SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104
94
THE APPLICATION OF ANDRAGOGICAL PRINCIPLES
IN EDUCATION AND TRAINING:
EVALUATION THROUGH STAKE’S RESPONSIVE MODEL
Mansur
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Maluku
Jl. Tihu Wailela, Rumah Tiga, Ambon, Maluku
mansur_arsyad@yahoo.com
ABSTRACT
The aim of this research is to obtain an objective and comprehensive pictures
about the results of applying the andragogical principles in the implementation of
education and training. This research used evaluation research method with Stake’s
Responsive Evaluation Model. The subject of this research is the training participants,
training committees, facilitators, teacher trainers, and the training program supervisor.
The data were collected through interview techniques, focus group discussion,
observation, questionnaire, and document study. The results of this research showed
that some of the component has met the criteria in the implementation of the program,
but most of the component and other training aspects require further development. The
fundamental weaknesses of the training implementations were inadequate
understanding of the conceptual of the facilitator’s to the adult learning principles. This
implications for the whole training process and results achieved. However, the summary
comes up to a conclusion that the implementation training at Educational Quality
Assurance Institution of Maluku Province still need improvement, especially the aspect
of application of adult learning principles.
Keywords: andragogical principles, Stake’s responsive evaluation model
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104
95
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ANDRAGOGI DALAM
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN: EVALUASI DENGAN STAKE’S
RESPONSIVE MODEL
Mansur
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Maluku
Jl. Tihu Wailela, Rumah Tiga, Ambon, Maluku
mansur_arsyad@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran objektif dan menyeluruh
tentang hasil penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan menggunakan metode evaluasi dengan model evaluasi
responsive Stake pada para peserta diklat, panitia dan fasilitator, widyaiswara,
penanggung jawab program diklat. Pengumpulan data dilaksanakan melalui teknik
wawancara, diskusi terfokus, observasi, kuesioner, dan studi dokumen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan diklat sebagian komponen telah sesuai dengan
kriteria namun sebagian besar komponen dan aspek diklat lainnya memerlukan
pengembangan lebih lanjut. Kelemahan mendasar dari penyelenggaraan diklat adalah
pemahaman yang tidak memadai bagi para fasilitator terhadap prinsip-prinsip
pembelajaran orang dewasa yang berimplikasi terhadap keseluruhan proses dan hasil
diklat. Implikasinya adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di LPMP Maluku
masih memerlukan perbaikan terutama ditinjau dari aspek penerapan prinsip-prinsip
andragogi.
Kata kunci: prinsip-prinsip andragogi, model evaluasi responsif Stake
PENDAHULUAN
Salah satu aspek penting dalam program pendidikan dan pelatihan
(diklat) adalah prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi). Padahal
secara esensial prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa seharusnya melekat
dalam setiap aktifitas pendidikan orang dewasa yang bersifat formal. Untuk itu
situasi pembelajaran dimana faktor-faktor yang bersifat “kebetulan” dan tidak
efisien harus dapat diminimalisir. Merriam dan Cunningham (1989: 18) dan
Knowles (1980: 54) bahwa dalam pembelajaran orang dewasa, kerangka dari
bahan pembelajaran harus disusun secara sekuen yang orientasinya bukan pada
mata pelajaran, melainkan pada masalah. Orientasi tersebut menurut Jarvis
(1990: 126) berimplikasi kepada peran dan tanggung jawab fasilitator dalam
proses pembelajaran dan disesuaikan dengan konteks dan aktifitas pembelajaran
Darkenwald dan Knox (1984: 20) serta Brookfield (1989: 59). Dengan demikian,
pemahaman konsep dan implementasi yang benar tentang prinsip-prinsip
pembelajaran orang dewasa yang disinergikan dengan instrumen-instrumen
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 95-104
96
diklat lainnya diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran dan
tujuan diklat
Pada kenyataannya, pelaksanaan diklat di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai unit
pelaksana teknis kementerian pendidikan di daerah belum diikuti dengan
mekanisme kontrol dalam bentuk evaluasi formal. Aspek yang spesifik seperti
penerapan prinsip-prinsip andragogi belum menjadi perhatian baik oleh
kementerian pendidikan maupun oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Provinsi Maluku.
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek penelitian adalah penyelenggara program diklat, fasilitator dan
peserta diklat, termasuk alumni peserta diklat yang dikembangkan dalam
paradigma kualitatif dengan menggunakan model evaluasi Responsive Evaluation
Model atau model evaluasi Stake. Model Responsive menurut Stake (1983: 292),
Guba (1987: 60), Fitzpatrick, Sanders dan Worthen (2004: 136), Stufflebeam dan
Shinkfield (2007: 212-213), dan Blondly (2007:13-20) lebih menekankan kepada
pendekatan proses dengan pendekatan yang berpusat pada klien (client-
centered), dan berorientasi secara langsung pada kegiatan-kegiatan progam.
Gambaran makro penelitian mencakup data kuantitatif yang yang
dikumpulkan melalui kuesioner kepada dua kelompok. Kelompok pertama
adalah mereka yang mengikuti diklat yang difasilitasi oleh LPMP berjumlah 120
orang dan kelompok kedua yaitu peserta diklat yang mengikuti kegiatan diklat
yang dilaksanakan di LPMP berjumlah 180 orang. Sedangkan untuk data kualitatif
dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif dan kajian
dokumen program. Analisis untuk data kualitatif menggunakan Model Miles dan
Huberman dengan fokus evaluasi adalah perencanaan diklat, bahan ajar dan
pelaksanaan pembelajaran yang ditinjau dari penerapan prinsip-prinsip
andragogi (Miles dan Huberman, 1992: 75-76) . Sedangkan untuk data kuantitatif
analisisnya menggunakan statistik deskriptif yaitu persentase dari jawaban
responden berdasarkan kategori yang ditetapkan dengan kriteria yang digunakan
adalah minimal 75 persen peserta menyatakan puas untuk setiap aspek yang
dievaluasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil evaluasi pada tahap perencanaan diklat menunjukkan bahwa aspek
perencanaan program diklat masih memiliki kelemahan. Akar permasalahannya
adalah program diklat yang ada di lembaga penjaminan mutu pendidikan masih
bersifat top-down model. Analisis perencanaan program diklat yang dilaksanakan
di LPMP adalah sebagaimana dituangkan pada tabel berikut:
98
Tabel 1 memaparkan permasalahan perencanaan program diklat di LPMP
baik secara teknis yaitu rekrutmen peserta diklat maupun secara substantif yaitu
terkait dengan analisis kebutuhan diklat. Analisis rencana pelatihan seperti
dipaparkan pada tabel 1 secara makro dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta,
seperti ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Grafik Hasil Analisis Perencanaan Program Diklat Berdasarkan
Orientasi Belajar Peserta
Gambar 1 menunjukkan peserta cukup apresiatif terhadap program diklat
khususnya yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka
dapatkan. Namun sebaliknya, persentase kesesuaian program diklat dengan
kemampuan belajar peserta cukup jauh dibawah kriteria. Artinya ada kesulitan
bagi peserta untuk menyesuaikan tingkat kemampuan mereka dengan program
pelatihan. Dengan demikian patut menjadi catatan bagi pengelola diklat dan
khususnya bagi fasilitator bahwa meskipun program diklat sudah sesuai dengan
harapan peserta namun secara substantif masih perlu dikaji baik dari sisi materi
maupun pengembangannya dalam proses pembelajaran.
Komponen berikutnya adalah pelaksanaan program diklat yang meliputi
kesiapan materi pembelajaran, kemampuan fasilitator serta sikap dan prilaku
Rasio Kepuasan Peserta: 1,83% 71,00%
27,17%
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104
99
mereka dalam memfasilitasi pembelajaran. Berikut ini adalah analisis terhadap
bahan ajar/materi diklat yang didasarkan pada jawaban responden/alumni
peserta diklat yang ditunjukkan pada gambar 2 berikut:
Gambar 2. Apresiasi Peserta terhadap Kesiapan dan Kesesuaian Bahan
Ajar Diklat
Gambar 2 bagian batang yang berada pada garis absis 0 persen ke atas
menunjukkan proporsi peserta yang secara pasti memberikan apresiasi positif
terhadap kualitas bahan ajar diklat. Sementara bagian batang yang berada di
bawah garis absis 0 persen menggambarkan proporsi peserta atau responden
yang ragu-ragu atau memiliki persepsi negatif terhadap kualitas bahan ajar
diklat. Secara keseluruhan, kesesuaian atau kesiapan bahan ajar diklat belum
mencapai kriteria yang ditetapkan. Namun demikian ada 2 (dua) aspek yang
terpenuhi yaitu akses peserta terhadap semua bahan ajar dan kesesuaian bahan
ajar dengan materi yang disampaikan oleh fasilitator. Kedua aspek tersebut
masing-masing mencapai persentase 80,83 persen dan 82,50 persen. Artinya
sebagian besar peserta tidak mempermasalahkan akses mereka terhadap
seluruh bahan ajar diklat.
Rasio Kepuasan Peserta:
68,21%
28,57%
0,68%
100
Rasio tingkat kepuasan peserta:
Demikian juga mengenai kesesuaian bahan ajar dengan materi yang
diberikan oleh fasilitator 82,50 persen dapat disimpulkan bahwa dalam
pandangan peserta, fasilitator cukup konsisten terhadap bahan ajar dan materi
yang disajikannya. Gambar 2 juga menunjukkan bahwa kesesuaian cakupan
bahan ajar dengan harapan peserta adalah yang paling rendah 52,50 persen.
Cakupan yang dimaksud adalah kedalaman dan keluasan materi. Pertanyaan
mengenai aspek ini bermaksud untuk mengungkap penilaian peserta apakah
keluasan dan kedalaman materi diklat cukup memadai dibandingkan dengan apa
yang mereka harapkan dari materi tersebut.
Kesiapan dan kesesuaian bahan ajar berdasarkan hasil analisis materi
diklat ditinjau dari prinsip andragogi. Selain materi atau bahan ajar diklat,
suasana pembelajaran juga berkontribusi dalam proses pembelajaran orang
dewasa. Secara umum, apresiasi peserta terhadap suasana pembelajaran di
LPMP dapat dilihat pada gambar 3 di bawah
Gambar 3. Apresiasi Peserta terhadap Suasana Pembelajaran Diklat
Gambar 3 secara umum menunjukkan tingkat kepuasan peserta terhadap
suasana pembelajaran pada 71,25 persen meskipun belum memenuhi kriteria.
Aspek yang mendapatkan apresiasi tertinggi yaitu kesamaan perlakuan/
perhatian yang diberikan oleh fasilitator dengan persentase mencapai 83,33
persen. Sementara aspek yang mendapatkan penilaian yang paling rendah
adalah pendekatan interaktif dengan persentase jawaban 60,00 persen. Artinya
masih cukup banyak peserta diklat yang menilai fasilitator belum berhasil
mengembangkan pendekatan interaktif dalam proses pembelajaran.
3,33% 25,42% 71,25%
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104
101
Tabel 3. Profil Keterpenuhan Kriteria untuk Aspek Kemampuan Fasilitator Diklat
No. Aspek
Standar yang Digunakan Standar Dinaikkan
Terpenuhi Terpenuhi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Penguasaan materi pembelajaran √ √
2 Penerapan metode pembelajaran √ √
3 Sistematika penyajian √ √
4 Kemampuan merespon pertanyaan
peserta
√ √
5 Penggunaan alat/media pembelajaran √ √
6 Penggunaan bahasa √ √
Tabel 3 menunjukkan bahwa jika menggunakan standar yang ditetapkan
LPMP selama ini yaitu kategori “cukup puas” maka seluruh kriteria terpenuhi
kecuali pemberian motivasi kepada peserta. Artinya hanya satu kriteria yang
tidak terpenuhi .Dengan demikian LPMP Maluku untuk meningkatkan kualitas
layanan pelaksanaan diklat perlu mengembangkan program khusus
pengembangan kapasitas fasilitator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen perencanaan diklat
masih menunjukkan beberapa kelemahan. Padahal komponen ini seharusnya
diposisikan secara strategis dalam pembelajaran orang dewasa. Komponen
perencanaan tersebut berkaitan dengan kesiapan belajar peserta, relevansi
program diklat dengan kebutuhan belajar mereka, dan ekspektasi peserta
terhadap program diklat yang diikutinya. Semua hal tersebut merupakan aspek
yang sangat menentukan proses dan hasil diklat.
Teori-teori tentang pembelajaran orang dewasa sangat menekankan
mengenai kesiapan belajar dan pengalaman sebagai basis untuk
mengembangkan pengetahuan melalui proses belajar. Tujuan pendidikan
pendidikan orang dewasa sebagaimana ditekankan Knowles (1980: 19)
bertumpu pada dua prinsip pokok yaitu: 1) orang yang belajar pada dasarnya
sedang mengambil arah untuk bagaimana menjadi orang yang lebih baik, 2)
mereka yang belajar juga ingin mengetahui bagaimana pengetahuan mereka bisa
mendatangkan manfaat. Konsep itulah yang menjadi pijakan pemikiran tentang
pentingnya merancang program diklat yang berbasis pada kebutuhan peserta.
Hasil penelitian Ota dkk. (2006) melaporkan bahwa konsistensi penerapan
prinsip-prinsip andragogi dalam diklat membuat peserta dapat menjaga dan
menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam lingkungan kerja mereka.
Kedua, kesiapan dan kesesuaian bahan ajar. Tantangan yang dihadapi
oleh fasilitator dalam pembelajaran orang dewasa, khususnya terkait dengan
bahan ajar ini memang cukup unik. Disatu sisi, bahan ajar dituntut untuk tidak
teroretis (mudah dimengerti) namun disisi lain juga menekankan paparan bahan
ajar yang logis dan tidak “asal-asalan”. Hal itulah yang menuntut kepekaan dari
102
fasilitator atau penulis bahan ajar untuk mengemas bahan ajar yang memiliki
tingkat ketercernaan yang tinggi, logis dan praktis.
Ketiga, pelaksanaan proses pembelajaran Keberadaan fasilitator sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa sehingga dituntut
tidak hanya penguasaan terhadap materi sajian namun juga segenap
pemahamannya serta pengalamannya tentang pembelajaran orang dewasa.
Meskipun asumsi awalnya adalah fasilitator memiliki sejumlah bekal
pengetahuan dan pengalaman yang diharapkan lebih dari warga belajar namun
hal itu tidaklah cukup untuk membuat peserta untuk berperilaku belajar dalam
kelas melainkan sikap fasilitator sangatlah penting. Oleh karenanya, pengelola
program diklat dan terutama fasilitator sangat perlu memahami bahwa dalam
proses pembelajaran bagi orang dewasa, ketiga aspek tersebut dapat diibaratkan
sebagai segitiga pembelajaran yaitu, kemampuan menfasilitasi, suasana
pembelajaran dan sikap/perilaku fasilitator. Ketiganya bisa saling menopang
namun ketika salah satunya gagal maka yang lainnya secara langsung akan
terkena dampaknya. Perencanaan yang matang ditambah dengan penguasaan
materi yang baik tidak mutlak bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan
fasilitator. Maka dalam pembelajaran orang dewasa, penting untuk senantiasa
menjaga irama dan suasana pembelajaran.
Esensi dari proses andragogi menurut Jones (1988: 161) salah satunya
adalah continuous negotiation. Dengan demikian seorang fasilitator selayaknya
menempatkan peserta sebagai partner belajar seraya menghindari sikap ngotot,
sehingga dengan model negosiasi yang terus menerus. Oleh karenanya,
fasilitator harus memiliki pemahaman yang kuat bahwa setiap orang dewasa
yang menghadiri suatu kegiatan diklat, masing-masing memiliki kecenderungan
dan harapan yang berbeda-beda. Makin tinggi harapan peserta, makin sukar
fasilitator untuk memenuhi harapan tersebut. Dengan model negosiasi,
fasilitator dapat mengetahui apa saja harapan peserta dan bagaimana dapat
mewujudkannya secara proporsional melalui program diklat yang diikutinya.
SIMPULAN
Penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan menunjukkan ketercapaian kriteria pada beberapa aspek namun
sebagian besar komponen dan aspek diklat lainnya memerlukan pengembangan
lebih lanjut. Rancangan program diklat yang masih bersifat top-down model
tidak memberikan ruang partisipasi bagi stakeholder yang justru sangat
ditekankan dalam pinsip-prinsip andragogi. Permasalahan lainnya adalah masih
rendahnya pemahaman pengelola diklat khususnya fasilitator terhadap konsep
pembelajaran orang dewasa yang berdampak terhadap perencanaan dan
penyelenggaraan program dikat secara keseluruhan.
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104
103
DAFTAR PUSTAKA
Blondy, Laurie C. (2007). “Evaluation and Application of Andragogical
Assumptions to the Adult Online Learning Environment.” Journal of
Interactive Online Learning. Vol. 6(2).
Brookfiled, Stephen D. (1989). “Facilitating Adult Lerning.” Handbook of Adult
and Continuing Education. Washington, D.C.: American Assosiation for
Adult and Continuing Education.
Darkenwald, Gordon G., dan Alan B. Knox. (1984). Meeting Educational Needs of
Young Adults. San Fransisco: Jossey-Bass.
Fitzpatrick, Jody L., J. R. Sanders, dan B. R. Worthen. (2004). Program Evaluation:
Alternative Approaches and Practical Guidelines. Boston: Pearson
Education.
Guba, Egon G. (1987). Menuju Metodologi Inkuiri Naturalistik dalam Evaluasi
Pendidikan, terjemahan S. Zanti Arbi. Jakarta: Djambatan.
Jarvis, Peter. (1990). Adult and Continuing Education Theory and Practice. New
York: Nichols Publishing Company.
Jones, David. (1988). Adult Education and Cultural Development, London:
Guilford and King’s Lym.
Knowles, Malcom S. (1980). The Modern Practice of Adult Education: From
Pedagogy to Andragogy. Chicago: Follet Publishing Company.
Merriam, Sharan B., dan Phyllis M. Cunningham. (1989). Handbook of Adult and
Continuing Education. Washington, D.C.: American Assosiation for
Adult and Continuing Education.
Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif,
terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press.
Stake, Robert E. (1983). “Program Evaluation, Particulary Responsive Evaluation.”
dalam Madaus, Scriven dan Stufflebeam (eds.), Evaluation Models.
Massachusetts: Kluwer Academic Publisher.
Stufflebeam, Daniel L., dan Antony J. Shienkfield. (2007). Systemati Evaluation.
Boston: Kluwer-Nijhoff Publihing.
104
Ota, Carrie, Cynthia F. DiCarlo, Diane C. Burts, Robert Laird, dan Cheri Gioe.
(2006). “Training and the Needs of Adult Learners,” Journal of
Extension. Vol. 44(6).

More Related Content

Similar to 2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf

Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptxEvaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
AnakNakal9
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Mank Win
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
 
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSP
Anan Nur
 
Asemen dalam pembelajaran sains sd
Asemen dalam pembelajaran sains sdAsemen dalam pembelajaran sains sd
Asemen dalam pembelajaran sains sd
arif08
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
 

Similar to 2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf (20)

Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptxEvaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Klasikal.pptx
 
52-50-2-PB.pdf
52-50-2-PB.pdf52-50-2-PB.pdf
52-50-2-PB.pdf
 
Penilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktspPenilaian pembelajaran ktsp
Penilaian pembelajaran ktsp
 
M3 KB3
M3 KB3M3 KB3
M3 KB3
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
 
Proposal disertasi
Proposal disertasiProposal disertasi
Proposal disertasi
 
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
 
Mengenal Asesmen
Mengenal AsesmenMengenal Asesmen
Mengenal Asesmen
 
HASTINI
HASTINIHASTINI
HASTINI
 
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnyaPengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
Pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya
 
Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontes
 
Supervisi 2
Supervisi 2Supervisi 2
Supervisi 2
 
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi PendidikanResensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSP
 
Evaluasiprogrampengajaran
EvaluasiprogrampengajaranEvaluasiprogrampengajaran
Evaluasiprogrampengajaran
 
Asemen dalam pembelajaran sains sd
Asemen dalam pembelajaran sains sdAsemen dalam pembelajaran sains sd
Asemen dalam pembelajaran sains sd
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

2724-Article Text-3987-1-10-20170722.pdf

  • 1. Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104 94 THE APPLICATION OF ANDRAGOGICAL PRINCIPLES IN EDUCATION AND TRAINING: EVALUATION THROUGH STAKE’S RESPONSIVE MODEL Mansur Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Maluku Jl. Tihu Wailela, Rumah Tiga, Ambon, Maluku mansur_arsyad@yahoo.com ABSTRACT The aim of this research is to obtain an objective and comprehensive pictures about the results of applying the andragogical principles in the implementation of education and training. This research used evaluation research method with Stake’s Responsive Evaluation Model. The subject of this research is the training participants, training committees, facilitators, teacher trainers, and the training program supervisor. The data were collected through interview techniques, focus group discussion, observation, questionnaire, and document study. The results of this research showed that some of the component has met the criteria in the implementation of the program, but most of the component and other training aspects require further development. The fundamental weaknesses of the training implementations were inadequate understanding of the conceptual of the facilitator’s to the adult learning principles. This implications for the whole training process and results achieved. However, the summary comes up to a conclusion that the implementation training at Educational Quality Assurance Institution of Maluku Province still need improvement, especially the aspect of application of adult learning principles. Keywords: andragogical principles, Stake’s responsive evaluation model
  • 2. Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104 95 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ANDRAGOGI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN: EVALUASI DENGAN STAKE’S RESPONSIVE MODEL Mansur Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Maluku Jl. Tihu Wailela, Rumah Tiga, Ambon, Maluku mansur_arsyad@yahoo.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran objektif dan menyeluruh tentang hasil penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan menggunakan metode evaluasi dengan model evaluasi responsive Stake pada para peserta diklat, panitia dan fasilitator, widyaiswara, penanggung jawab program diklat. Pengumpulan data dilaksanakan melalui teknik wawancara, diskusi terfokus, observasi, kuesioner, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan diklat sebagian komponen telah sesuai dengan kriteria namun sebagian besar komponen dan aspek diklat lainnya memerlukan pengembangan lebih lanjut. Kelemahan mendasar dari penyelenggaraan diklat adalah pemahaman yang tidak memadai bagi para fasilitator terhadap prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa yang berimplikasi terhadap keseluruhan proses dan hasil diklat. Implikasinya adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di LPMP Maluku masih memerlukan perbaikan terutama ditinjau dari aspek penerapan prinsip-prinsip andragogi. Kata kunci: prinsip-prinsip andragogi, model evaluasi responsif Stake PENDAHULUAN Salah satu aspek penting dalam program pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi). Padahal secara esensial prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa seharusnya melekat dalam setiap aktifitas pendidikan orang dewasa yang bersifat formal. Untuk itu situasi pembelajaran dimana faktor-faktor yang bersifat “kebetulan” dan tidak efisien harus dapat diminimalisir. Merriam dan Cunningham (1989: 18) dan Knowles (1980: 54) bahwa dalam pembelajaran orang dewasa, kerangka dari bahan pembelajaran harus disusun secara sekuen yang orientasinya bukan pada mata pelajaran, melainkan pada masalah. Orientasi tersebut menurut Jarvis (1990: 126) berimplikasi kepada peran dan tanggung jawab fasilitator dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan konteks dan aktifitas pembelajaran Darkenwald dan Knox (1984: 20) serta Brookfield (1989: 59). Dengan demikian, pemahaman konsep dan implementasi yang benar tentang prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa yang disinergikan dengan instrumen-instrumen
  • 3. Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 95-104 96 diklat lainnya diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran dan tujuan diklat Pada kenyataannya, pelaksanaan diklat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai unit pelaksana teknis kementerian pendidikan di daerah belum diikuti dengan mekanisme kontrol dalam bentuk evaluasi formal. Aspek yang spesifik seperti penerapan prinsip-prinsip andragogi belum menjadi perhatian baik oleh kementerian pendidikan maupun oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Maluku. METODOLOGI PENELITIAN Subjek penelitian adalah penyelenggara program diklat, fasilitator dan peserta diklat, termasuk alumni peserta diklat yang dikembangkan dalam paradigma kualitatif dengan menggunakan model evaluasi Responsive Evaluation Model atau model evaluasi Stake. Model Responsive menurut Stake (1983: 292), Guba (1987: 60), Fitzpatrick, Sanders dan Worthen (2004: 136), Stufflebeam dan Shinkfield (2007: 212-213), dan Blondly (2007:13-20) lebih menekankan kepada pendekatan proses dengan pendekatan yang berpusat pada klien (client- centered), dan berorientasi secara langsung pada kegiatan-kegiatan progam. Gambaran makro penelitian mencakup data kuantitatif yang yang dikumpulkan melalui kuesioner kepada dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang mengikuti diklat yang difasilitasi oleh LPMP berjumlah 120 orang dan kelompok kedua yaitu peserta diklat yang mengikuti kegiatan diklat yang dilaksanakan di LPMP berjumlah 180 orang. Sedangkan untuk data kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif dan kajian dokumen program. Analisis untuk data kualitatif menggunakan Model Miles dan Huberman dengan fokus evaluasi adalah perencanaan diklat, bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran yang ditinjau dari penerapan prinsip-prinsip andragogi (Miles dan Huberman, 1992: 75-76) . Sedangkan untuk data kuantitatif analisisnya menggunakan statistik deskriptif yaitu persentase dari jawaban responden berdasarkan kategori yang ditetapkan dengan kriteria yang digunakan adalah minimal 75 persen peserta menyatakan puas untuk setiap aspek yang dievaluasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi pada tahap perencanaan diklat menunjukkan bahwa aspek perencanaan program diklat masih memiliki kelemahan. Akar permasalahannya adalah program diklat yang ada di lembaga penjaminan mutu pendidikan masih bersifat top-down model. Analisis perencanaan program diklat yang dilaksanakan di LPMP adalah sebagaimana dituangkan pada tabel berikut:
  • 4.
  • 5. 98 Tabel 1 memaparkan permasalahan perencanaan program diklat di LPMP baik secara teknis yaitu rekrutmen peserta diklat maupun secara substantif yaitu terkait dengan analisis kebutuhan diklat. Analisis rencana pelatihan seperti dipaparkan pada tabel 1 secara makro dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta, seperti ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini: Gambar 1. Grafik Hasil Analisis Perencanaan Program Diklat Berdasarkan Orientasi Belajar Peserta Gambar 1 menunjukkan peserta cukup apresiatif terhadap program diklat khususnya yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan. Namun sebaliknya, persentase kesesuaian program diklat dengan kemampuan belajar peserta cukup jauh dibawah kriteria. Artinya ada kesulitan bagi peserta untuk menyesuaikan tingkat kemampuan mereka dengan program pelatihan. Dengan demikian patut menjadi catatan bagi pengelola diklat dan khususnya bagi fasilitator bahwa meskipun program diklat sudah sesuai dengan harapan peserta namun secara substantif masih perlu dikaji baik dari sisi materi maupun pengembangannya dalam proses pembelajaran. Komponen berikutnya adalah pelaksanaan program diklat yang meliputi kesiapan materi pembelajaran, kemampuan fasilitator serta sikap dan prilaku Rasio Kepuasan Peserta: 1,83% 71,00% 27,17%
  • 6. Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104 99 mereka dalam memfasilitasi pembelajaran. Berikut ini adalah analisis terhadap bahan ajar/materi diklat yang didasarkan pada jawaban responden/alumni peserta diklat yang ditunjukkan pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Apresiasi Peserta terhadap Kesiapan dan Kesesuaian Bahan Ajar Diklat Gambar 2 bagian batang yang berada pada garis absis 0 persen ke atas menunjukkan proporsi peserta yang secara pasti memberikan apresiasi positif terhadap kualitas bahan ajar diklat. Sementara bagian batang yang berada di bawah garis absis 0 persen menggambarkan proporsi peserta atau responden yang ragu-ragu atau memiliki persepsi negatif terhadap kualitas bahan ajar diklat. Secara keseluruhan, kesesuaian atau kesiapan bahan ajar diklat belum mencapai kriteria yang ditetapkan. Namun demikian ada 2 (dua) aspek yang terpenuhi yaitu akses peserta terhadap semua bahan ajar dan kesesuaian bahan ajar dengan materi yang disampaikan oleh fasilitator. Kedua aspek tersebut masing-masing mencapai persentase 80,83 persen dan 82,50 persen. Artinya sebagian besar peserta tidak mempermasalahkan akses mereka terhadap seluruh bahan ajar diklat. Rasio Kepuasan Peserta: 68,21% 28,57% 0,68%
  • 7. 100 Rasio tingkat kepuasan peserta: Demikian juga mengenai kesesuaian bahan ajar dengan materi yang diberikan oleh fasilitator 82,50 persen dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan peserta, fasilitator cukup konsisten terhadap bahan ajar dan materi yang disajikannya. Gambar 2 juga menunjukkan bahwa kesesuaian cakupan bahan ajar dengan harapan peserta adalah yang paling rendah 52,50 persen. Cakupan yang dimaksud adalah kedalaman dan keluasan materi. Pertanyaan mengenai aspek ini bermaksud untuk mengungkap penilaian peserta apakah keluasan dan kedalaman materi diklat cukup memadai dibandingkan dengan apa yang mereka harapkan dari materi tersebut. Kesiapan dan kesesuaian bahan ajar berdasarkan hasil analisis materi diklat ditinjau dari prinsip andragogi. Selain materi atau bahan ajar diklat, suasana pembelajaran juga berkontribusi dalam proses pembelajaran orang dewasa. Secara umum, apresiasi peserta terhadap suasana pembelajaran di LPMP dapat dilihat pada gambar 3 di bawah Gambar 3. Apresiasi Peserta terhadap Suasana Pembelajaran Diklat Gambar 3 secara umum menunjukkan tingkat kepuasan peserta terhadap suasana pembelajaran pada 71,25 persen meskipun belum memenuhi kriteria. Aspek yang mendapatkan apresiasi tertinggi yaitu kesamaan perlakuan/ perhatian yang diberikan oleh fasilitator dengan persentase mencapai 83,33 persen. Sementara aspek yang mendapatkan penilaian yang paling rendah adalah pendekatan interaktif dengan persentase jawaban 60,00 persen. Artinya masih cukup banyak peserta diklat yang menilai fasilitator belum berhasil mengembangkan pendekatan interaktif dalam proses pembelajaran. 3,33% 25,42% 71,25%
  • 8. Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104 101 Tabel 3. Profil Keterpenuhan Kriteria untuk Aspek Kemampuan Fasilitator Diklat No. Aspek Standar yang Digunakan Standar Dinaikkan Terpenuhi Terpenuhi Ya Tidak Ya Tidak 1 Penguasaan materi pembelajaran √ √ 2 Penerapan metode pembelajaran √ √ 3 Sistematika penyajian √ √ 4 Kemampuan merespon pertanyaan peserta √ √ 5 Penggunaan alat/media pembelajaran √ √ 6 Penggunaan bahasa √ √ Tabel 3 menunjukkan bahwa jika menggunakan standar yang ditetapkan LPMP selama ini yaitu kategori “cukup puas” maka seluruh kriteria terpenuhi kecuali pemberian motivasi kepada peserta. Artinya hanya satu kriteria yang tidak terpenuhi .Dengan demikian LPMP Maluku untuk meningkatkan kualitas layanan pelaksanaan diklat perlu mengembangkan program khusus pengembangan kapasitas fasilitator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen perencanaan diklat masih menunjukkan beberapa kelemahan. Padahal komponen ini seharusnya diposisikan secara strategis dalam pembelajaran orang dewasa. Komponen perencanaan tersebut berkaitan dengan kesiapan belajar peserta, relevansi program diklat dengan kebutuhan belajar mereka, dan ekspektasi peserta terhadap program diklat yang diikutinya. Semua hal tersebut merupakan aspek yang sangat menentukan proses dan hasil diklat. Teori-teori tentang pembelajaran orang dewasa sangat menekankan mengenai kesiapan belajar dan pengalaman sebagai basis untuk mengembangkan pengetahuan melalui proses belajar. Tujuan pendidikan pendidikan orang dewasa sebagaimana ditekankan Knowles (1980: 19) bertumpu pada dua prinsip pokok yaitu: 1) orang yang belajar pada dasarnya sedang mengambil arah untuk bagaimana menjadi orang yang lebih baik, 2) mereka yang belajar juga ingin mengetahui bagaimana pengetahuan mereka bisa mendatangkan manfaat. Konsep itulah yang menjadi pijakan pemikiran tentang pentingnya merancang program diklat yang berbasis pada kebutuhan peserta. Hasil penelitian Ota dkk. (2006) melaporkan bahwa konsistensi penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam diklat membuat peserta dapat menjaga dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam lingkungan kerja mereka. Kedua, kesiapan dan kesesuaian bahan ajar. Tantangan yang dihadapi oleh fasilitator dalam pembelajaran orang dewasa, khususnya terkait dengan bahan ajar ini memang cukup unik. Disatu sisi, bahan ajar dituntut untuk tidak teroretis (mudah dimengerti) namun disisi lain juga menekankan paparan bahan ajar yang logis dan tidak “asal-asalan”. Hal itulah yang menuntut kepekaan dari
  • 9. 102 fasilitator atau penulis bahan ajar untuk mengemas bahan ajar yang memiliki tingkat ketercernaan yang tinggi, logis dan praktis. Ketiga, pelaksanaan proses pembelajaran Keberadaan fasilitator sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa sehingga dituntut tidak hanya penguasaan terhadap materi sajian namun juga segenap pemahamannya serta pengalamannya tentang pembelajaran orang dewasa. Meskipun asumsi awalnya adalah fasilitator memiliki sejumlah bekal pengetahuan dan pengalaman yang diharapkan lebih dari warga belajar namun hal itu tidaklah cukup untuk membuat peserta untuk berperilaku belajar dalam kelas melainkan sikap fasilitator sangatlah penting. Oleh karenanya, pengelola program diklat dan terutama fasilitator sangat perlu memahami bahwa dalam proses pembelajaran bagi orang dewasa, ketiga aspek tersebut dapat diibaratkan sebagai segitiga pembelajaran yaitu, kemampuan menfasilitasi, suasana pembelajaran dan sikap/perilaku fasilitator. Ketiganya bisa saling menopang namun ketika salah satunya gagal maka yang lainnya secara langsung akan terkena dampaknya. Perencanaan yang matang ditambah dengan penguasaan materi yang baik tidak mutlak bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan fasilitator. Maka dalam pembelajaran orang dewasa, penting untuk senantiasa menjaga irama dan suasana pembelajaran. Esensi dari proses andragogi menurut Jones (1988: 161) salah satunya adalah continuous negotiation. Dengan demikian seorang fasilitator selayaknya menempatkan peserta sebagai partner belajar seraya menghindari sikap ngotot, sehingga dengan model negosiasi yang terus menerus. Oleh karenanya, fasilitator harus memiliki pemahaman yang kuat bahwa setiap orang dewasa yang menghadiri suatu kegiatan diklat, masing-masing memiliki kecenderungan dan harapan yang berbeda-beda. Makin tinggi harapan peserta, makin sukar fasilitator untuk memenuhi harapan tersebut. Dengan model negosiasi, fasilitator dapat mengetahui apa saja harapan peserta dan bagaimana dapat mewujudkannya secara proporsional melalui program diklat yang diikutinya. SIMPULAN Penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan menunjukkan ketercapaian kriteria pada beberapa aspek namun sebagian besar komponen dan aspek diklat lainnya memerlukan pengembangan lebih lanjut. Rancangan program diklat yang masih bersifat top-down model tidak memberikan ruang partisipasi bagi stakeholder yang justru sangat ditekankan dalam pinsip-prinsip andragogi. Permasalahan lainnya adalah masih rendahnya pemahaman pengelola diklat khususnya fasilitator terhadap konsep pembelajaran orang dewasa yang berdampak terhadap perencanaan dan penyelenggaraan program dikat secara keseluruhan.
  • 10. Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Maret 2013, 94-104 103 DAFTAR PUSTAKA Blondy, Laurie C. (2007). “Evaluation and Application of Andragogical Assumptions to the Adult Online Learning Environment.” Journal of Interactive Online Learning. Vol. 6(2). Brookfiled, Stephen D. (1989). “Facilitating Adult Lerning.” Handbook of Adult and Continuing Education. Washington, D.C.: American Assosiation for Adult and Continuing Education. Darkenwald, Gordon G., dan Alan B. Knox. (1984). Meeting Educational Needs of Young Adults. San Fransisco: Jossey-Bass. Fitzpatrick, Jody L., J. R. Sanders, dan B. R. Worthen. (2004). Program Evaluation: Alternative Approaches and Practical Guidelines. Boston: Pearson Education. Guba, Egon G. (1987). Menuju Metodologi Inkuiri Naturalistik dalam Evaluasi Pendidikan, terjemahan S. Zanti Arbi. Jakarta: Djambatan. Jarvis, Peter. (1990). Adult and Continuing Education Theory and Practice. New York: Nichols Publishing Company. Jones, David. (1988). Adult Education and Cultural Development, London: Guilford and King’s Lym. Knowles, Malcom S. (1980). The Modern Practice of Adult Education: From Pedagogy to Andragogy. Chicago: Follet Publishing Company. Merriam, Sharan B., dan Phyllis M. Cunningham. (1989). Handbook of Adult and Continuing Education. Washington, D.C.: American Assosiation for Adult and Continuing Education. Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif, terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press. Stake, Robert E. (1983). “Program Evaluation, Particulary Responsive Evaluation.” dalam Madaus, Scriven dan Stufflebeam (eds.), Evaluation Models. Massachusetts: Kluwer Academic Publisher. Stufflebeam, Daniel L., dan Antony J. Shienkfield. (2007). Systemati Evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publihing.
  • 11. 104 Ota, Carrie, Cynthia F. DiCarlo, Diane C. Burts, Robert Laird, dan Cheri Gioe. (2006). “Training and the Needs of Adult Learners,” Journal of Extension. Vol. 44(6).