SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Bersertifikat ISO
di SMK Negeri 1 Malang
Mokhamad Mahmudi
SMK Negeri 1 Malang
E-mail : moch.mahmudi@gmail.com
Abstract: This research used a qualitative descriptive method of implementing PSG ISO certified
in SMK Negeri 1 Malang. PSG implementation has been incorporated into the quality objectives
and work instructions ISO 9001:2008 in school. However DU/DI is certified ISO has not entered
PSG program into the quality objectives and their work instructions. The results showed still occur
constraints in the implementation of PSG in SMK Negeri 1 Malang, both constraints that occur in
school or from DU/DI. Strategies to overcome these constraints has been done by the school and
the DU / DI. However, not all problems can be solved with strategies undertaken.
Keywords: PSG ISO certified, constraints, strategies to overcome constraints.
Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu tentang pelaksanaan PSG
bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang. Pelaksanaan PSG telah dimasukkan ke dalam sasaran
mutu dan instruksi kerja ISO 9001:2008 di sekolah. Namun DU/DI yang bersertifikat ISO belum
memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Hasil penelitian
menunjukkan masih terjadi kendala-kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang,
baik kendala yang terjadi di sekolah maupun dari DU/DI. Strategi untuk mengatasi kendala
tersebut telah dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak DU/DI. Akan tetapi belum semua kendala
dapat teratasi dengan strategi-strategi yang dilakukan.
Kata kunci: PSG bersertifikat ISO, kendala-kendala, strategi mengatasi kendala.
Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan kejuruan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam
menyelenggarakan pendidikan berada pada dua tempat, yaitu di SMK sendiri dan di Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI) yang disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Penyelenggaraan PSG ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
323/U/1997 tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan ;
Bab III pasal 3 menyatakan bahwa setiap Sekolah Menengah Kejuruan berkewajiban
menyelenggarakan Pendidikan Sistem Ganda bersama Institusi Pasangan yang memenuhi persyaratan.
Pendidikan Sistem Ganda juga populer dengan sebutan “Dual System” merupakan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dikelola oleh dua tempat penyelenggaraan. Kedua
tempat penyelenggara pendidikan dan pelatihan tersebut adalah Sekolah dan Institusi Pasangan yang
merupakan rangkaian yang utuh dan tidak terpisahkan dalam rangka untuk mencapai kompetensi
lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Pendidikan Sistem Ganda berdampak pada perubahan sistem yang selama ini berlangsung
yaitu sistem persekolahan (schooling system) ke sistem ganda (dual responsibility) maksudnya dunia
usaha/industri yang menjadi institusi pasangan dari SMK merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan.
SMK Negeri 1 Malang sejak tahun 2009 telah bersertifikat ISO. Salah satu sasaran mutu dan
instruksi kerja yang dibuat dan diimplementasikan adalah penyelenggaraan program PSG. Program
PSG berada dibawah area kerja Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat (Waka Humas).
Penyelenggaraan program PSG dengan sasaran mutu dan instruksi kerja ISO, ketercapaian sasaran
mutu program PSG dapat diketahui. Sedangkan instruksi kerja dapat dipergunakan sebagai pedoman
untuk malaksanakan pekerjaan yang berkenaan dengan PSG. Dengan demikian perbaikan yang
berkelanjutan sesuai konsep ISO dapat dilaksanakan.
Setiap enam bulan oleh lembaga sertifkasi ISO SMK Negeri 1 Malang di-surveillance agar
ada perbaikan berkelanjutan disemua area kerja termasuk PSG. Dengan adanya surveillance ini,
diharapkan setiap area kerja dapat menjaga dan melaksanakan komitmen yang telah dibuat bersama.
Karena jika ada area kerja yang melanggar komitmen, maka sertifikat ISO dapat dicabut oleh lembaga
sertifikasi tersebut.
Pada kenyataannya, pelaksanaan program PSG masih terdapat kendala-kendala. Sebagaimana
yang disampaikan Mohamad Zaenuri (2005), mengidentifikasi ada 10 kendala dalam pelaksanaan
PSG di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus, yaitu antara lain: (1) kurangnya koordinasi; (2) kemampuan
siswa relatif masih kurang; (3) rahasia perusahaan kepada siswa; (4) siswa kurang aktif; (5) adaptasi
lingkungan kerja; (6) mengganggu pekerjaan instruktur; (7) siswa tidak disiplin; (8) fasilitas kerja
yang kurang memadai; (9) waktu pelaksanaan PSG kurang, dan (10) siswa kurang kreatif.
Sedangkan Wahyu Nurharjadmo (2008), dalam penelitiannya menemukan kendala-kendala
selama pelaksanaan PSG yaitu: (1) dana yang dipergunakan untuk operasional PSG kurang
menyebabkan siswa harus menambah biaya tambahan. Dana yang dikeluarkan oleh siswa cukup besar
karena waktu pelaksanaan PSG lama, hal ini menjadi faktor panghambat terutama bagi siswa yang
berasal dari keluarga kurang mampu, dan (2) hambatan yang bersumber dari siswa sendiri, karena
kurangnya kedisiplinan mereka sehingga hasil PSG tidak maksimal.
Namun kendala-kendala yang terjadi di SMK-SMK di atas, apakah sama dengan yang dialami
di SMK Negeri 1 Malang? Dari pertanyaan tersebut, mendorong perlunya diadakan penelitian tentang
Pelaksanaan PSG bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang Tahun Pelajaran 2012/2013.
Metode Penelitian
Penelitian ini mempergunakan pendekatan kualitatif yaitu bermaksud menggali makna
perilaku yang berada dibalik tindakan manusia. Menurut Suyitno (2007), bahwa hal-hal yang
menyangkut penelitian kualitatif adalah: (1) bersifat deskriptif dan cenderung mempergunakan
analisis dengan pendekatan induktif; (2) proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan, dan
(3) laporan berbentuk narasi, kreatif, mendalam dan menunjukkan ciri naturalistik yang penuh
keotentikan.
Penelitian ini disusun untuk melihat pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang. Data yang
dikumpulkan sebagai data primer yaitu dari informan (narasumber) yang ada di SMK Negeri 1
Malang yaitu; Kepala Sekolah, Wakasek Humas, Ketua Kompetensi Keahlian, Para Guru dan Siswa
yang telah mengikuti PSG serta DU/DI tempat siswa melaksanakan PSG. Sedangkan pengumpulan
data akan dilakukan dengan wawancara, pengamatan atau observasi, dan studi dokumentasi.
Hasil Penelitian
Sasaran mutu ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Malang telah tercapai 100%. Sesuai pernyataan
Waka Humas mengatakan bahwa sasaran mutu PSG pada area kerja Waka Humas telah tercapai
100%. Seperti terlihat pada table 1 di bawah ini:
Tabel 1: Ketercapaian Sasaran Mutu ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Malang
Tahun 2011-2012
No Sasaran mutu Target Realisasi Keterangan
1 Siswa dapat diterima Praktek Kerja Industri di
DU/DI
98 % 100 % Tercapai
2 Siswa dapat melakukan prakerin tanpa hambatan 98 % 98 % Tercapai
3 Siswa memperoleh nilai minimal 80 98 % 100 % Tercapai
4 Pelanggan merasa puas dari layanan sekolah 80 % 80 % Tercapai
5 Pagu PSB terpenuhi 100 % 100 % Tercapai
Selain sasaran mutu yang telah tercapai 100%, program PSG juga telah dibuatkan instruksi
kerjanya. Instruksi kerja dibuat dipergunakan untuk dijadikan pedoman pelaksanaan PSG, karena
instruksi kerja merupakan urut-urutan kerja atau langkah-lankah kerja pada area tertentu.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMK Negeri 1 Malang pelaksanaannya dilakukan di dua
tempat, yakni di Sekolah dan Dunia Kerja. Dari dua tempat inilah diharapkan siswa mendapatkan
3
pengetahuan yang optimal, sehingga SMK Negeri 1 Malang sebagai Sekolah Menengah Kejuruan
dapat memperoleh lulusan yang memiliki kreatifitas atas spesialisasi yang dimilikinya sehingga
tercipta lulusan yang professional. Penyelenggaraan PSG di SMK Negeri 1 Malang, secara garis besar
dilaksanakan dalam tahapan-tahapan: (1) penerimaan siswa baru PSG; (2) penyusunan kurikulum
PSG; (3) penetapan peserta PSG; (4) mencari tempat PSG; (5) penetapan tempat PSG; (6)
pembekalan calon peserta PSG; (7) pembimbingan peserta PSG, dan (8) penilaian kompetensi hasil
PSG.
Penerimaan siswa baru PSG, Institusi Pasangan SMK Negeri 1 Malang belum berperan aktif
dalam penerimaan siswa baru PSG. Hal ini disebabkan kesibukan mereka yang tidak ada waktu
banyak membantu SMK Negeri 1 Malang dalam penerimaan siswa baru. Hal ini sepadan yang
disampaikan oleh Pembimbing Prakerin dari Polinema, mengatakan bahwa Polinema belum dapat
membantu langsung dalam penerimaan siswa baru di SMK Negeri 1 Malang. Namun Polinema telah
memberi saran agar dalam menerima siswa baru, sekolah menyesuaikan kebutuhan program studinya.
Misalnya program studi Administrasi Perkantoran sebaiknya melihat fisik yang dipersyaratkan
program studi tersebut disamping nilai-nilai yang lain.
Penyusunan kurikulum PSG, di SMK Negeri 1 Malang belum sepenuhnya melibatkan DU/DI.
Hal ini disebabkan oleh kesibukan DU/DI terhadap pekerjaan utamanya. Kontribusi DU/DI dalam
penyusunan kurikulum PSG masih sebatas memberikan saran. Misalnya program studi Administrasi
Perkantoran sebaiknya ada syarat fisik yang sesuai dengan tenaga administrasi, disamping syarat
nilai-nilai lainnya. Hal senada juga disampaikan ketua Kompetensi Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Negeri 1 Malang, mengatakah bahwa pihak DU/DI (Polinema) mengharapkan
urutan materi Handling Meeting diberikan sebelum siswa PSG, karena Polinema sering mengadakan
rapat dan pertemuan yang melibatkan siswa PSG untuk menangani.
Penetapan peserta PSG, peserta PSG adalah siswa SMK Negeri 1 Malang yang saat ini ada
pada kelas XI atau tahun kedua. Karena jumlah kelas XI cukup banyak sedangkan DU/DI yang dapat
menampung mereka terbatas, sehingga SMK Negeri 1 Malang membagi mereka menjadi tiga tahap
pelaksanaan PSG. Jumlah per tahap peserta PSG SMK Negeri 1 Malang dapat dilihat pada tabel 2 di
bawah ini:
Tabel 2: Jumlah Peserta PSG SMK Negeri 1 Malang Per Tahap
Tahun Pelajaran 2012/2013
Kompetensi Keahlian Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Jumlah
APK 80 75 39 194
AK 41 77 63 181
PM 69 74 74 217
UPW 0 39 0 39
TKJ 36 42 42 120
AGB 0 0 37 37
TAV 0 0 36 36
Jumlah 226 307 291 824
Mencari tempat PSG, Selain Pokja PSG, Bapak/Ibu guru juga mendapatkan tugas untuk
mencarikan tempat PSG bagi calon peserta PSG. Hal ini dimaksudkan agar nanti dalam pelaksanaan
PSG, sudah dapat dipastikan semua siswa calon peserta PSG telah mendapatkan tempat PSG. Di
SMK Negeri 1 Malang tahun pelajaran 2012/2013 ini yang bertugas mencarikan tempat PSG bagi
calon peserta PSG pada tahap 1 sebanyak 28 orang, pada tahap ke 2 sebanyak 44 orang dan pada
tahap ke 3 sebanyak 51 orang, mereka adalah para guru pengajar SMK Negeri 1 Malang.
Penetapan tempat PSG, tenaga yang mencarikan tempat PSG setelah mendapatkan jawaban
dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), apakah permohonan sekolah diterima atau ditolak,
memberikan laporan kepada kelompok kerja PSG. Jika permohonan tersebut diterima, maka
dilakukan verifikasi untuk melakukan penetapan siswa calon peserta PSG pada setiap DU/DI. Pada
tahun pelajaran 2012/2013 ini, DU/DI yang setuju ditempati PSG siswa SMK Negeri 1 Malang ada 73
institusi. Diantara lembaga-lembaga tersebut.
Pembekalan calon peserta PSG, di SMK Negeri 1 Malang menurut kepala sekolah
pembekalan dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak industri. Dengan melakukan pembekalan,
diharapkan siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja sehingga perlu persiapan mental dan siap
menghadapi pekerjaan yang diberikan. Sepadan yang disampaikan kepala sekolah, pembimbing dari
sekolah juga mengatakan bahwa Pembekalan perlu dilakukan sebelum siswa mengikuti PSG
dimaksudkan agar siswa yang akan melaksanakan PSG dapat mempersiapkan diri secara materi
pelajaran maupun mental mereka.
Pembimbingan peserta PSG, Pembimbing dari sekolah (guru), selain bertugas mengantarkan
dan menyerahkan peserta PSG kepada pihak DU/DI, juga sekaligus mempunyai tugas untuk
membimbing dengan melakukan monitoring kepada peserta PSG selama mereka menjalani praktek di
DU/DI. Monitoring yang dilakukan pembimbing dimaksudkan untuk melihat dan mengevaluasi
pelaksanaan PSG secara periodik (tiga kali selama siswa PSG). Hal ini dimaksudkan apabila terjadi
permasalahan dapat segera diselesaikan. Monitoring juga dipergunakan untuk ajang sharing antara
pihak DU/DI dengan pihak sekolah agar pelaksanaan PSG dapat berjalan lancar dan dapat
memberikan keterampilan kepada siswa peserta PSG. Sedangkan pembimbing dari industri setiap hari
memberikan pembimbingan kepada siswa peserta PSG tentang pekerjaan yang harus mereka lakukan.
Sepadan yang disampaikan salah satu pembimbing prakerin, bahwa Pembimbing dari sekolah
setidaknya tiga kali melakukan monitoring ke tempat PSG, hal ini dimaksudkan agar jika ada
permasalahan dapat segera diatasi. Pembimbing dari sekolah seharusnya tahu tentang pekerjaan siswa
selama PSG. Sedangkan pembimbing dari industri harus menguasai pekerjaan yang akan dikerjakan
siswa PSG, agar mereka dapat membimbing siswa dengan baik.
Penilaian kompetensi hasil PSG, setiap siswa peserta PSG, selain membuat jurnal kegiatan
yang diisi sesuai pekerjaan yang dilakukan setiap hari juga akan mendapatkan nilai diakhir kegiatan
PSG. Penilaian diberikan berdasarkan kompetensi yang dikuasai, kedisiplinan dan tanggung jawab
siswa terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pemberian nilai ini dilakukan oleh pembimbing
dari tempat PSG. Nilai ini oleh pihak sekolah direkap dan dipergunakan untuk kepentingan pelaporan
dan pembuatan sertifikat bagi yang telah lulus PSG.
Kendala-kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang
Kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan PSG dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kendala-kendala yang terjadi dari pihak sekolah dan kendala-kendala yang terjadi di DU/DI. Kendala-
kendala yang terjadi dari pihak sekolah antara lain: (1) penerimaan siswa baru, DU/DI belum terlibat;
(2) penyusunan kurikulum PSG, DU/DI belum terlibat; (3) peralatan di sekolah terbatas, dan (4)
masih ada siswa yang PSG berada di DU/DI yang tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Penerimaan siswa baru PSG, DU/DI belum terlibat. Belum terlibatnya DU/DI di atas telah
disinggung, bahwa karena kesibukan mereka terhadap pekerjaan utamanya. Sesuai yang disampaikan
pembimbing dari Polinema di atas bahwa Polinema belum bisa terlibat langsung dalam penerimaan
siswa baru, karena kesibukan pada pekerjaan.
Penyusunan kurikulum PSG, DU/DI belum terlibat. Kendala belum terlibatnya DU/DI dalam
penyusunan kurikulum PSG disebabkan kesibukan DU/DI pada pekerjaan utamanya. Menurut kepala
SMK Negeri 1 Malang mengatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam penyusunan kurikulum
adalah belum terlibatnya pihak DU/DI karena tingkat kesibukan mereka sehingga tidak ada waktu
untuk ikut menyusun kurikulum PSG SMK Negeri 1 Malang.
Peralatan di sekolah terbatas, peralatan yang dipergunakan di sekolah belum sesuai dengan
peralatan yang dipergunakan di DU/DI. Peralatan tersebut ada yang jumlah kurang, namun ada pula
memang sekolah belum punya. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh salah satu siswa yang saat ini
sedang PSG di Polinema, mengatakan bahwa mesin foto copy belum ada di sekolah, sedangkan mesin
faximile di sekolah sudah ada namun belum mendapat materi mengoperasikannya karena keburu
berangkat Prakerin.
Masih ada siswa yang PSG berada di DU/DI yang tidak sesuai dengan kompetensi
keahliannya. Jumlah siswa yang akan mengikuti PSG dengan tempat PSG jumlahnya tidak sebanding.
Hal ini menyebabkan tidak semua siswa mendapatkan tempat PSG sesuai dengan kompetensi kahlian
5
yang mereka miliki. Sepadan apa yang disampaikan kepala SMK Negeri 1 Malang pada waktu
diwawancarai, mengatakan bahwa dalam merencanakan tempat PSG, SMK Negeri 1 Malang terdapat
kendala yaitu kesulitan mencari tempat PSG yang sesuai dengan kompetensi keahlian siswa, sehingga
beberapa siswa harus PSG di tempat yang tidak sesuai dengan kompetensinya.
Sedangkan kendala-kendala yang terjadi di DU/DI; (1) belum masuknya program PSG ke
dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO pada DU/DI yang telah bersertifikat ISO; (2) kedisiplinan
siswa peserta PSG yang kurang; (3) komunikasi siswa peserta PSG dengan pembimbing kurang, dan
(4) sering terjadi keterlambatan dalam memberikan nilai.
Belum masuknya program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO pada DU/DI
yang telah bersertifikat ISO. Institusi pasangan SMK Negeri 1 Malang yang telah bersertifikat ISO
belum memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Hal ini sesuai
yang disampaikan Bapak M. Eriek Ardiansyah, pembimbing dari Polinema, yang mengatakan bahwa
Polinema telah bersertifikat ISO 9001:2008, namun program PSG belum masuk ke dalam sasaran
mutu dan instruksi kerja ISO Polinema.
Kedisiplinan siswa peserta PSG yang kurang, kendala pada kedisiplinan siswa yaitu seringnya
siswa terlambat datang dan sering minta pulang sebelum jam kerja berakhir. Hal ini disampaikan oleh
pembimbing dari sekolah yang mengatakan bahwa beberapa siswa yang mengikuti PSG masih belum
bisa disiplin. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa yang saat ini sedang PSG di
Polinema, mengatakan mengatakan bahwa masih ada teman yang melaksanakan PSG terlambat
datang, dan minta pulang sebelum waktu pulang tiba.
Kurangnya komunikasi siswa peserta PSG dengan pembimbing. Pembimbing dari industri
sering sibuk dengan pekerjaan utama mereka. Hal ini menyebabkan kurang komunikasi antara siswa
PSG dengan pembimbingnya, sehingga pada awal-awal siswa PSG terjadi kesulitan dalam malakukan
pekerjaan-pekerjaan yang diberikan. Seperti yang diungkapkan salah satu pembimbing dari sekolah,
mengatakan bahwa sering terjadi hambatan siswa yang melakukan PSG di industri, yaitu kurangnya
komunikasi mereka dengan pembimbing dari industri sehingga mereka sering kesulitan berkenaan
dengan pekerjaan yang diberikan. Hal senada juga disampaikan ketua kompetensi keahlian
Administrasi Perkantoran mengatakan bahwa kadang-kadang komunikasi pembimbing dari DU/DI
dengan siswa PSG kurang, karena kesibukan pekerjaan utama mereka.
Sering terjadi keterlambatan dalam memberikan nilai. Kendala dibidang penilaian, terjadi
pada DU/DI yaitu keterlambatan nilai yang diterima oleh pihak sekolah dari pembimbing DU/DI.
Keterlambatan nilai dari pembimbing ini berdampak pembuatan sertifikat PSG juga ikut terlambat.
Hal ini sepadan dengan yang disampaikan Kepala SMK Negeri 1 Malang, yang mengatakan bahwa
penilaian PSG dari DU/DI seringkali terjadi hambatan berupa keterlambatan memberikan nilai siswa
yang PSG, hal ini disebabkan oleh kesibukan pembimbing dari DU/DI.
Strategi untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang
Terhadap kendala-kendala yang terjadi, SMK Negeri 1 Malang telah melakukan strategi untuk
mengatasinya. Namun belum semua strategi dapat menyelesaikan secara tuntas kendala-kendala
tersebut. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi di sekolah adalah sebagai
berikut:
Untuk mengatasi kendala belum ikutnya pihak DU/DI dalam hal penerimaan siswa baru
adalah dengan aktif datang ke institusi pasangan. Hal ini dilakukan agar SMK Negeri 1 Malang
mendapatkan saran-saran yang diperlukan tentang standar apa saja yang diperlukan dalam suatu
pekerjaan tertentu di DU/DI. Sebagaimana hal-hal yang disampaikan oleh Polinema dalam hal
penerimaan siswa baru. Penanggung jawab pembimbing dari polinema mengingatkan bahwa dalam
menerima siswa baru sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bidang studi masing-masing.
Misalnya, bidang studi administrasi perkantoran, sebaiknya menerima calon siswa sesuai persyaratan
fisik sebagai tenaga administrasi disamping syarat-syarat yang lain.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala belum terlibatnya DU/DI dalam menyusun
kurikulum, adalah dengan melakukan sinkronisasi kurikulum dengan industri. Agar kurikulum yang
disusun sinkron dengan DU/DI, maka perlu pendekatan yang lebih intens dari pihak sekolah kepada
DU/DI. Sekolah telah melakukan pendekatan tersebut, namun hasilnya belum maksimal. Hal ini
disebabkan tidak semua DU/DI mempunyai waktu yang cukup untuk turut serta menyusun kurikulum.
Beberapa DU/DI yang didatangi pihak sekolah telah memberikan banyak masukan tentang kurikulum
yang disusun pihak sekolah.
Sebagaimana pernyataan Pembimbing dari Polinema, mengatakan bahwa penyusunan
kurikulum secara formal, Polinema belum bisa berpartisipasi. Namun mempunyai usulan agar
kurikulum yang diselenggarakan di SMK Negeri 1 Malang cocok dengan materi pekerjaan yang ada
di Polinema. Yang pertama, tentang pengetahuan alat-alat kantor, sebaiknya diberikan lebih awal
seperti faximile dan foto copy, karena kedua alat tersebut selalu dipergunakan bekerja di Polinema.
Yang kedua, urut-urutan materi pelajaran perlu ditinjau kembali, mengingat beberapa materi baru
diberikan di kelas XII (siswa setelah selesai PSG), padahal materi tersebut sangat diperlukan pada saat
PSG.
Kendala tentang peralatan yang kurang, akan diatasi dengan menambah peralatan yang ada.
Menurut ketua kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, mengatakan bahwa akan usulkan
kepada pihak sekolah agar peralatan-peralatan yang dirasa kurang sebaiknya segera ditambah.
Sedangkan peralatan yang belum dipunyai, misalnya Mesin Foto Copy agar diusahakan untuk
dilakukan pengadaan.
Untuk mengatasi kendala siswa dalam PSG tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya,
dilakukan strategi melakukan MOU dengan DU/DI lebih awal agar ada jaminan siswa SMK Negeri 1
Malang dapat diterima di DU/DI tersebut sehingga kompetensi keahlian mereka sesuai dengan
pekerjaan yang ada di DU/DI. Namun usaha untuk melakukan MOU dengan DU/DI kurang mendapat
sambutan dari pihak industri. Hal ini disebabkan jadual PSG dari sekolah kurang sesuai dengan
kepadatan pekerjaan di industri. Seperti yang disampaikan Ibu Sri Salami, Waka Humas mengatakan
bahwa MOU yang tawarkan kepada DU/DI belum mendapat tanggapan dari pihak DU/DI. Hal ini
disebabkan oleh jadual pada kompetensi keahlian tertentu ada waktu-waktu padat dan ada waktu-
waktu sepi. Namun kami akan selalu berupaya mengenai hal ini, agar semua siswa yang PSG sesuai
kompetensi keahlian masing-masing.
Sedangkan strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi di DU/DI adalah
sebagai berikut:
Institusi Pasangan SMK Negeri 1 Malang yang telah bersertifikat ISO, belum memasukkan
program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Hal ini menyebabkan ketercapaian
dan prosedur pekerjaan menangani PSG di DU/DI belum terukur sesuai standar ISO. Sebagaimana
yang terjadi Polinema sebagai salah satu Institusi Pasangan SMK Negeri 1 Malang telah bersertifikat
ISO. Namun juga belum memasukkan sasaran mutu dan belum ada instruksi kerjanya tentang
program PSG. Namun pihak Polinema berjanji akan mengevaluasi hal tersebut, dan akan
mengusulkan kepada pihak manajemen Polinema agar program PSG dimasukkan ke dalam sasaran
mutu dan instruksi kerja.
Terhadap kedisiplinan siswa perserta PSG. Pembimbing PSG dari sekolah telah berupaya
untuk memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang disiplin, berkoordinasi dengan pihak DU/DI.
Dalam wawancara dengan peneliti, beliau mengatakan bahwa untuk mengatasi kurangnya
kedisiplinan siswa, sekolah melakukan koordinasi dengan DU/DI dengan memberikan motivasi agar
tidak mengulangi kesalahan. Presensi dan jurnal harian agar dimintakan tanda tangan pembimbing
dari DU/DI sendiri (tidak boleh diwakilkan teman).
Untuk mengatasi kendala kurang komunikasi pembimbing dengan siswa peserta PSG, pihak
sekolah telah berkomunikasi dengan pihak DU/DI agar setiap hari siswa dapat bertemu untuk
meminta tanda tangan kepada pembimbing di buku jurnal mereka. Menanggapi hal ini, pembimbing
dari Polinema berjanji akan memenuhi keinginan pihak sekolah sepanjang tidak ada kesibukan yang
tidak dapat ditinggal. Salah satu Pembimbing Prakerin dari Polinema mengatakan bahwa Pembimbing
di Polinema ada yang mempunyai banyak waktu longgar, namun banyak pula yang memiliki
kesibukan luar biasa. Pembimbing yang mempunyai waktu tentu dapat menemui peserta PSG setiap
hari dan membimbing mereka dengan intens. Namun pembimbing yang sangat sibuk, kami
memohonkan ijin mereka untuk bisa menanda tangani buku jurnal ditunda sampai besok pagi untuk
pekerjaan hari ini.
Kendala nilai yang sering terlambat dari DU/DI, Waka Humas mempunyai strategi untuk
mengatasinya. Menurut waka Humas, pihak sekolah selalu pro-aktif mengingatkan dan mengunjungi
pihak DU/DI agar nilai yang belum dibuat mohon segera dibuatkan.
7
Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan PSG di SMK Negeri 1 Malang, mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi, semua
telah dimasukkan ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO 9001:2008 dari lembaga
sertifikasi SAI Global pada area Waka Humas. Sasaran mutu area Waka Humas telah tercapai
100%, demikian pula tentang instruksi kerja juga telah dibuat guna dijadikan pedoman
pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang. Agar SMK Negeri 1 Malang tetap pada komitmen
yang dibuat bersama, lembaga sertifikasi setiap enam bulan sekali melakukan surveillance.
Surveilannce adalah kegiatan audit oleh lembaga sertifikasi untuk melihat dan mengevaluasi
apakah pemegang sertifikat ISO masih pada tataran komitmen atau tidak. Jika temuan yang terjadi
bersifat major maka sertifikat ISO dapat dicabut.
2. Dari segi penerimaan siswa baru, di SMK Negeri 1 Malang penerimaan siswa baru pihak DU/DI
belum terlibat, disebabkan kesibukan pihak DU/DI. Namun pihak DU/DI telah memberikan
saran-sarannya agar dalam menerima siswa baru sebaiknya pihak sekolah juga mencantumkan
syarat fisik sesuai dengan bidang studi masing-masing.
3. Dari segi kurikulum, kurikulum PSG di SMK Negeri 1 Malang telah disusun dengan baik, namun
pihak industri seharusnya ikut berperan serta dalam penyusunan kurikulum belum terlaksana.
Padahal konsep PSG adalah pendidikan yang dikelola oleh dua lembaga yaitu sekolah dan
industri, sehingga antara teori yang diterima di sekolah akan berlanjut praktek yang didapat pada
dunia industri.
4. Dari segi pembekalan, pembekalan calon peserta PSG telah dilaksanakan dengan baik.
Pembekalan dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada calon peserta PSG agar siap dalam
materi pelatihan maupun siap secara mental.
5. Dari segi pembimbingan, pembimbingan dilakukan oleh guru dari sekolah dan pembimbing dari
industri. Pembimbing dari sekolah melakukan monitoring tiga kali selama masa PSG, sedangkan
pembimbing dari industri setiap hari memberikan pembimbingan kepada siswa, namun karena
kesibukan mereka terhadap pekerjaan utamanya sehingga pertemuan mereka dengan siswa PSG
menjadi kurang.
6. Dari segi penilaian dan sertifikasi, penilaian dilakukan oleh pembimbing dari industri, namun
seringkali terjadi keterlambatan. Keterlambatan nilai dari pembimbing ini berdampak pembuatan
sertifikat juga terlambat.
Kendala-kendala yang terjadi baik dari sekolah maupun di DU/DI ada delapan kendala. Satu-
persatu dibahas sebagai berikut:
Penerimaan siswa baru PSG, DU/DI belum terlibat aktif. Penerimaan siswa baru
diselenggarakan secara bersama-sama antara SMK dengan DU/DI. Namun yang terjadi di SMK
Negeri 1 Malang pihak DU/DI tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Keterlibatan pihak DU/DI
sangat diperlukan, mengingat standar karyawan yang dibutuhkan DU/DI lah yang memahami,
sedangkan sekolah yang mendidik agar sesuai dengan kebutuhan DU/DI. Dengan keterlibatan DU/DI
dalam proses penerimaan siswa baru, DU/DI akan lebih leluasa memilih calon siswa yang disyaratkan
oleh pihak industri. Jika hal ini dapat dilakukan, kelak jika mereka telah lulus maka pihak DU/DI
diuntungkan dengan keleluasaan memilih calon tenaga kerja yang mereka butuhkan.
Penerimaan siswa baru di SMK mempergunakan seleksi dengan tes minat dan bakat. Tes ini
sangat diperlukan, mengingat jumlah kompetensi keahlian yang tersedia di SMK banyak. Dengan
mengetahui minat dan bakat siswa, di awal proses belajar dan mengajar, siswa telah tahu arah
pembelajaran yang akan diikuti selama tiga tahun ke depan.
Solusi yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 malang adalah dengan meminta saran syarat apa
yang diperlukan jika sekolah menerima siswa baru pada kompetensi keahlian tertentu. Solusi yang
ditempuh tidak salah, namun tidak dapat dijadikan patokan hanya dengan meminta saran dari DU/DI.
Seharusnya pihak DU/DI tahu secara langsung calon siswa SMK sekaligus calon tenaga kerja mereka.
Hal ini sangat bermanfaat bagi calon siswa sekaligus bagi DU/DI. Sebenarnya DU/DI akan
diuntungkan banyak pilihan jika kelak menerima tenaga kerja. Sekolah juga diuntungkan, dapat
menyediakan calon tenaga kerja yang sesuai yang disyaratkan DU/DI. Demikian pula calon siswa
diuntungkan karena mereka telah memenuhi syarat dalam suatu formasi pekerjaan tertentu.
Penyusunan kurikulum yang belum melibatkan pihak DU/DI, sebagai kendala pelaksanaan
PSG di SMK Negeri 1 Malang. Kendala ini telah dicari strategi pemecahannya oleh pihak sekolah.
Dengan melakukan sinkronisasi kurikulum, materi-materi apa yang dibutuhkan DU/DI akan diberikan
oleh pihak sekolah.
Sebagaimana yang disampaikan Depdikbud (1997), bahwa pengembangan kurikulum PSG
bertujuan untuk meningkatkan kebermaknaan substansi kurikulum yang akan dipelajari di sekolah dan
di industri sebagai satu kesatuan utuh dan saling melengkapi, serta pengaturan kegiatan belajar
mengajar yang dapat dijadikan acuan bagi para pengelola dan pelaku pendidikan di lapangan,
sehingga pada gilirannya siswa dapat menguasai kompetensi yang relevan dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh dunia kerja.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala penyusunan kurikulum SMK Negeri 1
Malang diharapkan berdampak positif. Namun belum segera dapat dilaksanakan, karena solusi
tersebut baru disampaikan pembimbing dari Polinema pada tanggal 12 Pebruari 2013, sehingga
implementasinya baru dilakukan tahun pelajaran 2013/2014. Saran-saran yang diberikan oleh
Polinema cukup baik, yaitu berkenaan dengan urut-urutan penyampaian materi pelajaran. Beberapa
kompetensi telah dibutuhkan sewaktu siswa PSG, namun belum diberikan di sekolah, sehingga
DU/DI harus memberikan materi tersebut terlebih dahulu sebelum memberikan tugas berupa
pekerjaan kepada siswa peserta PSG.
Jumlah peralatan yang terbatas di sekolah. Kendala ini telah dicarika solusinya berupa
penambahan peralatan yang diperlukan. Sebagaimana pernyataan ketua kompetensi keahlian
Administrasi Perkantoran bahwa pihaknya akan segara koordinasi dengan sekolah agar menambah
peralatan yang kurang dan mengadakan peralatan yang belum ada di sekolah. Hal ini dibenarkan oleh
siswa yang sedang PSG Onny Musyarofah bahwa di Polinema sering mengoperasikan mesin foto
copy dan faximile, namun di sekolah belum mendapat materi mengoperasikan kedua mesin tersebut.
Strategi yang dilakukan sekolah sudah tepat, namun sampai saat ini pengadaan mesin foto
copy belum terealisasi. Sedangkan mesin faximile sekolah telah memiliki, namun siswa yang PSG
semester ganjil belum mendapatkan pembelajaran materi tersebut.Tentang kendala masih ada siswa
SMK Negeri 1 Malang peserta PSG yang tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya. Sekolah telah
melakukan upaya penyelesaian dengan strategi mengadakan MOU dengan DU/DI, namun hal ini
kurang mendapatkan respon dari DU/DI.
Menurut kepala SMK Negeri 1 Malang, kompetensi keahlian yang terjadi kendala di atas
adalah kompetensi keahlian TKJ. Hal ini disebabkan hampir semua sekolah kejuruan di kota Malang
memiliki kompetensi keahlian TKJ sedangkan DU/DI yang ada relatif tetap. Seharusnya tidak hanya
mengadakan MOU saja. Sekolah dapat melakukan mapping ulang terhadap DU/DI yang ada dan
siswa yang ada di sekolah. Hal ini sangat erat hubungannya dengan perencanaan PSG, maksudnya
berapa banyak siswa pada kompetensi keahlian tertentu yang ada masalah tersebut. Jumlah tersebut
dibuat jadual ulang sehingga dalam satu tahun terjadi penempatan yang relatif rata jumlah mereka
yang mengikuti PSG.
Upaya lain yang perlu pula sebagai alternatif pemecahan adalah, pihak sekolah sebaiknya
mengundang orang tua/wali murid untuk diajak berunding. Perundingan ini dilakukan untuk
menjajaki apakah dapat dilakukan PSG di luar kota bagi orang tua yang bersedia membiayai putra
putrinya untuk PSG di luar kota.
Belum masuknya program ISO ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja pada DU/DI yang
telah bersertifikat ISO. Sebuah lembaga yang telah bersertifikat ISO, akan melaksanakan komitmen
lembaga tersebut. Komitmen yang dibangun adalah komitmen bersama seluruh warga lembaga yang
bersertifikat ISO tersebut. Institusi Pasangan dari SMK Negeri 1 Malang belum semuanya
bersertifikat ISO, sedangkan yang telah bersertifikat ISO belum memasukkan program PSG ke dalam
sasaran mutu dan instruksi kerja mereka.
Seharusnya DU/DI yang telah bersertifikat ISO memasukkan program PSG ke dalam sasaran
mutu dan instruksi kerja. Hal ini sangat penting artinya karena jika telah masuk ke sasaran mutu dan
instruksi kerja, maka kegiatan PSG di DU/DI tersebut akan mudah di evaluasi dan mendapatkan
perbaikan yang berkelanjutan. Sedangkan jika telah dibuatkan instruksi kerja, maka kegiatan PSG di
DU/DI tersebut telah ada alur pekerjaan yang menjadi pedoman untuk melaksanakan.
9
Kedisiplinan siswa peserta PSG kurang. Masalah kedisiplinan siswa peserta PSG yang kurang
harus segera mendapat penanganan. Strategi yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan memberikan
saran kepada DU/DI untuk mewajibkan siswa setiap hari minta tanda tangan kepada pembimbing
industri di buku jurnal. Dengan demikian siswa akan semakin sering bertemu dengan
pembimbingnya. Dari pertemuan itu akan terjadi interaksi tentang apa saja yang menjadi kendala baik
dari sisi siswa maupun dari sisi pembimbing dari DU/DI. Dengan adanya interaksi ini diharapkan
pembimbing dapat memberi motivasi kepada siswa peserta PSG sehingga kedisiplinan dapat
ditingkatkan.
Kurangnya komunikasi antara pembimbing dengan peserta PSG. Sebagaimana telah dibahas
pada poin 2, bahwa kedisiplinan yang kurang salah satu penyebabnya adalah kurang komunikasi
antara pembimbing dengan siswa peserta PSG. Selain menyebabkan siswa kurang disiplin, kurang
komunikasi ini juga menyebabkan terutama pada awal pelaksanaan PSG, siswa kesulitan mengerjakan
pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.
Solusi yang diberikan pihak sekolah sudah tepat, yaitu dengan menambah frekuensi
bertemunya pembimbing dengan siswa. Pertemuan mereka dilakukan juga agar siswa meminta tanda
tangan kepada pembimbing DU/DI setiap hari. Namun seringkali hal ini tidak dapat terlaksana karena
pembimbing sering sibuk dengan pekerjaan utamanya.Seharusnya, bagaimanapun PSG adalah
tanggung jawab bersama antara DU/DI dengan pihak sekolah. Pihak DU/DI seyogyanya memberikan
kesempatan para siswa untuk bertemu dengan pembimbingnya sesering mungkin. Hal ini
dimaksudkan apabila ada kesulitan dengan pekerjaan yang diberikan kepada mereka, maka sesegera
dapat diberikan petunjuk sehingga dapat segera diselesaikan.
Pihak DU/DI sering terlambat dalam memberikan nilai. Pembimbing di industri, karena
kesibukannya, seringkali terlambat dalam memberikan nilai kepada siswa peserta PSG. Solusi yang
dilakukan pihak sekolah sudah tepat yaitu dengan sering mengingatkan kepada pihak DU/DI dan
berkunjung ke industri. Dengan usaha ini, pembimbing akan segera mambuatkan nilai untuk peserta
PSG. Nilai dari pembimbing industri ini segera direkap dan dipergunakan untuk penerbitan sertifikat.
Saran
1. Bagi sekolah:
a. Penerimaan siswa baru hendaknya melibatkan pihak DU/DI. Hal ini dimaksudkan agar nantinya
siswa yang PSG di tempat DU/DI sesuai dengan kebutuhan pihak industri.
b. Kurikulum hendaknya melibatkan pihak DU/DI agar antara teori di sekolah dengan praktek di
DU/DI terdapat kaitan yang erat dan urut-urutan penyampaian teori di sekolah memperhatikan
praktek di industri, sehingga pihak industri dapat langsung memberi tugas kepada siswa tanpa
memberi materi terlebih dahulu.
c. Dalam memberikan pembekalan, pihak sekolah hendaknya lebih menekankan kepada siswa agar
lebih disiplin dalam bekerja di DU/DI, sehingga pihak DU/DI mudah dalam membimbing siswa,
demikian pula siswa lebih siap bekerja di DU/DI.
d. Agar peralatan yang ada di sekolah disesuaikan dengan peralatan yang ada di DU/DI, sehingga
siswa lebih mudah dalam melaksanakan PSG.
e. Agar pihak sekolah lebih awal mengadakan MOU dengan pihak DU/DI sehingga siswa yang PSG
akan terjamin masuk di DU/DI yang sesuai dengan kompetensi keahliannya.
2. Bagi DU/DI:
a. Hendaknya mamasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO DU/DI.
Program PSG jika telah masuk ke sasaran mutu dan instruksi kerja DU/DI, maka akan
mendapatkan evaluasi secara periodik dan akan di-surveillance oleh lembaga sertifikasi. Dengan
demikian program PSG di DU/DI akan mendapatkan perbaikan yang berkelanjutan.
b. Hendaknya meluangkan waktu untuk kepentingan PSG, karena program PSG adalah tugas
bersama antara sekolah dengan DU/DI. Penerimaan siswa baru dan penyusunan kurikulum adalah
dua hal yang sangat penting dalam program PSG karena DU/DI adalah pemakai lulusan jika siswa
telah lulus kelak.
b. Hendaknya bersama-sama dengan pihak sekolah, membimbing kedisiplinan siswa, sehingga
program PSG dapat berguna bagi siswa, tidak sekedar mengikuti PSG.
c. Hendaknya DU/DI dalam membuat nilai untuk peserta PSG tidak terlambat, sehingga proses PSG
selanjutnya tidak terhambat.
Daftar Pustaka
Amaryllia Puspasari (2012), Proses Penyusunan Instruksi Kerja Berbasiskan Iso 14001;
http://catatansistem.wordpress.com/2012/01/31/proses-penyusunan-instruksi-kerja-
berbasiskan-iso-14001/ diakses tanggal 21 Februari 2013
Anwar (2006), Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), Bandung; Alfabeta.
Bambang Miswanto (2007), Studi tentang hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan sistem ganda
(PSG) model block release (studi kasus pada Program Studi Mekanik Otomotif SMK Negeri 1
Udanawu Blitar), http://library.um.ac.id/free-contents/index.php diakses tanggal 16 Agustus
2012
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Institusi Pasangan Pendidikan Sistem Ganda,
Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda,
Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Pengelolaan KBM dalam Pendidikan Sistem
Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Penilaian dan Sertifikasi Pendidikan Sistem Ganda,
Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Penyusunan Kurikulum Pendidikan Sistem Ganda,
Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Sistem Penerimaan Siswa Baru Pendidikan Sistem
Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional (2006), Model Penilaian Kelas Kurikulum tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMA/MA, SMK/MAK, Jakarta; Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional (2008), Teknik Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan silabus Sekolah Menengah Kejuruan, Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP-
SMK; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(2012), Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta;
Haris Herdiansyah (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif, Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta;
Salemba Humanika.
I Wayan Yudana (2010), Studi Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Mata Diklat
Program Produktif Di SMK Negeri 1 Petang, http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_pp/article/view/29 diakses tanggal 16 Agustus 2012.
Ipan Pranashakti (2009), Sistem Penjaminan Mutu : Perbedaan mendasar Prosedur Mutu, Prosedur
Kerja dan Instruksi Kerja, http://ipan.staff.uii.ac.id/2009/05/sistem-penjaminan-mutu-
perbedaan-mendasar-prosedur-mutu-prosedur-kerja-dan-instruksi-kerja/ diakses tanggal 11
Maret 2013
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/U/2002 Tentang Dewan
Pendidikan Dan Komite Sekolah, Depdiknas;
http://dikdas.kemdiknas.go.id/application/media/file/Kepmendiknas%20No_%20044-U-
2002%20tentang%20Dewan%20Pendidikan%20dan%20 Komite%20Sekolah.pdf diakses
tanggal 18 Agustus 2012
LPMP Forum (2010), Landasan-Landasan Sistem Manajemen Mutu ISO, Malang; UIN Maliki
Malang, http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=1731:2010-11-03-05-56-22&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210
diakses tanggal 24 Januari 2013
Made Wena (1997), Pendidikan Kejuruan Sistem Ganda, Malang; Proyek OPF IKIP Malang.
11
Mardi Rasyid (2002), Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda Dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Adaptasi Peserta Didik Serta Dampaknya Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di SMK Sukaraja (Study Presepsi Peserta Didik Dalam Pendidikan Sistem
Ganda), Sukabumi; tidak diterbitkan
Miles dan Huberman (2009), Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru,
Jakarta; Universitas Indonesia (UI Press).
Mohamad Zaenuri (2005), Sikap Institusi Pasangan On the Job Training terhadap Pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda SMK PGRI 01 Mejobo Kudus. Under Graduates thesis, Universitas
Negeri Semarang;
Moleong, Lexy J. (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung; PT Remaja
Rosdakarya.
Muliaty AM (2007), Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda Suatu Penelitian Evaluatif
berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai Program Pendidikan Sistem Ganda pada
sebuah SMK di Sulawesi Selatan; www.damandiri.or.id/file/ muliatyunjbab.pdf diakses 9 Juli
2012. diakses tanggal 17 Agustus 2012.
Ngesti Makarti (2009), Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap
Perencanaan Pilihan Karier Pasca Sekolah Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Malang Tahun
Ajaran 2008/2009, Malang; tidak diterbitkan
Ni'matul Masruroh (2011), Manajemen Pembelajaran Pendidikan Sistem Ganda Siswa Kelas XI di
SMKN 4 Malang, http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article /view/15225 diakses
tanggal 3 April 2013
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi; http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_23_2004.pdf diakses tanggal 28 Oktober 2012.
Petrus Rendon (2009), Pengaruh Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Malang Tahun Pelajaran 2008/2009, Malang; tidak diterbitkan.
Sasi Agustus Susiana (2005), Model Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pada Bidang Keahlian
Teknik Bangunan SMK N 1 Magelang, Semarang;
Septya Adhi Nugroho (2010), Pengertian ISO 9001:2008, http://mutu999.logspot.com/ diakses
tanggal 11 Maret 2013
SMK Negeri 1 Malang (2012), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMK Negeri 1 Malang
edisi 2012, Malang; tidak diterbitkan.
Sugihartono (2009), Pendidikan Sistem Ganda, http://sugihartono1.wordpress.com/2009/
11/04/pendidikan-sistem-ganda/, diakses tanggal 1 April 2013
Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung; CV Alfabeta
Suharsimi Arikunto (2010), Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik Edisi Revisi, Jakarta; CV
Rineka Cipta.
Suyitno (2007), Metodologi Penelitian kualitatif, Sukarta; UNS Press.
Syaiful Sagala (2011), Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung;
Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesi nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Universitas Muhammadiyah Malang (2010), Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah, Tesis & Disertasi,
Malang; Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
Wahyu Nurharjadmo (2008), Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sisitem Ganda di Sekolah
Kejuruan, Surakarta; Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wawan Setyawan (2009), Prinsip Dasar ISO 9001:2008, Bandung;
http://www.infometrik.com/2009/08/prinsip-dasar-iso-90012008/ diakses tanggal 20 Februari
2013
William N. Dunn (2003), Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, Yogyakarta; Gadjah
Mada University Press.
Wiwit Ningtias (2006), Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Dan Uji Kompetensi Siswa
Kelas II Program Keahlian Penjualan Di SMK Negeri II Kediri, Surabaya;
http://digilib.unesa.org/index.php?com=digilib&view =detil&id=4318, diakses tanggal 13 Juli
2012
Yuriza Handari (2012), Langkah Penyusunan Sasaran Mutu yang Tepat,
http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/639-
langkahpenyusunansasaranmutuyangtepat diakses tanggal 21 Februari 2013

More Related Content

What's hot

Makalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformal
Makalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformalMakalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformal
Makalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformalAgus Witono
 
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi  kepimpinan pengetua mewujudkanDimensi  kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkanAzman Adnan
 
Pembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPM
Pembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPMPembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPM
Pembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPMAhmad Nasarudin Mohd Isa
 
KK A SD Tinggi KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KK A  SD Tinggi  KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIAKK A  SD Tinggi  KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KK A SD Tinggi KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIAmulok pagentan
 
Institusi dan sistem latihan dalam ptv
Institusi dan sistem latihan dalam ptvInstitusi dan sistem latihan dalam ptv
Institusi dan sistem latihan dalam ptvSherly Jewinly
 
Konsep teaching factory
Konsep teaching factoryKonsep teaching factory
Konsep teaching factoryNuril anwar
 
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanArtikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanZainuddin Jay
 
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...mulok pagentan
 
Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional
Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional
Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional Nur Imana Agnes
 
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk bKk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk bmulok pagentan
 
Gabung rekon sd tinggi kk b.ok
Gabung rekon sd tinggi kk b.okGabung rekon sd tinggi kk b.ok
Gabung rekon sd tinggi kk b.okWaskita Karya
 
Tugas dwi utami
Tugas dwi utamiTugas dwi utami
Tugas dwi utamiBunda Dewi
 
Spmi pada satuan pendidikan
Spmi pada satuan pendidikanSpmi pada satuan pendidikan
Spmi pada satuan pendidikanKang Tasdik
 
Kk c sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...
Kk c  sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...Kk c  sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...
Kk c sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...mulok pagentan
 
Kelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihan
Kelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihanKelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihan
Kelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihansopyanhaadi
 
Kk f profesional kajian materi ips sd tinggi kk f
Kk f profesional  kajian materi ips  sd tinggi kk fKk f profesional  kajian materi ips  sd tinggi kk f
Kk f profesional kajian materi ips sd tinggi kk fmulok pagentan
 

What's hot (20)

Makalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformal
Makalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformalMakalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformal
Makalah ppm-pengendalian-mutu-program-pendidikan-nonformal
 
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi  kepimpinan pengetua mewujudkanDimensi  kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
 
Pembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPM
Pembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPMPembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPM
Pembangunan kapasiti profesionalisme - BTP KPM
 
KK A SD Tinggi KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KK A  SD Tinggi  KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIAKK A  SD Tinggi  KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KK A SD Tinggi KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
 
Skrip p2 ina
Skrip p2 inaSkrip p2 ina
Skrip p2 ina
 
Institusi dan sistem latihan dalam ptv
Institusi dan sistem latihan dalam ptvInstitusi dan sistem latihan dalam ptv
Institusi dan sistem latihan dalam ptv
 
Konsep teaching factory
Konsep teaching factoryKonsep teaching factory
Konsep teaching factory
 
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanArtikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikan
 
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...Kk g sd tinggi kk g prof  penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
Kk g sd tinggi kk g prof penerapan nilai, norma, moral pancasila- peddggk pe...
 
Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional
Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional
Tajuk5 sistem pendidikan teknik dan vokasional
 
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk bKk b kajian bilangan dan statistika  sd tinggi kk b
Kk b kajian bilangan dan statistika sd tinggi kk b
 
Gpo kk b
Gpo kk bGpo kk b
Gpo kk b
 
Gabung rekon sd tinggi kk b.ok
Gabung rekon sd tinggi kk b.okGabung rekon sd tinggi kk b.ok
Gabung rekon sd tinggi kk b.ok
 
Tugas dwi utami
Tugas dwi utamiTugas dwi utami
Tugas dwi utami
 
Spmi pada satuan pendidikan
Spmi pada satuan pendidikanSpmi pada satuan pendidikan
Spmi pada satuan pendidikan
 
Kk c sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...
Kk c  sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...Kk c  sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...
Kk c sd tinggi kk d kajian geometri dan pengukuran kk c pengembangan dan pel...
 
Kelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihan
Kelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihanKelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihan
Kelompok 7 desain program pendidikan dan pelatihan
 
Kk f profesional kajian materi ips sd tinggi kk f
Kk f profesional  kajian materi ips  sd tinggi kk fKk f profesional  kajian materi ips  sd tinggi kk f
Kk f profesional kajian materi ips sd tinggi kk f
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pekerti 2010
Pekerti 2010Pekerti 2010
Pekerti 2010
 

Viewers also liked

Contoh laporan pkl smk
Contoh laporan pkl smkContoh laporan pkl smk
Contoh laporan pkl smkBae Haqie
 
Menyusun program kerja hubungan industri
Menyusun program kerja hubungan industriMenyusun program kerja hubungan industri
Menyusun program kerja hubungan industriJarot Syamsurizal
 
Format ppl smp n 7 binjai
Format ppl smp n 7 binjaiFormat ppl smp n 7 binjai
Format ppl smp n 7 binjaiMahda Leni
 
Abstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa Lintasarta
Abstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa LintasartaAbstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa Lintasarta
Abstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa LintasartaNovita Ajeng Primantari
 
PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016
PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016
PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016SMK
 
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataLAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataAditya Arga
 
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saranKesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saranitemagil
 
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKVCONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKVFirdaus Firdaus
 

Viewers also liked (9)

Contoh laporan pkl smk
Contoh laporan pkl smkContoh laporan pkl smk
Contoh laporan pkl smk
 
Menyusun program kerja hubungan industri
Menyusun program kerja hubungan industriMenyusun program kerja hubungan industri
Menyusun program kerja hubungan industri
 
Format ppl smp n 7 binjai
Format ppl smp n 7 binjaiFormat ppl smp n 7 binjai
Format ppl smp n 7 binjai
 
Abstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa Lintasarta
Abstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa LintasartaAbstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa Lintasarta
Abstraksi Laporan PKL PT Aplikanusa Lintasarta
 
Penilaian praktek kerja industri
Penilaian praktek kerja industriPenilaian praktek kerja industri
Penilaian praktek kerja industri
 
PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016
PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016
PROGRAM KERJA PSG SMK N 1 BAYAH 2016
 
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataLAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
 
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saranKesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran
 
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKVCONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
 

Similar to Pelaksanaan PSG Bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang

Program induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxProgram induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxwiwik primayanti
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)Potpotya Fitri
 
767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf
767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf
767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdfssusera7c696
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Mank Win
 
Contoh sederhana proposal
Contoh sederhana proposalContoh sederhana proposal
Contoh sederhana proposalRobinWAkwan
 
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depanKemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depanDarmai Sutri
 
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratisMaryam Halid
 
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1Muhamad Anugrah
 
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABuku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAMuhammadFairuzHassan1
 
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarahBuku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarahkhairunnisaranjeeta
 
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion PilihanUsaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion PilihanSherly Jewinly
 
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerinSmkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerinSriIlyensPdsriilyens
 
Laporan Pemantauan EDUP3073.docx
Laporan Pemantauan EDUP3073.docxLaporan Pemantauan EDUP3073.docx
Laporan Pemantauan EDUP3073.docxnanipgktb
 
2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf
2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf
2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdfIWayanWidiana2
 
Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)
Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)
Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)Pispian Rahman
 
Standar pengembangan-kkg-mgmp
Standar pengembangan-kkg-mgmpStandar pengembangan-kkg-mgmp
Standar pengembangan-kkg-mgmpErmayantiRachman1
 

Similar to Pelaksanaan PSG Bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang (20)

Proposal disertasi
Proposal disertasiProposal disertasi
Proposal disertasi
 
Program induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxProgram induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docx
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
 
767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf
767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf
767-Article Text-1490-1-10-20170318.pdf
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
 
Contoh sederhana proposal
Contoh sederhana proposalContoh sederhana proposal
Contoh sederhana proposal
 
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depanKemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
Kemdiknas laksanakan penilaian kinerja guru tahun depan
 
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
 
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
 
BEST.pptx
BEST.pptxBEST.pptx
BEST.pptx
 
Persentasi ojl cakep 2016
Persentasi ojl cakep 2016Persentasi ojl cakep 2016
Persentasi ojl cakep 2016
 
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABuku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
 
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarahBuku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
 
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion PilihanUsaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
Usaha-usaha untuk Merealisasikan Transformasi Keguruan sebagai Profesion Pilihan
 
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerinSmkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
 
Laporan Pemantauan EDUP3073.docx
Laporan Pemantauan EDUP3073.docxLaporan Pemantauan EDUP3073.docx
Laporan Pemantauan EDUP3073.docx
 
2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf
2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf
2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf
 
Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)
Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)
Standar pengembangan-kkg-mgmp (1)
 
Standar pengembangan-kkg-mgmp
Standar pengembangan-kkg-mgmpStandar pengembangan-kkg-mgmp
Standar pengembangan-kkg-mgmp
 
Jt38 e[5]
Jt38 e[5]Jt38 e[5]
Jt38 e[5]
 

Recently uploaded

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Pelaksanaan PSG Bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang

  • 1. 1 Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang Mokhamad Mahmudi SMK Negeri 1 Malang E-mail : moch.mahmudi@gmail.com Abstract: This research used a qualitative descriptive method of implementing PSG ISO certified in SMK Negeri 1 Malang. PSG implementation has been incorporated into the quality objectives and work instructions ISO 9001:2008 in school. However DU/DI is certified ISO has not entered PSG program into the quality objectives and their work instructions. The results showed still occur constraints in the implementation of PSG in SMK Negeri 1 Malang, both constraints that occur in school or from DU/DI. Strategies to overcome these constraints has been done by the school and the DU / DI. However, not all problems can be solved with strategies undertaken. Keywords: PSG ISO certified, constraints, strategies to overcome constraints. Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu tentang pelaksanaan PSG bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang. Pelaksanaan PSG telah dimasukkan ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO 9001:2008 di sekolah. Namun DU/DI yang bersertifikat ISO belum memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Hasil penelitian menunjukkan masih terjadi kendala-kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang, baik kendala yang terjadi di sekolah maupun dari DU/DI. Strategi untuk mengatasi kendala tersebut telah dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak DU/DI. Akan tetapi belum semua kendala dapat teratasi dengan strategi-strategi yang dilakukan. Kata kunci: PSG bersertifikat ISO, kendala-kendala, strategi mengatasi kendala. Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan kejuruan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam menyelenggarakan pendidikan berada pada dua tempat, yaitu di SMK sendiri dan di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) yang disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Penyelenggaraan PSG ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997 tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan ; Bab III pasal 3 menyatakan bahwa setiap Sekolah Menengah Kejuruan berkewajiban menyelenggarakan Pendidikan Sistem Ganda bersama Institusi Pasangan yang memenuhi persyaratan. Pendidikan Sistem Ganda juga populer dengan sebutan “Dual System” merupakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dikelola oleh dua tempat penyelenggaraan. Kedua tempat penyelenggara pendidikan dan pelatihan tersebut adalah Sekolah dan Institusi Pasangan yang merupakan rangkaian yang utuh dan tidak terpisahkan dalam rangka untuk mencapai kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Pendidikan Sistem Ganda berdampak pada perubahan sistem yang selama ini berlangsung yaitu sistem persekolahan (schooling system) ke sistem ganda (dual responsibility) maksudnya dunia usaha/industri yang menjadi institusi pasangan dari SMK merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. SMK Negeri 1 Malang sejak tahun 2009 telah bersertifikat ISO. Salah satu sasaran mutu dan instruksi kerja yang dibuat dan diimplementasikan adalah penyelenggaraan program PSG. Program PSG berada dibawah area kerja Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat (Waka Humas). Penyelenggaraan program PSG dengan sasaran mutu dan instruksi kerja ISO, ketercapaian sasaran mutu program PSG dapat diketahui. Sedangkan instruksi kerja dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk malaksanakan pekerjaan yang berkenaan dengan PSG. Dengan demikian perbaikan yang berkelanjutan sesuai konsep ISO dapat dilaksanakan. Setiap enam bulan oleh lembaga sertifkasi ISO SMK Negeri 1 Malang di-surveillance agar ada perbaikan berkelanjutan disemua area kerja termasuk PSG. Dengan adanya surveillance ini, diharapkan setiap area kerja dapat menjaga dan melaksanakan komitmen yang telah dibuat bersama. Karena jika ada area kerja yang melanggar komitmen, maka sertifikat ISO dapat dicabut oleh lembaga sertifikasi tersebut.
  • 2. Pada kenyataannya, pelaksanaan program PSG masih terdapat kendala-kendala. Sebagaimana yang disampaikan Mohamad Zaenuri (2005), mengidentifikasi ada 10 kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus, yaitu antara lain: (1) kurangnya koordinasi; (2) kemampuan siswa relatif masih kurang; (3) rahasia perusahaan kepada siswa; (4) siswa kurang aktif; (5) adaptasi lingkungan kerja; (6) mengganggu pekerjaan instruktur; (7) siswa tidak disiplin; (8) fasilitas kerja yang kurang memadai; (9) waktu pelaksanaan PSG kurang, dan (10) siswa kurang kreatif. Sedangkan Wahyu Nurharjadmo (2008), dalam penelitiannya menemukan kendala-kendala selama pelaksanaan PSG yaitu: (1) dana yang dipergunakan untuk operasional PSG kurang menyebabkan siswa harus menambah biaya tambahan. Dana yang dikeluarkan oleh siswa cukup besar karena waktu pelaksanaan PSG lama, hal ini menjadi faktor panghambat terutama bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, dan (2) hambatan yang bersumber dari siswa sendiri, karena kurangnya kedisiplinan mereka sehingga hasil PSG tidak maksimal. Namun kendala-kendala yang terjadi di SMK-SMK di atas, apakah sama dengan yang dialami di SMK Negeri 1 Malang? Dari pertanyaan tersebut, mendorong perlunya diadakan penelitian tentang Pelaksanaan PSG bersertifikat ISO di SMK Negeri 1 Malang Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode Penelitian Penelitian ini mempergunakan pendekatan kualitatif yaitu bermaksud menggali makna perilaku yang berada dibalik tindakan manusia. Menurut Suyitno (2007), bahwa hal-hal yang menyangkut penelitian kualitatif adalah: (1) bersifat deskriptif dan cenderung mempergunakan analisis dengan pendekatan induktif; (2) proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan, dan (3) laporan berbentuk narasi, kreatif, mendalam dan menunjukkan ciri naturalistik yang penuh keotentikan. Penelitian ini disusun untuk melihat pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang. Data yang dikumpulkan sebagai data primer yaitu dari informan (narasumber) yang ada di SMK Negeri 1 Malang yaitu; Kepala Sekolah, Wakasek Humas, Ketua Kompetensi Keahlian, Para Guru dan Siswa yang telah mengikuti PSG serta DU/DI tempat siswa melaksanakan PSG. Sedangkan pengumpulan data akan dilakukan dengan wawancara, pengamatan atau observasi, dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian Sasaran mutu ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Malang telah tercapai 100%. Sesuai pernyataan Waka Humas mengatakan bahwa sasaran mutu PSG pada area kerja Waka Humas telah tercapai 100%. Seperti terlihat pada table 1 di bawah ini: Tabel 1: Ketercapaian Sasaran Mutu ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Malang Tahun 2011-2012 No Sasaran mutu Target Realisasi Keterangan 1 Siswa dapat diterima Praktek Kerja Industri di DU/DI 98 % 100 % Tercapai 2 Siswa dapat melakukan prakerin tanpa hambatan 98 % 98 % Tercapai 3 Siswa memperoleh nilai minimal 80 98 % 100 % Tercapai 4 Pelanggan merasa puas dari layanan sekolah 80 % 80 % Tercapai 5 Pagu PSB terpenuhi 100 % 100 % Tercapai Selain sasaran mutu yang telah tercapai 100%, program PSG juga telah dibuatkan instruksi kerjanya. Instruksi kerja dibuat dipergunakan untuk dijadikan pedoman pelaksanaan PSG, karena instruksi kerja merupakan urut-urutan kerja atau langkah-lankah kerja pada area tertentu. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMK Negeri 1 Malang pelaksanaannya dilakukan di dua tempat, yakni di Sekolah dan Dunia Kerja. Dari dua tempat inilah diharapkan siswa mendapatkan
  • 3. 3 pengetahuan yang optimal, sehingga SMK Negeri 1 Malang sebagai Sekolah Menengah Kejuruan dapat memperoleh lulusan yang memiliki kreatifitas atas spesialisasi yang dimilikinya sehingga tercipta lulusan yang professional. Penyelenggaraan PSG di SMK Negeri 1 Malang, secara garis besar dilaksanakan dalam tahapan-tahapan: (1) penerimaan siswa baru PSG; (2) penyusunan kurikulum PSG; (3) penetapan peserta PSG; (4) mencari tempat PSG; (5) penetapan tempat PSG; (6) pembekalan calon peserta PSG; (7) pembimbingan peserta PSG, dan (8) penilaian kompetensi hasil PSG. Penerimaan siswa baru PSG, Institusi Pasangan SMK Negeri 1 Malang belum berperan aktif dalam penerimaan siswa baru PSG. Hal ini disebabkan kesibukan mereka yang tidak ada waktu banyak membantu SMK Negeri 1 Malang dalam penerimaan siswa baru. Hal ini sepadan yang disampaikan oleh Pembimbing Prakerin dari Polinema, mengatakan bahwa Polinema belum dapat membantu langsung dalam penerimaan siswa baru di SMK Negeri 1 Malang. Namun Polinema telah memberi saran agar dalam menerima siswa baru, sekolah menyesuaikan kebutuhan program studinya. Misalnya program studi Administrasi Perkantoran sebaiknya melihat fisik yang dipersyaratkan program studi tersebut disamping nilai-nilai yang lain. Penyusunan kurikulum PSG, di SMK Negeri 1 Malang belum sepenuhnya melibatkan DU/DI. Hal ini disebabkan oleh kesibukan DU/DI terhadap pekerjaan utamanya. Kontribusi DU/DI dalam penyusunan kurikulum PSG masih sebatas memberikan saran. Misalnya program studi Administrasi Perkantoran sebaiknya ada syarat fisik yang sesuai dengan tenaga administrasi, disamping syarat nilai-nilai lainnya. Hal senada juga disampaikan ketua Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Malang, mengatakah bahwa pihak DU/DI (Polinema) mengharapkan urutan materi Handling Meeting diberikan sebelum siswa PSG, karena Polinema sering mengadakan rapat dan pertemuan yang melibatkan siswa PSG untuk menangani. Penetapan peserta PSG, peserta PSG adalah siswa SMK Negeri 1 Malang yang saat ini ada pada kelas XI atau tahun kedua. Karena jumlah kelas XI cukup banyak sedangkan DU/DI yang dapat menampung mereka terbatas, sehingga SMK Negeri 1 Malang membagi mereka menjadi tiga tahap pelaksanaan PSG. Jumlah per tahap peserta PSG SMK Negeri 1 Malang dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2: Jumlah Peserta PSG SMK Negeri 1 Malang Per Tahap Tahun Pelajaran 2012/2013 Kompetensi Keahlian Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Jumlah APK 80 75 39 194 AK 41 77 63 181 PM 69 74 74 217 UPW 0 39 0 39 TKJ 36 42 42 120 AGB 0 0 37 37 TAV 0 0 36 36 Jumlah 226 307 291 824 Mencari tempat PSG, Selain Pokja PSG, Bapak/Ibu guru juga mendapatkan tugas untuk mencarikan tempat PSG bagi calon peserta PSG. Hal ini dimaksudkan agar nanti dalam pelaksanaan PSG, sudah dapat dipastikan semua siswa calon peserta PSG telah mendapatkan tempat PSG. Di SMK Negeri 1 Malang tahun pelajaran 2012/2013 ini yang bertugas mencarikan tempat PSG bagi calon peserta PSG pada tahap 1 sebanyak 28 orang, pada tahap ke 2 sebanyak 44 orang dan pada tahap ke 3 sebanyak 51 orang, mereka adalah para guru pengajar SMK Negeri 1 Malang. Penetapan tempat PSG, tenaga yang mencarikan tempat PSG setelah mendapatkan jawaban dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), apakah permohonan sekolah diterima atau ditolak, memberikan laporan kepada kelompok kerja PSG. Jika permohonan tersebut diterima, maka dilakukan verifikasi untuk melakukan penetapan siswa calon peserta PSG pada setiap DU/DI. Pada
  • 4. tahun pelajaran 2012/2013 ini, DU/DI yang setuju ditempati PSG siswa SMK Negeri 1 Malang ada 73 institusi. Diantara lembaga-lembaga tersebut. Pembekalan calon peserta PSG, di SMK Negeri 1 Malang menurut kepala sekolah pembekalan dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak industri. Dengan melakukan pembekalan, diharapkan siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja sehingga perlu persiapan mental dan siap menghadapi pekerjaan yang diberikan. Sepadan yang disampaikan kepala sekolah, pembimbing dari sekolah juga mengatakan bahwa Pembekalan perlu dilakukan sebelum siswa mengikuti PSG dimaksudkan agar siswa yang akan melaksanakan PSG dapat mempersiapkan diri secara materi pelajaran maupun mental mereka. Pembimbingan peserta PSG, Pembimbing dari sekolah (guru), selain bertugas mengantarkan dan menyerahkan peserta PSG kepada pihak DU/DI, juga sekaligus mempunyai tugas untuk membimbing dengan melakukan monitoring kepada peserta PSG selama mereka menjalani praktek di DU/DI. Monitoring yang dilakukan pembimbing dimaksudkan untuk melihat dan mengevaluasi pelaksanaan PSG secara periodik (tiga kali selama siswa PSG). Hal ini dimaksudkan apabila terjadi permasalahan dapat segera diselesaikan. Monitoring juga dipergunakan untuk ajang sharing antara pihak DU/DI dengan pihak sekolah agar pelaksanaan PSG dapat berjalan lancar dan dapat memberikan keterampilan kepada siswa peserta PSG. Sedangkan pembimbing dari industri setiap hari memberikan pembimbingan kepada siswa peserta PSG tentang pekerjaan yang harus mereka lakukan. Sepadan yang disampaikan salah satu pembimbing prakerin, bahwa Pembimbing dari sekolah setidaknya tiga kali melakukan monitoring ke tempat PSG, hal ini dimaksudkan agar jika ada permasalahan dapat segera diatasi. Pembimbing dari sekolah seharusnya tahu tentang pekerjaan siswa selama PSG. Sedangkan pembimbing dari industri harus menguasai pekerjaan yang akan dikerjakan siswa PSG, agar mereka dapat membimbing siswa dengan baik. Penilaian kompetensi hasil PSG, setiap siswa peserta PSG, selain membuat jurnal kegiatan yang diisi sesuai pekerjaan yang dilakukan setiap hari juga akan mendapatkan nilai diakhir kegiatan PSG. Penilaian diberikan berdasarkan kompetensi yang dikuasai, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pemberian nilai ini dilakukan oleh pembimbing dari tempat PSG. Nilai ini oleh pihak sekolah direkap dan dipergunakan untuk kepentingan pelaporan dan pembuatan sertifikat bagi yang telah lulus PSG. Kendala-kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang Kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan PSG dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kendala-kendala yang terjadi dari pihak sekolah dan kendala-kendala yang terjadi di DU/DI. Kendala- kendala yang terjadi dari pihak sekolah antara lain: (1) penerimaan siswa baru, DU/DI belum terlibat; (2) penyusunan kurikulum PSG, DU/DI belum terlibat; (3) peralatan di sekolah terbatas, dan (4) masih ada siswa yang PSG berada di DU/DI yang tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya. Penerimaan siswa baru PSG, DU/DI belum terlibat. Belum terlibatnya DU/DI di atas telah disinggung, bahwa karena kesibukan mereka terhadap pekerjaan utamanya. Sesuai yang disampaikan pembimbing dari Polinema di atas bahwa Polinema belum bisa terlibat langsung dalam penerimaan siswa baru, karena kesibukan pada pekerjaan. Penyusunan kurikulum PSG, DU/DI belum terlibat. Kendala belum terlibatnya DU/DI dalam penyusunan kurikulum PSG disebabkan kesibukan DU/DI pada pekerjaan utamanya. Menurut kepala SMK Negeri 1 Malang mengatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam penyusunan kurikulum adalah belum terlibatnya pihak DU/DI karena tingkat kesibukan mereka sehingga tidak ada waktu untuk ikut menyusun kurikulum PSG SMK Negeri 1 Malang. Peralatan di sekolah terbatas, peralatan yang dipergunakan di sekolah belum sesuai dengan peralatan yang dipergunakan di DU/DI. Peralatan tersebut ada yang jumlah kurang, namun ada pula memang sekolah belum punya. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh salah satu siswa yang saat ini sedang PSG di Polinema, mengatakan bahwa mesin foto copy belum ada di sekolah, sedangkan mesin faximile di sekolah sudah ada namun belum mendapat materi mengoperasikannya karena keburu berangkat Prakerin. Masih ada siswa yang PSG berada di DU/DI yang tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya. Jumlah siswa yang akan mengikuti PSG dengan tempat PSG jumlahnya tidak sebanding. Hal ini menyebabkan tidak semua siswa mendapatkan tempat PSG sesuai dengan kompetensi kahlian
  • 5. 5 yang mereka miliki. Sepadan apa yang disampaikan kepala SMK Negeri 1 Malang pada waktu diwawancarai, mengatakan bahwa dalam merencanakan tempat PSG, SMK Negeri 1 Malang terdapat kendala yaitu kesulitan mencari tempat PSG yang sesuai dengan kompetensi keahlian siswa, sehingga beberapa siswa harus PSG di tempat yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Sedangkan kendala-kendala yang terjadi di DU/DI; (1) belum masuknya program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO pada DU/DI yang telah bersertifikat ISO; (2) kedisiplinan siswa peserta PSG yang kurang; (3) komunikasi siswa peserta PSG dengan pembimbing kurang, dan (4) sering terjadi keterlambatan dalam memberikan nilai. Belum masuknya program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO pada DU/DI yang telah bersertifikat ISO. Institusi pasangan SMK Negeri 1 Malang yang telah bersertifikat ISO belum memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Hal ini sesuai yang disampaikan Bapak M. Eriek Ardiansyah, pembimbing dari Polinema, yang mengatakan bahwa Polinema telah bersertifikat ISO 9001:2008, namun program PSG belum masuk ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO Polinema. Kedisiplinan siswa peserta PSG yang kurang, kendala pada kedisiplinan siswa yaitu seringnya siswa terlambat datang dan sering minta pulang sebelum jam kerja berakhir. Hal ini disampaikan oleh pembimbing dari sekolah yang mengatakan bahwa beberapa siswa yang mengikuti PSG masih belum bisa disiplin. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa yang saat ini sedang PSG di Polinema, mengatakan mengatakan bahwa masih ada teman yang melaksanakan PSG terlambat datang, dan minta pulang sebelum waktu pulang tiba. Kurangnya komunikasi siswa peserta PSG dengan pembimbing. Pembimbing dari industri sering sibuk dengan pekerjaan utama mereka. Hal ini menyebabkan kurang komunikasi antara siswa PSG dengan pembimbingnya, sehingga pada awal-awal siswa PSG terjadi kesulitan dalam malakukan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan. Seperti yang diungkapkan salah satu pembimbing dari sekolah, mengatakan bahwa sering terjadi hambatan siswa yang melakukan PSG di industri, yaitu kurangnya komunikasi mereka dengan pembimbing dari industri sehingga mereka sering kesulitan berkenaan dengan pekerjaan yang diberikan. Hal senada juga disampaikan ketua kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran mengatakan bahwa kadang-kadang komunikasi pembimbing dari DU/DI dengan siswa PSG kurang, karena kesibukan pekerjaan utama mereka. Sering terjadi keterlambatan dalam memberikan nilai. Kendala dibidang penilaian, terjadi pada DU/DI yaitu keterlambatan nilai yang diterima oleh pihak sekolah dari pembimbing DU/DI. Keterlambatan nilai dari pembimbing ini berdampak pembuatan sertifikat PSG juga ikut terlambat. Hal ini sepadan dengan yang disampaikan Kepala SMK Negeri 1 Malang, yang mengatakan bahwa penilaian PSG dari DU/DI seringkali terjadi hambatan berupa keterlambatan memberikan nilai siswa yang PSG, hal ini disebabkan oleh kesibukan pembimbing dari DU/DI. Strategi untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang Terhadap kendala-kendala yang terjadi, SMK Negeri 1 Malang telah melakukan strategi untuk mengatasinya. Namun belum semua strategi dapat menyelesaikan secara tuntas kendala-kendala tersebut. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi di sekolah adalah sebagai berikut: Untuk mengatasi kendala belum ikutnya pihak DU/DI dalam hal penerimaan siswa baru adalah dengan aktif datang ke institusi pasangan. Hal ini dilakukan agar SMK Negeri 1 Malang mendapatkan saran-saran yang diperlukan tentang standar apa saja yang diperlukan dalam suatu pekerjaan tertentu di DU/DI. Sebagaimana hal-hal yang disampaikan oleh Polinema dalam hal penerimaan siswa baru. Penanggung jawab pembimbing dari polinema mengingatkan bahwa dalam menerima siswa baru sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bidang studi masing-masing. Misalnya, bidang studi administrasi perkantoran, sebaiknya menerima calon siswa sesuai persyaratan fisik sebagai tenaga administrasi disamping syarat-syarat yang lain. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala belum terlibatnya DU/DI dalam menyusun kurikulum, adalah dengan melakukan sinkronisasi kurikulum dengan industri. Agar kurikulum yang disusun sinkron dengan DU/DI, maka perlu pendekatan yang lebih intens dari pihak sekolah kepada DU/DI. Sekolah telah melakukan pendekatan tersebut, namun hasilnya belum maksimal. Hal ini disebabkan tidak semua DU/DI mempunyai waktu yang cukup untuk turut serta menyusun kurikulum.
  • 6. Beberapa DU/DI yang didatangi pihak sekolah telah memberikan banyak masukan tentang kurikulum yang disusun pihak sekolah. Sebagaimana pernyataan Pembimbing dari Polinema, mengatakan bahwa penyusunan kurikulum secara formal, Polinema belum bisa berpartisipasi. Namun mempunyai usulan agar kurikulum yang diselenggarakan di SMK Negeri 1 Malang cocok dengan materi pekerjaan yang ada di Polinema. Yang pertama, tentang pengetahuan alat-alat kantor, sebaiknya diberikan lebih awal seperti faximile dan foto copy, karena kedua alat tersebut selalu dipergunakan bekerja di Polinema. Yang kedua, urut-urutan materi pelajaran perlu ditinjau kembali, mengingat beberapa materi baru diberikan di kelas XII (siswa setelah selesai PSG), padahal materi tersebut sangat diperlukan pada saat PSG. Kendala tentang peralatan yang kurang, akan diatasi dengan menambah peralatan yang ada. Menurut ketua kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, mengatakan bahwa akan usulkan kepada pihak sekolah agar peralatan-peralatan yang dirasa kurang sebaiknya segera ditambah. Sedangkan peralatan yang belum dipunyai, misalnya Mesin Foto Copy agar diusahakan untuk dilakukan pengadaan. Untuk mengatasi kendala siswa dalam PSG tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya, dilakukan strategi melakukan MOU dengan DU/DI lebih awal agar ada jaminan siswa SMK Negeri 1 Malang dapat diterima di DU/DI tersebut sehingga kompetensi keahlian mereka sesuai dengan pekerjaan yang ada di DU/DI. Namun usaha untuk melakukan MOU dengan DU/DI kurang mendapat sambutan dari pihak industri. Hal ini disebabkan jadual PSG dari sekolah kurang sesuai dengan kepadatan pekerjaan di industri. Seperti yang disampaikan Ibu Sri Salami, Waka Humas mengatakan bahwa MOU yang tawarkan kepada DU/DI belum mendapat tanggapan dari pihak DU/DI. Hal ini disebabkan oleh jadual pada kompetensi keahlian tertentu ada waktu-waktu padat dan ada waktu- waktu sepi. Namun kami akan selalu berupaya mengenai hal ini, agar semua siswa yang PSG sesuai kompetensi keahlian masing-masing. Sedangkan strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi di DU/DI adalah sebagai berikut: Institusi Pasangan SMK Negeri 1 Malang yang telah bersertifikat ISO, belum memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Hal ini menyebabkan ketercapaian dan prosedur pekerjaan menangani PSG di DU/DI belum terukur sesuai standar ISO. Sebagaimana yang terjadi Polinema sebagai salah satu Institusi Pasangan SMK Negeri 1 Malang telah bersertifikat ISO. Namun juga belum memasukkan sasaran mutu dan belum ada instruksi kerjanya tentang program PSG. Namun pihak Polinema berjanji akan mengevaluasi hal tersebut, dan akan mengusulkan kepada pihak manajemen Polinema agar program PSG dimasukkan ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja. Terhadap kedisiplinan siswa perserta PSG. Pembimbing PSG dari sekolah telah berupaya untuk memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang disiplin, berkoordinasi dengan pihak DU/DI. Dalam wawancara dengan peneliti, beliau mengatakan bahwa untuk mengatasi kurangnya kedisiplinan siswa, sekolah melakukan koordinasi dengan DU/DI dengan memberikan motivasi agar tidak mengulangi kesalahan. Presensi dan jurnal harian agar dimintakan tanda tangan pembimbing dari DU/DI sendiri (tidak boleh diwakilkan teman). Untuk mengatasi kendala kurang komunikasi pembimbing dengan siswa peserta PSG, pihak sekolah telah berkomunikasi dengan pihak DU/DI agar setiap hari siswa dapat bertemu untuk meminta tanda tangan kepada pembimbing di buku jurnal mereka. Menanggapi hal ini, pembimbing dari Polinema berjanji akan memenuhi keinginan pihak sekolah sepanjang tidak ada kesibukan yang tidak dapat ditinggal. Salah satu Pembimbing Prakerin dari Polinema mengatakan bahwa Pembimbing di Polinema ada yang mempunyai banyak waktu longgar, namun banyak pula yang memiliki kesibukan luar biasa. Pembimbing yang mempunyai waktu tentu dapat menemui peserta PSG setiap hari dan membimbing mereka dengan intens. Namun pembimbing yang sangat sibuk, kami memohonkan ijin mereka untuk bisa menanda tangani buku jurnal ditunda sampai besok pagi untuk pekerjaan hari ini. Kendala nilai yang sering terlambat dari DU/DI, Waka Humas mempunyai strategi untuk mengatasinya. Menurut waka Humas, pihak sekolah selalu pro-aktif mengingatkan dan mengunjungi pihak DU/DI agar nilai yang belum dibuat mohon segera dibuatkan.
  • 7. 7 Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dapat disimpulkan bahwa: 1. Kegiatan PSG di SMK Negeri 1 Malang, mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi, semua telah dimasukkan ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO 9001:2008 dari lembaga sertifikasi SAI Global pada area Waka Humas. Sasaran mutu area Waka Humas telah tercapai 100%, demikian pula tentang instruksi kerja juga telah dibuat guna dijadikan pedoman pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang. Agar SMK Negeri 1 Malang tetap pada komitmen yang dibuat bersama, lembaga sertifikasi setiap enam bulan sekali melakukan surveillance. Surveilannce adalah kegiatan audit oleh lembaga sertifikasi untuk melihat dan mengevaluasi apakah pemegang sertifikat ISO masih pada tataran komitmen atau tidak. Jika temuan yang terjadi bersifat major maka sertifikat ISO dapat dicabut. 2. Dari segi penerimaan siswa baru, di SMK Negeri 1 Malang penerimaan siswa baru pihak DU/DI belum terlibat, disebabkan kesibukan pihak DU/DI. Namun pihak DU/DI telah memberikan saran-sarannya agar dalam menerima siswa baru sebaiknya pihak sekolah juga mencantumkan syarat fisik sesuai dengan bidang studi masing-masing. 3. Dari segi kurikulum, kurikulum PSG di SMK Negeri 1 Malang telah disusun dengan baik, namun pihak industri seharusnya ikut berperan serta dalam penyusunan kurikulum belum terlaksana. Padahal konsep PSG adalah pendidikan yang dikelola oleh dua lembaga yaitu sekolah dan industri, sehingga antara teori yang diterima di sekolah akan berlanjut praktek yang didapat pada dunia industri. 4. Dari segi pembekalan, pembekalan calon peserta PSG telah dilaksanakan dengan baik. Pembekalan dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada calon peserta PSG agar siap dalam materi pelatihan maupun siap secara mental. 5. Dari segi pembimbingan, pembimbingan dilakukan oleh guru dari sekolah dan pembimbing dari industri. Pembimbing dari sekolah melakukan monitoring tiga kali selama masa PSG, sedangkan pembimbing dari industri setiap hari memberikan pembimbingan kepada siswa, namun karena kesibukan mereka terhadap pekerjaan utamanya sehingga pertemuan mereka dengan siswa PSG menjadi kurang. 6. Dari segi penilaian dan sertifikasi, penilaian dilakukan oleh pembimbing dari industri, namun seringkali terjadi keterlambatan. Keterlambatan nilai dari pembimbing ini berdampak pembuatan sertifikat juga terlambat. Kendala-kendala yang terjadi baik dari sekolah maupun di DU/DI ada delapan kendala. Satu- persatu dibahas sebagai berikut: Penerimaan siswa baru PSG, DU/DI belum terlibat aktif. Penerimaan siswa baru diselenggarakan secara bersama-sama antara SMK dengan DU/DI. Namun yang terjadi di SMK Negeri 1 Malang pihak DU/DI tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Keterlibatan pihak DU/DI sangat diperlukan, mengingat standar karyawan yang dibutuhkan DU/DI lah yang memahami, sedangkan sekolah yang mendidik agar sesuai dengan kebutuhan DU/DI. Dengan keterlibatan DU/DI dalam proses penerimaan siswa baru, DU/DI akan lebih leluasa memilih calon siswa yang disyaratkan oleh pihak industri. Jika hal ini dapat dilakukan, kelak jika mereka telah lulus maka pihak DU/DI diuntungkan dengan keleluasaan memilih calon tenaga kerja yang mereka butuhkan. Penerimaan siswa baru di SMK mempergunakan seleksi dengan tes minat dan bakat. Tes ini sangat diperlukan, mengingat jumlah kompetensi keahlian yang tersedia di SMK banyak. Dengan mengetahui minat dan bakat siswa, di awal proses belajar dan mengajar, siswa telah tahu arah pembelajaran yang akan diikuti selama tiga tahun ke depan. Solusi yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 malang adalah dengan meminta saran syarat apa yang diperlukan jika sekolah menerima siswa baru pada kompetensi keahlian tertentu. Solusi yang ditempuh tidak salah, namun tidak dapat dijadikan patokan hanya dengan meminta saran dari DU/DI. Seharusnya pihak DU/DI tahu secara langsung calon siswa SMK sekaligus calon tenaga kerja mereka. Hal ini sangat bermanfaat bagi calon siswa sekaligus bagi DU/DI. Sebenarnya DU/DI akan diuntungkan banyak pilihan jika kelak menerima tenaga kerja. Sekolah juga diuntungkan, dapat
  • 8. menyediakan calon tenaga kerja yang sesuai yang disyaratkan DU/DI. Demikian pula calon siswa diuntungkan karena mereka telah memenuhi syarat dalam suatu formasi pekerjaan tertentu. Penyusunan kurikulum yang belum melibatkan pihak DU/DI, sebagai kendala pelaksanaan PSG di SMK Negeri 1 Malang. Kendala ini telah dicari strategi pemecahannya oleh pihak sekolah. Dengan melakukan sinkronisasi kurikulum, materi-materi apa yang dibutuhkan DU/DI akan diberikan oleh pihak sekolah. Sebagaimana yang disampaikan Depdikbud (1997), bahwa pengembangan kurikulum PSG bertujuan untuk meningkatkan kebermaknaan substansi kurikulum yang akan dipelajari di sekolah dan di industri sebagai satu kesatuan utuh dan saling melengkapi, serta pengaturan kegiatan belajar mengajar yang dapat dijadikan acuan bagi para pengelola dan pelaku pendidikan di lapangan, sehingga pada gilirannya siswa dapat menguasai kompetensi yang relevan dan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh dunia kerja. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala penyusunan kurikulum SMK Negeri 1 Malang diharapkan berdampak positif. Namun belum segera dapat dilaksanakan, karena solusi tersebut baru disampaikan pembimbing dari Polinema pada tanggal 12 Pebruari 2013, sehingga implementasinya baru dilakukan tahun pelajaran 2013/2014. Saran-saran yang diberikan oleh Polinema cukup baik, yaitu berkenaan dengan urut-urutan penyampaian materi pelajaran. Beberapa kompetensi telah dibutuhkan sewaktu siswa PSG, namun belum diberikan di sekolah, sehingga DU/DI harus memberikan materi tersebut terlebih dahulu sebelum memberikan tugas berupa pekerjaan kepada siswa peserta PSG. Jumlah peralatan yang terbatas di sekolah. Kendala ini telah dicarika solusinya berupa penambahan peralatan yang diperlukan. Sebagaimana pernyataan ketua kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran bahwa pihaknya akan segara koordinasi dengan sekolah agar menambah peralatan yang kurang dan mengadakan peralatan yang belum ada di sekolah. Hal ini dibenarkan oleh siswa yang sedang PSG Onny Musyarofah bahwa di Polinema sering mengoperasikan mesin foto copy dan faximile, namun di sekolah belum mendapat materi mengoperasikan kedua mesin tersebut. Strategi yang dilakukan sekolah sudah tepat, namun sampai saat ini pengadaan mesin foto copy belum terealisasi. Sedangkan mesin faximile sekolah telah memiliki, namun siswa yang PSG semester ganjil belum mendapatkan pembelajaran materi tersebut.Tentang kendala masih ada siswa SMK Negeri 1 Malang peserta PSG yang tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya. Sekolah telah melakukan upaya penyelesaian dengan strategi mengadakan MOU dengan DU/DI, namun hal ini kurang mendapatkan respon dari DU/DI. Menurut kepala SMK Negeri 1 Malang, kompetensi keahlian yang terjadi kendala di atas adalah kompetensi keahlian TKJ. Hal ini disebabkan hampir semua sekolah kejuruan di kota Malang memiliki kompetensi keahlian TKJ sedangkan DU/DI yang ada relatif tetap. Seharusnya tidak hanya mengadakan MOU saja. Sekolah dapat melakukan mapping ulang terhadap DU/DI yang ada dan siswa yang ada di sekolah. Hal ini sangat erat hubungannya dengan perencanaan PSG, maksudnya berapa banyak siswa pada kompetensi keahlian tertentu yang ada masalah tersebut. Jumlah tersebut dibuat jadual ulang sehingga dalam satu tahun terjadi penempatan yang relatif rata jumlah mereka yang mengikuti PSG. Upaya lain yang perlu pula sebagai alternatif pemecahan adalah, pihak sekolah sebaiknya mengundang orang tua/wali murid untuk diajak berunding. Perundingan ini dilakukan untuk menjajaki apakah dapat dilakukan PSG di luar kota bagi orang tua yang bersedia membiayai putra putrinya untuk PSG di luar kota. Belum masuknya program ISO ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja pada DU/DI yang telah bersertifikat ISO. Sebuah lembaga yang telah bersertifikat ISO, akan melaksanakan komitmen lembaga tersebut. Komitmen yang dibangun adalah komitmen bersama seluruh warga lembaga yang bersertifikat ISO tersebut. Institusi Pasangan dari SMK Negeri 1 Malang belum semuanya bersertifikat ISO, sedangkan yang telah bersertifikat ISO belum memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja mereka. Seharusnya DU/DI yang telah bersertifikat ISO memasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja. Hal ini sangat penting artinya karena jika telah masuk ke sasaran mutu dan instruksi kerja, maka kegiatan PSG di DU/DI tersebut akan mudah di evaluasi dan mendapatkan perbaikan yang berkelanjutan. Sedangkan jika telah dibuatkan instruksi kerja, maka kegiatan PSG di DU/DI tersebut telah ada alur pekerjaan yang menjadi pedoman untuk melaksanakan.
  • 9. 9 Kedisiplinan siswa peserta PSG kurang. Masalah kedisiplinan siswa peserta PSG yang kurang harus segera mendapat penanganan. Strategi yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan memberikan saran kepada DU/DI untuk mewajibkan siswa setiap hari minta tanda tangan kepada pembimbing industri di buku jurnal. Dengan demikian siswa akan semakin sering bertemu dengan pembimbingnya. Dari pertemuan itu akan terjadi interaksi tentang apa saja yang menjadi kendala baik dari sisi siswa maupun dari sisi pembimbing dari DU/DI. Dengan adanya interaksi ini diharapkan pembimbing dapat memberi motivasi kepada siswa peserta PSG sehingga kedisiplinan dapat ditingkatkan. Kurangnya komunikasi antara pembimbing dengan peserta PSG. Sebagaimana telah dibahas pada poin 2, bahwa kedisiplinan yang kurang salah satu penyebabnya adalah kurang komunikasi antara pembimbing dengan siswa peserta PSG. Selain menyebabkan siswa kurang disiplin, kurang komunikasi ini juga menyebabkan terutama pada awal pelaksanaan PSG, siswa kesulitan mengerjakan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka. Solusi yang diberikan pihak sekolah sudah tepat, yaitu dengan menambah frekuensi bertemunya pembimbing dengan siswa. Pertemuan mereka dilakukan juga agar siswa meminta tanda tangan kepada pembimbing DU/DI setiap hari. Namun seringkali hal ini tidak dapat terlaksana karena pembimbing sering sibuk dengan pekerjaan utamanya.Seharusnya, bagaimanapun PSG adalah tanggung jawab bersama antara DU/DI dengan pihak sekolah. Pihak DU/DI seyogyanya memberikan kesempatan para siswa untuk bertemu dengan pembimbingnya sesering mungkin. Hal ini dimaksudkan apabila ada kesulitan dengan pekerjaan yang diberikan kepada mereka, maka sesegera dapat diberikan petunjuk sehingga dapat segera diselesaikan. Pihak DU/DI sering terlambat dalam memberikan nilai. Pembimbing di industri, karena kesibukannya, seringkali terlambat dalam memberikan nilai kepada siswa peserta PSG. Solusi yang dilakukan pihak sekolah sudah tepat yaitu dengan sering mengingatkan kepada pihak DU/DI dan berkunjung ke industri. Dengan usaha ini, pembimbing akan segera mambuatkan nilai untuk peserta PSG. Nilai dari pembimbing industri ini segera direkap dan dipergunakan untuk penerbitan sertifikat. Saran 1. Bagi sekolah: a. Penerimaan siswa baru hendaknya melibatkan pihak DU/DI. Hal ini dimaksudkan agar nantinya siswa yang PSG di tempat DU/DI sesuai dengan kebutuhan pihak industri. b. Kurikulum hendaknya melibatkan pihak DU/DI agar antara teori di sekolah dengan praktek di DU/DI terdapat kaitan yang erat dan urut-urutan penyampaian teori di sekolah memperhatikan praktek di industri, sehingga pihak industri dapat langsung memberi tugas kepada siswa tanpa memberi materi terlebih dahulu. c. Dalam memberikan pembekalan, pihak sekolah hendaknya lebih menekankan kepada siswa agar lebih disiplin dalam bekerja di DU/DI, sehingga pihak DU/DI mudah dalam membimbing siswa, demikian pula siswa lebih siap bekerja di DU/DI. d. Agar peralatan yang ada di sekolah disesuaikan dengan peralatan yang ada di DU/DI, sehingga siswa lebih mudah dalam melaksanakan PSG. e. Agar pihak sekolah lebih awal mengadakan MOU dengan pihak DU/DI sehingga siswa yang PSG akan terjamin masuk di DU/DI yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. 2. Bagi DU/DI: a. Hendaknya mamasukkan program PSG ke dalam sasaran mutu dan instruksi kerja ISO DU/DI. Program PSG jika telah masuk ke sasaran mutu dan instruksi kerja DU/DI, maka akan mendapatkan evaluasi secara periodik dan akan di-surveillance oleh lembaga sertifikasi. Dengan demikian program PSG di DU/DI akan mendapatkan perbaikan yang berkelanjutan. b. Hendaknya meluangkan waktu untuk kepentingan PSG, karena program PSG adalah tugas bersama antara sekolah dengan DU/DI. Penerimaan siswa baru dan penyusunan kurikulum adalah dua hal yang sangat penting dalam program PSG karena DU/DI adalah pemakai lulusan jika siswa telah lulus kelak.
  • 10. b. Hendaknya bersama-sama dengan pihak sekolah, membimbing kedisiplinan siswa, sehingga program PSG dapat berguna bagi siswa, tidak sekedar mengikuti PSG. c. Hendaknya DU/DI dalam membuat nilai untuk peserta PSG tidak terlambat, sehingga proses PSG selanjutnya tidak terhambat. Daftar Pustaka Amaryllia Puspasari (2012), Proses Penyusunan Instruksi Kerja Berbasiskan Iso 14001; http://catatansistem.wordpress.com/2012/01/31/proses-penyusunan-instruksi-kerja- berbasiskan-iso-14001/ diakses tanggal 21 Februari 2013 Anwar (2006), Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), Bandung; Alfabeta. Bambang Miswanto (2007), Studi tentang hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) model block release (studi kasus pada Program Studi Mekanik Otomotif SMK Negeri 1 Udanawu Blitar), http://library.um.ac.id/free-contents/index.php diakses tanggal 16 Agustus 2012 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Institusi Pasangan Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Pengelolaan KBM dalam Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Penilaian dan Sertifikasi Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Penyusunan Kurikulum Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), Sistem Penerimaan Siswa Baru Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional (2006), Model Penilaian Kelas Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/MA, SMK/MAK, Jakarta; Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional (2008), Teknik Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus Sekolah Menengah Kejuruan, Seri Bahan Bimbingan Teknis Implementasi KTSP- SMK; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2012), Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta; Haris Herdiansyah (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif, Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta; Salemba Humanika. I Wayan Yudana (2010), Studi Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Mata Diklat Program Produktif Di SMK Negeri 1 Petang, http://pasca.undiksha.ac.id/e- journal/index.php/jurnal_pp/article/view/29 diakses tanggal 16 Agustus 2012. Ipan Pranashakti (2009), Sistem Penjaminan Mutu : Perbedaan mendasar Prosedur Mutu, Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja, http://ipan.staff.uii.ac.id/2009/05/sistem-penjaminan-mutu- perbedaan-mendasar-prosedur-mutu-prosedur-kerja-dan-instruksi-kerja/ diakses tanggal 11 Maret 2013 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah, Depdiknas; http://dikdas.kemdiknas.go.id/application/media/file/Kepmendiknas%20No_%20044-U- 2002%20tentang%20Dewan%20Pendidikan%20dan%20 Komite%20Sekolah.pdf diakses tanggal 18 Agustus 2012 LPMP Forum (2010), Landasan-Landasan Sistem Manajemen Mutu ISO, Malang; UIN Maliki Malang, http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_ content&view=article&id=1731:2010-11-03-05-56-22&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210 diakses tanggal 24 Januari 2013 Made Wena (1997), Pendidikan Kejuruan Sistem Ganda, Malang; Proyek OPF IKIP Malang.
  • 11. 11 Mardi Rasyid (2002), Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Adaptasi Peserta Didik Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMK Sukaraja (Study Presepsi Peserta Didik Dalam Pendidikan Sistem Ganda), Sukabumi; tidak diterbitkan Miles dan Huberman (2009), Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru, Jakarta; Universitas Indonesia (UI Press). Mohamad Zaenuri (2005), Sikap Institusi Pasangan On the Job Training terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda SMK PGRI 01 Mejobo Kudus. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang; Moleong, Lexy J. (2012), Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Muliaty AM (2007), Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda Suatu Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai Program Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan; www.damandiri.or.id/file/ muliatyunjbab.pdf diakses 9 Juli 2012. diakses tanggal 17 Agustus 2012. Ngesti Makarti (2009), Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap Perencanaan Pilihan Karier Pasca Sekolah Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2008/2009, Malang; tidak diterbitkan Ni'matul Masruroh (2011), Manajemen Pembelajaran Pendidikan Sistem Ganda Siswa Kelas XI di SMKN 4 Malang, http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article /view/15225 diakses tanggal 3 April 2013 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi; http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_23_2004.pdf diakses tanggal 28 Oktober 2012. Petrus Rendon (2009), Pengaruh Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009, Malang; tidak diterbitkan. Sasi Agustus Susiana (2005), Model Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pada Bidang Keahlian Teknik Bangunan SMK N 1 Magelang, Semarang; Septya Adhi Nugroho (2010), Pengertian ISO 9001:2008, http://mutu999.logspot.com/ diakses tanggal 11 Maret 2013 SMK Negeri 1 Malang (2012), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMK Negeri 1 Malang edisi 2012, Malang; tidak diterbitkan. Sugihartono (2009), Pendidikan Sistem Ganda, http://sugihartono1.wordpress.com/2009/ 11/04/pendidikan-sistem-ganda/, diakses tanggal 1 April 2013 Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung; CV Alfabeta Suharsimi Arikunto (2010), Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik Edisi Revisi, Jakarta; CV Rineka Cipta. Suyitno (2007), Metodologi Penelitian kualitatif, Sukarta; UNS Press. Syaiful Sagala (2011), Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung; Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesi nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Universitas Muhammadiyah Malang (2010), Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah, Tesis & Disertasi, Malang; Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang. Wahyu Nurharjadmo (2008), Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sisitem Ganda di Sekolah Kejuruan, Surakarta; Universitas Sebelas Maret Surakarta. Wawan Setyawan (2009), Prinsip Dasar ISO 9001:2008, Bandung; http://www.infometrik.com/2009/08/prinsip-dasar-iso-90012008/ diakses tanggal 20 Februari 2013 William N. Dunn (2003), Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, Yogyakarta; Gadjah Mada University Press. Wiwit Ningtias (2006), Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Dan Uji Kompetensi Siswa Kelas II Program Keahlian Penjualan Di SMK Negeri II Kediri, Surabaya; http://digilib.unesa.org/index.php?com=digilib&view =detil&id=4318, diakses tanggal 13 Juli 2012
  • 12. Yuriza Handari (2012), Langkah Penyusunan Sasaran Mutu yang Tepat, http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/639- langkahpenyusunansasaranmutuyangtepat diakses tanggal 21 Februari 2013