1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar,
yaitu mutu pendidikan yang rendah dan sistem pembelajaran di sekolah yang
kurang memadai. Dua hal tersebut sangat bertentangan dengan tuntutan era
globalisasi yang ditandai dengan AFTA 2003 dan yang lebih khusus adalah
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru yang
menuntut pendidikan agar memiliki pendidikan yang tanggap terhadap situasi
persaingan global dan memiliki pendidikan untuk dapat membentuk pribadi yang
mampu belajar seumur hidup.
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari berbagai
subsistem yang sinergis dalam poses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Subsistem yang erat kaitannya dengan proses pendidikan adalah
aktifitas yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah mengajar, mendidik dan
melatih. Keberhasilan pendidikan sudah barang tentu harus dilandasi oleh
keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaan dapat dikatakan berhasil
apabila siswa sebagai peserta didik dapat menguasai materi ajar yang sudah
ditargetkan. Demikian halnya dengan apa yang terjadi di SD Negeri 2 Taripa yang
beralamat di Desa. Taripa Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso yang
mempunyai 6 orang guru kelas dan 2 orang guru mata pelajaran. .Pada standar
proses terutama pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran masih belum
maksimal. RPP (Rencana pelaksanaan Pembelajaran) adalah hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembelajaran karena tanpa rencana yang baik maka
mustahil akan dihasilkan keluaran ( output ) yang baik.
Rendahnya Hasil siswa ini terutama pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan
Alam dialami pula oleh siswa dan siswi SDN 2 Taripa Kecamatan Pamona Timur
Kabupaten Poso setiap ulangan harian yang telah dilaksanakan hanya sekitar 20
s/d 30 % saja siswa yang mendapat nilai diatas 60 ( ini sesuai dengan Standar
Keberhasilan Belajar Minimal yang ditetapkan di SDN 2 Taripa dengan demikian
2. 2
ini menunjukan bahwa 70 % s/d 80 % saja siswa yang mengalami belajar yang
belum tuntas atau masih dibawah nilai 60. Belajar dikatakan tuntas dalam
Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) bila siswa telah mencapai Aktifitas hasil
Belajar atau nilai dengan skor ≥ 65 sedangkan berdasarkan aspek ketuntasan
belajar secara klasikal ketuntasan belajar tercapai yaitu ≥ 85 % memperoleh skor
≥ 65 dari skor total dengan demikian jika dilihat dari ketuntasan belajarpun
hasilnya masih rendah.
Alasan yang melatarbelakangi rendahnya nilai Ilmu pengetahuan
Alam di SDN 2 Taripa Kecamatan Pamona Timur adalah :
1. Belajar siswa belum bermakna ( Meaningfull Learning )
2. Siswa masih belajar menghapal ( Rote Learning )
3. Siswa masih takut bertanya karena guru lebih dominan menggunakan
Metoda ceramah
Berdasarkan masalah inilah kemudian dilakukan penelitian tindakan
sekolah ( PTS )
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah pada bagian pendahuluan diatas maka
perumusan masalah nya adalah :
1. Apakah Observasi Kelas Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 2 Taripa
Kecamatan Pamona Timur
2. Bagaimana Observasi Kelas Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 2 Taripa
3. Sejauhmana Observasi Kelas Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 2 Taripa
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian tindakan ini
adalah sebagai berikut :
3. 3
1. Mengetahui Apakah Observasi Kelas Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 2
Taripa
2. Mengetahui Bagaimana Observasi Kelas Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 2
Taripa
3. Mengetahui Sejauhmana Observasi Kelas Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 2
Taripa?
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
berbagai pihak, bagi Sekolah kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan
masukan dan menjadi bahan pertimbangan Sekolah untuk memperbaiki dan
mengembangkan pelaksanaan pembelajaran di dalam manajemen Sekolah. Bagi
penulis, diharapkan dengan melakukan penelitian ini dapat mengetahui
perbandingan Tugas Fungsi Kepala Sekolah dengan kenyataan dan praktik yang
terjadi di Sekolah, serta untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan.
Manfaat hasil penelitian ini akan memberikan manfaat untuk
peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran , bagi perorangan dan institusi
dibawah ini :
Bagi Siswa :
Aktivitas belajar siswa lebih meningkat
Hasil belajar siswa meningkat
Bagi Guru :
Membuka wawasan baru dan mengetahui strategi pembuatan RPP (
rencana pelaksanaan pembelajaran )
Menumbuhkan budaya perencanaan dengan pembuatan RPP ( rencana
pelaksanaan pembelajaran )
4. 4
Bagi Kepala Sekolah :
Dengan Observasi Kelas akan Menambah wawasan pengetahuan bagi
Kepala Sekolah dan guru dalam pembuatan RPP ( rencana pelaksanaan
pembelajaran ) dan signifikan terhadap peningkatan Hasil belajar siswa
Bagi Sekolah :
Dengan penelitian secara berkesinambungan akan diperoleh manfaat
sebagai Inovasi pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di
Sekolah .
5. 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Yang Relevan.
1. Observasi Kelas.
SDN 2 Taripa dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
masih mengunakan RPP yang di copy paste dari produk yang sudah ada, ini
karena latar belakang pendidikan,dan kurangnya diklat atau pelatihan tentang hal
itu. Observasi Kelas yang dilakukan kepala sekolah/ antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan
pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan
naluri kewirausahaan
2. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang
pengembangan di sekolah/ atau mata pelajaran di sekolah/
berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar,
dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
3. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan
berbagai potensi siswa.
4. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/
bimbingan (di kelas, /atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi
siswa.
5. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
6. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.
Kompetensi Observasi Kelas intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran Observasi Kelas adalah guru
6. 6
dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam
proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian
tindakan kelas. Oleh karena itu, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi Observasi Kelas yang meliputi (1) Memahami konsep Observasi
Kelas; (2) membuat rencana program Observasi Kelas; (3) menerapkan teknik-
teknik Observasi Kelas; (4) menerapkan supervisi klinis; (5) Melaksanakan tindak
lanjut Observasi Kelas.
Maka dengan Observasi Kelas ini dapat membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran Observasi Kelas adalah guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam
proses pembelajaran, terutama Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar siswa akan diperoleh apabila kegiatan proses belajar
mengajar telah berakhir. Menurut Dimyati (1993:3), menyatakan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru tidak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar.
Sedangkan menurut Alhamdi (1994:35), bahwa hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam suatu usaha. Dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan
prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes atau
evaluasi. Untuk memperoleh hasil yang baik, harus ada upaya belajar dan
kemauan keras bagi siswa, sedangkan bagi guru harus ada upaya untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan efektif.
B. Penyelesaian Masalah
Rencana pemecahan masalah ini akan dilakukan dengan Observasi Kelas
berkesinambungan dengan membandingkan rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan pelaksanaan pembelajaran.
7. 7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Taripa Kecamatan Pamona Timur
Kabupaten Poso. dilaksanakan selama 1 bulan terhitung dari minggu ke 2 bulan
oktober sampai dengan minggu ke 2 Bulan November 2018. Subjek penelitian
dari penelitian ini adalah guru SDN 2 Taripa berkolaborasi dengan kepala
Sekolah dan Pengawas.
B. Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) ,
ada pun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian PTS menggunakan
model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Model Kurt Lewin seperti
disebutkan dalam Dikdasmen ( h.18,2003 ) bahwa tahap tahap tersebut atau biasa
disebut siklus ( Putaran ) terdiri dari empat komponen yang meliputi :
1. Perencanaan ( Planning )
2. Aksi / tindakan ( Acting )
3. Observasi ( Observing )
4. Refleksi ( Reflecting)
C. Teknik Pengumpulan data
1. Data
Sumber data penelitian ini adalah guru , sedangkan jenis data yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif
yang meliputi :
Data Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan hasil Siswa
setelah siklus I , II
Hasil observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran
2. Teknik Pengumpulan data
Data dikumpulkan melalui observasi, catatan harian, tes
kemampuan
8. 8
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas Guru selama
pembelajaran berlangsung. Didalam observasi diantaranya akan melihat
peningkatan proses pembelajaran yang meliputi : peningkatan frekuensi
dan atau kualitas pertanyaan siswa kepada guru maupun sesama temannya
selama interaksi belajar mengajar, adanya peningkatan kerjasama dalam
melaksanakan tugas, keberanian siswa dalam memberikan jawaban
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Dalam peningkatan Aktifitas hasil Belajar siswa guru mengamati :
perasaan keingintahuan, perasaan puas dan tidak puas, peningkatan
jumlah, jenis dan atau mutu produk belajar yang dihasilkan siswa.
Membandingkan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari guru
tersebut.
4. Data Tes Kemampuan
Data ini merupakan data kuantitatif, yang diambil setiap siklus. Tes
formatif diberikan setiap berakhirnya siklus, hal ini supaya setiap
berakhirnya pelaksanaan siklus dapat diketahui kemajuan dan
perkembangan yang didapat oleh siswa dengan Penggunaan Observasi
Kelas .dan hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan, pertimbangan, bahan
refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan siklus berikutnya.
D. Teknik Analisis Data
1. Data Observasi.
Data ini diambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai orang yang terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan dan dibantu
oleh partner sebagai observer . Adapun kegiatan siswa yang diamati setiap
lima menit sekali dengan tanda checklist , diolah dengan menggunakan
rumus :
𝐴
𝐵
X 100 %
9. 9
Dimana : A adalah Frekuensi aktivitas yang teramati
B adalah frekuensi semua aktivitas pada lembar observasi.
2. Data Jurnal Harian
Menyimpulkan kejadian selama penelitian berlangsung.
3. Data Tes Kemampuan
Menentukan nilai dengan pemberian nilai skala 100
Instrumen Observasi Kelas
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
PMPTK Kemendiknas (2010) Penelitian Tindakan Sekolah , materi pelatihan
penguatan kepala sekolah .Jakarta, Direkorat Jendral Pendidikan Dasar
Dan Menengah,Direktorat Tenaga Kependidikan.
PMPTK Kemendiknas (2010) Manajemen Berbasis Sekolah , materi pelatihan
penguatan kepala sekolah .Jakarta, Direkorat Jendral Pendidikan Dasar
Dan Menengah,Direktorat Tenaga Kependidikan.
PMPTK Kemendiknas (2010) Observasi Kelas , materi pelatihan penguatan
kepala sekolah .Jakarta, Direkorat Jendral Pendidikan Dasar Dan
Menengah,Direktorat Tenaga Kependidikan.
PMPTK Kemendiknas (2010) Kepemimpinan Pembelajaran , materi pelatihan
penguatan kepala sekolah .Jakarta, Direkorat Jendral Pendidikan Dasar
Dan Menengah,Direktorat Tenaga Kependidikan.
PMPTK Kemendiknas (2010) Evaluasi Diri sekolah , materi pelatihan penguatan
kepala sekolah .Jakarta, Direkorat Jendral Pendidikan Dasar Dan
Menengah,Direktorat Tenaga Kependidikan.
PMPTK Kemendiknas (2010) Kewirausahaan , materi pelatihan penguatan kepala
sekolah .Jakarta, Direkorat Jendral Pendidikan Dasar Dan
Menengah,Direktorat Tenaga Kependidikan.