SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
Download to read offline
PATOFISIOLOGI
GANGGUAN SISTEM
GASTROINTESTINAL
(PEPTIC ULCER)
APT. RASTRIA MEILANDA, S.FARM., M.SC
TOPIK
• Gangguan Esofagus
• Gangguan Lambung dan Duodenum
• Gangguan Usus Halus
• Gangguan Usus Besar
• Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas
• Infeksi Mikroorganisme terhadap Ganggguan Gastrointestinal
• Mual dan Muntah
ESOFAGUS
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Organ silindris berongga, panjang 25 cm, diameter 2 cm
• Letak :
* Posterior dari jantung dan trakea
* Anterior dari vertebra
* Dari hipofaring sampai kardia lambung
• Histologi :
* Dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis, tanpa lapisan tanduk
* Tersusun atas otot lurik dan otot polos
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Fungsi :
1.Transportasi makanan dari kavum oris ke
lambung
2. Pencegahan aliran balik (refluks isi)
lambung
• Inervasi : nervus vagus
• Pembagian: cranial, corpus, caudal
KELAINAN ANATOMI
Atresia dan Fistula Esofagus:
Pada bayi baru lahir
Tidak terbentuknya lumen
esophagus, kadang disertai fistula
transesofageal
KELAINAN ANATOMI
Stenosis Esofagus
Pada dewasa
Disfagia progresif awal pada makanan padat, kemudian pada semua jenis
makanan
Penyempitan pada esophagus bagian bawah, biasanya akibat penyakit inflamasi
kronik seperti GERD
DD/ Striktur : penyempitan lumen akibat kontraksi otot polos seperti akalasia
Penyakit Divertikulum
Kantung yang menonjol pada dinding GI Tract à mendorong dinding mukosa
melewati otot yang ada di sekitarnya
KELAINAN ANATOMI
Hiatal Hernia
• Tipe hernia dimana bagian atas lambung bergeser ke atas dan berada di cavum
thoraks melalui hiatus esophageal akibat robeknya atau lemahnya diafragma
• Penyebab : obesitas
Mallory Weiss Syndrome
´ Perdarahan akibat laserasi pada mukosa yang terletak pada penghubung
lambung dan esophagus
´ Penyebab : muntah hebat akibat alkoholisme, atau bulimia (tekanan
transmural meningkat pada hernia hiatal)
´ Tanda: hematemesis dengan nyeri
PROSES MENELAN
• Terdiri atas:
1. Fase oral (volunteer) : makanan terdorong ke faring à reseptor sensorik orofaring
2. Fase involunteer (medulla oblongata dan pons):
a. Fase faringeal
b. Fase esophageal, terjadi refleks:
Penutupan nasofaring oleh palatum mole
Penutupan laring oleh epiglottis
Kedua pita suara merapat, apnea singkat
• Esofagus:
Gelombang peristaltic primer
(bagian reflex menelan, dimulai dari UES)
Gelombang peristaltic sekunder
(karena distensi esofagus)
GANGGUAN MENELAN: DISFAGIA
• Sensasi subyektif makanan tersumbat ketika melintas dari mulut ke lambung (DD/ odinofagia= nyeri saat
menelan)
• Tipe:
1. Disfagia mekanis : Penyempitan intrinsic atau kompresi esophagus
2. Disfagia motoric : Kelainan otot lurik atau otot polos esophagus
• Kelainan otot lurik :
• Disfagia local pada leher & tenggorok, regurgitasi nasal, aspirasi trakeobronkial, disfonia, disartria
• Contoh: Paralisis bulbaris (LMN) (CVA, poliomyelitis) dan Miastenia Gravis
• Kelainan otot polos:
• Rasa tersumbat pada esophagus daerah dada
• Penyebab : akalasia primer, skleroderma
AKALASIA PRIMER
• Kelainan pada sfingter esophagus bagian bawah (LES) dan otot polos korpus esophagus (“FAILURE TO
RELAX”), * jadi makanan tidak bisa masuk ke dlaam lambung.
• Tanda:
1. Tidak ada peristaltic pada korpus esophagus
2. Peningkatan tonus istirahat LES
3. Tidak ada relaksasi atau relaksasi parsial LES pada saat menelan
• Penyebab : gangguan innervasi intramural esophagus (degenerasi, infeksi Toxoplasma) à gg.otot polos
• Barium meal : dilatasi korpus esophagus, penyempitan ujung bawah esophagus menyerupai pita
• DD/ scleroderma : tidak adanya aktivitas kontraksi otot polos esophagus, tidak adanya tonus istirahat LES
PENYAKIT REFLUKS ESOFAGUS
• Produk pencernaan lambung mengalami refluks ke esophagus à tidak enak di substernal (heart burn)
• Mekanisme:
1. Tonus Basal LES lemah
2. Respon LES tidak adekuat terhadap peningkatan tekanan intraabdomen
3. Episode relaksasi LES yang sepintas
4. Pengisian lambunng yang berlebih
5. Keterlambatan pengosongan lambung
6. Konsumsi makanan yang menurunkan tekanan LES (lemak, alcohol, kopi)
7. Hiatus hernia
8. Peningkatan tekanan intraabdominal (obesitas, hamil)
• Mengakibatkan refluk esophagitis à Barrett’s Esofagus
VARISES ESOFAGUS
• Meningkatnya tekanan pada plexus esophagus yang terjadi akibat
dilatasi vena di esophagus
• Biasanya terjadi pada pasien sirosis hepatis, dan sebagian kecil pasien
sirosis alkoholik
• Bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan yang massif (hematemesis
melena)
Barrett’s Esofagus
´ Perubahan lapisan mukosa esophagus distal dari epitel skuamosa
berlapis menjadi epitel kolumnar metaplasia yang mengandung sel
goblet
´ Biasanya terjadi pada pasien dengan GERD kronis
´ Merupakan factor resiko terjadinya adenocarcinoma esofagus
BARRETT’S ESOFAGUS
TUMOR ESOFAGUS
• Jinak
1. Leiomioma
2. Fibrovaskular polips or pedunculated lipomas
3. Squamous papillomas
4. Condiloma
5. Polip
• Ganas
1. Squamous Cell Carcinoma :
Karena lifestyle yang buruk (merokok & alcohol)
Jenis tumor ganas esophagus terbanyak
2.Adenokarsinoma : karena refluks asam lambung
ESOFAGITIS à CARCINOMA
VARISES ESOFAGUS
LAMBUNG
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Bagian : kardia, fundus, korpus, antrum, pylorus
• Innervasi :
Simpatik : turunkan motilitas
Parasimpatik (n.vagus):
Tingkatkan motilitas
Tingkatkan sekresi sel parietal,
sel chief dan sel G
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Fungsi lambung
1. Menyimpan, melarutkan, mencerna makanan
2. Mendorong makanan ke usus
3. Memecah ikatan peptide
• Struktur Lambung
1. Lapisan serosa
2. Lapisan Otot : longitudinal, sirkuler, oblik
3. Lapisan submukosa (pembuluh darah dan limfe)
4. Lapisan mukosa : dilapisi epitel, mensekresi mukus
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Getah Lambung dan sekresi endokrin lambung :
1. Pepsinogen, dihasilkan sel chief
2.Asam lambung (HCl ), dihasilkan sel-sel parietal
Fungsi:
a. Pepsinogen à pepsin (enzim pemecah protein)
b. Sterilkan makanan (pH )
c. Membantu agar makanan menjadi lebih mudah diserap dalam usus halus.
3. Mukus dihasilkan sel Goblet untuk proteksi mukosa lambung.
4. Gastrin dihasilkan oleh sel G, untuk meningkatkan sekresi HCl oleh sel parietal
5. Bikarbonat dihasilkan oleh sel epitel permukaan, untuk proteksi mukosa lambung
6. Somatostatin dihasilkan oleh sel D, untuk supresi sekresi asam
7. Enterochromaffin-like (ECL) cells: menghasilkan histamin
MOTILITAS LAMBUNG
• Distensi lambung dan peningkatan sekresi asam lambung -->
motilitas meningkat
• Kime asam, hyperosmolar, kaya protein – lemak à motilitas
menurun
KELAINAN KONGENITAL
• Stenosis pilorik
Hipertropi dan hyperplasia otot polos antrum lambung
difus sehingga menyempitkan lumen
• Hernia diafragmatika
Terdapatnya celah abnormal dinding diafragma
• Heterotopia Gaster
Kelainan ektopik jaringan gaster, dimana jaringan gaster
didapatkan pada organ lain di sistem gastrointestinal
PRODUKSI ASAM LAMBUNG
PRODUKSI ASAM LAMBUNG
Fase Sefalik (Fase Psikoneural)
Makanan dalam mulut, bau, penglihatan dan defisiensi glukosa dalam otak à rangsangan
Nervus Vagus à stimulasi :
a. Sel parietal untuk mensekresi HCl
b. Sel G pada antrum pilorus untuk mensekresi gastrin.
Fase Lokal (Fase Gastrik) Gastrin
Isi lambung kontak dengan antrum à rangsangan mekanik dan kimiawi à gastrin dilepaskan à
penurunan pH lambung
Fase Intestinal
Khimus meninggalkan lambung, terjadi mekanisme feedback (umpan balik), penghambatan
sekresi lambung oleh enterogastron
PERTAHANAN MUKOSA LAMBUNG
GASTRITIS
• Inflamasi pada mukosa gaster, termasuk dyspepsia organik
• DD/ Dispepsia (Fungsional – Organik; Ulkus – Dismotilitas – Nospesifik):
Peningkatan sensitivitas mukosa lambung, dismotilitas, konsumsi lemak, hormonal
• Ada 2 macam:
1. Gastritis Akut
2. Gastritis Kronis
GASTRITIS
• Etiologi:
1. Infeksi H.Pylori
2. Gangguan fungsi sistem imun (antibodi terhadap sel parietal)
3. Infeksi virus
4. Infeksi Jamur
5. NSAID
• Gastritis Akut : terjadi erosi pada mukosa gaster akibat proses inflamasi
akut
• Gastritis Kronis : inflamasi kronis pada mukosa gaster sehingga terjadi
atrofi mukosa dan metaplasia intestinal
GASTRITIS AKIBAT NSAID
dihambat
ULKUS PEPTIKUM
• Terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau dari jaringan
mukosa hingga lapisan otot saluran cerna yang berhubungan dengan asam / pepsin
• 2 macam:
1.Tukak lambung à faktor defensive <<
2.Tukak duodenum à faktor agresif >>
• Patofisiologi:
1. Faktor asam lambung
2. Gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensive (NSAID)
3. Infeksi H. Pylori
ULKUS PEPTIKUM
• PF Hipersekresi asam lambung:
1. Massa sel parietal yang lebih tinggi
2. Sekresi gastrin yang tinggi (karena diet protein tinggi, control umpan balik
terganggu)
3. Pengosongan lambung cepat : >> mudah ulkus duodeni
Sindroma Zollinger - Ellison
´ Trias:
1. Ulkus peptic berat
2. Hipersekresi asam lambung
3.Tumor sel pulau Langerhans (sel non-β) yang mensekresi gastrin
(gastrinoma)
USUS HALUS
ANATOMI, FISIOLOGI DAN
KELAINAN KONGENITAL
• Tempat utama pencernaan dan penyerapan makanan
• Terdiri dari duodenum, jejunum, ileum
• Kelainan kongenital:
1. Atresia atau stenosis
2. Divertikulum Meckel:
Terbentuknya kantung yang menonjol dari dinding usus halus akibat penurunan
motilitas usus dan peningkatan tekanan intralumen, serta defek kekuatan dinding
usus
3. Omphalocele :
Defek dinding abdomen yang melibatkan umbilical cord sehingga usus, hati,
dan organ lain berada di luar rongga abdomen (DD/ Gastroscisis)
HERNIA INGUINALIS
• Respon mukosa intestinal yang abnormal terhadap gluten
• Gluten akibatkan kerusakan mukosa lewat reaksi imunologi
Penyakit Celiac
´ Organ internal menonjol keluar melalui lubang abnormal pada dinding
rongga yang mengelilingi organ tersebut
´ Penyebab:
1. Indirek :kelemahan tepi fasia annulus inguinalis
2. Direk : kelemahan lantai fasia annulus inguinalis
3. Keduanya: kelemahan otot abdomen atau peningkatan tekanan
intraabdomen
HERNIA INGUINALIS
Indirek : melalui annulus inguinalis dan mengikuti funiculus spermaticus atau
lig.teres uteri
Direk : tidak melalui annulus interna, tapi melalui dinding inguinal posterior,
menonjol langsung melalui fasia transversalis kanalis (trigonum Hesselbach)
HERNIA INGUINALIS
1. Hernia Reponible : isi keluar masuk, namun kantung tetap
2. Hernia Ireponible : isi tidak dapat dimasukkan kembali,
missal karena perlekatan
3. Hernia Inkarserata : hernia ireponibel yang mengalami
obstruksi
4. Hernia Stranggulata : hernia yang terputus suplai darahnya
serta terjadi oklusi vena dan limfe
ILEUS PARALITIK
• Obstruksi intestinal fungsional, disertai penurunan atau hilangnya motilitas usus
• Etiologi : trauma, toksemia, peritonitis, kurangnya defisiensi elektrolit, pengaruh obat, thrombosis
atau emboli
• Gambaran klinis: distensi abdomen, distress, muntah, konstipasi berat
Ileus Obstruktif
´ Sumbatan parsial atau menyeluruh pada usus
´ Penyebab : adesi, hernia stranggulata, karsinoma, benda
asing
KOLON DAN PANKREAS
KELAINAN KONGENITAL
Penyakit Hirschprung
• = Megakolon Kongenital atau Megakolon Aganglionik Kongenital
• Tidak ada atau penurunan sel ganglion parasimpatik di dinding
kolorektal à tidak terjadinya relaksasi untuk perlintasan feses à
kegagalan peristaltic, gangguan propulsi isi usus (feses menumpuk)
à konstipasi, obstruksi kolon à dilatasi usus à oklusi pembuluh darah
& sistem limfatik à edema, iskemia, infark mukosa usus à menarik
cairan ke usus à feses cair, infeksi, sepsis
Malrotasi Usus
• Terjadi saat janin terbentuk dalam Rahim
• Usus tidak berputar pada sumbu arteri mesenterika superior
saat perkembangan janin à volvulus (puntiran terhadap
arteri mesenterika superior) à obstruksi, nekrosis
DIARE
• Peningkatan kandungan air pada feses, dan frekuensi defekasinya
• Penyebab :
1. Kelainan di usus halus (diare sekretorik, maldigesti, malabsorbsi)
2. Kelainan di usus besar (diare karena infeksi, IBS)
• Patofisiologi:
1. Sekretorik : sekresi air berlebihan, absorbs cairan berkurang di kolon
2. Eksudatif : pengaliran keluar protein serum, darah, mucus, pus dari lokasi inflamasi kolon
3. Osmotik : adanya solute yang tidak diabsorbsi dengan baik di kolon sehingga akan menarik
air ke dalam usus melalui efek osmotik
4. Malabsorbsi : tidak dapat diabsorbsinya bahan makanan yang ditandai oleh feses yang besar,
banyak, bau busuk, berminyak
5. Kelainan motilitas : terjadi karena adanya reflex untuk menaikkan motilitas usus untuk
mendorong keluar iritan
IRRITABLE BOWEL DISEASE
PENYAKIT CROHN
• = enteritis regional = colitis granulomatosa
• Inflamasi pada organ GI tract (kolon proksimal >>,
ileum terminalis <<)
• Penyebab: ? Gangguan imun
• Inflamasi progresif à nodus limfe membesar, sumbatan
aliran cairan limfe à edema, ulserasi mukosa, fusura,
abses, granuloma.
• Ulserasi :“Skipping lesions”, lesi tidak menyambung (DD/ colitis ulseratif)
• Bercak menonjol terdiri atas folikel limfe yang memadat dan menyatu (plak payeri)
• Membran akhirnya menebal dan terjadi stenosis dan memendek karena perlekatan
KOLITIS ULSERATIF
• Penyakit Inflamasi mengenai mukosa
kolon, kronis, bisa mengenai seluruh
kolon
• Terjadi edama dan ulkus à perforasi
kolon à peritonitis
• Etiologi : respon imun
• Inflamasai pada lapisan mukosa usus
besar à erosi kecil – kecil à menyatu
membentuk ulkus difus, perdarahan,
kongesti, inflamasi eksudatif, melepaskan
jaringan nekrosis à parut dan
penebalan à usus memendek
IRRITABLE BOWEL SYNDROME
• IBD merupakan penyakit radang (inflamasi) usus kronis pada dinding usus ditandai dengan
remisi ( waktu berkurangnya gejala penyakit) & kelembutan lebih dari beberapa tahun.
• Sindrom usus peka, kelainan fungsional usus dengan gejala defekasi dengan nyeri abdomen
• Kontraksi abnormal otot usus, yang disebabkan karena efek psikologis, seperti stress atau
kecemasan
• Peristalsis usus menjadi tidak terkoordinasi dan ireguler
• Penyebab:
1.Abnormalitas psikososial
2.Abnormalitas sensorik
3.Abnormalitas proses di sistem syaraf pusat
KLASIFIKASI
n Ada 2 mcm IBD :
n Kolitis Ulceratif
n Sering terjadi di usus
besar (colon)
n Penyakit Chron’s
n Terjadi di usus halus
Kolitis ulceratif Penyakit Chron’s
Tempat anatomi Terspesifikasi di Dapat terjadi di
luka rectum & kolon semua bagian
saluran cerna
Kedalaman luka di Luka hanya pada Luka bisa sampai
dinding usus mukosa melintasi
membran, shg luka
lebih dalam
Etiologi
n Etiologinya belum jelas
n Secara teoritis terkait dengan :
Infeksi
Bakteri menghasilkan toksin (necrotoxins,
hemolysins dan enterotoxins) menyebabkan
kerusakan mukosa
Bakteri menguraikan peptida menyebabkan
pelepasan mediator dan kerusakan jaringan
Imunologis
Sistem imun beraksi secara tidak sesuai terhadap
antigen yang memejani manusia, sehingga
menyebabkan reaksi auto imun
Etiologi
n Bahan penginfeksi
n Virus (measles)
n t-Form Bakteria
n Mycobakteria
n Klamidia
n Genetika
Faktor lingkungan
n Diet
n Merokok (PC)
Cacat imun
n Perubahan kerentanan
atau kepekaan inang
n Kerusakan mukosal yg
diperantarai oleh respon
imun
Faktor psikologi
n Stress
n Emosional atau trauma
fisik
n
n
n Cacat metabolik
n Gangguan jaringan
konektif
n Kembar monozygote
n HLA-DR2 pada UC
n HLA-A2 pada CD
n
Etiologi
PATOGENESIS
Berbagai penyebab
Peradangan
KU PC
Peradangan di mukosa & Peradangan di submukosa ileum
Submukosa dari rektum & kolon atau berbagai tempat di saluran cerna
Kripta mukosa
Abses
Kerusakan mukosa ekstensif
Diare
Komplikasi & manifestasi sistemik
Megakolon toksik
n
n Terjadi dilatasi kolonik toksik dg
Hepatobiliary
n AK 11%, diantaranya perlemakan
aktif kronis, sirosis
Radang sendi
n AK 4,9% , diantaranya arthritis,
spondilitis
Radang mata/okular
AK 1-2%
n
hati, perikolangitis, hepatitis
n
sarkolitis, ankilosing
n
n Ak 10%, diantaranya iritis, uveitis, episkleritis, konjungtivitis
Dermatologis & mucosal, diantaranya eritema nodusum,
pioderma gangrenosum, aphthous ulserasi
Rectal fissures
Fistula (Crohn’s disease)
Perirectal abscess (ulcerative collitis)
Colon cancer
n
n
n
n
n
APPENDISITIS
• Inflamasi dan obstruksi pada apendiks vermiformis
• Penyebab :
1. Ulserasi mukosa à inflamasi à sumbatan pada appendiks
2. Massa feses
3. Striktur
Obstruksi à distensi à tekanan dalam appendiks meningkat à
appendiks kontraksi à bakteri memperbanyak diri à inflamasi
meningkat, tekanan makin meningkat à aliran darah terganggu
HEMORRHOID
• Varises pada pleksus venosus hemoroidalis superior dan inferior
• Ada 2 :
1. Hemorid interna :
Pelebaran pleksus pada vena hemoroidallis superior di atas line dentate
2. Hemoroid eksterna :
Pelebaran pleksus pada vena hemoroidalis inferior di bawah linea dentate
• Penyebab: duduk lama, mengejan saat defekasi, konstipasi, makanan rendah serat, kehamilan, obesitas (meningkatkan tekanan intravena à distensi
vena)
• Derajat :
1 : terbatas pada saluran anus
2 : prolapse saat mengejan, tonjolan dapat masuk kembali secara spontan
3 : prolapse setiap kali defekasi, dimasukkan kembali dengan manual
4 : tak dapat direposisi
PANKREATITIS
• Inflamasi pada pancreas yang terjadi akibat autodigesti mukosa pancreas oleh enzim
proteolitik pancreas
• Normal : enzim disimpan dalam bentu granul zymogen asinar yang tidak aktif sebagai
proenzim.Aktif setelah berada di duodenum
• Akibat endotoksin, eksotoksin, infeksi virus, iskemia, trauma langsung pankreas
HEPAR DAN KANDUNG
EMPEDU
IKTERUS
• Perubahan warna kulit, sklera mata, mukosa menjadi kuning akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam serum (≥ 2 – 2,5 mg / dL)
• Metabolisme bilirubin :
1. Pembentukan bilirubin
2.Transpor plasma
3. Liver uptake
4. Konjugasi
5. Ekskresi bilier
METABOLISME BILIRUBIN
METABOLISME BILIRUBIN
IKTERUS
Prehepatik:
• Kecepatan pemecahan sel darah merah yang tinggi
• BTT meningkat, urobilinogen ekskresi dalam urine dan faeces
Intrahepatik:
• Tidak mampu melakukan konjugasi bilirubin atau mengekskresikannya, sehingga BT dan BTT naik
• Misal: hepatitis, sirosis hati, metastase hati, obat – obat yang dimetabolisme di hati
Post hepatic:
• Gangguan pada bilier dan pancreas
• BT menumpuk di darah à bilirubin urine meningkat
BATU EMPEDU
• Getah empedu dihasilkan oelh hepar dan disimpan dalam kantung empedu yang akan
dikeluarkan ketika duodenum membutuhkan utnuk mencerna lemak
• = kolelitiasis (terjadi jika produksi terlalu banyak)
• 2 tipe:
1. Batu Pigmen
Disebabkan karena terjadi infeksi kandung empedu atau stasis atau peningkatan
muatan bilirubin pada hati à hidrolisis enzimatik à membentuk bilirubin tak
terkonjugasi (tidak larut air )à pengendapan getah empedu
2. Batu Kolesterol
Merupakan kelainan metabolic. Kolesterol berlebih dan atau garam empedu yang
terlalu sedikit di getah empedu
KOLESISTITIS
• Peradangan akut atau kronis pada kantung empedu yang terjadi
akibat adanya penyumbatan pada ductus sistikus dan terjadi
infeksi bakteri
• Penyebab:
1. Batu empedu
2.Aliran darah yang buruk pada kandung empedu
3. Metabolisme abnormal kolesterol dan garam empedu
• Batu empedu terjepit di ductus sistikus à distensi à
inflamasi kandung empedu, edema à sumbatan aliran
empedu à iritasi kandung empedu
HEPATITIS
• Menggambarkan kondisi terjadinya inflamasi pada hati
• Penyebab:
1. Infeksi
Virus, bakteri, jamur, parasit
2. Non infeksi
Alkoohol, obat, autoimun, penyakit metabolik
HEPATITISVIRUS
• Infeksi pada hati yang mengakibatkan destruksi, nekrosis, autolysis sel hati à
1. Regenerasi dengan sedikit kerusakan atau tanpa kerusakan
2. Keruskan sel hati
• Hepatitis Virus A
1. Menyebar melalui fekal – oral
2. Disebabkan oleh virus hepatitis A (virus RNA), family Picornaviridae
3. Patogenesis: respon imun seluler, induksi kerusakan hepatosit
• Hepatitis Virus B
1. Disebabkan oleh virus hepatitis B (virus DNA), golongan hepadnaviridae
2. Transmisi: vertical dan horizontal
3. Patogenesis: respon imun humoral dan seluler
HEPATITISVIRUS
HEPATITISVIRUS C
• Disebabkan oleh virus hepatitis C, virus RNA, kelompok Flavivirus
• Terdiri dari 6 genotype virus hepatitis C, Indonesia >> 1
• Transmisi: transfuse darah, seksual
HEPATITIS NONVIRUS
• Inflamasi hati yang terjadi karena pajanan zat kimia atau obat
tertentu
• Dapat sembuh - hepatitis fulminant – sirosis hepatis
• Penyebab : zat kima - obat hepatotoksik
• PF :
1. Hepatotoksin à nekrosis seluler hepatic à
pembentukan parut, hyperplasia sel kupfer
2. Reaksi hipersensitivitas
SIROSIS HEPATIS
• Penyakit kronis ditandai obstruksi difus dan regenarsi fibrotic sel hepar
• Jaringan hepar yang nekrotik à fibrosis à rusak jaringan hati dan pembuluh
darah yang normal, ganggu aliran darah, cairan limfe à insufisiensi hati
• Penyebab :
1. Penyakit Hepatoseluler
2. Penyakit Kolestatik
3. Penyakit Metabolik
4.Tipe lain, seperti:
a. Sirosis jantung (kerusakan hati akibat gagal jantung
kanan)
b. Sindroma Budd Chiari (oklusi parsial atau total
vena hati)
SIROSIS HEPATIS
• Patofisiologi:
Inflamasi à peningkatan matriks ekstrasel (kolagen,
proteglikan, fibronectin, asam hialuronat) à pembentukan
jaringan parut atau sikatriks à fungsi hati terganggu,
pengerutan sel hati, obstruksi aliran darah atau getah
empedu
HIPERTENSI PORTA
• Vena porta mengalirkan darah dari lien dan pembuluh
darah splanika dalam pancreas, lambung, intestinum
• Vena porta terbagi dua kemudian terbagi lagi menjadi
pembuluh darah kecil – kecil yang bermuara ke
sinusoid hepatika
HIPERTENSI PORTA
• Sirosis Hati à hipertensi porta :
1. Penurunan ukuran vascular bed intrahepatic
2. Peningkatan resistensi aliran darah dalam sinusoid
3.Anastomosis arterio-venosa yang terbentuk di antara
arteri hepatica dengan vena porta
4.Trombosis vena porta
5. Sirkulasi hiperdinamik pada pembuluh darah splanika
HIPERTENSI PORTA
• Konsekuensi:
1.Terbentuk kolateral porto sistemik : varises esophagus, hemoroid, kaput
medusa (kolateral periumbilikus)
2. Spleenomegali, hipersplenisme (trmbositopenia, pansitopenia)
3. Kongesti visceral abdomen
4. Pintasan darah porta ke sirkulasi sistemik:
- Peningkatan kadar ammonia darah à ensefalopati,foetor hepatikus
- Gangguan toleransi glukosa karena penurunan ekstraksi insulin oleh
hati yang rusak, penurunan sensitivitas insulin
5.Asites (karena tersumbatnya aliran limfe dan hipoalbumin)
PERLEMAKAN HATI
• Kondisi dimana lemak yang ada di dalam organ hati menumpuk hingga lebih dari 5- 10
persen berat total organ tersebut
• = steatosis
• Penyebab:
1. Konsumsi alcohol berlebih
2. Kadar kolesterol darah tinggi
3. Obesitas
4. Diabetes
5. Kehamilan
PERLEMAKAN HATI
MUAL MUNTAH
DEFINISI
perasaan dalam
n Mual
kerongkongan/daerah epigastrik yang
memberikan tanda akan terjadinya
muntah
n Muntah pengeluaran isi lambung
melalui mulut
n Mekanisme protektif untuk mengeluarkan
toksin yang tertelan
ETIOLOGI
n gangguan gastroenteritis yang disebabkan
oleh rotavirus
n insufisiensi adrenal, ulcer, penyakit
pankreas atau hati
n diinduksi oleh terapi obat sitotoksik
n alasan psychogenic: gangguan emosional
PATOFISIOLOGI
Tiga fase emesis :
n Mual; penanda akan muntah
n Menjeluak; gerakan rongga perut
otot dada sebelum muntah
n Muntah; pengeluaran secara kuat
perut yang disebabkan oleh
retroperistalsis GI
dan
isi
PATOFISIOLOGI
Muntah dipicu oleh adanya impuls afferent
pada pusat muntah
Impuls berasal dari pusat sensori (seperti
chemoreseptor trigger zone (CTZ), korteks
serebral dan visceral afferent dari faring dan
saluran GI)
n
n
Pusat muntah yg terangsang
impuls efferent mengalir ke
respirasi dan pharyngeal, GI
menimbulkan
pusat salvasi, pusat
dan otot
n
abdominal hingga akhirnya
muntah
menimbulkan
PATOFISIOLOGI
Beberapa reseptor neurotransmitter terletak
pada pusat muntah, CTZ dan saluran GI
(reseptor kolinergik dan histamin,
dopaminergik, opiat, serotonin, neurokinin dan
benzodiazepine)
Agen kemoterapi, metabolitnya atau emetik
lainnya dapat memicu proses emesis dengan
stimulasi reseptor tersebut
Agen antiemetik, bekerja dengan memblokade
reseptor neurotransmitter tersebut.
n
n
n
Skema Faktor yang Terlibat dalam PONV
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf

Gastric ulcer (tukak gaster) digestive system
Gastric ulcer (tukak gaster) digestive systemGastric ulcer (tukak gaster) digestive system
Gastric ulcer (tukak gaster) digestive systemNur'aini Fatmawati
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2NJL
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprongWarnet Raha
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNJulia Dewi Puspita
 
Gastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptGastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptNormahapsari
 
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.pptBintangTatius1
 
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxDIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxAgusSuryaman9
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasarniwianti
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatanandrikhakim2
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.ppt
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.pptANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.ppt
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.pptLorde8
 

Similar to Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf (20)

Gastric ulcer (tukak gaster) digestive system
Gastric ulcer (tukak gaster) digestive systemGastric ulcer (tukak gaster) digestive system
Gastric ulcer (tukak gaster) digestive system
 
Gastric ulcer (tukak gaster)
Gastric ulcer (tukak gaster) Gastric ulcer (tukak gaster)
Gastric ulcer (tukak gaster)
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 
Lp eleminasi
Lp eleminasiLp eleminasi
Lp eleminasi
 
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecalKonsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
 
Gastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptGastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.ppt
 
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
 
Bab 2 t cs'sps
Bab 2 t cs'spsBab 2 t cs'sps
Bab 2 t cs'sps
 
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxDIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atas
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
 
ELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptxELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptx
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.ppt
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.pptANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.ppt
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN.ppt
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (18)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf

  • 2. TOPIK • Gangguan Esofagus • Gangguan Lambung dan Duodenum • Gangguan Usus Halus • Gangguan Usus Besar • Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas • Infeksi Mikroorganisme terhadap Ganggguan Gastrointestinal • Mual dan Muntah
  • 4. ANATOMI DAN FISIOLOGI • Organ silindris berongga, panjang 25 cm, diameter 2 cm • Letak : * Posterior dari jantung dan trakea * Anterior dari vertebra * Dari hipofaring sampai kardia lambung • Histologi : * Dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis, tanpa lapisan tanduk * Tersusun atas otot lurik dan otot polos
  • 5. ANATOMI DAN FISIOLOGI • Fungsi : 1.Transportasi makanan dari kavum oris ke lambung 2. Pencegahan aliran balik (refluks isi) lambung • Inervasi : nervus vagus • Pembagian: cranial, corpus, caudal
  • 6. KELAINAN ANATOMI Atresia dan Fistula Esofagus: Pada bayi baru lahir Tidak terbentuknya lumen esophagus, kadang disertai fistula transesofageal
  • 7. KELAINAN ANATOMI Stenosis Esofagus Pada dewasa Disfagia progresif awal pada makanan padat, kemudian pada semua jenis makanan Penyempitan pada esophagus bagian bawah, biasanya akibat penyakit inflamasi kronik seperti GERD DD/ Striktur : penyempitan lumen akibat kontraksi otot polos seperti akalasia Penyakit Divertikulum Kantung yang menonjol pada dinding GI Tract à mendorong dinding mukosa melewati otot yang ada di sekitarnya
  • 8. KELAINAN ANATOMI Hiatal Hernia • Tipe hernia dimana bagian atas lambung bergeser ke atas dan berada di cavum thoraks melalui hiatus esophageal akibat robeknya atau lemahnya diafragma • Penyebab : obesitas Mallory Weiss Syndrome ´ Perdarahan akibat laserasi pada mukosa yang terletak pada penghubung lambung dan esophagus ´ Penyebab : muntah hebat akibat alkoholisme, atau bulimia (tekanan transmural meningkat pada hernia hiatal) ´ Tanda: hematemesis dengan nyeri
  • 9.
  • 10.
  • 11. PROSES MENELAN • Terdiri atas: 1. Fase oral (volunteer) : makanan terdorong ke faring à reseptor sensorik orofaring 2. Fase involunteer (medulla oblongata dan pons): a. Fase faringeal b. Fase esophageal, terjadi refleks: Penutupan nasofaring oleh palatum mole Penutupan laring oleh epiglottis Kedua pita suara merapat, apnea singkat • Esofagus: Gelombang peristaltic primer (bagian reflex menelan, dimulai dari UES) Gelombang peristaltic sekunder (karena distensi esofagus)
  • 12. GANGGUAN MENELAN: DISFAGIA • Sensasi subyektif makanan tersumbat ketika melintas dari mulut ke lambung (DD/ odinofagia= nyeri saat menelan) • Tipe: 1. Disfagia mekanis : Penyempitan intrinsic atau kompresi esophagus 2. Disfagia motoric : Kelainan otot lurik atau otot polos esophagus • Kelainan otot lurik : • Disfagia local pada leher & tenggorok, regurgitasi nasal, aspirasi trakeobronkial, disfonia, disartria • Contoh: Paralisis bulbaris (LMN) (CVA, poliomyelitis) dan Miastenia Gravis • Kelainan otot polos: • Rasa tersumbat pada esophagus daerah dada • Penyebab : akalasia primer, skleroderma
  • 13. AKALASIA PRIMER • Kelainan pada sfingter esophagus bagian bawah (LES) dan otot polos korpus esophagus (“FAILURE TO RELAX”), * jadi makanan tidak bisa masuk ke dlaam lambung. • Tanda: 1. Tidak ada peristaltic pada korpus esophagus 2. Peningkatan tonus istirahat LES 3. Tidak ada relaksasi atau relaksasi parsial LES pada saat menelan • Penyebab : gangguan innervasi intramural esophagus (degenerasi, infeksi Toxoplasma) à gg.otot polos • Barium meal : dilatasi korpus esophagus, penyempitan ujung bawah esophagus menyerupai pita • DD/ scleroderma : tidak adanya aktivitas kontraksi otot polos esophagus, tidak adanya tonus istirahat LES
  • 14. PENYAKIT REFLUKS ESOFAGUS • Produk pencernaan lambung mengalami refluks ke esophagus à tidak enak di substernal (heart burn) • Mekanisme: 1. Tonus Basal LES lemah 2. Respon LES tidak adekuat terhadap peningkatan tekanan intraabdomen 3. Episode relaksasi LES yang sepintas 4. Pengisian lambunng yang berlebih 5. Keterlambatan pengosongan lambung 6. Konsumsi makanan yang menurunkan tekanan LES (lemak, alcohol, kopi) 7. Hiatus hernia 8. Peningkatan tekanan intraabdominal (obesitas, hamil) • Mengakibatkan refluk esophagitis à Barrett’s Esofagus
  • 15.
  • 16. VARISES ESOFAGUS • Meningkatnya tekanan pada plexus esophagus yang terjadi akibat dilatasi vena di esophagus • Biasanya terjadi pada pasien sirosis hepatis, dan sebagian kecil pasien sirosis alkoholik • Bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan yang massif (hematemesis melena) Barrett’s Esofagus ´ Perubahan lapisan mukosa esophagus distal dari epitel skuamosa berlapis menjadi epitel kolumnar metaplasia yang mengandung sel goblet ´ Biasanya terjadi pada pasien dengan GERD kronis ´ Merupakan factor resiko terjadinya adenocarcinoma esofagus
  • 18. TUMOR ESOFAGUS • Jinak 1. Leiomioma 2. Fibrovaskular polips or pedunculated lipomas 3. Squamous papillomas 4. Condiloma 5. Polip • Ganas 1. Squamous Cell Carcinoma : Karena lifestyle yang buruk (merokok & alcohol) Jenis tumor ganas esophagus terbanyak 2.Adenokarsinoma : karena refluks asam lambung
  • 22. ANATOMI DAN FISIOLOGI • Bagian : kardia, fundus, korpus, antrum, pylorus • Innervasi : Simpatik : turunkan motilitas Parasimpatik (n.vagus): Tingkatkan motilitas Tingkatkan sekresi sel parietal, sel chief dan sel G
  • 23. ANATOMI DAN FISIOLOGI • Fungsi lambung 1. Menyimpan, melarutkan, mencerna makanan 2. Mendorong makanan ke usus 3. Memecah ikatan peptide • Struktur Lambung 1. Lapisan serosa 2. Lapisan Otot : longitudinal, sirkuler, oblik 3. Lapisan submukosa (pembuluh darah dan limfe) 4. Lapisan mukosa : dilapisi epitel, mensekresi mukus
  • 24. ANATOMI DAN FISIOLOGI Getah Lambung dan sekresi endokrin lambung : 1. Pepsinogen, dihasilkan sel chief 2.Asam lambung (HCl ), dihasilkan sel-sel parietal Fungsi: a. Pepsinogen à pepsin (enzim pemecah protein) b. Sterilkan makanan (pH ) c. Membantu agar makanan menjadi lebih mudah diserap dalam usus halus. 3. Mukus dihasilkan sel Goblet untuk proteksi mukosa lambung. 4. Gastrin dihasilkan oleh sel G, untuk meningkatkan sekresi HCl oleh sel parietal 5. Bikarbonat dihasilkan oleh sel epitel permukaan, untuk proteksi mukosa lambung 6. Somatostatin dihasilkan oleh sel D, untuk supresi sekresi asam 7. Enterochromaffin-like (ECL) cells: menghasilkan histamin
  • 25. MOTILITAS LAMBUNG • Distensi lambung dan peningkatan sekresi asam lambung --> motilitas meningkat • Kime asam, hyperosmolar, kaya protein – lemak à motilitas menurun
  • 26. KELAINAN KONGENITAL • Stenosis pilorik Hipertropi dan hyperplasia otot polos antrum lambung difus sehingga menyempitkan lumen • Hernia diafragmatika Terdapatnya celah abnormal dinding diafragma • Heterotopia Gaster Kelainan ektopik jaringan gaster, dimana jaringan gaster didapatkan pada organ lain di sistem gastrointestinal
  • 28. PRODUKSI ASAM LAMBUNG Fase Sefalik (Fase Psikoneural) Makanan dalam mulut, bau, penglihatan dan defisiensi glukosa dalam otak à rangsangan Nervus Vagus à stimulasi : a. Sel parietal untuk mensekresi HCl b. Sel G pada antrum pilorus untuk mensekresi gastrin. Fase Lokal (Fase Gastrik) Gastrin Isi lambung kontak dengan antrum à rangsangan mekanik dan kimiawi à gastrin dilepaskan à penurunan pH lambung Fase Intestinal Khimus meninggalkan lambung, terjadi mekanisme feedback (umpan balik), penghambatan sekresi lambung oleh enterogastron
  • 30. GASTRITIS • Inflamasi pada mukosa gaster, termasuk dyspepsia organik • DD/ Dispepsia (Fungsional – Organik; Ulkus – Dismotilitas – Nospesifik): Peningkatan sensitivitas mukosa lambung, dismotilitas, konsumsi lemak, hormonal • Ada 2 macam: 1. Gastritis Akut 2. Gastritis Kronis
  • 31. GASTRITIS • Etiologi: 1. Infeksi H.Pylori 2. Gangguan fungsi sistem imun (antibodi terhadap sel parietal) 3. Infeksi virus 4. Infeksi Jamur 5. NSAID • Gastritis Akut : terjadi erosi pada mukosa gaster akibat proses inflamasi akut • Gastritis Kronis : inflamasi kronis pada mukosa gaster sehingga terjadi atrofi mukosa dan metaplasia intestinal
  • 33. ULKUS PEPTIKUM • Terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau dari jaringan mukosa hingga lapisan otot saluran cerna yang berhubungan dengan asam / pepsin • 2 macam: 1.Tukak lambung à faktor defensive << 2.Tukak duodenum à faktor agresif >> • Patofisiologi: 1. Faktor asam lambung 2. Gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensive (NSAID) 3. Infeksi H. Pylori
  • 34. ULKUS PEPTIKUM • PF Hipersekresi asam lambung: 1. Massa sel parietal yang lebih tinggi 2. Sekresi gastrin yang tinggi (karena diet protein tinggi, control umpan balik terganggu) 3. Pengosongan lambung cepat : >> mudah ulkus duodeni Sindroma Zollinger - Ellison ´ Trias: 1. Ulkus peptic berat 2. Hipersekresi asam lambung 3.Tumor sel pulau Langerhans (sel non-β) yang mensekresi gastrin (gastrinoma)
  • 36. ANATOMI, FISIOLOGI DAN KELAINAN KONGENITAL • Tempat utama pencernaan dan penyerapan makanan • Terdiri dari duodenum, jejunum, ileum • Kelainan kongenital: 1. Atresia atau stenosis 2. Divertikulum Meckel: Terbentuknya kantung yang menonjol dari dinding usus halus akibat penurunan motilitas usus dan peningkatan tekanan intralumen, serta defek kekuatan dinding usus 3. Omphalocele : Defek dinding abdomen yang melibatkan umbilical cord sehingga usus, hati, dan organ lain berada di luar rongga abdomen (DD/ Gastroscisis)
  • 37. HERNIA INGUINALIS • Respon mukosa intestinal yang abnormal terhadap gluten • Gluten akibatkan kerusakan mukosa lewat reaksi imunologi Penyakit Celiac ´ Organ internal menonjol keluar melalui lubang abnormal pada dinding rongga yang mengelilingi organ tersebut ´ Penyebab: 1. Indirek :kelemahan tepi fasia annulus inguinalis 2. Direk : kelemahan lantai fasia annulus inguinalis 3. Keduanya: kelemahan otot abdomen atau peningkatan tekanan intraabdomen
  • 38. HERNIA INGUINALIS Indirek : melalui annulus inguinalis dan mengikuti funiculus spermaticus atau lig.teres uteri Direk : tidak melalui annulus interna, tapi melalui dinding inguinal posterior, menonjol langsung melalui fasia transversalis kanalis (trigonum Hesselbach)
  • 39. HERNIA INGUINALIS 1. Hernia Reponible : isi keluar masuk, namun kantung tetap 2. Hernia Ireponible : isi tidak dapat dimasukkan kembali, missal karena perlekatan 3. Hernia Inkarserata : hernia ireponibel yang mengalami obstruksi 4. Hernia Stranggulata : hernia yang terputus suplai darahnya serta terjadi oklusi vena dan limfe
  • 40. ILEUS PARALITIK • Obstruksi intestinal fungsional, disertai penurunan atau hilangnya motilitas usus • Etiologi : trauma, toksemia, peritonitis, kurangnya defisiensi elektrolit, pengaruh obat, thrombosis atau emboli • Gambaran klinis: distensi abdomen, distress, muntah, konstipasi berat Ileus Obstruktif ´ Sumbatan parsial atau menyeluruh pada usus ´ Penyebab : adesi, hernia stranggulata, karsinoma, benda asing
  • 42. KELAINAN KONGENITAL Penyakit Hirschprung • = Megakolon Kongenital atau Megakolon Aganglionik Kongenital • Tidak ada atau penurunan sel ganglion parasimpatik di dinding kolorektal à tidak terjadinya relaksasi untuk perlintasan feses à kegagalan peristaltic, gangguan propulsi isi usus (feses menumpuk) à konstipasi, obstruksi kolon à dilatasi usus à oklusi pembuluh darah & sistem limfatik à edema, iskemia, infark mukosa usus à menarik cairan ke usus à feses cair, infeksi, sepsis Malrotasi Usus • Terjadi saat janin terbentuk dalam Rahim • Usus tidak berputar pada sumbu arteri mesenterika superior saat perkembangan janin à volvulus (puntiran terhadap arteri mesenterika superior) à obstruksi, nekrosis
  • 43. DIARE • Peningkatan kandungan air pada feses, dan frekuensi defekasinya • Penyebab : 1. Kelainan di usus halus (diare sekretorik, maldigesti, malabsorbsi) 2. Kelainan di usus besar (diare karena infeksi, IBS) • Patofisiologi: 1. Sekretorik : sekresi air berlebihan, absorbs cairan berkurang di kolon 2. Eksudatif : pengaliran keluar protein serum, darah, mucus, pus dari lokasi inflamasi kolon 3. Osmotik : adanya solute yang tidak diabsorbsi dengan baik di kolon sehingga akan menarik air ke dalam usus melalui efek osmotik 4. Malabsorbsi : tidak dapat diabsorbsinya bahan makanan yang ditandai oleh feses yang besar, banyak, bau busuk, berminyak 5. Kelainan motilitas : terjadi karena adanya reflex untuk menaikkan motilitas usus untuk mendorong keluar iritan
  • 45. PENYAKIT CROHN • = enteritis regional = colitis granulomatosa • Inflamasi pada organ GI tract (kolon proksimal >>, ileum terminalis <<) • Penyebab: ? Gangguan imun • Inflamasi progresif à nodus limfe membesar, sumbatan aliran cairan limfe à edema, ulserasi mukosa, fusura, abses, granuloma. • Ulserasi :“Skipping lesions”, lesi tidak menyambung (DD/ colitis ulseratif) • Bercak menonjol terdiri atas folikel limfe yang memadat dan menyatu (plak payeri) • Membran akhirnya menebal dan terjadi stenosis dan memendek karena perlekatan
  • 46. KOLITIS ULSERATIF • Penyakit Inflamasi mengenai mukosa kolon, kronis, bisa mengenai seluruh kolon • Terjadi edama dan ulkus à perforasi kolon à peritonitis • Etiologi : respon imun • Inflamasai pada lapisan mukosa usus besar à erosi kecil – kecil à menyatu membentuk ulkus difus, perdarahan, kongesti, inflamasi eksudatif, melepaskan jaringan nekrosis à parut dan penebalan à usus memendek
  • 47. IRRITABLE BOWEL SYNDROME • IBD merupakan penyakit radang (inflamasi) usus kronis pada dinding usus ditandai dengan remisi ( waktu berkurangnya gejala penyakit) & kelembutan lebih dari beberapa tahun. • Sindrom usus peka, kelainan fungsional usus dengan gejala defekasi dengan nyeri abdomen • Kontraksi abnormal otot usus, yang disebabkan karena efek psikologis, seperti stress atau kecemasan • Peristalsis usus menjadi tidak terkoordinasi dan ireguler • Penyebab: 1.Abnormalitas psikososial 2.Abnormalitas sensorik 3.Abnormalitas proses di sistem syaraf pusat
  • 48. KLASIFIKASI n Ada 2 mcm IBD : n Kolitis Ulceratif n Sering terjadi di usus besar (colon) n Penyakit Chron’s n Terjadi di usus halus
  • 49. Kolitis ulceratif Penyakit Chron’s Tempat anatomi Terspesifikasi di Dapat terjadi di luka rectum & kolon semua bagian saluran cerna Kedalaman luka di Luka hanya pada Luka bisa sampai dinding usus mukosa melintasi membran, shg luka lebih dalam
  • 50. Etiologi n Etiologinya belum jelas n Secara teoritis terkait dengan : Infeksi Bakteri menghasilkan toksin (necrotoxins, hemolysins dan enterotoxins) menyebabkan kerusakan mukosa Bakteri menguraikan peptida menyebabkan pelepasan mediator dan kerusakan jaringan Imunologis Sistem imun beraksi secara tidak sesuai terhadap antigen yang memejani manusia, sehingga menyebabkan reaksi auto imun
  • 51. Etiologi n Bahan penginfeksi n Virus (measles) n t-Form Bakteria n Mycobakteria n Klamidia n Genetika Faktor lingkungan n Diet n Merokok (PC) Cacat imun n Perubahan kerentanan atau kepekaan inang n Kerusakan mukosal yg diperantarai oleh respon imun Faktor psikologi n Stress n Emosional atau trauma fisik n n n Cacat metabolik n Gangguan jaringan konektif n Kembar monozygote n HLA-DR2 pada UC n HLA-A2 pada CD n
  • 53. PATOGENESIS Berbagai penyebab Peradangan KU PC Peradangan di mukosa & Peradangan di submukosa ileum Submukosa dari rektum & kolon atau berbagai tempat di saluran cerna Kripta mukosa Abses Kerusakan mukosa ekstensif Diare
  • 54. Komplikasi & manifestasi sistemik Megakolon toksik n n Terjadi dilatasi kolonik toksik dg Hepatobiliary n AK 11%, diantaranya perlemakan aktif kronis, sirosis Radang sendi n AK 4,9% , diantaranya arthritis, spondilitis Radang mata/okular AK 1-2% n hati, perikolangitis, hepatitis n sarkolitis, ankilosing n n Ak 10%, diantaranya iritis, uveitis, episkleritis, konjungtivitis Dermatologis & mucosal, diantaranya eritema nodusum, pioderma gangrenosum, aphthous ulserasi Rectal fissures Fistula (Crohn’s disease) Perirectal abscess (ulcerative collitis) Colon cancer n n n n n
  • 55. APPENDISITIS • Inflamasi dan obstruksi pada apendiks vermiformis • Penyebab : 1. Ulserasi mukosa à inflamasi à sumbatan pada appendiks 2. Massa feses 3. Striktur Obstruksi à distensi à tekanan dalam appendiks meningkat à appendiks kontraksi à bakteri memperbanyak diri à inflamasi meningkat, tekanan makin meningkat à aliran darah terganggu
  • 56. HEMORRHOID • Varises pada pleksus venosus hemoroidalis superior dan inferior • Ada 2 : 1. Hemorid interna : Pelebaran pleksus pada vena hemoroidallis superior di atas line dentate 2. Hemoroid eksterna : Pelebaran pleksus pada vena hemoroidalis inferior di bawah linea dentate • Penyebab: duduk lama, mengejan saat defekasi, konstipasi, makanan rendah serat, kehamilan, obesitas (meningkatkan tekanan intravena à distensi vena) • Derajat : 1 : terbatas pada saluran anus 2 : prolapse saat mengejan, tonjolan dapat masuk kembali secara spontan 3 : prolapse setiap kali defekasi, dimasukkan kembali dengan manual 4 : tak dapat direposisi
  • 57. PANKREATITIS • Inflamasi pada pancreas yang terjadi akibat autodigesti mukosa pancreas oleh enzim proteolitik pancreas • Normal : enzim disimpan dalam bentu granul zymogen asinar yang tidak aktif sebagai proenzim.Aktif setelah berada di duodenum • Akibat endotoksin, eksotoksin, infeksi virus, iskemia, trauma langsung pankreas
  • 59. IKTERUS • Perubahan warna kulit, sklera mata, mukosa menjadi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin dalam serum (≥ 2 – 2,5 mg / dL) • Metabolisme bilirubin : 1. Pembentukan bilirubin 2.Transpor plasma 3. Liver uptake 4. Konjugasi 5. Ekskresi bilier
  • 62. IKTERUS Prehepatik: • Kecepatan pemecahan sel darah merah yang tinggi • BTT meningkat, urobilinogen ekskresi dalam urine dan faeces Intrahepatik: • Tidak mampu melakukan konjugasi bilirubin atau mengekskresikannya, sehingga BT dan BTT naik • Misal: hepatitis, sirosis hati, metastase hati, obat – obat yang dimetabolisme di hati Post hepatic: • Gangguan pada bilier dan pancreas • BT menumpuk di darah à bilirubin urine meningkat
  • 63. BATU EMPEDU • Getah empedu dihasilkan oelh hepar dan disimpan dalam kantung empedu yang akan dikeluarkan ketika duodenum membutuhkan utnuk mencerna lemak • = kolelitiasis (terjadi jika produksi terlalu banyak) • 2 tipe: 1. Batu Pigmen Disebabkan karena terjadi infeksi kandung empedu atau stasis atau peningkatan muatan bilirubin pada hati à hidrolisis enzimatik à membentuk bilirubin tak terkonjugasi (tidak larut air )à pengendapan getah empedu 2. Batu Kolesterol Merupakan kelainan metabolic. Kolesterol berlebih dan atau garam empedu yang terlalu sedikit di getah empedu
  • 64. KOLESISTITIS • Peradangan akut atau kronis pada kantung empedu yang terjadi akibat adanya penyumbatan pada ductus sistikus dan terjadi infeksi bakteri • Penyebab: 1. Batu empedu 2.Aliran darah yang buruk pada kandung empedu 3. Metabolisme abnormal kolesterol dan garam empedu • Batu empedu terjepit di ductus sistikus à distensi à inflamasi kandung empedu, edema à sumbatan aliran empedu à iritasi kandung empedu
  • 65. HEPATITIS • Menggambarkan kondisi terjadinya inflamasi pada hati • Penyebab: 1. Infeksi Virus, bakteri, jamur, parasit 2. Non infeksi Alkoohol, obat, autoimun, penyakit metabolik
  • 66. HEPATITISVIRUS • Infeksi pada hati yang mengakibatkan destruksi, nekrosis, autolysis sel hati à 1. Regenerasi dengan sedikit kerusakan atau tanpa kerusakan 2. Keruskan sel hati • Hepatitis Virus A 1. Menyebar melalui fekal – oral 2. Disebabkan oleh virus hepatitis A (virus RNA), family Picornaviridae 3. Patogenesis: respon imun seluler, induksi kerusakan hepatosit • Hepatitis Virus B 1. Disebabkan oleh virus hepatitis B (virus DNA), golongan hepadnaviridae 2. Transmisi: vertical dan horizontal 3. Patogenesis: respon imun humoral dan seluler
  • 68. HEPATITISVIRUS C • Disebabkan oleh virus hepatitis C, virus RNA, kelompok Flavivirus • Terdiri dari 6 genotype virus hepatitis C, Indonesia >> 1 • Transmisi: transfuse darah, seksual
  • 69. HEPATITIS NONVIRUS • Inflamasi hati yang terjadi karena pajanan zat kimia atau obat tertentu • Dapat sembuh - hepatitis fulminant – sirosis hepatis • Penyebab : zat kima - obat hepatotoksik • PF : 1. Hepatotoksin à nekrosis seluler hepatic à pembentukan parut, hyperplasia sel kupfer 2. Reaksi hipersensitivitas
  • 70. SIROSIS HEPATIS • Penyakit kronis ditandai obstruksi difus dan regenarsi fibrotic sel hepar • Jaringan hepar yang nekrotik à fibrosis à rusak jaringan hati dan pembuluh darah yang normal, ganggu aliran darah, cairan limfe à insufisiensi hati • Penyebab : 1. Penyakit Hepatoseluler 2. Penyakit Kolestatik 3. Penyakit Metabolik 4.Tipe lain, seperti: a. Sirosis jantung (kerusakan hati akibat gagal jantung kanan) b. Sindroma Budd Chiari (oklusi parsial atau total vena hati)
  • 71. SIROSIS HEPATIS • Patofisiologi: Inflamasi à peningkatan matriks ekstrasel (kolagen, proteglikan, fibronectin, asam hialuronat) à pembentukan jaringan parut atau sikatriks à fungsi hati terganggu, pengerutan sel hati, obstruksi aliran darah atau getah empedu
  • 72. HIPERTENSI PORTA • Vena porta mengalirkan darah dari lien dan pembuluh darah splanika dalam pancreas, lambung, intestinum • Vena porta terbagi dua kemudian terbagi lagi menjadi pembuluh darah kecil – kecil yang bermuara ke sinusoid hepatika
  • 73. HIPERTENSI PORTA • Sirosis Hati à hipertensi porta : 1. Penurunan ukuran vascular bed intrahepatic 2. Peningkatan resistensi aliran darah dalam sinusoid 3.Anastomosis arterio-venosa yang terbentuk di antara arteri hepatica dengan vena porta 4.Trombosis vena porta 5. Sirkulasi hiperdinamik pada pembuluh darah splanika
  • 74. HIPERTENSI PORTA • Konsekuensi: 1.Terbentuk kolateral porto sistemik : varises esophagus, hemoroid, kaput medusa (kolateral periumbilikus) 2. Spleenomegali, hipersplenisme (trmbositopenia, pansitopenia) 3. Kongesti visceral abdomen 4. Pintasan darah porta ke sirkulasi sistemik: - Peningkatan kadar ammonia darah à ensefalopati,foetor hepatikus - Gangguan toleransi glukosa karena penurunan ekstraksi insulin oleh hati yang rusak, penurunan sensitivitas insulin 5.Asites (karena tersumbatnya aliran limfe dan hipoalbumin)
  • 75.
  • 76. PERLEMAKAN HATI • Kondisi dimana lemak yang ada di dalam organ hati menumpuk hingga lebih dari 5- 10 persen berat total organ tersebut • = steatosis • Penyebab: 1. Konsumsi alcohol berlebih 2. Kadar kolesterol darah tinggi 3. Obesitas 4. Diabetes 5. Kehamilan
  • 79. DEFINISI perasaan dalam n Mual kerongkongan/daerah epigastrik yang memberikan tanda akan terjadinya muntah n Muntah pengeluaran isi lambung melalui mulut n Mekanisme protektif untuk mengeluarkan toksin yang tertelan
  • 80. ETIOLOGI n gangguan gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus n insufisiensi adrenal, ulcer, penyakit pankreas atau hati n diinduksi oleh terapi obat sitotoksik n alasan psychogenic: gangguan emosional
  • 81. PATOFISIOLOGI Tiga fase emesis : n Mual; penanda akan muntah n Menjeluak; gerakan rongga perut otot dada sebelum muntah n Muntah; pengeluaran secara kuat perut yang disebabkan oleh retroperistalsis GI dan isi
  • 82. PATOFISIOLOGI Muntah dipicu oleh adanya impuls afferent pada pusat muntah Impuls berasal dari pusat sensori (seperti chemoreseptor trigger zone (CTZ), korteks serebral dan visceral afferent dari faring dan saluran GI) n n Pusat muntah yg terangsang impuls efferent mengalir ke respirasi dan pharyngeal, GI menimbulkan pusat salvasi, pusat dan otot n abdominal hingga akhirnya muntah menimbulkan
  • 83. PATOFISIOLOGI Beberapa reseptor neurotransmitter terletak pada pusat muntah, CTZ dan saluran GI (reseptor kolinergik dan histamin, dopaminergik, opiat, serotonin, neurokinin dan benzodiazepine) Agen kemoterapi, metabolitnya atau emetik lainnya dapat memicu proses emesis dengan stimulasi reseptor tersebut Agen antiemetik, bekerja dengan memblokade reseptor neurotransmitter tersebut. n n n
  • 84. Skema Faktor yang Terlibat dalam PONV