SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
45
BAB V
PERCOBAAN TRIAXIAL (TRIAXIAL TEST)
PADA KONDISI “UNCONSOLIDATED-UNDRAINED”
TANPA PEMBACAAN TEKANAN PORI
V.1 MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah untuk menentukan parameter geser tanah
dengan alat triaxial pada kondisi “unconsolidated-undrained” tanpa
pengukuran tekanan pori.
V.2 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Sel triaxial dengan dinding transparan dan perlengkapannya.
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel
dengan ketelitian 0,1 atau 0,05 – 7,5 mm/menit.
3. Alat kompresi untuk menekan benda secara axial, dengan kecepatan yang
dapat diatur antara 0,05 –7,5 mm/menit.
4. Arloji ukur untuk mengukur pemendekan axial benda uji.
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat peregang
membran dan gelang karet pengikat.
6. Cetakan tanah, gergaji, alat bubut tanah, dan sebagainya.
7. Alat-alat pemeriksa kadar air tanah.
V.3 BENDA UJI
 Benda uji yang perlu disediakan sekurang-kurangnya 3 buah. Benda uji
berupa silinder tanah dengan perbandingan antara tinggi diameter yaitu
2 : 1 dan 3 : 1.
 Diameter minimum benda uji adalah 3,3 cm.
 Apabila diameter benda uji < 7,10 cm, butir tanah terbesar yang
diijinkan ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter benda uji, sedang
bila diameter benda uji > 7,10 cm butir tanah terbesar yang diijinkan
adalah 1/6 diameter benda uji.
46
V.4. PERSIAPAN BENDA UJI
1. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli dari tabung contoh
yang diameternya sudah sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka
keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh
masuk tabung cetak belah. Potong benda uji rata bagian atas dan
bawahnya. Bila perlu permukaan yang tidak rata ditambal. Kemudian
keluarkan dari tabung cetak.
2. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang
dinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau dengan
gergaji kawat, atau dibubut hingga didapat ukuran yang diinginkan.
3. Bila contoh tanah pada buatan, maka dapat berupa:
a. Contoh tanah yang rusak (gagal dalam persiapan/pelaksanaan
percobaan) dapat dibentuk kembali dengan memasukkan kedalam
kantong plsatik/karet, remas dengan jari sampai rata seluruhnya.
Hindarkan bertambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian bentuk
kembali dan padatkan dalam cetakan sehingga kepadatannya sama
dengan asli.
b. Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan
contoh tanah dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang
dinginkan. Pemadatan dapat dilaksanakan dengan menumbuk tanah
pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar dengan alat
pengeluar contoh masuk tabung contoh atau dapat pula dengan
dipotongkan dibubut. Pemadatan dapat pula dilaksanakan langsung
pada cetakan belah.
c. Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijenuhkan sebelum percobaan.
Bila demikian catat dan cantumkan pada laporan.
4. Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter dan tinggi dari benda uji.
Kemudian timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda
uji.
47
V.5 PEMASANGAN BENDA UJI
1. a. Taruh benda uji di atas tutup bawah benda uji (specimen cap),
kemudian letakkan tutup atas di atas benda uji. Pada percobaan
“unconsolidated-undrained’ gunakan tutup-tutup yang tidak
berlubang.
b. Gunakan peregang membran (vaccum), selubungkan membran pada
benda uji. Matikan pompa vakum, kemudian selubungkan membran
pada tutup atas maupun bawah dengan gelang karet pengikat. Untuk
menjamin rapat air dapat dioleskan pelumas pekat (silicon grease)
pada tepi tutup benda uji.
2. Pasanglah benda uji yang sudah di bungkus membran pada tumpuan
dasar sel triaxial. Aturlah agar kedudukannya benar-benar sentris. Pasang
dinding sel triaxial dan dibuat bebas terhadap benda uji. Aturlah arloji
ukur cincin beban pada pembacaan nol.
3. a. Isilah sel traxial dengan air dan berikan tekanan air ini (tekanan sel)
sampai harga yang diinginkan.
b. Jalankan/atur dengan pemutar tangan agar piston beban hampir
(belum) menempel benda uji. Baca dan catat arloji ukur cincin beban,
yang akan mengukur gaya akibat tekanan ke atas oleh air sel dalam
piston, berat piston dan gesekan, yang dipakai sebagai koreksi pada
pembacaan selanjutnya.
c. Atur lagi sehingga piston beban mulai menempel benda uji.
d. Atur arloji cincin beban, sehingga dengan diperhitungkan koreksi
tersebut tadi arloji membaca nol.
e. Atur arloji regangan/pemendekan benda uji pada pembacaan nol.
V.6 PEMBEBANAN
1. Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0,5 – 2%/menit. Baca dan catat
pembacaan arloji ukur cincin beban dan arloji ukur pemendekan benda uji
pada kedudukan-kedudukan pemendekan 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%;
48
kemudian pada 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5%; 3,0% dan setelah itu
pemendekan 10% (jika tanah belum pecah dapat dibaca setiap 2%).
Lanjutkan pembacaan ini sampai pemendekan 15% (meski tanah sudah
pecah) atau jika tanah belum pecah lanjutkan pembacaan sampai
pemendekan 20%. Pembacaan yang lebih kerap dapat/perlu dilakukan
pada saat tanah mendekati pecah.
2. Selama pembebanan amati selalu manometer tekanan sel, dan aturlah
selalu agar tekanan hampir konstan, terkecuali bila memang digunakan
alat dengan tekanan konstan.
3. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam
sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
4. Bukalah membran karet dan catat/buat sketsa bentuk pecahnya tanah.
5. Timbang dan catat berat benda uji.
6. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji.
Catatan :
1. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam
sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
2. Bukalah membran karet dan catat/buat sketsa bentuk pecahnya tanah.
3. Timbang dan catat berat benda uji.
4. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji.
V.7 PERHITUNGAN
1. Hitunglah regangan axial tanah, untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :
Lo
ΔL
ε 
dimana :
ΔL = perpendekan benda uji yang terbaca pada arloji ukur.
Lo = panjang/tinggi benda uji semula.
2. Hitunglah luas rata-rata penampang tanah (A) pada setiap beban, yaitu :
(V.1)
49
ε)(1
Ao
A'


dimana : Ao = luas penampang benda uji semula.
3. Hitung tegangan deviator pada setiap beban (σ1 – σ3), yaitu :
A'
P
σσ 31 
dimana : P = beban yang bekerja
4. Gambarkan hubungan antara tegangan deviator dan regangan, dengan
tegangan deviator sebagai ordinat dan regangan sebagai absis. Cari dari
grafik ini tegangan deviator dan regangan yang memecahkan benda uji,
yaitu tegangan deviator pada regangan 20%, dimana yang lebih dahulu
terjadi pada pemeriksaan.
5. A. Hitunglah tegangan utama mayor dan minor pada saat pecah, yaitu :
Tegangan utama minor : σ3 = tekanan sel
Tegangan utama mayor : σ1 =
P
A
+ σ3
B. Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat pecah pada salib
sumbu dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal
sebagai absis, sbb:
Buatlah setengah lingkaran dengan pusatnya terletak pada sumbu
tegangan normal dengan absis = (
𝜎1+𝜎3
2
) dan dengan jari-jari =
(
𝜎1−𝜎3
2
).
6. Gambarkan lingkaran-lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi
benda-benda uji lainnya yang telah diperiksa.
7. Gambarkan garis singgung persekutuan yang meyinggung lingkaran
Mohr. Garis ini disebut garis selubung (Strength envelope atau Failure
envelope). Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertikal (sumbu
tegangan geser) merupakan nilai kohesi semu (Cu) dan sudut garis
selubung dengan sumbu mendatar adalah sudut geser intern semu (θu).
(V.2)
(V.3)
50
8. Untuk mendapatkan nilai Cu dan θu dapat pula diperoleh dengan
menggunakan grafik dengan ordinat (
𝜎1−𝜎3
2
) dan absis (
𝜎1+𝜎3
2
). Data
pemeriksaan pada masing-masing benda uji memberikan satu titik pada
grafik ini. Tarik garis lurus penghubung terbaik pada titik-titik tersebut.
Apabila garis ini memotong sumbu vertikal pada jarak b (dari 0,0) dan
membentuk sudut dengan sumbu mendatar, maka nilai Cu dan θu dapat
dihitung dari hubungan dibawah ini.
Sin θu = tan α
Cu = b/cos θu
Catatan :
Untuk mereduksi pengaruh gesekkan dan adhesi terhadap pengembangan
mendatar antara benda uji dengan tutup dasar dan tutup atas dapat digunakan dua
lapis lembaran karet bulat, yang diolesi dengan pelumas pekat (silicon grease)
antara kedua karet dan antara karet dengan tutup bawah/atas. Karet ini dipasang di
atas maupun di bawah benda uji. Diameter karet dibuat sama dengan tutup
bawah/atas dan tebalnya minimum 0,13 mm dan maksimum 0,80 mm. Jika
digunakan cara ini, tinggi benda uji yang dipakai boleh diambil antara 1,2 – 2 kali
diameternya.
(V.4)
51
Tabel V.1 Hasil Percobaan Triaxial
Proyek : Praktikum Kalibrasi : 0,08 kg
No.contoh : 1,2,3 Diameter : 3,480 cm
Kedalaman : - : 6,750 cm
Tanggal : 23-Apr-18 Luas ( Ao ) : 64,203 cm²
A = ΔL ε = ΔL/Lo Pemb. Dial
B. Piston
T. Deviator
Pemb.
Dial
B. Piston
T.
Deviator
Pemb.
Dial
B. Piston
T.
Deviator
(X10-3
) (kg) Δσ = P/A (kg) Δσ = P/A (KN) (kg) Δσ = P/A
0 0,000 0 0,000 64,203 0,000 0 0,000 64,203 0,000 0 0,000 64,203 0,000
25 0,004 3 0,240 64,441 0,047 12 0,960 64,441 0,186 9 0,720 64,441 0,140
50 0,007 4 0,320 64,682 0,062 14 1,120 64,682 0,216 11 0,880 64,682 0,170
75 0,011 5 0,400 64,924 0,077 15 1,200 64,924 0,231 12 0,960 64,924 0,185
100 0,015 5 0,400 65,168 0,077 16 1,280 65,168 0,246 14 1,120 65,168 0,215
150 0,022 8 0,640 65,662 0,122 18 1,440 65,662 0,274 16 1,280 65,662 0,244
200 0,030 9 0,720 66,163 0,136 19 1,520 66,163 0,287 18 1,440 66,163 0,272
250 0,037 9 0,720 66,672 0,135 20 1,600 66,672 0,300 19 1,520 66,672 0,285
300 0,044 10 0,800 67,189 0,149 20 1,600 67,189 0,298 21 1,680 67,189 0,313
350 0,052 11 0,880 67,714 0,162 20 1,600 67,714 0,295 22 1,760 67,714 0,325
400 0,059 12 0,960 68,247 0,176 23 1,840 68,247 0,337
450 0,067 12 0,960 68,788 0,174 24 1,920 68,788 0,349
500 0,074 13 1,040 69,339 0,187 25 2,000 69,339 0,361
26 2,080 64,203 0,405
27 2,160 64,203 0,421
28 2,240 64,203 0,436
Tinggi ( Ho / Lo)
93,35
92,840 93,200 93,62
47,830 50,090 48,420
A = Ao/1-
ε
A = Ao/1-
ε
86,07
PERCOBAAN TRAXIAL (TRI-TEST)
Pada Kondisi “UNCONSOLIDATED-UNDRAINED”
σ = 0.5 σ = 1.0 σ = 2.0Tekanan Sel
B. Tanah Basah (Wo)
B. Tanah Kering (W3')
Kadar Air (W)
A = Ao/1-
ε
94,1
52
Gambar V.1 Grafik Regangan Vs Tegangan Deviator
0.000
0.050
0.100
0.150
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070
TeganganDeviator(kg/cm²)
Regangan (%)
Grafik Regangan Vs Tegangan Deviator
σ = 0.5
σ = 1.0
σ = 2.0
53
Tabel V.2 Perhitungan Lingkaran Mohr
Gambar V.2 Grafik Diagram Mohr
σ₃ P/A σ₁ X Y
(kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
0,5 0,187 0,687 0,594 0,094
1 0,300 1,300 1,150 0,150
2 0,436 2,436 2,218 0,218
𝜎₃ − 𝜎₁
2
𝜎₃+𝜎₁
2
54
V.8 KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada diagram Mohr garis singgung persekutuan disebut garis selubung.
2. Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertikal (sumbu tegang
geser) merupakan nilai kohesi semu (Cu) dan garis sudut selubung
dengan sumbu mendatar adalah sudut dalam intern semu (ϕ).
3. Dari diagram mohr, didapatkan sudut geser (θ) sebesar 4º dan nilai
kohesi (c) = 0,076.
V.9 SARAN
1. Hendaknya dalam melakukan percobaan Triaxial dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan teliti, baik pada waktu pengamatan,
pengoperasian dan pencatatan data serta perhitungan.
2. Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan dapat mengerti dan
memahami maksud serta tujuan dilakukannya percobaan ini
3. Diharapkan menghasilkan data-data dan analisa perhitungan yang
akurat.

More Related Content

What's hot

Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton Arnas Aidil
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Soil Investigation - Uji Sondir
Soil Investigation - Uji SondirSoil Investigation - Uji Sondir
Soil Investigation - Uji SondirEdi Supriyanto
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Surya BS
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Lala Sgl
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Angga Nugraha
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurherewith sofian
 

What's hot (20)

Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Soil Investigation - Uji Sondir
Soil Investigation - Uji SondirSoil Investigation - Uji Sondir
Soil Investigation - Uji Sondir
 
Uji triaksial
Uji triaksialUji triaksial
Uji triaksial
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 

Similar to Bab 5 triaxial

Modul praktikum xi sma
Modul praktikum xi smaModul praktikum xi sma
Modul praktikum xi smaNur Hidayah
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporanUmi Umaroh
 
Testing
TestingTesting
TestingK .
 
+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx
+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx
+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docxMukbilHadi1
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Michael Kenny
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxMuh. Aksal
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondirBunz Lynch
 
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docxPENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docxMuh. Aksal
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
Bab 2 tarik
Bab 2 tarikBab 2 tarik
Bab 2 tarikAfif Sy
 
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxferdiankurniawan4
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahKetut Swandana
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikFransiska Puteri
 
Prosedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap TeodolitProsedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap TeodolitIzam Lukman
 

Similar to Bab 5 triaxial (20)

Modul praktikum xi sma
Modul praktikum xi smaModul praktikum xi sma
Modul praktikum xi sma
 
Bab 1 viskositas
Bab 1 viskositasBab 1 viskositas
Bab 1 viskositas
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
Testing
TestingTesting
Testing
 
+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx
+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx
+BAB XII KUAT TEKAN BEBAS (FIX) KLP3.docx
 
geser langsung
geser langsunggeser langsung
geser langsung
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
Bab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasiBab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasi
 
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itbLaporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
 
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docxPENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
Bab 2 tarik
Bab 2 tarikBab 2 tarik
Bab 2 tarik
 
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
 
SNI 4813 1998 Triaxial UU-.pdf
SNI 4813 1998 Triaxial UU-.pdfSNI 4813 1998 Triaxial UU-.pdf
SNI 4813 1998 Triaxial UU-.pdf
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
Prosedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap TeodolitProsedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap Teodolit
 

More from antonius giovanni (11)

Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bab 8 sand cone
Bab 8 sand coneBab 8 sand cone
Bab 8 sand cone
 
Bab 7 cbr
Bab 7 cbrBab 7 cbr
Bab 7 cbr
 
Bab 6 pemadatan
Bab 6  pemadatanBab 6  pemadatan
Bab 6 pemadatan
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Kartu acc mektan ii
Kartu acc mektan iiKartu acc mektan ii
Kartu acc mektan ii
 
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Daftar gambar
Daftar gambarDaftar gambar
Daftar gambar
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (7)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Bab 5 triaxial

  • 1. 45 BAB V PERCOBAAN TRIAXIAL (TRIAXIAL TEST) PADA KONDISI “UNCONSOLIDATED-UNDRAINED” TANPA PEMBACAAN TEKANAN PORI V.1 MAKSUD PERCOBAAN Maksud percobaan adalah untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat triaxial pada kondisi “unconsolidated-undrained” tanpa pengukuran tekanan pori. V.2 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Sel triaxial dengan dinding transparan dan perlengkapannya. 2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan ketelitian 0,1 atau 0,05 – 7,5 mm/menit. 3. Alat kompresi untuk menekan benda secara axial, dengan kecepatan yang dapat diatur antara 0,05 –7,5 mm/menit. 4. Arloji ukur untuk mengukur pemendekan axial benda uji. 5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat peregang membran dan gelang karet pengikat. 6. Cetakan tanah, gergaji, alat bubut tanah, dan sebagainya. 7. Alat-alat pemeriksa kadar air tanah. V.3 BENDA UJI  Benda uji yang perlu disediakan sekurang-kurangnya 3 buah. Benda uji berupa silinder tanah dengan perbandingan antara tinggi diameter yaitu 2 : 1 dan 3 : 1.  Diameter minimum benda uji adalah 3,3 cm.  Apabila diameter benda uji < 7,10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter benda uji, sedang bila diameter benda uji > 7,10 cm butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6 diameter benda uji.
  • 2. 46 V.4. PERSIAPAN BENDA UJI 1. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli dari tabung contoh yang diameternya sudah sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh masuk tabung cetak belah. Potong benda uji rata bagian atas dan bawahnya. Bila perlu permukaan yang tidak rata ditambal. Kemudian keluarkan dari tabung cetak. 2. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang dinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau dengan gergaji kawat, atau dibubut hingga didapat ukuran yang diinginkan. 3. Bila contoh tanah pada buatan, maka dapat berupa: a. Contoh tanah yang rusak (gagal dalam persiapan/pelaksanaan percobaan) dapat dibentuk kembali dengan memasukkan kedalam kantong plsatik/karet, remas dengan jari sampai rata seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan sehingga kepadatannya sama dengan asli. b. Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh tanah dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang dinginkan. Pemadatan dapat dilaksanakan dengan menumbuk tanah pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar dengan alat pengeluar contoh masuk tabung contoh atau dapat pula dengan dipotongkan dibubut. Pemadatan dapat pula dilaksanakan langsung pada cetakan belah. c. Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijenuhkan sebelum percobaan. Bila demikian catat dan cantumkan pada laporan. 4. Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter dan tinggi dari benda uji. Kemudian timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.
  • 3. 47 V.5 PEMASANGAN BENDA UJI 1. a. Taruh benda uji di atas tutup bawah benda uji (specimen cap), kemudian letakkan tutup atas di atas benda uji. Pada percobaan “unconsolidated-undrained’ gunakan tutup-tutup yang tidak berlubang. b. Gunakan peregang membran (vaccum), selubungkan membran pada benda uji. Matikan pompa vakum, kemudian selubungkan membran pada tutup atas maupun bawah dengan gelang karet pengikat. Untuk menjamin rapat air dapat dioleskan pelumas pekat (silicon grease) pada tepi tutup benda uji. 2. Pasanglah benda uji yang sudah di bungkus membran pada tumpuan dasar sel triaxial. Aturlah agar kedudukannya benar-benar sentris. Pasang dinding sel triaxial dan dibuat bebas terhadap benda uji. Aturlah arloji ukur cincin beban pada pembacaan nol. 3. a. Isilah sel traxial dengan air dan berikan tekanan air ini (tekanan sel) sampai harga yang diinginkan. b. Jalankan/atur dengan pemutar tangan agar piston beban hampir (belum) menempel benda uji. Baca dan catat arloji ukur cincin beban, yang akan mengukur gaya akibat tekanan ke atas oleh air sel dalam piston, berat piston dan gesekan, yang dipakai sebagai koreksi pada pembacaan selanjutnya. c. Atur lagi sehingga piston beban mulai menempel benda uji. d. Atur arloji cincin beban, sehingga dengan diperhitungkan koreksi tersebut tadi arloji membaca nol. e. Atur arloji regangan/pemendekan benda uji pada pembacaan nol. V.6 PEMBEBANAN 1. Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0,5 – 2%/menit. Baca dan catat pembacaan arloji ukur cincin beban dan arloji ukur pemendekan benda uji pada kedudukan-kedudukan pemendekan 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%;
  • 4. 48 kemudian pada 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5%; 3,0% dan setelah itu pemendekan 10% (jika tanah belum pecah dapat dibaca setiap 2%). Lanjutkan pembacaan ini sampai pemendekan 15% (meski tanah sudah pecah) atau jika tanah belum pecah lanjutkan pembacaan sampai pemendekan 20%. Pembacaan yang lebih kerap dapat/perlu dilakukan pada saat tanah mendekati pecah. 2. Selama pembebanan amati selalu manometer tekanan sel, dan aturlah selalu agar tekanan hampir konstan, terkecuali bila memang digunakan alat dengan tekanan konstan. 3. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji. 4. Bukalah membran karet dan catat/buat sketsa bentuk pecahnya tanah. 5. Timbang dan catat berat benda uji. 6. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji. Catatan : 1. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji. 2. Bukalah membran karet dan catat/buat sketsa bentuk pecahnya tanah. 3. Timbang dan catat berat benda uji. 4. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji. V.7 PERHITUNGAN 1. Hitunglah regangan axial tanah, untuk setiap beban yang dibaca, yaitu : Lo ΔL ε  dimana : ΔL = perpendekan benda uji yang terbaca pada arloji ukur. Lo = panjang/tinggi benda uji semula. 2. Hitunglah luas rata-rata penampang tanah (A) pada setiap beban, yaitu : (V.1)
  • 5. 49 ε)(1 Ao A'   dimana : Ao = luas penampang benda uji semula. 3. Hitung tegangan deviator pada setiap beban (σ1 – σ3), yaitu : A' P σσ 31  dimana : P = beban yang bekerja 4. Gambarkan hubungan antara tegangan deviator dan regangan, dengan tegangan deviator sebagai ordinat dan regangan sebagai absis. Cari dari grafik ini tegangan deviator dan regangan yang memecahkan benda uji, yaitu tegangan deviator pada regangan 20%, dimana yang lebih dahulu terjadi pada pemeriksaan. 5. A. Hitunglah tegangan utama mayor dan minor pada saat pecah, yaitu : Tegangan utama minor : σ3 = tekanan sel Tegangan utama mayor : σ1 = P A + σ3 B. Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat pecah pada salib sumbu dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis, sbb: Buatlah setengah lingkaran dengan pusatnya terletak pada sumbu tegangan normal dengan absis = ( 𝜎1+𝜎3 2 ) dan dengan jari-jari = ( 𝜎1−𝜎3 2 ). 6. Gambarkan lingkaran-lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi benda-benda uji lainnya yang telah diperiksa. 7. Gambarkan garis singgung persekutuan yang meyinggung lingkaran Mohr. Garis ini disebut garis selubung (Strength envelope atau Failure envelope). Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertikal (sumbu tegangan geser) merupakan nilai kohesi semu (Cu) dan sudut garis selubung dengan sumbu mendatar adalah sudut geser intern semu (θu). (V.2) (V.3)
  • 6. 50 8. Untuk mendapatkan nilai Cu dan θu dapat pula diperoleh dengan menggunakan grafik dengan ordinat ( 𝜎1−𝜎3 2 ) dan absis ( 𝜎1+𝜎3 2 ). Data pemeriksaan pada masing-masing benda uji memberikan satu titik pada grafik ini. Tarik garis lurus penghubung terbaik pada titik-titik tersebut. Apabila garis ini memotong sumbu vertikal pada jarak b (dari 0,0) dan membentuk sudut dengan sumbu mendatar, maka nilai Cu dan θu dapat dihitung dari hubungan dibawah ini. Sin θu = tan α Cu = b/cos θu Catatan : Untuk mereduksi pengaruh gesekkan dan adhesi terhadap pengembangan mendatar antara benda uji dengan tutup dasar dan tutup atas dapat digunakan dua lapis lembaran karet bulat, yang diolesi dengan pelumas pekat (silicon grease) antara kedua karet dan antara karet dengan tutup bawah/atas. Karet ini dipasang di atas maupun di bawah benda uji. Diameter karet dibuat sama dengan tutup bawah/atas dan tebalnya minimum 0,13 mm dan maksimum 0,80 mm. Jika digunakan cara ini, tinggi benda uji yang dipakai boleh diambil antara 1,2 – 2 kali diameternya. (V.4)
  • 7. 51 Tabel V.1 Hasil Percobaan Triaxial Proyek : Praktikum Kalibrasi : 0,08 kg No.contoh : 1,2,3 Diameter : 3,480 cm Kedalaman : - : 6,750 cm Tanggal : 23-Apr-18 Luas ( Ao ) : 64,203 cm² A = ΔL ε = ΔL/Lo Pemb. Dial B. Piston T. Deviator Pemb. Dial B. Piston T. Deviator Pemb. Dial B. Piston T. Deviator (X10-3 ) (kg) Δσ = P/A (kg) Δσ = P/A (KN) (kg) Δσ = P/A 0 0,000 0 0,000 64,203 0,000 0 0,000 64,203 0,000 0 0,000 64,203 0,000 25 0,004 3 0,240 64,441 0,047 12 0,960 64,441 0,186 9 0,720 64,441 0,140 50 0,007 4 0,320 64,682 0,062 14 1,120 64,682 0,216 11 0,880 64,682 0,170 75 0,011 5 0,400 64,924 0,077 15 1,200 64,924 0,231 12 0,960 64,924 0,185 100 0,015 5 0,400 65,168 0,077 16 1,280 65,168 0,246 14 1,120 65,168 0,215 150 0,022 8 0,640 65,662 0,122 18 1,440 65,662 0,274 16 1,280 65,662 0,244 200 0,030 9 0,720 66,163 0,136 19 1,520 66,163 0,287 18 1,440 66,163 0,272 250 0,037 9 0,720 66,672 0,135 20 1,600 66,672 0,300 19 1,520 66,672 0,285 300 0,044 10 0,800 67,189 0,149 20 1,600 67,189 0,298 21 1,680 67,189 0,313 350 0,052 11 0,880 67,714 0,162 20 1,600 67,714 0,295 22 1,760 67,714 0,325 400 0,059 12 0,960 68,247 0,176 23 1,840 68,247 0,337 450 0,067 12 0,960 68,788 0,174 24 1,920 68,788 0,349 500 0,074 13 1,040 69,339 0,187 25 2,000 69,339 0,361 26 2,080 64,203 0,405 27 2,160 64,203 0,421 28 2,240 64,203 0,436 Tinggi ( Ho / Lo) 93,35 92,840 93,200 93,62 47,830 50,090 48,420 A = Ao/1- ε A = Ao/1- ε 86,07 PERCOBAAN TRAXIAL (TRI-TEST) Pada Kondisi “UNCONSOLIDATED-UNDRAINED” σ = 0.5 σ = 1.0 σ = 2.0Tekanan Sel B. Tanah Basah (Wo) B. Tanah Kering (W3') Kadar Air (W) A = Ao/1- ε 94,1
  • 8. 52 Gambar V.1 Grafik Regangan Vs Tegangan Deviator 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 TeganganDeviator(kg/cm²) Regangan (%) Grafik Regangan Vs Tegangan Deviator σ = 0.5 σ = 1.0 σ = 2.0
  • 9. 53 Tabel V.2 Perhitungan Lingkaran Mohr Gambar V.2 Grafik Diagram Mohr σ₃ P/A σ₁ X Y (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) 0,5 0,187 0,687 0,594 0,094 1 0,300 1,300 1,150 0,150 2 0,436 2,436 2,218 0,218 𝜎₃ − 𝜎₁ 2 𝜎₃+𝜎₁ 2
  • 10. 54 V.8 KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada diagram Mohr garis singgung persekutuan disebut garis selubung. 2. Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertikal (sumbu tegang geser) merupakan nilai kohesi semu (Cu) dan garis sudut selubung dengan sumbu mendatar adalah sudut dalam intern semu (ϕ). 3. Dari diagram mohr, didapatkan sudut geser (θ) sebesar 4º dan nilai kohesi (c) = 0,076. V.9 SARAN 1. Hendaknya dalam melakukan percobaan Triaxial dilakukan dengan sungguh-sungguh dan teliti, baik pada waktu pengamatan, pengoperasian dan pencatatan data serta perhitungan. 2. Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami maksud serta tujuan dilakukannya percobaan ini 3. Diharapkan menghasilkan data-data dan analisa perhitungan yang akurat.