yang
merupakan kolon terakhir. Rectum atau usus akhir adalah tempat keluarnya feses
melalui anus. Pencernaan marmut dibantu oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang
terdiri dari hepar (hati) dan pancreas. Hati marmut terdiri dari tujuh lobi, menghasilkan
5. cairan empedu melalui ductus hepaticus dan kemudian disimpandi vesica felea
(kantung empedu), selanjutnya dialirkan ke ductus cysticus dan ductus choledochus
ke duodenum. Pancreas terletak di antara duodenum dan bentuknya seperti huruf U.
Saluran pelepasannya disebut ductus pancreaticus, yang juga bermuara pada
duodenum (Radiopoetro, 1977).
Sistem urinaria marmut terdiri dari ren (ginjal), ureter, vesica urinaria (kantung
kemih), dan uretra. Ginjal marmut berjumlah sepasang dan berwarna merah tua,
bentuknya seperti kacang merah dan terletak di daerah lumbo-dorsal dalam rongga
abdomen, terdapat hilum berupa lelukan di sebelah median sebagai tempat keluarnya
ureter. Ureter berjumlah sepasang, mengalirkan urine ketempat penampungan
sementara yang disebut vesica urinaria. Urine dari vesica urinaria dikeluarkan keluar
tubuh melalui uretra. Uretra pada marmut jantan disebut juga ductus urogenitalia,
karena saluran ini juga dipakai untuk menyalurkan spermatozoa, letaknya di dalam
batang penis (Walter, 1965).
Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis,
vasdeferens, sepasang glandula vesiculosa, glandula prostata, glandulabulbo-uretra
(glandula cowpery), dan uretra. Vas deferens berpasangan berjalan kesebelah dorsal
dari vesica urinaria dan bermuara pada uretra yang kemudian melanjutkan diri ke
penis. Glandula vesiculosa bentuknya seperti cacing. Glandula prostat bentuknya
irreguler dan terletak disebelah dorsal vesica urinaria. Glandula bulbo-uretra kecil dan
letaknya caudal dari glandula prostat. Kelenjar-kelenjar accesoris tersebut semuanya
bermuara di uretra (Djuhanda,1982).
Sistem genitalia marmut betina terdiri dari ovarium, tuba falopii, uterus, dan
vagina. Ovarium berjumlah sepasang dan terletak di belakang ginjal, di ujung lateral
terdapat saluran kecil berliku-liku yang disebut tuba falopii (ujung anteriornya berupa
corong disebut osteum tuba, tempat masuknya sel telur atau ovum) yang menuju
oviduct. Saluran ini berlanjut sebagai kantung tebal yang merupakan tanduk dari
uterus, kedua tanduk menyatu pada bagian posterior sebagai badan uterus. Uterus
berjumlah sepasang, merupakan tempat tumbuh embryo sampai waktu untuk
dilahirkan. Marmut mempunyai vagina dan lubang keluar yang disebut vulva (Storer
dan Usinger, 1961).
Sistem respirasi pada marmut dibangun oleh larynk, trachea, dan pulmo (paru-
paru). Larynk berfungsi untuk mencegah masuknya cairan atau benda padat ke
dalamtrachea (jalan napas). Bagian-bagian larynk yaitu epiglottis, glottis, cartilage
6. thyroidae, cartilage crycoidae dan cartilage crythaenoidae. Epiglotis berupa struktur
rawan yang terulur dari bagian medio dorsal dari larynk sebelah anterior. Cartilago
thyroidae merupakan rawan larynk yang besar dan berbentuk seperti perisai yang
membentuk U dengan bagian terbukanya mengarah ke dorsal, terletak di sebelah
ventral epiglottis. Cartilago crycoidae terletak di sebelah posterior cartilage thyroidae
dan berbentuk seperti cincin rawan yang penuh. Cartilago crythaenoidae merupakan
sepasang rawan yang agak memanjang dan terletak di sebelah anterior dari cartilage
crycoidae. Trachea tersusun oleh cincin-cincin rawan sebagai lanjutan dari larynk,
yang akan bercabang menjadi bronchi, dan bronchi akan bercabang lagi menjadi
bronchioli yang pada ujung-ujungnya terdapat alveoli yang merupakan tempat
pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Bronchioli dan alveoli berkumpul
menyusun pulmo dan dibungkus oleh selaput yang disebut pleura (Djuhanda, 1982).
7. IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus,
ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment.
2. Sistem pencernaan Marmut terdiri dari oesophagus, pars cardia, fundus, pars
pylorica, pylorus, duodenum, jejunum, illeum, usus buntu, usus besar
(colon), rectumdan anus.
3. Marmut (Cavia porcellus) mempunyai kelenjar-kelenjar pencernaan yaitu hati,
vesica felea dan pancreas.
4. Sistem urogenitalia pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem
genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra. Sistem
genitalia betina pada marmut tersusun atas osteum tuba, oviduct, dan
uterus. Sistem genitalia jantan meliputi testis, ductus defferents, epididymis.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, masker dan sarung tangan di pakai
agar tidak mengganggu kenyamanan saat pengamatan.
8. DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1982. Penghantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Armico,
Bandung.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Avertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya,
Surabaya.
Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers, New
York.
Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston
USA.
Radiopoetro. 1977. Zoology. Erlangga, Jakarta.
Storer dan Usinger. 1961. Element of Zoology. MacGraw-Hill Book Company Inc,
USA.
Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. The Macmilan
Company,New York.